• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode bulan September 2014 sebesar 67,23 ribu orang (4,97%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2014 yang berjumlah 71,64 ribu orang (5,36%), berarti jumlah penduduk miskin turun 4,41 ribu orang dan persentasenya turun sebesar 0,39 persen jika dibandingkan periode Maret 2014.

 Selama periode Maret 2014 – September 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun sebesar 2,35 ribu orang, demikian pula di daerah perkotaan juga mengalami penurunan jumlah penduduk miskin yaitu sebesar 2,06 ribu orang.

 Selama Maret 2014–September 2014 Garis Kemiskinan naik 5,77 persen yaitu dari Rp. 444.171,- per kapita per bulan pada bulan Maret 2014 menjadi Rp. 469.814,- per kapita per bulan pada bulan September 2014.

 Pada bulan September 2014 di daerah perkotaan peran Garis Kemiskinan Makanan sebesar 69,11 persen atau sebesar Rp. 316.604,- per kapita per bulan dan daerah perdesaan sebesar 75,63 persen atau sebesar Rp. 363.970,- per kapita per bulan.

 Pada periode Maret 2014 – September 2014 Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukkan penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,730 pada Maret 2014 menjadi 0,601 pada September 2014. Kenaikan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin pada September 2014 cenderung mendekati garis kemiskinan jika dibandingkan periode Maret 2014. Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan dibanding dengan periode Maret 2014 yaitu dari 0,157 menjadi 0,115. Ini menunjukkan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menurun sejak Maret 2014 hingga September 2014.

No. 06/01/19/Th. XIII, 2 Januari 2015

T

INGKAT

K

EMISKINAN DI

P

ROVINSI

K

EPULAUAN

B

ANGKA

B

ELITUNG

(2)

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung penduduk yang hidup di bawah Garis Kemiskinan yang kemudian dinyatakan sebagai penduduk miskin atau persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Sumber data utama yang digunakan dalam penghitungan indikator kemiskinan adalah SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi yang mulai tahun 2011 dilakukan secara triwulanan. Indikator kemiskinan yang di release ini menggunakan sumber data SUSENAS bulan September 2014. Di samping itu, digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2004– 2014

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2004 sampai dengan 2014 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 2004 sampai dengan September 2014 jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 24,57 ribu orang, yaitu dari 91,8 ribu orang pada tahun 2004 menjadi 67,23 ribu orang pada September 2014. Tingkat kemiskinan menurun secara signifikan dari 9,07 persen pada tahun 2004 menjadi 4,97 persen pada September 2014.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka No. 06/01/19/Th. XIII, 2 Januari 2015 3 Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada tahun 2006 yaitu mencapai 117,4 ribu orang dan menunjukkan penurunan yang cukup signifikan hingga September 2014 yaitu mencapai 67,23 ribu orang atau mengalami penurunan sebanyak 50,17 ribu orang. Dari tahun 2010 hingga September 2014 jumlah penduduk miskin cukup berfluktuasi. Namun secara keseluruhan hingga bulan September 2014 jumlah penduduk miskin menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maret 2014 - September 2014

Dalam periode Maret-September 2014 jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan September 2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 yaitu sebesar 71,64 ribu orang pada Maret 2014 turun menjadi 67,23 ribu orang pada September 2014. Berarti terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 4,41 ribu orang. Tingkat kemiskinan turun dari 5,36 persen menjadi 4,97 persen selama Maret 2014 – September 2014 atau persentase penduduk miskin turun sebesar 0,39 persen. Jika dilihat menurut daerah, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan dari 22,33 ribu orang menjadi 20,27 ribu orang atau berkurang sebanyak 2,06 ribu orang. Yaitu dari 3,39 persen menjadi 3,04 persen atau menurun sebesar 0,35 persen. Sedangkan di daerah perdesaan, jumlah penduduk miskin turun dari 49,31 ribu orang menjadi 46,96 ribu orang atau turun sebanyak 2,35 ribu orang. Yaitu dari 7,27 persen menjadi 6,84 persen atau turun sebesar 0,43 persen.

Tabel 1

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , Maret 2014 – September 2014

Daerah Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah Penduduk Miskin (ribuan) Persentase Penduduk Miskin -1 -2 -3 -4 Perkotaan Mar-14 439.377 22,33 3,39 Sep-14 458.055 20,27 3,04 Perdesaan Mar-14 448.817 49,31 7,27 Sep-14 481.226 46,96 6,84 Kota+Desa Mar-14 444.171 71,64 5,36 Sep-14 469.814 67,23 4,97

(4)

3. Garis Kemiskinan (GK) Maret 2014 - September 2014

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita dibawah Garis Kemiskinan.

Selama Maret 2014–September 2014 Garis Kemiskinan naik 5,77 persen yaitu dari Rp. 444.171,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 469.814,- per kapita per bulan pada September 2014. Garis Kemiskinan daerah perkotaan juga mengalami kenaikan dari Rp. 439.377,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 458.055,- per kapita per bulan pada September 2014 atau naik 4,25 persen, sementara untuk daerah perdesaan Garis Kemiskinan pada Maret 2014 sebesar Rp. 448.817,- per kapita per bulan naik menjadi Rp. 481.226,- per kapita per bulan pada September 2014 atau meningkat 7,22 persen.

Komponen Garis Kemiskinan tediri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Peranan Garis Kemiskinan Makanan dalam menentukan besaran Garis Kemiskinan lebih besar dibanding peranan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2014 kontribusi Garis Kemiskinan Makanan daerah perkotaan sebesar 69,11 persen atau sebesar Rp. 316.604,- per kapita per bulan dan daerah perdesaan sebesar 75,63 persen atau sebesar Rp. 363.970,- per kapita per bulan.

Tabel 2

Garis Kemiskinan Menurut Daerah dan Komponen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, September 2014

(rupiah per kapita per bulan)

Daerah Makanan Bukan

Makanan Total

-1 -2 -3 -4

Perkotaan 316.604 141.451 458.055

Perdesaan 363.970 117.256 481.226

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka No. 06/01/19/Th. XIII, 2 Januari 2015 5 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2014–September 2014

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Pada periode Maret 2014 – September 2014 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan adanya penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,730 pada Maret 2014 menjadi 0,601 pada September 2014. Kenaikan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan. Tidak berbeda dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan dibanding dengan periode Maret 2014 yaitu dari 0,157 menjadi 0,115 pada September 2014. Ini menunjukkan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin menurun sejak Maret 2014 sampai September 2014.

Dilihat dari wilayahnya, Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perdesaan lebih tinggi dari perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran penduduk miskin daerah pedesaan lebih menjauhi/lebih dalam dari Garis Kemiskinan dibandingkan daerah perkotaan. Hal ini dapat dilihat pada bulan September 2014 nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,476 sementara di daerah perdesaan 0,723. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada September 2014 untuk daerah perkotaan sebesar 0,103, angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan daerah pedesaan dengan nilai P2 sebesar 0,127. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keparahan kemiskinan di daerah perkotaan lebih rendah ketimpangannya daripada di daerah perdesaan.

Tabel 3

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , Maret 2014 – September 2014

Daerah Kota Desa Kota + Desa

-1 -2 -3 -4

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Mar-14 0,653 0,805 0,73

Sep-14 0,476 0,723 0,601

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Mar-14 0,164 0,151 0,157

(6)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir.Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 E-mail: bps1900@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

5 Jika saya berkunjung dan bertemu dengan calon pembeli, saya selalu siap sedia menyarankan ke calon pembeli untuk membeli produk yang dijual Toko Skate Element. 6 Saya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Nizar Fauzi 2014 Universitas

Fatws tentang Pensucian AIat Prodului yang Terkena Najis Mutawassithah 4 (Najis Sedang) dengan Selsin Air cukup dengan diusap. Pendapst {imam Nawawi) dalam kitab

Dengan demikian, permainan yang dilakukan diharapkan dapat berpengaruh pada meningkatnya kemampuan keseimbangan gerak anak tunagrahita, sehingga aktivitas keseharian

[r]

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, terhadap perusahaan perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan Undang-undang ini dan peraturan

The D%STATCOM is a three phase and shunt connected power electronics based reactive power compensation equipment, which generates and /or absorbs the reactive power

Keputusan yang dibuat seorang muslimah untuk pada akhirnya menggunakan cadar sangat rentan akan konflik, baik konflik yang terjadi pada diri perempuan bercadar