PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
Manusia Sebagai Modal Utama Pembangunan
SUAHASIL NAZARA
Guru Besar Ilmu EkonomiFakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Koordinator Pokja Kebijakan
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
page 2
PERBAIKAN PADA INDIKATOR MAKRO
NAMUN KESENJANGAN MENINGKAT
• Indonesia telah mengalami
peningkatan pertumbuhan ekonomi
• Namun pertumbuhan ekonomi
belum cukup cepat:
• Dibandingkan periode
1985-‐1995
• Dibandingkan negara lain
India dan Cina
• Meskipun terjadi penurunan
Kngkat kemiskinan dan pengangguran, namun kesenjangan meningkat
• Potensi pertumbuhan ekonmi
Indonesia masih cukup besar
3.6 4.5 4.8 5.0 5.7 5.5 6.3 6.0 4.6 6.2 6.5 6.2 5.6 8.10 9.10 9.60 9.90 10.26 10.45 9.75 8.46 8.14 7.41 6.80 6.32 5.92 18.40 18.20 17.40 16.70 16.00 17.80 16.60 15.40 14.20 13.30 12.50 11.96 11.37 33 32 32 33 33 36 35 37 38 41 41 41 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indeks Gini Angka Kemiskinan Pertumbuhan Ekonomi Angka Pengangguran
Percapita Income (USD)
772 922 1,098 1,186 1,318 1,663 1,938 2,238 2,346 3,003 3,540 3,606 -
4.87 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 1 15 29 43 57 71 85 99 Ann ua l g row th ra te % Percentiles
2008-‐2012 growth Growth in mean
Miskin Rentan Menengah Atas
29 juta 70 juta 100 juta 50 juta
Penanggulangan
Kemiskinan & Perlindungan Sosial Perlindungan Sosial, IklimUsaha & Akses Pasar Iklim Usaha
12% 40% 80%
Pemberdayaan Masyarakat
+Rp 250.000/kap/bl +Rp 370.000/kap/bl +Rp750.000/kap/bl
Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita, 2008-‐2012
4.87 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 1 15 29 43 57 71 85 99 A nn ua l g row th ra te % Percentiles
2008-‐2012 growth Growth in mean
DISTRIBUSI PENGELUARAN: MENUMPUK
TIDAK JAUH DI SEKITAR GARIS KEMISKINAN
Sumber: BPS & TNP2K 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Pengeluaran per kapita/bulan (Rp 000)
Orang (‘000) GK: 11,4% di bawah 1.2xGK: 23% di bawah 1.5xGK: 38% Di bawah Distribusi Pengeluaran/Kapita, 2012 4
Desil Kota Desa Kota & Desa 1 9,93 11,73 11,43 2 9,76 12,98 12,10 3 9,62 12,92 11,62 4 10,33 13,19 12,41 5 10,59 14,48 12,99 6 9,97 14,89 12,86 7 8,78 14,74 12,33 8 6,52 14,33 10,48 9 5,53 12,40 8,29 10 8,86 12,26 8,72
Pertumbuhan pengeluaran perkapita, Mar 2013-‐Mar 2014
DAN KEBIJAKAN YANG BENAR!
1.
Berikan Bantuan Tunai Bersyarat
. Kelompok miskin &rentan memanfaatkan transfer yang diberikan. Syarat wajib pendidikan dan kesehatan untuk menjadi modal dasar bagi keluarga miskin untuk keluar dari kemiskinan.
2.
Berikan Pendampingan
. Kelompok miskin & rentan perlu dibantu untuk mengakses sekolah, layanan kesehatan dan pelayanan publik lain yang menjadi haknya sebagai warga negara. Ini tugas dari pekerja sosial dan aparat yang mendapat tugas memberikanpendampingan.
3.
Berikan Akses Pekerjaan
. Kelompok miskin & rentanmembutuhkan pekerjaan. Oleh karenanya tugas pemerintah memberikan lapangan kerja untuk orang miskin dan rentan.
PEMERINTAH MENJAMIN AKSES
KLASTER 1
:
Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga
KLASTER 2
:
Program Pemberdayaan Masyarakat
KLASTER 3
:
Program Pengembangan Usaha Kecil & Mikro
Raskin, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BLSM (sementara)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
TIGA KLASTER PROGRAM
PETA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PROGRAM KLASTER 1
Nama
Program RASKIN JAMKESMAS (JKN) PKH Pendidikan BSM
Jenis transfer Beras bersubsidi Pelayanan
kesehatan graKs Tunai bersyarat Tunai Sasaran Miskin dan
rentan Miskin & rentan Sangat miskin miskin & rentan Murid dari RT Jumlah
penerima 15,5 juta RT 86,4 juta jiwa 3,2 juta RT (Dikbud & Agama) 12 juta anak Jumlah
bantuan 15 kg beras Tidak terbatas Rata-‐rata Rp 1,4 juta/tahun Rp 450.000 (SD) s/d Rp 1 juta (SMA) Alokasi dana 15,7 T 20 T 4 T 14 T
Instansi
pelaksana Kemenko-‐Kesra, Kemsos, Bulog Kemenkes Kemendikbud, Kemsos, Kemenag, Kemenkes
Kemendikbud, Kemenag
KLASTER 1 :
PROGRAM KELUARGA HARAPAN -‐ PKH
BANTUAN TUNAI BERSYARAT (
CondiIonal Cash Transfer
)
PKH adalah program perlindungan sosial melalui pemberian uang tunai kepada Keluarga Sangat Miskin, selama keluarga tersebut memenuhi kewajibannya.
Kewajiban:
• Memeriksakan anggota keluarganya (Ibu
Hamil dan Balita) ke fasilitas kesehatan (Puskesmas, dll).
• Menyekolahkan anaknya dengan tingkat
kehadiran sesuai ketentuan.
Tidak ada ketentuan mengenai pemakaian uang tunai yang diberikan kepada keluarga penerima PKH
à Memenuhi kebutuhan pendidikan &
kesehatan
à Mengubah perilaku
à Memutus rantai kemiskinan antar-‐
generasi
Rincian Bantuan Nilai Bantuan/tahun (Rp.) Nilai Bantuan/tahun (Rp.)
2007-‐2012 2013
Bantuan tetap 200.000 300.000
Bantuan Peserta PKH yang memiliki:
a. Anak Usia Balita 800.000
1.000.000 b. Ibu Hamil/Nifas/ Menyusui
c. Anak Peserta Pendidikan Setara SD/MI 400.000 500.000 d. Anak Peserta Pendidikan Setara SMP/MTs 800.000 1.000.000
Rata-‐rata bantuan 1.390.000 1.800.000
Bantuan minimum 600.000 800.000
Bantuan maksimum 2.200.000 2.800.000
PROGRAM KELUARGA HARAPAN – PKH
BESARAN BANTUAN
October/2013
n
o.
42
research brief
The International Policy Centre for Inclusive Growth is jointly supported by the United Nations Development Programme and the Government of Brazil.
Program Keluarga Harapan (PKH):
Indonesian
Conditional Cash Transfer Programme
By Suahasil Nazara and Sri Kusumastuti Rahayu
I. Introduction
In 2007 the Government of Indonesia launched the Program Keluarga Harapan (PKH), the first conditional cash transfer
programme in Indonesia. The programme seeks to improve the quality of human capital by providing cash transfers conditional on households accessing specified health and education services. The PKH helps to reduce the burden of household/family expenditure for very poor households (the immediate consumption effect), while investing in future generations through improved health and education (the human capital development effect). This combination of short- and long-term
assistance is the government’s strategy to sustainably lift PKH recipients out of poverty.
PKH is administered by the Ministry of Social Affairs (MoSA), with close supervision from the National Planning Agency
(Bappenas). It began operating in 2007 as a pilot programme, with a research component inherently built into the programme. On the policy front, the implementation of a pilot project results in slow progress of the programme, which can be seen in its limited coverage (both in terms of the number of household and the areas covered). Since 2010 the Secretariat of the National Team for the Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K), at the Office of the Vice-President, has been promoting the expansion of PKH to widen its coverage, make the programme administration more efficient, and increase its impacts on poor populations.
II. Programme Coverage, Targeting and Impacts
When PKH was launched in 2007, the programme beneficiaries were designated extremely poor—those who were approximately below 80 per cent of the official poverty line at that time. The programme was intended as a pilot; therefore, it started with very low coverage (see Table 1). Up to 2012, the programme only covered 1.5 million households, compared to the total of 60 million households in Indonesia, and approximately 6.5 million households below the poverty line. It is expected that PKH will
cover 3.2 million households by the end of 2014. Only in 2012 did PKH operate in all Indonesian provinces, and still it did not cover all of the districts in every province. PKH’s expansion is a challenge for the programme if it is to have significant impacts on Indonesia’s poor people.
Table 1
PKH Coverage, 2007–2012
2007 2008 2009 2010 2011 2012
No. of households (millions) 0.388 0.621 0.726 0.774 1.052 1.454
Budget (million USD PPP) 79.244 113.065 126.688 146.049 210.181 228.287 Provinces (of 33 total) 7 13 13 20 25 33 Districts (of 497 total in 2010) 48 70 70 88 119 169 Sub Districts 337 637 781 946 1387 2001 Villages 4311 7654 9295 10,998 16,154 25,032
Source: Ministry of Social Affairs, PKH Profile, 2013.
The targeting for PKH was conducted by the Indonesian Statistics Agency (Badan Pusat Statistik — BPS). For the first time, with the 2005 registry at hand (by names and addresses), BPS conducted a basic health and education survey (Survei Pendidikan dan
PKH
DIMENSI PERBAIKAN PROGRAM
•
Cakupan program – dari 3,2 juta RT menjadi
5-‐6 juta RT (di bawah GK)
•
MIS Program – terkait dengan verifikasi
kepatuhan program
•
Penanganan keluhan
•
Financial inclusion – pembayaran via layanan
keuangan (bank)
KLASTER 1 :
•
Sebanyak 16,6 juta anak dari 15,5 juta RT Miskin & rentan
menerima bantuan pendidikan
SD & sederajat
Rp 450 ribu / tahun
SMP & sederajat Rp 750 ribu / tahun
SMA & sederajat Rp 1 juta / tahun
•
Besar nilai bantuan tersebut hanyalah 30-‐40% dari pengeluaran
pendidikan RT
14
BANTUAN SISWA MISKIN – BSM
Lama (Tahun) Bersekolah
Persen
ta
se
(%)
KuanKl Pengeluaran 1 (terendah) KuanKl Pengeluaran 2
KuanKl Pengeluaran 3 KuanKl Pengeluaran 4
KuanKl Pengeluaran 5 (terKnggi)
•
Kunci : pemilihan penerima bantuan
à
sebelum 2013 dipilih oleh kepala
sekolah
à
sejak 2013 berbasiskan rumah
tangga
•
Bantuan sering Kdak turun tepat
waktu
•
Tepat jumlah dan tepat waktu dapat
mengurangi drop-‐out di kelompok
miskin
MEKANISME PENETAPAN BERDASARKAN RUMAH TANGGA
UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN BERBASIS SEKOLAH:
Tim Pengelola Provinsi Tim Pengelola
Kab/Kota Rekap Nama, NIS, Kelas, diteruskan ke Provinsi
Sekolah mengumpulkan Kartu. Nama, NIS, Kelas Siswa yang memiliki kartu, dikirimkan ke Kab/ Kota
Rekap Nama, NIS, Kelas, diteruskan ke Pusat
Tim Pengelola
Pusat Menerbitkan SK Nama, NIS, Kelas PT Pos
PT Pos mengirimkan Kartu ke RT Sasaran
Anak membawa kartu ke Sekolah masing-‐masing
Pre-‐printed nama/ informasi anak
Pembayaran tetap menggunakan mekanisme yang masih berjalan
BASIS DATA TERPADU
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Percen t o f To ta l B en efit s
Household Per Capita Consumpeon Decile
SD 2013 SD 2009 0% 5% 10% 15% 20% 25% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Percen t o f To ta l B en efit s
Household Per Capita Consumpeon Decile
SMP 2013
Primary School Junior Secondary School
Source: Susenas 2009, 2013
PRELIMINARY RESULTS FROM UDB:
BENEFIT INCIDENCE OF SCHOLARSHIPS (BSM)
BSM
DIMENSI PERBAIKAN PROGRAM
•
Memperbaiki tepat sasaran, tepat jumlah,
tepat harga, tepat waktu
•
MIS Program – terkait dengan data siswa
nasional
•
Penanganan keluhan
•
Financial inclusion – pembayaran via layanan
KLASTER 1 :
BERAS UNTUK MASYARAKAT MISKIN (R A S K I N)
•
Raskin adalah program penanggulangan kemiskinan dan
perlindungan sosial di bidang pangan.
•
EfekKfitas Raskin sebagai perlindungan sosial dan
penanggulangan kemiskinan sangat bergantung pada kecukupan
income transfer
dan ketepatan sasaran kepada kelompok miskin
•
MemasKkan kelompok miskin mendapat cukup pangan dan
nutrisi karbohidrat
RASKIN
BERAS UNTUK
MASYARAKAT MISKIN
•
Mengurangi beban
pengeluaran RTS melalui
pemenuhan sebagian
kebutuhan pangan pokok
dalam bentuk beras
NAMUN RASKIN JAUH DARI ‘TEPAT’
Indikator Keberha-‐
silan
Tepat
sasaran jumlah Tepat
Tepat harga (Rp/kg) Pedoman Umum RTM (Q1 & Q2) 10-‐20 kg 1.000 / 1.600 SMERU Sumbar: tepat JaKm: merata Sultra: merata/ bergilir Sumbar: 10 kg JaKm: 4-‐7 kg Sultra: 4-‐10 kg Sumbar: 1.200-‐1.300 JaKm: 1.000 Sultra: 1.000-‐1.440 Susenas/ WB Q1-‐Q2: 53% Q3-‐Q5: 47% 4 kg (2004, 2007) 5 kg (2010) 1.160 (2004) 1.225 (2005) 1.253 (2006) TNP2K (2011) Banyak rumah tangga Kdak miskin juga menerima Rata2: 5,75 kg; Semarang: 2,5 kg Deli Serdang: 8,9 kg Rata2: 2.122; Deli Serdang: 1.586 Barito Kuala: 2.863 0 25 50 75 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Per sen tase Pener im a Ba ntu an
Desil Konsumsi Rumah Tangga
2012 2009 Daerah Pentargetan Efektif Raskin
Mengapa yang miskin tidak dapat, dan yang dapat tidak miskin? Bagi rata à untuk mengurangi
konflik sosial?
PENGGUNAAN KARTU RASKIN SECARA BERTAHAP
BULOG
Tiek Distribusi Pelaksana Distribusi Raskin menerima & memeriksa kualitas beras di TD serta mendistribusikan Raskin di TiIk Bagi. RTS mengambil Raskin di TiIk Distribusi/ TiIk Bagi dengan menunjukkan Kartu Raskin.
Nama RTS penerima Raskin ditempel di Kantor Desa/Kelurahan.
Menyalurkan Raskin berdasarkan SPA ke TiIk Distribusi yang
disepakaI.
Pemkab/Pemkot
Menerbitkan Surat Perintah Alokasi (SPA) Raskin berdasarkan pagu yang ditetapkan Unit Penetapan Sasaran untuk Iap Kel/Desa.
PT Pos
PT Pos mengirimkan Kartu ke RT Sasaran
RTS membawa kartu ke TiIk Distribusi/TiIk Bagi masing-‐masing
Pre-‐printed nama/ informasi RTS
Basis Data Terpadu
Pagu dan data “by name by address” RTS Penerima Raskin.DUA DIMENSI IMPLEMENTASI
PROGRAM RASKIN
Kemenko Perekonomian, Kemensos, Perum BULOG
Pemerintah Daerah s/d Desa
Titik Bagi-RTS-PM Titik
Distribusi
MEMASTIKAN : 4T – Sasaran, jumlah,Waktu, Adm
Ø Penyusunan Juklak & Juknis
Ø Penyediaan APBD untuk mendukung pelaksanaan Program Raskin
Ø Pemantauan Pelaksanaan Program Raskin
Ø Koordinasi TKPKD dengan Tikor Raskin Daerah
EKONOMI Makro: Menjaga Stabilitas Harga
Penanggulangan Kemiskinan/Perlindungan Sosial
MEMASTIKAN : 3T: Kualitas, Waktu, Adm
Ø Penyediaan Beras
Ø Pelaksanaan distribusi sesuai jumlah total per TD
Ø Koordinasi Pemda dan Tikor Raskin Pusat/Prov/ Kab-Kota/Kecamatan/Desa-Kel
TIM KOORDINASI RASKIN PUSAT, PROVINSI, KAB/KOTA, KECAMATAN, DESA/KEL
RASKIN
DIMENSI PERBAIKAN PROGRAM
•
Memperbaiki tepat sasaran, tepat jumlah,
tepat harga, tepat waktu
•
Kaitkan Raskin dengan implementasi program
lain
à
Misalnya Raskin-‐PKH
CASH vs GOOD/IN-‐KIND TRANSFER?
Teori Ekonomi Mikro menguraikan:
• Dengan nilai transfer yang sama, cash transfer memberikan Kngkat kepuasan
(indifference curve yang lebih Knggi) dibandingkan in-‐kind transfer.
• Cash transfer mempertahankan preferensi relaKf antarbarang yang dikonsumsi.
Sementara in-‐kind transfer mengharuskan RT untuk mengkonsumsi barang yang
ditransfer. Keharusan mengubah preferensi relaKf awal tadi berimplikasi kepada
uIlity konsumen yang lebih rendah.
A small guaranteed income provides a foundation that enables people to transform their own lives.
Many people are trapped in poverty because they have so little money that they cannot buy things they know they need, such as medicines or schoolbooks or food or fertilizer (poverty trap model).
They are in a hole with no way to climb out; cash transfers provide a ladder.”
Joseph Hanlon, Armando Barrientos & David Hulme (2010) “Just Give Money to the Poor: The Development Revolution from the Global South”
KLASTER 1 :
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)
• Pelayanan Kesehatan • Diet • Olahraga • Lingkungan • Penghasilan • Waktu Indikator • Masa sehat • Sehat fisik • Sehat mental • Keterbatasan aktivitas
Input kesehatan Stok kapital sehat (Health capital) Luaran Kesehatan
Periode waktu (Folland et al.,2010)
Kesehatan dapat bersifat sebagai benda konsumsi (consumption good) atau investasi
Benda Konsumsi → Kesehatan membuat orang merasa lebih baik
Benda Investasi → Kesehatan membuat jumlah masa sehat (hari tanpa penyakit) semakin banyak untuk bekerja dan meningkatkan pendapatan
Sehat
bagi
Manusia
UU 40/2004 tentang SJSN mengamanatkan Jaminan Kesehatan
berdasarkan asuransi sosial, dengan universal coverage, dan
bantuan iuran untuk kelompok miskin dan Kdak mampu.
TOTAL PENGELUARAN KESEHATAN NASIONAL
Total Pengeluaran Kesehatan Nasional meningkat hampir 3 kali dalam 5 tahun terakhir dari Rp 66.5 triliun menjadi Rp 167.67 triliun di tahun 2010, tetapi persentase terhadap PDB tetap rendah à 2.6% dari PDB
TAHUN 2010 PDB per Kapita % Pengeluaran Kesehatan Terhadap PDB
Persentase Out-‐of-‐ Pocket terhadap Total Pengeluaran Kesehatan Indonesia USD 2,946.00 2.6 % 38.3 % Thailand USD 4,614.00 3.9 % 13.9 % Malaysia USD 8,373.00 4.4 % 34.2 % Filipina USD 2,140.00 3.6 % 54 % Vietnam USD 1,211.00 6.8 % 57.6 %
Source: World Health StaIsIcs, 2012
Jamkesmas: layanan kesehatan graes bagi seluruh penduduk
miskin dan rentan
Cakupan terakhir 86,4 juta jiwa
à
Menjadi peserta Jaminan
PROGRES MIGRASI
PESERTA
KELUARGA
TOTAL
FAMILY SIZE
1 Askes sosial
7.261.683
8.880.932
16.142.615
2,22
2 Jamkesmas
86.400.000
86.400.000
3 TNI
432.843
426.373
859.216
1,99
4 POLRI
356.276
387.178
743.454
2,08
5 Jamsostek
3.399.383
5.047.473
8.446.856
6 JKA dan KJS
3.529.924
Jumlah Peserta sd Januari 2015
116.122.065
NO
PESERTA
JUMLAH PESERTA
SARARAN PESERTA PROSENTASE UPAH KONTRIBUSI KETERANGAN PNS/TNI/POLRI/
PENSIUNAN 5% 2% OLEH PNS/TNI/POLRI/PENSIUNAN
3% OLEH PEMERINTAH
DARI GAJI POKOK DAN TUNJANGAN
PEKERJA PENERIMA
UPAH 4,5 %
5%
4% PEMBERI KERJA DAN 0,5% PEKERJA
PER 1 JULI 2015
4% PEMBERI KERJA DAN 1% PEKERJA
PEKERJA BUKAN
PENERIMA UPAH NOMINAL NILAI 1. Rp 25,500,-‐ 2. Rp 42,500,-‐ 3. Rp 59,500,-‐
1. Ranap kelas 3
2. Ranap kelas 2
3. Ranap kelas 1
Catatan:
Batas atas upah (ceiling wage) untuk pekerja penerima upah swasta ditetapkan 2 kali PTKP-‐K1
(Rp 4.725.000,-‐) sedangkan Batas bawah upah adalah UMK di masing-‐masing kabupaten
Lama Penyelenggaraan n Jumlah % < 2 Tahun 33 58 3 -‐ 5 Tahun 12 21 6 -‐ 8 Tahun 12 21 Total 57 100
1. Mayoritas Jamkesda mulai
diselenggarakan pada tahun 2009/2010 seiring dengan implementasi Pilkada langsung oleh rakyat.
2. Jaminan Kesehatan secara gratis bagi
masyarakat sering menjadi program yang dijanjikan saat kampanye Pilkada
PEKERJAAN RUMAH: JAMINAN KESEHATAN DAERAH
ADA 350 KAB/KOTA YANG MENJAMIN 32 JUTA ORANG
Sumber: TNP2K
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
DIMENSI PERBAIKAN PROGRAM
•
Cakupan program – dari PBI 86,4 juta individu
menjadi naik/turun?
•
Besaran premi dari Pemerintah – terkait dengan
besarnya premi yang dibayar sendiri/pemberi
kerja
•
MIS Program – terkait dengan verifikasi data
•
Penanganan keluhan
•
Pengumpulan premi dari sektor informal
•
Skema layanan kesehatan – primer, sekunder,
KLASTER 2 :
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM) -‐ MANDIRI
PNPM MANDIRI
MASYARAKAT! BERDAYA! ! ! ! !MANDIRI,!! MAJU,!! DAN!SEJAHTERA!
KONSEP!PEMBERDAYAAN!MASYARAKAT!!
( • Proses!parAsipaAf!dengan! fasilitasi!pemberdayaan! penduduk!miskin!/! marjinal! • Alokasi!dana!langsung! kepada!kelompok! masyarakat!berbasis! manajemen!lokal! • Sistem!yang!transparan,! terbuka,!dengan! pembinaan!dan! pengawasan/audit!oleh! masyarakat! MODAL!SOSIAL! (kohesi,!trust%,%gotong!royong,)! KELOMPOK!SOSIAL! (BKAD,!UPK,!BKM/LPM,! BumDes)! AKSES! (Layanan!dasar,!informasi,! keuangan)!PNPM
!merupakan!kemitraan!Pemerintah!dan!Kelompok!Masyarakat!PNPM membantu penanggulangan kemiskinan melalui:
o
Pembangunan infrastruktur di komunitas lokal
o
Penciptaan kegiatan usaha ekonomi untuk menyerap tenaga
kerja lokal
o
Penyediaan akses pasar bagi masyarakat miskin/marjinal
o
MiKgasi efek bencana/
krisis
o
Peningkatan parKsipasi
komunitas dalam tata
kelola pemerintahan
•
PNPM banyak diadaptasi
sebagai bagian dari kegiatan K/L
•
Namun berbagai PNPM yang
muncul memiliki variasi dalam
implementasi prinsip
pembangunan berbasis
komunitas
•
Isu program:
1.
Konsolidasi program
pemberdayaan masyarakat agar
mencerminkan prinsip PNPM
2.
Integrasi prinsip pemberdayaan
dalam PNPM ke dalam sistem
perencanaan pembangunan
PRINSIP
PNPM MANDIRI
!!!!!TIM!NASIONAL!PERCEPATAN(PENANGGULANGAN(KEMISKINAN !!!!!TIM!NASIONAL!PERCEPATAN(PENANGGULANGAN(KEMISKINAN VARIASI!PELAKSANAAN!!PNPM!MANDIRI! PNPM! FASILIX!
TASI! PARTIXSIPASI! PARTIXSIPASI! PARANSI!TRANSX PENGAXWASAN! JENDER!
PERKOTAAN! PERDESAAN! PPIP/RIS! PISEW! P2DTK! PERUMAHAN! KP! PUAP! GSC!! LMP! INTEGRASI! 17 1. FASILITASI / PENDAMPINGAN 2. PARTISIPASI KOMUNITAS 3. PENGORGANISASIAN KELOMPOK 4. TRANSPARANSI 5. SISTEM PENGAWASAN 6. PERSPEKTIF JENDER
7. ALOKASI ANGGARAN LANGSUNG
8. SWAKELOLA
PNPM
DAN
UU NO 6/2014 TENTANG DESA
MemasKkan keberlanjutan Program Pemberdayaan Masyarakat dengan
memasukkan prinsip-‐prinsip PNPM ke dalam UU Desa à meregulerkan,
melembagakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam tata kelola Desa, dan edak lagi harus menjadi satu proyek/kegiatan Kementerian.
Musyawarah Desa RPJM Desa DesaRKP
Program Pusat di masukkan ke dalam
RPJM Desa
Kegiatan
Program & kegiatan hasil Musdes lima tahunan
Pemerintah Desa
Badan Permusyawaratan Desa Masyarakat/ Kelompok Desa APB Desa Pembiayaan kegiatan K/L PUSAT Program/ Kegiatan Pendampingan
Kemandirian Desa dalam Pelayanan, Pembangunan dan Pemberdayaan, tercermin dalam prinsip:
• Program Pusat harus masuk dalam RPJM Desa, dan dijalankan dalam
RKP dan APB Desa.
• K/L Pusat Kdak membentuk kelompok di desa dan mendanai kegiatan
kelompok secara langsung.
KLASTER 3 :
KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
KUR MENJANGKAU YANG MISKIN?
• KUR adalah program
penjaminan kredit oleh
pemerintah, memberi akses pinjaman bank untuk usaha yang layak namun Kdak memiliki agunan.
• Sumber dana pinjaman
sepenuhnya adalah dana bank
• Pemerintah hanya
menanggung biaya penjaminan.
• Jumlah kredit yang
disalurkan ke penerima jauh lebih besar dari dana yang dikeluarkan pemerintah. Sumber: Susenas Q1 2011 5.06 6.87 12.27 8.58 10.64 12.34 13.26 11.89 11.18 7.91 0 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Percen ta ge Expenditure Decile
ISU STRATEGIS LANJUTAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA:
1.
EFISIENSI PELAKSANAAN PROGRAM
– Perlu
perbaikan terus menerus dalam kualitas
implementasi program (MIS, Keluhan,
Penganggaran, dll.)
2.
DATA – SIAPA YANG MISKIN?
Unifikasi penetapan
sasaran menggunakan Basis Data Terpadu (BDT)
3.
KOMPLEMENTARITAS PROGRAM
– apa yang
dibutuhkan RT miskin, bukan apa yang yang
dibutuhkan program? Pendampingan paripurna
SIAPA YANG MISKIN?
Program Bantuan Sosial A Program Bantuan Sosial B Program Bantuan Sosial C
Basis Data Terpadu
Program Perlindungan Sosial
Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial
PENETAPAN SASARAN PROGRAM
MENGGUNAKAN BASIS DATA TERPADU (BDT)
Kriteria kepesertaan untuk suatu Program Perlindungan Sosial
ditetapkan oleh Penyelenggara Program Misalnya Menteri Sosial
Kriteria tersebut diterapkan kepada Basis Data Terpadu
Dihasilkan daftar nama dan alamat rumah tangga peserta masing-‐masing program
Keberadaan satu basis data (unified) akan memperbaiki ketepatan sasaran dan komplementaritas Program Bantuan/Perlindungan Sosial
SEJARAH PEMBENTUKAN
BASIS DATA TERPADU
PSE
2005
2008
PPLS2011
PPLS2014
PPLS 19,1 juta RT Digunakan untuk BLT 2005, dan juga BLT 2008-‐ 2009Belum dikelola pro-‐ fesional
18,5 juta RT
Pemutakhiran PPLS 2005
Digunakan sebagai basis sasaran PKH dan program nasional lainnya
Belum dikelola pro-‐ fesional 25,2 juta RT Pendataan dengan metodologi terkini, Dikelola sebagai BDT menjadi bagian dari Sistem Penargetan Nasional, untuk Program Nasional dan Daerah
Studi internasional menunjukkan bahwa indikator penentu kondisi
sosial-‐ekonomi (kesejahteraan) RT pada umumnya perlu
dimutakhirkan dalam periode 3 tahunan.
Kriteria dan jumlah sasaran program bantuan sosial ditentukan oleh Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah yang menyelenggarakan
program.
BAGAIMANA BASIS DATA TERPADU (BDT)
MEMBANTU MENCAPAI KOMPLEMENTARITAS PROGRAM?
Total data Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011:
+ 25 juta rumah tangga
Atau + 96 juta jiwa
PKH: + 3 juta RT
Raskin: + 15,5 juta RT
Jamkesmas: + 86,4 juta jiwa (atau + 19 juta RT)
BDT dibangun dari Sensus Penduduk,
dipadukan dengan hasil registrasi PPLS 2011
• Ranking Rumah tangga à Index = f (household & regional characterisecs)
• The household characterisKcs includes housing condiKons and status of
ownership, assets, number of household members, level of educaKon, working status, etc. à specific for each Kabupaten/Kota
SITUS
BASIS DATA TERPADU hjp://bdt.tnp2k.go.id
•
Sekretariat TNP2K membangun situs Basis Data Terpadu (BDT)
berisikan 16 indikator terpilih Kngkat provinsi, kabupaten/kota,
dan kecamatan. Dapat diunduh dalam bentuk data maupun peta.
•
Dapat dimanfaatkan untuk
perencanaan program oleh
Pemerintah Pusat & Daerah
•
Contoh indikator:
•
Jumlah RT dan individu
menurut status kesejahteraan
•
Jumlah anak bersekolah dan
Kdak bersekolah menurut usia
•
Jumlah invididu dengan
penyakit kronis
•
Jumlah RT menurut status
44
KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL (KPS)
Penanda rumah tangga yang berhak mendapatkan program P4S
• Pemberian BLSM Rp 600 ribu, dalam 2x pembayaran (Juni dan September)
• Penambahan 2x alokasi Raskin
• Peningkatan alokasi dan nilai bantuan Bantuan Siswa Miskin
• Peningkatan nilai bantuan PKH dari (rata-‐rata) Rp 1,4 juta menjadi Rp 1,8
juta per RT/tahun
• Program pembangunan infrastruktur
Disalurkan kepada 15,5 juta RT
berdasarkan Basis Data Terpadu
(BDT)
Keseluruhan Program P4S telah
meningkatkan pendapatan dan konsumsi masyarakat miskin. Namun sayangnya peningkatan tersebut Kdak mampu
“mengejar” peningkatan inflasi yang dihadapi kelompok masyarakat miskin
(yang tercermin dalam inflasi garis kemiskinan di atas)
PROGRAM APA YANG SEHARUSNYA DITERIMA
OLEH INDIVIDU/RT MISKIN?
SOCIAL INCLUSION MODEL FONCODES
Short term: Temporary and targeted Medium term: Developers Long term: Universal 46Pendampingan Paripurna
Seeap 2 tahun RT memutuskan dimensi mana yang akan menjadi prioritas – dijalankan dengan