• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI

SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN

KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata I)

JULESDI SAGEILEPPAK NIM: 08030122

Pembimbing I Pembimbing II

( Drs. Edi Suarto, M.Pd ) ( Yuherman, SP, M.Pd)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2013

(2)

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAI SISWA

DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI

Oleh :

Julesdi Sageileppak*Edi Suarto**Yuherman**

*Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aimed to obtain information, analyze about Learning Difficulties in SMA 1 Siberut Selatan Mentawai Islands regency views of : 1 ) Learning Difficulties in SMA 1 Siberut Selatan Mentawai Islands and ( 2 ) the efforts made to overcome learning difficulties in SMA 1 Siberut Selatan Mentawai Islands.

The subjects were students of SMA 1 Siberut Selatan Mentawai Islands. Reason for the selection of research subjects because the class there are many students who have learning difficulties . As informants in this study were students of SMA 1 Siberut Selatan Mentawai Islands. Data analysis was performed through data reduction, data display and conclusion.

Research results showed: ( 1 ) difficulty in learning geography student at SMA 1 Siberut Selatan Mentawai Islands stemming from internal factors is the understanding that students are still lacking in geography lessons , psychological factors such as attention to the subject , lack of motivation and lack of parental readiness of students to learn and external factors are factors that are less family support student learning and teacher factors that are less able to convey the material and ( 2 ) the efforts of the students to overcome difficulties in learning Geography is well prepared when going to learn , maintain health , set the time to learn it well, understand the subject matter and do not forget to give understanding to parents the importance of learning at home so that parents support when students learn at home

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam

kehidupan,bahkan tidak dapat

dipisahkan sama sekali dari

kehidupan. Sebab pendidikan dapat mewarnai pola kehidupan manusia sesuai dengan tujuan pendidikan yang diberikan. Melalui pendidikan kemajuan yang dicita-citakan suatu

bangsa dapat direalisasikan.

Demikian pula halnya pendidikan bagi bangsa Indonesia mempunyai dasar falsafah tertentu pula.

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan harus melalui beberapa proses dan sistem tidak cukup asal jadi. Oleh karena itu pendidikan terjadi dari berbagai komponen antara lain: tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, sumber, alat dan evaluasi.

Pengalaman menunjukkan

bahwa dalam proses belajar

mengajar seringterjadi

penyimpangan komunikasi, sehingga tidak efektif dan efisien yang antara

laindisebabkan oleh adanya

kecenderungan verbalisme, salah tafsir, kurang minat,kurang motivasi dan sikap. Dengan demikian sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mengajar anak.

Dalam rangka peningkatan

mutu pendidikan, perhatian utama ditujukan kepada penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar (PBM), seperti yang dilakukan pemerintah dengan cara melengkapi keperluan proses belajar mengajar, penataran guru-guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan lain-lain. Terselenggaranya proses belajar

mengajar tergantung kepada

komponen-komponen yaitu siswa, sarana, prasarana, kurikulum maupun tenaga pengajar itu sendiri. Apabila komponen ini berfungsi dengan baik

maka proses belajar mengajar akan terselenggara dengan baik pula, demikian sebaliknya apabila salah satu komponen tidak berfungsi maka proses balajar mengajar terhambat.

Pembaharuan pendidikan

bertujuan untuk menanggulangi

berbagai masalah pendidikan, baik ditingkat dasar, menengah maupun

perguruan tinggi. Masalah

pendidikan utama saat ini adalah

rendahnya kualitas pendidikan

khususnya berkaitan dengan hasil belajar. Rendahnya hasil belajar siswa tentu disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal).

Dalam proses pembelajaran sekolah, setiap guru senantiasa mengharapkan agar siswa dapat

mencapai belajar yang

sebaik-baiknya. Dalam kenyataannya

banyak siswa yang menunjukan gejala tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Beberapa siswa yang mendapat nilai yang

rendah, meskipun guru telah

mengajar dengan baik. Dalam proses

pembelajaran guru sering

menghadapi masalah dengan adanya murid yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan kata lain guru sering menghadapi siswa– siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Semua murid ingin sukses, demikian juga dengan guru, orang tua dan lingkungan. Namun aktifitas belajar bagi siswa tidak selamanya berlangsung dengan baik, kadang-kadang lancar, kadang-kadang-kadang-kadang tidak. Kadang-kadang cepat menangkap, kadang-kadang terasa amat sulit dalam hal semangat. Terkadang semangat tinggi tetapi terkadang juga

(4)

konsentrasi, inilah yang menyebabkan siswa sering sekali mengalami kesulitan dan hambatan proses balajar yang sering ditemui sehari-hari.

Kesulitan belajarpun dapat diamati dalam berbagai bentuk antara lain adalah turunnya hasil

belajar yang salah satunya

dipengaruhi oleh guru. Wina, (2008) mengatakan bahwa “Siswa dapat menyerap 60% bahan pelajaran yang

terkandung dalam kurikulum,

dapatlah dikatakan bahwa proses pembelajaran yang dibangun oleh guru berhasil” dan menurut Muslich

(2007) “Jika mengajar dengan

banyak berceramah tingkat

pemahaman siswa hanya 20%, tetapi sebaliknya jika siswa diminta untuk

melakukan sesuatu sambil

melaporkannya, tingkat pemahaman siswa dapat mencapai sekitar 90%”.

Menurut Ahmadi, (2007),

“Kesulitan belajar siswa dalam satu mata pelajaran muncul karena dalam satu mata pelajaran tersebut terdapat bagian-bagian yang sulit, bagian yang tidak menarik serta bagian yang

membosankan”. Semua ini

cenderung untuk menghentikan

perjuangan dalam mempelajari dan menghindari hal yang demikian, maka kerajinan dan ketekunan yang dituntut, serta fasilitas yang memadai demi kelancaran proses belajar mengajar.

Masalah rendahnya hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran Geografi berhubungan dengan faktor seperti siswa, guru, kurikulum, sarana serta prasarana, situasi dan kondisi yang terwujud dalam proses pembelajaran serta belajar dalam penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu guru sebagai komponen yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar dituntut untuk dapat

mendiagnosa ketuntasan belajar anak yang dilihat berdasarkan tujuan yang

hendak dicapai yaitu Standar

Kompetensi (SK).

Berasal dari proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah

maka hasil belajar merupakan

prestasi belajar siswa dan merupakan tujuan yang sangat penting dalam pendidikan di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses belajar, kemampuan yang diperoleh bersifat tahan lama dan berbekas. Jika kemampuan yang diperoleh suatu yang penting untuk dinilai.

Berdasarkan survey yang

penulis lakukan pada bulan

Desember 2012 di SMA Negeri I

Siberut Selatan Kabupaten

Kepulauan Mentawai yang terdaftar tahun ajaran 2012/2013. Penulis mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa/siswi yang berhubungan dengan materi pelajaran Geografi, yang menurut penulis pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah dasar-dasar dari pelajaran Geografi yang seharusnya sudah dikuasai oleh siswa, tetapi kenyataannya mereka

tidak mengetahuinya. Hal ini

menjadi tanda tanya bagi penulis, apakah mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari Geografi dan kalau mengalami kesulitan, apa yang

membuat mereka sulit dalam

mempelajari Geografi tersebut dan pada saat yang bersamaan penulis

mengadakan diskusi yang

berhubungan dengan kesulitan

tersebut dan informasi hasil belajar Geografi pada semester yang lalu dengan salah seorang guru Geografi yakni Lesman, S.Pd, ia mengatakan bahwa “ Siswa di SMA Negeri I Siberut Selatan masih mengalami kesulitan dalam hal mempelajari Geografi, hal ini dapat dilihat dari

(5)

nilai rata-rata Geografi siswa 60 sedangkan KKM 70”

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah “kualitatif” yang datanya berupa kata-kata dan fakta dilapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I

Siberut Selatan Kabupaten

Kepulauan Mentawai. Subjek

penelitian adalah siswa SMA Negeri I Siberut Selatan. Alasan pemilihan subjek penelitian karena dikelas tersebut banyak terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebagai informan dalam penelitian ini adalah siswa, penetapan informan yaitu dengan teknik purposive

HASIL PENELITIAN

Pertama: kesulitan siswa dalam belajar geografi siswa SMA Negeri 1 Siberut Selatan, 1) kesulitan dari faktor internal adalah pemahaman siswa yang masih kurang dalam pelajaran geografi, faktor psikologis berupa perhatian terhadap pelajaran, kurangnya motivasi dari orang tua serta kurangnya kesiapan siswa untuk belajar, 2) kesulitan yang

berasal dari faktor eksternal

umumnya disebabkan oleh faktor orang tua dan faktor guru yaitu:

faktor keluarga yang kurang

mendukung siswa untuk belajar dan faktor guru yang kurang dapat menyampaikan materi

Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2004. 207) kesulitan belajar berarti suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan atau gangguan dalam belajar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan adalah ketidak mampuan siswa

dalam menyelesaikan soal. Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa berkampuan tinggi. selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang

berkampuan rata–rata (normal)

disebabkan oleh faktor–faktor

tertentu yang menghambat

tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan–hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkah laku, baik secara langsung maupun tidak langsung

Kedua: upaya yang dilakukan siswa untuk mengatasi kesulitan dalam belajar pada mata pelajaran Geografi SMA Negeri 1 Siberut Selatan adalah mempersiapkan diri dengan baik ketika akan belajar, menjaga kesehatan, mengatur waktu belajar dengan baik, memahami materi pelajaran dan tidak lupa untuk memberi pengertian kepada orang tua terhadap pentingnya belajar di

rumah sehingga orang tua

mendukung ketika siswa belajar di rumah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (1995: 25) banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah pengnting yang

meliputi:1) Menganalisis hasil

diagnosis, 2) Mengidentifikasi dan

menentukan bidang kecakapan

tertentu yang memerlukan perbaikan

dan (3) Menyusun program

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan SMA Negeri 1 Siberut Selatan mengenai faktor penyebab kesulitan belajar pada mata pelajarn

Geografi, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesulitan siswa dalam belajar geografi di SMA Negeri 1 Siberut Selatan yang berasal dari faktor internal adalah pemahaman siswa

yang masih kurang dalam

pelajaran geografi, faktor

psikologis berupa perhatian

terhadap pelajaran, kurangnya motivasi dari orang tua serta kurangnya kesiapan siswa untuk belajar dan dari faktor eksternal adalah faktor keluarga yang kurang mendukung siswa untuk belajar dan faktor guru yang

kurang dapat menyampaikan

materi

2. Upaya yang dilakukan siswa

untuk mengatasi kesulitan dalam

belajar Geografi adalah

mempersiapkan diri dengan baik ketika akan belajar, menjaga

kesehatan, mengatur waktu

belajar dengan baik, memahami materi pelajaran dan tidak lupa untuk memberi pengertian kepada orang tua terhadap pentingnya belajar di rumah sehingga orang tua mendukung ketika siswa belajar di rumah.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Hasil penelitian ini dapat

menjadi bahan masukan kepada

siswa agar mereka dapat

mengatasi kesulitan dalam

belajar, dengan cara

meningkatkan cara belajar,

sehingga dapat memahami

materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

2. Orang tua siswa hendaknya

sangat memperhatikan cara

belajar anak di rumah, dan melengkapi kebutuhan belajar anak.

3. Sebaiknya guru lebih

memperhatikan siswa yang pasif dalam belajar tanpa mengurangi perhatian pada siswa yang lain.

4. Peneliti selanjutnya, untuk

melakukan penelitian tentang kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran geografi ditinjau dari variabel yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2004). Psikologi belajar. Jakarta. Rineka Cipta

Albone, dkk. (2009). Panduan

Penyusunan Proposal Penelitian dengan Mudah. Padang: Yayasan Jihadul Khair Center. Arikunto, Suharsimi. 1999.

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Angkasa. Anwar, Syafri. ( 2009). Penilaian

Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.

A.M, Sardiman. (2007). Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008.

Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(7)

. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Moleong, Lexy, J. (2005).

Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Prayitno dan Amti,Erman. (2004).

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Redaksi Sinar Grafika.(2005).

Undang-Undang Sisdiknas

(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 20). Jakarta: Sinar Grafika.

Slameto. (1995). Belajar dan faktor faktor mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru

Alagensindo

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2008). Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Kelima, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi pedagogik guru, kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial guru, dan

Peneleitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan sarana praktik pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Wirakarya 1 Ciparay berdasarkan

Describing the implementation of moodle in blended learning environment, this study contributes to support previous theories, provides enlightening inputs for

Gambaran PCK dijaring melalui soal essay beralasan yang dikembangkan dari indikator PCK, rencana pembelajaran sistem hormon yang dibuat guru, video pelaksanaan

The objective of this paper was to analyse the chemical composition of musculus longissimus dorsi (MLD), and the fatty acid composition of MLD, and kidney knob fat in

Pembahasan : Dalam abomasum ini makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan hewan

didapatkan bahwa persentase paling banyak untuk kejadian insomnia pada usia lanjut dengan tingkat pendidikan yaitu SD sebanyak 11 lansia (29.7%) dan paling sedikit