• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman - USD Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN

LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

ANA WULAN IKA ASTUTI NIM: 021334041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kecemasan

Orang sering cemas mengambil langkah yang terlalu kecil.

Kecemasan mereka adalah karena itu tidak cukup bermakna atau nyata.

Mereka juga cemas bila orang lain menertawakan mereka atau menganggap

mereka lemah.

Banyak orang begitu takut mengambil langkah yang terlalu kecil sampai

akhirnya tidak mengerjakan apa-apa.

(Richard Carlson)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhanku Yesus Kristus

Bunda Maria Tercinta

Bapak dan Ibuku tercinta

Kakaku Cristina Sri Munarti dan Mas Sasmitadi

Keponakan Petrus Ari Cahyadi dan Anggelina Dian Puspita Ningtyas

Terima kasih banyak atas doa, dukungan, dan cinta yang sudah tercurah untuk

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR DAN

LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus: : Siswa-siswi Jurusan Keuangan Program Studi Akuntansi

SMK YPKK III Depok Sleman Ana Wulan Ika Astuti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) ada hubungan antara lingkungan belajar dangan prestasi belajar siswa pada siswa siswi SMK YPKK III Depok Sleman.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2007. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 191. Sampel yang diambil sebanyak 62 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi Multivarian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa (rhitung =

0,466 > rtabel = 0,164 dengan taraf signifikansi 0,05); (2) ada hubungan antara

intensitas belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,345 > rtabel = 0,164

dengan taraf signifikansi 0,05); (3) ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa yang (rhitung = 0,376 > rtabel = 0,164 dengan taraf signifikansi

(8)

viii ABSTRACT

The Relationship Between Student’s Perception About the Variations of Teacher’s Style of Teaching, Intensity of Learning, Learning Facilities And

Learning Environment With Student’s Learning Achievement A Case Study Students at Finance Department of Accounting Study Progam in

“YPKK III” Vocational High School Depok Sleman Ana Wulan Ika Astuti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aims to know whether or not: (1) there is a relationship between learning student’s perception about the variation of teacher’s teaching style and student’s learning achievement; (2) there is a relationship between intensity of learning and student’s learning achievement; (3) there is a relationship between learning facilities and student’s learning achievement; (4) there is a relationship between learning enviroment and student’s learning achievement at “YPKK III” vocational high school, Depok Sleman.

The research was conducted on November 2007 with the research population was 191 students and 62 students were taken as the sampels. The techique which was used to take the sample was purposive sampling. The data collecting used were questionnaire and documentation methods. To test the hypothesis the research used the method of correlation analysis of Multivarians.

The research results show that: (1) there is a relationship between student’s perception about variation of teacher’s teaching style and student’s learning achievement (rcount = 0,466 > rtable = 0,164 with significant level 0,05); (2) there is a

relationship between intensity of learning and student’s learning achievement (rcount

= 0,345 > rtable = 0,164 with significant level 0,05); (3) there is a relationship

between learning facilities and student’s learning achievement (rcount = 0,376 > rtable

= 0,164 with significant level 0,05); (4) there is a relationship between learning enviroment and student’s learning achievement (rcount = 0,462 > rtable = 0,164 with

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Intensitas belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen penuji yang telah bersedia untuk memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia mendampingi penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. yang telah bersedia mendampingi penulis dalam proposal penelitian memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran.

(10)

x

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita, Ibu Lina, Ibu Cornel, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Wid, Pak Joko, Pak Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

10. Keluarga besar SMK YPKK III Sleman, Ibu Dra. Rubiyati selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Dra. Nur’aini selaku Kurikulum yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, seluruh guru dan karyawan, siswa-siswi kelas 2 yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini.

11. Bapak Al. Dariya dan Ibu Florentina Rubiyem, akire lulus juga to!!!makasi yach atas semua perhatian, doa en’ kasih sayangnya.

12. Mbak Sri Munarti makasi atas perhatian,semangat, en’ mau dengerin keluh kesahku mas Sasmito makasih atas bantuan dan semangatnya ya, keponakanku Petrus Ari Cahyadi en’ Angelina Dian Puspita Ningtas thanx untuk kelucuan en ramenya suasana.

13. Petrus Heru Prasetyo makasih buat cinta, doa,semangat, perhatian dan pengertianmu dari awal sampai selesainya skripsi ini.

14. Keluarga besar Bapak Sojiwo dan Bapak Soparto matur nuwun berkah pangestunipun.

15. Bruder Dwiyanto, FIC makasih atas semangat dan doanya ya der’.

(11)

xi

17. My friends, Wati, Ruri, Beti akhirnya aku lulus ni, Elfira (liong), Sisil (lontong) , Danik, Lia, Ninuk, Edi, Mittha, Santi,Flora (fofo) makasih dah menjadi sobatku.

18. Temen-temen kost Brojowikalpo No.2B Dewi “tuyul memble” n family, Yudha, Retno “Nonox” trims abstraknya, Nuning, Tian, Shinta, Silvi, Sulis, mba Rica “tante”, Tita.

19. Mas Lukas en’ mas Jati makasih atas dukungan en’ semangatnya.

20. Temen-temen PAK A 2002 Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Ninuk, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni seneng dech bisa sekelas bareng X-an smoga ini bisa jadi kisah klasik yang pantas untuk dikenang thanx 4 everything, don’t forget me...

21. Temen-temen PAK B 2002 Eli, Dewa, Apri, DP, Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Lamdos, Kris, Didik, dll. 22. Temen-temen PAK C 2002 Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Wulan,

Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Ima, dll.

23. Agung, adel, desi, ari, yanti, mbk ester, deka, monik, sari, dewi, makasih atas kebersamaanya.

24. Buat diri pribadiku ayo langkahkan kaki, tegarkan hati, kuatkan diri, tuk menggapai asa yang tinggi, tetap semangat!!!keep smile☺

25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjuauan Teoritis ... 7

(13)

xiii

C. Hubungan Antara Variabel ... 24

D. Kerangka Berpikir ... 26

E. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Variabel Penelitian dan Ukurannya ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 36

H. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 46

A. Data Kelembagaan Sekolah ... 46

B. Fasilitas Penunjang Pendidikan ... 45

C. Sumber Daya Manusia ... 47

D. Deskripsi Populasi ... 49

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Data ... 53

B. Analisis Deskriptif ... 54

C. Analisa Data ... 59

(14)

xiv

BAB VI PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 71

C. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 30

Tabel 3.2 PAP Tipe II ... 32

Tabel 3.3 Skala Pengukuran ... 32

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner ... 35

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 37

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 39

Tabel 4.1 Data Fasilitas Sekolah ... 46

Tabel 4.2 Data Guru dan Karyawan ... 48

Tabel 4.3 Data Jumlah Siswa ... 49

Tabel 4.4 Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 50

Tabel 4.5 Intensitas Belajar Siswa ... 50

Tabel 4.6 Sarana Belajar Siswa ... 51

Tabel 4.7 Lingkungan Belajar Siswa ... 51

Tabel 4.8 Prestasi Belajar Siswa ... 52

Tabel 5.1 Prestasi Belajar Siswa ... 54

Tabel 5.2 Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 55

Tabel 5.3 Intensitas Belajar Siswa ... 56

Tabel 5.4 Sarana Belajar Siswa ... 57

Tabel 5.5 Lingkungan Belajar Siswa ... 58

(16)

xvi

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 76

Lampiran 2 Data SPSS ... 85

Lampiran 3 Validitas & Reliabilitas ... 95

Lampiran 4 Normalitas & Linierias ... 99

Lampiran 5 Korelasi & Regresi Berganda ... 105

Lampiran 6 Kategori Kecenderungan ... 108

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan

pembangunan masyarakat suatu Negara, karena pendidikan merupakan dasar

bagi pelaksanaan pembangunan. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan,

terlebih pembangunan yang berorientasi untuk membenahi Bangsa yang

sedang menghadapi berbagai masalah, dibutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas.

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan dari penerapan

pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu

hal penting yang harus mendapat perhatian bangsa Indonesia. Dalam suatu

lembaga pendidikan terdapat suatu proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

belajar mengajar ini dipengarui oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tujuan

pengajaran, materi pengajaran, materi pengajaran, media pengajaran, peran

guru dan siswa, metode mengajar yang digunakan, variasi gaya mengajar

guru, intensitas belajar siswa, sarana belajar dan lain-lain.

Prestasi belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya

(19)

Variasi gaya mengajar guru diartikan sebagai perbuatan guru dalam

konteks belajar mengajar di kelas. Variasi gaya mengajar bertujuan untuk

mengurangi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya senantiasa

menunjukan ketekunan, keantusiasan, dan berperan serta secara aktif yang

pada akhirnya mencapai hasil yang maksimal.

Keberhasilan anak dalam belajar di sekolah hanya berdasar pada prestasi

belajar yang dicapainya. Prestasi belajar anak yang tinggi dapat diperoleh jika

di dalam dirinya tumbuh rasa senang belajar. Dalam perasaan senang anak

menjadi semangat dalam belajar. Dengan kata lain prestasi belajar

kemungkinan besar dapat ditingkatkan jika intensitas belajar siswa tinggi.

Semangat belajar yang tumbuh dalam diri siswa dapat berjalan dengan

lebih baik apabila didukung faktor luar dan faktor dalam secara positif.

Intensitas belajar tidak lepas dari partisipasi orang tua. Partisipasi ini bisa

berwujud dalam pemberian sarana belajar yang memadai dan kemauan orang

tua dalam hal pendampingan belajar anak. Untuk menunjang pelaksanaan

belajar siswa lingkungan belajar juga ikut berperan dalam meningkatkan

prestasi belajarnya. Oleh karena lingkungan belajar yang mendukung, maka

siswa akan belajar lebih bersemangat karena merasa nyaman. Lingkungan

belajar meliputi lingkungan tempat tinggal atau masyarakat, lingkungan

keluarga, dan lingkungan sekolah.

Akan tetapi pada kenyataannya banyak guru yang belum memiliki

keterampilan dalam menggunakan variasi gaya mengajar. Dari pengalaman

(20)

menggunakan variasi dalam mengajar sehingga siswa merasa bosan dan malas

untuk mengikuti pelajaran. Dalam kondisis ini menyebabkan prestasi siswa

menurun. Dengan diterapkannya variasi gaya mengajar guru dalam proses

belajar mengajar maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Siswa yang memiliki nilai yang kurang cenderung malas untuk belajar

sehingga intensitas belajar siswa menjadi berkurang. Mereka belum mampu

mengatur atau mengarahkan dirinya sendiri dalam aktivitas belajar. Untuk hal

ini peran orang tua dalam pendampingan belajar anak sangat diperlukan,

karena banyak orang tua yang kerap kali kurang memperhatikan anak

khususnya dalam belajar. Pada umumnya kebanyakan orang tua hanya

mencari materi untuk memenuhi kebetuhuan keluarga sehingga anak kurang

mendapat perhatian. Hal ini terkait juga dengan pemberian sarana belajar oleh

orang tua, bahwa tidak semua siswa memiliki sarana belajar yang mendukung.

Begitu pula dengan lingkungan belajar yang kadang kurang menciptakan

suasana belajar yang nyaman misal letak sekolah yang dekat dengan jalan

raya.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul ”Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya

Mengajar Guru, Intensitas Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian ini akan di laksanakan di SMK YPKK III Sleman.

(21)

B. Batasan Masalah

Untuk menghindari persepsi yang berbeda-beda maka penulis merasa

perlu membatasi masalah dalam penelitian ini.

1. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah prestasi belajar akuntansi.

2. Penelitian hanya berfokus pada 4 faktor yang berhubungan dengan prestasi

belajar siswa yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru,

intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar.

C. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar

guru dengan prestasi belajar siswa?

2. Apakah ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar

siswa?

3. Apakah ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa?

4. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar

siswa?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian

(22)

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tentang

variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas belajar dengan

prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sarana belajar dengan

prestasi belajar siswa.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru dan Siswa

Penelitian ini diharapkan sebagai acuan baik bagi guru maupun siswa

untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan

mengingat pentingnya hubungan variasi gaya mengajar guru, intensitas

belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar demi tercapainya prestasi

belajar siswa secara maksimal.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah referensi

kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat

digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia

(23)

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi

penulis sebelum terjun dalam praktik dunia pendidikan khusunya yang

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teoritis 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi adalah hasil belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1990:700) sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Menurut para penulis buku psikologi belajar, mereka

mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam

diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah

pengalaman (Ali Imron 1996:3).

Apabila seseorang belajar maka ia akan memperoleh hasilnya.

Hasil belajar adalah perubahan dalam diri siswa, ketika ia dapat

mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya. Setiap orang

mempunyai hasil yang berbeda dari yang telah dipelajarinya.

Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak

pada prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui

dari evaluasi belajarnya (Sudjana, 1990:28).

(25)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Handitono, (1994:229) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

1) Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari individu, yang meliputi:

a) faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan

kejiwaan misalnya intelegensi, perhatian, minat, bakat, emisi,

dan kesiapan maupun kelelahan.

b) faktor biologis yaitu hal-hal atau hambatan-hambatan yang

secara langsung berhubungan dengan siswa yang meliputi

kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu

Faktor ekstern ini meliputi keluarga, masyarakat, dan

sekolah. Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak

belajar. Sekolah merupakan tempat seorang anak mendapatkan

pendidikan formal ditempat ini pula biasanya pengukuran prestasi

belajar dilakukan, dan masyarakat merupakan lingkungan seorang

anak belajar lebih banyak dibandingkan belajar di keluarga dan

sekolah.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 235-523) faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

1) Faktor internal

a) Sikap terhadap belajar, merupakan kemampuan memberikan

(26)

penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap

menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan belajar.

b) Motivasi belajar, merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Jika motivasi melemah akan

mengakibatkan melemahnya kegiatan belajar, maka mutu hasil

belajar akan menjadi rendah.

c) Konsentrasi belajar, merupakan kemampuan memusatkan

perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan pelajaran

maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat pada

pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi

belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta

istirahat.

d) Mengolah bahan pelajaran, merupakan kemampuan untuk

menerima isi dan cara perolehan ajaran yang dikembangkan

diberbagai mata pelajaran, sehingga menjadi bermakna.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar, merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan

menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek

(hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil

belajar tetap dimiliki). Proses belajar terdiri dari penerimaan,

pengolahan, penyimpanan, dan pengaktifan yang berupa

(27)

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan, merupakan proses

pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam pesan baru,

mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara memperbaiki

kembali atau mengaitkan dengan bahan lama. Proses menggali

pesan lama tersebut dapat berwujud transfer belajar atau unjuk

prestasi belajar. Gangguan dalam menggali pesan dan kesan

lama dapat bersumber dari kesukaran penerimaan, pengolahan

dan penyimpanan.

g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, merupakan

suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan

belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau

mentransfer hasil belajar.

h) Rasa percaya diri, timbul dari keinginan mewujudkan diri

bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya

diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.

i) Intelegensi dan keberhasilan belajar, adalah salah satu

kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat

bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul

dengan lingkungan secara efisien. Faktor yang mempengaruhi

intelegensi meliputi kurangnya fasilitas belajar, mahasiswa

makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa

(28)

tua karena tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya di

sekolah, keadaan gizi yang rendah.

j) Kebiasaan belajar, dalam kegiatan sehari-hari ditemukan

adanya kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa

belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur

menyia-nyiakan kesempatan belajar, datang terlambat.

k) Cita-cita, merupakan eksplorasi dan emansipasi diri

mahasiswa.

2) Faktor eksternal

a) Guru adalah pengajar yang mendidik, ia tidak hanya mengajar

bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga

menjadi pendidik generasi muda bangsanya.

b) Prasarana dan Sarana, kelengkapannya merupakan kondisi

pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti lengkapnya sarana

dan prasarana menentukan jaminan terselenggaranya proses

belajar yang baik.

c) Faktor Keluarga, hubungan yang baik antara anggota keluarga

dapat membantu dalam kegiatan belajar, sehingga

dimungkinkan prestasi belajar lebih baik.

d) Faktor lingkungan, lingkungan dimana mengemukakan siswa

tinggal, berpengaruh pada kegiatan belajarnya.

e) Kurikulum, program pembelajaran mendasarkan diri pada suatu

(29)

Menurut Masrun dan Sri Mulyani Martiniah, (1976:21) seorang

siswa dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik

apabila didukung oleh adanya usaha-usaha sebagai berikut:

1. Mempunyai tujuan belajar yang jelas.

2. Mempunyai motivasi intrinsik.

3. Mempunyai minat belajar.

4. Mempunyai kecakaapan dalam penguasaan bahan.

5. Mempunyai kecakapan dalam mengikuti pelajaran.

2. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mangajar Guru

a. Persepsi Siswa

Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang

dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang

lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan,

perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi itu

merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi (Thoha,

1983:38).

Persepsi dapat pula diartikan sebagai proses pemahaman yang

terorganisir dan menggabungkan data-data indera atau penginderaan

untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari

sekeliling kita (Davidoff, 1981:232).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima,

(30)

melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti

tentang yang diinderakan.

Persepsi siswa terhadap proses belajar mengajar sangat

berpengaruh pada prestasi belajar mereka, karena guru sangat dominan

dalam menentukan keberhasilan masing-masing siswa. Profesionalitas

guru dalam mengelola kelas merupakan kunci utama dalam strategi

belajar mengajar.

Guru hendaknya harus senantiasa menggunakan variasi gaya

mengajar, misalnya dengan memberikan acungan jempol bagi siswa

yang mampu mengerjakan soal di depan kelas dengan baik atau

berjalan mendekati siswa sambil memberikan penjelasan apabila siswa

mengalami kesulitan dalam belajar atau mengerjakan soal. Dengan

demikian siswa akan merasa bahwa di dalam proses belajar mengajar

dihargai oleh guru sehingga proses pemahaman, menerima,

mengorganisasikan, dan menginterpretasikan apa yang didengar dan

dilihat dapat dimengerti secara maksimal dan pada akirnya siswa dapat

memberikan penilaian.

b. Pengertian Mengajar

Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka

memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar

sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan (Mohamad, 1984:3).

(31)

memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan

kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Menurut Gane and Briggs (Mohamad, 1984:4) menyatakan

bahwa “instruction is a set of event which affect learners in such a way

that learning is facilitated”, yang dapat disimpulkan bahwa mengajar

pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam memberi kemungkinan

bagi siswa agar terjadi proses belajar. Gane dan Briggs juga melihat

pentingnya proses belajar siswa secara aktif dalam pengajaran. Jadi,

yang penting dalam mengajar bukan upaya guru dalam

menyampaikkan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari

bahan sesuai tujuan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai director dan

facilitator of learning yaitu sebagai pengarah dan pemberi fasilitas

untuk terjadinya proses belajar.

Menurut Sardiman (1986:47), mengajar adalah menyampaikan

pengetahuan. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa

itu hanya sekedar ingin mendapat atau menguasai pengetahuan.

Konsekuensi dari pengertian semacam ini akan membuat

kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi

atau pengetahuan yang diberikan gurunya, sehingga pengajarannya

bersifat teacher centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci

(32)

Mengajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai salah satu

aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya

dan menghubungkannya dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar

yang nyaman. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu cara atau upaya yang

digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa yang

bertujuan untuk menyampaikkan informasi atau pengetahuan yang

berguna bagi siswa.

c. Gaya Mengajar

Gaya mengajar adalah sikap yang harus dilakukan untuk

menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung bagi

proses belajar mengajar. Gaya mengajar sangat dipengarui oleh cara

guru memandang diri mereka sendiri dan cara guru memandang siswa.

Hal ini bisa berarti bahwa perasaan guru, mewarnai corak pengajaran

dan pola interaksi dengan siswa (M. Entang, 1981:4). Gaya mengajar

menurut Winkel (1996:204) adalah keseluruhan tingkah laku guru

yang khas bagi dirinya dan agak bersifat menetap pada setiap kali

mengajar.

Menurut Roggema dalam Winkel (1996:205) membedakan gaya

mengajar menjadi dua, antara lain:

1). Formal

a) guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah

(33)

b) menuntut banyak prestasi hafalan;

c) berpegang pada buku pelajaran;

d) bergaya memimpin lebih otoriter;

e) kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa;

f) menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian.

2). Informal

a) penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan

siswa;

b) mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran;

c) memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran;

d) bergaya memimpin lebih demokratis;

e) menanggapi dengan baik pikiran kritis siswa;

f) menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri

sendiri.

d. Variasi Gaya Mengajar

Kebosanan merupakan salah satu masalah penting di dalam

kelas. Siswa duduk dengan tenang mendengar dan melihat guru

mengajar selama berjam-jam, sambil terkantuk-kantuk dan penuh

kebosanan. Gaya mengajar yang monoton akan membuat siswa malas

untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Hal yang diperlukan oleh guru adalah mengadakan variasi dalam

(34)

sungguh-sungguh akan sangat menarik dan dapat

mempertahankan

minat dan semangat siswa dalam belajar. Menurut Raflis Kosasi,

(1984:6-7) biasanya variasi muncul dalam komponen-komponen,

sebagai berikut:

1) Penggunaan variasi suara

Variasi suara adalah perubahan nada suara keras menjadi lemah,

dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara

gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan

pada kata-kata tertentu.

2) Pemusatan perhatian

Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat

dilakukan oleh guru dengan perkataan atau kalimat dan ungkapan

senada dengan itu dan biasanya diikuti dengan isyarat.

3) Kesenyapan

Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru

menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik

perhatian. Perubahan stimulasi dari adanya suara ke keadaan

tenang atau senyap atau dari keadaan adanya kesibukan kegiatan

dan kemudian dihentikan, akan dapat menarik perhatian karena

(35)

4) Mengadakan kontak pandang

Bila guru berbicara berinteraksi dengan siswanya hendaknya

pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswanya

untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka.

5) Gerakan badan dan mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan

adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini

tidak hanya sekedar menarik perhatian, tetapi lebih dari itu dapat

menyampaikkan arti dari pesan lisan yang disampaikan.

6) Pergantian posisi guru dalam kelas

Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk

mempertahankan perhatian siswa. Hal yang penting diingat adalah

variasi ini digunakan dengan maksud tetentu, dan dilakukan secara

wajar tidak berlebihan.

Salah satu tujuan untuk mendapatkan hasil dalam belajar, guru

tidak terikat pada teknik atau metode atau media tertentu akan tetapi

guru dapat memanfaatkan salah satu atau semuanya secara

berkombinasi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa cara efektif untuk memperoleh hasil pembelajaran

yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan melibatkan penuh

pembelajar bersama siswa, variasi dan keragaman dalam metode

(36)

3. Intensitas Belajar

Seorang siswa tidak bisa lepas dari kegiatan belajar. Dalam kegiatan

belajar, waktu merupakan salah satu faktor penting sehingga perlu

diperhatikan. Seperti berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar

atau berapa jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar, berapa kali

waktu yang disediakan untuk belajar dalam sehari perlu mendapat

perhatian. Intensitas belajar adalah banyaknya waktu yang digunakan

untuk belajar dengan baik. Dalam sehari berapa lama siswa melakukan

aktivitas belajar yang benar-benar menghasilkan. Setiap siswa umumnya

mempunyai waktu rata–rata 11 jam setiap hari untuk keperluan kegiatan

belajar. Sedang sisa waktu yang lain, 8 jam digunakan untuk tidur, 3 jam

untuk pemeliharaan diri, dan 2 jam digunakan untuk keperluan pribadi dan

urusan sosial (Gie, 1995:171). Jika dalam 11 jam tersebut 7 jam digunakan

untuk belajar disekolah maka sisanya sebanyak 4 jam digunakan untuk

belajar diluar sekolah, seperti dirumah, dilembaga bimbingan belajar atau

kelompok belajar dimasyarakat.

Dalam waktu belajar dalam sehari yang relatif banyak tersebut, siswa

hendaknya, dapat memanfaatkan sebaik-baiknya sehingga hasil belajar

yang dicapai optimal. Intensitas belajar dalam arti seberapa banyak waktu

yang digunakan untuk belajar akan mempengaruhi kegiatan belajarnya

sehingga akan mementukan tinggi rendah hasil belajarnya.

(37)

banyak intensitas belajar yang digunakan untuk belajar maka hasil yang

dicapai akan semakin tinggi.

4. Sarana Belajar

Pengertian sarana menurut kamus Besar Bahasa Indonesia

(1976:123) sarana belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan. Dari

pengertian tersebut dapat diidentifikasi arti sarana belajar adalah segala

sesuatu yang memudahkan siswa melakukan kegiatan belajar sehingga

dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan. Sarana belajar

merupakan salah satu faktor eksteren yang dapat berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi belajar. Sarana belajar mempunyai fungsi, untuk

menunjang dan menggalakan kegiatan belajar siswa agar kegiatan belajar

tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Jadi kelengkapan sarana belajar

yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, maka

orang tua tidak boleh melupakan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan

anak-anaknya dalam membantu meningkatkan proses belajar anak,

menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, (1995: 64) sarana

belajar antara lain sebagai berikut:

a. Peralatan sekolah

Peralatan ini bisa berwujud buku pelajaran, buku tulis, bolpoint, pensil,

karet penghapus dan lain-lain. Siswa mempunyai peralatan yang

lengkap akan cenderung bersemangat dalam belajar karena alat-alat

yang menunjang dalam belajarnya terpenuhi. Berbeda dengan

(38)

yang peralatanya tidak lengkap, mereka akan cenderung malas untuk

belajar karena apa yang dibutuhkan sebagai penunjang tidak ada. Jadi

kelengkapan peralatan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa.

b. Kamar belajar

Kamar belajar adalah sarana yang penting bagi anak. Dengan adanya

tempat yang khusus bagi anak untuk belajar maka anak akan lebih

terbantu dalam berkonsentrasi dalam belajarnya. Oleh karena itu,

kamar belajar sangat penting bagi siswa dalam kegiatan belajar di

rumah sehingga proses pemahaman dapat tercapai secara maksimal

dan pada akirnya prtestasi belajar meningkat.

c. Meja belajar dan kursi belajar

Meja belajar dan kursi belajar merupakan sarana yang diperlukan anak.

Dengan adanya meja dan kursi sendiri, maka dalam belajar anak

merasa nyaman. Kenyamanan dalam belajar akan mempengarhui

itensitasnya dalam belajar pula. Anak yang itensitas belajarnya tinggi

cenderung prestasinya tinggi pula.

d. Penerangan

Penerangan merupakan sarana penting dalam mendukung belajar anak.

Dengan penerangan yang cukup maka belajar anak akan lebih tahan

lama, karena dengan lampu yang terang, maka anak akan lebih jelas

(39)

Dengan demikian adanya penerangan yang cukup akan cenderung

mempengarui prestasi belajar anak.

5. Lingkungan Belajar

Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan

belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan

prestasi belajar yang baik. Sebab individu secara sadar atau tidak

senantiasa tersosialisai oleh lingkungannya. Lingkungan belajar adalah

segala sesuatu yang terdapat ditempat belajar. Lingkungan belajar ini

meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ali Imron, 1996:103).

a. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajaran tersebut

belajar, sehingga si pembelajar dapat merasakan kalau tempat

belajarnya nyaman atau tidak, segar ataukah pengap. Hal-hal yang

demikian sangat berpengaruh pada motivasi belajar yang pastinya akan

berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seseorang. Tempat

belajar yang berantakan, tidak tertata rapi, tidak akan memberikan

gairah untuk belajar seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang

teratur, yang tertata rapi, akan mendorong seseorang bergairah belajar.

Tempat belajar yang bising juga menggangu belajar seseorang,

sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah

(40)

b. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan dimana seseorang itu

ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa

lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, kelompok belajar,

lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih

menentukan terhadap diri sendiri haruslah diakui bahwa kelompok

belajar, lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, maupun

lingkungan keluarga ini pun sangat menentukan motivasi belajar

seseorang dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.

Misalnya, jika dalam suatu lingkungan sosial seseorang tidak

terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar belum

membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi atau bahkan tidak

termotivasi sama sekali untuk belajar. Begitu pula dalam lingkungan

keluarga yang kurang mendukung bahkan tidak adanya dorongan dan

pengertian dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya, terkadang

seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan topik ini memberikan suatu

masukan baik bagi siswa untuk senantiasa termotivasi dalam belajar sehingga

prestasi belajar yang sudah tinggi dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan

(Indriawati, 1999:86). Hasil penelitian Subagyono (1996) menemukan

(41)

ada hubungan yang positif dan signifikan antara variasi gaya mengajar guru

dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

prestasi dapat diprediksi dari variasi gaya mengajar guru. Hal ini berarti

semakin bervariasi gaya mengajar guru maka semakin tinggi pula prestasi

belajar siswa.

Hasil penelitian Isti Rahayu (2000), menemukan bahwa sarana belajar

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

siswa. Hal ini berarti tersedianya sarana belajar sebagai pendukung dalam

belajar ikut menentukan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian Alfonsa Mintarti (1998), menemukan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan

prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa lingkungan yang mendukung bagi

siswa untuk belajar ikut menentukan prestasi belajar siswa.

Berdasar penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan variasi

gaya mengajar yang digunakan seoran guru, intensitas belajar, sarana belajar,

dan lingkungan belajar secara langsung akan meningkatkan semangat untuk

belajar siswa di kelas maupun di rumah. Dengan meningkatnya semangat

untuk belajar pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa lebih

(42)

C. Hubungan diantara Variabel Penelitian

Variasi gaya mengajar guru sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, demikian pula intensitas

belajar,

sarana belajar dan lingkungan belajar, keempat hal tersebut hal sangat

mempengarui prestasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, variasi gaya

mengajar diperlukan oleh seorang guru yang ahli dibidangnya untuk

membantu siswa mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Intensitas

belajar sangat diperlukan bagi siswa untuk lebih memahami apa yang telah

diajarkan oleh guru di sekolah. Rasa senang dalam diri siswa akan

menimbulkan motivasi untuk belajar sehingga intensitas belajar yang

digunakan siswa bertambah. Sarana belajar yang baik akan lebih mendukung

dalam proses belajar. Dimana siswa akan lebih memahami dan mengerti

tentang apa yang telah disampaikan oleh guru melalui sarana belajar.

Demikian pula lingkungan belajar dimana siswa tersebut belajar. Lingkungan

yang tenang dan nyaman akan lebih membantu siswa untuk berkonsentrasi

dan lebih bergairah dalam belajar. Pencapaian perubahan-perubahan dalam

diri siswa sebagai tanda bahwa ia telah belajar berdasar materi yang telah

diberikan oleh guru yang telah mengajarnya.

Persepsi dalam diri siswa terhadap guru akan timbul dengan melihat

cara guru menyampaikan materi pelajaran. Persepsi ini sendiri bisa bersifat

positif dan bersifat negatif. Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar yang

(43)

persepsi yang dimiliki siswa bersifat positif terhadap variasi gaya mengajar

guru yang profesional dibidangnya akan menimbulkan perasaan senang atau

suka terhadap guru tersebut, lalu perasaan itu akan memotivasi siswa

untuk

belajar lebih sering, yang akirnya akan berpengaruh positif terhadap prestasi

belajarnya. Jika persepsi yang dimiliki oleh siswa bersifat negatif akan

menimbulkan perasan tidak senang atau tidak suka, lalu sikap tersebut tidak

akan memotivasi untuk belajar dalam berprestasi, serta tidak mengambil sikap

untuk meningkatkan belajarnya, yang pada akirnya akan berpengaruh negatif

terhadap prestasi belajar siswa tersebut.

Jadi dengan adanya guru yang profesional dibidang keahlianya dengan

menggunakan variasi gaya mengajar akan menimbulkan penilaian siswa

bahwa guru mengajar sesuai dengan bidang keahlianya. Dengan adanya

variasi gaya mengajar agar tidak monoton akan menimbulkan perasaan senang

dan suka yang kemudian akan menumbuhkan rasa senang untuk belajar,

demikian pula sarana belajar yang mendukung akan membantu siswa dalam

memahami dan mengerti tentang apa yang telah dipelajari, dan lingkungan

belajar yang mendukung dalam proses belajar akan membantu siswa untuk

berkonsentrasi sehingga apa yang di pelajari akan dimengerti betul oleh siswa,

yang pada akirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.

D. Kerangka Berpikir

Variasi gaya mengajar adalah kemampuan seorang guru untuk

(44)

motivasi internal, dan integritas belajar menyeluruh untuk mengurangi

kebosanan siswa. Intensitas belajar adalah banyaknya waktu yang digunakan

dengan baik untuk belajar oleh siswa. Sarana belajar adalah sesuatu yang

memudahkan siswa dalam belajar. Lingkungan belajar adalah keadaan atau

kodisi sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku siswa.

Variasi gaya mengajar yang variatif, intensitas belajar yang tinggi, sarana dan

lingkungan belajar yang baik akan mempertinggi prestasi belajar.

Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Lingkung an Belajar

Variasi Gaya Mengajar

Guru

Intensitas Belajar

Sarana Belajar

(45)

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

a. Ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

dengan prestasi belajar siswa.

b. Ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar siswa.

c. Ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian

mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku

untuk jangka waktu tertentu yang pengumpulan dan analisis datanya dilakukan

pada waktu tertentu. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan

dengan hasil penelitian maka hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan

tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini terbatas pada

subyek tertentu yaitu sekolah dan siswa bagi respondenya. Secara khusus yang

diteliti dari obyek penelitian adalah persepsi siswa tentang variasi gaya

mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian : SMK YPKK III Sleman

b. Waktu penelitian : Penelitian ini dilaksanakan bulan November

2007

(47)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau

menjadi sumber informasi. Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa-siswi

SMK YPKK III Sleman kelas II.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek tertentu

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

1997:72). Populasi ini adalah siswa-siswi SMK YPKK III Depok Sleman.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

IA 28 IB 29 IIA 23 IIB 24 IIC 24 IIIA 30 IIIB 33 Jumlah 191

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki

populasi (Sugiyono, 1999:73). Pada penelitian ini sampel yang

(48)

adalah siswa-siswi SMK YPKK III Sleman kelas IIa, IIb dan

IIc.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive

sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan peneliti dengan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel ini diambil oleh

peneliti dengan pertimbangan hal-hal sebagai berikut:

a. Siswa-siswi kelas I semester ini belum terlihat prestasi belajarnya

karena semester ini belum menerima rapor.

b. Siswa-siwi kelas II belum disibukkan dengan kegiatan belajar yang

lebih intensif dalam menghadapi ujian nasional.

E. Variabel Penelitian dan Ukurannya

1. Variabel yang akan diteliti adalah

a. Variabel bebasnya adalah hubungan persepsi siswa tentang variasi

gaya mengajar guru (x1), intensitas belajar (x2), sarana belajar (x3),

dan lingkungan belajar (x4).

b. Variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa (y).

2. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan variabel bebas dan variabel terikat dinilai dengan

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan

(49)

Tabel 3.2 Tabel PAP tipe II

Derajat Penguasaan Nilai Akhir

81 % - 100 % Sangat Tinggi

66 % - 80 % Tinggi

56 % - 65 % Cukup

46 %- 55 % Rendah

< 46 % Sangat Rendah

3. Pengukuran variabel

Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan

cara pengukuran masing-masing variabel. Pengukuran variabel penelitian

yang penulis lakukan adalah:

a. Variabel Bebas

Data mengenai persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pernyataan.

Tabel 3.3 Skala Pengukuran Alternatif

Jawaban

Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

Pernyataan positif

4 3 2 1

Pernyataan negatif

1 2 3 4

Sedangkan dalam mengukur intensitas belajar siswa baik

di rumah maupun dalam kelompok belajar yang berhubungan

dengan prestasi belajar siswa digunakan skala pengukuran, yaitu

disediakan alternatif jawaban a, b, c dan d. Masing-masing alternatif

jawaban diberi skor sebagai berikut:

(50)

Jawaban b : skor 2

Jawaban c : skor 3

Jawaban d : skor 4

Sarana belajar diukur dari tersedianya sarana pendukung belajar

dirumah. Data lingkungan belajar siswa diukur dengan keadaan

lingkungan yang berada di sekitar tempat tinggal siswa. Untuk

mengukur sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar siswa cara

yang digunakan adalah memberikan skor pada masing-masing

alternatif jawaban item dengan ketentuan bahwa untuk pertanyaan

positif dan mengarah ke jawaban positif maka skor yang diberikan

lebih tinggi dibanding dengan jawaban yang mengarah ke negatif.

Jawaban a : skor 4

Jawaban b : skor 3

Jawaban c : skor 2

Jawaban d : skor 1

b. Variabel Terikat

Variabel penelitian adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

siswa diukur berdasarkan hasil nilai rapor siswa semester genap

(51)

c. Paradigma Penelitian

X1

X2

X3

X4

(52)

Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pertanyaan kusioner:

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Kusioner

No Tolok Ukur Pernyataan

Positif (Nomor Item Dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item Dalam Kuesioner) 1 2 3 4

Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

Intensitas belajar

(1) Keteraturan waktu

dalam belajar

(2) Jumlah waktu

dalam sehari untuk belajar

Sarana belajar siswa

(1) Perlengkapan

sekolah

(2) Kamar belajar

(3) Meja belajar (4) Penerangan Lingkungan Belajar (1)Lingkungan keluarga (2)Lingkungan sekolah (3)Lingkungan masarakat 3,4,5,6,7,9 12,15,16,19

3, 4, 5, 6

1, 2

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 10 8 9

1, 5

2, 6, 7, 9

3, 4, 8

1,2,8,10,11,13 14,17,18,20

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut.

1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya

(53)

mengumpulkan data mengenai hubungan variasi gaya mengajar guru,

intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar.

2. Dokumentasi adalah suatu metode untuk mengungkap data yang bersifat

historis, data yang diperoleh dari dokumen yang diyakini kebenarannya.

Dokumentasi ini untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa dan

sebagai ukuran pedomannya nilai.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Kevalidan alat ukur diuji dengan menggunakan metode analisis butir

dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin

diselidiki. Perhitungan korelasi product moment dari Karl Person

(Arikunto, 2001:72) dengan rumus:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = Y Y N X X N Y X XY N rxy 2 2 2 Keterangan:

N = total responden

Y = total skor dari seluruh item

X = total skor dari setiap item

(54)

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.

Selanjutnya harga koefisien ini dibandingkan dengan harga r korelasi

product moment pada tabel. Jika harga r perhitungan lebih besar dari pada

r tabel, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Apabila

harga perhitungan lebih kecil dari pada r tabel berarti pernyataan tersebut

tidak valid.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen

item r-xy r-tabel Keterangan

1 0,4277 0,239 Valid

2 0,5790 0,239 Valid

3 0,5306 0,239 Valid

4 0,3978 0,239 Valid

5 0,4380 0,239 Valid

6 0,3904 0,239 Valid

7 0,4269 0,239 Valid

8 0,4577 0,239 Valid

9 0,8083 0,239 Valid

10 0,4961 0,239 Valid

11 0,4211 0,239 Valid

12 0,4321 0,239 Valid

13 0,3874 0,239 Valid

14 0,4050 0,239 Valid

15 0,4018 0,239 Valid

16 0,4554 0,239 Valid

17 0,4047 0,239 Valid

18 0,3700 0,239 Valid

19 0,5990 0,239 Valid

20 0,4117 0,239 Valid

21 0,6298 0,239 Valid

22 0,5759 0,239 Valid

23 0,6843 0,239 Valid

24 0,6034 0,239 Valid

25 0,6025 0,239 Valid

26 0,5183 0,239 Valid

(55)

28 0,5060 0,239 Valid

29 0,4795 0,239 Valid

30 0,4030 0,239 Valid

31 0,4858 0,239 Valid

32 0,4477 0,239 Valid

33 0,5910 0,239 Valid

34 0,5818 0,239 Valid

35 0,4889 0,239 Valid

36 0,4938 0,239 Valid

37 0,6046 0,239 Valid

38 0,4676 0,239 Valid

39 0,4738 0,239 Valid

40 0,4419 0,239 Valid

41 0,5506 0,239 Valid

42 0,4535 0,239 Valid

43 0,4729 0,239 Valid

44 0,7497 0,239 Valid

45 0,6128 0,239 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Pengujian ini dilakukan dengan teknik belah dua, yaitu teknik ganjil genap

yang membelah menjadi dua belahan item ganjil dan item genap,

kemudian skor tiap belahan dijumlahkan. Total belahan pertama dengan

skor total belahan kedua dengan teknik korelasi product moment.

Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item menurut Spearman

Brown (Sugiono, 2005:112) adalah sebagai berikut:

(56)

rbb = angka reliabilitas

rtt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan rtabel maka

taraf signifikansinya 5% instrumen dikatakan handal jika rtt lebih besar

dari rtabel. Pelaksanaan perhitungan reliabilitas dan validitas pada penelitian

ini menggunakan program SPSS.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas

No. Variabel rtt rtabel kesimpulan

1 Persepsi siswa

tentang variasi gaya mengajar guru

0,760 0,374 Reliabel

2 Intensitas belajar 0,686 0,374 Reliabel

3 Sarana belajar 0,7374 0,374 Reliabel

4 Lingkungan belajar 0,822 0,374 Reliabel

Sumber: data diolah

H. Teknik Analisa Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

a. Pengujian Normalitas Data

Tujuan dilakukan pengujian ini adalah agar kesimpulan yang

ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Untuk mengetahui

apakah data dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak, maka diajukan uji normalitas dengan menggunakan rumus

Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:

D = Maksimum |Fo(x) – Sn(x)|

(57)

D = deviasi maksimum

Fo = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn(x) = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

b. Uji Linearitas

Uji linearitas regresi ini dilakukan untuk mengetahui linear

tidaknya hubungan antara variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa

(Y) dengan variabel bebasnya yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya

mengajar guru (X1), intensitas belajar (X2), sarana belajar (X3) dan

lingkungan belajar (X4). Antara variabel bebas dan variabel terikat

dikatakan mempunyai hubungan linear jika kenaikan skor variabel

bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Uji linearitas garis

regresi dilakukan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus

F.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F (Sudjana,

1996:332) adalah sebagai berikut:

F = 2

2

e TC

S S

S2e =

( )

k n E JK − Dimana:

F = harga bilangan F untuk garis regresi

S2TC = varians tuna cocok

S2e = varians kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok

(58)

2. Pengujian hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

1) Ada hubungan antara variasi gaya mengajar guru dengan prestasi

belajar.

Ho : Tidak ada hubungan antara variasi gaya mengajar guru

dengan prestasi belajar

Ha : Ada hubungan antara variasi gaya mengajar guru dengan

prestasi belajar

2) Ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar.

Ho : Tidak ada hubungan antara intensitas belajar dengan

prestasi belajar

Ha : Ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi

belajar

3) Ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar.

Ho : Tidak ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi

belajar

Ha : Ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar

4) Ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar.

Ho : Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar dengan

(59)

Ha : Ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi

belajar

b. Teknik korelasi product moment

Untuk menguji hipotesis ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 penulis

menggunakan analisis korelasi product moment (Arikunto, 2001:72):

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

Y = variabel terikat

X = variabel bebas

N = jumlah sampel

Bila koefisien korelasi hitung (rxy) > koefisien tabel dari taraf

signifikansi 5%, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan.

Untuk menguji koefisien korelasi sederhana digunakan tabel t dengan

uji t. 2 1 2 r n r t − − = t

Jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel maka Ho ditolak

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

(60)

menguji hipotesis keempat variabel bebas, dalam pengujian ini

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan persamaan regresi ganda melalui persamaan sebagai

berikut:

y = ao +a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4

keterangan:

ao = konstan a1 =koefisien x1

y = variabel terikat a2 =koefisien x2

x1 = variabel bebas 1 a3 =koefisien x3

x2 = variabel bebas 2 a4 = koefisien x4

x3 = variabel bebas 3 x4 =variabel bebas 4

untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi

y = ao +a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 harga koefisien prediktor a1, a2,

a3 dan a4 dapat dicari dengan:

Σx1y = a1Σx1 + a2Σx1x2 + a3Σx1x3 + a4Σx1x4

Σx2y = a1Σx1x2 + a2Σx12+ a3Σx2x3 + a4Σx2x4

Σx3y = a1Σx1x3 + a2Σx2x3 + a3Σx32 + a4Σx43

Σx4y = a1Σx1x4 + a2Σx2x4 + a3Σx32 + a4Σx43

2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium dengan predictor x1, x2,

x3 dan x4 dengan rumus:

( ) =

+

+ 2

+

(61)

Keterangan:

ry(1,2,3,4) = koefisien korelasi antara y dengan x1, x2, x3 dan x4

a1 = koefisien variabel bebas x1

a2 = koefisien variabel bebas x2

a3 = koefisien variabel bebas x3

a4 = koefisien variabel bebas x4

Σx1y = jumlah produk antara x1 dan y

Σx2y = jumlah produk antara x2 dan y

Σx3y = jumlah produk antara x3 dan y

Σx4y = jumlah produk antara x4 dan y

3) Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara

variabel-variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel-variabel terikat

digunakan uji F dengan rumus (Sudjana, 1989:285):

F =

(

)

(

1

)

/ 1 / 2 2 − − −R n k

k R

Keterangan:

k = banyaknya variabel bebas

n = banyaknya responden

R2 = koefisien determinan

Harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel

(62)

5%. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak atau dengan taraf alpha

(63)

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Data Kelembagaan Sekolah

a. Nama Sekolah : SMK YPKK III Sleman

b. Alamat Sekolah : Karangnongko, Maguoharjo, Depok,

Sleman, Yogyakarta 55282

c. Status Sekolah : Swasta

d. No. Statistik Sekolah : 342040214016

B. Fasilitas Penunjang Pendidikan

Guna menunjang kegiatan belajar mengajar di SMK YPKK III Sleman

memiliki fasilitas yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Fasilitas Sekolah

No Jenis Bangunan Jumlah Unit

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Tata Usaha 1

4 Ruang BP 1

5 Ruang UKS 1

6 Ruang Teori/Belajar 9

7 Ruang Praktik 2

8 Ruang Perpustakaan 1

(64)

9 Ruang Ibadah / Mushola 1

10 Ruang Koprasi 1

11 Ruang Gudang 1

12 Ruang OSIS 1

13 Ruang Kantin 1

14 Kamar Mandi/ WC 2

15 Ruang Lain-Lain 1

16 Kamar mandi 4

Selain fasilitas-fasilitas yang ada diatas, SMK YPKK III Sleman juga

masih dilengkapi dengan sarana dan prasarana fisik seperti lapangan upacara 1

area. Secara umum fasilitas-fasilitas yang dimiliki SMK YPKK III Sleman

cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar.

C. Sumber Daya Manusia SMK YPKK III Sleman

1. Kepala Sekolah

Ibu Dra. Rubiyati

2. Guru dan Tenaga Administrasi

Guru di SMK YPKK III Sleman bertanggung jawab terhadap kepala

sekolah serta mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar secara efektif dan efisien. Guru dan tenaga administrasi

SMK YPKK III Sleman secara keseluruhan berjumlah 24 orang. Berikut

(65)

Tabel 4.2

Data Guru dan Karyawan

No Nama Guru / karyawan

1 Drs. Paidi

2 Drs. Budiman

3 Dra. Nur’aini

4 Drs. Suparman

5 Samiyati, S.Pd

6 Parjilah, BA

7 Dra. Nursilah

8 Wati Suharyani, S.Pd

9 E. Widyastuti, BA

10 Kitik Supadmi, S.Pd

11 Siti Nurhayati, S. Ag

12 E. Walidi, S.Kom

13 Ana Dwi Yani, S.pd

14 Dj. Purnomo, S. Ag

15 Desi Suryani, S Si

16 Ema Surahmi, S. Si

17 Drs. Muryono

18 Meikhana Prasasti

19 Dra. Mujirah

20 S. Riyanti, S. Pd

21 Windu Hidayat, S. Hut

22 Pak Jumari

23 Pak Damiri

(66)

3. Data Siswa

Jumlah siswa kelas I berjumlah 71 siswa, siswa kelas II berjumlah 71

siswa, siswa kelas III berjumlah 52 siswa. Data jumlah siswa untuk tahun

ajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Jumlah siswa

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

IA 3 25 28

IB 0 29 29

IIA 3 20 23

IIB 1 23 24

IIC 1 23 24

IIIA 1 29 30

IIIB 0 33 33

D. Deskripsi Populasi

Jumlah populasi SMK YPKK III Sleman adalah 191 orang, yang terdiri

dari 28 orang kelas IA, 29 orang kelas IB, 23 orang kelas 2A, 24 orang kelas

IIB, 24 orang kelas IIC, 30 orang kelas IIIA, 33 orang kelas IIIB.

Berikut ini komposisinya:

1. Komposisi responden berdasar persepsi siswa tentang variasi gaya

(67)

Tabel 4.4

Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

Kriteria Frekuensi Persentase(%)

Sangat Tinggi 23 37,1

Tinggi 30 48,40

Cukup 9 14,50

Rendah 0 0

Sangat Rendah 0 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mempunyai persepsi

variasi gaya mengajar guru yang sangat tinggi yaitu 37,1%, mempunyai

persepsi yang tinggi sebesar 48,40%, mempunyai persepsi yang cukup

sebesar 14,50%.

2. Komposisi responden berdasar intensitas belajar siswa.

Tabel 4.5

Intensitas belajar siswa

Kriteria Frekuensi Persentase(%)

Sangat Tinggi 18 29,0

Tinggi 34 54,8

Cukup 6 9,7

Rendah 4 6,5

Sangat Rendah 0 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mempunyai intensitas

belajar yang sangat tinggi yaitu 29,0%, mempunyai intensitas belajar yang

tinggi sebesar 54,8%, mempunyai intensitas belajar yang cukup sebesar

(68)

3. Komposisi responden berdasar sarana belajar siswa.

Tabel 4.6 Sarana belajar siswa

Kriteria Frekuensi Persentase(%)

Sangat Tinggi 33 53,2

Tinggi 23 37,1

Cukup 6 9,7

Rendah 0 0

Sangat Rendah 0 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mempunyai sarana

belajar yang sangat tinggi yaitu 53,2%, mempunyai sarana belajar yang

tinggi sebesar 37,1%, mempunyai sarana belajar yang cukup sebesar 9,7%.

4. Komposisi responden berdasar lingkungan belajar siswa.

Tabel 4.7

Lingkungan belajar siswa

Kriteria Frekuensi Persentase(%)

Sangat Tinggi 12 19,4

Tinggi 33 53

Gambar

Tabel  5.7 Hasil Pengujian Linearitas   .......................................................
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Tabel PAP tipe II
Tabel 3. 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas daya hambat antara dadih dengan yogurt terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.Jenis

“Pengembangan ini akan terus dilakukan hingga penghasilan dari Taman Sengkaling dapat mencapai Rp 20 Milyar pertahun,” kata rektor menyebut angka yang ditargetkan. UMM termasuk

Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan

Pada saat proklamasi kemerdekaan, di Jalan Pegangsaan Timur tidak terjadi penyerangan Jepang terhadap para peserta upacara proklamasi, padahal pada saat tersebut tentara Jepang

Bahan Ajar Matrikulasi Fisika Dasar – Teknik Sipil FST Undana 2009 12 Usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif yang bekerja pada sebuah partikel sama

Hasil analisis terhadap skor kemenarikan dari semua faktor strategis yang dijelaskan dalam QSPM tersebut menunjukkan bahwa total skor kemenarikan (TAS) pada faktor eksternal

(6) Dalam hal ketentuan mengenai persyaratan intensitas Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, maka ketentuan mengenai persyaratan intensitas