• Tidak ada hasil yang ditemukan

10.1. Petunjuk Umum 10.1.1. Prisip Dasar Safeguard - DOCRPIJM c849a9fecc BAB XBAB 10 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "10.1. Petunjuk Umum 10.1.1. Prisip Dasar Safeguard - DOCRPIJM c849a9fecc BAB XBAB 10 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

10.1. Petunjuk Umum

10.1.1. Prisip Dasar Safeguard

Safeguard dibuat untuk mendukung pemantapan tata pemerintahan yang baik dalam

pengelolaan pembangunan melalui implementasi reformasi pemerintahan, pengembangan

institutional dan pembiayaan pembangunan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

terpadu yang menekankan sinergi di antara tiga unsur (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat)

merupakan salah satu rancangan strategis pembangunan. Diharapkan, dapat memberikan

kontribusi besar bagi pemerintah kabupaten Sumenep untuk melaksanakan reformasi tata

pembangunan infrastruktur yang baik.

Pemerintah Kabupaten Sumenep menyiapkan RPIJM bersama forum stakeholder,

yang menjadi landasan usulan investasi dalam perencanaan ini. Program tersebut merupakan

bagian terpadu dari proses penyusunan dan implementasi Visi, Misi kabupaten Sumenep.

Sasaran kerangka safeguard ini adalah untuk menyediakan landasan bersama bagi

semua pihak untuk menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan memantau proyek

potensial sesuai persyaratan hukum yang berlaku di Indonesia tentang dampak lingkungan.

Kerangka safeguard diharapkan menjadi pedoman untuk menjamin suatu penilaian sistimatis

proyek atas risiko lingkungan dan manfaat sosial, menekan dan mengelola risiko yang

merugikan; meningkatkan manfaat lingkungan dan sosial; dan menjamin keterbukaan proyek

dan proses konsultasi publik yang bermakna dengan warga yang terkena proyek.

Prinsip-prinsip dasar safeguard adalah sebagai berikut :

1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan melaksanakan

dengan baik dan konsisten kerangka safeguard lingkungan dan sosial.

1

(2)

2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan kerangka

safeguard dapat dilakukan secara lebih efektif.

3. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, mudah dimengerti, jelas

kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijalankan sesuai prinsip dalam

kerangka proyek.

4. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak

mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila terjadi dampak negatif maka perlu

dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif

tersebut, baik pada tahap perencanaan persiapan maupun tahapan pelaksanaannya.

5. Diharapkan RPIJM tidak mebiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal

tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang

secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP-Potentially Affected

People) warga terasing dan rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga

yang terkena dampak pemindahan (DP-Displaced People), secara memadai.

6. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka

diperlukan tahap-tahap sebagai berikut :

• Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan

kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas

terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak.

• Warga harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan

menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang

berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diinginkan bagi

mereka.

10.1.2.Lingkup Kerangka Safeguard

Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi

infrastruktur, kerangka safeguard RPIJM Infrastruktur bidang PU / Cipta Karya terdiri dari dua

komponen yakni :

1. Safeguard Sosial

(3)

pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi manfaat sosial dan

pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak

atau DP (Displaced People).

2. Safeguard Lingkungan

Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat

melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan

pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan

dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena

dampak atau PAP (Potentially Affected People).

10.1.3. Pembiayaan

Pembiayaan dalam safeguard mulai dari proses studi kelayakan, pelaksanaan dan

pemantauan merupakan tanggung jawab pelaksanan proyek. Sehingga pembiayaan

safeguarde bagian dari pembiayaan proyek. Akan tetapi secara umum dalam pemantauan

seluruh proyek yang telah dilakukan, pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah

Kabupaten melalui dinas terkait. Karena dalam pemantauan safeguard harus melibatkan

stakeholder.

Kontribusi masyarakat dan swasta bukan tidak dimungkinkan, karena semua unsur

mempunyai kepentingan dalam hal ini. Sehingga unsur swasta dan masyarakat juga perlu

didorong agar memberikan kontribusi terhadap pembiayaan safeguard.

10.2. Komponen Safeguard

10.2.1.Komponen Sosial Ekonomi

Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan

kapasitas perekonomian secara lebih luas, kadang kala justru akan menimbulkan kerugian

ekonomi secara mikro. Maka dalam sebuah rencana pembangunan perlu diperhitungkan

komponen sosial ekonomi mikro yang telah ada dan berkembang di lokasi yang

direncanakan, komponen-komponen tersebut diantaranya adalah : kegiatan ekonomi

non-formal, investasi tambahan bagi pelaku ekonomi yang akan terkena proyek, pemindahan

sementara, dan lain sebagainya. Intinya, dengan adanya rencana pembangunan maka kondisi

(4)

10.2.2.Komponen Sosial Budaya

Masalah sosial budaya juga merupakan komponen yang harus diperhatikan dalam

melaksanakan sebuah rencana pembangunan. Budaya dalam arti khusus berupa adat istiadat

dan agama menunjukkan perbedaan di setiap tempat di Indonesia, yang juga berarti bahwa

pembangunan di wilayah lain dapat dilaksanakan dengan baik, belum tentu berhasil di

wilayah lainnya. Kondisi sosial budaya lainnya yang perlu juga mendapat perhatian dalam

masalah safeguard adalah masalah kependudukan, pendidikan, tingkat kesejahteraan dan

angka pengangguran. Komponen-komponen yang disebut sebelumnya harus diperhatikan

dengan tujuan jika rencana pembangunan tersebut dilaksanakan, dapat diterima dan dapat

memperbaiki kondisi sosial budaya yang ada.

10.2.3. Komponen Lingkungan

Komponen lingkungan yang dalam hal ini adalah lingkungan alam, merupakan

komponen yang paling dapat dipastikan akan mengalami penurunan kualitas. Komponen

tersebut dapat berupa fisik, kimia, dan biologi. Secara khusus yang berpotensi terkena

dampak diantaranya ; kondisi tanah, kualitas udara, tumbuhan, satwa liar, kualitas air

permukaan, dan kualitas air tanah. Kegiatan safeguard ditujukan untuk meminimalkan

pengaruh buruk yang akan menimpa komponen lingkungan alam tersebut, karena muara dari

kerusakannya adalah berdampak pada manusia. Dengan mengetahui secara dini potensi

dampak yang akan terjadi, diharapkan telah disiapkan pula cara pengelolaannya.

10.3. Penilaian Lingkungan (Enviromental Assessment)

Penilaian ini dimaksudkan untuk membantu Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan

evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko

lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan

keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP. Seluruh

program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten/Kota

harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dampak sub

(5)

• Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau Analisis Dampak

Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan

Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan- RPL);

• Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan

• Lingkungan-UPL; atau

• Standar Operasi Baku-SOP,

• Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL

atau UKL / UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi,

sosial, kelembagaan dan keuangan sub proyek;

3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif

terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk

dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang

diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan,

dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi

sedemikian rupa, harus dilengkapi dengan AMDAL;

4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU / Cipta Karya tidak dapat

dipergunakan untuk mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak

negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi,

alur laut internasional atau kawasan sengketa.

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni:

pentapisan awal sub proyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan safeguard,

evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian / kategorisasi dampak lingkungan dari

subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL,

ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.

Tabel 10.1 Kategori Sub Proyek Menurut Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan

Pemerintah

A Subproyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit

(6)

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

dilakukan

B

Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil,

mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan

UKL/UPL

C Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan

tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air

Tidak diperlukan ANDAL atau

UKL/UPL

Catatan :

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan

RPL : Rencanana Pemantauan Lingkungan

UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

10.4. Metode Pendugaan Dampak

Metode pendugaan dampak yang ditimbulkan oleh suatu rencana kegiatan proyek,

secara umum dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

• Metode Perhitungan Matematis

• Metode Eksperimen/Percobaan

• Metode Simulasi Visual dan Peta

• Metode Analogi

• Metode Penilaian Ahli

Metode pendugaan dapat dilaksanakan salah atau atau lebih metode tergantung

kebutuhan dan ketersediaan metode yang dipilih. Pendugaan dampak harus didukung

dengan data kondisi (rona) awal lingkungan sebelum adanya proyek.

10.5. Pemilihan Alternatif

10.5.1. Proses Pemilihan Alternatif

Proses pemilihan alternatif dapat meliputi lokasi, metode pelaksanaan, bahan yang

dipakai, atau sistem operasi yang akan direncanakan untuk proyek tersebut. Proses pemilihan

idealnya dilakukan pada saat pelaksanaan studi kelayakan yang mempertimbangkan masalah

(7)

10.5.2.Penyajian Pemilihan Alternatif

Penyajian pemilihan alternatif bersamaan atau bagian dari studi kelayakan yang

dikerjakan. Namun demikian masih dimungkinkan adanya usulan pemilihan alternatif pada

tahap studi AMDAL, hal tersebut berkaitan dengan permasalahan bidang lingkungan yang

tidak ditangani secara mendalam pada proses studi kelayakan (khusus teknis dan ekonomis).

Kecualistudi AMDAL merupakan proses yang terintegrasi dengan studi kelayakan.

10.6. Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan

10.6.1.Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan safeguard lingkungan dan sosial pada dasarnya adalah sistem

yang direkomendasikan oleh dokumen yang berkaitan dengan studi lingkungan yang

diterapkan baik itu RKL/RPL atau UKL/UPL.

10.6.2.Pelaksanaan Pengelolaan

Pelaksanaan dalam kerangka lembaga yang berwenang dalam hal pengelolaan

adalah lembaga yang berwenang dalam bidang lingkungan, dalam hal ini adalah Dinas

Lingkungan Hidup. Untuk kegiatan yang melibatkan pihak ketiga (masyarakat atau swasta)

dalam pengoperasiannya, maka pihak ketiga lah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan

Pelaksanaan pengelolaan dalam skala waktu, juga berdasar pada jumlah dan

intensitas dampak yang ditentukan dalam dokumen yang berkaitan dengan studi lingkungan.

Idealnya dalam setiap proses kegiatan selalu dilaksanakan pengelolaan.

10.6.3.Pembiayaan Pengelolaan

Pada dasarnya pembiayaan pengelolaan lingkungan biasanya dibebankan pada pihak

(8)

10.7. Rencana Pembantauan Safeguard Lingkungan Dan Sosial

10.7.1. Tipe Pemantauan

Tipe pemantauan dapat dilakukan secara langsung atau dengan pemeriksaan dengan

laboratorium. Tipe pemantauan secara langsung biasanya dengan menggunakan

bio-indikator yang sengaja dipasang sebagai bio-indikator pencemaran, atau dengan menggunakan

alat sederhana yang dapat memberikan hasil pada saat itu juga.

Tipe pemantauan dengan pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk lebih dalam

mengetahui kualitas pencemaran yang mana tidak terdapat alat sederhana yang dapat

mengetahui secara langsung kualitas pencemaran.

10.7.2.Prosedur Pemantauan

Prosedur pemantauan disesuaikan dengan komponen dampak yang akan dipantau,

yang langkah-langkahnya biasanya ditentukan berdasarkan peraturan yang berlaku.

10.7.3. Pelaksanaan Pemantauan

Pelaksanaan pemantauan secara lembaga paling tidak melibatkan Dinas Lingkungan

Hidup yang berwenang dalam masalah lingkungan. Lembaga lain adalah lembaga pengelola

dan lembaga terkait lainnya.

Pelaksanaan pemantauan secara waktu berdasarkan rekomendasi dokumen hasil

studi lingkungan yang dilakukan, dengan sekurang-kurangnya selama satu tahun harus

dilakukan satu kali pemantauan.

10.8. Klasifikasi Kegiatan Berdasarkan Kategori Dampak Lingkungan

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam prioritas usulan kegiatan yang ada di

Kabupaten Sampang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar tersebut. Pengklasifikasian

prioritas usulan kegiatan tersebut ke dalam kategori sub proyek menurut dampak lingkungan

(9)

Tabel 10.2 Klasifikasi Kegiatan di Kabupaten Sampang Berdasarkan Kategori Dampak Lingkungan

Sektor Kegiatan Kategor

i Persyaratan

PLP A. Pembangunan Persampahan

1 Peningkatan/ Pembangunan TPA

a.Peningkatan TPA B UKL/UPL

b.Penyediaan Sarana & Prasarana

Pengolahan Sampah C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

c.Relokasi TPA A ANDAL & RKL/RPL *)

2 Pemb.Prasarana Persampahan Terpadu

3R

a.Peningkatan Operasi & Pemeliharaan

Sarana Prasarana Persampahan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

b.Peningkatan Peran Serta Masyarakat

dlm Pengelolaan Sampah C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

c.Penyediaan Sarana & Prasarana

Pengelolaan persampahan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

d.Pengadaan Alat Pengolah Sampah C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

e.Operasional & Pemeliharaan Alat

Pengolah Sampah C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

f. Peningkatan Kemampuan Aparat

Pengelolaan Persampahan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

g.Pengembangan Teknologi

Pengolahan Persampahan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

h.Penyusunan Sistem Informasi

Pengelolaan RTH C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

B. Drainase

Pemb. Drainase Perkotaan

a.Pembangunan Saluran

Drainase/gorong-gorong C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

b.Masterplan Sistem Drainase

Perkotaan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

c.Penyediaan Dampak Resiko

Pencemaran Lingk C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

d.Pembangunan & Rehab. Saluran

Lingkungan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

e.Pemb. & Rehabilitasi Saluran

Lingkungan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

f. Pembangunan Saluran Drainase

Primer tahap II C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

g.Perencanaan sub Sistem Drainase

Perkotaan C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

C. Air Limbah

1 IPAL Kawasan RSH

a.Pengendalian Pencemaran &

Pengrusakan Lingkungan

C Tidak diperlukan ANDAL

(10)

Sektor Kegiatan Kategor

i Persyaratan

b.Peningkatan Penyehatan Lingkungan

Permukiman

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL 2 IPAL Komunal Skala Kawasan

a.Pembangunan MCK C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

b.Pembangunan Sanitasi Dasar

terutama bagi masyarakat miskin

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

c.Pembangunan IPAL Skala Kawasan B UKL/UPL

d.Pembangunan Jamban Keluarga C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

D. Kegiatan Study

Pembuatan FS+ DED Rencana Relokasi

TPA C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

PBL A. Pembinaan teknis bangunan gedung

Rehabilitasi gedung kantor

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

a.Gedung Cipta Karya

b.Kel. Banyuanyar

Pemeliharaan rutin berkala Gedung Kantor

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pembangunan Gedung Balai Desa ( 2

unit)

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pembangunan Tempat Parkir C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Rehabilitasi rumah dinas C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pelatihan tenaga ahli jasa konstruksi C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pembangunan Pagar C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

B . Pengembangan dan Revitalisasi

Kawasan

Penyusunan RTRK Kec. Sampang C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Penyusunan RDTRK Kecamatan C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Revisi Rencana Tata Ruang (Revisi

RDTRK Kawasan Perkotaan Ketapang dan Sokobanah)

C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

RDTR Kawasan Perkotaan C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Penyusunan RTBL C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

C. Percontohan Ruang Terbuka Hijau

(11)

Sektor Kegiatan Kategor

i Persyaratan

undangan atau UKL/UPL

Air

Minum A.

Bantuan Teknis (Program Penyehatan PDAM)

Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Lanjutan

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Diklat Teknis Pengurus HIPPAM C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pembuatan Data Base mengenai sumber

air, kapasitas maupun jumlah terlayani

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pengadaan Konstruksi Reservoir C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pembangunan Sumur Bor C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pemindahan arus listrik dan

penambahan daya dari desa ke perkotaan

C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

Penyediaan air bersih terutama untuk masy. Miskin

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

B. Penyediaan PS AM KWS Kumuh/Nelayan

Pembangunan Sarana air minum utuk permukiman kumuh masy miskin

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

a.Pemasangan pompa 5 m/det C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

b.Pemasangan Broncaptering C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

c.Pemasangan Pipa Distribusi C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

d.Pemasangan SR C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pengembangan Prasarana dan Sarana

Air Bersih yang sudah terbangun

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Peremajaan dan normalisasi sistem

penyediaan sarana air bersih

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Penyediaan Air bersih Kawasan nelayan C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

C. Penyediaan PS AM KWS RSH/Rusunawa

Penyusunan PS AM Kawasan RSH/ Rusunawa Identifikasi Pola Pemmenuhan Keb. Air

Bersih di Kaw. Perdesaan

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

D. Pengemb. SPAM IKK Belum Memiliki

SPAM

Pembangunan Perpipaan Air Minum Ke Pulau Mandangin

C Tidak diperlukan ANDAL

(12)

Sektor Kegiatan Kategor

i Persyaratan

E. Pengembangan SPAM di DS. Rawan Air,

Pesisir, Terpencil

Pengembangan Air Bersih Sumber Payung Ketapang Timur

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Study Identifikasi Pola Pemenuhan

Kebutuhan Air Bersh di Kawasan Perdesaan

C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

BangKi

m A. Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

Pembangunan dan pemeliharaan rutin sarana dan prasarana jalan lingkungan perkotaan

C

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pemugaran dan Perbaikan Permukiman C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pembangunan sarana dan prasarana

pemakaman

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

B. Penyediaan Infrastruktur Primer bagi

MBR

Rehab / Pembangunan Permuan Masy Kurang Mampu

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Peningkatan Kualitas Permukiman C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

a.Penambahan PJU C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

b.Pemeliharaan PJU C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Fasilitasi dan stimulasi pemb.

Perumahan masyarakat Kurang mampu

C Tidak diperlukan ANDAL

C. Pengembangan PS Desa

Potensial/Agropolitan/Minapolitan Penyusunan peraturan mengenai

peningkatan jalan poros desa / usaha tani

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Peningkatan jalan poros desa/ usaha tani C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

D. Peningkatan PS Perdesaan Skala

Kawasan

Pembangunan Jalan Lingkungan C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Pembuatan Pagar C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

(13)

Sektor Kegiatan Kategor

i Persyaratan

Penataan lingk. Permukiman penduduk pedesaan

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

E. Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan( SPPIP ) Kebijakan strategi dan program perumahan

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Penyusunan Data base lingkungan C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

Penyusunan RPIJM Tahap III C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

F. Rencana Pengembangan Kawasan

Permukiman Prioritas ( RPKPP ) Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pemeliharaan sarana dan prasarana

pencegahan bahaya kebakaran

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL

G. Peningkatan Kualitas Permukiman Pulau

Kecil

Pembangunan Jalan Lingkungan Pulau Mandangin

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Pembangunan Tangkis Laut di wilayah

Pantai Permukiman

C Tidak diperlukan ANDAL

atau UKL/UPL Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil klasifikasi dari seluruh prioritas usulan kegiatan di Kabupaten

Sampang, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan sub proyek tidak mengakibatkan

pencemaran udara, tanah dan air.

Terdapat 2 (dua) kegiatan diperkirakan berdampak lingkungan skala ringan, yaitu

peningkatan TPA dan pembangunan IPAL skala Kawasan. Selanjutnya mengenai

pemindahan lokasi TPA, diperlukan ANDAL dan RKL/UPL, mengingat sifat sampah dan

Gambar

Tabel 10.2 Klasifikasi Kegiatan di Kabupaten Sampang Berdasarkan Kategori

Referensi

Dokumen terkait

PERANAN INFORMASI YANG PERANAN INFORMASI YANG ASIMETRI DALAM PEMINJAMAN ASIMETRI DALAM PEMINJAMAN  Pinjaman C&I disalurkan kepada bisnis untuk Pinjaman C&I disalurkan

Sehubungan telah dilaksanakannya evaluasi kualifikasi untuk paket pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Database Jalan Desa di kabupaten Kayong Utara, Pokja Pengadaan Jasa

[r]

Hal itu dapat terjadi karena pada saat olahraga kalori yang dibutuhkan tubuhmu lebih banyak sehingga pembakaran energi dari makanan yang kamu makan juga lebih cepat dibandingkan

[r]

POKJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Foto copy dokumen yang akan diserahkan kepada pokja ULP disusun rapi dalam map odner dan pada bagian depannya tercantum identitas nama

However, a number of those students who are likely to obtain a lower level of honours degree or an ordinary degree often do not maintain regular contact and it is often

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk