• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat, dan mengumpulkan berbagai informasi.1Penelitian ini dilakukan langsung di KSPPS BMT Bahtera Pekalongan mengenai Implementasi Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 DI KSPPS BMT Bahtera Pekalongan.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pelaku, presepsi, motivasi dan lain-lain.2 tujuannya adalah untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas dan terperinci mengenai implementasi akad wadiah pada produk safira (simpanan musafir bahtera) dan kesesuaian akad wadiah menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 pada produk safira di KSPPS BMT Bahtera Pekalongan.

1Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 8

2Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

(2)

B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah KSPPS BMT Bahtera Pekalongan. KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah) BMT Bahtera Pekalongan adalah KSU (Koperasi Simpan Usaha) BINA SEJAHTERA yang berdiri pada tanggal 01 oktober 1995. Pendirian BMT ini diprakarsai oleh para ulama, cendekiawan, pengusaha dan tokoh masyarakat Kota Pekalongan. Pada tanggal 12 februari 2008 KSU BINA SEJAHTERA telah berubah menjadi sebuah Koperasi Jasa Keuangan Syariah lebih tepatnya KJKS BMT Bahtera dan sekarang berubah lagi menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Bahtera. KSPPS BMT Bahtera Pekalongan memiliki kantor pusat di Jl. Dr. Sutomo Mega Grosir MM Blok A. 9-10 Pekalongan. KSPPS BMT Bahtera didirikan dengan modal awal Rp 26.000.000, seiring dengan tumbuh kembangnya serta kepercayaan dari masyarakat KSPPS BMT Bahtera mencapai aset sebesar 31 milyar (per september 2010) dengan omset pembiayaan sebesar 6 milyar/bulan.3

2. Waktu penelitian

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif yaitu menyiapkan schedule dan waktu penelitian termasuk pengumpulan data dilapangan.

3

(3)

Laporan penelitian ini dilakukan peneliti secara bertahap sejak bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016.

C. Subjek dan Objek penelitian 1. Subjek penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.4

Kemudian subjek penelitian sendiri adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.

Berdasarkan pengertian mengenai subjek penelitian diatas, maka dalam penelitian ini, peneliti menentukan subjek penelitiannya yaitu Bapak Moh. Isroi S.Ag.MM selaku Sekretaris dan Ibu Ayu Riskiana selaku Staf Funding KSPPS BMT Bahtera Pekalongan

2. Objek penelitian

Menurut sugiono (2012:38) pengertian objek penelitian yaitu “sesuatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Pendapat lain menurut Made (2006:39), “ objek penelitian (variabel penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai”.

4Suharsimi Arikunto, Prodedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

(4)

Berdasarkan pengertian tersebut maka, yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Implementasi Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000.

D. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data utama yang diperoleh langsung dari subyek atau pelaku sebagai sumber informasi yang dicari.5 Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui tentang Implementasi Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 DI KSPPS BMT Bahtera Pekalongan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yaitu diperoleh lewat pihak lain, bukan dari subyek penelitian. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, serta arsip-arsip resmi.6Data yang dimaksud disini adalah segala data yang diperoleh dari KSPPS BMT Bahtera dimana secara tidak langsung berhubungan dengan persoalan fokus penelitian, yaitu mengenai Implementasi Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut

5 Saifudin Azwar, Metode Penelitian... hlm. 5.

(5)

Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 DI KSPPS BMT Bahtera Pekalongan. Selain itu peneliti juga menggali data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti pustaka berupa buku-buku dan informasi-informasi lain yang secara erat memiliki keterkaitan dengan topik yang dibahas oleh peneliti sebagai pendukung kelengkapan data.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode antara lain, sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengamatan yang didasarkan atas pengamatan sendiri. Pengamatan tersebut memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.7 Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan secara langsung di KSPPS BMT Bahtera Pekalongan untuk memperoleh data-data yang akurat yang berkaitan dengan Implementasi akad wadiah pada produk safira (Simpanan Musafir Bahtera) di KSPPS BMT Bahtera Pekalongan dan kesesuaian akad wadiah menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 pada produk safira (simpanan Musafir Bahtera) di KSPPS BMT Bahtera Pekalongan.

(6)

b. Wawancara Mendalam (In depth Interview)

Wawancara dimaksudkan untuk mengumpulkan data melalui keterangan secara lisan dari informan terutama kepada para informan kunci (key informan) dengan menggunakan pedoman umum wawancara, sebagai penuntun wawancara, sehingga peneliti tidak kehilangan pegangan dan kehabisan bahan pertanyaan.8 Peneliti melakukan wawancara langsung dengan key informan

yaitu Bapak Moh. Isroi S.Ag.MM selaku Sekretaris dan Ibu Ayu Riskiana selaku Staf Funding KSPPS BMT Bahtera Pekalongan serta mba Chafiyya Muna Maulida selaku nasabah produk safira 2. c. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidik benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan juga foto-foto sebagainya.9 Dalam hal ini adalah dokumen yang diperoleh dari KSPPS BMT Bahtera berupa dokumen, brosur, peraturan-peraturan yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai Implementasi Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 DI KSPPS BMT Bahtera Pekalongan dan peneliti juga memperoleh data-data tersebut dari buku-buku,

8Moh. Sidik Priadana Saludin Muis, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis,

(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009 ), hlm .125

(7)

literatur lain yang dijadikan referensi untuk penelitian ini. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara membaca, menelaah, mengkaji literatur buku, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian. F. Kredibilitas Informasi

Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan kredibilitasnya dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan. Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik.10

1. Triangulasi dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda.11 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak KSPPS BMT Bahtera Pekalongan dan nasabah safira mengenai Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000.

2. Triangulasi dengan Metode

Dilakukan untuk pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data. Metode ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-interview dan diobservasi akan

10 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: kencana, 2011), hlm. 261. 11 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif... hlm. 264.

(8)

memberikan informasi yang sama atau berbeda.12 Untuk kemudian membandingkan antara data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 3. Triangulasi dengan Teori

Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Triangulasi dengan teori, bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Disisi lain, bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan dinamakannya dengan penjelasan banding (rival explanation).13 Penelitian dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data lain dengan maksud untuk membandingkannya. Dalam hal ini peneliti lakukan dengan membandingkan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian orang lain.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Analisis Data Deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan-keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

12

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif... hlm. 265.

13

(9)

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.14Dengan metode ini penulis berusaha menjawab rumusan masalah yang data-datanya diperoleh dari hasil observasi, interview (wawancara) dan dokumentasi tentang Implementasi Akad Wadiah Pada Produk Safira (Simpanan Musafir Bahtera) Menurut Fatwa DSN NO 02/DSN-MUI/IV/2000 DI KSPPS BMT Bahtera Pekalongan.

H. Langkah-langkah penelitian

Tahapan yang dilewati dalam penelitian kualitatif secara umum adalah a. Tahap Pra-lapangan

Pada tahapan ini ada enam kegiatan yang dilakukan, yaitu: 1. Menyusun Rancangan Penelitian

Tahap pertama kali yang di lakukan setelah mengetahui terdapat penerapan akad wadiah pada produk safira yang menjadi topik dari permasalahan ini adalah menyusun sebuah rancangan penelitian (proposal).

Menurut Lincoln dan Guba (1985), proposal adalah usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.15 Fungsi dari proposal ini adalah untuk merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakannya suatu kegiatan. yang mana telah disahkan oleh

14Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Uneversity,

1998), hlm 63

(10)

pembimbing dan telah diikutsertakan dalam seminar proposal, tepatnya pada tanggal 11 Februari 2016.

2. Memilih Lapangan Penelitian

Untuk memilih sebuah lapangan penelitian, menggunakan semua situasi yang sesuai degan teori substantif, teori substansif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantive atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan.16 Teori tersebut merupakan laboratorium di dalam lapangan penelitian kualitatif. Beberapa aspek kehidupan sosial dapat diteliti karena hal itu akan menjadi lebih mudah.

Dalam hal ini, KSPPS BMT Bahtera Pekalongan adalah lapangan yang peneliti jadikan lokasi penelitian hingga menentukan subyek penelitian yang tepat, tepatnya di Jl. Dr. Sutomo Grosir MM Blok A 9-10 Pekalongan.

3. Mengurus Perizinan

Yang berwenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian ini adalah pihak KSPPS BMT Bahtera dan anggotanya di mana hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah hal yang sangat sensitif. Peneliti juga mecantumkan surat survey yang diperoleh dari kantor jurusan STAIN Pekalongan. Hal ini telah dilaksanakan dan mendapatkan izin pada tanggal 27 November

(11)

2015 dan telah mendapatkan izin dari semua pihak yang berwenang.

4. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Tahap di mana peneliti berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam subyek penelitian seperti geografi, demografi, sejarah, tokoh-tokoh, adat-istiadat, konteks kebudayaan, kebiasaan, agama, pendidikan, mata pencaharian, dan sebagainya.17 Hal ini juga telah dipenuhi sekaligus saat pelaksanaan pengurusan izin, tanggal 27 November 2015.

5. Memilih dan Memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subyek lainnya. Dalam penelitian ini,18 informan yang peneliti gunakan sebagai penunjang data adalah pegawai BMT Bahtera dan nasabah produk Safira. Dengan adanya informan tersebut dapat membantu agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring.

6. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

17 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian... hlm.130 18 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian ... hlm. 132

(12)

Peneliti hendaknya menyiapkan segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan, tidak hanya perlengkapan fisik, tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan diantaranya yaitu alat tulis seperti pensil, ball point, kertas, buku catatan, map, klip, dan lain-lain. Alat kamera seperti foto digital dan tape recorder juga dipersiapkan dalam penelitian ini.19

7. Persoalan Etika Penelitian

Selain persiapan fisik itu, persiapan mental pun perlu dilatih sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti juga menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan kebudayaannya, kemudian untuk sementara menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budaya sendiri.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap tersebut uraian tentang pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data.20 Tahap pengumpulan data ini dilaksanakan selama 4 bulan dalam seminggunya melakukan observasi dilapangan sebanyak 1 sampai 2 kali pertemuan dengan pegawai KSPPS BMT Bahtera. partipasi pasif

19 Lexy J. Maleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif... .hlm.134 20 Lexy J. Maleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif... hlm.137-145

(13)

dibarengi dengan wawancara dan dokumentasi. Yaitu pada tanggal 5 Desember 2015 sampai dengan 26 Maret 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Politik hukum (peraturan perundang-undangan) nasional merupakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan/lembaga negara atau pemerintahan untuk membentuk suatu

Pembangunan ekonomi di Kawasan Istana Basa Pagaruyung sudah menunjukkan pengembangan dari ekonomi berbasis kearifan lokal. Dari ketiga indikator pembangunan ekonomi, faktanya

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

disampaikan guru, dan diskusi, siswa dapat mempraktikkan gerak spesifik menahan (menggunakan kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar) pada permainan sepak bola

Hasil penelitian klien III (SBN) klien kurang bertanggung jawab dan kurang perhatian dari orangtua yang menyebabkan ia berani dengan orang tua. Penerapan