• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta : studi kasus pada konsumen yang berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta : studi kasus pada konsumen yang berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jika hari ini kamu menangis, bersyukurlah karena kamu tidak

membuat orang lain menangis. Jika hari ini kamu disakiti,

bersyukurlah karena kamu tahu rasanya sakit dan tidak menyakiti

orang lain. Jika hari ini kamu dikecewakan, bersyukurlah karena

kamu tidak membuat orang lain kecewa. Apapun yang kamu alami

hari ini, tetaplah “BERSYUKUR” karena kita belajar untuk

“MEMAAFKAN”

Tuhan tak memberi apa yang kita harapkan, tapi Ia memberi apa

yang kita perlukan. Kadang kita merasa sedih, kecewa dan terluka.

Tapi jauh di atas segalanya Ia sedang merajut yang terindah untuk

kita. Semua indah pada waktunya KAWAN!!!!!!!!

Life is challenge, spirit is the way to overcome the challenge

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa (Roma 12:12)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai sumber kehidupanku

Kedua orang tuaku tercinta untuk segala kasih sayang, doa

dan pengorbanannya selama ini

(6)
(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama

:

Veronika

Diah

Merdekawati

Nomor Induk Mahasiswi

: 072214020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ALASAN KONSUMEN BERBELANJA DI MIROTA BATIK

YOGYAKARTA: Studi Kasus pada Konsumen yang Berbelanja Di Mirota

Batik Yogyakarta”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 26 Agustus 2011

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmatNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Alasan Konsumen

Berbelanja Di Mirota Batik Yogyakarta: Studi Kasus pada Konsumen yang

Berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terselesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. YP Supardiyono., M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A selaku Kepala Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang

penuh kesabaran, membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penelitian

ini dapat selesai dengan baik.

4.

Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan yang sangat

berharga kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

5.

Segenap staf dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah banyak

memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.

6.

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu

penulis mendapatkan referensi buku-buku sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

(9)

viii

8.

Untuk kedua Orang Tuaku, terima kasih atas cinta, kasih sayang, doa, dan

dorongan yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi sehingga

terselesaikan skripsi ini. Kalian adalah segalanya dalam hidupku.

9.

Buat kakak dan adikku tersayang (Dimas dan Devi), terima kasih atas

dukungan dan doa yang kalian berikan, kalian adalah kakak dan adik terbaik

dalam hidupku.

10.

Untuk teman-teman seperjuangan kelas MPT dan Tugas Akhir Penelitian

terima kasih telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga untuk membantuku.

11.

Buat anak-anak kost “Madam Wiwiek” (Mba Adven, Suzan, Dewi, Christine,

Nesya, Veni, Andrea, Nindy, Vanie, Tita, Shela, Landri dan Yohana) terima

kasih atas dukungan dan persahabatan yang diberikan selama ini.

12.

Buat teman-temanku anak Manajemen 2007 dan semua rekan penulis yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian selama

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan

masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 24 Agustus 2011

Penulis

Veronika Diah Merdekawati

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBIKASI KARYA ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 2

C.

Batasan Masalah ... 2

D.

Tujuan Penelitian ... 2

E.

Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 4

A.

Landasan Teori ... 4

1 Pengertian Manajemen ... 4

2 Pengertian Pemasaran ... 4

3 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 6

4 Konsep Pemasaran ... 7

5 Pengertian Jasa ... 11

(11)

x

7 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 13

8 Tipe-tipe Perilaku Pembelian ... 17

9 Proses Pengambilan Keputusan ... 17

10 Struktur Keputusan Pembelian ... 18

11 Alasan Konsumen Melakukan Pembelian ... 19

B.

Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

C.

Kerangka Konseptual ... 25

D.

Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A.

Jenis Penelitian ... 27

B.

Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

C.

Waktu dan Lokasi penelitian ... 27

D.

Variabel Penelitian ... 28

E.

Definisi Operasional ... 29

F.

Populasi dan Sampel... 29

G.

Teknik Pengambilan Sampel ... 30

H.

Sumber Data ... 31

I.

Teknik Pengumpulan Data ... 31

J.

Teknik Pengujian Instrumen ... 32

K.

Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 39

A.

Gambaran Umum Mirota Batik ... 39

B.

Berbagai Pilihan yang Tersedia di Mirota Batik ... 40

1 Bahan Kain ... 40

2 Bahan Jadi ... 40

C.

Cara Pemasaran yang dilakukan di Mirota Batik ... 42

1 Strategi Produk ... 43

2 Strategi Harga ... 44

3 Strategi Distribusi ... 44

4 Strategi Promosi ... 44

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45

A.

Penjelasan Penelitian ... 45

(12)

xi

C.

Analisis Data ... 49

D.

Pembahasan ... 56

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

PENELITIAN ... 60

A.

Kesimpulan ... 60

B.

Saran ... 60

C.

Keterbatasan Penelitian ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(13)

xii

DAFTAR TABEL

TABEL V.1 Hasil Uji Validitas ... 47

TABEL V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

TABEL V.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

TABEL V.4 Identitas Responden Berdasarkan

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1.

LAMPIRAN KUESIONER ... 68

2.

LAMPIRAN DATA REKAPITULASI ... 71

3.

LAMPIRAN ANALISIS VALIDITAS ... 74

4.

LAMPIRAN ANALISIS RELIABILITAS ... 75

5.

LAMPIRAN COCHRAN Q-TEST ... 76

6.

LAMPIRAN TABEL r ... 81

7.

STRUKTUR ORGANISASI MIROTA BATIK ... 82

(15)

xiv

ABSTRAK

ALASAN KONSUMEN BERBELANJA DI MIROTA BATIK YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Konsumen yang Berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta

Veronika Diah Merdekawati

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

(16)

xv

ABSTRACT

THE REASON FOR CUSTOMERS TO SHOPPING IN MIROTA BATIK

YOGYAKARTA

Case Study on Customers’ Reasons to shop at Mirota Batik Yogyakarta

Veronika Diah Merdekawati

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

The purpose of this research was to identify the reasons for customers to shop at

Mirota Batik Yogyakarta. This research was done from March to April, 2011. The

data collection was done by distributing questionnaires to the customers at Mirota

Batik Yoygakarta. The population in this research was the customers who had done

transactions at Mirota Batik Yogyakarta. The research sample was 100 people and

the used technical sampling was Accidental Sampling. The data analysis used in this

research was as follows: Percentage Analysis. This analysis was applied to identify

the customers’ characteristics, Cochran Q Test Analysis. This analysis was applied to

identify the customers’ reasons in shopping at Mirota Batik Yogyakarta. From the

percentage analysis, it was found that 59% from the 100 customers were women. It

was also found that 67% of the whole sample population was unemployed. Based on

the Cochran Q-Test, it was shown that Mirota Batik Yogyakarta gave a satisfactory

service, had a variety of sold items, had a strategic location, had good security

service, gave a good Javanese ambiance, and sold highly qualified sold items. These

results gave a significant influence towards the customers’ reasons in shopping at

Mirota Batik Yogyakarta.

(17)

1

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kain batik merupakan kain universal yang terdapat di berbagai negara,

walaupun begitu dunia mengakui bahwa batik berkembang pesat di Indonesia.

Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu, yang merupakan

hasil perpaduan antara seni dan teknologi para leluhur yang sangat tinggi.

Sehingga batik Indonesia diakui oleh dunia sebagai batik yang betul-betul

sempurna keindahannya, baik mengenai desain maupun proses pembuatannya.

Yogyakarta, sebagai kota pendidikan dan kota budaya juga merupakan

kota dimana seni batik berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dikaitkan dengan

keberadaan keraton yang masih menjalankan upacara-upacara tradisionalnya dan

berkembangnya seniman-seniman batik kontemporer. Banyak wisatawan baik

wisatawan manca maupun nusantara yang tertarik dengan seni batik Yogyakarta

yang terkenal dengan batik tulis halus gaya keraton Yogyakarta dengan

kehalusan motifnya yang khas dan hanya dikeluarkan oleh keraton Yogyakarta.

Salah satu gerai batik dan kerajinan yang ada di Yogyakarta adalah

Mirota Batik yang berada di jalan A. Yani no 9 Yogyakarta atau ujung selatan

Malioboro. Mirota Batik sangat ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan dari

berbagai daerah.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis memilih gagasan yang

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang

akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli produk di Mirota Batik?

2. Apa saja alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi batasan-batasan terhadap permasalahan

yang telah dikemukakan di atas sebagai berikut:

1. Karakteristik konsumen yang berbelanja di Mirota Batik meliputi jenis

kelamin (pria atau wanita) dan status pekerjaan (Sudah bekerja atau belum

bekerja)

2. Alasan

Berdasarkan survei awal yang diambil pada tanggal 3-4 Desember 2010,

maka alasan yang diteliti yaitu barang yang dijual antik dan unik, pelayanan

memuaskan, barang yang ditawarkan beragam, lokasinya strategis dan

mudah dijangkau, aman, bernuansa Jawa, harga terjangkau, kualitas barang

bagus, fasilitas lengkap (free hotspot, kafe dan sebagai pusat pengetahuan)

dan pusat oleh-oleh khas Jogja.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen yang berbelanja di Mirota Batik

(19)

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penulis berharap hasil penelitian dapat menjadi masukan dalam menentukan

strategi yang tepat dan kebijakan perusahaan dalam menghadapi persaingan di

dunia bisnis.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan dan juga dapat menambah

wawasan bagi mahasiswa lainnya yang hendak mengadakan penelitian serupa

dimasa yang akan datang.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dimaksudkan agar peneliti dapat menerapkan teori-teori yang

telah dipelajari selama ini kedalam praktek sehingga dapat menambah

(20)

4

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Dalam melaksankan kegiatan diperlukan manajemen yang berguna

untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya mengatur dan

mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya dalam proses untuk

mencapai tujuan organisasi.

Ada beberapa definisi pengertian manajemen antara lain:

a. Manajemen menurut James AF Stoner

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

b. Manajemen menurut Ricky W. Griffin

Manajemen adalah sebagai sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk

mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.

2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilangsungkan oleh perusahaan untuk bertahan hidup, berkembang dan

(21)

Arti pemasaran sering dikacaukan dengan pengertian penjualan,

perdagangan, dan disribusi yang hanya merupakan bagian-bagian dari

kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasaran itu sendiri dimulai

jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir pada tahap

penjualan saja. Melainkan kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga

memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya

berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap

perusahaan.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pemasaran yang

berbeda-beda meskipun pada intinya sama. Perberbeda-bedaan ini disebabkan karena mereka

meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda.

Ada beberapa definisi pengertian pemasaran antara lain:

a. Pemasaran menurut Philip Kothler & Amstrong (2001:7)

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan

pihak lain.

b. Pemasaran menurut William J. Stanton (1985:7)

Pemasaran adalah segala aktivitas mulai dari merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan suatu barang

atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan cara mempertukarkan suatu barang dan jasa itu dengan suatu nilai

(22)

c. Pemasaran menurut Alex S. Nitisemito (1991:13)

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk

memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara

paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif.

3. Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam pemasaran, perusahaan berusaha untuk memperoleh laba dari

kegiatan penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi

keinginan konsumen. Agar target dapat tercapai, perusahaan harus dapat

memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Pemasar harus dapat mengetahui

dengan baik semua tugas yang ada dengan melakukan perencanaan dan

pengawasan pemasaran.

Pada pokoknya, manajemen itu terdiri atas perancangan dan

pelaksanaan rencana-rencana. Secara umum manajemen itu mempunyai tiga

tugas pokok yaitu:

a. Mempersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan

b. Melaksanakan usaha tersebut

c. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut

dalam operasinya.

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan barang dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu

(23)

Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses

yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang

mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan

tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.

Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha.

Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan

atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap yang

menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi

pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu

memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk

dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai

tujuan pemasaran.

4. Konsep Pemasaran

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Seluruh kegiatan

dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk

memenuhi tujuan tersebut.

Ada beberapa pengertian konsep pemasaran antara lain:

a. Konsep pemasaran menurut Kotler (2001:22)

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus

menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,

menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar

(24)

b. Konsep pemasaran menurut Bayu Swastha (1982:2)

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Dari pengertian di atas mengandung arti bahwa konsep pemasaran

merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan

kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus disertai dengan koordinasi

antara fungsi-fungsi dalam sebuah perusahaan. Dengan koordinasi antara

fungsi ini, perusahaan dapat beroperasi secara lebih efektif dan efisien

dibanding dengan pesaing. Ada tiga faktor yang dipakai dalam konsep

pemasaran:

1). Orientasi konsumen

Pada intinya jika suatu perusahaan ingin menerapkan suatu

orientasi konsumen ini maka:

a). Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

dipenuhi

b). Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan

c). Menentukan produk dan program pemasarannya

d). Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka

e). Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model

(25)

2). Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen,

semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Menghindari

adanya pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara

penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini dapat

menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat

disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta

dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan

konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

3). Mendapatkan laba melalui kepuasan konsumen

Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

profit atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan dapat tumbuh dan

berkembang dengan kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba

merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang

mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep

pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat

diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.

Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar

pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi,

konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran

(26)

a. Konsep produksi

Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai

produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini

berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk

mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas

manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena

konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas

dengan daya beli mereka.

b. Konsep produk

Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik.

Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena

konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam

penampilan dengan ciri-ciri terbaik.

c. Konsep penjualan

Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan

dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan

dan promosi yang agresif.

d. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif

(27)

e. Konsep pemasaran sosial

Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi

adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran

serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih

efektif dan efisien daripada para pesaing dengan tetap melestarikan atau

meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

f. Konsep pemasaran global

Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya

memahami semua faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi

pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. Tujuan akhirnya

adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat

dalam perusahaan.

5. Pengertian Jasa

“ Jasa adalah barang yang tidak kelihatan (intangible product) yang

dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling

memuaskan” (Swasta, 1996).

Unsur penting dalam pengertian tersebut adalah bahwa jasa

merupakan suatu produk yang tidak kelihatan. Artinya barang yang

dipertukarkan dengan uang adalah suatu yang tidak berwujud. Jasa juga

merupakan produk yang tidak bisa ditimbun atau ditumpuk dalam suatu

gudang sambil menunggu penjualan. Penyaluran jasa kebanyakannya

(28)

6. Pengertian Perilaku Konsumen

Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen

untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka

membutuhkan. Apabila seorang pemasar ingin mengembangkan suatu

produk dan jasa, terlebih dahulu perlu memahami kebutuhan dan keinginan

konsumen yang mendorong perilakunya.

Ada beberapa pengertian perilaku konsumen antara lain:

a. Perilaku konsumen menurut Winardi (1991:49)

Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh

orang-orang dalam hal merencanakan, membeli dan menggunakan

barang-barang ekonomi dan jasa.

b. Perilaku konsumen menurut Mangkunegara (1988:3)

Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh

individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses

pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan

barang-barang atau jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh

lingkungan.

c. Perilaku konsumen menurut Swastha (1987:9)

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Perilaku konsumen merupakan studi bagaimana individu

(29)

dimiliki berkaitan dengan proses komunikasinya. Perilaku konsumen

diidentifikasi melalui jenis produk yang dibeli, waktu pembelian, alasan

pembelian dan intensitas pembelian.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian adalah berbeda pada tiap-tiap konsumen,

disamping itu barang dan jasa yang dibeli serta saat pembeliannya berbeda

pula.

Dalam mengambil keputusan, konsumen dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perlaku konsumen yaitu:

1). Motivasi

Menurut Swastha dan Handoko (1987:76)

Motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu dorongan

kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk

memperoleh kepuasan.

2). Persepsi

Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu

memilih, mengelola dan menginterprestasikan stimulus kedalam

bentuk arti dan gambar.

3). Belajar

Menurut Swastha dan Handoko (1987:84)

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan

(30)

Perubahan perilaku tersebut dapat bersifat tetap, permanen

dan fleksibel. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara

manusia yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungannya.

Proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan sebuah

proses belajar.

4). Kepribadian

Didalam perilaku konsumen, kepribadian didefinisikan

sebagai respons yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Dalam

definisi lain, Kotler mendefinisikan perilaku sebagai karakteristik

psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan

relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungan.

5). Sikap

Sikap sebagai suatu konsep yang cukup sederhana, yaitu

jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang atas atau untuk menantang

suatu obyek.

6). Usia

Usia sangat mempengaruhi dalam pembelian barang atau

jasa. Setiap yang mengkonsumsi barang atau jasa disesuaikan dengan

usia yang mereka jalani. Selera orang dalam produk atau jasa yang

dikonsumsi berhubungan dengan usia mereka.

7). Pekerjaan

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya.

Para pemasar senantiasa mencoba untuk mengidentifikasikan

(31)

rata-rata dalam suatu produk atau jasa, bahkan pemasar akan

mengkhususkan diri untuk melayani sekelompok pekerjaan tertentu

yang mereka anggap akan memberikan hasil yang lebih besar.

8). Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang

dibelanjakan, tabungan dan memiliki kekayaan, kemampuan

meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran.

b. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:

1). Kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kebiasaan yang diperoleh

manusia sebagai anggota masyarakat. Masing-masing budaya terdiri

dan sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak

ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi angota-anggotanya. Sub-budaya terdiri

dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis.

Menurut Douglas J. Doerimple dan Leonard J. Parsons yang dikutip

oleh Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1987:59) kebudayaan dapat

didefinisikan sebagai berikut “Simbol dan fakta yang kompleks, yang

diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai

penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada”.

2). Kelompok sosial dan kelompok referensi

Kelompok sosial adalah kekuatan sosial yang menjadi tempat

(32)

diantara mereka (Swastha dan Handoko, 2000:66). Kelompok sosial

terbentuk dari keinginan manusia yang selalu berinteraksi dan

membentuk kelompok dengan manusia lainnya.

3). Kelas sosial

Kelas sosial adalah istilah lapisan sosial tanpa membedakan apakah

dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.

Biasanya kriteria yang dipakai untuk menggolongkan anggota

masyarakat didalam kelas-kelas tertentu adalah berdasarkan kekayaan,

kekuasaan, kehormatan dan ilmu.

4). Keluarga

Keluarga merupakan kelompok kecil dalam kehidupan sosial

masyarakat. Jika dibandingkan dengan faktor eksternal lainnya

keluarga memegang peranan penting dalam membentuk perilaku

konsumen. Oleh Karena itu, manajer pemasaran perlu mengetahui hal

sebenarnya yaitu:

a). Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli produk

b). Siapa yang membuat keputusan untuk membeli produk

c). Siapa yang melakukan pembelian produk

d). Siapa pembeli produk

Keempat hal tersebut dapat dilakukan oleh orang berbeda, atau dapat

pula dilakukan oleh satu atau beberapa orang. Suatu saat seorang

anggota keluarga dapat berfungsi sebagai pengambil keputusan, tetapi

pada saatnya yang berlainan ia dapat berbuat sebagai pembelinya.

(33)

8. Tipe-tipe Perilaku Pembelian

Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda dengan tipe

keputusan pembelian. Assael membedakan perilaku membeli konsumen

berdasarkan derajat perbedaan diantara beberapa merk (Kotler, 2008;177)

a. Perilaku pembelian yang kompleks

Konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses

pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang

tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama,

mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua,

membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.

b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan

Konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit

perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa

tempat untuk mencari yang lebih cocok.

c. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada

perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif

rendah.

d. Perilaku pembelian yang mencari keragaman

Keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai

pemilihan merek.

9. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:222) proses keputusan ada lima

(34)

a. Tahap pengenalan kebutuhan

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

mengenali suatu masalah atau kebutuhan.

b. Tahap pencarian informasi

Tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik

untuk mencari lebih lanjut informasi. Dalam tahap ini, konsumen hanya

mungkin meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.

c. Tahap evaluasi berbagai alternatif

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif

dalam satu susunan pilihan.

d. Tahap keputusan pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen benar-benar membeli produk.

e. Tahap perilaku pasca pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli.

10. Struktur Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli merupakan kumpulan

dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan dalam pembelian mempunyai

struktur sebanyak enam komponen, antara lain (Swastha dan Handoko,

1997: 102-103):

a. Keputusan tentang jenis produk

(35)

c. Keputusan tentang merek produk

d. Keputusan tentang penjualan produk

e. Keputusan tentang jumlah produk

f. Keputusan tentang waktu pembelian

11. Alasan Konsumen Melakukan Pembelian

Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan

kegiatan. Alasan membeli produk sangat membantu konsumen untuk

mengambil keputusan akan membeli produk tersebut atau tidak (Rangkuti,

2002:44).

Alasan konsumen dalam melakukan pembelian antara lain:

a. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa atau

sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen dalam rangka

mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa

(Kotler dan Armstrong, 2003: 430).

b. Promosi

Promosi mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan para calon konsumen dan calon potensial

konsumen. Komponen dari promosi antara lain:

1). Publikasi di radio-radio

(36)

c. Kenyamanan

Kenyamanan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, atau sesuatu

kejadian yang kita alami atau sesuatu hal yang kita pikirkan dan semua

masalah yang kita temui. Komponen dari kenyamanan antara lain:

1). Bangunan yang masih baru

2). Keamanan terjamin

3). Tersedianya fasilitas (seperti AC dan pengharum ruangan)

d. Lokasi

Lokasi fasilitas berpengaruh secara nyata terhadap pilihan konsumen.

Pada umumnya konsumen menyukai tempat yang mudah dicapai oleh

kendaran umum untuk memberikan kemudahan serta letaknya yang

strategis. Menurut Kotler dan Armstrong (1999: 353) lokasi merupakan

tempat pemasaran yang melibatkan aktivitas untuk menciptakan,

memelihara atau mengubah sikap dan perilaku terhadap tempat tertentu.

Menurut Tjiptono (2004: 42) pemilihan tempat atau lokasi memerlukan

pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:

1). Akses, lokasi yang dilalui mudah dijangkau oleh sarana transportasi

2). Visibilitas, lokasi yang mudah dilihat dengan jelas dari tepi jalan

3). Lalu lintas, dimana ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

yaitu:

a) Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang

besar terjadinya impulse buying atau pembelian yang tidak

(37)

b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi

hambatan

c) Tempat parkir yang luas dan nyaman

d) .Ekspansi yaitu tersedia tempat yang begitu luas untuk perluasan

usaha dikemudian hari

e) Lingkungan, daerah sekitar yang mendukung jasa yang

ditawarkan

f) Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan

lokasi supermarket (24 jam), perlu pertimbangan apakah dijalan

atau daerah yang sama banyak pula terdapat supermarket (24

jam) lainnya

g) Peraturan pemerintah, misalnya apakah bangunan tersebut dapat

didirikan di daerah banyak pemukiman

4). Kelompok acuan

Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 205) kelompok acuan

berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung

maupun tidak langsung dalam pembentukan sikap dan perilaku

seseorang. Seseorang seringkali dipengaruhi kelompok acuan

meskipun dia bukan bagian dari kelompok tersebut. Pemasar

berusaha mengidentifikasi kelompok acuan calon konsumen mereka.

Kelompok acuan memberikan ilham pada seseorang mengenai

perilaku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri

konsumen, dan menciptakan tekanan yang harus ditaati yang

(38)

Arti penting pengaruh kelompok berbeda-beda diantara produk dan

merek. Pengaruh cenderung sangat kuat jika produk tersebut dilihat

oleh orang lain yang dihormati oleh konsumen.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Irene Ngongo (2006)

Irene mengangkat masalah Alasan Konsumen dalam Melakukan

Pembelian di Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta.

(Studi Kasus pada Super Market Carrefour Plaza Ambarukmo Plaza).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang melakukan pembelian di Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan mengetahui apa saja alasan konsumen dalam melakukan pembelian di Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah accidental sampling, dengan menggunakan teknik sampling diatas 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis presentase untuk mengetahui karakteristik konsumen dan analisis Cochran Q-test untuk mengetahui alasan konsumen melakukan pembelian.

(39)

antara lain: harga yang terjangkau, tempat parkir yang luas, layout penempatan barang yang baik, dan kelengkapan barang.

2. Monika Ike Dwi Fatmawati (2006)

Ike mengangkat masalah Alasan-Alasan Pembelian Produk Fashion

Secara Online (Studi Kasus pada Mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, Kampus 1 Mrican).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk fashion secara online. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang sudah melakukan pembelian secara online. Sampel yang diteliti sebanyaak 100 responden dan teknik sampling yang digunakan Accidental sampling. Uji validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase untuk mengetahui identitas responden, dan analisis Cochran Q-test untuk mengetahui alasan-alasan konsumen melakukaan pembelian produk fashion secara online.

(40)

kemudahan mengakses, kemudahan transaksi, harga terjangkau, praktis, kualitas produk bagus dan jenis barang yang beragam.

3. Filipus Puspa Kelana Enggar Jati (2004)

Filipus mengangkat masalah Alasan Konsumen Memilih Bus Trans

Jogja Sebagai Sarana Transportasi Kota Yogyakarta. (Studi Kasus pada

Halte Bus Trans Jogja).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan konsumen memilih bus trans Jogja sebagai sarana transportasi kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis persentase untuk mengetahi karakteristik konsumen dan analisis Cochran- Q-test untuk mengetahui alasan konsumen menggunakan bus trans Jogja.

(41)

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan survei awal yang diambil pada tanggal 3-4 Desember 2010 dengan jumlah responden sebanyak 20 responden dengan total ada 10 alasan. Guna memudahkan pemahaman berdasarkan survei awal kuesioner dengan menyebarkan kepada 20 responden pada tanggal 3-4 Desember 2010 alasan yang akan diteliti adalah: barang yang dijual antik dan unik, pelayanan memuaskan, barang yang ditawarkan beragam, lokasinya strategis dan mudah dijangkau, aman, bernuansa Jawa, harga terjangkau, kualitas barang bagus, fasilitas lengkap (free hotspotan, kafe, sebagai pusat pengetahuan), pusat oleh-oleh khas Jogja.

Keterangan:

A1. : Barang yang dijual unik dan antik A2. : Pelayanan memuaskan

A3. : Barang yang ditawarkan beragam A4. : Lokasi strategis dan mudah dijangkau

Alasan konsumen berbelanja di Mirota Btaik

Keputusan konsumen berbelanja di Mirota Batik

(42)

A5. : Aman

A6. : Bernuansa Jawa A7. : Harga terjangkau A8. : Kualitas barang bagus

A9. : Fasilitas lengkap (free hotspotan, kafe, sebagai pusat pengetahuan) A10. : Pusat oleh-oleh khas Jogja

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, karena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul. Berdasarkan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian maka penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara sebagai pedoman mempermudah jalannya penelitian.

Berdasarkan survei awal yang diambil pada tanggal 3-4 Desember 2010 maka dapat dirumuskan alasan-alasan yaitu: barang yang dijual unik dan antik, pelayanan memuaskan, barang yang ditawarkan beragam, lokasi strategis dan mudah dijangkau, aman, bernuansa Jawa, harga terjangkau, kualitas barang bagus, fasilitas lengkap (free hotspotan, kafe, sebagai pusat pengetahuan), pusat oleh-oleh khas Jogja.

(43)

27  

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, karena penelitian ini berusaha

untuk menggambarkan kondisi sebenarnya untuk mengungkapkan alasan

konsumen berbelanja di Mirota Batik.

B.Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai keterangan.

Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah konsumen yang berbelanja

di Mirota Batik.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah hal-hal yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,

obyek penelitiannya adalah alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik.

C. Waktu dan Lokasi penelitian

1. Tempat penelitian dilakukan di Mirota Batik Yogyakarta.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April

(44)

D.Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu alasan konsumen berbelanja di

Mirota Batik. Variabel tersebut antara lain:

1. Identifikasi variabel

Variabel dalam penelitian ini yaitu alasan konsumen berbelanja di

Mirota Batik.

2. Definisi variabel

Alasan adalah ungkapan dari seseorang untuk menyatakan apa yang

dia inginkan. Alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik adalah sesuatu

yang mendorong konsumen untuk berbelanja di Mirota Batik.

3. Pengukuran variabel

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan

untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Teknik

pengukuran data dengan menggunakan skala nominal. Skala nominal

merupakan skala yang hanya membedakan kategori berdasarkan jenis atau

macamnya. Skala ini tidak membedakan kategori berdasarkan urutan atau

tingkatan. Misalnya adalah jenis kelamin terbagi menjadi laki-laki dan

perempuan. (Siagian, Dergibson dan Sugiarto:2006). Sehingga setelah data

terkumpul dan telah terisi, data dipilih berdasarkan skor. Untuk jawaban

setuju diberi skor 1 dan untuk tidak setuju diberi skor 0 untuk

(45)

E.Definisi Operasional

1. Variabel alasan

Alasan adalah ungkapan dari seseorang untuk menyatakan apa yang

dia inginkan yang terdiri dari barang yang dijual unik dan antik, pelayanan

memuaskan, barang yang ditawarkan beragam, lokasi strategis dan mudah

dijangkau, aman, bernuansa Jawa, harga terjangkau, kualitas barang bagus,

fasilitas lengkap (free hotspotan, kafe, sebagai pusat pengetahuan), pusat

oleh-oleh khas Jogja yang diberi respon oleh konsumen dengan pernyataan

Ya atau Tidak.

F.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau

obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2007:61). Populasi penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di Mirota

Batik Yogyakarta. Jumlah populasi dalam konsumen yang berbelanja di

Mirota Batik bersifat infinite, karena penulis tidak mengetahui secara pasti

semua konsumen yang berbelanja di Mirota Batik dan setiap waktu jumlah

dapat berubah.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2007:62). Sampel dari penelitian ini adalah sebagian

(46)

Untuk mengetahui jumlah sampel yang mewakili populasi bersifat

infinite dalam Yusmanto (2003) adalah sebagai berikut:

². . ²

1,96 . 0,5 . 0,5 0,1

96,04

Dimana:

n: jumlah sampel

p: estimator proporsi populasi

q: 1-p

Za: harga standar nominal

d: penyimpangan yang di telorir

Maka, jmlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah

sebanyak 96, 04 dibulatkan menjadi 100 konsumen yang berbelanja di Mirota

Batik. 100 responden tersebut merupakan konsumen yang berbelanja di

Mirota Batik.

G.Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Nawawi (dalam Utari BR, 2005:15) teknik pengambilan

sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan

ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan

memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

(47)

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah

Accidental Sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti yang mau dan dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001:77).

H. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data

primer. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama misalnya dari

individu atau perorangan seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau

bukti transaksi (Umar, 2003:67). Dalam penelitian ini, data primer yang

dibutuhkan adalah peneliti akan langsung diambil dari obyek penelitian dengan

cara memberikan kuesioner kepada para responden.

I. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang relevan dengan

penelitian akan dilaksanakan. Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada subyek penelitian

dengan maksud untuk memperoleh data tentang alasan-alasan yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di Mirota Batik

(48)

nominal. Skala ini terdiri dari dua kategori yaitu Ya dan Tidak. Bobot nilai

yang diberikan untuk setiap jawaban pernyataan:

Jawaban Ya mendapat nilai 1

Jawaban Tidak mendapat nilai 0

Bagian pertama pada kuesioner berisikan tentang identitas responden

yang meliputi jenis kelamin (pria atau wanita) dan status pekerjaan (sudah

bekerja atau belum bekerja). Sedangkan bagian kedua berisikan pertanyaan

mengenai alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan

mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku,

jurnal, majalah, koran, internet, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan

topik, fokus atau variabel penelitian.

3. Observasi

Mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung pada

kejadian-kejadian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, manfaat

penelitian ini sebagai penunjang obyek yang akan diteliti sehingga dapat

melengkapi hasil wawancara.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen dapat dilakukan dengan melakukan

(49)

1. Uji validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai atau ukuran

yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan

yang ingin diukur (Agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan

berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan

dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya

diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor atau nilai suatu

karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Macam validitas umumnya

digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi (content validity),

validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan validitas

konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk

menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama.

Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk.

Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel

dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan

mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

menggunakan rumus teknik korelasi product moment sebagai berikut:

Dimana:

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

(50)

ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total

diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Selanjutnya,

jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut

berada diatas nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan.

2. Uji realibilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun,

1989). Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk

memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.

Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas

yaitu dengan teknik belah dua. Teknik ini diperoleh dengan membagi

item-item yang sudah valid secara acak menjadi dua bagian. Skor untuk

masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan, sehingga diperoleh skor total

untuk masing-masing item belahan. Selanjutnya skor total belahan pertama

dan belahan kedua dicari korelasinya dengan menggunakan teknik korelasi

product moment. Angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka

korelasi yang diperoleh jika alat ukur tersebut tidak dibelah.

Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan

(51)

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Presentase

Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data karakteristik

responden yang diperoleh, yaitu jenis kelamin dan status pekerjaan. Metode

yang digunakan adalah dengan mempersentasekan jawaban atas pertanyaan

yang diajukan pada kuesioner Bagian I, yaitu mengenai data pribadi

konsumen (Dajan, 2000:34).

Rumus perhitungan analisi persentase adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P : Hasil presentase

nx : Jumlah sampel

(52)

2. Analisis Cochran Q-test

Uji ini diperkenalkan pertama kali oleh Willian G. Cochran pada

tahun 1950. Uji Cochran (disebut juga uji Q) merupakan perluasan dari uji

McNemer. Uji Cochran berlaku untuk k sampel berpasangan (k > 2) dengan

data yang berskala nominal atau berskala ordinal yang hanya terbagi dua

(dikatomi). Apabila McNemer digunakan untuk dua sampel berpasangan

maka uji Cochran digunakan untuk tiga sampel berpasangan atau lebih.

Analisis data ini digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap

sah (valid). Atribut yang valid merupakan alasan-alasan yang berpengaruh

dan dipertimbangkan konsumen untuk berbelanja di Mirota Batik

(Simamora: 2004).

Dipilihnya uji Cochran karena penulis ingin mengetahui atribut apa

saja yang dianggap syah/valid. Atribut yang syah tersebut merupakan atribut

yang berpengaruh dan dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di

Mirota Batik. Langkah-langkah uji Cochran adalah sebagai berikut :

a. Rumusan masalah

Untuk mengetahui alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik,

terlebih dahulu disusun rumusan masalah yaitu apa saja yang

menjadi alasan konsumen yang berbelanja di Mirota Batik.

b. Pengolahan data

Sebelum melakukan pengolahan data, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat

(53)
(54)

alpha > 0,05

2. Tolak H0: apabila nilai Q > nilai chi kuadrat atau apabila nilai

alpha < 0,05

Alasan dalam penelitian ini diuji secara bertahap langkah pertama

yaitu menguji semua atribut. Jika hasil yang diperoleh menolak

H0, maka dilakukan pengujian kembali menggunakan Q Cochran

dengan menghilangkan Gj terendah sampai H0 diterima.

(55)

39

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Mirota Batik Yogyakarta

Toko Mirota Batik adalah sebuah toko penyedia batik yang cukup terkenal di Yogyakarta. Toko ini terletak di jalan A. Yani no 9 Yogyakarta atau ujung selatan Malioboro. Kelompok usaha mirota ini pertama didirikan oleh Ibu Tini Yuniati Hendro Sutikno (alm). Pertama kali, usaha ini bergerak di bidang usaha roti dan tart, sesuai dengan nama Mirota yang merupakan singkatan dari Minuman, Roti dan Tart.

(56)

mirota batik dan terdapat kafe oyot godhong. Mirota terkenal adalah kain batiknya dan masih bernuansa Jawa. Saat ini Mirota Batik Jogja telah

mempunyai cabang perusahaan di Bali (Mirota Bali, yang berlokasi di Kuta),

Jakarta (Mirota Jakarta, yang berlokasi di Atrium Senen), Surabaya (Mirota

Surabaya, yang berlokasi di Sulawesi), dan Batam (Mirota Batam, yang

berlokasi di Jl. Cemara Jarum).

B. Berbagai Pilihan Produk yang Tersedia di Mirota Batik

Meskipun jenis produk yang biasa ditemukan di Mirota Batik ini ada bermacam-macam, tetapi Mirota Batik mempunyai keunggulan di kain batiknya. Jenis produk batik yang ditawarkan di Mirota Batik adalah:

1. Bahan Kain

Ini berupa bahan kain yang belum dipotong, tetapi ada juga yang sudah disediakan dalam meteran. Ada yang berupa batik tulis maupun batik cap. Batik tulis mempunyai nilai seni yang tinggi dan eksklusif, motif berdimensi dan warnanya tembus (pada kedua sisi). Batik tulis pengerjaannya memerlukan waktu lama karena menggunakan canting dan prosesnya berulang-ulang. Sedangkan batik cap lebih cepat dan mudah dikerjakan, motif kurang luwes dan prosesnya mudah dan cepat.

2. Bahan Jadi

Bahan jadi ini diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:

a. Yang dipakai pada tubuh manusia

(57)

persegi panjang dengan ukuran lebar kurang lebih 110 cm dan panjang kurang lebih 260 cm. Jarit dikenakan baik bagi pria maupun wanita dengan cara membebatkannya pada pinggang, salah satu ujungnya membujur keatas-bawah tepat di depan antara ke dua paha.

Kemben dikenakan sebagai penutup tubuh bagian atas (torso) wanita. Batik kemben berbentuk empat persegi panjang, berukuran lebar kurang lebih 50 cm dan panjang kurang lebih 250 cm. kemben digunakan dengan cara dibebatkan di atas bagian tubuh, mulai di bawah ketiak dengan pinggir bawah sedikit menutupi bagian atas jarit.

Sarung batik dijual dalam bentuk persegi panjang, serupa dengan jarit, berukuran panjang kurang lebih 220 cm dan lebar kurang lebih 110 cm. Agar dapat dipakai, kedua ujung saling dipertemukan dan dijahit.

Selendang mempunyai ukuran yang sama dengan kemben, namun fungsinya beragam: sebagai busana tambahan dilingkungan masyarakat atau saudagar, sebagai alat untuk penggendong anak dan sebagai kain penggendong barang.

(58)

Dodot yaitu batik dengan ukuran lebar kurang lebih 250 cm dan panjang kurang lebih 450 cm, dipergunakan untuk busana pada upacara-upacara adat Jawa terutama di Keraton.

b. Yang tidak dipakai pada tubuh manusia

Misalnya lukisan batik, taplak meja, sarung bantal, seprai dan serbet. Mirota menyediakan beragam pilihan batik dari berbagai daerah seperti batik Solo, batik Pekalongan dan batik khas Jogja sendiri. Mirota batik juga menyediakan batik-batik tua yang umumnya di atas 50 tahun. Kain batik tua atau batik antik ini biasanya berasal dari Solo, Pekalongan dan Jogja. Masing-masing batik memiliki kekhasannya tersendiri. Batik dari Solo misalnya, memiliki kekhasan di sogan, yaitu terkonsentrasi pada warna merah, biru dan hijau. Batik Pekalongan memiliki tampilan warnanya lebih cerah dan segar. Sedangkan batik dari Jogja bermain pada corak tradisional dengan pewarnaan antara coklat, hitam dan putih. Selain batik antik dan tradisional, Mirota Batik juga menyediakan model dan motif batik dengan sentuhan lebih modern.

3. Cara pemasaran yang dilakukan di Mirota Batik

(59)

khusus agar tujuan pemasaran dapat tercapai, dalam melaksanakan strategi, ada tahap-tahap tertentu yang dipergunakan. Semua ini dipergunakan untuk memuaskan pelanggan. Tujuan pemasaran mengarah kepada pengenalan produk yang memiliki beragam variasi kekayaan batik dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, untuk membangun kesadaran merek Mirota Batik, serta membentuk loyalitas yang tinggi dalam benak konsumen terhadap produk batik dan kerajinan yang terdapat di Mirota.

a. Strategi produk

Sebagai penyedia batik ynag cukup punya nama di Yogyakarta, Mirota Batik sudah berada pada posisi yang sudah mapan dan jelas targetnya. Mereka juga sudah mempunyai konsumen yang loyal. Tetapi, tentu saja Mirota Batik tidak akan berhenti sampai disitu saja. Mirota Batik terus melakukan penyempurnaan produk. Hal ini penting dilakukan karena kondisi dan permintaan pasar yang terus berubah. Selain melakukan adaptasi produk, Mirota Batik juga berusaha keras untuk tetap menghasilkan produk yang terbaik, dalam artian produk yang mereka berikan haruslah berkualitas tinggi serta bebas dari cacat.

(60)

pilihan produk di toko mereka, Mirota Batik memiliki suatu kekuatan yang bisa dipergunakan dalam menghadapi pesaing.

b. Strategi harga

Harga adalah salah satu faktor penting dalam penjualan suatu produk. Penetapan harga bukanlah suatu hal yang mudah, karena selain untuk mendapatkan keuntungan penetapan harga juga diperlukan dalam menghadapi pesaing. Selain itu penetapan harga juga dapat meraih peluang untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.

c. Strategi distribusi

Saluran distribusi sangat penting dalam pemasaran. Hal ini di maksudkan agar konsumen dapat dengan mudah memperoleh atau membeli suatu produk. Masing-masing perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda dalam memilih saluran distribusi yang digunakan tergantung dari jenis produk dan konsumen pemakainya. Kerjasama antar pengusaha juga harus di jalin dengan baik

d. Strategi promosi

Promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk mereka. Ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang produk mereka dan juga sekaligus mempengaruhi pasar tentang suatu produk.

(61)

45

 

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Penjelasan Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya, penulis melakukan survei awal terlebih dahulu untuk memperoleh sejumlah alasan dari para konsumen Mirota Batik Yogyakarta. Survei awal dilakukan pada tanggal 3-4 Desember 2010 pada konsumen Mirota Batik mengenai alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik. Dari survei awal tersebut diperoleh sepuluh alasan.

Setelah survei awal selesai dilakukan, selanjutnya penulis membuat kuesioner penelitian yang sesungguhnya berdasarkan survei awal yang telah dilakukan. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang terdiri dari Bagian I dan Bagian II. Bagian I berisi daftar pertanyaan mengenai identitas responden, identitas status pekerjaan dan Bagian II berisi pernyataan mengenai alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta.

(62)

diberikan oleh pihak Mirota Batik untuk melakukan penelitian dan agar konsumen tidak merasa terganggu pada saat berbelanja.

Setelah 30 kuesioner terkumpul, maka dilakukan pengujian instrument untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu pertanyaan. Dari uji validitas diketahui bahwa semua pertanyaan kuesioner dinyatakan valid. Setelah diketahui bahwa pertanyaan itu valid, penulis menyebarkan 70 kuesioner lagi dengan cara yang sama pada saat menyebarkan 30 kuesioner yang pertama.

Setelah 100 kuesioner terkumpul, maka dilakukan verifikasi

kelengkapan isi kemudian kuesioner dinyatakan valid dan dapat diolah lebih

lanjut. Dari kuesioner yang telah terkumpul penulis memperoleh data mengenai

identitas responden yang meliputi jenis kelamin dan status pekerjaan serta

alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik. Penulis kembali melakukan

rekapitulasi dan pengujian instrumen. Hasilnya menyatakan bahwa semua nilai

korelasi instrumen atau pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel. Selanjutnya

penulis melakukan analisis data menggunakan Cochran Q-Test untuk

mengetahui apa saja alasan konsumen berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta.

B. Pengujian Instrumen

(63)

Hasil pengolahan data uji validitas dan uji reliabilitas akan dibahas sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Setelah diolah dengan SPSS 12.0 didapat hasil yang disajikan pada Tabel V.3.

Tabel V.1

Hasil Uji Validitas

No Variabel Koefisien

Korelasi

R Tabel

(0.05)

Keterangan

1 Barang yang dijual

tergolong unik dan ank

0.631 0.198 Valid

2 Pelayanan yang di berikan

memuaskan

0.535 0.198 Valid

3 Barang yang ditawarkan

sangat beragam

0.234 0.198 Valid

4 Lokasi strategis dan

mudah dijangkau

0.393 0.198 Valid

5 Keamanan terjamin 0.334 0.198 Valid

6 Suasana masih bernuansa

Jawa

0.636 0.198 Valid

7 Harga yang ditawarkan

terjangkau

0.430 0.198 Valid

8 Barang yang ditawarkan

memiliki kualitas bagus

0.441 0.198 Valid

9 Lengkapnya fasilitas 0.596 0.198 Valid

10 Sebagai pusat oleh-oleh 0.623 0.198 Valid

(64)

Untuk mengetahui apakah pertanyaan tentang alasan konsumen

berbelanja di Mirota Batik Yogyakarta, dilakukan pengujian dengan

analisis validitas yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Dari tabel V.3 dapat dilihat perbandingan antara r hitung dengna r tabel bernilai 0.198 berasal dari tabel r sebesar 5% (0.05) dan N berjumlah 98 yang berasal dari (df)= 100-2. Jika antara jumlah r hitung lebih besar daripada r tabel, maka butir pertanyaan dianggap valid. Dari hasil output SPSS 12.0, 10 pertanyaan yang disiapkan semuanya dinyatakan valid karena jumlah r hitung atribut produk lebih besar dari nilai r tabel 0.198.

2. Uji Reliabilitas

Pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Data yang digunakan untuk menguji reliabilitas sama dengan data untuk pengujian validitas. Hasil pengolahan dari SPSS 12.0 memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (a), suatu variabel dikatakan reliabel jika Cronbach Alpha (a) > 0.60.

Tabel V.2

Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Jumlah Pertanyaan Keterangan

0,646 10 Reliabel

(65)

C. Analisis Data

1. Analisis Persentase

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu bagaimana karakteristik konsumen yang membeli produk di Mirota Batik penulis menggunakan analisis persentase. Analisis persentase pada penelitian ini untuk mengetahui karakteristik konsumen yang membeli produk di Mirota Batik.

a. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin responden dapat ditunjukkan pada table berikut:

Tabel V.3

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 41 41%

Wanita 59 59%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer, 2011

(66)

b. Karakteristik konsumen berdasarkan status pekerjaan

Berdasarkan status pekerjaan, responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi sudah bekerja dan belum bekerja. Hasil analisis data berdasarkan status pekerjaan dapat ditunjukkan pada table berikut:

Tabel V.4

Identitas Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Status Pekerjaan Jumlah Persentase

Sudah Bekerja 33 33%

Belum Bekerja 67 67%

Total 100 100% Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel V.2 diatas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berbelanja di mirota batik adalah mereka yang belum bekerja dibandingkan yang sudah bekerja. Responden yang belum bekerja berjumlah 67 orang (67%), sedangkan yang sudah bekerja berjumlah 33 orang (33%).

2. Analisis Cochran Q-Test

Gambar

TABEL V.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin  ........... 49
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel V.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Administrasi, Teknis dan Kewajaran Harga serta Evaluasi Isian Data Kualifikasi terhadap penawaran paket pekerjaan tersebut diatas

Demikian petunjuk teknis pelaksanaan pembangunan dan pengembangan serta rehabilitasi sarana dan prasarana dayah/balai pengajian secara swakelola dalam Kabupaten Bireuen pada

Di dalam standar akademik ini, dirumuskan tujuan pendidikan dan etika FKUB, serta butir-butir mutu yang digunakan di FKUB, yaitu: kurikulum jurusan/program studi,

Gambar 4.35 Lanjutan tampilan dari contoh file hasil analisis yang diunduh

maka kami mengharap kehadiran Bapak/Ibu untuk menghadiri acara tersebut pada :. Hari/Tgl : Selasa, 26

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

dan D-III Administrasi Perkantoran Fakultas Vokasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah berjasa dalam mendidik, mengajar, dan membimbing penulis

Tidak berpengaruhnya spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara afiliasi KAP dengan audit report lag didasarkan pada pemahaman bahwa KAP akan