• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN KELAPA SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANAMAN KELAPA SAWIT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Pundu Learning Centre - 2013

(2)

Pundu Learning Centre - 2013

Struktur Penulisan SOP

Penanaman Kelapa Sawit

(3)

STRUKTURISASI

SOP Penanaman KS

Pedoman Teknis

Strukturisasi

Filosofi, Kebijakan & Pedoman Teknis PTA & IOM

Prosedur Persiapan Lahan

Persiapan Penanaman) Organisasi Penanaman

Pelaksanaan Penanaman

Instruksi Kerja

(4)

Pundu Learning Centre - 2013

FILOSOFI, KEBIJAKAN DAN PEDOMAN

PENANAMAN KELAPA SAWIT

(5)

FILOSOFI, KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PENANAMAN KELAPA SAWIT

Pada areal rata sampai bergelombang, pola

tanaman kelapa sawit berbentuk segitiga sama

sisi. Sedangkan pada areal berbukit, perlu

dibuat teras kontur terlebih dahulu.

Jarak dan pola tanaman harus dibuat

seoptimal mungkin, sehingga setiap individu

tanaman mendapat ruang perkembangan

kanopi dan sinar matahari yang optimum serta

merata untuk mendapatkan produksi per Ha

dan “economic life” yang maksimal

(6)

FILOSOFI, KEBIJAKAN DAN

PEDOMAN PENANAMAN KELAPA SAWIT

Standar penanaman Kelapa Sawit yang

benar merupakan faktor yang sangat

pentibg, selain potensi genetik dan kualitas

bibit didalam menentukan produksi selama

satu generasi / siklus tanaman (±25 tahun)

(7)

POLA TANAM

Jarak tanam tergantung pada jenis/tipe

tanah dan bibit. Untuk jenis bibit yang

memiliki diameter daun cukup lebar, maka

jarak tanam harus lebih di jarangkan agar

pelepah daun tidak saling menutupi.

Sedangkan untuk jenis bibit yang diameter

daunya sempit maka bisa ditanam lebih

(8)

POLA TANAM

Jenis Tanah Jarak Tanam Antar Pokok (m) Jarak Tanam Antar Baris (m) Populasi Pokok/ha

Mineral-A

(datar)

9,00

7,79

143

Mineral-B

(berbukit)

9,00

7,79

143

Populasi Tanam Berdasarkan Jarak Tanam

pada Setiap Jenis Tanah

(9)

POLA TANAM

Rata – rata jarak tanam Horisontal antar 2 teras (m)

Jarak tanam sepanjang kontur teras (m) 7.0 – 7.5 10.00 7.5 – 8.0 9.30 8.0 – 8.5 8.70 8.5 – 9.0 8.20 9.0 – 9.5 7.70

Penyesuaian jarak tanam pada areal berbukit

dengan populasi 143 pokok per Ha

(10)

POLA TANAM

Kerapatan pokok dapat dihitung dengan rumus

POPULASI POKOK /Ha = 10.000 m² A x B

A = Jarak Tanam Antara Pokok Dalam Barisan (m) B = Jarak Tanam Antara Baris (m)

(11)

PEMANCANGAN

Pemancangan adalah :

Memberi tanda titik tanam untuk pembuatan

lubang tanam sesuai jarak titik tanam yang

ditentukan

Sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit,

teras / tapak kuda dan menanam kacangan.

Pada areal berbukit dan bergunung dimana dilakukan

pola tanam teras kontur, maka pemancangan titik

tanam dengan sistim “ violle lining

(12)

MELUBANG

Melubang adalah kegiatan yang bertujuan

a. Sebagai tempat untuk menanam pokok kelapa

sawit

b. Memberikan media tumbuh yang baik bagi akar

tanaman pada saat awal penanaman

Ukuran lubang adalah 60 cm x 50 cm x 40cm

(13)

PUPUK LUBANG

Jenis

Mineral

Berpasir

Gambut

CRF

350

400

350

RP

700

700

700

Zincopper

0

60

50

(14)

PUPUK LUBANG

Teknis memupuk :

Pada seluruh jenis tanah (mineral, berpasir dan gambut), ½ dari dosis pupuk Guano/RP ditabur secara merata di dalam lubang tanam, sedangkan seengahnya lagi di tabur pada timbunan top soil dari lubang tanam

Pada tanah mineral dan gambut, pupuk CRF ditabur secara merata setelah lubang tanam terisi setengah timbunan top soil Pada tanah pasir dan gambut, pupuk Chelated ZincCopper ditabur secara merata setelah lubang tanam terisi setengah timbunan top soil

(15)

PENANAMAN KELAPA SAWIT

Administrasi dan transport meliputi :

Pengiriman bibit ke lapangan disesuaikan

dengan kecepatan penanaman (tenaga

kerja) agar tidak terjadi sisa bibit dilapangan

Pengiriman bibit dilaksanakan berdasarkan

permintaan divisi yang ditandatangani oleh

asisten yang bersngkutan serta

(16)

PENANAMAN KELAPA SAWIT

Pengiriman bibit harus disertai dengan Surat

Pengiriman Bibit (SPB) yang ditandatangani oleh Asisten pembibitan

Setelah bibit diterima dilapangan bibit dihitung ulang oleh mandor tanam kemudian bukti pengiriman (SPB) sesudah ditandatangani di kembalikan ke pembibitan SPB dibuat rangkap 3 :

a. Asli ke kantor kebun

b. Copy 1 ke kantor bibitan c. Copy 2 ke kantor Divisi

(17)

PELANGSIRAN KE LAPANGAN

Sebelum dilangsir terlebih dahulu harus ditentukan

tempat peletakan bibit (TPB), setiap satu Ha dapat dua TPB yang letaknya di dua sisi CR

Jumlah bibit yang diangkut ke lapangan harus sesuai dengan SPB

Pengangkatan bibit harus dilakukan pada bola tanah nya secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan bibit. Jangan diangkat pada bibir polybag dan leher bibit

Bibit harus diangkat dalam keadaan tegak, kemudian diturunkan dan disusun pada setiap TPB (Pooling bibit), dengan ketentuan 5 bibit per baris. Semua bibit per TPB dihitung dan dicatat.

(18)

PENGECERAN BIBIT KE LUBANG TANAM

Penanaman untuk setiap blok harus

menggunakan jenis/sumber bibit yang

sama

Pada saat penanaman baru, tanaman

cadangan sebanyak empat pokok per Ha

untuk sisipan harus ditanam pada poko

terluar barisan tanaman di tepi jalan

koleksi

(19)

MENANAM KELAPA SAWIT

a. Bibit yang berasal dari TPB dibawa ke

lubang tanam oleh tenaga pelangsir.

Pada

kondisi

yang

memungkinkan

pengeceran

dapat

menggunakan

“angkong”.

b. Bibit diletakkan di sisi lubang dengan

posisi berdiri dan harus hati-hati, jangan

dibanting

(20)

MENANAM KELAPA SAWIT

Kesalahan – kesalahan yang harus dihindari

pada saat penanaman kelapa sawit, yaitu :

 Polybag tidak dibuka sebelum ditanam

 Bibit ditanam terlalu dalam atau dangkal

 Bibit ditanam miring dan tanah tidak dipadatkan

 Tanah pada poly bag (bola tanah) di pecah atau dibuang

 Polybag dan plastik pupuk ditinggal di lubang, tidak digantung di pancang

(21)

MENANAM KELAPA SAWIT

Sensus tanaman baru dilakukan 3 bulan

setelah blok tertanam seluruhnya (full block)

dan

dibuat

peta

penanaman

dengan

keterangan yang jelas (nomor blok, luas, bulan

dan tahun tanam, jenis dan jumlah bibit).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui total

jumlah populasi dalam blok tersebut dan

perencanaan program penyisipan.

(22)

PENYISIPAN KELAPA SAWIT

Secara prinsip pekerjaan sisipan adalah

investasi ulang akibat kegagalan pekerjaan

awal penanaman. Oleh karena itu pekerjaan

selanjutnya harus benar-benar dipersiapkan

untuk menjamin kelangsungan hidup pokok

yang disisip, dengan sasaran pokok dapat

berpotensi (produksi) secara maksimal.

(23)

PENYISIPAN KELAPA SAWIT

Penyisipan

yang

terlambat

akan

menjadi sia-sia karena tanaman sisipan

tersebut

tidak

akan

dapat

mengejar

pertumbuhan

tanaman

utama.

Sebelum

dilakukan penyisipan yang terpenting adalah

SENSUS dan IDENTIFIKASI POKOK

Tanam sisipan harus dirawat sebaik

mungkin agar dapat menjamin pertumbuhan

dan produksi yang maksimal

(24)

PENYISIPAN KELAPA SAWIT

Hal – hal yang perlu diperhatikan di dalam pelaksanaan penyisipan :

Penyisipan pengganti poko mati dan titik kosong seharusnya dilakukan pada saat TBM dan diselesaikan pada akhir tahun ke-3

Bibit untuk sisispan pada areal yang baru ditanam sebaiknya menggunakan bibit yang seumur dan sejenis dengan tanaman utama

Pokok sisipan ditanam tepat pada bekas tanaman yang sudah di bongkar agar tanaman tetap lurus

Selesai penanaman poko sisipan di setiap blok, Asisten Divisi melakukan sensus / inventarisasi ulang pokok yang berbeda di blok tersebut

(25)

PENYISIPAN KELAPA SAWIT

Tanaman Sisipan

Prinsip pelaksanaan penyisipan sama dengan pekerjaan penanaman. Namun perlu perencanaan, persiapan dan penguasaan teknisnya lebih mendetil, yaitu :

Membuat tanda titik tanam yang perlu disisip

dengan pancang bendera putih. Pancang sisip

sebaiknya dibuat lebih tinggi dari tanman utama

agar memudahkan proses identifikasi lokasi titik

tanam sisipan,

(26)

PENYISIPAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan data sensus harus dibuat tanda di

pokok pinggir jalan mengenai jumlah bibit yang

dibutuhkan dalam setiap barisan tanaman.

Jumlah bibit tersebut ditulis pada kertas

berukuran 8 x 10 cm dan dimasukkan ke dalam

plastik transparan. Pembuatan tanda ini agar

jumlah bibit yang diturunkan dapat di sesuaikan

dengan kebutuhan bibit sisip pada

masing-masing barisan tanaman.

(27)

Standard and Measurements Palm Planting (BGAAGRKS-STDR-PKS)

Standards Achievement Level

Weight

Method of Measurement

No. Name Description

Excellent Good Satisfactory Fair Poor

4 3 2 1 0 %

1 Ketepatan waktu penanaman kelapa sawit Penyimpangan dalam bulan dari program penanaman kelapa sawit (Rencana Kerja Proyek -

RKP) 0,0 - 0,5 0,6 - 1,0 1,1 - 1,5 1,6 - 2,0 2,1 - 2,5 35

BGAAGRKS-STFR-PKS

2 Penanaman kelapa sawit Persentase (%) rorak (benteng)

>90 - <100 >80 - <90 >70 - <80 >60 - <70 <60 40

1. Persentase (%) Kematian pokok karena transplanting shock

2. Persentase (%) lubang tanam yang tidak sesuai spesifikasi (ukuran dan jarak tanam)

3. Persentase (%) yang tidak sesuai prosedur penanaman (cara dan pupuk lubang) 1 0,0 - 1,0 = 20 1,1 - 2,0 = 18 2,1 - 3,0 = 16 3,1 - 4,0 = 14 > 4,0 = 12 0,0 - 2,0 = 40 2,1 - 4,0 = 37 4,1 - 6,0 = 34 6,1 - 8,0 = 31 > 8,0 = 28 2 0,0 - 2,0 = 40 2,1 - 4,0 = 37 4,1 - 6,0 = 34 6,1 - 8,0 = 31 > 8,0 = 28

3 Excellent New Planting

Persentase (%) blok dengan penanaman baru yang

dengan baik >90 - <100 >80 - <90 >70 - <80 >60 - <70 <60 25

(28)

RINCIAN STANDAR PENGUKURAN : 1. Ketepatan waktu penanaman kelapa sawit

1.1. Ketepatan waktu penanaman kelapa sawit dihitung berdasarkan penyimpangan dalam bulan dari program penanaman kelapa sawit (Rencana Kerja Proyek – RKP) sampai dengan bulan lalu.

1.2. Kebijakan teknis

1.2.1. Sebelum tanam, lubang tanaman harus telah dipersiapkan 1 (satu) bulan.

1.2.2. Jarak tanam tergantung pada jenis/tipe tanah dan bibit.

1.3. Sumber Data :

1.3.1. BUKU PROGRAM PENANAMAN BARU KELAPA SAWIT di kantor divisi.

(29)

1.3.2. Pemeriksaan ke lapangan pada blok yang diaplikasi H-1.

1.4. Metode Pemeriksaan :

Perhitungan ketepatan waktu penanaman kelapa sawit dari program penanaman kelapa sawit diambil

berdasarkan BUKU PROGRAM PENANAMAN KELAPA SAWIT di kantor divisi.

1.5. Perhitungan :

Jumlah bulan penyimpangan dikali dengan luasan (Ha) realisasi tanam kemudian dibagi dengan total luasan program tanam.

(30)

2. Penanaman Kelapa Sawit

2.1. Penanaman kelapa sawit dihitung berdasarkan persentase (%) tanaman kelapa sawit yang ditanam sesuai standar meliputi kematian pokok karena transplanting shock, lubang tanam yang tidak sesuai spesifikasi (ukuran dan jarak tanam) dan prosedur penanaman yang tidak sesuai (cara dan pupuk lubang).

2.2. Kebijakan teknis

2.2.1. Ukuran lubang adalah 60 cm x 50 cm x 40 cm 2.2.2. Jarak tanam tergantung pada jenis/tipe tanah

dan bibit. Untuk jenis bibit yang memiliki

diameter daun cukup lebar, maka jarak tanam harus lebih dijarangkan agar pelepah daun tidak saling menutupi.

(31)

Sedangkan untuk jenis bibit yang diameter

daunnya sempit maka bisa ditanam lebih rapat.

2.2.3.Urutan penanaman sesuai dengan Instruksi Kerja MENANAM KELAPA SAWIT (BGAAGRKS-INTR- PKS-04)

2.3. Sumber data yaitu FORMAT PEMERIKSAAN TANAM BARU/ LAND CLEARING (BGAAGRKS-FORM-PKS-01) di kantor divisi.

2.4. Metode Pemeriksaan :

Pemeriksaan ke lapangan pada penanaman kelapa sawit sesuai FORMAT PEMERIKSAAN TANAM

BARU/LAND CLEARING (BGAAGRKS-FORM-PKS-01)

(32)

3. Excellent New Planting

3.1. Excellent New Planting dihitung berdasarkan persentase (%) blok penanaman baru dengan kondisi fisik. Faktor yang dihitung adalah jumlah pokok/Ha, sisipan <3%, penutupan LCC 40%, homogenitas, tidak ada pokok stagnan/kuning, bebas serangan HPT dan sebagainya.

3.2. Kebijakan teknis

Sama dengan ketepatan waktu penanaman kelapa sawit.

3.3. Sumber data yaitu FORMAT PEMERIKSAAN TANAM BARU/ LAND CLEARING (BGAAGRKS-FORM-PKS-01) di kantor divisi.

(33)

3.4. Metode Pemeriksaan :

Pemeriksaan ke lapangan pada penanaman kelapa sawit sesuai FORMAT PEMERIKSAAN TANAM BARU / LAND CLEARING (BGAAGRKS-FORM-PKS-01).

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Kehilangan minyak kelapa sawit pada proses pengepresan yang didapat dari data dalah rata-rata 6,28-6,32 %. Persentase kehilangan minyak

Paulus Tuerah : Penentuan harga pokok produksi minyak kelapa sawit, 2004 USU e-Repository © 2008... Paulus Tuerah : Penentuan harga pokok produksi minyak kelapa sawit, 2004

Peningkatan produksi terjadi paling baik pada tanaman kelapa sawit yang ditanam pada tanah-tanah dengan kesuburan tanah rendah.. Kata Kunci : Asam humat, kelapa sawit,

Kondisi kelapa sawit yang ditanam pada lahan akan memberikan perubahan pada tanah itu sendiri mulai dari bertambahnya ruang pori, terjadi perubahan tekstuPenyebaran perkebunan

Form Data Faktor Kegagalan merupakan Form yang berfungsi untuk menampilkan data-data Faktor Kegagalan Penanaman Ulang Kelapa Sawit yang nantinya akan diolah oleh

dari penelitian yang berjudul: pengaruh kebijakan perkebunan terhadap penanaman modal (PMDN dan PMA) (studi kasus perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau) adalah

Penelitian ini melihat dan meneliti pengolahan lahan yang sesuai untuk pengembangan tanaman kelapa sawit mulai dari bibit kelapa sawit, cara penanaman, dan juga cara pemupukan maka

Pendapatan hasil perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Empat Lawang mengalami peningkatan dari tahun 2021 hingga