i
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN
LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ANA WULAN IKA ASTUTI NIM: 021334041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kecemasan
Orang sering cemas mengambil langkah yang terlalu kecil.
Kecemasan mereka adalah karena itu tidak cukup bermakna atau nyata.
Mereka juga cemas bila orang lain menertawakan mereka atau menganggap
mereka lemah.
Banyak orang begitu takut mengambil langkah yang terlalu kecil sampai
akhirnya tidak mengerjakan apa-apa.
(Richard Carlson)
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhanku Yesus Kristus
Bunda Maria Tercinta
Bapak dan Ibuku tercinta
Kakaku Cristina Sri Munarti dan Mas Sasmitadi
Keponakan Petrus Ari Cahyadi dan Anggelina Dian Puspita Ningtyas
Terima kasih banyak atas doa, dukungan, dan cinta yang sudah tercurah untuk
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR DAN
LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus: : Siswa-siswi Jurusan Keuangan Program Studi Akuntansi
SMK YPKK III Depok Sleman Ana Wulan Ika Astuti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) ada hubungan antara lingkungan belajar dangan prestasi belajar siswa pada siswa siswi SMK YPKK III Depok Sleman.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2007. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 191. Sampel yang diambil sebanyak 62 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi Multivarian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa (rhitung =
0,466 > rtabel = 0,164 dengan taraf signifikansi 0,05); (2) ada hubungan antara
intensitas belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,345 > rtabel = 0,164
dengan taraf signifikansi 0,05); (3) ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa yang (rhitung = 0,376 > rtabel = 0,164 dengan taraf signifikansi
viii ABSTRACT
The Relationship Between Student’s Perception About the Variations of Teacher’s Style of Teaching, Intensity of Learning, Learning Facilities And
Learning Environment With Student’s Learning Achievement A Case Study Students at Finance Department of Accounting Study Progam in
“YPKK III” Vocational High School Depok Sleman Ana Wulan Ika Astuti
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
This research aims to know whether or not: (1) there is a relationship between learning student’s perception about the variation of teacher’s teaching style and student’s learning achievement; (2) there is a relationship between intensity of learning and student’s learning achievement; (3) there is a relationship between learning facilities and student’s learning achievement; (4) there is a relationship between learning enviroment and student’s learning achievement at “YPKK III” vocational high school, Depok Sleman.
The research was conducted on November 2007 with the research population was 191 students and 62 students were taken as the sampels. The techique which was used to take the sample was purposive sampling. The data collecting used were questionnaire and documentation methods. To test the hypothesis the research used the method of correlation analysis of Multivarians.
The research results show that: (1) there is a relationship between student’s perception about variation of teacher’s teaching style and student’s learning achievement (rcount = 0,466 > rtable = 0,164 with significant level 0,05); (2) there is a
relationship between intensity of learning and student’s learning achievement (rcount
= 0,345 > rtable = 0,164 with significant level 0,05); (3) there is a relationship
between learning facilities and student’s learning achievement (rcount = 0,376 > rtable
= 0,164 with significant level 0,05); (4) there is a relationship between learning enviroment and student’s learning achievement (rcount = 0,462 > rtable = 0,164 with
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Intensitas belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen penuji yang telah bersedia untuk memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia mendampingi penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. yang telah bersedia mendampingi penulis dalam proposal penelitian memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran.
x
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita, Ibu Lina, Ibu Cornel, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Wid, Pak Joko, Pak Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
10. Keluarga besar SMK YPKK III Sleman, Ibu Dra. Rubiyati selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Dra. Nur’aini selaku Kurikulum yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, seluruh guru dan karyawan, siswa-siswi kelas 2 yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini.
11. Bapak Al. Dariya dan Ibu Florentina Rubiyem, akire lulus juga to!!!makasi yach atas semua perhatian, doa en’ kasih sayangnya.
12. Mbak Sri Munarti makasi atas perhatian,semangat, en’ mau dengerin keluh kesahku mas Sasmito makasih atas bantuan dan semangatnya ya, keponakanku Petrus Ari Cahyadi en’ Angelina Dian Puspita Ningtas thanx untuk kelucuan en ramenya suasana.
13. Petrus Heru Prasetyo makasih buat cinta, doa,semangat, perhatian dan pengertianmu dari awal sampai selesainya skripsi ini.
14. Keluarga besar Bapak Sojiwo dan Bapak Soparto matur nuwun berkah pangestunipun.
15. Bruder Dwiyanto, FIC makasih atas semangat dan doanya ya der’.
xi
17. My friends, Wati, Ruri, Beti akhirnya aku lulus ni, Elfira (liong), Sisil (lontong) , Danik, Lia, Ninuk, Edi, Mittha, Santi,Flora (fofo) makasih dah menjadi sobatku.
18. Temen-temen kost Brojowikalpo No.2B Dewi “tuyul memble” n family, Yudha, Retno “Nonox” trims abstraknya, Nuning, Tian, Shinta, Silvi, Sulis, mba Rica “tante”, Tita.
19. Mas Lukas en’ mas Jati makasih atas dukungan en’ semangatnya.
20. Temen-temen PAK A 2002 Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Ninuk, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni seneng dech bisa sekelas bareng X-an smoga ini bisa jadi kisah klasik yang pantas untuk dikenang thanx 4 everything, don’t forget me...
21. Temen-temen PAK B 2002 Eli, Dewa, Apri, DP, Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Lamdos, Kris, Didik, dll. 22. Temen-temen PAK C 2002 Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Wulan,
Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Ima, dll.
23. Agung, adel, desi, ari, yanti, mbk ester, deka, monik, sari, dewi, makasih atas kebersamaanya.
24. Buat diri pribadiku ayo langkahkan kaki, tegarkan hati, kuatkan diri, tuk menggapai asa yang tinggi, tetap semangat!!!keep smile☺
25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjuauan Teoritis ... 7
xiii
C. Hubungan Antara Variabel ... 24
D. Kerangka Berpikir ... 26
E. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subjek Penelitian ... 30
D. Populasi dan Sampel ... 30
E. Variabel Penelitian dan Ukurannya ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Pengujian Instrumen Penelitian... 36
H. Teknik Analisis Data... 39
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 46
A. Data Kelembagaan Sekolah ... 46
B. Fasilitas Penunjang Pendidikan ... 45
C. Sumber Daya Manusia ... 47
D. Deskripsi Populasi ... 49
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Data ... 53
B. Analisis Deskriptif ... 54
C. Analisa Data ... 59
xiv
BAB VI PENUTUP ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 30
Tabel 3.2 PAP Tipe II ... 32
Tabel 3.3 Skala Pengukuran ... 32
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner ... 35
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 37
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 39
Tabel 4.1 Data Fasilitas Sekolah ... 46
Tabel 4.2 Data Guru dan Karyawan ... 48
Tabel 4.3 Data Jumlah Siswa ... 49
Tabel 4.4 Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 50
Tabel 4.5 Intensitas Belajar Siswa ... 50
Tabel 4.6 Sarana Belajar Siswa ... 51
Tabel 4.7 Lingkungan Belajar Siswa ... 51
Tabel 4.8 Prestasi Belajar Siswa ... 52
Tabel 5.1 Prestasi Belajar Siswa ... 54
Tabel 5.2 Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 55
Tabel 5.3 Intensitas Belajar Siswa ... 56
Tabel 5.4 Sarana Belajar Siswa ... 57
Tabel 5.5 Lingkungan Belajar Siswa ... 58
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 76
Lampiran 2 Data SPSS ... 85
Lampiran 3 Validitas & Reliabilitas ... 95
Lampiran 4 Normalitas & Linierias ... 99
Lampiran 5 Korelasi & Regresi Berganda ... 105
Lampiran 6 Kategori Kecenderungan ... 108
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan
pembangunan masyarakat suatu Negara, karena pendidikan merupakan dasar
bagi pelaksanaan pembangunan. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan,
terlebih pembangunan yang berorientasi untuk membenahi Bangsa yang
sedang menghadapi berbagai masalah, dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan dari penerapan
pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu
hal penting yang harus mendapat perhatian bangsa Indonesia. Dalam suatu
lembaga pendidikan terdapat suatu proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar mengajar ini dipengarui oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tujuan
pengajaran, materi pengajaran, materi pengajaran, media pengajaran, peran
guru dan siswa, metode mengajar yang digunakan, variasi gaya mengajar
guru, intensitas belajar siswa, sarana belajar dan lain-lain.
Prestasi belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya
Variasi gaya mengajar guru diartikan sebagai perbuatan guru dalam
konteks belajar mengajar di kelas. Variasi gaya mengajar bertujuan untuk
mengurangi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya senantiasa
menunjukan ketekunan, keantusiasan, dan berperan serta secara aktif yang
pada akhirnya mencapai hasil yang maksimal.
Keberhasilan anak dalam belajar di sekolah hanya berdasar pada prestasi
belajar yang dicapainya. Prestasi belajar anak yang tinggi dapat diperoleh jika
di dalam dirinya tumbuh rasa senang belajar. Dalam perasaan senang anak
menjadi semangat dalam belajar. Dengan kata lain prestasi belajar
kemungkinan besar dapat ditingkatkan jika intensitas belajar siswa tinggi.
Semangat belajar yang tumbuh dalam diri siswa dapat berjalan dengan
lebih baik apabila didukung faktor luar dan faktor dalam secara positif.
Intensitas belajar tidak lepas dari partisipasi orang tua. Partisipasi ini bisa
berwujud dalam pemberian sarana belajar yang memadai dan kemauan orang
tua dalam hal pendampingan belajar anak. Untuk menunjang pelaksanaan
belajar siswa lingkungan belajar juga ikut berperan dalam meningkatkan
prestasi belajarnya. Oleh karena lingkungan belajar yang mendukung, maka
siswa akan belajar lebih bersemangat karena merasa nyaman. Lingkungan
belajar meliputi lingkungan tempat tinggal atau masyarakat, lingkungan
keluarga, dan lingkungan sekolah.
Akan tetapi pada kenyataannya banyak guru yang belum memiliki
keterampilan dalam menggunakan variasi gaya mengajar. Dari pengalaman
menggunakan variasi dalam mengajar sehingga siswa merasa bosan dan malas
untuk mengikuti pelajaran. Dalam kondisis ini menyebabkan prestasi siswa
menurun. Dengan diterapkannya variasi gaya mengajar guru dalam proses
belajar mengajar maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Siswa yang memiliki nilai yang kurang cenderung malas untuk belajar
sehingga intensitas belajar siswa menjadi berkurang. Mereka belum mampu
mengatur atau mengarahkan dirinya sendiri dalam aktivitas belajar. Untuk hal
ini peran orang tua dalam pendampingan belajar anak sangat diperlukan,
karena banyak orang tua yang kerap kali kurang memperhatikan anak
khususnya dalam belajar. Pada umumnya kebanyakan orang tua hanya
mencari materi untuk memenuhi kebetuhuan keluarga sehingga anak kurang
mendapat perhatian. Hal ini terkait juga dengan pemberian sarana belajar oleh
orang tua, bahwa tidak semua siswa memiliki sarana belajar yang mendukung.
Begitu pula dengan lingkungan belajar yang kadang kurang menciptakan
suasana belajar yang nyaman misal letak sekolah yang dekat dengan jalan
raya.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul ”Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya
Mengajar Guru, Intensitas Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian ini akan di laksanakan di SMK YPKK III Sleman.
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari persepsi yang berbeda-beda maka penulis merasa
perlu membatasi masalah dalam penelitian ini.
1. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah prestasi belajar akuntansi.
2. Penelitian hanya berfokus pada 4 faktor yang berhubungan dengan prestasi
belajar siswa yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru,
intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar.
C. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar
guru dengan prestasi belajar siswa?
2. Apakah ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar
siswa?
3. Apakah ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa?
4. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar
siswa?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tentang
variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas belajar dengan
prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sarana belajar dengan
prestasi belajar siswa.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru dan Siswa
Penelitian ini diharapkan sebagai acuan baik bagi guru maupun siswa
untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan
mengingat pentingnya hubungan variasi gaya mengajar guru, intensitas
belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar demi tercapainya prestasi
belajar siswa secara maksimal.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah referensi
kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat
digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi
penulis sebelum terjun dalam praktik dunia pendidikan khusunya yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teoritis 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi adalah hasil belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990:700) sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut para penulis buku psikologi belajar, mereka
mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah
pengalaman (Ali Imron 1996:3).
Apabila seseorang belajar maka ia akan memperoleh hasilnya.
Hasil belajar adalah perubahan dalam diri siswa, ketika ia dapat
mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya. Setiap orang
mempunyai hasil yang berbeda dari yang telah dipelajarinya.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak
pada prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui
dari evaluasi belajarnya (Sudjana, 1990:28).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Handitono, (1994:229) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
1) Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari individu, yang meliputi:
a) faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan
kejiwaan misalnya intelegensi, perhatian, minat, bakat, emisi,
dan kesiapan maupun kelelahan.
b) faktor biologis yaitu hal-hal atau hambatan-hambatan yang
secara langsung berhubungan dengan siswa yang meliputi
kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu
Faktor ekstern ini meliputi keluarga, masyarakat, dan
sekolah. Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak
belajar. Sekolah merupakan tempat seorang anak mendapatkan
pendidikan formal ditempat ini pula biasanya pengukuran prestasi
belajar dilakukan, dan masyarakat merupakan lingkungan seorang
anak belajar lebih banyak dibandingkan belajar di keluarga dan
sekolah.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 235-523) faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
1) Faktor internal
a) Sikap terhadap belajar, merupakan kemampuan memberikan
penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan belajar.
b) Motivasi belajar, merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Jika motivasi melemah akan
mengakibatkan melemahnya kegiatan belajar, maka mutu hasil
belajar akan menjadi rendah.
c) Konsentrasi belajar, merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan pelajaran
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat pada
pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi
belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta
istirahat.
d) Mengolah bahan pelajaran, merupakan kemampuan untuk
menerima isi dan cara perolehan ajaran yang dikembangkan
diberbagai mata pelajaran, sehingga menjadi bermakna.
e) Menyimpan perolehan hasil belajar, merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek
(hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil
belajar tetap dimiliki). Proses belajar terdiri dari penerimaan,
pengolahan, penyimpanan, dan pengaktifan yang berupa
f) Menggali hasil belajar yang tersimpan, merupakan proses
pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam pesan baru,
mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara memperbaiki
kembali atau mengaitkan dengan bahan lama. Proses menggali
pesan lama tersebut dapat berwujud transfer belajar atau unjuk
prestasi belajar. Gangguan dalam menggali pesan dan kesan
lama dapat bersumber dari kesukaran penerimaan, pengolahan
dan penyimpanan.
g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, merupakan
suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan
belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau
mentransfer hasil belajar.
h) Rasa percaya diri, timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya
diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
i) Intelegensi dan keberhasilan belajar, adalah salah satu
kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat
bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul
dengan lingkungan secara efisien. Faktor yang mempengaruhi
intelegensi meliputi kurangnya fasilitas belajar, mahasiswa
makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa
tua karena tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya di
sekolah, keadaan gizi yang rendah.
j) Kebiasaan belajar, dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanya kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa
belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur
menyia-nyiakan kesempatan belajar, datang terlambat.
k) Cita-cita, merupakan eksplorasi dan emansipasi diri
mahasiswa.
2) Faktor eksternal
a) Guru adalah pengajar yang mendidik, ia tidak hanya mengajar
bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
menjadi pendidik generasi muda bangsanya.
b) Prasarana dan Sarana, kelengkapannya merupakan kondisi
pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti lengkapnya sarana
dan prasarana menentukan jaminan terselenggaranya proses
belajar yang baik.
c) Faktor Keluarga, hubungan yang baik antara anggota keluarga
dapat membantu dalam kegiatan belajar, sehingga
dimungkinkan prestasi belajar lebih baik.
d) Faktor lingkungan, lingkungan dimana mengemukakan siswa
tinggal, berpengaruh pada kegiatan belajarnya.
e) Kurikulum, program pembelajaran mendasarkan diri pada suatu
Menurut Masrun dan Sri Mulyani Martiniah, (1976:21) seorang
siswa dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik
apabila didukung oleh adanya usaha-usaha sebagai berikut:
1. Mempunyai tujuan belajar yang jelas.
2. Mempunyai motivasi intrinsik.
3. Mempunyai minat belajar.
4. Mempunyai kecakaapan dalam penguasaan bahan.
5. Mempunyai kecakapan dalam mengikuti pelajaran.
2. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mangajar Guru
a. Persepsi Siswa
Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang
dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan,
perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi (Thoha,
1983:38).
Persepsi dapat pula diartikan sebagai proses pemahaman yang
terorganisir dan menggabungkan data-data indera atau penginderaan
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari
sekeliling kita (Davidoff, 1981:232).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima,
melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti
tentang yang diinderakan.
Persepsi siswa terhadap proses belajar mengajar sangat
berpengaruh pada prestasi belajar mereka, karena guru sangat dominan
dalam menentukan keberhasilan masing-masing siswa. Profesionalitas
guru dalam mengelola kelas merupakan kunci utama dalam strategi
belajar mengajar.
Guru hendaknya harus senantiasa menggunakan variasi gaya
mengajar, misalnya dengan memberikan acungan jempol bagi siswa
yang mampu mengerjakan soal di depan kelas dengan baik atau
berjalan mendekati siswa sambil memberikan penjelasan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam belajar atau mengerjakan soal. Dengan
demikian siswa akan merasa bahwa di dalam proses belajar mengajar
dihargai oleh guru sehingga proses pemahaman, menerima,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan apa yang didengar dan
dilihat dapat dimengerti secara maksimal dan pada akirnya siswa dapat
memberikan penilaian.
b. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka
memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar
sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan (Mohamad, 1984:3).
memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Menurut Gane and Briggs (Mohamad, 1984:4) menyatakan
bahwa “instruction is a set of event which affect learners in such a way
that learning is facilitated”, yang dapat disimpulkan bahwa mengajar
pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam memberi kemungkinan
bagi siswa agar terjadi proses belajar. Gane dan Briggs juga melihat
pentingnya proses belajar siswa secara aktif dalam pengajaran. Jadi,
yang penting dalam mengajar bukan upaya guru dalam
menyampaikkan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari
bahan sesuai tujuan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai director dan
facilitator of learning yaitu sebagai pengarah dan pemberi fasilitas
untuk terjadinya proses belajar.
Menurut Sardiman (1986:47), mengajar adalah menyampaikan
pengetahuan. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa
itu hanya sekedar ingin mendapat atau menguasai pengetahuan.
Konsekuensi dari pengertian semacam ini akan membuat
kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi
atau pengetahuan yang diberikan gurunya, sehingga pengajarannya
bersifat teacher centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci
Mengajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai salah satu
aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar
yang nyaman. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu cara atau upaya yang
digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa yang
bertujuan untuk menyampaikkan informasi atau pengetahuan yang
berguna bagi siswa.
c. Gaya Mengajar
Gaya mengajar adalah sikap yang harus dilakukan untuk
menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung bagi
proses belajar mengajar. Gaya mengajar sangat dipengarui oleh cara
guru memandang diri mereka sendiri dan cara guru memandang siswa.
Hal ini bisa berarti bahwa perasaan guru, mewarnai corak pengajaran
dan pola interaksi dengan siswa (M. Entang, 1981:4). Gaya mengajar
menurut Winkel (1996:204) adalah keseluruhan tingkah laku guru
yang khas bagi dirinya dan agak bersifat menetap pada setiap kali
mengajar.
Menurut Roggema dalam Winkel (1996:205) membedakan gaya
mengajar menjadi dua, antara lain:
1). Formal
a) guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah
b) menuntut banyak prestasi hafalan;
c) berpegang pada buku pelajaran;
d) bergaya memimpin lebih otoriter;
e) kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa;
f) menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian.
2). Informal
a) penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan
siswa;
b) mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran;
c) memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran;
d) bergaya memimpin lebih demokratis;
e) menanggapi dengan baik pikiran kritis siswa;
f) menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri
sendiri.
d. Variasi Gaya Mengajar
Kebosanan merupakan salah satu masalah penting di dalam
kelas. Siswa duduk dengan tenang mendengar dan melihat guru
mengajar selama berjam-jam, sambil terkantuk-kantuk dan penuh
kebosanan. Gaya mengajar yang monoton akan membuat siswa malas
untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Hal yang diperlukan oleh guru adalah mengadakan variasi dalam
sungguh-sungguh akan sangat menarik dan dapat
mempertahankan
minat dan semangat siswa dalam belajar. Menurut Raflis Kosasi,
(1984:6-7) biasanya variasi muncul dalam komponen-komponen,
sebagai berikut:
1) Penggunaan variasi suara
Variasi suara adalah perubahan nada suara keras menjadi lemah,
dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara
gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan
pada kata-kata tertentu.
2) Pemusatan perhatian
Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat
dilakukan oleh guru dengan perkataan atau kalimat dan ungkapan
senada dengan itu dan biasanya diikuti dengan isyarat.
3) Kesenyapan
Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru
menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik
perhatian. Perubahan stimulasi dari adanya suara ke keadaan
tenang atau senyap atau dari keadaan adanya kesibukan kegiatan
dan kemudian dihentikan, akan dapat menarik perhatian karena
4) Mengadakan kontak pandang
Bila guru berbicara berinteraksi dengan siswanya hendaknya
pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswanya
untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka.
5) Gerakan badan dan mimik
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan
adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini
tidak hanya sekedar menarik perhatian, tetapi lebih dari itu dapat
menyampaikkan arti dari pesan lisan yang disampaikan.
6) Pergantian posisi guru dalam kelas
Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa. Hal yang penting diingat adalah
variasi ini digunakan dengan maksud tetentu, dan dilakukan secara
wajar tidak berlebihan.
Salah satu tujuan untuk mendapatkan hasil dalam belajar, guru
tidak terikat pada teknik atau metode atau media tertentu akan tetapi
guru dapat memanfaatkan salah satu atau semuanya secara
berkombinasi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa cara efektif untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan melibatkan penuh
pembelajar bersama siswa, variasi dan keragaman dalam metode
3. Intensitas Belajar
Seorang siswa tidak bisa lepas dari kegiatan belajar. Dalam kegiatan
belajar, waktu merupakan salah satu faktor penting sehingga perlu
diperhatikan. Seperti berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar
atau berapa jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar, berapa kali
waktu yang disediakan untuk belajar dalam sehari perlu mendapat
perhatian. Intensitas belajar adalah banyaknya waktu yang digunakan
untuk belajar dengan baik. Dalam sehari berapa lama siswa melakukan
aktivitas belajar yang benar-benar menghasilkan. Setiap siswa umumnya
mempunyai waktu rata–rata 11 jam setiap hari untuk keperluan kegiatan
belajar. Sedang sisa waktu yang lain, 8 jam digunakan untuk tidur, 3 jam
untuk pemeliharaan diri, dan 2 jam digunakan untuk keperluan pribadi dan
urusan sosial (Gie, 1995:171). Jika dalam 11 jam tersebut 7 jam digunakan
untuk belajar disekolah maka sisanya sebanyak 4 jam digunakan untuk
belajar diluar sekolah, seperti dirumah, dilembaga bimbingan belajar atau
kelompok belajar dimasyarakat.
Dalam waktu belajar dalam sehari yang relatif banyak tersebut, siswa
hendaknya, dapat memanfaatkan sebaik-baiknya sehingga hasil belajar
yang dicapai optimal. Intensitas belajar dalam arti seberapa banyak waktu
yang digunakan untuk belajar akan mempengaruhi kegiatan belajarnya
sehingga akan mementukan tinggi rendah hasil belajarnya.
banyak intensitas belajar yang digunakan untuk belajar maka hasil yang
dicapai akan semakin tinggi.
4. Sarana Belajar
Pengertian sarana menurut kamus Besar Bahasa Indonesia
(1976:123) sarana belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan. Dari
pengertian tersebut dapat diidentifikasi arti sarana belajar adalah segala
sesuatu yang memudahkan siswa melakukan kegiatan belajar sehingga
dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan. Sarana belajar
merupakan salah satu faktor eksteren yang dapat berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar. Sarana belajar mempunyai fungsi, untuk
menunjang dan menggalakan kegiatan belajar siswa agar kegiatan belajar
tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Jadi kelengkapan sarana belajar
yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, maka
orang tua tidak boleh melupakan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan
anak-anaknya dalam membantu meningkatkan proses belajar anak,
menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, (1995: 64) sarana
belajar antara lain sebagai berikut:
a. Peralatan sekolah
Peralatan ini bisa berwujud buku pelajaran, buku tulis, bolpoint, pensil,
karet penghapus dan lain-lain. Siswa mempunyai peralatan yang
lengkap akan cenderung bersemangat dalam belajar karena alat-alat
yang menunjang dalam belajarnya terpenuhi. Berbeda dengan
yang peralatanya tidak lengkap, mereka akan cenderung malas untuk
belajar karena apa yang dibutuhkan sebagai penunjang tidak ada. Jadi
kelengkapan peralatan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
b. Kamar belajar
Kamar belajar adalah sarana yang penting bagi anak. Dengan adanya
tempat yang khusus bagi anak untuk belajar maka anak akan lebih
terbantu dalam berkonsentrasi dalam belajarnya. Oleh karena itu,
kamar belajar sangat penting bagi siswa dalam kegiatan belajar di
rumah sehingga proses pemahaman dapat tercapai secara maksimal
dan pada akirnya prtestasi belajar meningkat.
c. Meja belajar dan kursi belajar
Meja belajar dan kursi belajar merupakan sarana yang diperlukan anak.
Dengan adanya meja dan kursi sendiri, maka dalam belajar anak
merasa nyaman. Kenyamanan dalam belajar akan mempengarhui
itensitasnya dalam belajar pula. Anak yang itensitas belajarnya tinggi
cenderung prestasinya tinggi pula.
d. Penerangan
Penerangan merupakan sarana penting dalam mendukung belajar anak.
Dengan penerangan yang cukup maka belajar anak akan lebih tahan
lama, karena dengan lampu yang terang, maka anak akan lebih jelas
Dengan demikian adanya penerangan yang cukup akan cenderung
mempengarui prestasi belajar anak.
5. Lingkungan Belajar
Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan
belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan
prestasi belajar yang baik. Sebab individu secara sadar atau tidak
senantiasa tersosialisai oleh lingkungannya. Lingkungan belajar adalah
segala sesuatu yang terdapat ditempat belajar. Lingkungan belajar ini
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ali Imron, 1996:103).
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajaran tersebut
belajar, sehingga si pembelajar dapat merasakan kalau tempat
belajarnya nyaman atau tidak, segar ataukah pengap. Hal-hal yang
demikian sangat berpengaruh pada motivasi belajar yang pastinya akan
berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seseorang. Tempat
belajar yang berantakan, tidak tertata rapi, tidak akan memberikan
gairah untuk belajar seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang
teratur, yang tertata rapi, akan mendorong seseorang bergairah belajar.
Tempat belajar yang bising juga menggangu belajar seseorang,
sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah
b. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan dimana seseorang itu
ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa
lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, kelompok belajar,
lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih
menentukan terhadap diri sendiri haruslah diakui bahwa kelompok
belajar, lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, maupun
lingkungan keluarga ini pun sangat menentukan motivasi belajar
seseorang dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.
Misalnya, jika dalam suatu lingkungan sosial seseorang tidak
terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar belum
membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi atau bahkan tidak
termotivasi sama sekali untuk belajar. Begitu pula dalam lingkungan
keluarga yang kurang mendukung bahkan tidak adanya dorongan dan
pengertian dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya, terkadang
seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan topik ini memberikan suatu
masukan baik bagi siswa untuk senantiasa termotivasi dalam belajar sehingga
prestasi belajar yang sudah tinggi dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan
(Indriawati, 1999:86). Hasil penelitian Subagyono (1996) menemukan
ada hubungan yang positif dan signifikan antara variasi gaya mengajar guru
dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
prestasi dapat diprediksi dari variasi gaya mengajar guru. Hal ini berarti
semakin bervariasi gaya mengajar guru maka semakin tinggi pula prestasi
belajar siswa.
Hasil penelitian Isti Rahayu (2000), menemukan bahwa sarana belajar
mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
siswa. Hal ini berarti tersedianya sarana belajar sebagai pendukung dalam
belajar ikut menentukan prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian Alfonsa Mintarti (1998), menemukan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan
prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa lingkungan yang mendukung bagi
siswa untuk belajar ikut menentukan prestasi belajar siswa.
Berdasar penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan variasi
gaya mengajar yang digunakan seoran guru, intensitas belajar, sarana belajar,
dan lingkungan belajar secara langsung akan meningkatkan semangat untuk
belajar siswa di kelas maupun di rumah. Dengan meningkatnya semangat
untuk belajar pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa lebih
C. Hubungan diantara Variabel Penelitian
Variasi gaya mengajar guru sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, demikian pula intensitas
belajar,
sarana belajar dan lingkungan belajar, keempat hal tersebut hal sangat
mempengarui prestasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, variasi gaya
mengajar diperlukan oleh seorang guru yang ahli dibidangnya untuk
membantu siswa mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Intensitas
belajar sangat diperlukan bagi siswa untuk lebih memahami apa yang telah
diajarkan oleh guru di sekolah. Rasa senang dalam diri siswa akan
menimbulkan motivasi untuk belajar sehingga intensitas belajar yang
digunakan siswa bertambah. Sarana belajar yang baik akan lebih mendukung
dalam proses belajar. Dimana siswa akan lebih memahami dan mengerti
tentang apa yang telah disampaikan oleh guru melalui sarana belajar.
Demikian pula lingkungan belajar dimana siswa tersebut belajar. Lingkungan
yang tenang dan nyaman akan lebih membantu siswa untuk berkonsentrasi
dan lebih bergairah dalam belajar. Pencapaian perubahan-perubahan dalam
diri siswa sebagai tanda bahwa ia telah belajar berdasar materi yang telah
diberikan oleh guru yang telah mengajarnya.
Persepsi dalam diri siswa terhadap guru akan timbul dengan melihat
cara guru menyampaikan materi pelajaran. Persepsi ini sendiri bisa bersifat
positif dan bersifat negatif. Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar yang
persepsi yang dimiliki siswa bersifat positif terhadap variasi gaya mengajar
guru yang profesional dibidangnya akan menimbulkan perasaan senang atau
suka terhadap guru tersebut, lalu perasaan itu akan memotivasi siswa
untuk
belajar lebih sering, yang akirnya akan berpengaruh positif terhadap prestasi
belajarnya. Jika persepsi yang dimiliki oleh siswa bersifat negatif akan
menimbulkan perasan tidak senang atau tidak suka, lalu sikap tersebut tidak
akan memotivasi untuk belajar dalam berprestasi, serta tidak mengambil sikap
untuk meningkatkan belajarnya, yang pada akirnya akan berpengaruh negatif
terhadap prestasi belajar siswa tersebut.
Jadi dengan adanya guru yang profesional dibidang keahlianya dengan
menggunakan variasi gaya mengajar akan menimbulkan penilaian siswa
bahwa guru mengajar sesuai dengan bidang keahlianya. Dengan adanya
variasi gaya mengajar agar tidak monoton akan menimbulkan perasaan senang
dan suka yang kemudian akan menumbuhkan rasa senang untuk belajar,
demikian pula sarana belajar yang mendukung akan membantu siswa dalam
memahami dan mengerti tentang apa yang telah dipelajari, dan lingkungan
belajar yang mendukung dalam proses belajar akan membantu siswa untuk
berkonsentrasi sehingga apa yang di pelajari akan dimengerti betul oleh siswa,
yang pada akirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
D. Kerangka Berpikir
Variasi gaya mengajar adalah kemampuan seorang guru untuk
motivasi internal, dan integritas belajar menyeluruh untuk mengurangi
kebosanan siswa. Intensitas belajar adalah banyaknya waktu yang digunakan
dengan baik untuk belajar oleh siswa. Sarana belajar adalah sesuatu yang
memudahkan siswa dalam belajar. Lingkungan belajar adalah keadaan atau
kodisi sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku siswa.
Variasi gaya mengajar yang variatif, intensitas belajar yang tinggi, sarana dan
lingkungan belajar yang baik akan mempertinggi prestasi belajar.
Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Lingkung an Belajar
Variasi Gaya Mengajar
Guru
Intensitas Belajar
Sarana Belajar
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
a. Ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
dengan prestasi belajar siswa.
b. Ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
c. Ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian
mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku
untuk jangka waktu tertentu yang pengumpulan dan analisis datanya dilakukan
pada waktu tertentu. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan
dengan hasil penelitian maka hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan
tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini terbatas pada
subyek tertentu yaitu sekolah dan siswa bagi respondenya. Secara khusus yang
diteliti dari obyek penelitian adalah persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian : SMK YPKK III Sleman
b. Waktu penelitian : Penelitian ini dilaksanakan bulan November
2007
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau
menjadi sumber informasi. Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa-siswi
SMK YPKK III Sleman kelas II.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek tertentu
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
1997:72). Populasi ini adalah siswa-siswi SMK YPKK III Depok Sleman.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
IA 28 IB 29 IIA 23 IIB 24 IIC 24 IIIA 30 IIIB 33 Jumlah 191
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki
populasi (Sugiyono, 1999:73). Pada penelitian ini sampel yang
adalah siswa-siswi SMK YPKK III Sleman kelas IIa, IIb dan
IIc.
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan peneliti dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel ini diambil oleh
peneliti dengan pertimbangan hal-hal sebagai berikut:
a. Siswa-siswi kelas I semester ini belum terlihat prestasi belajarnya
karena semester ini belum menerima rapor.
b. Siswa-siwi kelas II belum disibukkan dengan kegiatan belajar yang
lebih intensif dalam menghadapi ujian nasional.
E. Variabel Penelitian dan Ukurannya
1. Variabel yang akan diteliti adalah
a. Variabel bebasnya adalah hubungan persepsi siswa tentang variasi
gaya mengajar guru (x1), intensitas belajar (x2), sarana belajar (x3),
dan lingkungan belajar (x4).
b. Variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa (y).
2. Kategori Kecenderungan Variabel
Kategori kecenderungan variabel bebas dan variabel terikat dinilai dengan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan
Tabel 3.2 Tabel PAP tipe II
Derajat Penguasaan Nilai Akhir
81 % - 100 % Sangat Tinggi
66 % - 80 % Tinggi
56 % - 65 % Cukup
46 %- 55 % Rendah
< 46 % Sangat Rendah
3. Pengukuran variabel
Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan
cara pengukuran masing-masing variabel. Pengukuran variabel penelitian
yang penulis lakukan adalah:
a. Variabel Bebas
Data mengenai persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pernyataan.
Tabel 3.3 Skala Pengukuran Alternatif
Jawaban
Selalu Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
Pernyataan positif
4 3 2 1
Pernyataan negatif
1 2 3 4
Sedangkan dalam mengukur intensitas belajar siswa baik
di rumah maupun dalam kelompok belajar yang berhubungan
dengan prestasi belajar siswa digunakan skala pengukuran, yaitu
disediakan alternatif jawaban a, b, c dan d. Masing-masing alternatif
jawaban diberi skor sebagai berikut:
Jawaban b : skor 2
Jawaban c : skor 3
Jawaban d : skor 4
Sarana belajar diukur dari tersedianya sarana pendukung belajar
dirumah. Data lingkungan belajar siswa diukur dengan keadaan
lingkungan yang berada di sekitar tempat tinggal siswa. Untuk
mengukur sarana belajar di rumah dan lingkungan belajar siswa cara
yang digunakan adalah memberikan skor pada masing-masing
alternatif jawaban item dengan ketentuan bahwa untuk pertanyaan
positif dan mengarah ke jawaban positif maka skor yang diberikan
lebih tinggi dibanding dengan jawaban yang mengarah ke negatif.
Jawaban a : skor 4
Jawaban b : skor 3
Jawaban c : skor 2
Jawaban d : skor 1
b. Variabel Terikat
Variabel penelitian adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
siswa diukur berdasarkan hasil nilai rapor siswa semester genap
c. Paradigma Penelitian
X1
X2
X3
X4
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pertanyaan kusioner:
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Kusioner
No Tolok Ukur Pernyataan
Positif (Nomor Item Dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item Dalam Kuesioner) 1 2 3 4
Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
Intensitas belajar
(1) Keteraturan waktu
dalam belajar
(2) Jumlah waktu
dalam sehari untuk belajar
Sarana belajar siswa
(1) Perlengkapan
sekolah
(2) Kamar belajar
(3) Meja belajar (4) Penerangan Lingkungan Belajar (1)Lingkungan keluarga (2)Lingkungan sekolah (3)Lingkungan masarakat 3,4,5,6,7,9 12,15,16,19
3, 4, 5, 6
1, 2
1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 10 8 9
1, 5
2, 6, 7, 9
3, 4, 8
1,2,8,10,11,13 14,17,18,20
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut.
1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya
mengumpulkan data mengenai hubungan variasi gaya mengajar guru,
intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar.
2. Dokumentasi adalah suatu metode untuk mengungkap data yang bersifat
historis, data yang diperoleh dari dokumen yang diyakini kebenarannya.
Dokumentasi ini untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa dan
sebagai ukuran pedomannya nilai.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Kevalidan alat ukur diuji dengan menggunakan metode analisis butir
dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin
diselidiki. Perhitungan korelasi product moment dari Karl Person
(Arikunto, 2001:72) dengan rumus:
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− = Y Y N X X N Y X XY N rxy 2 2 2 Keterangan:N = total responden
Y = total skor dari seluruh item
X = total skor dari setiap item
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan
menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.
Selanjutnya harga koefisien ini dibandingkan dengan harga r korelasi
product moment pada tabel. Jika harga r perhitungan lebih besar dari pada
r tabel, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Apabila
harga perhitungan lebih kecil dari pada r tabel berarti pernyataan tersebut
tidak valid.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
item r-xy r-tabel Keterangan
1 0,4277 0,239 Valid
2 0,5790 0,239 Valid
3 0,5306 0,239 Valid
4 0,3978 0,239 Valid
5 0,4380 0,239 Valid
6 0,3904 0,239 Valid
7 0,4269 0,239 Valid
8 0,4577 0,239 Valid
9 0,8083 0,239 Valid
10 0,4961 0,239 Valid
11 0,4211 0,239 Valid
12 0,4321 0,239 Valid
13 0,3874 0,239 Valid
14 0,4050 0,239 Valid
15 0,4018 0,239 Valid
16 0,4554 0,239 Valid
17 0,4047 0,239 Valid
18 0,3700 0,239 Valid
19 0,5990 0,239 Valid
20 0,4117 0,239 Valid
21 0,6298 0,239 Valid
22 0,5759 0,239 Valid
23 0,6843 0,239 Valid
24 0,6034 0,239 Valid
25 0,6025 0,239 Valid
26 0,5183 0,239 Valid
28 0,5060 0,239 Valid
29 0,4795 0,239 Valid
30 0,4030 0,239 Valid
31 0,4858 0,239 Valid
32 0,4477 0,239 Valid
33 0,5910 0,239 Valid
34 0,5818 0,239 Valid
35 0,4889 0,239 Valid
36 0,4938 0,239 Valid
37 0,6046 0,239 Valid
38 0,4676 0,239 Valid
39 0,4738 0,239 Valid
40 0,4419 0,239 Valid
41 0,5506 0,239 Valid
42 0,4535 0,239 Valid
43 0,4729 0,239 Valid
44 0,7497 0,239 Valid
45 0,6128 0,239 Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Pengujian ini dilakukan dengan teknik belah dua, yaitu teknik ganjil genap
yang membelah menjadi dua belahan item ganjil dan item genap,
kemudian skor tiap belahan dijumlahkan. Total belahan pertama dengan
skor total belahan kedua dengan teknik korelasi product moment.
Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item menurut Spearman
Brown (Sugiono, 2005:112) adalah sebagai berikut:
rbb = angka reliabilitas
rtt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan rtabel maka
taraf signifikansinya 5% instrumen dikatakan handal jika rtt lebih besar
dari rtabel. Pelaksanaan perhitungan reliabilitas dan validitas pada penelitian
ini menggunakan program SPSS.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Reliabilitas
No. Variabel rtt rtabel kesimpulan
1 Persepsi siswa
tentang variasi gaya mengajar guru
0,760 0,374 Reliabel
2 Intensitas belajar 0,686 0,374 Reliabel
3 Sarana belajar 0,7374 0,374 Reliabel
4 Lingkungan belajar 0,822 0,374 Reliabel
Sumber: data diolah
H. Teknik Analisa Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas Data
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah agar kesimpulan yang
ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Untuk mengetahui
apakah data dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau
tidak, maka diajukan uji normalitas dengan menggunakan rumus
Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
D = Maksimum |Fo(x) – Sn(x)|
D = deviasi maksimum
Fo = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn(x) = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
b. Uji Linearitas
Uji linearitas regresi ini dilakukan untuk mengetahui linear
tidaknya hubungan antara variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa
(Y) dengan variabel bebasnya yaitu persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru (X1), intensitas belajar (X2), sarana belajar (X3) dan
lingkungan belajar (X4). Antara variabel bebas dan variabel terikat
dikatakan mempunyai hubungan linear jika kenaikan skor variabel
bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Uji linearitas garis
regresi dilakukan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus
F.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F (Sudjana,
1996:332) adalah sebagai berikut:
F = 2
2
e TC
S S
S2e =
( )
k n E JK − Dimana:F = harga bilangan F untuk garis regresi
S2TC = varians tuna cocok
S2e = varians kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
2. Pengujian hipotesis
a. Rumusan Hipotesis
1) Ada hubungan antara variasi gaya mengajar guru dengan prestasi
belajar.
Ho : Tidak ada hubungan antara variasi gaya mengajar guru
dengan prestasi belajar
Ha : Ada hubungan antara variasi gaya mengajar guru dengan
prestasi belajar
2) Ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar.
Ho : Tidak ada hubungan antara intensitas belajar dengan
prestasi belajar
Ha : Ada hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi
belajar
3) Ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar.
Ho : Tidak ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi
belajar
Ha : Ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar
4) Ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
Ho : Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar dengan
Ha : Ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi
belajar
b. Teknik korelasi product moment
Untuk menguji hipotesis ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 penulis
menggunakan analisis korelasi product moment (Arikunto, 2001:72):
(
)( )
(
)
{
2 2}
{
2( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:rxy = koefisien korelasi
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
N = jumlah sampel
Bila koefisien korelasi hitung (rxy) > koefisien tabel dari taraf
signifikansi 5%, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
Untuk menguji koefisien korelasi sederhana digunakan tabel t dengan
uji t. 2 1 2 r n r t − − = t
Jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel maka Ho ditolak
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
menguji hipotesis keempat variabel bebas, dalam pengujian ini
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan persamaan regresi ganda melalui persamaan sebagai
berikut:
y = ao +a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4
keterangan:
ao = konstan a1 =koefisien x1
y = variabel terikat a2 =koefisien x2
x1 = variabel bebas 1 a3 =koefisien x3
x2 = variabel bebas 2 a4 = koefisien x4
x3 = variabel bebas 3 x4 =variabel bebas 4
untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi
y = ao +a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 harga koefisien prediktor a1, a2,
a3 dan a4 dapat dicari dengan:
Σx1y = a1Σx1 + a2Σx1x2 + a3Σx1x3 + a4Σx1x4
Σx2y = a1Σx1x2 + a2Σx12+ a3Σx2x3 + a4Σx2x4
Σx3y = a1Σx1x3 + a2Σx2x3 + a3Σx32 + a4Σx43
Σx4y = a1Σx1x4 + a2Σx2x4 + a3Σx32 + a4Σx43
2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium dengan predictor x1, x2,
x3 dan x4 dengan rumus:
( ) =
∑
+∑
∑
+ 2∑
+∑
Keterangan:
ry(1,2,3,4) = koefisien korelasi antara y dengan x1, x2, x3 dan x4
a1 = koefisien variabel bebas x1
a2 = koefisien variabel bebas x2
a3 = koefisien variabel bebas x3
a4 = koefisien variabel bebas x4
Σx1y = jumlah produk antara x1 dan y
Σx2y = jumlah produk antara x2 dan y
Σx3y = jumlah produk antara x3 dan y
Σx4y = jumlah produk antara x4 dan y
3) Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara
variabel-variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel-variabel terikat
digunakan uji F dengan rumus (Sudjana, 1989:285):
F =
(
)
(
1)
/ 1 / 2 2 − − −R n k
k R
Keterangan:
k = banyaknya variabel bebas
n = banyaknya responden
R2 = koefisien determinan
Harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel
5%. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak atau dengan taraf alpha
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Data Kelembagaan Sekolah
1. Data Kelembagaan Sekolah
a. Nama Sekolah : SMK YPKK III Sleman
b. Alamat Sekolah : Karangnongko, Maguoharjo, Depok,
Sleman, Yogyakarta 55282
c. Status Sekolah : Swasta
d. No. Statistik Sekolah : 342040214016
B. Fasilitas Penunjang Pendidikan
Guna menunjang kegiatan belajar mengajar di SMK YPKK III Sleman
memiliki fasilitas yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Fasilitas Sekolah
No Jenis Bangunan Jumlah Unit
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang BP 1
5 Ruang UKS 1
6 Ruang Teori/Belajar 9
7 Ruang Praktik 2
8 Ruang Perpustakaan 1
9 Ruang Ibadah / Mushola 1
10 Ruang Koprasi 1
11 Ruang Gudang 1
12 Ruang OSIS 1
13 Ruang Kantin 1
14 Kamar Mandi/ WC 2
15 Ruang Lain-Lain 1
16 Kamar mandi 4
Selain fasilitas-fasilitas yang ada diatas, SMK YPKK III Sleman juga
masih dilengkapi dengan sarana dan prasarana fisik seperti lapangan upacara 1
area. Secara umum fasilitas-fasilitas yang dimiliki SMK YPKK III Sleman
cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar.
C. Sumber Daya Manusia SMK YPKK III Sleman
1. Kepala Sekolah
Ibu Dra. Rubiyati
2. Guru dan Tenaga Administrasi
Guru di SMK YPKK III Sleman bertanggung jawab terhadap kepala
sekolah serta mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien. Guru dan tenaga administrasi
SMK YPKK III Sleman secara keseluruhan berjumlah 24 orang. Berikut
Tabel 4.2
Data Guru dan Karyawan
No Nama Guru / karyawan
1 Drs. Paidi
2 Drs. Budiman
3 Dra. Nur’aini
4 Drs. Suparman
5 Samiyati, S.Pd
6 Parjilah, BA
7 Dra. Nursilah
8 Wati Suharyani, S.Pd
9 E. Widyastuti, BA
10 Kitik Supadmi, S.Pd
11 Siti Nurhayati, S. Ag
12 E. Walidi, S.Kom
13 Ana Dwi Yani, S.pd
14 Dj. Purnomo, S. Ag
15 Desi Suryani, S Si
16 Ema Surahmi, S. Si
17 Drs. Muryono
18 Meikhana Prasasti
19 Dra. Mujirah
20 S. Riyanti, S. Pd
21 Windu Hidayat, S. Hut
22 Pak Jumari
23 Pak Damiri
3. Data Siswa
Jumlah siswa kelas I berjumlah 71 siswa, siswa kelas II berjumlah 71
siswa, siswa kelas III berjumlah 52 siswa. Data jumlah siswa untuk tahun
ajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Jumlah siswa
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
IA 3 25 28
IB 0 29 29
IIA 3 20 23
IIB 1 23 24
IIC 1 23 24
IIIA 1 29 30
IIIB 0 33 33
D. Deskripsi Populasi
Jumlah populasi SMK YPKK III Sleman adalah 191 orang, yang terdiri
dari 28 orang kelas IA, 29 orang kelas IB, 23 orang kelas 2A, 24 orang kelas
IIB, 24 orang kelas IIC, 30 orang kelas IIIA, 33 orang kelas IIIB.
Berikut ini komposisinya:
1. Komposisi responden berdasar persepsi siswa tentang variasi gaya
Tabel 4.4
Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
Kriteria Frekuensi Persentase(%)
Sangat Tinggi 23 37,1
Tinggi 30 48,40
Cukup 9 14,50
Rendah 0 0
Sangat Rendah 0 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mempunyai persepsi
variasi gaya mengajar guru yang sangat tinggi yaitu 37,1%, mempunyai
persepsi yang tinggi sebesar 48,40%, mempunyai persepsi yang cukup
sebesar 14,50%.
2. Komposisi responden berdasar intensitas belajar siswa.
Tabel 4.5
Intensitas belajar siswa
Kriteria Frekuensi Persentase(%)
Sangat Tinggi 18 29,0
Tinggi 34 54,8
Cukup 6 9,7
Rendah 4 6,5
Sangat Rendah 0 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mempunyai intensitas
belajar yang sangat tinggi yaitu 29,0%, mempunyai intensitas belajar yang
tinggi sebesar 54,8%, mempunyai intensitas belajar yang cukup sebesar
3. Komposisi responden berdasar sarana belajar siswa.
Tabel 4.6 Sarana belajar siswa
Kriteria Frekuensi Persentase(%)
Sangat Tinggi 33 53,2
Tinggi 23 37,1
Cukup 6 9,7
Rendah 0 0
Sangat Rendah 0 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mempunyai sarana
belajar yang sangat tinggi yaitu 53,2%, mempunyai sarana belajar yang
tinggi sebesar 37,1%, mempunyai sarana belajar yang cukup sebesar 9,7%.
4. Komposisi responden berdasar lingkungan belajar siswa.
Tabel 4.7
Lingkungan belajar siswa
Kriteria Frekuensi Persentase(%)
Sangat Tinggi 12 19,4
Tinggi 33 53