• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VIII.5 Haemophillus Influenzae tipe B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab VIII.5 Haemophillus Influenzae tipe B"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Imunisasi untuk PD31 284 Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014

Hardiono D.Pusponegoro

Bab VIII.5

Haemophillus Influenzae

tipe B

Hardiono D.Pusponegoro

Haemophyllus influenzae tipe b (Hib) bukan virus influenza, tetapi

merupakan suatu bakteri Gram negatif. Haemophyllus influenzae terbagi atas jenis yang berkapsul dan tidak berkapsul. Tipe yang tidak berkapsul umumnya tidak ganas dan hanya menyebabkan infeksi ringan misalnya faringitis atau otitis media. Jenis yang berkapsul terbagi dalam 6 serotipe dari a sampai f. Di antara jenis yang

berkapsul, tipe b merupakan tipe yang paling ganas dan merupakan

salah satu penyebab tersering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan anak berumur kurang dari 5 tahun.

Infeksi Hib menyebabkan meningitis (radang selaput otak)

dengan gejala demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran, kejang dan kematian. Penyakit lain yang dapat terjadi adalah pneumonia, selulitis, artritis dan epiglotitis.

Meningitis

Di negara barat, Hib menyebabkan penyakit pada 20-200 per 100.000 penduduk. Perbedaan angka kejadian tersebut disebabkan perbedaan teknik pemantauan/surveilans, teknik pengambilan materi pemeriksaan, teknik pemeriksaan laboratorium, dan pola

penggunaan antibiotik. Beberapa faktor risiko misalnya umur kurang

dari 5 tahun, pembawa kuman di tenggorok (karier), penyebaran infeksi di tempat penitipan anak, lingkungan yang padat, dan bayi yang tidak mendapat ASI. Laporan dari Asia menunjukkan bahwa Hib merupakan penyebab terpenting meningitis. Di Indonesia, dilaporkan bahwa Hib ditemukan pada 33% di antara kasus meningitis. Pada penelitian lanjutan didapatkan bahwa Hib merupakan 38% di antara

(2)

Imunisasi untuk PD31

Haemophillus Influenza tipe B

penyebab meningitis pada bayi dan anak berumur kurang dari 5

tahun. Laporan dari negara-negara Asia cenderung menunjukkan bahwa Hib merupakan penyebab meningitis terbanyak bersama pneumokokus dan meningokokus, tetapi insidens meningitis rendah.

Pneumonia

Haemophyllus influenzae sebagai penyebab pneumonia lebih sulit dibuktikan karena metode pengambilan bahan pemeriksaan jauh

lebih sulit. Penelitian membuktikan bahwa pneumonia disebabkan oleh virus pada 25%-75% kasus, sedangkan bakteri pada umumnya ditemukan pada kasus yang berat. Bila kedua penyebab ditemukan, kemungkinan pneumonia pada awalnya disebabkan oleh virus,

kemudian terjadi infeksi bakteri. Kematian umumnya disebabkan

oleh infeksi bakteri. Sebelum diperkenalkan vaksin, H. influenzae tipe

b merupakan bakteri penyebab pneumonia yang penting. Identifikasi

yang sulit dari bakteri ini mengakibatkan insiden yang pasti tidak

diketahui, diduga H.influenzae tipe b bertanggung jawab terhadap 5-18% kejadian pneumonia. Di negara yang telah berkembang,

imunisasi menurunkan kejadian sindrom H.influenzae tipe b invasif

sampai lebih dari 95%, termasuk pneumonia.

Epidemiologi

Haemophyllus influenza hanya ditemukan pada manusia. Penyebaran terjadi melalui droplet dari individu yang sakit kepada orang lain.

Sebagian besar orang yang mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi pembawa kuman karena Hib menetap di tenggorokan. Prevalensi karier yang lebih dari 3% menunjukkan angka yang cukup tinggi. Penelitian pendahuluan di Lombok menunjukkan

prevalensi carrier-rate sebesar 4,6%, suatu angka yang cukup tinggi. Bila prevalensi pembawa kuman cukup banyak, kemungkinan

(3)

Imunisasi untuk PD31 286 Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014

Hardiono D.Pusponegoro

demikian, dampak Hib secara keseluruhan baru dapat dipastikan

dengan penelitian populasi di lapangan.

Vaksin Hib

Bagian kapsul Hib yang disebut polyribosyribitolphosphate (PRP) menentukan virulensi dari Hib. Vaksin Hib dibuat dari kapsul

tersebut. Vaksin awal yang terbuat dari PRP murni ternyata kurang efektif, sehingga saat ini digunakan konjugasi PRP dengan protein

dari berbagai komponen bakteri lain. Vaksin yang beredar di Indonesia adalah vaksin konjugasi dengan protein tetanus yang

disebut sebagai PRP-T. Vaksin Hib tersebut menunjukkan efikasi dan keamanan yang sangat tinggi, dan dapat digunakan bergantian

baik vaksin Hib monovalen atau kombinasi.

Jadwal dan dosis

• Vaksin Hib diberikan sejak umur 2 bulan.

• Vaksin Hib PRP-T diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan.

• Ulangan umumnya diberikan 1 tahun setelah suntikan terakhir.

• Apabila suntikan awal diberikan pada bayi berumur 6 bulan–1 tahun, 2 kali suntikan sudah menghasilkan titer protektif; sedangkan setelah 1 tahun cukup 1 kali suntikan tanpa

memerlukan booster. Hal ini membuat dokter sering menunda pemberian vaksin Hib sehingga memerlukan dosis yang lebih sedikit.Pendapat ini salah, karena Hib lebih sering menyerang bayi kecil. Dua puluh enam persen terjadi pada bayi berumur 2-6 bulan dan 25% pada bayi berumur 7-11 bulan (CDC). Kasus termuda di Jakarta berumur 3 bulan.

• Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan

karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibodi.

Penelitian mengenai infeksi Hib di populasi di Lombok, juga

meneliti manfaat imunisasi Hib terhadap kejadian dan kematian

(4)

Imunisasi untuk PD31

Haemophillus Influenza tipe B

memang merupakan penyebab meningitis yang terbanyak. Saat ini vaksin Hib masuk dalam program nasional.

Daftar rujukan

1. Pusponegoro HD, Oswari H, Astrawinata D, Fridawati V. Epidemiologic study on bacterial meningitis in Jakarta and Tanggerang: preliminary report. Pediatr Infect Dis J 1998; 17:S176-8

2. Gessner BD, Sutanto A, Steinhoff M, dkk. A population-based survey of Haemophylus influenzae type b nasopharyngeal carriage prevalence in Lombok Island, Indonesia. Pediatr Infect Dis J, 1998; 17:S179-82.

3. Petola. Need for Haemophyllus influenzae type b vaccination in Asia as evidenced by epidemiology of bacterial meningitis. Pediatr Infect Dis J, 1998; 17:S148-51. 4. Levine, Schwartz B. Pierce N, Kane M. Development, evaluation and implementation of

Haemophylus influenzae type b vaccines for young children in developing countries: current status and priority actions. Pediatr Infect Dis J 1998; 17:S95-113.

5. Wenger JD, Ward JI. Haemophilus influenzae vaccine. In: Plotkin SA, Orenstein WA, eds. Vaccines. 4th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; 2004:229-68.

6. CDC. Active Bacterial Core Surveillance Report, Emerging Infections Program Network, Haemophilus influenzae, 2004 - provisional. Atlanta: Department of Health and Human Services; 2005.

7. Peltola H. Burden of meningitis and other severe bacterial infections of children in Africa: implications for prevention. Clin Infect Dis. 2001;31:64-75.

8. American Academy of Pediatrics. Haemophilus influenzae infections. In: Pickering LK, ed. Red Book: 2006 Report of the Committee on Infectious Diseases. 27th ed. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; 2006:310-318.

(5)

Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014 i

Pedoman Imunisasi

Di Indonesia

Penyunting

IG.N. Gde Ranuh Hariyono Suyitno Sri Rezeki S. Hadinegoro Cissy B. Kartasasmita Ismoedijanto Soedjatmiko

Satgas Imunisasi - Ikatan Dokter Anak Indonesia

(6)

Disclaimer

Isi di dalam buku Pedoman Imunisasi di Indonesia ada lah hasil kesepakatan para penulis dan editor Satgas Imunisasi IDAI yang berasal dari berbagai sumber. Buku ini merupakan pedoman umum dalam melakukan imunisasi di Indonesia dan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Kemungkinan dapat terjadi perbedaan dengan sumber-sumber lain karena perkembangan ilmu dan kebijakan setempat.

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin penulis dan penerbit

Diterbitkan pertama kali tahun 2001 Diterbitkan kedua kali tahun 2005 Diterbitkan ketiga kali tahun 2008 Diterbitkan keempat kali tahun 2011 Diterbitkan kelima kali tahun 2014 Koordinator Penerbitan

Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A(K)

Art director: J.A. Wempi

Type setting: Diyan Dwinandio, Yuni Astria, Unggul Sodjo Sumber foto sampul: Agung Darmanto, JO Octora, Ahmad Fadil, Kusnandi Rusmil

Edisi 5, cetakan pertama 2014 Penerbit buku ini dikelola oleh:

Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia ISBN 978-979-8421-34-1

(7)

Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014 vii

Daftar Isi

Sambutan Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI ... iii

Prakata Tim Penyunting ...v

Daftar Kontributor ...ix

Daftar Singkatan ... xiii

Bab I Dasar-Dasar Imunisasi ...1

1 Imunisasi Upaya Pencegahan Primer ...2

2 The Value of Vaccination ...9

3 Basis Imunologi Vaksinasi ...24

Bab II Jadwal Imunisasi ...45

1 Program Imunisasi Nasional ...46

2 Jadwal Imunisasi ...54

3 Jadwal Imunisasi Tidak Teratur ...74

4 Vaksin Kombinasi ...79

5 Imunisasi Anak Sekolah dan Remaja...91

Bab III Imunisasi Kelompok Berisiko ...99

1 Imunisasi pada Bayi dan Anak Berisiko ...100

2 Travel Vaccination ...112

3 Vaksinasi dalam Keadaan Bencana ...121

Bab IV Prosedur Imunisasi ...130

1 Jenis Vaksin ...131

2 Tata Cara Pemberian Imunisasi ...137

3 Penjelasan Kepada Orangtua Mengenai Imunisasi ...152

4 Pencatatan Imunisasi ...161

5 Penyuntikan yang Aman (Safety Injection) dan Penanganan Limbah Imunisasi ...165

Bab V Penyimpanan dan Transportasi Vaksin ...179

(8)

2 Kualitas Vaksin ...190

Bab VI Imunisasi Pasif ...195

Bab VII Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ...211

1 Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)/ Adverse Events Following Immunization (AEFI) ...212

2 Pelaporan KIPI ...239

Bab VIII Imunisasi untuk PD31 ...246

1 Hepatitis B ...247

2 Poliomielitis ...255

3 Tuberkulosis ...266

4 Difteri, Tetanus, Pertusis ...271

5 Haemophillus Influenza tipe B ...284

6 Pneumokokus ...288

7 Rotavirus ...299

8 Influenza...305

9 Campak ...313

10 Varisela ...318

11 Campak, Gondongan dan Rubela (Measles, Mumps, Rubella = MMR) ...322

12 Tifoid...330

13 Hepatitis A ...335

14 Human Papilloma Virus ...342

15 Rabies/Lyssa ...347

16 Meningokokus ...355

17 Japanese Ensefalitis ...362

18 Yellow Fever ...368

19 Kolera...373

Bab IX Miskonsepsi dan Kontroversi ...377

1 Miskonsepsi Imunisasi ...378

2 Kontroversi dalam Imunisasi ...387

Bab X Tanya Jawab Orang Tua Mengenai Imunisasi ...400

Bab XI Glossary ...414

(9)

Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014 ix

Daftar Kontributor

Achmad Suryono

(alm) UKK Perinatologi IDAI

Agus Firmansyah UKK Gastrohepatologi IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Anang Endaryanto UKK Alergi Imunologi IDAI, Bagian IKA FK Universitas Airlangga/RSUP Dr. Soetomo, Surabaya

Alan Roland

Tumbelaka (alm) UKK Infeksi & Pediatri Tropis IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/ RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta Arwin A Purbaya

Akib UKK Alergi Imunologi IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Boerhan Hidayat UKK Gizi IDAI, Bagian IKA FK Universitas Airlangga/ RSUP Dr. Soetomo, Surabaya Cissy B

Kartasasmita UKK Respirologi IDAI, Bagian IKA, FK Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Corry S. Matondang

(alm) UKK Alergi Imunologi IDAI

Dahlan Ali Musa UKK Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial IDAI Fatimah Indarso UKK Perinatologi IDAI

Gatot Irawan Sarosa UKK Perinatologi IDAI, Bagian IKA, FK Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang Hanifah Oswari UKK Gastrohepatologi IDAI, Departemen

IKA, FK Universitas Indonesia/RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

(10)

Hardiono D

Poesponegoro UKK Neurologi IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Hariyono Soeyitno UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI Harsono Salimo UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial

IDAI, Bagian IKA FK Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Solo

Hartono Gunardi UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Hindra Irawan

Satari UKK Infeksi dan Pediatri Tropis IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/ RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta Iskandar Syarif UKK Neurologi IDAI, Bagian IKA FK

Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil, Padang

Ismoedijanto P.

Moedjito UKK Infeksi dan Pediatri Tropis IDAI, Bagian IKA, FK Airlangga/RSUP Dr. Soetomo, Surabaya

IGN Gde Ranuh UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, Bagian IKA, FK Airlangga/ RSUP Dr. Soetomo, Surabaya

Jose R L Batubara UKK Endokrin IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Kusnandi Rusmil UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, Bagian IKA, FK Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung Muhammad Slamet

Chandra Kusuma UKK Respirologi IDAI, Bagian IKA FK Universitas Brawijaya/RSUD Saiful Anwar, Malang

(11)

Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014 xi

Nastiti N.Rahajoe UKK Respirologi IDAI Noenoeng Rahajoe UKK Respirologi IDAI Purnamawati S.

Pujiarto UKK Gastrohepatologi IDAI

Soedjatmiko UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Soegeng Soegijanto UKK Infeksi dan Pediatri Tropis IDAI, Bagian IKA, FK Airlangga/RSUP Dr. Soetomo, Surabaya

Sofyan Ismael UKK Neurologi IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Sri Rezeki

S.Hadinegoro UKK Infeksi dan Pediatri Tropis IDAI, Departemen IKA FK Universitas Indonesia/ RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta Sri Suparyati

Soenarto UKK Gastro-Hepatologi IDAI, Bagian IKA FK Universitas Gadjah Mada/RSUP. Dr. Sardjito, Yogyakarta

Syahril Pasaribu UKK Infeksi & Pediatri Tropis IDAI, Bagian IKA, FK Sumatera Utara/ RSUP Dr. H Adam Malik, Medan

Syawitri P Siregar UKK Alergi Imunologi IDAI

TH Rampengan UKK Infeksi & Pediatri Tropis IDAI, Bagian IKA, FK Sam Ratulangi/ RSUP Dr. Malalayang, Manado

Titut S.

(12)

Toto Wisnu

Hendarto UKK Perinatologi IDAI, Bagian IKA RS Ibu & Anak Harapan Kita, Jakarta UKK: Unit Kerja Koordinasi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Pembelajaran: Melalui Text Based Language Learning peserta didik mampu mengembangkan perilaku tanggungjawab, kerjasama dan percaya diri dalam menerapkan dan

Subjek (responden) penelitian ini berjumlah 40 orang. Data hasil uji organoleptik dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase penerimaan responden

Deskriptif teks ialah teks yang menjelaskan/ menggambarkan tentang seseorang, benda, atau tempat. Teks ini bertujuan untuk menggambarkan atau ,mengungkapkan orang atau benda

Pemerintah kota Manado perlu untuk menjaga konsistensi pertumbuhan yang terjadi di sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan agar dapat terus memberi kontribusi

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa mayoritas Tingkat Stres pada Mahasiswi Tingkat Akhir Program Studi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebanyak 13 orang

Yang bertanda tangan dibawah ini orang tua/wali dari calon siswa di Lembaga Pendidikan Insan Fikri Cendekia/ TK-SDI Al-Fikri :.. Ii, the undersigned, parents/guardian

Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, tabungan merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang

Anda juga mungkin melihat bahwa hidup ini berat dan butuh perjuangan tiada akhir, romansa adalah ajang peperangan Anda dengan pria atau wanita idaman Anda,