• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012 T E N T A N G PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012 T E N T A N G PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SUKAMARA

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

T E N T A N G

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Sukamara Tahun Anggaran 2012 perlu mengatur sasaran produksi pangan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502);

3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843);

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 18,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

(2)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Antara Pemerintah dan ank Umum Dalam Rangka Pembiayaan Kredit Usaha Tani;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi;

10. Keputusan Presiden Nomor 132 Tahun 2001 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 20/Kpts/OT.210/10;

12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 93/Kpts/OT.210/3/1997 tentang pedoman Pembinaan Kelompok Tani Nelayan;

13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/KMK.107/1999 tentang Penunjukan BUMN Sebagai Koordinator Penyaluran Kredit Program;

14. Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas Nomor 997/Kpts/OT.210/9/1999 tentang Pedoman Penerapan teknologi/Paket teknologi Pertanian Dalam Pelaksanaan Program Bimas Intensifikasi;

15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 399/Kpts/OT.530/8/2000 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Skim Kredit Ketahanan Pangan;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas Kabupaten Sukamara;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Pengertian

Dalam Lampiran Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.

2. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dengan harga terjangkau.

3. Koperasi Tani adalah badan usaha yang beranggotakan anggota kelompok tani yang bergerak di sektor Pertanian dan tumbuh berdasarkan kesamaan aktifitas dan kepentingan ekonomi.

(3)

4. Kredit Ketahanan Pangan yang selanjutnya disebut KKP untuk sektor Pertanian adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Bank pelaksana kepada petani, peternak, kelompok (tani dan peternak) dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, peternak sapi potong, ayam buras, itik dan mina padi.

5. Bank Pemberi Kredit Usaha Tani selanjutnya disebut Bank, adalah Bank Umum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

6. Koperasi Primer yang selanjutnya disebut Koperasi, adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang, sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

7. Perluasan Areal Tanam yang selanjutnya disebut PAT adalah upaya penambahan areal tanam, baik melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dari IP 100 menjadi IP 200 dan dari IP 200 menjadi IP 300 pemanfaatan lahan potensi yang selama ini tidak diusahakan, maupun pemanfaatan lahan bukaan baru. 8. Peningkatan Mutu Intensifikasi yang selanjutnya disebut PMI

adalah berbagai kegiatan yang dimaksudkan agar mampu mendorong petani/kelompok tani memperkuat kelembagaan dan atau kegiatan usaha lainnya sehingga dapat mendorong peningkatan produktifitas.

9. Rencana Defenitif Kelompok Tani yang selanjutnya disebut RDK adalah rencana kerja usaha tani dati kelompok tani untuk 1 (satu) periode tertentu, yang disusun melalui musyawarah anggota kelompok tani yang berisi rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usaha tani, seperti : sasaran areal tanam, pola tanam, gerakan-gerakan jadwal kegiatan, pembagian tugas dan lain-lain.

10.Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani yang selanjutmya disebut RDKK adalah rencana kebutuhan kelompok tani untuk 1 (satu) periode meliputi kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian serta modal kerja, untuk mendukung pelaksanaan RDK yang dibutuhkan oleh petani yang merupakan pesanan kelompok tani kepada koperasi atau lembaga lain. 11.Tahun Anggaran yang selanjutnya disebut TA adalah waktu

tanam selama 1 (satu) Tahun yang dimulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012.

Pasal 2

Pokok-Pokok Kebijaksanaan

1. Penyediaan pangan bagi masyarakat merupakan tugas bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu pencapaian sasaran produksi dan penyediaan pangan menjadi komitmen bersama yang perlu didukung sepenuhnya.

2. Pencapaian sasaran produksi pangan masyarakat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesesuaian dan daya dukung lahan, kondisi sosial ekonomi masyarakat petani dan daya saing produk pangan.

3. Penetapan sasaran produksi pangan merupakan investasi program dinas/instansi terkait sesuai tahapan yang ingin dicapai setiap tahun.

(4)

4. Untuk meningkatkan daya saing produk pangan dilakukan melalui upaya peningkatan produksi dan produktifitas, efisiensi, mutu kualitas dan promosi.

5. Dalam rangka pengembangan sumber daya alam secara optimal, efisien dan berkelanjutan dilakukan dengan peningkatan mutu budidaya melalui peningkatan penerapan teknologi produksi dalam rangka pengembangan industri pangan masyarakat. 6. Sasaran produksi pangan disusun berdasarkan perencanaan

dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan musyawarah tingkat nasional dengan mempertimbangkan kepentingan ketahanan pangan nasional.

7. Untuk memenuhi kebutuhan pangan menuju ketahanan pangan nasional maupun daerah, diupayakan ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat ditingkat rumah tangga. Ketahanan pangan tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

8. Untuk memantapkan ketahanan pangan nasional, diterapkan sistem pemantauan situasi produksi dan ketersedian pangan melalui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) sektor pertanian di tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat.

9. Dalam rangka pencapaian sasaran produksi pangan pertanian di Kabupaten Sukamara, dilaksanakan melalui Penambahan Areal Tanam (PAT) dan Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI), penjabaran operasional lebih lanjut sasaran PAT dan PMI TA 2011 ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukamara.

10.Dalam rangka pencapaian sasaran produksi pangan peternakan di Kabupaten Sukamara TA. 2011 dilaksanakan melalui upaya peningkatan produksi daging dan telur. Operasional kegiatan lebih lanjut ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sukamara.

11.Dalam rangka pencapaian sasaran produksi perikanan dilaksanakan melalui kegiatan penangkapan dan usaha budidaya. Operasional kegiatan lebih lanjut akan diterbitkan petunjuk teknis oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara.

12.Dalam rangka pencapaian sasaran produksi pangan perkebunan di Kabupaten Sukamara dilaksanakan melalui upaya peningkatan produksi Kelapa dan Kelapa Sawit Tahun Anggaran 2011. Operasional kegiatan lebih lanjut akan ditetapkan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sukamara.

Pasal 3 Lingkup Kegiatan

Pencapaian sasaran produksi pangan Kabupaten Sukamara TA. 2012 diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan :

1.Gerakan operasional dari berbagai instansi terkait dalam Dewan Ketahanan Pangan berdasarkan keputusan/instruksi/Surat Edaran yang telah dikeluarkan.

2.Gerakan pembinaan, penerangan dan penyuluhan pertanian serta pelayanan kepada petani/kelompok tani oleh instansi terkait agar petani mengerti dan mengadopsi paket teknologi spesifik lokasi yang dianjurkan.

(5)

3.Pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian serta penyaluran dan pengembalian kredit yang dilakukan secara terkoordinasi oleh lembaga terkait sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

4.Pembinaan dan kegiatan pra panen, pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil pangan, dan distribusinya dilakukan oleh instansi terkait sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.

5.Pengendalian, pemantauan, pelaporan dan evaluasi pencapaian sasaran produksi pangan dilaksanakan pada berbagai tingkat agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan petunjuk teknis.

BAB II S A S A R A N

Pasal 4

1.Guna meningkakan pangan dalam rangka memantapkan ketahanan pangan nasional, sasaran pruduksi pangan pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kabupaten Sukamara TA 2012 (periode Januari sampai Desember 2012) adalah sebagai berikut :

a. Sasaran produksi pangan pertanian sebesar : - Sasaran produksi padi : 4.950 ton GKG

- Sasaran produksi jagung : 277 ton pipilan kering - Sasaran produksi kedelai : 64 ton biji kering - Sasaran kacang tanah : 97 ton biji kering - Sasaran Kacang hijau : 14 ton biji kering - Sasaran produksi ubi

kayu : 5.910 ton ubi basah - Sasaran produksi ubi jalar : 1.575 ton ubi basah - Sasaran hortikultura :

- Sayuran : 2.465 ton - Buah-buahan : 3.360 ton b. Sasaran produksi pangan peternakan :

- Sasaran produksi daging : 243.200 kg - Sasaran produksi telur : 39.161 butir

2.Rincian sasaran luas panen produktifitas dan produksi pangan pertanian sebagaimana tercantum pada daftar nomor 1, 1a, ab,1c, 1d dan 1e.

3.Rincian sasaran produksi pangan Peternakan sebagaimana tercantum pada daftar nomor 2, 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 2f, 3, 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f dan 3g.

BAB III USAHA TANI

Pasal 5

Pengelolaan Usaha Tani

1.Dalam upaya optimalisasi penggunaan lahan, indeks pertanaman dioptimalkan melalui pengaturaran pola tanam, jadual tanam/tangkap yang tepat terutama bagi pemilihan komoditas, varietas dan musim.

2.Dalam rangka pengembangan wawasan agribisnis dan sekaligus upaya peningkatan pendapatan petani, dilaksanakan melalui pendekatan rekayasa nilai tambah, baik kegiatan produksi pada

on farm maupun kegiatan off farm secara efisien pada saat

(6)

3.Untuk mewujudkan 0ff farm yang dinamis, diarahkan penumbuhan koperasi tani atau asosiasi kelompok tani yang selalu didampingi dan dibina berkelanjutan sampai dengan tarap mandiri oleh instansi yang terkait dalam penyelenggaraan program ketahanan pangan.

Pasal 6

Pengendalian Organisme Pengganggu

1.Pada dasarnya perlindungan tanaman/hewan dan dari organisme pengganggu menjadi tanggung jawab petani/peternak di lahan usaha taninya sendiri. Dalam hal terjadi eksplosive dan atau serangan organisme pengganggu yang membahayakan dan tidak dapat menanggulanginya sendiri, pemerintah dapat membantu menanggulanginya.

2.Pengamatan dan pengendalian organisme pengganggu dilaksanakan oleh petani/peternak dibantu oleh petugas pengamat hama dan penyakit (PHP), Petugas peternakan. Sedangkan rekomendasi pengedalian diberikan oleh PHP, sehingga petani lebih mudah dalam mengantisipasi perkembangan organisme penggaanggu di lahan usahanya.

3.Dalam mengantisipasi secara dini akan timbulnya serangan hama organisme pengganggu di setiap wilayah, maka perlu diberdayakan regu-regu pengendalian hama penyakit tanaman (RPH) yang ada dan dibantu petugas lapangan. Dalam upaya pengendalian, agar tetap mengacu pada konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

4.Pengendalian OPT yang sesuai dengan pelaksanaan pengendalian hama terpadu (PHT) harus memenuhi persyaratan aspek teknis, ekonomis, sosial budaya masyarakat setempat dan ekologis, serta dilaksanakan dalam suatu kerjasama yang terpadu antar instansi terkait.

Pasal 7

Panen, Pasca Panen dan Pemasaran

1.Untuk meningkatkan nilai tambah dan menekan kehilangan hasil, baik mutu maupun bobot dapat dilaksanakan perlakuan panen dan pasca panen sesuai dengan teknologi yang dianjurkan.

2.Untuk memperpanjang daya simpan, meningkatkan nilai tambah bagi petani dan peternak serta meningkatkan mutu hasil pangan perlu dilakukan pengolahan hasil yang tepat.

3.Guna memperoleh jaminan pemasaran dengan harga yang layak, dikembangkan pola kemitraan antar kelompok tani/koperasi dengan perusahaan mitra.

4.Pengembangan pemasaran hasil harus dapat menjamin aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas dengan harga yang layak. 5.Untuk menjamin daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal

(ASUH) perlu dikembangkan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang memenuhi persyaratan teknis dan memadai.

6.Dalam Upaya meningkatkan produksi peternakan perlu ditingkatkan populasi ternak, produktifitas ternak dan pengendalian penyakit hewan.

(7)

BAB IV

SARANA PRODUKSI DAN PERMODALAN Pasal 8

P e n g a i r a n

1. Seluruh areal atau daerah terjamin airnya baik irigasi teknis, setengah teknis dan irigasi sederhana (desa) di semua tipologi lahan baik tadah hujan, pasang surut maupun rawa lebak agar dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam usaha pengembangan pangan.

2.Pemanfatan/penggunaan air irigasi bagi komoditas pangan agar dilakukan secara bijaksana sehingga tidak mengganggu ketersediaan air bagi komoditas pangan prioritas spesifikasi lokal. 3.Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan air, terutama dalam

musim kemarau yang diperkirakan mengalami kekurangan pasokan air dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a.Disetiap daerah irigasi agar menyusun pola tanam yang disesuaikan dengan ketersediaan pasokan air.

b.Apabila pasok air mengalami penurunan maka panitia irigasi berkewajiban menyusun jadwal giliran pembagian air, sehingga terpenuhinya azas adil dan merata dengan mengembangkan budaya hemat air.

c. Panitia irigasi bersama-sama pengurus P3A berkewajiban memantau pelaksanaan rencana pola dan jadwal pergiliran pembagian air yang telah ditetapkan dan apabila terjadi hambatan segera di tata ulang.

d.Pemanfaatan air larian (runing water), air hujan, air sungai melalui pengembangan pompanisasi.

4.Pengelolaan sarana dan prasarana irigasi disesuaikan dengan pola tanam sehingga air irigasi dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pasal 9 B e n i h

1. Penggunaan benih dalam rangka pencapaian sasaran produksi pangan diatur sebagai berikut :

a.Petani dan peternak diupayakan menggunakan benih/bibit unggul, khusus untuk padi, jagung dan kedelai agar diupayakan menggunakan benih berlabel biru.

b.Dalam rangka percepatan peningkatan produksi, dikembangkan penggunaan benih/bibit unggul yang direkomendasikan sesuai dengan daerah pengembangannya. 2. Penggunaan benih/bibit dalam satu wilayah binaan penyuluh

disesuaikan dengan rekomendasi tekhnologi anjuran spesifik lokal 3. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, perencanaan produksi

dan pemenuhan kebutuhan benih /bibit menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Pasal 10 Pupuk Dan Pestisida

1.Pengadaan dan penyaluran pupuk dan pestisida secara umum dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar. Dalam rangka mengantisipasi kelangkaan khususnya pupuk Urea, pengadaan dan penyaluran pupuk Urea hendaknya berpedoman kepada Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 93/MPP/Kep/3/2001 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Urea untuk Sektor Pertanian.

(8)

2.Selain pupuk Urea, TSP/SP-36, ZA, KCl, petani dan peternak dapat menggunakan pupuk lainnya sesuai dengan rekomendasi teknologi setempat.

3.Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan wewenangnya berkewajiban memantau dan mengawasi penyediaan dan penyaluran pupuk dan pestisida agar terjamin efektivitasnya sehingga memenuhi kriteria 6 (enam) tepat yaitu : tepat jumlah, tepat waktu, tepat jenis, tepat mutu, tepat tempat dan tepat harga.

Pasal 11 P e r m o d a l a n

1.Petani dan peternak dapat memanfaatkan sumber-sumber permodalan yang tersedia.

2.Bagi petani dan peternak yang membutuhkan modal dapat memanfaatkan fasilitas kredit program melalui kredit ketahanan pangan (KKP). Dalam rangka pemanfaatan KKP hendaknya berpedoman pada ketentuan sebagai berikut :

a.Fasilitas KKP diberikan kepada petani/peternak untuk membiayai komoditas padi, kedelai, jagung, ubi kayu, ubi jalar, intab, insapp dan itik.

b.KKP disalurkan oleh Bank-bank umum yang ditunjuk/disetujui Departemen Keuangan yaitu sebagai berikut :

 PT. BRI sebagai koordinator bank pelaksana kredit program KKP

 Bank umum lainnya sebagai pelaksana

c. KKP disalurkan bank kepada petani dan peternak, untuk keperluan petani dan peternak yang tergabung dalam kelompok tani hamparan.

d. Persyaratan dan ketentuan penyaluran KKP sebagaimana dimaksud pada angka 2 di atas, ditetapkan oleh Departemen Keuangan.

3.KKP disalurkan oleh bank pelaksana dalam satu tahun penyediaan melalui koperasi yang besarnya didasarkan pada kebutuhan nyata petani/kelompok tani sesuai dengan RDKK 4. Besarnya plafond dana kebutuhan indikatif KKP per hektar

untuk masing-masing komoditas ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Ketentuan indikatif KKP per hektar merupakan pedoman maksimum pemberian kredit oleh bank pelaksana kepada petani dan peternak.

6. Petani/peternak/kelompok tani yang tidak memanfaatkan KKP, dapat menggunakan sumber modal sendiri, tabungan kelompok tani atau kredit lainnya.

BAB V

DUKUNGAN KELEMBAGAAN Pasal 12

Kelompok Tani

1.Kelompok tani diberdayakan dalam rangka menumbuhkan rasa kebersamaan, kemandirian dan kerja sama petani baik dalam kelompok maupun antar kelompok tani untuk melaksanakan lima jurus kemampuan kelompok tani.

(9)

2.Agar kelompok tani mampu menerapkan teknologi yang dianjurkan secara penuh, mampu memecahkan masalah yang dihadapi serta mampu memanfaatkan peluang ekonomi, maka kelompok tani terus ditingkatkan dan diberdayakan kepada hal-hal berikut :

a.Peningkatan kepemimpinan, pengembangan dinamika dan kemampuan kelompok tani dalam perencanaan usaha dari bawah secara musyawarah melalui kegiatan perencanaan partisipatif.

b.Peningkatan kemampuan menyusun RDK/RDKK dengan berpedoman pada hasil kesepakatan musyawarah kelompok tani.

c. Peningkatan kemampuan mengurus kegiatan usaha tani termasuk kegiatan off farm serta mengusahakan kerja sama usaha tani.

d.Peningkatan kemampuan kelompok tani dalam mengembangkan agribisnis dan menjalin kemitraan dengan koperasi dan perusahaan mitra berdasarkan hubungan kemitraan yang saling menguntungkan, membutuhkan dan menguatkan.

e. Peningkatan kemampuan kelompok tani untuk membina anggotanya menjadi anggota koperasi dan menjadi Tempat Pelayanan Koperasi (TKP).

f. Peningkatan kemampuan kelompok tani untuk mengembangkan fungsi kelompok seperti tempat belajar, wahana usaha dan kelompok usaha.

g. Penumbuhan kelompok tani menjadi koperasi tani.

h.Pemberdayaan kelompok tani untuk mewujudkan lumbung desa.

Pasal 13 K o p e r a s i

Koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan diberdayakan untuk dapat :

a. Meningkatkan dan memantapkan fungsi koperasi sebagai pelayanan sarana produksi, permodalan, pengolahan dan pemasaran hasil.

b.Meningkatkan peran koperasi dalam peningkatan skala usaha. c. Meningkatkan kemampuan pengurus koperasi dalam aspek

manajemen dan administrasi. Pasal 14

Kelembagaan Penyuluhan

1. Meningkatkan kinerja melalui peningkatan peran dan fungsi kelembagaan penyuluh (BPP/ BIPPK/BIPPKP) yang dilakukan sebagai berikut :

a.Mempercepat pembenahan pengelolaan peran dan fungsi sesuai dengan fungsinya terutama dalam kualitas sumber daya manusia

b.BPP/BIPPK/BIPPKP bertanggung jawab di bidang dukungan penyelenggaraan penyuluh produksi pangan di tingkat kecamatan dengan memperhatikan program dari dinas dan instansi terkait lainnya.

(10)

c. BPP merupakan instalasi/sarana BIPP/BIPPK/BIPPKP untuk menunjang penyelenggaraan penyuluhan pangan ditingkat kecamatan. Pengelolaan BPP dilakukan oleh koordinator penyuluh bersama-sama dengan kelompok tani nelayan.

d.BPP difungsikan dalam upaya meningkatkan kinerja penyuluh, dengan menerapkan sistem pembinaan di wilayah kerjanya, serta memonitor pengembangan usaha tani.

e. Menjadikan BPP sebagai pusat informasi tentang pangan serta sebagai instansi / sarana kegiatan penyuluhan di tingkat kecamatan dan desa.

2. Peran dan fungsi penyuluh dalam pencapaian sasaran produksi pangan meliputi :

a.Meningkatkan partisipasi petani dalam setiap tahapan kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemecahan masalah).

b.Menumbuhkan dinamika dan kepemimpinan anggota kelompok tani melalui kegiatan musyawarah, diskusi dan penyusunan RDK dan RDKK.

c. Membimbing kelompok tani dalam penyusunan RDKK dan bertanggung jawab atas kebenaran RDKK.

d.Menyampaikan anjuran teknologi tepat guna kepada petani dan membina penerapannya dalam rangka peningkatan mutu intensifikasi.

e. Membina dan mendorong berkembangnya organisasi dan kemampuan petani dalam mengamalkan lima jurus kemampuan kelompok tani.

f. Mendorong terwujudnya hubungan yang melembaga antara kelompok tani dengan koperasi, serta hubungan kemitraan usaha antar kelompok tani, koperasi dan perusahaan mitra. g. Membina pelaksanaan perakitan/rancang bangun usaha tani

sesuai dengan kondisi setempat.

h.Menyiapkan bahan penyusunan program penyuluhan (propinsi, kabupaten/kota dan BPP) dan menyusun rencana kerja penyuluh.

i. Menyiapkan rencana kerja pada tingkat wilayah binaan penyuluh.

BAB VI TATA LAKSANA

Pasal 15 Tata Kerja

1.Sasaran produksi pangan Kabupaten Sukamara Tahun Anggaran 2011 yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati agar dijabarkan lebih lanjut ke dalam Keputusan Camat.

2.Rencana indikatif yang tercantum dalam keputusan Camat agar dijabarkan lebih lanjut di tingkat lapangan.

3.Instansi terkait dalam wadah Dewan Bimas Ketahanan Pangan bertanggung jawab melakukan pengawasan melekat, sehingga setiap sub sistem Ketahanan Pangan dapat berjalan sesuai dengan yang berlaku.

(11)

BAB VII

DUKUNGAN ANGGARAN Pasal 16

1.Dukungan pembiayaan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pencapaian sasaran produksi pangan di Kabupaten Sukamara dibebankan pada anggaran APBN dan APBD yang ada pada masing-masing instansi terkait.

2.Dukungan pembinaan dimaksud pada angka 1 diarahkan untuk membiayai kegiatan perencanaan pelaksanaan, penggerakan dan pengendalian sesuai dengan tugas fungsi masing-masing.

BAB VIII P E N U T U P

Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukamara.

Ditetapkan di Sukamara pada tanggal 7 Maret 2012 BUPATI SUKAMARA,

ttd.

AHMAD DIRMAN Diundangkan di Sukamara

pada tanggal 7 Maret 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA,

ttd.

SUMANTRI HARI WIBOWO

(12)

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA TAHUN 2012

No URAIAN

KECAMATAN

TOTAL SUKAMARA JELAI PANTAI

LUNCI

BALAI RIAM

PERMATA KECUBUNG A LUAS PANEN ( Ha)

1. Padi 257 784 459 280 68 1.848 - Padi Sawah 257 784 459 280 39 1.819 - Padi Ladang - - - - 29 29 2. Jagung 64 17 12 50 15 158 3. Kedelai 17 2 1 25 15 60 4. Kacang Tanah 27 - 5 35 23 90 5. Kacang Hijau 5 1 - 7 2 15 6. Ubi Kayu 112 87 35 165 110 509 7. Ubi Jalar 52 12 10 61 26 161 8. Sayuran 213 155 102 175 134 779 9. Buah-buahan 257 106 96 251 177 887 JUMLAH 1.261 1.948 1.179 1.329 638 6.355 B PRODUKTIFITAS (Ku/Ha) 1. Padi - Padi sawah 34,75 35,35 35,03 34,50 33,65 34,66 - Padi Ladang 20,50 - 20,35 21,55 19,75 20,54

(13)

2. Jagung 18,60 18,20 18,20 17,80 17,80 18,00 3. Kedelai 11,30 10,50 9,75 11,50 11,10 11,10 4. Kacang Tanah 11,20 10,80 10,70 11,20 11,10 11,10 5. Kacang Hijau 8,00 - - 8,00 8,00 8,00 6. Ubi Kayu 118,20 117,10 116,30 117,20 116,50 117,50 7. Ubi Jalar 101,60 98,90 98,50 101,50 99,70 100,00 8. Sayuran 34,50 32,70 32,70 33,10 33,00 33,50 9. Buah-buahan 85,30 70,50 75,18 86,00 72,00 96,10 C PRODUKSI (Ton ) 1. Padi 893,08 2.771,44 1.607,88 966,00 188,51 6.426,90 - Padi sawah 893,08 2.771,44 1.607,88 966,00 131,24 6.369,63 - Padi Ladang - - - - 57,28 57,28 2. Jagung 119,04 30,94 21,84 89,00 26,70 287,52 3. Kedelai 19,21 2,10 0,98 28,75 16,65 67,69 4. Kacang Tanah 30,24 - 5,35 39,20 25,53 100,32 5. Kacang Hijau 4,00 - - 5,60 1,60 11,20 6. Ubi Kayu 1.323,84 1.018,77 407,05 1.933,80 1.281,50 5.964,96 7. Ubi Jalar 528,32 118,68 98,50 619,15 259,22 1.623,87 8. Sayuran (ku) 734,85 506,85 333,54 579,25 442,20 2.596,69 9. Buah-buahan 2.192,21 747,30 721,73 2.158,60 1.274,40 7.094,24 JUMLAH 6.737,86 7.967,52 4.804,74 7.385,35 3.704,82 30.600,29 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(14)

LAMPIRAN I.a

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI

TANAMAN PANGAN KECAMATAN SUKAMARA PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

No. URAIAN PADI JAGUNG KEDELAI KACANG TANAH KACANG HIJAU UBI KAYU JALAR UBI

A. LUAS PANEN (Ha)

- Triwulan I (Januari – Maret 2011)

- Triwulan II (April – Juni 2011)

- Triwulan III (Juli – September 2011)

- Triwulan IV (Oktober – Desember 2011)

- - 77 252 45 12 7 5 1 10 3 4 11 19 9 5 1 1 1 1 45 30 33 43 9 12 5 8 JUMLAH 329 69 18 44 4 151 34 B. PRODUKTIVITAS (Kw/Ha)

- Triwulan I (Januari – Maret 2011)

- Triwulan II (April – Juni 2011)

- Triwulan III (Juli – September 2011)

- Triwulan IV (Oktober – Desember 2011)

27.63 27.63 27.63 27.63 18.4 18.4 17.9 18.5 11.1 11.1 11.1 11.1 11 11 11 11 8 8 - 8 118.2 117.5 118.2 118.8 101.5 100.8 100.5 102.0 C. PRODUKSI (Ton)

- Triwulan I (Januari – Maret 2011)

- Triwulan II (April – Juni 2011)

- Triwulan III (Juli – September 2011)

- Triwulan IV (Oktober – Desember 2011)

- - 213 696 83 55 13 9 1 11 3 4 12 21 10 6 1 1 - 1 532 325 390 511 91 121 50 82 JUMLAH 909 126 20 48 2 1,784 344 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(15)

LAMPIRAN I.b

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI

TANAMAN PANGAN KECAMATAN JELAI PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN PADI JAGUNG KEDELAI KACANG TANAH KACANG HIJAU UBI KAYU JALAR UBI

A LUAS PANEN ( Ha )

- Triwulan I ( Januari - Maret 2011 ) - 9 - - - 30 3

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 2 - 1 1 12 2

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 105 - - - 1 12 2

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 920 - - - - 17 3

JUMLAH 1.025 11 - 1 2 71 10

B PRODUKTIVITAS ( Kw / Ha )

- Triwulan I ( Januari - Maret 2011 ) - 18,2 - - - 115,2 98,0

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 18,2 - - 10,00 115,2 98,0

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 35,35 0,0 - - - 115,2 98,0

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 35,35 18,3 - - - 115,2 98,0

C PRODUKSI ( Ton )

- Triwulan I ( Januari - Maret 2011 ) - 16 - - - 346 29

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 4 - - 1 138 20

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 371 - - - - 138 20

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 3.252 - - - - 196 29

JUMLAH 3.623 20,0 - - 1,0 818 98

BUPATI SUKAMARA, ttd.

(16)

LAMPIRAN I.c

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI

TANAMAN PANGAN KECAMATAN PANTAI LUNCI PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO URAIAN PADI JAGUNG KEDELAI KACANG TANAH KACANG HIJAU UBI KAYU JALAR UBI

A LUAS PANEN ( Ha )

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) - 5 - - - 17 3

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 2 - - - 5 1

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 47 - - - - 7 2

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 229 - - - - 12 2

JUMLAH 276 7 - - - 41 8

B PRODUKTIVITAS ( Kw / Ha )

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) 27,69 17,25 9,2 9,2 - 115,9 98,0

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) 27,69 17,25 - 8,7 - 116,5 98,0

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 27,69 17,25 - - - 115,5 98,0

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 27,69 17,25 9,2 9,5 - 116,7 98,0

C PRODUKSI ( Ton )

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) - 9 - - - 197 29

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 3 - - - 58 10

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 130 - - - - 81 20

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 634 - - - - 140 20

JUMLAH 764 12 - - - 476 78

BUPATI SUKAMARA, ttd.

(17)

LAMPIRAN I.d

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI

TANAMAN PANGAN KECAMATAN BALAI RIAM PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN PADI JAGUNG KEDELAI KACANG TANAH KACANG HIJAU UBI KAYU JALAR UBI

A. LUAS PANEN ( Ha)

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011) 9 25 2 9 2 42 13

- Triwulan II ( April - Juni 2011) - 6 15 9 2 34 23

- Triwulan III ( Juli - September 2011) 37 8 5 4 1 27 10

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011) 113 7 7 7 1 45 23

JUMLAH 159 46 29 29 6 148 69

B. PRODUKTIVITAS ( Kw / Ha)

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011) 28,03 17,5 11,5 11,2 8,55 117,5 98,0

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) 28,03 17,5 11,2 11,2 8,50 116,5 98,0

- Triwulan III ( Juli - September 2011) 28,03 17,5 11,2 11,2 8,45 116,5 98,0

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011) 28,03 17,5 11,5 11,3 8,55 117,5 98,0

C. PRODUKSI (Ton)

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) 25 44 2 10 2 494 127

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 11 17 10 2 396 225

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 104 14 6 4 1 315 98

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 317 12 8 8 1 529 225

JUMLAH 446 81 33 33 5 1.733 676

BUPATI SUKAMARA, ttd.

(18)

LAMPIRAN I.e

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI

TANAMAN PANGAN KECAMATAN PERMATA KECABANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO URAIAN PADI JAGUNG KEDELAI KACANG TANAH KACANG HIJAU UBI KAYU JALAR UBI

A LUAS PANEN ( Ha )

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) 20 15 - 5 1 20 10

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 4 7 5 1 19 15

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) - 3 3 2 - 25 6

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 39 3 3 4 1 34 9

JUMLAH 59 25 13 16 3 98 40

B PRODUKTIVITAS ( Kw / Ha )

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) 26,70 17,5 11,1 11 8 116,5 98,0

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) 26,70 17,5 11,1 11 8 116,5 97,1

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) 26,70 17,5 11,1 11 - 116,5 97,1

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 26,70 17,5 11,1 11 8 116,5 98,0

C PRODUKSI ( Ton )

- Triwulan I ( Januari - Januari 2011 ) 53 26 - 6 1 233 98

- Triwulan II ( April - Juni 2011 ) - 7 8 6 1 221 146

- Triwulan III ( Juli - September 2011 ) - 5 3 2 - 291 58

- Triwulan IV ( Oktober - Desember 2011 ) 104 5 3 4 1 396 88

JUMLAH 158 44 14 18 2 1.142 390

BUPATI SUKAMARA, ttd.

(19)

LAMPIRAN II

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI SAYUR-SAYURAN

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

No. URAIAN SUKAMARA JELAI KECAMATAN PANTAI TOTAL

LUNCI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA A. LUAS PANEN ( Ha)

1.Petsai / Sawi 25 19 5 15 11 75 2.Tomat 12 9 5 13 10 49 3.Cabe 25 15 15 23 16 94 4.Terong 15 20 13 19 10 77 5.Kacang Panjang 27 15 10 35 17 104 6.Labu 10 14 15 10 10 59 7.Ketimun 27 22 10 15 17 91 8.Bayam 23 15 10 10 11 69 9.Kangkung 24 13 10 10 13 70 10.Sayuran Lain 25 13 9 25 19 91 JUMLAH 213 155 102 175 134 779 B. PRODUKTIFITAS ( Ku/Ha ) 1.Petsai / Sawi 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 2.Tomat 35,75 35,75 35,75 35,75 35,75 35,75 3.Cabe 27,17 27,17 27,17 27,17 27,17 27,17 4.Terong 38,87 38,37 38,57 38,37 38,37 38,37 5.Kacang Panjang 30,87 30,87 30,87 30,87 30,87 30,87

(20)

6.Labu 82,14 82,14 82,14 82,14 82,14 82,14 7.Ketimun 45,85 45,85 45,85 45,85 45,85 45,85 8.Bayam 12,05 11,95 11,95 11,95 11,95 11,95 9.Kangkung 12,14 12,14 12,14 12,14 12,14 12,14 10.Sayuran Lain 28,55 28,55 28,55 28,55 28,55 28,55 C. PRODUKSI (ton) 1.Petsai / Sawi 29,38 22,33 5,88 17,63 12,93 88,13 2.Tomat 42,90 32,18 17,88 46,48 35,75 175,18 3.Cabe 67,93 40,76 40,76 62,49 43,47 255,40 4.Terong 58,31 76,74 50,14 72,90 38,37 296,46 5.Kacang Panjang 83,35 46,31 30,87 108,05 52,48 321,05 6.Labu 82,14 115,00 123,21 82,14 82,14 484,63 7.Ketimun 123,80 100,87 45,85 68,78 77,95 417,24 8.Bayam 27,72 17,93 11,95 11,95 13,15 82,69 9.Kangkung 29,14 15,78 12,14 12,14 15,78 84,98 10.Sayuran Lain 71,38 37,12 25,70 71,38 54,25 259,81 JUMLAH 616,02 504,99 364,36 553,92 426,25 2.465,54 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(21)

LAMPIRAN III

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI BUAH-BUAHAN

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

No. URAIAN

KECAMATAN

TOTAL SUKAMARA JELAI PANTAI LUNCI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA

A. LUAS PANEN ( Ha)

1. Rambutan 35 20 13 23 21 112 2. Nenas 34 7 15 21 17 94 3. Durian 21 5 - 21 28 75 4. Nangka/Cempedak 25 4 12 19 23 83 5. Duku/Langsat 14 3 - 14 21 52 6. Mangga 16 8 13 12 15 64 7. Pisang 32 34 24 16 15 121 8. Manggis 7 - - 5 5 17 9. Jeruk 37 15 10 83 7 152 10. Klengkeng 15 1 - 16 - 32 11. Buah Lainnya 21 9 9 21 25 85 JUMLAH 257 106 96 251 177 887 B. PRODUKTIFITAS (Ku/Ha ) 1. Rambutan 26,5 26,5 26,5 26,5 26,5 26,5 2. Nenas 38,3 38,3 38,3 38,3 38,3 38,3 3. Durian 47,6 30 0 50,9 51,5 45 4. Nangka/Cempedak 37,5 30,5 30,5 37,5 30,5 34 5. Duku/Langsat 24,3 20,5 0 24,3 24,3 24,3 6. Mangga 47,5 47,5 47,5 47,5 47,5 47,5 7. Pisang 54,4 54,5 54,3 54,2 54,3 54,5

(22)

8. Manggis 34,3 0 0 34,3 34,3 34,3 9. Jeruk 32,4 30,4 0 42,4 32,4 34,4 10. Klengkeng 9,2 10,2 0 11,4 0 10,2 11. Buah Lainnya 40,7 29,7 27,5 42,4 43,5 36,8 C. PRODUKSI (Ton ) 1. Rambutan 93 53 34 61 56 297 2. Nenas 130 27 57 80 65 360 3. Durian 100 15 - 107 144 366 4. Cempedak 94 12 37 71 70 284 5. Duku/Langsat 34 6 - 34 51 125 6. Mangga 76 38 62 57 71 304 7. Pisang 174 185 130 87 81 658 8. Manggis 24 - - 17 17 58 9. Jeruk 120 46 - 352 23 540 10. Klengkeng 14 1 - 18 - 33 11. Buah Lainnya 85 27 25 89 109 335 JUMLAH 944 410 345 974 687 3.360 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(23)

LAMPIRAN IV

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

SASARAN PRODUKSI DAGING DAN TELUR KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. JENIS POPULASI (ekor) DAGING ( Kg ) TELUR ( Butir )

1. Sapi Potong 2.261 21.000 - 2. Kerbau 30 - - 3. Kambing 965 2.700 - 4. Domba - - - 5. Babi 27.692 15.000 - 6. Ayam Buras 59.406 39.000 35.643 7. Ayam petelur - - - 8. Ayam Pedaging 129.191 165.000 - 9. Itik 5.864 500 3.518 JUMLAH 243.200 39.161 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(24)

LAMPIRAN V

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN PRODUKSI ITIK

KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN SUKAMARA JELAI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA PANTAI LUNCI SUKAMARA KAB. DAGING (Kg) 1. Januari – Maret 15 30 35 24 25 129 2. April – Juni 14 32 25 25 27 123 3. Juli – September 23 30 30 20 20 128 4. Oktober - Desember 20 30 30 20 20 120 JUMLAH 72 122 125 89 92 500 TELUR (Butir) 1. Januari – Maret 125 250 240 85 125 825 2. April – Juni 140 280 246 98 140 904 3. Juli – September 130 260 260 104 115 869 4. Oktober - Desember 140 280 280 95 125 920 JUMLAH 535 1.070 1.026 382 505 3.518 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(25)

LAMPIRAN VI

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

SASARAN PRODUKSI AYAM BURAS

KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN SUKAMARA JELAI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA PANTAI LUNCI SUKAMARA KAB. DAGING (Kg) 1. Januari – Maret 3.200 1.250 2.300 1.100 1.750 9.600 2. April – Juni 2.630 1.225 2.550 950 2.150 9.505 3. Juli – September 3.750 1.300 2.150 1.040 1.850 10.090 4. Oktober - Desember 3.125 1.150 2.450 1.230 1.850 9.805 JUMLAH 12.705 4.925 9.450 4.320 7.600 39.000 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(26)

LAMPIRAN VII

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

SASARAN PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN SUKAMARA JELAI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA PANTAI LUNCI SUKAMARA KAB. DAGING (Kg) 1. Januari – Maret 14.400 4.375 10.350 3.938 7.525 40.588 2. April – Juni 11.835 4.288 11.472 3.401 9.245 40.244 3. Juli – September 16.800 4.550 9.675 3.723 7.955 42.703 4. Oktober - Desember 14.060 4.025 11.025 4.400 7.955 41.465 JUMLAH 57.095 17.238 42.525 15.462 32.680 165.000 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(27)

LAMPIRAN VIII

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 SASARAN PRODUKSI DAGING DAN PEMOTONGAN BABI

KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN SUKAMARA JELAI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA PANTAI LUNCI SUKAMARA KAB. PEMOTONGAN TERCATAT (Ekor)

1. Januari – Maret 25 - 40 75 - 140 2. April – Juni 25 - 45 55 - 125 3. Juli – September 30 - 50 60 - 140 4. Oktober - Desember 30 - 60 85 - 175 JUMLAH 110 - 195 275 - 580 DAGING (Kg) 1. Januari – Maret 650 - 1.040 1.950 - 3.640 2. April – Juni 650 - 1.170 1.430 - 3.250 3. Juli – September 780 - 1.300 1.560 - 3.640 4. Oktober - Desember 780 - 1.560 2.210 - 4.550 2.860 - 5.070 7.150 - 15.080 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(28)

LAMPIRAN IX

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

SASARAN PRODUKSI DAGING SAPI POTONG KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN SUKAMARA JELAI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA PANTAI LUNCI SUKAMARA KAB. DAGING (Kg) 1. Januari – Maret 750 130 490 360 230 1.960 2. April – Juni 750 230 490 360 230 2.060 3. Juli – September 2.600 520 1.170 1.040 520 5.850 4. Oktober - Desember 4.000 980 2.700 2.700 750 11.130 JUMLAH 8.100 1.860 4.850 4.460 1.730 21.000 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

(29)

LAMPIRAN X

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN SASARAN PRODUKSI PANGAN KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012

SASARAN PRODUKSI DAGING KAMBING

KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 PERIODE JANUARI – DESEMBER 2012

NO. URAIAN SUKAMARA JELAI BALAI RIAM KECUBUNG PERMATA PANTAI LUNCI SUKAMARA KAB. DAGING (Kg) 1. Januari – Maret 85 65 190 85 65 490 2. April – Juni 85 65 190 85 65 490 3. Juli – September 110 95 315 145 95 760 4. Oktober - Desember 110 180 400 145 125 960 JUMLAH 390 405 1.095 460 350 2.700 BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

Referensi

Dokumen terkait

Kategori dalam game ini terdiri dari tiga jenis yaitu kategori 1 (kategori pertama) yang berupa permainan pengenalan kata dalam bahasa Bali, kategori 2 (kategori

1) Lokasi penelitian adalah lereng alami yang berada di ruas jalan Sugihwaras Baturaja km 273+723 Kabupaten Muara Enim. 2) Perencanaan didasarkan pada data sekunder, yaitu

Selain sebagai pengambil keputusan menang atau kalah, gyōji memiliki tugas lain dalam dunia sumo antara lain mengatur pertunjukan dohyo-iri, memperkenalkan pesumo dan

Telah dilakukan penelitian kombinasi ekstrak air rimpang kunyit, daun kemuning, herba tapak liman dan daun jambu biji untuk mengetahui efek antidiare dengan dosis

Harga jual tersebut ditetapkan setiap awal bulan dengan dasar antara lain persentase kenaikan yang terjadi dalam pelaksanaan lelang besar, diperhitungkan dari

Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan

adapun bentuk pelaksanaan bimbingan keagamaan yang dilakukan oleh Ibu Maryuni adalah memberikan contoh kepada anaknya tentang hal-hal keagamaan yang

Selanjutnya, Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin dalam melayani pasien berdasarkan konsep pelayanan prima pihak Rumah Sakit memiliki konsep A3 yaitu berdasarkan sikap,