• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS II! SD NEGERI JATIRUNGGO 02

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Guna M emenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk M emperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

N I M :11406088

J U R U S A N TA R B 1Y A H

P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M S E L O K A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I S A L A T IG A

(2)
(3)

SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Guna M em enuhi Kewajiban dan Syarat Untuk M emperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

Oleh : L A M I N N I M : 1 1 4 0 6 0 8 8

J U R U S A N T A R B IY A H

P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E L O K A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I S A L A T IG A

(4)

Aw alilah setiap aktivitasmu dengan niat lillahi ta’ala.

maka setiap hasil dari aktivitasmu tersimpanlah

berkah didalamnya. . . .

( KH. Abdullah Gymnastiar )

" Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri "

( Q.S A r - R a ’d : 11)

(5)

Lamp. : 3 eksemplar

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

N a m a : L A M I N

NIM ; 1140608S

Jurusan/Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

J u d u l : U P A Y A M E N IN G K A T K A N M O T IV A SI B E L A JA R

(6)

P E N G E SA H A N

Skripsi saudara: L A M IN dengan N om or Induk M ahasiswa : 114 06 088

Yang berjudul U P A Y A M E N IN G K A T K A N M O T IV A S I B E L A J A R

P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M D E N G A N M E N E R A P K A N M O D E L

P E M B E L A JA R A N L E A R N IN G T O G E T H E R PA D A S IS W A K E L A S III SD J A T IR U N G G O 02, K E C A M A T A N P R IN G A P U S , K A B U P A T E N S E M A R A N G T A H U N 2008

Telah dimunaqasahkan oleh Dew an Penguji Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Islam Negeri Salatiga, dan dinyatakan lulus, pada hari : Senin. Tanggal : 23 Sya'ban 1429 H, yang bertepatan dengan tanggal : 25 Agustus 2008 M dan telah diterima sebagai syarat untuk m em peroleh gelar S arjan a dalam Ilm u T arbiyah.

23 Sya’ban 1429 H

Salatiga,---25 Agustus 2008 M

Panitia Ujian

M

Im am B aihaqi, M. Ag. M P . 150 231 365

(7)

Nam a : L a m i n

NIM : 11406088

Judul : U P A Y A M EN IN G K A T K A N M OTIVASI BELAJAR

PENDID IK AN A G A M A ISLAM D E N G A N M EN ER A PK A N

M ODEL PEM BELAJARAN LEARNING TOGETHER PA D A

SISW A KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02

K EC A M A TA N PRINGAPUS K A BU PA T EN SE M A R A N G

TA H U N 2008

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya

yang pernah diajukan untuk mem peroleh gelar sarjana di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain kecuali tertulis dinukil dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Salatiga. Juli 2008

Yang menyatakan

L a m i n

(8)

M en erap k an M odel P em b elajaran Learning Together Pada S isw a K elas III SD N egeri Jatiru n ggo 02 K ecam atan P ringapus K ab u p aten S em a ra n g T ahun 2008.

Kata Kunci : Pembelajaran K ooperatif model Learning Together

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan m etode kerja kelom pok tersebut seharusnya bisa dihindari jik a saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan m enyusun m etode kerja

kelom pok. Yang diperkenalkan dalam m etode pembelajaran cooperative learning

bukan sekedar kerja kelom pok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem

pengajaran cooperative learning bisa didevinisikan sebagai kerja atau belajar

kelom pok yang terstruktur. Yang termasuk di daalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jaw ab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama. dan proses kelompok.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan : (a), apakah pembelajaran

kooperatif model learning together berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan

Agam a Islam? , ( b), seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Pendidikan Agam a Islam dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif

model learning together ?

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a). Untuk mengungkap pengaruh

pembelajaran kooperatif model learning together terhadap hasil belajar

Pendidikan Agam a Islam, (b), ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan pengausaan mata pelajaran Pendidikan Agam a Islam setelah diterapkannya

pembelajaran kooperatif m odel learning together.

Peenlitian ini menggunakan penelitian tindakan ( action reseach) sebanyak

tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi , dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah sisw a Sisw a K elas III SD Negeri Jatirunggo 02 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2 0 08. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi, kegaiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar sisw a mengalami peningkatan daii sikius I sampai siklus III yaitu siklus I ( 61, II % ), siklus 1! ( 75.86 % ), siklus III ( 89. 66 % )

Simpulan dari penelitian ini m etode kooperatif model learning together

dapat berpengaruh p ositif terhadap m otivasi belaiar sisw a kelas III SD Negeri Jatirunggo 02 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2 008. serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif Pendidikan A gam a Islam.

(9)

akhirnya penulis dapat m enyelesaikan tugas skripsi ini walaupun terkadung

menjumpai hambatan dan rintangan.Namun semua itu penulis anggap sebagai

pelajaran yang sangat berharga. Sholw at dan salam sem oga tercurah kepada

baginda rasulullah SA W beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis m iliki sangatlah terbatas

sehingga dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Bim bingan dari

berbagai pihak sangatlah membantu terselesaikannya skripsi ini. O leh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Imam Sutom o, M .A g, selaku ketua ST A IN Salatiga.

2. Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Progdi PAI.

3. Drs. Imam Baihaki, M .A g. selaku D osen pem bim bing yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran.

4. Segenap dosen dan karyawan ST A IN Salatiga yang selam a ini memberikan

ilmu dan pelayanannya.

5. Joko Sapto Priyono, S.Pd.selaku Kepala SD N egeri Jatirunggo 02,

Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang

6. Bapak / Ibu Guru SD N egeri Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus,

Kabupaten Semarang

(10)

penelitian.

8. Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan lahir maupun batin.

9. Istri dan anak - anakku tercinta yang telah memberikan m otivasi dalam

pembuatan skripsi ini.

10. Teman - teman dan sem ua pihak yang telah membantu dalam penulisan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

S em oga amal baik m ereka diterima A llah SW T dan sem oga mendapatkan

balasan yang setim pal. Akhirnya sem oga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan bagi pem baca pada umumnya.

Wassalamu ’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 31 Juli 2008

Penulis

Lamin NIM . 11406088

(11)

H A L A M A N SA M P U L ... i

L E M B A R LOGO ...ii

H A L A M A N J U D U L ...iii

M O T T O ... iv

L E M B A R P E R S E T U JU A N ... vi

a ) . Lembar Persetujuan P em b im b in g... vi

b) . Pembar Persetujuan dan P en gesah an ... vii

P E R N Y A T A A N K EA SLIA N T U L I S A N ... viii

A B S T R A K ...ix

K A T A P E N G A N T A R ... x

D A FT A R I S I ... xii

D A FT A R T A B E L ... x v D A FT A R L A M P IR A N ...xvi

B A B I P E N D A H U L U A N ... 1

A. Latar Belakang M a sa la h ... 1

B. Rumusan M asalah... 4

(12)

F. D efinisi Operasional V ariab el...6

G. M etode P en elitia n ... 7

1. Rancangan P e n e lit ia n ... 8

2. T okasi dan Subyek P en elitian ... 12

3. Instrumen P en elitia n ... 13

4. Pengumpulan D a t a ... 14

5. A nalisis D a ta ... 14

H. Sistem atika P en u lisa n ... 15

B A B II K AJIAN P U S T A K A ... 1 7 A . M otivasi B ela ja r... 17

B . M odel Pembelajaran Learning T ogeth er...27

C. M eningkatkan M otivasi Belajar M elalui Learning Together . . . 3 1 B A B III P E L A K SA N A A N P E N E L IT IA N ...33

A. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ( rencana, pelaksanaan, pengamatan,7 pengumpulan data, dan r e fle k si) ... 33

B . Diskripsi Pelaksanaan Siklus II...41

C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III... 4 9

(13)

keberhasilan dan k egagalan ) ... 57

B. Pem bahasan...66

B A B V P E N U T U P ...68

A . S im p u lan ... 68

B. S a ran ... 69

D A F T A R P U S T A K A ...70

L A M PIR A N - L A M P IR A N ...

D A FT A R R IW A Y A T H ID U P ...

(14)

Halaman

T A BE L I : Rekapitulasi Hasil Tes Fo x * ?S isw a Pada Siklus I ... 55

TA BEL II : Rekapitulasi Hasil T es Form atif S isw a Pada Siklus II... 57

TA BEL III : Rekapitulasi H asil Tes Form atif S isw a Pada Siklus III...60

(15)

Lampiran

Lampiran J : N ilai Form atif Pada Siklus I

Lampiran II : N ilai Form atif Pada Siklus II

Lampiran III : N ilai Form atif Pada Siklus III

(16)

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali pratik-prakti

pembelajaran disekolah- sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh

dunia pendididkan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 ini akan sangat

berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh

sekolah- sekolah.

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia

pendidikan dan juga sudah menjadi harapan sekolah. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas untuk mertgajar dan

menyodori siswa dengan muatan- muatan informasi dan pengetahuan.

Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang

mengetahui dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam

situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh

tuntutan-tuntutan mengejar nilai- nilai tes dan ujian yang tinggi.

Tampaknya perlu ada perubahan paradigma dalam menelaah

proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah

seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan

siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan- muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain

(17)

itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa

bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Bahkan

banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya “ Peer Teaching “ ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerjasama dengan sesama dalam tugas - tugas yang terstruktur disebut

sebagai sistem Pembelarajan Gotong Royong ( Cooperatif Learning )

dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Ada beberpa alasan penting, mengapa sistem pengajaran ini

perlu dipakai lebih sering di sekolah - sekolah , yakni proses globalisasi,

transformasi sosial, ekonomi dan demografi yang mengharuskan sekolah

untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan - keterampilan

baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah - ubah dan

berkembang pesat.

Sesungguhnya di kalangan guru - guru di negeri ini metode

gotong - royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering

menggunakan dan mengenalnya sebagai metode keija kelompok. Memang tidak biasa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para

siswa untuk bekerja dalam kelompok. Jika keija kelompok tidak berhasil,

siswa saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak

adil. Siswa yang pandai atau rajin merasa rekannya yang kurang mampu

(18)

kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa

persaudaraan dan kemampuan keijasama, justru berakhir dengan

ketidaksamaan dan kekecewaan Bukan hanya guru dan si^wa yang merasa

pesimis mengenai penggunaan metode keija kelompok, bahkan kadang

-kadang orang tua pun merasa was - was, jika anak mereka diamsukkan

dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang.

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode keija

kelompok bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak

waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode keija

kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran Cooperatif

Learning bukan sekedar bekeija kelompok, melainkan pada

penstrukturannya. Jadi sistem pengajaran Cooperatif Learning bisa

didefinisikan ssebagai keija atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang

termasuk di dalam struktur ini ada lima unsur pokok yang saling

ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi persoanal,

keahlian bekeijasama, dan proses kelompok.

Kekhawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan

diri secara individual bisa terancang dalam penggunaan metode kerja

kelompok bisa dimengerti, karena dalam penugasan kelompok yang

dilakukan secara sembarangan. Siswa bukannya belajar secara maksimal,

melainkan belajar mendominasi ataupun melelmpar tanggung jawab.

(19)

sehingga m asing - masing anggota dalam astu kelompok melaksanakan

tanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas individu. Siswa

tidak bisa begitu saja membonceng jerih panyah rekannya dan usaha

setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin - poin perbaikannya.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa

terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian

balikan terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “UPAYA

M EN IN G K A TK A N M OTIVASI BELA JAR PENDID IK AN A G A M A

ISLA M D EN G A N M EN ERA PK AN M ODfeL PE M BELAJAR AN

LEA R N IN G TO G ETH ER PA D A K ELAS IH SD NEG ERI

JA T IR U N G G O 02 K ECA M ATA N PRINGAPUS TA H U N 2007/2008

B. R um usan M asalah

Merujuk pada uraian latar belakang masalah di atas, dapat

dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran kooperatif model Learning Together dapat

mendorong siswa unutk belajar lebih semangat ?

(20)

C. Tujuan Penelitian

. 'Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan dilaksanakan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode Learning Together.

2. Untuk mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan siswa terhadap

materi yang dipelajari dengan model pembelajaran Learning Together.

D. H ipotesis Tindakan

Melalui Learning Together dalam pembelajaran dapat

meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada pokok

Bahasan mengenal ayat-ayat Al-Qur'an pada siswa kelas III SD Negeri

Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus, Semester II Tahun 2007/2008.

E. K egunaan Penelitian

1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

pembelajaran kooperatif model Learning Together dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam

2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam uapaya meningkatkan

motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

(21)

4. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial

untak saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai

tujuan belajar.

5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam.

6. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan

Agama Islam. 7.

F. Definisi O perasional Variabel

Agar tidak teijadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka

perlu

didefinisikan hal - hal sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together.

Adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekeija dalam kelompok - kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar.

Adalah suatu proses untuk menggiatkan m otif - m otif menjadi

perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

(22)

G. M etode Penelitian

- ' Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research ), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab

menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang dinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk ada empat macam bentuk penelitian tindakan, yaitu :

1. Penelitian tindakan guru sebagai peneliti. 2. Penelitian tindakan kolaboratif.

3. Penelitian tindakan simultan terintegratif. 4. Penelitian tindakan sosial eksperimental1.

Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.Menurut Oja dan Simulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) dalam Sukidin, dkk. Ciri- ciri dari setiap penelitian tergantung pada:

1. Tujuan utamanya atau pada tekanannya.

2. Tingkat learning together antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar.

3. Proses yang digunakan dalam melakukan penelitian. 4. Hubungan antara peneliti dengan sekolah.2

1 Sudikin. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas ( Surabaya. Insan Cendekia, 2002 ) him 55

(23)

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana' guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktik - praktik pembelajaran di kelas. Dalam

kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

1. R ancangan Penelitian

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal - hal yang teijadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenalkan pada masyarakat yang bersangkutan.3 Ciri atau karakter utama dalam penelitian tindakan adalah adanya

partisipasi dan learning together antara peneliti dengan anggota kelompok

sasaran. Penelitian tindakan adalah suatu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovasi yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

3 Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta.Rineka Cipta.2002)

(24)

Dalam prosesnya pihak - pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat ' saling mendukung satu sama lain.

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar - benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan keweanangan peneliti untuk melakukan peruabahan.

b. Kegiatan penelitian baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh samapai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran yang tidak memboroskan waktu, dana ,dan tenaga.

d. Metodologi yang digunakan harus jelas, terinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesa dan pembuktiannya.

e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan ( on going ), mengingat bahwa pengembangan dan

perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu.4

(25)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggari ( Arikunio Suiiarsimi), yaitu berbentuk spiral dari siklus yar.g satu ke siklus yang berikutnya. 5 Setiap siklus meliputi planning atau

rencana, action atau tindakan, observation atau pengamatan, reflektion

atau refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direfisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada

siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Silkus spiral dari tahap - tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

(26)

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur diatas adalah :

1. Rancangan atau rencana awal, sebelum penelitian, peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, temasuk

didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran

kontekstual model penagajaran berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancanagan atau rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu silkus 1 , 2, dan

seterusnya, dimana masirlg - masing siklus dikenai perlakuan yang sama

(alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang

diakhiri dengan tes formatif akhir masing- masing putaran. Siklus ini

berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa

(27)

2. Lokasi <fan Subyek Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/ 2008.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni Semester Genap Tahun 2007/2008.

c. Subyek Penelitian

Mengingat penelitian ini mengkaji tentang

pembelajaran mode! kooperatif Learning Together dengan upaya meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama Islam pada pokok bahsan mengenal ayat-ayat Al-Qur'an, maka yang menjadi subyek penelitian m eliputi:

1) Siswa - siswi Kelas III SD Jatirunggo 02 Semester II,

Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2007/ 2008. Pada pokok bahasan mengenal ayat

(28)

peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut. Aktifitas dalam proses pembelajaran merupakan indikasi dalam keberhasilan

penelitian ini.

2) Guru Pendidikan Agama Islam ( selaku peneliti), yaitu

dengan

mengamati kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui model Learning Together pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dalam pokok bahasan mengenal ayat-ayat A

l-Qur'an pada anak.

3) Proses pembelajaran, yaitu mengamati proses pembelajaran yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

3. Instrutnen Penelitian

Instrumen yang pakai untuk mendapatkan data adalah sebagai beriloit:

a. Butir soal tes / evaluasi.

b. leitlbar observasi untuk mengamati peserta didik. c. Lembar observasi untuk mengamati guru.

(29)

4. Pengum pulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru

yang fungsinya adalah:

1. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.

2. Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai.

3. Untuk memperoleh suatu nilai.6

Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan

belajar siswa secara individual maupun secara klasikal.

Disamping itu untuk mengetahui letak kasalahan - kesalahan yang

dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana letak kelemahannya.

Khususnya pada bagian mana TPK yang belum tercapai. Untuk

memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode

observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk

mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar.

5. Analisa Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul

sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungannya untuk

(30)

mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar - mengajar sebagai berikut:

1. Merekapitulasi hasil tes.

2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing - masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 61, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individual mencapai 85 % yang telah mencapai

daya serap lebih dari sama dengan 61 %.

3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar- mengajar barlangsung.

H. Sistem atika Penulisan.

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

Bagian awal meliputi halaman sampul, lembar logo, hlaman judul, lembar persetujuan, yang terdiri ( lembar persetujuan pembimbing dan lembar persetujuan dan pengesahan ), pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

(31)

penelitian, langkah - langkah / siklus penelitian, instrument penelitian, pengumpulan data, dan analisis data), dan sistematika penulisan.

Bab kedua tentang kajian pustaka. pada bab ini akan dipaparkan tentang arti dari model pembelajaran learning together.

Bab ketiga tentang pelaksanaan penelitian, meliputi diskripsi pelaksanaan silkus I ( rencana, pelaksanaan, pengikatan atau pengumpulan data dan refleksi) diskripsi pelaksanaan siklus II ( rencana, pelaksanaan, pengmatan atau pengumpulan data dan refleksi) dan diskripsi siklus III ( rencana, pelaksanaan, pengmatan atau pengumpulan data dan refleksi).

Bab keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini akan dipaparkan tentang diskripsi per siklus ( data hasil pengamatan / wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan).

(32)

B A B II

K A J IA N P U S T A K A

A . M O T IV A S I B E L A JA R

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Sebagai mana firman A llah SW T. dalam surat A

l-Baqarah ayat 30-32 :

Y ang a rtin ya:

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :”

Sesungguhnya A ku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bum i”.

M ereka berkata M engapa Engkau hendak menjadikan ( Kholifah )di

bumi itu orang yang akan m em buat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau ?” Tuhan

berfirman : “ Sesungguhnya A k u m engetahui apa yang tidak kamu

(33)

31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama ( benda-benda

)selu'nihnya. Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu

berfirman:” Sebutkanlah kcpada-Ku nama benda-benda itu jika kamu orang-orang yang benar!”.

32. Mereka menjawab:” Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui

selain dari apa yang tekah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya

Engkau Yng Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.67

Pembelajaran juga sering dipakai untuk menunjukkan proses yang

menekankan pada pola interaksi guru dan siswa atau interaksi antara

belajar mengajar. Sedangkan belajar adalah berusaha berlatih supaya

mendapat suatu kepandaian.8

Belajar merupakan proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan.9 Belajar adalah suatu proses yang terintegrasi, dimana fiingsi

dari satu fase atau sebagian mempengaruhi fiingsi yang lainnya.10 Belajar

adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.11

Hampir semua para ahli telah mencoba merumuskan dan

membuat tafsiran tentang belajar. Sering pula rumusari- rurhusan tafsiran

itu berbeda satu sama lain. Belajar adalah inofasi atau memperteguh

7 Asy-Syarif, Qur'an terjemahan,(Saudi Arabia: Mujamma' Al-Malik Fahd Al-Mush-haf. 1421 H ) him. 13-14.

8 WJS Poerwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka. 1984 ) him.

104

9 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ) him. 36 10 Z Katijan, Psikologo Pendidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1984 ) him. 39

(34)

kelakuan melalui pengalaman. Belajar adalah proses pengelolaan

lingkungan seseorang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan

siswa belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.

Bertitik tolak pada pendapat diatas dapat dipahami bahwa

belajar merupakan proses yang lebih banyak teijadi pada siswa, sedangkan

mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda, namun keduanya saling

berkaitan dengan tujuan akhir yang sama yakni bagaimana supaya teijadi

perubahan yang optimal pada diri siswa.

Jadi pembelajaran adalah suastu proses teijadinya interaksi

guru dengan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan,

yakni kegiatan belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru.

1. K onsep Motivasi.

Pengertian tradisional menitik beratkan pada metode inposisi,

yakni pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting

oleh guru bagi murid.12. Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan

pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan,

kebutuhan, minat, dan tingkat kesanggupan serta pemahaman murid. Tidak diperhatikan apakah bahan- bahan yang diberikan itu didasarkan atas m otif

- m otif dan tujuan yartg ada pada murid.

(35)

Sejak adanya penemuan- penemuan baru dalam bidang

psikologi tentang kepribadian dan tingkah laku manusia, serta

perkembangan dalam bidang ilmu pendidikan, maka pandangan tersebut

kemudian berubah. Faktor siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran berdasarkan “ pusat minat

“ , anak makan, pakaian, permainan/ bekeija. Kemudian muncul tokoh

pendidikan lainnya, seperti Dr. John Dew ey, yang dikenal dengan”

pengajaran proyeknya “ yang berdasarkan masalah yang menarik minat

siswa. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku

manusia didorong oleh motif- m otif tertentu, dan perbuatan belajar akan

berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada siswa. Siswa

dapat dipaksa untuk mengikuti semua perbuatan, tetapi ia tidak dapat

dipaksa untuk menghayati perbuatan sebagaimana mestinya. Seekor kuda

dapat digiring kesungai, tetapi tidak dapat dipaksa untuk minum.

Demikian halnya dengan siswa, guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk

belajar dalam arti sesungguhnya. Inilah yang manjadi tugas paling berat,

yakni bagaimana caranya berusaha agar siswa mau belajar dan memiliki

keinginan untuk belajar secara kontinyu.

M otif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya

(36)

memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan

dalanf arti individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.13 Sedangkan menurut Djamarah,

motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri

seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan

tertentu.14

Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar.

Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

2 . M acam -M d cam M otivasi.

Menurut macamnya, motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. M otivasi Intrinsik.

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang

lain, sehingga dalam kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu untuk belajar.15 Sedangkan menurut Djamarah,

motivasi intrinsik adalah motif- m otif yang menjadi aktif atau

13 Moh. Uzer Usman, M enjadi Guru Profesional, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 ) him 28

14 Syaiful Bahri Djamarah^s/fo/og/ Pendidikan, (Jakarta, Renika Cipta, 2002 ) him 114

(37)

berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri

- Individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi

intrinsik, strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.

2. Memberikan kebebasan dalam mamperluas materi pelajaran

sebatas yang pokok.

3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi sisw a untuk

mengeijakan tugas memanfaatkan sumber bekajar di sekolah.

4. Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas

pekeijaannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik

adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang fungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar.

b. M otivasi Ekstrinsik.

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengruh dari luar individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang

lain, sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar. Dalam proses pendidikan,

(38)

para peserta didik, khususnya motivasi eksternal.16 Seseorang mau

belajar karena disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat

pertama di kelasnya.17 Sedangkan menurut Djamarah, motivasi

ekstrinsik adalah m otif - m otif yang aktif dan berfungsi karena

adanya rangsangan dari luar.18

Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik antara lain :

1. Kompetisi persaingan : Guru berusaha menciptakan persaingan

diantara siswanya untuk meningkatkan peserta penbelajaran,

berusaha memperbaiki hasil peserta yang telah dicapai

sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.

2. Pace Making ( membuat tujuan sementara atau dekat ): Pada

awal

kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya terlebih dahulu

menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapai, sehingga

dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.

3. Tujuan yang jelas: m otif pendorong individu untuk mencapai

tujuan makin jelas. Makin jelas nilai tujuan bagi individu yang

bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan

sesuatu perbuatan.

16 Retno Sriningsih Satmoko. Landasan Kependidikan ( Semarang, CV IKIP Semarang Press, 1999 ) him 78

(39)

4. Kesempurnaan untuk sukses : kesuksesan dapat menimbulkan

- ' rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri,

sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya.

Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan

kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha

mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.

5. Minat yang besar : m otif akan timbul jika individu memiliki

minat yang besar.

6. Mengadakan penilaian atau tes : Pada umumnya semua siswa

mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini

terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak

belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru

mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan, barulah siswa

giat belajar dan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik.

Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi

siswa.

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya

rangsangan dari luar, misalnya adanya persaingan dari luar, untuk

mencapai nilai yang tinggi.

(40)

Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan

kunci'dalam proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai

lebih yang dimiliki oleh guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih

ini dimiliki oleh guru terutama dalam ilimu pengetahuan yang dimiliki

oleh guru bidang studi pengajarannya. Walau demikian, nilai lebih itu

tidak akan dapat diandalkan oleh guru apabila ia tidak memiliki teknik

-teknik yang tepat untuk mentransferkan kepada siswanya. Disamping itu

kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks, karena itu

sangat sukar bagi guru Pendidikan Agama Islam bagaimana caranya

mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar Pendidikan Agama Islam.

Untuk merealisasikan keinginan tersebut, maka ada beberapa

prinsip umum yang harus dipegang oleh guru Pendidikan Agama Islam

dalam menjalankan tugasnya. Prinsip - prinsip umum yang harus dipegang

oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya adalah

sebagai berikut:

1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.

2. Guru yang baik harus memahami bahan pelajaran yang diberikannya.

3. Guru hendaknya menyesuaiakan bahan pelajaran yang diberikan dengan kemampuan sisw anya.

4. Guru hendaknya menyesuaiakan metode mengajar dengan

(41)

5. Guru yang baik hendaknya mengaktifkan siswa dalam belajar.

6. Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya kata - kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada siswa.

7. Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa. 8. Guru terkait dengan teks book.

9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk kepribadian siswanya.

Sehubungan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, ada dua prinsip yang harus diperhatikan oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas F. Suton sebagai berikut:

1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran untuk dipelajari dan mengapa ia diharapkan mempelajarinya.

2. Menciptakan kesadaran yang tinggi pada pelajaran akan pentingnya memiliki skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh program pendidikan itu.

Dari prinsip - prinsip umum di atas, menunjukkan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar Pendidikan Agania Islam dapat dikatakan sangat dominan, begitu pula dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa

(42)

B. M odel Pem belajaran Learning Together

Kegiatan belajar secara kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran, agar siswa memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan kerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah dan kemampuan berinteraksi yang dibentuk melalui kelompok. !9Kelompok perlu diperhatikan tentang alokasi waktu dengan ketercapaian tujuan pembelajaran. Seringkah pembelajaran

kelompok menggunakan waktu yang melebihi waktu yang

dialokasikan. Untuk itu, bimbingan guru sangat diperlukan.

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial dan proses kelompok merupakan

yang paling utama. Pearanan guru adalah mengusahakan agar pengembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha untuk mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok deilgan berbagai pertimbangan individual sehingga

tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.19 20 Kelompok

menggambarkan yang heterogen baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin.21 Pengelompokkan proses belajar mengajar secara klasikal menjadi kelompok.22Para siswa dikelompokkan ke

19 Udin S. Winata Putra, op.cit him. 3.23 20 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit Him. 147

21 Nana Sudjana, Dasar - Dasar Proses Belajar M engajar ( Bandung , Sinar Baru Algesindo

’ 2004) hlm.82

(43)

dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim, dan heterogen kemampuannya. Para sisw a bekerja sebagai suatu kelompok untuk menyelesaikan sebuah produk berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan jawaban dan meminta bantuan pada teman yang lain sebelum bertanya kepada guru, dan guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kineija kelompok. Kompetisi diantara kelompok - kelompok dan kesetiaan keijasama didalam kelompok sendiri adalah ciri utama dari sikap anak - anak.23Sikap yang demikian ini berdasarkan atas sifat - sifat yang dapat dilihat dari anak itu sendiri. Mereka tidak melakukan hal hal yang biasa dikeijakan oleh orang -orang dewasa yang telah dibentuk oleh berbagai sikap tradisional, termasuk pikiran pikiran yang dapat menimbulkan perbedaaan -perbedaan sosial di dalam kelas.

Pemberian penguatan kepada seluruh kelompok dalam kelas dilakukan secara terus - menerus seperti halnya pada pemberian penguatan untuk individu. 24Belajar kelompok, belajar bersama, atau saling membantu dalam pelajaran. 25Siswa sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya dari pada oleh guru. Bahasa yang dasmpaikan oleh siswa lebih mudah ditangkap oleh sisw a lain.

Perkasa, 2000) him 48

23 Lester D. Crow dan Alice Crow, Psikologi Pendidikan ( Surabaya, Bina Ilm u, 1984) him. I74

24 Syaiful Bahri Djamarah , op. cit., Him. 104

(44)

Pelaksanaan belajar secara kelompok harus memperhatikan pada tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar secara kelompok, pada prinsipnya guru harus selalu mengarahkan atau mengkondisikan

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Isi pelajaran dalam

kelompok di antaranya harus mengandung permasalahan yang harus diselesaikan dan dipecahkan oleh siswa bersama - sama. Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta sesuai dengan tujuan. Karaketristik siswa perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok, terutama yang menyangkut kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara, serta kondisi fisik siswa. Pengelompokan siswa harus seimbang dan marata. Adanya keijasama dalam pembelajaran kelompok merupakan prinsip yang penting, karena tujuan pembelajaran kelompok di antaranya agar siswa memiliki kemampuan keijasama, memilki solidaritas, rasa toleransi dan rasa tanggung jawab terhadap tugasnya yang harus dikeijakan dalam kelompok tersebut. Pembinaan disiplin kelas berangkat dari pandangan tentang hakikat anak sebagai suatu

orgahisme yang sedang berkembang. Mereka perlu belajar

bertanggung jawab atas tingkah lakunya. Guru memberikan

(45)

Di sekolah prinsip keijasama( cooperation ) hendaknya

dijadikan suatu prinsip yang mewarnai praktik pengajaran untuk

peserta didik. Dalam kegiatan belajar kelompok demokratis

terakandung ciri utama yaitu :

1. Partisipasi oleh anggota dalam segala kegiatan. 2. Keijasnma antar individu dalam kelompok2^

Kegiatan kelompok harus mengandung nilai didaktif yaitu yang mengembangkan belajar kognitif, afektif, dan psikomotor secara terpadu dan berimbang. Kegiatan kelompok yang dimaksud adalah kegiatan kelompok yang berpusat pada masalah, artinya kegiatan kelompok tersebut dalam rangka menyelesaikan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran “ Learning Together “ harus dikembangkan di sekolah - sekolah. Model tersebut

merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang memungkinkan fungsi dan peran Pendidikan Agama Islam dapat terwujud, juga akan

menarik siswa untuk aktif dalam mempelajari Pendidikan Agama

Islam.

Model pembelajaran ini pada dasmya berusaha menerapkan model “ Learning Together “ dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, artinya dapat memanfaatkan bantuan siswa, sehingga bisa

meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran. Adapun 26

(46)

langkah - langkah kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan

adalah menerapkan prosedur keijasama antar siswa dalam satu

kelompok baik dalam bentuk lisan maupun tul'san, sehingga dalam satu kelompok tersebut dapat terpupuk suasana kerjasama saling membantu, saling menghargai, dan bukan suasana persaingan. Siswa harus tahu bahwa memberi ilmu justru memperkaya orang yang memberinya, sambil merijelaskan pada teman ia akan lebih menguasai bahan itu.

C. M eningkatkan M otivasi Belajar M elalui Learning Together

Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok maka guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap individu dalam kelompok. Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun siswa sebagai individu dalam kelompok. Perhatian dari guru dapat membangkitkan perhatian siswa. Guru memberikan bimbingan, arahan, fasilitas lingkungan belajar, memupuk keijasama dalatn prdses belajar kelompok, berlatih menerapkan hasil belajar, memberikan tantangan dan motivasi belajar, dan menilai atau mengukur kemajuan belajar siswa berdasarkan pola pertumbuhannya bukan semata - mata berdasarkan derajat penguasaan pengetahuan saja.27 Maka dari itu, motivasi belajar sangatlah penting, karena motivasi adalah salah satu hal yang dapat mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar untuk mencapai

(47)

keberhasilan dalam belajar. Sebab proses pembelajaran melalui model Learning Together sanagat cocok dalam rangka meningkatkan motivasi

(48)

BAB

m

PELA K SA NA A N PENELITIAN

A. D ISK RIPSI PELAK SANAAN SIK LU S I

1. W aktu Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

28 M ei 2008, Semester II Tahun Pelajaran 2007 / 2008, selama kurang lebih 3 (jam) jam pelajaran ( 3 X 35 m en it).

Pelaksanaan tindakan inisesuai dengan program Semester Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas III, kompetensi dasar Mengenal

ayat - ayat Al-Qur'an, sehingga tidak mengganggu program - program

guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain. Hari Rabu adalah hari

sesuai jadwal pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas III.

2. T enipat penelitian.

Tindakan dilaksanakan di kelas III SD Negeri Jatirunggo 02,

Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Pemelihan tempat penelitian

didasarkan pada : pertama pengetahuan empirik, bahwa setiap awal tahun

pelajaran guru dihadapkan pada masalah rendaknya hasil belajar peserta

(49)

kelas tersebut, hal ini dapat mendapatkan pengalaman untuk

meningkatkan proses pembelajaran pada waktu — waktu yang akan datang

serta menghemat/ efisiensi baik biaya, waktu dan tenaga.

3. Subyek Penelitian

Mengingat penelitian ini mengkaji tentang Learning Togethar (

keija kelompok ) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

tentang mengenal ayat- ayat A l-Qur'an, maka yang menjadi subyek

penelitian m eliputi:

a. Peserta didik Kelas III SD Negeri Jatirunggo 02 Semester II Tahun

2007 / 2008 yang beijumlah 29 siswa, yaitu dengan mengamati

aktifi tas peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut. Aktifitas

dalam proses pembelajaran merupakan indikasi dalam keberhasilan

penelitian ini..

b. Guru Pendidikan Agdma Islam ( selaku peneliti ), yaitu denagan

mengamati kemampuan dan keterampilan guru dalam

mengembangkan kegiatan pembalajaran, terutama dalam melatih dan

mengembangkan keterampilan menggunakan alat peraga huruf -huruf Hijaiyah pada anak.

c. Proses Pembelajaran, yaitu guru mata pelajaran sekaligus sebagai

peneliti mengamati proses pembelajaran, khususnya partisipasi

(50)

4. Instrum en Penelitian.

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Butir soal tes / evaluasi.

b. Lembar observasi / pengamati untuk mengamati peserta didik.

c. Lembar observasi / pengamatan untuk mengamati guru.

d. Rencana pembelajaran.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara:

a. mengadakan tes / evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik

melalui pretas dan postes.

b. Melakukan observasi / pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

c. Melakukan observasi / pengamatan terhadap aktivitas guru selama

pembelajaran.

6. Analisa Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. hasil belajar dianalisis dengan diskripsi komparatif yaitu

(51)

b. Observasi maupun wawancara dengananalisis diskriptif kualitatif

berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

7. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan Siklus I ini dilakukan dalam 4 ( empat )

tahapan, yaitu dengan alur perencanaan ( planning ), implementasi

tindakan ( acting), observasi dan interprestasi ( observing), dan refleksi (

revlekting), secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai

berikut.

a. Tahap Perencanaan / H an n in g, antara lain:

1. Pelaksanaan tes diaknostik untuk menpesirikasi masalah. Kegiatan

ini dilakukan sebelum tindakan dilakukan, yaitu dengan jalan

memberikan pretes.

2. Pembuatan kencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I.

RPP ini disusun dengan mempertimbangkan hasil pretes yang dilakukan sebelum tindakan dilakukan.

3. Pembuatan media pembelajaran yaitu huruf hijaiyah sesuai

kompeyensi pelajaran, membuat lembar observasi kegiatan guru,

(52)

b. Tahab Im plem entasi Tindakan / Acting.

Pada tahab ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah didesain, antara la in :

1) Kegiatan A w al ( 5 m e n it), antara lain :

a) Melakukan doa bersama untuk mengawali pembelajaran.

b) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.

c) Apersepsi, misalnya: Siapa yang bisa menuliskan huruf awal

dan akhir huruf Jim danK ho?

2) Kegiatan Inti ( 70 m e n it), antara lain :

a) . Meminta salah satu peserta didik untuk membaca huruf hijaiyah

yang telah disediakan oleh guru di papan tulis.

b) . Siswa memperhatikan alat peraga huruf hijaiyah.

c) . Siswa membacakan hurtif hijaiyah dan ditirukan siswa yang

lain.

d) Sfecara kelompok membacakan huruf hijaiyah dan ditirukan

kelompok yang lain.

e ) . Siswa - siswa mempraktikkan cara membaca huruf tunggal,

sambung, dari potongan ayat Al- Qur'an secara klasikal,

(53)

f) . Diskusi kelompok untuk membaca huruf tunggal dan sambung

- ' dari potongan ayat Al-Quran.

g) . Penilaian. Anlisis hasil penilaian, dan tindak lanjut ( perbaikan

dan pengayaan).

3. Kegiatan A khir ( 25 m e n it), antara lain.

a) . Melakukan tanya jawab materi yang telah dipelajri sebagai

bahan untuk refleksi materi ataupun kegiatan

pembelajarannya.

b) . Penguatan dengan memberikan tugas PR untuk kelompok.

c. T ahab O bservasi da Interprfestasi / O bserving.

Pada tahap ini dilaksanakan observasi / pengamatan terhadap

pelaksanaan penibelajaran, antara lain:

1) Digunakan Lembar Penilaian oleh guru untuk mengamati prestasi /

partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembalajaran

berlaflgstmg.

3) Digunakan Lembar Observasi oleh Kepala Sekolah untuk

mengamati aktivitasguru dalam mengelola pembelajaran selama

hasil ajar peserta didik pada akhir pembelajaran.

2) Cllguilaidn LeUlbar Observasi oleh guru untuk mengamati

(54)

d. Tahap Refleksi / Reflekting.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan:

1) Mengumpulkan, menganalisis dan membuat penafsiran hasil observasi.

2) Merefleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan

(55)

8.D ata T in d ak an .

w »

Gambar 1 (Guru sedang menerangkan mata pelajaran)

(56)

B. DISKRIPSI PELA K SA N A A N SIK LU S II

1 . Waaktu Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan Sildus II dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 4 Juni 2008, Semester II Tahun Pelajaran 2007 / 2008, selama

kurang lebih 3 (jam ) jam pelajaran ( 3 X 35 m en it).

Pelaksanaan tindakan inisesuai dengan program Semester

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas III, kompetensi dasar

Mengenal ayat - ayat Al-Qur'an, sehingga tidak mengganggu program

- program guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain. Hari

Rabu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Pendidikan Agama Islam di

kelas III.

2. Tem pat penelitian.

Tindakan dilaksanakan di kelas III SD Negeri Jatirunggo

02, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Pemelihan tempat

penelitian didasarkan pada : pertama pengetahuan empirik, bahwa

setiap awal tahun pelajaran guru dihadapkan pada masalah rendaknya

hasil belajar peserta didik kelas III pada Kompetensi dasar mengenel ayat - ayat A l- Qur'an, kedua peneliti adalah guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas tersebut, hal ini dapat mendapatkan

(57)

-waktu yang akan datang serta menghemat/ efisiensi baik biaya, -waktu

' dan'tenaga.

3. Subyek Penelitian

Mengingat penelitian ini mengkaji tentang Learning

Togethar ( kerja kelompok ) dalam upaya meningkatkan motivasi

belajar siswa tentang mengenal ayat- ayat Al-Qur'an, maka yang

menjadi subyek penelitian m eliputi:

a. Peserta didik Kelas III SD Negeri Jatirunggo 02 Semester II

Tahun 2007 / 2008 yang beijumlah 29 siswa, yaitu dengan

mengamati aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran

tersebut. Aktifitas dalam proses pembelajaran merupakan

indikasi dalam keberhasilan penelitian ini.

b. Guru Pendidikan Agama Islam ( selaku peneliti ), yaitu

denagan mengamati kemampuan dan keterampilan guru dalam

mengembangkan kegiatan pembalajaran, terutama dalam

melatih dan mengembatigkan keterampilan menggunakan alat

peraga huruf - huruf Hijaiyah pada anak.

c. ProSes Pembelajaran, yaitu guru mata pelajaran sekaligus sebagai peneliti mengamati proses pembelajaran, khususnya

(58)

4. Instrum en Penelitian.

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Butir soal tes / evaluasi.

b. Lembar observasi / pengamati untuk mengamati peserta didik.

d. Lembar observasi / pengamatan untuk mengamati guru.

e. Rencana pembelajaran.

5. Pengum pulan Data

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara:

a. mengadakan tes / evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik

melalui pretas dan postes.

b. Melakukan observasi / pengamatan terhadap aktivitas peserta

didik selama pembelajaran berlangsung.

c. Melakukan observasi / pengamatan terhadap aktivitas guru

selama pembelajaran.

6. A nalisa Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. hasil belajar dianalisis dengan diskripsi komparatif yaitu

membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator

(59)

b. Observasi maupun wawancara dengananalisis diskriptif kualitatif

berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

7. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan Siklus II ini dilakukan dalam 4 ( em p at)

tahapan, yaitu dengan alur perencanaan ( planning ), implementasi

tindakan ( acting ) , observasi dan interprestasi ( observing ) , dan

refleksi) ( revlekting), secara garis besar pelaksanaan dapat

didiskripsikan sebagai berikut,

a. Tanap Perencanaan / Planning, antara lain:

1. Pelaksanaan tes diaknostik untuk menpesifikasi masalah.

Kegiatan ini dilakukan sebelum tindakan dilakukan, yaitu

dengan jalan memberikan pretes.

2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus

II. RPP ini disusun dengan mempertimbangkan hasil pretes yang dilakukan sebelum tindakan dilakukan.

3. Pembuatan media pembelajaran yaitu huruf hijaiyah sesuai

kompetensi Pelajaran, membuat lembar observasi kegiatan

(60)

b. Tahab Im plem entasi Tindakan / Acting.

Pada tahab ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah didesain, antara lain :

1) Kegiatan Awal ( 5 m e n it), antara lain :

a) Melakukan doa bersama untuk mengawali pembelajaran.

b) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.

c) Apersepsi, misalnya: Siapa yang bisa menuliskan huruf

awal dan akhir huruf Jim dan Kho ?

2) Kegiatan Inti ( 70 m e n it), antara lain :

a) . Meminta sdlah satu peserta didik untuk membaca huruf

hijaiyah yang telah disediakan oleh guru di papan tulis.

b) . Siswa memperhatikan alat peraga huruf hijaiyah.

c ) . Siswa membacakan huruf hijaiyah dan ditirukan siswa

yang lain.

d) . Secara kelompok membacakan huruf hijaiyah dan

ditirukan kelompok yang lain.

e ) . Siswa - siswa mempraktikkan cara membaca huruf

tunggal, sambung, dari potongan ayat Al- Qur'an secara

Gambar

TABEL I : Rekapitulasi Hasil Tes Fo x* ?Siswa Pada Siklus I ...................... 55
Gambar 3.1 Alur PTK
Gambar 1 (Guru sedang menerangkan mata pelajaran)
Gambar 3 (Peserta didik secara kelompok sedang mendiskusikan mata
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kompensasi berpengaruh signifikan negatif terhadap motivasi kerja. 2) Karakteristik individu tenaga pemasar berpengaruh

Projektna nastava prvotno je zamišljena na naˇcin da se izvodi u tri faze: prva faza projekta (u trajanju od dva sata) trebala se izvoditi u obliku terenske nastave na Nas-

Komponen PCK pada model pentagon terdiri dari K1 (orientasi dalam mengajar kimia), K2 (pengetahuan akan pemahaman siswa dalam kimia), K3 (pengetahuan akan kurikulum kimia),

Sebelumnya koperasi ini berhenti beroperasi selama kurang lebih enam bulan dikarenakan para anggotanya sering lupa dan magkir dari tanggung jawabnya sehingga

Keaktifan siswa menurut Sardiman (2011) dapat digolongkan menjadi 8 jenis aktivitas sebagai berikut: a) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,

Ditambah lagi dengan pengejanan waktu buang air besar yang sering terjadi pada wanita hamil karena konstipasi akan menyebabkan terjadinya prolaps

Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa

Kemudian dilanjutkan dengan tes penegasan (Confirmed test) dalam medium Briliant Green Lactose Broth (BGLB). Hasil MPN dari pengolahan air dengan menggunakan biji kelor pada