• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

5 A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Slameto (2010), Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari belum mampu ke arah mampu. Winkel (2004), juga mengemukaan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Wahyu (2012), hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Menurut Arifin dalam Jarwati (2011), hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Tu’u (2004), juga menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat keberhasilan seorang murid.

Menurut Rusman (2012), hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil belajar telihat dari terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku (Hamalik, 2002 dalam Rusman, 2012). Hasil belajar menurut Susanto (2013), perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sudjana (2009), juga mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2009) juga menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

(2)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses kegiatan siswa yang dicapai dalam belajar yang diukur dengan suatu alat evaluasi yaitu dengan tes.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Munnandi dalam Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor - faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Dan banyak lagi aspek-aspek fisiologi yang dapat berpengaruh dalam belajar, misalnya; pusing, sakit, lelah,dsb; b) Faktor psikologis (minat, bakat, dan motif pribadi), faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: kecerdasan/inteligensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya; bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan; minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang; motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. (2) Faktor Ekstern, faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor keluarga (keadaan ekonomi orang tua, keharmonisan keluarga, dan latar belakang budaya). b) Faktor sosial (metode mengajar, kurikulum, alat belajar, dan relasi antara siswa dengan siswa). c). Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kegiatan masyarakat). Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.

Winkel (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tentunya beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor, yaitu: “Faktor-faktor pada pihak siswa (faktor internal) dan faktor-faktor di luar siswa (faktor-faktor eksternal)”. Faktor-faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar

(3)

diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor internal (berasal dari setiap individu) meliputi kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, motivasi dan faktor eksternal (berasal dari lingkungan sekitar) meliputi keadaan keluarga keadaan sekolah, lingkuangan masyarakat.

c. Ranah Hasil Belajar

Ranah hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah. Menurut Bloom dalam Sudjana (2008) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, contohnya pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, definisi, istilah, pasal dalam undang - undang, istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep lainnya; Pemahaman, contohnya menjelaskan dengan susunan kalimat, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau mengungkapkan petunjuk penerapan pada kasus lain; Aplikasi, yakni penerapan didasarkan atas realita yang ada di masyarakat ataurealita yang ada dalam teks bacaan; Analisis, yaitu usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya; Sintesis, yakni kemampuan menemukan hubungan yang unik, kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang ditengahkan, kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah; Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan masalah, metode, materil, dll.; 2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak, terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

(4)

Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2009), juga menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: 1) pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode; 2) pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari; 3) penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip; 4) analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil; 5) sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program; 6) evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Sejalan dengan Bloom dalam Suprijono (2009), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.

2. Keterlibatan Orang Tua

a. Pengertian Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua ini merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung belajar anak, baik formal maupun di kursus belajar (Henderson dalam Wahyu, 2012 ). Keterlibatan orang tua diartikan sebagai partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan pengalaman anaknya (Hawes dan Jesney dalam Padevick 2006). Sejalan dengan Wiyanti (2009), yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses pembelajaran anak didik.

(5)

Wong dalam Lestari (2012) menyatakan bahwa ketelibatan orang tua adalah suatu derajat yang ditunjukan orang tua dalam hal ketertarikan, berpengetahuan dan kesediaan untuk berperan aktif dalam aktivitas anak-anak sehari-hari. Keterlibatan orang tua juga dapat diartikan sebagai presepsi orang tua terhadap keterlibatannya dalam pengasuhan anak dalam bentuk partisipasi aktif ketika bermain dan mengisi waktu luang maupun kontribusi substantif (William & Kelly, 2005 dalam Lestari 2012).

Wahyu (2012) menyatakan banyak sekali variasi bentuk keterlibatan orang tua dan tingkatan dari keterlibatan tersebut, baik di dalam maupun di luar sekolah. Semuanya mencakup segala kegiatan yang dapat didukung dan didorong oleh sekolah dan yang memberi kewenangan bagi para orang tua dalam hal pembelajaran dan perkembangan anak-anak.

Menurut Morisson (2012), keterlibatan orang tua merupakan suatu proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka guna keuntungan mereka sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan anak itu sendiri. Orang tua, anak, dan program sekolah semuanya merupakan bagian dari suatu proses. Adanya keterlibatan orang tua dalam belajar akan semakin tinggi pula minat belajar anak yang berdampak baik pula dengan hasil belajar. Tingkat minat keterlibatan orang tua dalam belajar yang semakin tinggi mempunyai arti bahwa para guru mendapatkan kesempatan membangkitkan kebersamaan dengan orang tua dalam membantu perkembangan pendidikan anak. Anak akan senang bila orang tuanya memperhatikan tentang pendidikannya. Anak juga akan semakin giat dalam belajarnya. Semakin besar keterlibatan orang tua terhadap perkembangan dalam pendidikannya, semakin besar pula kesempatan anak menjadi teladan di dalam prestasinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua merupakan partisipasi dari orang tua terhadap pendidikan belajar anak baik disekolah maupun ditempat lain yang dapat mendukung kemajuan anak.

b. Keterlibatan Orang Tua dalam Belajar Anak

Menurut Grolnick dan Slowiaczek dalam Lestari (2012) menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi, yakni 1) keterlibatan disekolah, orang tua berpartisipasi pada aktivitas sekolah. Terdapat beberapa cara-cara orang tua dapat terlibat disekolah, memperhatikan dan mengikuti perkembangan belajar anak dan

(6)

berpartisipasi dalam kegiatan sekolah; 2) keterlibatan dirumah seperti orang tua melibatkan diri pada belajar anak, dalam hal ini sebagai orang tua yang peduli dengan kemajuan anaknya ikut serta dalam proses belajar dengan cara menemani atau mendampingi kegiatan belajar di rumah, sehingga dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan sebaik-baiknya; bersedia menjadi pendengar aktif anak disaat anak mengalami kesuliatan dalam belajar, sehingga dapat membantu usaha anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar; mengatur waktu belajar anak di rumah, sehingga orang tua dapat mengetahui apakah anaknya menggunakan waktu dengan teratur dan sebaik-baiknya; memberikan hadiah pada saat nilainya bagus; 3) Keterlibatan dalam kehidupan anak, seperti memberikan dorongan belajar dan memberikan nasehat; menyediakan sarana belajar yang nyaman, sarana belajar yang dibutuhkan oleh anak.

Sedangkan menurut Padevick (2006) orang tua memiliki keterlibatan yang sangat strategi dalam belajar anaknya. 1) peran dalam meningkatkan nilai-nilai positif pada diri anak untuk belajar; 2) peran dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan yang terarah untuk belajar; 3) peran dalam membantu anak belajar melihat kepada diri mereka sendiri; 4) peran dalam memberikan teladan yang baik dan menonjolkan tingkah laku positif; 5) peran dalam mengurangi rasa ketakutan dan perilaku negatif anak.

Menurut Schunk dalam Titis (2010) menyatakan keterlibatan orang tua pada belajar anak, diantaranya yaitu 1) menumbuhkan minat belajar anak misalnya: memberikan perintah, menyediakan buku, perlengkapan belajar, mendampingi belajar; 2) membantu anak dengan mengikutsertakan anak kedalam kursus belajar; 3) peduli dengan tugas anak, ujian, dan kegiatan anak. 4) berpartisipasi pada aktifitas sekolah.

Penelitian ini mengacu pada teori Grolnick dan Slowiaczek dalam Lestari (2012) menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi, yakni keterlibatan disekolah, keterlibatan dirumah, Keterlibatan dalam kehidupan anak.

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mempelajari sesuatu dengan perasaan senang (Slameto, 2008). Salah satu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh adalah pengertian minat belajar (Djamarah dan Bahari,

(7)

2002). Menurut Surtinah (2004) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada paksaan Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif dengan proses belajar di kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, mencari referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa ada ada pemaksaan dari dalam dan dari luar individu.

Sejalan dengan Martini (2002) minat belajar siswa merupakan rasa suka dan ketertarikan pada aktifitas belajar antara lain membaca, menulis, serta tugas praktek, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memperhatikan partisipasinya pada suatu aktifitas yang diaminati khusus di kelas. Menurut W. S. Winkel (2004), minat belajar diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.

Baharudin dan Wahyuni (2007) mengemukakan, minat belajar belajar berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh adalah pengertian minat belajar menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam individu untuk merasa sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Sinem (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu motivasi, bahan pelajaran dan sikap guru, pengalaman, keluarga, cita-cita. Sedangkan menurut Hidayati (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) Faktor Intern faktor yang bersumber dari siswa itu sendiri faktor ini meliputi: a) Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran; b) Pengalaman belajar Matematika di jenjang

(8)

pendidikan sebelumnya; c) Tidak mempunyai tujuan yang jelas,; d) Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu; e) Kesehatan yang sering mengganggu; f) Adanya masalah atau kesukaran kejiwaan. (2) Faktor Ekstern meliputi : a) Metode dan gaya mengajar guru Matematika; b) Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika; c) Situasi dan kondisi lingkungan; d) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah; e) Cara menyampaikan pelajaran. Dalam proses belajar-mengajar penyampaian pelajaran oleh guru sangat menentukan minat belajar siswa. Apabila guru menguasai materi tetapi ia kurang pandai dalam menerapkan metode belajar yang tepat akan mempengarhi minat belajar siswa; f) Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa; g) Suasana lingkungan sekolah. (3) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat adalah masalah broken home, masalah yang terjadi dari pihak orang dan lingkungan keluarga akan mempengaruhi minat belajar siswa. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Pada saat ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal yang dapat menarik minat siswa yang dapat mengurangi minat siswa terhadap belajar seperti kegiatan olah raga dan bekerja.

Menurut Slameto (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu: 1) faktor intern: faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor sikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, kesiapan. 2) faktor ekstern: faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar angota keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaan fisik dari siswa itu sendiri, lingkungan sekitar dan keadaan keluarga atau orang tua yang mendukung atau tidaknya dalam menumbuhkan minat siswa.

c. Aspek-Aspek Minat Belajar

Winkel dalam Hasty (2010) mengemukakan bahwa minat belajar pada diri seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu: 1) perasaan senang berawal dari adanya perasaan senang terhadap suatu obyek menyebabkan seseorang ingin mengetahui selalu berhubungan dengan obyek tersebut.

(9)

Perasaan senang dapat menimbulkan minat dan berlanjut pada adanya suatu keinginan untuk memiliki serta mempertahankannya; 2) Perhatian siswa merupakan pusat tenaga psikis yang ditunjukan pada suatu obyek, adanya perhatian terhadap suatu obyek karena seseorang memperlukan dan merasakan pula adanya manfaat dari obyek tersebut; 3) Kesadaran dalam belajar juga merupakan salah satu aspek penting dalam membangun minat belajar anak. Timbulnya minat belajar pada diri seseorang dapat diawali dari adanya kesadaran bahwa suatu obyek itu ada manfaat bagi dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada dan dengan kesadaran itu pula seseorang akan mengenal bahwa obyek tersebut ada daya tariknya; 4) Kemauan untuk belajar yang ada pada diri seseorang menimbulkan dorongan kehendak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dorongan kehendak dikendalikan oleh akal yang menimbulkan keinginan, perhatian dan pemusatan pikiran yang tertuju pada obyek sehingga dapat membangkitkan minat belajar.

Menurut Hurlock (2014) ada beberapa aspek yang mempengaruhi minat belajar seseorang yaitu: 1) Aspek kognitif, berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa. 2) Aspek afektif, konsep yang membangun aspek kognitif, minat belajar dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat belajar tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. 3) Aspek psikomotor, berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Safran dalam Endang (2010), aspek-aspek minat yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah: 1) minat anak yang diekspresikan (Expressed Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu seperti siswa merasa tertarik terhadap guru dan mata pelajaran, kemauan siswa dalam belajar untuk mencapai cita-cita. 2) minat anak yang dimanifestasikan atau diwujudkan (Manivest Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan kata-kata melainkan dengan tindakan atau perubahan nyata yaitu ikut serta berperan aktif dalam suatu kegiatan seperti perhatian siswa mengikuti pelajaranan dengan konsentrasi, kemauan siswa untuk belajar dirumah,

(10)

serta ketertarikan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 3) minat belajar yang di inventarisasikan (Inventoried Interest), seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu dalam kelompok aktivitas tertentu. Seperti kemauan siswa dalam belajar mandiri serta sikap bertanggung jawab dalam belajar.

Aspek - aspek minat belajar dalam penelitian ini mengacu pada teori Winkel (2004) mengemukakan bahwa minat belajar pada diri seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu perasaan senang, perhatian siswa, kesadaran dalam belajar, dan kemauan untuk belajar. Indikator minat belajar meliputi 1) perasaan senang: pendapat siswa tentang matematika, perasaan siswa saat mengikuti pelajaran matematika dikelas maupun belajar matematika secara kelompok, 2) perhatian siswa: perhatian dan konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran matematika, konsentrasi siswa saat belajar matematika dirumah, 3) kesadaran dalam belajar: kesadaran siswa tentang belajar matematika, kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas dan kesadaran untuk mengisi waktu luang, dan 4) kemauan untuk belajar: kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran matematika dan kemauan untuk mengerjakan soal matematika.

B. Penelitian yang Relevan

Menurut Titis (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dengan Hasil Belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT Permata Hati, Banjarnegara”. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orang tua dengan hasil belajar anak usia sekolah kelas 3 dan kelas 4 di SDIT Permata Hati yang menyatakan ada pengaruh positif antara keterlibatan orang tua dengan hasil belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT Permata Hati, Banjarnegara dengan P Value = 0,00. Terlibat atau tidaknya orang tua dalam proses belajar anak akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar anak.

Penelitian yang dilakukan Wahyu (2012), Penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dan Kecerdasan Emosi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V-VI SD Gedawang 02 Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orangtua dan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa SD. Hasil penelitian ini bahwa pengaruh keterlibatan orang tua dan kecerdasan emosi mempunyai tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V-VI SD gedawang 02 Kabupaten Semarang dengan studi (F = 13,346, p > 0,05). Sebesar 27%

(11)

variasi hasil studi dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut (R square=0,27).

Menurut penelitian lainya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mayis (2005), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa program IPA kelas II. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh perhatian orang tua, dan minat belajar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan hasil belajar matematika siswa pilihan program IPA kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan. Dengan koefisien determinannya ( R2 ) = 0,381 Perhatian orang tua berada pada kategori sedang dengan prosentase 78,9 %, minat belajar pada kategori tinggi dengan prosentase 92,1 %, dan hasil belajar siswa berada pada kategori sedang dengan prosentase 63,1 %. Adapun sumbangan efektif yang diberikan secara keseluruhan, oleh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 102,6%.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasty (2010) yang berjudul “Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VIII SMP Kristen 2 EBEN HAEZER Salatiga”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Kristen 2 EBEN HAEZER Salatiga. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar matematika dengan koefisien korelasi rxy = 0,124 dengan p = 0,167 (p > 0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Orang tua dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”. Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah faktor keterlibatan orang tua disekolah, dirumah, dalam kehidupan pribadi anak dan minat belajar matematika siswa dirumah dan disekolah yang mempengaruhi hasil belajar kelas VIII SMP NEGERI 2 Kedungjati.

C. Kerangka Berfikir

Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai oleh hasil belajar yang dicapai, tidak hanya dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah, faktor lain pendukung yang sangat penting adalah keterlibatan orang tua dan anak yang baik karena orang tua dapat memberi dorongan kepada anak untuk belajar. Kesibukan orang tua bekerja salah satu faktor yang membuat terlibatnya orang tua kepada anak tidak ada. Orang tua terkadang mempercayakan pendidikan anak pada guru seutuhnya, padahal itu

(12)

kurang tepat karena guru yang terutama bagi siswa adalah orang tua. keterlibatan orang tua sebagai pendidik dapat meliputi memberi anak dorongan pentingnya belajar matematika, penyediaan fasilitas belajar matematika, bimbingan serta dorongan untuk menggiatkan belajar matematika, dll. Mempelajari matematika harus banyak berlatih menyelesaikan soal-soal matematika. Hal itu dapat dilakukan di rumah karena di sekolah waktunya terbatas. Di rumah guru yang terutama bagi siswa adalah orang tua, jadi keterlibatan antara orang tua dan anak sangat penting untuk memberi dorongan anak belajar matematika. Keterlibatan orang tua dan anak yang baik misalnya ketika anak mengalami kesulitan belajar matematika, anak dapat bertanya kepada orang tua. Jika orang tua tidak dapat membantu dalam belajar matematika maka orang tua dapat mencarikan guru les private matematika bagi anak serta memberikan anak dukungan untuk belajar matematika kepada anak. Orang tua juga perlu meningkatkan minat anak untuk belajar matematika kepada anak karena banyak anak menganggap bahwa matematika itu sulit. Tetapi faktor internal yang terdapat dalam diri sendiri, kemungkinan besar juga salah satu yang menjadi faktor penyebab rendahnnya hasil belajar matematika siswa, salah satunya minat belajar siswa dalam belajar matematika dan mengikuti pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga terdapat pengaruh keterlibatan orang tua dan minat belajar yang tepat dan sesuai dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir Keterangan :

X1 : Keterlibatan orang tua X2 : Minat Belajar

Y : Hasil Belajar Matematika X1 Keterlibatan Orang Tua Y Hasil Belajar Matematika X2 Minat Belajar

(13)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan. 2. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan.

3. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Gambar

Gambar 1. Kerangka berpikir  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum dilakukan proses pembelajaran, peneliti sebelumnya menyusus instrumen pembelajran terlebih dahulu, adapun instumen yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kan resiko yang dapat muncul dalam proses supply chain dan strategi penangan yang dilakukan PT Batik Danar Hadi

Tokoh masyarakat setempat untuk konfirmasi tentang program-program.. yang telah ada sebagai bahan pertimbangan perencanaan program kerja. KKN. Pendekatan

(AR) dimana praktikan ditugaskan untuk membuat kartu piutang, membuat input penerimaan piutang pada IFCA , membuat bukti penerimaan perusahaan, membuat Surat

hubungan yang positif antara kinerja tim pengelola askeskin, efektifitas dana pendamping askeskin, dan kinerja tim pengelola dana pendamping askeskin secara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa motivasi intrinsik suami kurang baik karena 22 responden (59,46%) dengan kategori kurang

Berdasarkan Indikator Sasaran RPJMD kabupaten Purwakarta pada Dinas Pendidikan Tahun 2020 melalui pencapaian Tujuan “Tersedia dan terjangkaunya layanan Pendidikan Anak Usia Dini

(sepuluh) kali yang diadakan di kecamatan-kecamatan dan tidak jarang juga diadakan di Balaikota. Penyuluhan mengenai bahaya terjadinya tindak pidana pencabulan sejenis