• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Inflasi Kota Kendari bulan Agustus tahun 2016, tercatat sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 121,66. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, 33 kota tercatat inflasi dan 49 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Manokwari dan Sorong (Provinsi Papua) masing-masing 1,27 persen dan inflasi terendah tercatat di DKI Jakarta (Provinsi DKI) dan Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara) masing-masing 0,01 persen. Sementara itu deflasi terbesar tercatat di Kupang (Provinsi Nusa Tenggara Timur) 0,87 persen dan deflasi terendah di Cilegon (Provinsi Jawa Barat) 0,01 persen.

 Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok kesehatan 1,40 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,96 persen; sandang 0,94 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,48 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,28 persen serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,14 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu bahan makanan 1,46 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah tarip listrik; rokok kretek filter; ekor kuning; tarip pulsa ponsel; bawang merah; bimbingan belajar; rokok putih; sandal kulit; sepatu anak serta shampo.

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah terong panjang; cakalang/sisik; apel; kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso; bayam; bandeng/bolu; rambe; angkutan udara; baronang serta tomat sayur.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, satu kota tercatat inflasi dan sepuluh kota tercatat deflasi. Inflasi tercatat di Kota Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara) 0,01 persen dengan IHK 121,66. Sementara deflasi tertinggi tercatat di Kota Pare-Pare (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,80 dengan IHK 121,13 persen dan deflasi terendah tercatat di Kota Bulukumba (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,05 persen dengan IHK 128,25.  Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-Agustus) 2016 tercatat 3,05 persen dan tingkat inflasi

tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) 3,73 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari-Agustus) 2015 0,97 persen dan laju inflasi year on year (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) tercatat sebesar 6,08 persen.

 Nasional Agustus 2016 tercatat deflasi 0,02 persen, laju inflasi (Januari – Agustus 2016) tercatat 1,74 dan laju inflasi year on year (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) tercatat 2,79 persen.

No. 47/09/Th. XIX, 1 September 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

AGUSTUS 2016 INFLASI 0,01 PERSEN

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Agustus 2016 tercatat inflasi sebesar 0,01 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,65 pada Juli 2016 menjadi 121,66 pada Agustus 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 2016 3,05 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) sebesar 3,73 persen.

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok kesehatan 1,40 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,96 persen; sandang 0,94 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,48 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,28 persen serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,14 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu bahan makanan 1,46 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2016 antara lain: ikan asin belah; sandal kulit wanita; daun singkong; jeruk nipis/limau; sepatu anak; BH katun; sepatu wanita; kacang tanah; bawang merah serta tembang.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah terong panjang; apel; tulang sapi; kol putih/kubis; jagung manis; sawi hijau; baronang; labu parang/manis/merah; tomat sayur serta daun paku/pakis

.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Agustus 2016, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang 0,07 persen; kelompok kesehatan 0,06 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,03 persen. Sedang kelompok yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,36 persen.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari Agustus 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan Agustus 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) Agustus 2015 Desember 2015 Agustus 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 117,29 118,06 121,66 0,01 3,05 3,73 1 Bahan Makanan 120,34 121,01 128,75 -1,46 6,40 6,99

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 117,53 119,95 126,85 0,96 5,75 7,93

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 122,01 122,93 123,25 0,28 0,26 1,02

4 Sandang 97,04 98,16 102,55 0,94 4,47 5,68

5 Kesehatan 113,06 113,66 119,73 1,40 5,34 5,90

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 104,18 105,92 114,15 0,48 7,77 9,57

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 121,92 121,39 120,30 0,14 -0,90 -1,33

1) Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2016 terhadap IHK bulan Agustus 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Agustus 2015 – Agustus 2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – Agustus 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%) Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desember 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Februari 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 April -0,62 -0,45 1,16 0,16 Mei 0,15 0,24 1,31 0,40 Juni 0,93 0,66 2,25 1,06 Juli 0,77 0,69 3,04 1,76 Agustus 0,01 -0,02 3,05 1,74 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari

Juli 2016 dan Agustus 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi (%)

Juli Agustus

(1) (2) (3)

U M U M 0,77 0,01

1. Bahan Makanan 0,05 -0,36

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,05 0,10

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,07 0,07

4. Sandang 0,04 0,07

5. Kesehatan 0,00 0,06

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,39 0,03

(5)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) Agustus 2016 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Agustus 2016 tercatat deflasi 1,46 persen atau terjadi penurunan indeks dari 130,66 pada Juli 2016 menjadi 128,75 pada Agustus 2016.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat tujuh subkelompok diantaranya deflasi dan empat subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok buah-buahan 7,57; sayur-sayuran 4,81; lemak dan minyak 2,19; ikan segar 1,81; daging dan hasilnya 1,28; telur, susu dan hasil-hasilnya 0,61serta padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya 0,02. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah ikan diawetkan 8,41; bumbu-bumbuan 2,57 serta kacang-kacangan dan bahan makanan lainnya masing-masing 1,26.

Kelompok ini pada Agustus 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,36 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: terong panjang dan cakalang/sisik 0,06 persen; apel, kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso dan bayam 0,04 persen serta bandeng/bolu, rambe dan baronang sebesar 0,03 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Agustus 2016 tercatat inflasi 0,96 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 125,65 pada Juli 2016 menjadi 126,85 pada Agustus 2016.

(6)

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Agustus 2016 yaitu tembakau dan minuman beralkohol 3,06 persen; makanan jadi 0,30 persen serta subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,02 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2016 keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi yaitu rokok kretek filter 0,05 persen; rokok putih 0,03 persen serta nasi dengan lauk dan rokok kretek 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang lain tidak memberikan sumbangan inflasi maupun deflasi.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Agustus 2016 mencatat inflasi sebesar 0,28 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,90 pada Juli 2016 menjadi 123,25 pada Agustus 2016.

Dari empat subkelompok, tiga subkelompok tercatat inflasi yaitu subkelompok bahan bakar penerangan dan air 0,79 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,33 persen serta subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,24 persen. Sementara subkelompok yang tercatat deflasi yaitu biaya tempat tinggal 0,01 persen.

Pada Agustus 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi yaitu tarif listrik 0,06 persen dan lemari pakaian 0,01 persen, sedang komoditas lainnya tidak memberikan sumbangan inflasi maupun deflasi.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Agustus 2016 tercatat inflasi sebesar 0,94 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 101,59 pada Juli 2016 menjadi 102,55 pada Agustus 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Agustus 2016 yaitu subkelompok sandang wanita 1,84 persen; sandang laki-laki 0,85 persen; barang pribadi dan sandang lainnya 0,78 persen serta sandang anak-anak 0,30 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu sandal kulit wanita dan sepatu anak 0,03 persen serta sepatu wanita, sepatu laki-laki, jam tangan dan BH katun 0,01 persen. Sementara yang memberikan sumbangan negatif yaitu baju anak stelan, blus wanita dan pakaian bayi 0,01 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Agustus 2016 tercatat inflasi 1,40 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 118,08 Juli 2016 menjadi 119,73 pada Agustus 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada Agustus 2016 yaitu subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik 2,40 persen; jasa kesehatan 0,70 persen serta obat-obatan 0,53 persen. Sementara subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

(7)

Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu shampo 0,02 persen serta sabun mandi, dokter umum dan parfum masing-masing 0,01 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Agustus 2016 tercatat inflasi 0,48 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 113,61 pada Juli 2016 menjadi 114,15 pada Agustus 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok kursus-kursus/pelatihan 3,49 persen; olahraga 1,50 persen serta perlengkapan/peralatan pendidikan 0,16 persen. Sementara subkelompok pendidikan dan rekreasi tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan positif, yaitu bimbingan belajar 0,03 persen sedang komoditas yang lain tidak mmengalami perubahan.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Agustus 2016 tercatat inflasi 0,14 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,13 pada Juli 2016 menjadi 120,30 pada Agustus 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,81 persen, sedang transpor tercatat deflasi 0,05 persen. Sementara subkelompok sarana dan penunjang transpor serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Agustus 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil positif adalah tarip pulsa ponsel 0,04 persen dan sepeda motor 0,02 persen. Sedang komoditas angkutan udara memberikan sumbangan/andil negatif 0,03 persen, sementara komoditas yang lain tidak memberikan sumbangan/andil inflasi maupun deflasi.

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan Agustus 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 121,66 0,01

I BAHAN MAKANAN 128,75 -1,46

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 123,11 -0,02

Daging dan Hasil-hasilnya 118,50 -1,28

Ikan Segar 134,16 -1,81

Ikan Diawetkan 147,55 8,41

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 124,27 -0,61

Sayur-sayuran 128,89 -4,81

Kacang – kacangan 113,91 1,26

Buah – buahan 112,39 -7,57

Bumbu – bumbuan 156,84 2,57

Lemak dan Minyak 121,29 -2,19

Bahan Makanan Lainnya 121,04 1,26

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 126,85 0,96

Makanan Jadi 124,71 0,30

Minuman yang Tidak Beralkohol 120,51 0,02

Tembakau dan Minuman Beralkohol 137,31 3,06

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 123,25 0,28

Biaya Tempat Tinggal 112,36 -0,01

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 160,79 0,79

Perlengkapan Rumahtangga 109,43 0,33 Penyelenggaraan Rumahtangga 122,70 0,24 IV SANDANG 102,55 0,94 Sandang Laki-laki 95,81 0,85 Sandang Wanita 106,46 1,84 Sandang Anak-anak 114,36 0,30

Barang Pribadi dan Sandang Lain 95,87 0,78

V KESEHATAN 119,73 1,40

Jasa Kesehatan 113,86 0,70

Obat-obatan 107,49 0,53

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 129,91 2,40

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 114,15 0,48

Pendidikan 113,79 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 148,24 3,49

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 104,46 0,16

Rekreasi 111,58 0,00

Olahraga 105,16 1,50

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 120,30 0,14

Transpor 130,57 -0,05

Komunikasi Dan Pengiriman 96,91 0,81

Sarana dan Penunjang Transpor 117,90 0,00

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Inflasi Kota Kendari Agustus 2016 tercatat 0,01 persen dan tahun kalender (Januari - Agustus) 2016 tercatat 3,05 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) tercatat 3,73 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama Agustus 2015 tercatat 0,64 persen, tahun kalender (Januari – Agustus) 2015 sebesar 0,97 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Agustus 2015 terhadap Agustus 2014 tercatat 6,08 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. Agustus -0,11 0,64 0,01

2. (Januari - Agustus) tahun kalender 2,23 0,97 3,05

3. Agustus terhadap Agustus (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) 0,31 6,08 3,73

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada Agustus 2016 di Kota Kendari tercatat inflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,66. Dari 82 kota IHK 33 kota tercatat inflasi dan 49 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Manokwari dan Sorong 1,27 persen dengan IHK masing-masing 121,60 dan 127,38 sedang inflasi terendah tercatat di DKI Jakarta dan Kendari 0,01 persen dengan IHK masing-masing 125,10 dan 121,66.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota. Pada Agustus 2016, 15 kota tercatat inflasi dan 8 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Pangkal Pinang 0,93 persen dengan IHK 129,73 dan inflasi terendah tercatat di Kota Dumai 0,05 persen dengan IHK 125,11. (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi Agustus 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A Agustus IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 123,82 0,52 2. Banda Aceh 118,02 -0,35 3. Lhoksemawe 119,79 0,49 4. Sibolga 126,78 0,61 5. Pematang Siantar 129,14 0,66 6. Medan 128,59 0,82 7. Padangsidempuan 122,73 -0,41 8. Padang 130,40 0,84 9. Bukittinggi 123,83 0,40 10. Tembilahan 129,31 0,26 11. Pekanbaru 123,95 0,13 12. Dumai 125,11 0,05 13. Bungo 123,10 -0,19 14. Jambi 124,86 0,13 15. Palembang 123,23 -0,26 16. Lubuklinggau 121,76 -0,38 17. Bengkulu 133,95 0,52 18. Bandar Lampung 124,78 -0,11 19. Metro 132,86 0,64 20. Tanjung Pandan 132,60 -0,58 21. Pangkal Pinang 129,73 0,93 22. Batam 124,90 -0,34 23. Tanjung Pinang 124,88 0,06 NASIONAL 125,13 -0,02

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Agustus 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa 4 kota tercatat inflasi dan 22 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Bogor 0,23 persen dengan IHK 124,26 dan terendah tercatat di Kota DKI Jakarta 0,01 persen dengan IHK 125,10 sedang deflasi tertinggi tercatat di Kota Kediri 0,57 persen dengan IHK 121,32 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi Agustus 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A Agustus IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 125,10 0,01 2. Bogor 124,26 0,23 3. Sukabumi 123,87 -0,24 4. Bandung 123,50 -0,49 5. Cirebon 120,27 -0,10 6. Bekasi 121,54 0,08 7. Depok 123,18 -0,24 8. Tasikmalaya 123,29 -0,32 9. Cilacap 126,90 -0,18 10. Purwokerto 121,79 -0,51 11. Kudus 129,65 -0,48 12. Surakarta 121,36 -0,25 13. Semarang 123,44 -0,21 14, Tegal 121,83 -0,45 15. Yogyakarta 122,52 -0,04 16. Jember 121,10 -0,30 17. Banyuwangi 121,82 -0,14 18. Sumenep 121,73 -0,43 19. Kediri 121,32 -0,57 20. Malang 125,10 -0,03 21. Probolinggo 122,48 -0,20 22. Madiun 121,46 -0,52 23. Surabaya 124,65 0,10 24. Tangerang 131,37 -0,08 25. Cilegon 129,21 -0,01 26. Serang 131,54 -0,08 NASIONAL 125,13 -0,02

(12)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada Agustus 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat 13 kota inflasi dan 9 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Manokwari dan Kota Sorong 1,27 persen dengan IHK masing-masing 121,60 dan 127,38 sedang inflasi terendah tercatat di Kota Banjarmasin 0,07 persen dengan IHK 125,30. Deflasi tertinggi tercatat di Kota Kupang 0,87 persen dengan IHK 125,87 (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi Agustus 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A Agustus IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 133,54 0,80 2. Denpasar 121,83 0,45 3. Mataram 123,46 -0,44 4. Bima 129,71 0,08 5. Maumere 117,01 -0,34 6. Kupang 125,87 -0,87 7. Pontianak 135,37 0,41 8. Singkawang 125,89 0,78 9. Sampit 125,90 0,56 10. Palangkaraya 121,84 0,12 11. Tanjung 125,81 -0,53 12. Banjarmasin 125,30 0,07 13. Balikpapan 129,61 -0,18 14. Samarinda 127,74 0,39 15. Tarakan 135,70 -0,43 16. Ambon 124,07 0,43 17. Tual 138,13 -0,27 18. Ternate 129,66 -0,10 19. Manokwari 121,60 1,27 20. Sorong 127,38 1,27 21. Merauke 130,41 0,69 22. Jayapura 126,15 -0,18 NASIONAL 125,13 -0,02

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada Agustus 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi satu kota tercatat inflasi dan 10 kota tercatat deflasi. Kota yang tercatat inflasi adalah Kendari 0,01 persen dengan IHK 121,66. Sedang deflasi tertinggi tercatat di Kota

(13)

Pare-Pare 0,80 persen dengan IHK 121,13 dan terendah di Kota Bulukumba 0,05 persen dengan IHK 128,25 (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi Agustus 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) Agustus IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Manado 124,87 -0,38 2. Palu 125,50 -0,41 3. Bulukumba 128,25 -0,05 4. Watampone 119,72 -0,08 5. Makassar 124,99 -0,45 6. Pare-Pare 121,13 -0,80 7. Palopo 122,96 -0,42 8. Kendari 121,66 0,01 9. Baubau 129,23 -0,72 10. Gorontalo 121,47 -0,21 11. Mamuju 123,55 -0,79 NASIONAL 125,13 -0,02

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: antitoar@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Surianti Toar, MS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik jenis tanah, ketinggian tempat dan iklim dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) menunjukkan terdapat

sebesar 0,214 dan nilai siginifikan 0,022 dan (6) Motivasi Lulus tepat Waktu, Kemampuan Menulis Karya Tulis Ilmiah, Ketersediaan Sumber Belajar, Kualitas Bimbingan Skripsi, dan

Dosis bisoprolol untuk penderita dengan LFG 10 - 50 ml/menit adalah 75% dari dosis lazim.. Jadi regimen dosis bisoprolol untuk penderita tersebut menjadi 1,875-7,5 mg (1

Analisis wacana yang digunakan oleh peneliti adalah analisis wacana khususnya analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen. Model penelitian digunakan model Theo Van Leeuwen

 Street Package merupakan jenis modifikasi mesin yang tujuannya untuk akselerasi dan kecepatan lebih, dan juga masih dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari..  Pro Package

Berdasarkan kesimpulan tersebut, dan saran dari responden maka untuk meningkatkan kinerja operasional Bus Trans Jogja Trayek 8, disarankan kepada pemerintah dan

Dari pengukuran dinamik dan statik dibuat model hubungan konstanta elastik seperti, modulus Young (E), modulus bulk (K), dan nisbah Poisson dengan porositas terhadap batugamping

Rantai pasar IV memperlihatkan bahwa margin pemasaran cabai rawit yang diperoleh distributor luar Maluku untuk kedua komoditi lebih rendah dibandingkan margin