• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A.Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang terindetifikasi, pengumpulan dasar teori yang memeperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Sedangkan, waktu penelitian dilakukan sejak bulan Februari - Juni 2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT BCA Finance yang berlokasi di Wisma BCA Pondok Indah, Jalan Metro Pondok Indah No. 10, Jakarta Selatan. Penelitian ini mencakup pengaruh penerapa Kaizen dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di Departemen Customer Service kantor pusat.

B.Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus mengikuti aturan-aturan metode ilmiah yang ada. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam

(2)

penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian ini sendiri harus mengikuti metode penelitian. Desain penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Desain penelitian kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan “sebab-akibat”. Menurut Sugiyono metode kausal (2013) adalah melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat, sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (eksogen) dan variabel dependen (endogen).

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti variabel independen yaitu Kaizen dan Disiplin Kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan di Departemen Customer Service PT BCA Finance.

C. Definisi dan Operasional Variabel

Berdasarkan judul skripsi yang diambil penulis yang berjudul “Pengaruh Penerapan Kaizen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Departemen Customer Service PT BCA Finance”. Maka penulis mendefinisikan masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Definisi variabel

Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suaut atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

(3)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

a. Variabel independen (eksogen)

Menurut Sugiyono (2013) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menjadi sebab perubahannya atau timbunya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

Kaizen (X1)

Menurut Imai Maasaki (2008), “Kaizen berarti penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan setiap orang baik manajer maupun karyawan.” Pada intinya Kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba, dan berkembang. Kaizen dengan Suggestion System atau Sumbang Saran (SS) dan secara kelompok yang disebut dengan Quality Control Cirle (QCC) serta menerapkan unsur 5S (Seiri, Seiton, Sesio, Seiketsu, Shitsuke).

 Disiplin kerja (X2)

Menurut Rivai (2009) juga menyebutkan disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta

(4)

sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan disiplin kerja merupakan suatu sikap kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan – peraturan dan normaIndikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplina karyawan suatu organisasi atau perusahaan menurut Soejono (2005) yaitu ketepatan waktu, menggunakan peralatan kantor dengan baik, teanggung jawab yang tinggi dan ketaatan terhadap aturan kantor.

b. Variabel Dependen (Endogen)

Menurut Sugiyono (2013) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja (Y) :

Kinerja Karyawan

Menurut Mathis dan Jackson (2006) kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, memiliki pengetahuan yang bermanfaat untuk pekerjaan dan perusahaan, keandalan serta mampu membangun hubungan kerja yang baik.

(5)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Kaizen

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR KETERANGAN SKALA

PENGUKURAN 1. Jumlah SS 1. 1 SS/bulan 2. Implementasi SS 2. S/Q/C/D/M 1. Adanya circle/kelompok 1. 1 Circle bernggotakan 4 - 10 orang

2. Metode 8 langkah 2.metode 8 langkahMenggunakan 3. 7 tools 3. Menggunakan alatbantu 7 tools 4. Fasilitator/Atasan 4.yang mendukungFasilitator/atasan

Seiri Barang sesuai keperluan Tidak ada barangyang tidak perlu Ordinal 1. Penempatan barang 1. Semua barang adatempatnya

2. Identitas banrang 2. Semua barang adaidentitasnya

Seiso Menjaga kebersihan Tidak ada sampah Ordinal

Seiketsu Standarisasi Adanya standarisasipenempatan barang Ordinal 1. Terbiasa 5S 1. Spontan diperbaiki ketika ada abnormality

2. Patrol berkala 2. Adanya check sheet dan monitoring 5S

KAIZEN (X1)

Sumber : Imai, Masaaki. (2008) Quality Control Circle (QCC) Suggestion System (SS) Ordinal Ordinal Seiton Ordinal Shitsuke Ordinal

(6)

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Disiplin Kerja

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR KETERANGAN SKALA

PENGUKURAN 1. Datang dan pulang

tepat waktu 1. Tidak terlambat dan tidak pulang larut 2. Memanfaatkan waktu 2. Menggunakan waktu yang baik dan

teratur 1. Menggunakan

peralatan kantor dengan baik

1. Menggunakan peralatan kantor secara efektif dan efisien

2. Merawat saran dan prasarana kantor

2. Menggunakan dengan baik seperti milik sendiri 3. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan kantor 3. Tidak gegabah dalam menggunakan peralatan kantor 1. Menyelesaikan tugas/pekerjaan tanpa menunggu perintah 1. Berinisiatif dan kreatif dalam bekerja 2. Tidak menunda

pekerjaan

2. Melakukan pekerjaan sesuai

Service Level Ordinal 3. Bertanggung jawab atas pekerjaannya 3. Semua yang dilakukan dapat dipertanggungjawabka n 4. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan standar dan prosedur

4. Tidak melakukan penyimpangan atas standar dan prosedur perusahaan

1. Mengerti dan menaati

peraturan perusahaan 1. Peraturan dijadikan acuan dalam bertindak Ordinal 2. Memberikan

informasi ketidakhadiran kepada atasan/pihak terkait

2. Terjalin komunikasi

yang jelas dan jujur Ordinal Sumber: Soejono (2007)

Mempunyai tanggung jawab yang tinggi

Ketaatan pada peraturan perusahaan

DISIPLIN KERJA (X2)

Ketepatan waktu Ordinal

Ordinal

Ordinal

Penggunaan peralatan kantor dengan efisien

(7)

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel Kinerja

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR KETERANGAN SKALA

PENGUKURAN 1. Jumlah yang dihasilkan

dinyatakan dalam istilah seperti unit, jumlah siklus pekerjaan yang diselesaikan.

1. Jumlah yang diperoleh sebanding dengan jumlah konsumen yang datang atau menghubungi perusahaan 2. Kuantitas yang diukur dari

persepsi karyawan terhadap jumlah pekerjaan yang ditugaskan beserta hasilnya

2. Persamaan persepsi antara karaywan dan perusahaann mengenai jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan

1. Hasil pekerjaan yang dikehendaki mendekati sempurna

1. Tidak ada kesalahan/error, kreatif dan melebihi harapan 2. Memenuhi tujuan yang

diharapkan dari suatu pekerjaan

2. Tercapainya service level layanan

1. Pengetahuan yang dimiliki bermanfaat untuk pekerjaannya

1. Bekerja dengan dasar pengetahuan untuk apa yang dilakukannya

2. Pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh karyawan bermanfaat bagi perusahaan

2. Terus menambah wawasan tidak sebatas urusan pekerjaan Keandalan

Kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan

supervise minimum

Bekerja mandiri dengan hasil yang baik dan tidak tergantung

dengan atasan Ordinal

Hubungan Kerja

Dapat bekerjasama dengan orang lain dalam

menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan

Dapat bekerja dalam tim dengan optimal, membangun keeratan hubungan yang sehat dan profesional

Ordinal Sumber: Mathis dan Jackson (2006)

KINERJA (Y)

Ordinal Kuantitas hasil kerja

Kualitas hasil kerja Ordinal

Ordinal Pengetahuan

D. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Menurut Sugiyono (2014) Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling

(8)

banyak digunakan dalam riset berupa survei.Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Cukup Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju.

Untuk penelitian ini, Penulis menggunakan tipe pengukuran skala Likert yang dimodifikasi dari 5 menjadi 4 kategori jawaban dengan meniadakan jawaban ditengah dengan alasan (Hadi, 2007) :

a. Kategori di tengah tersebut memiliki arti ganda, bisa diartikan belum bias memutuskan sesuatu atau memberi jawaban bahkan ragu-ragu;

b. Tersedianya jawaban di tengah akan menimbulkan kecenderungan untuk menjawab ke tengah, bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawaban;

c. Untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.

Rentang skala yang digunakan untuk mengukur derajat sangat tidak mirip atau sangat mirip untuk setiap variabel dalam penelitian ini adalah 1 (satu) sampai 4 (empat) yaitu dengan tingkat pembobotan sebagai berikut :

a. jawaban sangat setuju/sangat baik/selalu, bobot nilai 4 b. jawaban setuju/baik/sering, bobot nilai 3

c. jawaban tidak setuju/buruk/kadang-kadang, bobot nilai 2

(9)

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Kode Skor

Sangat Setuju SS 4

Setuju S 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1

E.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Departemen Customer Service PT BCA Finance. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Sugiyono, 2014). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode Convenience Sampling. Adapun caranya adalah dengan memberikan kuesioner kepada karyawan di Departemen Customer Service Kantor Pusat. Untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat berdasarkan rumus sederhana sebagai berikut:

N n = Nd2 + 1 Dimana: N = besarnya populasi n = besarnya sampel

(10)

Dengan rumus tersebut, maka ukuran sampel dari populasi 360 (Data Desember 2015) dengan mengambil tingkat ketepatan (d) = 10% sebagai berikut:

260

n = = 72,22 (dibulatkan menjadi 72)

(260) (0.10)2 + 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan survei dan observasi langsung. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang diajukan kepada karyawan.

Untuk jenis data, terdapat dua jenis data dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung dengan menggunakan wawancara, kuesioner dan survei ke lokasi objek penelitian, pedoman perusahaan, serta sumber lain yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang diperoleh melalui survey.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan analisis deskriptif kuantitatif, dengan dibantu oleh perangkat lunak SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

(11)

1. Analisis Karakteristik Responden

Metode analisi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang memberikan jawab atas kuesioner dalam penelitian ini. Karakteristik responden ini dilihat dari jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan level jabatan responden.

2. Pengujian Alat Ukur Penelitian

Alat ukur dalam penelitian sosial biasanya tidak mutlak seperti halnya bersifat eksak. Kuesioner adalah bentuk alat ukur penelitian, biasanya digunakan pendekatan statistika melalui validitas dan realiabilitas alat ukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan instrumen yang disiapkan (validitas) dan juga keandalan dan konsistensi hasil pengukuran atau jika pengukuran dilakukan beberapa kali (realiabilitas).

Pengujian alat ukur penelitian bisa juga dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengujian alat ukur secara kualitatif adalah dengan cara pertimbangan bahwa suatu item layak dipergunakan dalam suatu penelitian yang dilihat dari isi atau makna yang tercantum dalam pertanyaan kuesioner tersebut (expertist judgement), sedangkan pengujian secara kuantitatif adalah dengan cara penerapan ilmu – ilmu statistika melalui analisis berikut :

a. Analisa Validitas Item

Sebelum di uji regresi berganda, maka data kuesioner akan diuji validiitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu

(12)

Sekaran (2006) validitas menujukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Data kuesioner dikatakan valid jika nilai faktor loadingnya > 0,5.

b. Analisis Realiabilitas Alat Ukur

Perhitungan Koefisien Realiabilitas menggunakan perumusan Alpha-Cronbach berikut ini :

k : jumlah item σ2

x : varians skor total

σ2i : varians skor setiap item

Perhitungan koefisien realiabilitas baik terhadap seluruh item pada setiap alat ukur maupun terhadap item-item pada setiap aspek. Kesimpulan mengenai tinggi rendahnya realiabilitas aspek maupun alat ukur menggunakan kriteria sebagai berikut (Kaplan & Saccuzo, 2012).

 0,00 – 0,19 : tidak reliabel

 0,20 – 0,39 : kurang reliabel

 0,40 – 0,69 : cukup reliabel

 0,70 – 0,89 : reliabel

(13)

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menetapkan angka realiabilitas minimal 0,60 sebagai syarat kecukupan realiabilitas alat ukur penelitian.

c. Analisa Asumsi Klasik

Dalam analisis ini terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi. Pengujian asumsi regresi linear klasik akan diuraikan dalam uraian berikut.

Pengujian Multikolinearitas, yaitu pengujian ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel bebas. Asumsi mode regresi linear berganda mensyaratkan tidak adanya hubungan kombinasi linear antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dengan menggunakan Variance Influence Factor (VIF), bila nilai VIF kecil dari 10, tidak terdapat multikolinearitas;

Pengujian Heteroskedastisitas, yang bertujuan untuk mengukur

apakah terdapat homoskedastisitas ataukah heteroskedastisitas varians residual antar pengamatan. Pengujian heteroskedastisitas diantaranya denga melihat pola sebaran data antara nilai prediksi

(ŷi = f(x)) dengan nilai residual

(e = yi - ŷi). Apabila sebaran

data terlihat acak, tidak mengkuti suatu pola tertentu seperti mengumpul, menyempit dan kemudian melebar, dapat disimpulkan bahwa dalam data pengamatan bersifat heterokedastisitas. Model regresi yang diinginkan adalah homomedastisitas atau yang tidak terjadi problem heterokedastisitas.

(14)

Uji Autokorelasi

Tujuan uji korelasi adalah menguji tentang ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linier. Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi. Problem autokorelasi mungkin terjadi pada data time series (data runtut waktu), sedangkan pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi jarang terjadi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Uji Watson (DW). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (First order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstata) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas. Dimana dikatakan data tidak terjadi autokorelasi apabila nilai DW berkisar antara du dan 4-du dalam hal ini adalah 1,56 < 1,845 < 2,44.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Pendekatan statistika untuk hal ini adalah melalui analisis regresi linear berganda yang berguna untuk menentukan besaran pengaruh antara dua atau lebih variabel sekaligus melihat taraf pengaruh tersebut. Metode ini juga biasanya digunakan

(15)

untuk meramalkan atau menduga nilai suattu variabel antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Syarat penentuan besaran pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya adalah sebagai berikut :

a. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan yang linear dan aditif;

b. Kekeliruan dalam pengukuran (ɛ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal;

c. Antar variabel residu tidak berkorelasi satu sama lain (tidak terdapat autokorelasi);

d. Tidak terdapat keeratan hubungan (multikolinearitas) antarvariabel bebas;

e. Kesamaan varians dari residual atau galat antar-pengamatan (homoskedastisitas);

f. Skala pengukuran pada setiap variabel adalah sekurang – kurangnya interval.

Syarat dan ketentuan di atas biasanya disebut dengan asumsi regresi linear berganda. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka nilai koefisien jalur dapat dihitung dengan langkah – langkah berikut : a. Bentuk persamaan regresi linear, dalam penelitian ini terdapat satu

variabel dependen dan dua variabel independen sehingga bentuk model persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

(16)

Atau ke dalam bentuk persamaan matriks :

y = Xβ + ɛ

dengan :

y : vektor variabel terikat X : matriks variabel bebas

β : vektor parameter koefisien regresi (β0, β1, dan β2)

ɛ : vektor kekeliruan dalam pengukuran atau variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model

i : unit sampel atau pengamatan ke-i, dengan i = 1, 2, ..., n n : ukuran sampel

b. Taksiran nilai koefisien regresi ( β ) dapat ditentukan melalui metode kuadrat terkecil maupun Likelihood Ratio dengan perhitungan

( β ) = (X1X)-1 X1y

c.

Untuk keperluan perhitungan, hitung korelasi antarvariabel dengan rumus berikut :

d. Koefisien korelasi berganda dapat dihitung dengan rumus berikut :

R2

(17)

Pengujian keberartian dari koefisien regresi perlu dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian dalam analisis regresi dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pengujian model secara keseluruhan dan pengujian koefisien regresi secara individual dengan langkah – langkah sebagai berikut :

 Pengujian secara keseluruhan

Hipotesis untuk pengujian secara keseluruhan adalah : H0 : β0 = β1 = β2 = 0

H1 : sekurang – kurangnya ada sebuah βk ≠0 , dengan k = 0, 1, 2

dengan statistik uji :

Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika F ≥ F (1-α;k,n-k) yang artinya

model dapat diterima atau cocok. Cara lain untuk mementukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika perolehan p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka model dapat dikatakan cocok. Nilai α dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 5%.

 Pengujian secara individual

Hipotesis penelitian untuk pengujian koefisien jalur secara individual adalah sebagai berikut :

(18)

H1 : βk ≠ 0

Statistik uji untuk pengujian secara individual adalah βk

t =

SE (βk)

dengan:

βk : koefisien jalur, dengan k = 0, 1, 2

SE (βk)

:

kekeliruan baku

Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t ≤ - t(1-α/2;k-1,n-k-1) atau t

t (1-α/2;k-1,n-k-1), dengan k adalah jumlah variabel bebas. Jika H0

ditolak, maka artinya koefisien jalur berpengaruh secara signifikan. Cara lain untuk menentukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika peroleh p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka koefisien regresi dapat dikatakan signifikan atau berarti.

Pengaruh dari variabel – variabel indenpen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui nilai koefisien determinasi yaitu kuadrat dari nilai koefisien korelasi berganda yang telah diperoleh dari pengujian keberartian model dan dikalikan dengan 100% (ṕ2 x 100%). Koefisien

determinasi menunjukkan persentase dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, sedangkan pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui

(19)

kuadrat dari koefisien jalur atau standardize coefficient yang dikalikan dengan 100%.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 &lt; 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Untuk memahami komunikasi yang baik antara suami yang berasal dari papu dan istri yang berasal dari jawa haruslah keduanya adanya saling mengerti satu masa

pada gambar 35 berikut. User DB KMS KMS Extend Searching Show employee list Download attachment Storage User Show my profile DB KMS KMS Edit Save Cancel Extend Extend Extend

Pengadilan Negeri Bangil merupakan bagian lingkungan peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

1) Sikap mental mengutamakan prioritas adalah sikap yang mengarah pada kemampuan dalam mengutamakan prioritas yang lebih penting dari segala sesuatu yang ada

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan