• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL FOSS GIS Tutorial Dasar Dasar Aplikasi ILWIS 3.6. Oleh: Adipandang Yudono, S.Si (Geography-UI) MURP (UniSA-Aus) PPLH UniBraw & ESP USaid 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL FOSS GIS Tutorial Dasar Dasar Aplikasi ILWIS 3.6. Oleh: Adipandang Yudono, S.Si (Geography-UI) MURP (UniSA-Aus) PPLH UniBraw & ESP USaid 2009"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL FOSS GIS

Tutorial Dasar – Dasar Aplikasi

ILWIS 3.6

Oleh:

Adipandang Yudono, S.Si (Geography-UI) MURP (UniSA-Aus)

2009

(2)

Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi 1

Kata Pengantar 3

Bab 1. Pendahuluan 5

1. Pengenalan FOSS GIS 5

2. Pengenalan ILWIS 3.6 5

3. Model Data ILWIS 5

4. Komponen Dasar ILWIS 6

5. ILWIS Window 7

► Main Window 7

► Map Window 8

► Table Window 8

► Pixel Info Window 9

6. ILWIS Object 10

► Data Object 10

► Container Object 10

► Service Object 11

► Special Object 11

Bab 2. Tahapan Instalasi ILWIS 3.6 12

Bab 3. Tahapan Menampilkan Data Spasial di ILWIS 3.6 19

► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced di ILWIS 19

► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced pada 21

format ArcView.ArcGIS di ILWIS ► Menampilkan data tabular yang telah ter-Georeferenced di ILWIS 25

► Menampilkan data raster yang telah ter-Georeferenced di ILWIS 26

BAB 4. Tahapan Memasukkan data spasial ke dalam ILWIS 3.6 28

► Latihan Import peta hasil scan 28

► Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi 31

koordinat system bumi yang akan ditentukan. ► Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat 39

geografis ► Latihan on-screen digitizing (titik, garis, area) 42

BAB 5. Analisis Hidrologi Untuk Penentuan Batas Delineasi DAS di ILWIS 3.6 74

► DEM Visualization (Proses untuk pembuatan DEM) 74

► DEM Visualization (Proses untuk menampilkan data 3D) 81

► Fill Sinks 85

► Fill Directions 87

► Fill Accumulation 89

► Drainage Network Extraction 92

(3)

► Catchment Extraction 98 BAB 6. Analisis Remote Sensing di ILWIS 3.6 103

► Pembuatan komposit citra satelit 103 ► Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification) 109

(4)

KATA

 

PENGANTAR

 

   

Bagi  Perusahaan  Daerah  Air  Minum  (PDAM)  dan  masyarakat  Kabupaten  Malang  keberadaan sumber air mempunyai arti sangat penting, oleh karena itu perlindungan terhadap  sumber daya alam tersebut harus menjadi prioritas. Salah satu upaya perlindungan mata air  adalah dengan penataan ruang dan lahan di sekitar sumber air, dan daerah isiannya. Untuk  mengetahui dan memahami kondisi ruang dan lahan di sekitar sumber air salah satunya  dilakukan dengan bantuan citra pengindraan jauh, baik berupa data digital dan non digital.  Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah perangkat lunak yang dibuat untuk mengolah  data spasial (keruangan) dan non spasial, baik dalam bentuk digital maupun non digital. Oleh  karena itu penggunaan SIG sangat sesuai bila digunakan untuk perencanaan perlindungan  sumber air.  

Bahan pelatihan ini disusun atas kerjasama antara Environmental Services Program  (ESP) dari USAID dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Brawijaya dalam  rangka meningkatkan kemampuan staf perencanaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)  Kabupaten Malang.  

Dengan  segala  kerendahan  hati  tim  pelaksana  mengucapkan  banyak  terima  kasih  kepada semua pihak, terutama counterpart dari ESP kantor wilayah Jawa Timur yang telah  memberi masukan dalam penyusunan materi pelatihan. Juga kepada rekan‐rekan di PPLH UB  atas saran dan dorongan, serta kepada panitia pelatihan atas segala jerih payahnya dalam  mempersipakan pelaksanaan pelatihan dihaturkan beribu terima kasih.                 Malang,       Nopember 2009              Program Kerjasama ESP USAID – PPLH UB                      Ketua Pelaksana            

(5)

KATA PENGANTAR 

Assalamualaikum Wr. Wb. 

United States Agency for International Development‐Environmental Services Program (USAID‐ ESP) menyambut baik tersusunnya Modul Pelatihan ini yang merupakan bagian penting dalam  Program Perlindungan Mata Air (PMA) yang diselenggarakan melalui kerja sama antara Pusat  Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Brawijaya dengan ESP. Selama pelaksanaan  program ESP dalam periode 2005‐2009, terindikasi adanya penurunan kuantitas dan kualitas air  di beberapa mata air khususnya yang digunakan sebagai air baku oleh PDAM Kabupaten  Malang. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk dilakukannya upaya‐upaya PMA sebagai  langkah antisipatif untuk menjamin keberlanjutan pasok air baku di masa mendatang.  Sebagai program yang mendukung peningkatan derajat kesehatan melalui perbaikan  pengelolaan daerah tangkapan air dan perluasan akses terhadap air minum dan sanitasi, ESP  melihat sangat pentingnya keberlanjutan pasok air baku, khususnya untuk kebutuhan domestik,  yang pada akhirnya untuk menunjang dan meningkatkan derajat kesehatan. Manusia  memerlukan air dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.  Modul ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat bantu efektif yang dapat digunakan para  pelaku PMA khususnya dalam mengidentifikasi batasan wilayah imbuhan (recharge area) mata  air. Dengan demikian, upaya‐upaya PMA dapat menjadi lebih terarah, baik dalam perencanaan,  implementasi, maupun pemantauan dan evaluasinya. Secara khusus, Modul ini akan 

membimbing bagaimana GIS (Geographic Information System) dapat digunakan dengan mudah  dan praktis untuk upaya‐upaya PMA.   ESP menyampaikan penghargaan setinggi‐tingginya kepada PPLH Universitas Brawijaya dalam  penyusunan Modul ini sehingga melengkapi rujukan bagi berbagai pihak dan menguatkan  upaya‐upaya yang digagas dan dirintis ESP dalam PMA. Semoga Modul ini dapat menjadi bekal  dan dukungan bagi para pihak untuk ikut menjaga dan melestarikan Daerah Aliran Sungai (DAS)  khususnya yang berada di wilayah Jawa Timur.   Wassalamualaikum Wr. Wb.    Malang, 2 November, 2009  Regional Coordinator for ESP East Java    Agus Hernadi 

(6)

BAB 1. Pendahuluan

1. Pengenalan FOSS GIS

Pada umumnya, perangkat lunak dalam kelompok disiplin ilmu Geographical Information System (GIS) dan Remote Sensing (RS) relatif mahal, terlebih jika hanya untuk dipelajari, untuk itu diperkenalkanlah sarana pembelajaran perangkat lunak yang murah dalam kesatuan aplikasi Free and Open Source Software Geographical Information System (FOSS GIS).

FOSS GIS ini merupakan perangkat lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari dan diubah serta dapat disalin dengan/tanpa modifikasi.

2. Pengenalan ILWIS 3.6

ILWIS sebagai salah satu aplikasi FOSS GIS merupakan singkatan dari Integrated Land and Water Information System. Perangkat lunak ini digunakan untuk analisis geografis dengan jenis data berupa vektor dan raster. ILWIS ini dirancang International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda. Dapat di download di:

http://www.ilwis.org/open_source_gis_ilwis_download.htm 3. Model Data ILWIS

Dalam analisis keruangan geografis, representasi obyek muka bumi dapat diwakili dengan symbol berupa:

ƒ Simbol titik

Kenampakan-kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan, mercusuar, lokasi tambang, dll, dinyatakan dengan simbol titik.

ƒ Simbol garis

Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D) seperti jalan, sungai, jalan KA, jalur penerbangan, arah angin, dll, dinyatakan dengan simbol garis.

ƒ Simbol area

Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D) seperti areah HPH, perkebunan, wilayah administrasi, dll, dinyatakan dengan simbol area.

Kenampakan simbol titik, garis dan area dalam GIS digambarkan dalam model data vektor dan raster.

(7)

ƒ Data Vektor

Data GIS pada suatu obyek spasial yang didefinisikan dengan koordinat (X,Y) dimana kenampakan spasial dalam data jenis ini disimpan dalam bentuk label atau kode tertentu.

Gambar 1. TItik, Garis, Area dalam vektor

ƒ Data Raster

Data GIS yang dibangun dan disimpan dalam bentuk piksel yang merupakan elemen terkecil suatu gambar

Gambar 2. TItik, Garis, Area dalam Raster 4. Komponen Dasar ILWIS

Dua hal yang termasuk dalam kategori konsep dasar ILWIS meliputi:

1. ILWIS Window, meliputi: main window, map window, table window, pixel info

window

2. ILWIS Object, meliputi: data object, container object, service object, dan

(8)

Menu Bar 

Operation Tree‐ Operation List 

‐ Navigator  Standard Toolbar Object Selection Bar

Command LIne

Status Bar 

5. ILWIS WINDOW ► Main Window

Lembar ini terdapat menu bar, command line, catalog, operation tree, operation list, navigator, standard toolbar, object selection bar, dan Status bar

9 Menu Bar: menu utama yang terdiri dari file, edit, operation, view, window, help.

9 Catalog: Merupakan tempat menampilkan obyek

9 Operation tree dan Operation list: menunjukkan seluruh kegiatan yang berlangsung di ILWIS

9 Navigator: Untuk berpindah drive

9 Standard Toolbar: Tools berisi jalan pintas untuk kegiatan yang sering dilakukan dalam operasi ILWIS

9 Object Selection Bar: Sejumlah tombol untuk penentuan tipe-tipe obyek akan ditampilkan di catalog

9 Status Bar: Petunjuk tentang fungsi tombol yang dijalankan juga perintah selanjutnya serta deskripsi obyek.

Gambar 3. Skema Main Window

(9)

► Map Window

Di ILWIS, data yang berbentuk vektor dan raster dengan simbol obyek yang diwakili titik, garis dan poligon ditampilkan dalam map window. Data vektor dengan simbol titik dikenal dengan istilah point map, selanjutnya data vektor dengan simbol garis dikenal dengan istilah segment map, sedangkan data vektor dengan simbol poligon dikenal dengan istilah polygon map. Untuk data raster dikenal dengan istilah raster map, yang isinya berupa data citra satelit ataupun data image hasil scan.

Gambar 4. Map Window ► Table Window

Data yang berbentuk tabular (tabel), di ILWIS ditampilkan dalam Table Window. Ditampilkan dalam bentuk baris dan kolom. Disini terdapat informasi mengenai data spasial/data atribut. ILWIS User dapat melakukan editing dan kalkulasi area di Table Window.

(10)

► Pixel Info window

Berisi informasi mengenai kelas (class), ID (Identifier), ataupun nilai (value). Untuk menampilkan informasi pixel suatu obyek di ILWIS adalah dengan meletakkan kursor pada map window, selanjutnya pilih open pixel information pada file

(11)

6. ILWIS OBJECT ► Data Object

Data Object dalam ILWIS meliputi data spasial dan data atribut. Data spasial meliputi data vektor yang direpresentasikan dalam point map (titik), segment map(garis), polygon map (polygon/area) serta data raster yang dipresentasikan dengan raster map. Data spasial ini dapat di edit di map window. Untuk data atribut yang berbentuk tabel dapat dibuat dan diedit di table window.

Tabel 1. Data Object di ILWIS

► Container Object

Daftar yang berisikan referensi sejumlah data object. Secara umum, keseluruhan data yang masuk Container Object berbentuk ASCII atau kode script pemrograman komputer. Bagian-bagian yang masuk Container Object meliputi: map list, object collection, layout, annotation text, graph dan map view.

(12)

► Service Object

Aksesoris yang melengkapi kinerja data object . Service Object ini meliputi: coordinate system, georeference, domain, dan representation.

Tabel 3. Service Object di ILWIS

► Special Object

Fasilitas khusus yang memberikan informasi data object dalam mendukung pemberian informasi spasial. Special Object meliputi: histogram, sample sets, 2-dim tables, matrices, filters, function, scripts dan stereo pairs.

(13)

BAB 2. Tahapan Instalasi ILWIS 3.6

Untuk memperoleh Program ILWIS dapat anda peroleh dengan cara download dari internet.

1. Aktifkan Internet pada computer anda

2. Masuk Google, selanjutnya anda ketikkan kata: ILWIS

(14)

4. Masuk Website ILWIS, selanjutnya klik icon DOWNLOAD ILWIS

5. Masuk window DOWNLOAD ILWIS, selanjutnya klik Download your ILWIS 3… open source

(15)

6. Hasil download ILWIS akan tersimpan dalam format ZIP, sehingga untuk menjalankan program yang ada, di Winzip terlebih dulu nantinya

hasil donwload

7. Selanjutnya anda extract dengan menggunakan winzip atau winrar untuk membuka aplikasinya

8. Hasil extraksi folder, selanjutnya buka folder ilwis3_6_01 Ilwis

Lakukan Instalasi dengan default yang

(16)

9. Sesaat setelah meng-klik icon Ilwis, maka akan muncul window ilwis sebagai berikut:

10. Selanjutnya klik Next

11. Maka akan muncul window sebagai berikut:

(17)

12. Selanjutnya akan masuk window konfirmasi yang menyatakan siap untuk dilakukan instalasi.

Jika sudah yakin dengan posisi penempatan program di komputer anda, selanjutnya klik icon Next

(18)

14. Setelah instalasi program ilwis selesei akan muncul penampilan sebagai berikut:

Maka dengan demikian tahapan instalasi ilwis telah selesei, selanjutnya klik Close.

15. Setelah Instalasi sukses, maka di program start akan muncul file baru bernama ILWIS

(19)

16. Selanjutnya anda Klik 2X icon ILWIS 3.6 tersebut, maka aplikasi ILWIS dikomputer anda siap digunakan

(20)

BAB 3. Tahapan Menampilkan Data

Spasial di ILWIS 3.6

Bahasan kali ini, peserta akan berlatih menampilkan data spasial di ILWIS:

1. Data vektor yang telah ter-Georeferenced (Memiliki koordinat geografis yang telah sesuai koordinat bumi sebenarnya) pada format ILWIS.

2. Data vektor yang telah ter-Georeferenced pada format Arcview/ArcGIS (shapefile)

3. Data tabular

4. Data Raster yang telah ter-Georeferenced.

► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced di ILWIS

1. Setelah berada di program Ilwis, pastikan pada bagan Operation Tree-Operation List-Navigator, bagian Navigator aktif

2. Selanjutnya arahkan pointer Drive D:

ESP USaid

FOSS-GIS

(21)

3. Selanjutnya pada kolom catalog silahkan klik 2X layer admin_kasus polygon yang ditandai sebagai berikut

4. Setelah meng-klik layer admin-kasus, maka akan tampak penampilan sebagai berikut:

Window ini menunjukkan untuk men-setting penampilan layer admin_kasus di program Iliws. Disini, peserta telah di-set default, selanjutnya klik icon OK

(22)

5. Maka selanjutnya akan muncul penampilan map window dari layer admin_kasus sebagai berikut:

► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced pada format ArcView.ArcGIS di ILWIS

(23)

2. Selanjutnya Klik File pada menu bar lalu memilih Import

3. Pada window Import, akan muncul penampilan sebagai berikut

4. Klik Ilwis

Vector

(24)

5. Selanjutnya pada kolom input, arahkan ke file mlg_landuse_kasus.shp pada D:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Shapefile\mlg_landuse_kasus

Pada kolom output secara otomatis akan memberi nama file sendiri

(25)

6. Selanjutnya akan muncul penampilan sebagai berikut:

7. Dari hasil konversi data arcview (Shape file) ke Ilwis akan terbentuk 3 file pada layer mlg_landuse_kasus, yaitu:

• mlg_landuse_kasus.mpa • mlg_landuse_kasus.tbt • mlg_landuse_kasus.dom

8. Selanjutnya anda klik 2X layer mlg_landuse_kasus.mpa

Maka akan penampilan data spasial yang telah terkonversi dari data ArcView/ArcGIS Shape file ke Ilwis sebagai berikut:

(26)

9. Lakukan proses ini untuk keseluruhan layer shape file yang ada. ► Menampilkan data tabular yang telah ter-Georeferenced di ILWIS

1. Masuk kembali pada main window Ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada file admin_kasus.tbt pada D:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Ilwis\admin_kasus.tbt

2. Klik 2X layer admin_kasus.tbt

3. Maka akan tampak penampilan sebagai berikut:

(27)

► Menampilkan data raster yang telah ter-Georeferenced di ILWIS

1. Masuk kembali pada main window Ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada folder landsat_studiarea yang terletak pada D:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Ilwis\landsat_studiarea

2. Selanjutnya klik file Landsat 2X pada catalog

3. Selanjutnya akan muncul penampilan Map List Landsat sebagai berikut:

(28)

5. Maka akan muncul window Display Options, disini menunjukkan pengaturan band pada data raster citra landsat. Pada kegiatan ini, peserta diminta untuk menampilkan data raster citra landsat dengan kondisi sebenarnya, untuk itu rubah default band yang ada dengan band 3 2 1 seperti penampilan berikut

6. Selanjutnya klik OK, maka akan terlihat penampilan citra raster dengan tampilan citra seperti kondisi sebenarnya dilapangan sebagai berikut:

(29)

BAB 4. Tahapan Memasukkan data spasial

ke dalam ILWIS 3.6

Seperti diketahui tahapan kegiatan dalam GIS adalah Inputting data atau memasukkan data spasial. Ada beragam cara memasukkan data spasial di GIS, meliputi:

• Memasukkan data spasial dari Global Positioning System (GPS) ke perangkat komputer melalui transfer kabel data.

• Memasukkan data spasial dari peta hardcopy melalui meja digitizer dengan memasukkan tic point di meja digitizer yang dihubungkan ke perangkat komputer • Memasukkan data spasial dengan cara digit On-Screen.

Pada tahapan ini, peserta akan diajak untuk memasukkan data spasial melalui cara digit On-Screen. Tahapan yang dilalui peserta pada kegiatan digit On-Screen pada pelatihan ini meliputi:

1. Latihan Import peta hasil scan

2. Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi koordinat system bumi yang akan ditentukan.

3. Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat geografis 4. Latihan on-screen digitizing (point, garis, area)

► Latihan Import peta hasil scan

1. Masuk main window ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada menu bar: File

(30)

2. Setelah meng-klik Import, maka akan muncul penampilan window import sebagai berikut

3. Selanjutnya expand ILWIS dengan cara mengklik lalu pilih Raster

4. Selanjutnya klik Raster dan pilih Tagged Image File Format.TIF. Kemudian pada kolom input, arahkan pada file di Drive D:\\ESP USAID\FOSS GIS\Data raster\158-LAWANG.tif. Pada kolom output secara default akan memberi nama baru file yang ada, pada kasus ini 158-LAWANG.mpr. Selanjutnya klik OK

(31)

5. Hasil import data raster ke dalam ilwis dapat terlihat pada main window ilwis dengan penampilan sebagai berikut:

6. Selanjutnya untuk melihat penampilan objek raster 158-LAWANG di Ilwis, peserta dapat mengklik file 158-LAWANG 2X, selanjutnya akan tampil Window Display Option- Raster Image, disini klik OK

(32)

7. Hasil import data raster ke Ilwis akan terlihat sebagai berikut:

► Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi koordinat system bumi yang akan ditentukan.

Pada latihan kali ini, peserta akan diajak untuk melakukan kegiatan georeferensi data raster hasil scan. Kegiatan pendahuluan pada tahapan ini adalah identifikasi awal sistem koordinat bumi dan datum yang digunakan.

1. Masuk kembali ke Main window Ilwis, arahkan pointer pada menu bar File

Create

(33)

2. Setelah klik GeoReference, selanjutnya akan masuk penampilan window Create Georeference. Isikan kolom GeoReference Name dengan nama Kab Malang, kolom Description: dengan nama UTM 49 S. Selanjutnya pilih GeoRef Tiepoints seperti penampilan berikut:

3. Selanjutnya pada kolom Coordinate System, klik icon , kemudian akan masuk window Create Coordinate System. Isikan kolom Coordinate System Name dengan nama UTM 49 S, pada kolom Description isikan dengan nama WGS 1984. Lalu gunakan pilihan CoordSystem Projection seperti penampilan berikut:

(34)

4. Selanjutnya akan masuk window Coordinate System Projection “UTM 49 S”… Pada kolom Description, biarkan nama yang ada mengikuti default-nya yaitu WGS 1984 dengan penampilan sebagai berikut:

5. Selnjutnya klik icon , pada window Select Projection, pilih UTM dengan penampilan sebagai berikut:

(35)

7. Penampilan window Coordinate System Projection “UTM 49 S”… akan berubah menjadi tambahan 2 icon, yaitu Ellipsoid dan Datum serta keterangan Projectionnya sebagaimana penampilan berikut:

(36)

9. Selanjutnya penampilan Coordinate System Projection “UTM 49 S”… akan terdapat penampilan baru sebagai berikut:

10. Selanjutnya klik Icon kemudian pada window Select Datum, pilih WGS 1984 seperti penampilan berikut:

(37)

11. Maka pada window Coordinate System Projection “UTM 49 S”… akan mendapatkan informasi baru sebagai berikut:

12. Selanjutnya pada kolom Northern Hemisphere dipastikan tidak aktif / tidak dicentang. Selanjutnya pada kolom Zone, isikan dengan angka 49 sebagaimana penampilan berikut:

(38)

13. Selanjutnya pada main window Ilwis akan terbentuk satu file baru sebagaimana penampilan berikut:

14. Selanjutnya pada window Create GeoReference, pada kolom Background Map isikan dengan file 158-LAWANG serta centang kolom Sub-Pixel Precision sebagaimana penampilan berikut:

(39)

15. Selanjutnya, peserta akan memasuki window Display Options-Raster Map

Abaikan saja informasi yang sudah ada/default , selanjutnya klik OK

16. Selanjutnya, peserta siap melakukan kegiatan georeference, dengan penampilan sebagai berikut:

(40)

► Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat geografis

Pada tahapan ini, peserta akan memasukkan 4 tic point koordinat geografis yang telah ditentukan sebelumnya.

1. Gunaka icon Zoom In untuk memperjelas point yang menjadi acuan pada tepi ujung objek yang ada

2. Pada window GeoReference Editor: Kab Malang, pastikan icon Normal dalam kondisi aktif.

3. Selanjutnya arahkan pointer mouse pada titik ujung peta sebagaimana penampilan berikut:

(41)

4. Setelah pointer dipastikan pada titik ujung peta, selanjutnya diklik 1X, kemudian akan muncul window Add Tie Point, isikan pada kolom X,Y dengan koordinat geografis yang tercantum pada objek peta sebagaimana penampilan berikut:

5. Selanjutnya pada window GeoReference Editor: Kab Malang akan terdapat informasi 1 tic point yang terikat sebagaimana penampilan berikut:

(42)

6. Setelah 4 tic point teridentifikasi, maka tulisan Not enough points akan berubah menjadi nilai sigma sebagaimana penampilan berikut:

7. Jika terasa sudah yakin dengan tic point yang diberikan, selanjutnya klik icon (Exit Editor).

8. Selanjutnya obyek peta 158-LAWANG telah ter-georeference ditandai dengan koordinat geografis yang sebenarnya pada tepi bawah window ilwis kerja sebagai berikut:

(43)

► Latihan on-screen digitizing (titik, garis, area)

Pada latihan ini, peserta akan dilatih untuk memasukkan data spasial jenis vektor yang merepresentasikan titik (Point), Garis (line), Area (polygon).

Sebelum melakukan proses digitasi, maka tampilkan terlebih dulu object peta sebagai background untuk dasar kegiatan pemasukan data spasial, dalam hal ini berupa object peta 158-LAWANG yang telah ter-georeferenced.

9 Digitasi Obyek Titik

1. Pada window kerja Ilwis, arahkan pointer pada menu bar File

Create

(44)

2. Selanjutnya akan masuk window Create Point Map. Pada kolom Map Name, beri nama Fasilitas, pada kolom Description: beri nama Digitasi titik. Selanjutnya OK.

3. Arahkan obyek peta pada kumpulan objek titik yang terletak dibawah nama DESA GUNUNGREJO sebagaimana kurang lebih seperti penampilan berikut:

(45)

4. Selanjutnya pastikan icon insert mode dalam kondisi aktif 5. Lakukan digitasi titik sebagaimana penampilan berikut:

6. Sesaat setelah ditentukan obyek yang akan didigit, selanjutnya klik 1X mouse, maka akan muncul window baru, yaitu window Attributes sebagaimana penampilan sebagai berikut:

(46)

7. Selanjutnya pada tanda di window Attributes, isikan dengan nama fasilitas yang diketahui, yaitu Masjid sebagaimana penampilan berikut:

8. Lakukan kegiatan yang sama sehingga seperti penampilan sebagai berikut:

9. Setelah selesei melakukan digitasi 4 titik obyek, selanjutnya untuk keluar dari kegiatan digitasi, klik icon Exit Editor

(47)

10. Setelah selesei kegiatan digitasi titik, maka penampilan window kerja ilwis akan Nampak sebagai berikut:

11. Untuk melihat keterangan titik yang telah ter-digit, peserta dapat meng-expand file Properties dibawah layer Fasilitas pada window table of content sebagai berikut:

(48)

12. Selanjutnya klik 2X Icon , maka akan terlihat keterangan titik yang baru saja di-digit sebagaimana penampilan berikut:

(49)

9 Digitasi Obyek Garis

1. Pada window kerja ilwis, masuk menu bar File

Create

Segment Map

2. Selanjutnya akan muncul penampilan window Create Segmen Map, isikan kolom Map Name: dengan nama Jalan, kemudian pada kolom Description: diisikan dengan nama Digitasi garis sebagaimana penampilan berikut:

(50)

3. Selanjutnya pastikan icon insert mode dalam kondisi aktif

4. Lakukan digitasi garis, selanjutnya jika telah yakin dengan digitasi garis yang dibuat, klik 2X, maka akan muncul penampilan window Attributes dan isikan dengan nama Jalan Lokal sebagaimana penampilan berikut:

5. Lakukan kegiatan yang sama untuk jaringan jalan lain didalam area desa.

6. Pada kondisi tertentu, saat akan melakukan digitasi garis didaerah persimpangan, pada window kerja ilwis muncul Box peringatan berupa pertanyaan untuk melakukan perpotongan garis sebagaimana berikut

(51)

(Maksud daripada box tersebut adalah untuk permintaan melakukan perpotongan garis atau tidak. Pada kasus ini, klik Yes)

7. Setelah selesei melakukan digitasi obyek garis, selanjutnya untuk keluar dari kegiatan digitasi, klik icon Exit Editor

8. Untuk melihat keterangan garis yang telah ter-digit, peserta dapat meng-expand file Properties dibawah layer Jalan pada window table of content sebagai berikut:

9. Selanjutnya klik 2X Icon , maka akan terlihat keterangan titik yang baru saja di-digit sebagaimana penampilan berikut:

(52)

10. Jika dijumpai ada beberapa attribute yang masih kosong, peserta dapat melakukan editing dengan tahapan klik 1X layer Jalan pada table of contents di main window ilwis, selanjutnya klik kanan kemudian pilih edit layer, lalu di klik 1X

11. Selanjutnya pilih segmen garis yang akan diidentifikasi dengan cara klik 2X feature garis yang ada, selanjutnya beri nama pada attribute sebagaimana penampilan berikut:

(53)

12. Lakukan kegiatan yang sama hingga semua jalan dalam area desa teridentifikasi.

(54)

9 Digitasi Obyek Poligon

Di Ilwis, digitasi obyek polygon memiliki keunikan cara dibandingkan obyek titik dan garis. Digitasi Obyek polygon tidak memiliki Create Polygon Map sendiri, untuk itu, digitasi ini dilakukan dengan cara yang sama pada saat digitasi garis. Perubahan cara kerja akan tampak berbeda pada saat kegiatan mem-polygon-kan garis dipenghujung kegiatan digitasi obyek polygon.

1. Pada window kerja ilwis, masuk menu bar File

Create

(55)

2. Selanjutnya akan muncul penampilan window Create Segmen Map, isikan kolom Map Name: dengan nama Batas Desa , kemudian pada kolom Description: diisikan dengan nama Digitasi Polygon sebagaimana penampilan berikut:

Kemudian di OK

(56)

4. Lakukan digitasi garis, sebagai berikut (Jangan melakukan digitasi garis dengan cara mengelilingi obyek, hal ini dimaksudkan untuk kegiatan mem-poligon) lanjutnya jika telah yakin dengan digitasi garis yang dibuat, klik 2X, maka akan muncul penampilan window Attributes dan isikan dengan nama Batas desa sebagaimana penampilanberikut:

5. Lakukan kegiatan yang sama terhadap area desa pada sisi lain untuk menutup obyek desa dengan didahului memotong garis sebagaimana penampilan berikut:

(57)

Klik Yes

6. Selanjutnya lakukan digitasi garis dengan penampilan akhir hasi digitasi garis mengelilingi desa sebagai berikut:

Kemudian klik Yes

7. Selanjutnya beri nama attribute pada segmen garis baru saja dibuat dengan nama Batas Desa sebagaimana penampilan berikut:

(58)

8. Selanjutnya untuk meng-cek garis yang overlap, arahkan pointer pada window Segment Editor: Desa pada menu bar File

Check Segements

Self Overlap

9. Kemudian akan masuk window Check Segments sebagaimana penampilan berikut:

(59)

10. Selanjutnya akan muncul box peringatan yang mengindikasikan ada garis yang overlap atau tidak. Jika tidak ada garis yang overlap akan muncul penampilan box sebagai berikut:

11. Untuk mengetahui adanya garis-garis pertemuan yang terpotong, maka dapat dilakukan pengecekan dengan cara intersections sebagaimana langkah berikut:

12. Selanjutnya akan masuk window Check Segment sebagai berikut:

(60)

13. Selanjutnya akan dijumpai box peringatan sebagai berikut yang menngindikasikan ada atau tidaknya garis perpotongan. Jika tidak ada garis perpotongan, akan tampak box peringatan sebagai berikut:

14. Untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan garis (Kelebihan/kekurangan) pada garis pertemuan, dapat dilakukan dengan cara pengecekan melalui dead end pada menu bar File

Check Segments

(61)

15. Selanjutnya akan masuk window Check Segment untuk Dead Ends sebagai berikut:

Kemudian klik OK

16. Jika terdapat kesalahan, maka akan muncul window sebagai berikut:

Klik Yes

17. Selanjutnya Ilwis akan menunjukkan titik kesalahan node dengan menandainya berupa kotak merah sebagaimana penampilan berikut:

(62)

18. Pastikan icon Select Mode dalam kondisi aktif

19. Arahkan pointer pada ujung segmen yang salah selanjutnya tekan tombol Delete pada keyboard anda.

Sebelum Sesudah

20. Lakukan kegiatan yang sama hingga tidak terdapat kesalahan kembali. 21. Setelah semua kesalahan node dicek, selanjutnya akan muncul box

peringatan yang menandakan bahwa kesalahan node sudah tidak ada sebagaimana penampilan berikut:

Kemudian Klik OK

22. Tahapan berikutnya adalah mem-poligon-kan garis yang telah mengelilingi area desa tersebut, tetap pada window Segmen Editor: Desa, dengan cara arahkan pointer pada menu bar File

(63)

23. Selanjutnya akan dijumpai window Polygonize Segment Map. Pastikan kolom topology di centang, selanjutnya pilihan Domain aktif dengan Output Polygon Map diberi nama Batas Desa sebagaimana penampilan berikut:

24. Pada Domain, klik icon untuk dibuat domain baru

25. Pada window Create Domain, pada kolom Domain Name diberi nama Batas Desa kemudian pastikan type yang terpilih adalah class sebagaimana penampilan berikut:

(64)

26. Selanjutnya akan muncul window baru yang menandakan domain baru telah terbentuk sebagaimana penampilan berikut:

27. Kemudian pada window Polygonize Segment Map di klik OK

28. Maka kegiatan digitasi polygon telah selesei dengan penampilan sebagai berikut:

(65)

29. Untuk memastikan kegiatan mem-poligon-kan area dari garis berhasil, maka peserta dapat mengklik obyek batas desa yang ada dengan icon

, maka akan tampak penampilan sebagai berikut:

30. Selanjutnya jika telah selesei dengan kegiatan digitasi polygon, selanjutnya klik icon Exit Editor

31. Selanjutnya untuk menampilkan batas desa hasil polygon diwaktu mendatang, maka anda tinggal meng-klik layer batas desa 2X selanjutnya pada penampilan pada window Display Options- Polygon Map, rubah pilihan representation pada pilihan Single Color, sebagaimana penampilan berikut:

(66)

32. Maka akan tampak penampilan batas desa dalam bentuk polygon sebagaimana penampilan berikut:

33. Pada kegiatan digitasi polygon, masih belum ada kegiatan pemberian attribute, untuk itu, polygon tersebut perlu disiapkan atribut dengan cara arahkan pointer pada layer Batas Desa, klik 1X, selanjutnya klik kanan kemudian pilih properties, sebagaimana penampilan berikut:

(67)

34. Pada window Properties, centang Attribute table sebagai berikut:

35. Kemudian klik Icon pada kolom Attribute Table

36. Disini peserta diminta untuk membuat data tabular/attribute untuk feature polygon pada layer batas desa yang baru saja dibuat.

37. Pada window Create table, isikan kolom Table Name dengan nama yang sama pada layer, yaitu Batas Desa, dimaksudkan agar dikemudian hari tidak memusingkan dalam pencarian data tabular dan data feature polygon layer batas desa. Kemudian pada Description diberikan keterangan Nama Desa, sebagaimana penampilan berikut:

(68)

38. Penampilan data tabular yang dibuat akan terlihat sebagai berikut:

Kemudian pada window Properties of Polygon Map “Batas Desa” klik OK

39. Untuk memastikan data atribut polygon terbentuk, peserta dapat mengklik icon Exit Editor , selanjutnya pada table of contents pada window kerja Ilwis akan muncul tanda attribute sebagaimana penampilan berikut:

(69)

40. Klik kanan 1X layer Batas Desa selanjutnya pilih edit layer

41. Selanjutnya klik kanan obyek polgon 1X kemudian pilih edit

(70)

43. Selanjutnya pada window Add item to domain isikan Name dengan Polygon dan code dengan poly, Sebagaimana penampilan berikut:

Klik OK

44. Selanjutnya akan muncul window baru Edit sebagai berikut:

45. Selanjutnya pada tanda attribute di table of contents di layer Batas Desa, diklik 2X sebagaimana penampilan berikut:

(71)

46. Kemudian data attribute Batas Desa akan muncul dengan penampilan sebagai berikut:

47. Disini peserta diminta untuk mengisi kolom baru dengan nama Keterangan, caranya adalah arahkan pointer pada menu bar

Column

(72)

48. Pada window Add Column, pada Column Name beri nama Keterangan, selanjutnya pada kolom Domain arahkan ke String, sebagaimana penampilan berikut:

49. Selanjutnya akan tampil window data attribute dengan penampilan baru sebagai berikut:

(73)

50. Selanjutnya beri nama pada tanda ? dengan nama Desa Gunungrejo

Lalu tekan ENTER pada keyboard komputer anda

51. Selanjutnya data polygon tersebut telah memiliki informasi attribute berupa keterangan nama desa. Jika telah selesei, jangan lupa untuk klik icon Exit Editor .

(74)

52. Untuk memastikan data polygon layer batas desa tersebut telah memiliki atribut nama desa, silahkan klik Edit Layer pada layer Batas Desa dengan menggunakan klik kanan, selanjutnya klik 2X obyek polgon yang ada, nantinya akan ada pilihan keterangan attribute yang ada, pilih Poly:Polygon sebagaimana penampilan berikut:

53. Setelah terpilih, maka akan muncul penampilan sebagai berikut:

Maka data graphic dan data attribute telah terintegrasi dengan baik. Selanjutnya jangan lupa untuk mengklik icon Exit Editor untuk mengakhiri kegiatan editing

(75)

BAB 5. Analisis Hidrologi Untuk Penentuan

Batas Delineasi DAS di ILWIS 3.6

Pada bahasan ini, peserta akan melakukan tahapan lanjutan dari dasar-dasar aplikasi GIS di ILWIS berupa analisis Hidrologi untuk menentukan batas delineasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Tahapan analisis penentuan batas delineasi DAS meliputi: 1. DEM Visualization

2. Fill Sinks

3. Flow Directions 4. Flow Accumulation

5. Drainage Network Extraction 6. Drainage Network Ordering 7. Catchment Extraction

Ke-delepan tahapan analisis tersebut akan diulas secara detail dan berutan pada bab ini.

► DEM Visualization (Proses untuk pembuatan DEM)

Pada bahasan kali ini peserta akan dilatih untuk menampilkan model ketinggian digital.

1. Pada main window Ilwis, arahkan pointer pada drive D:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Ilwis\mlg_kontur_kasus.mpr, selanjutnya klik kanan 1X pada layer mlg_kontur_kasus.mpr lalu arahkan ke Vector Operations Æ Attribute Map… sebagaimana penampilan berikut:

(76)

2. Selanjutnya masuk window Attribute Map of Segment Map, biarkan isian kolom yang ada mengikuti default yang ada, untuk kolom Output Segement Map diisi dengan nama Elevasi_kasus_mataair, untuk kolom Description dikosongkan saja, sebagaimana penampilan berikut:

Kemudian klik Show

3. Selanjutnya, kembali pada main window ilwis, arahkan pointer pada menu bar Operations

Interpolation

(77)

4. Selanjutnya akan masuk window Contour Interpolation. Pada kolom Contour Map, arahkan pada layer Elavasi_Lawang, untuk Output raster dengan sendirinya akan mengisi sendiri, Untuk isian Domain adalah Value, sebagaimana penampilan berikut:

Untuk GeoReference, klik icon selanjutnya akan masuk window Create GeoReference sebagai berikut:

(78)

Kemudian klik icon , disini peserta akan masuk window Create Coordinate System, pada kolom Coordinate System Name, isikan dengan nama UTM 49 S, selanjutnya pastikan pilihan CoordSystem Projection, lalu OK

Kemudian pada window Coordinate System Projection “UTM 49 S” klik icon Projection lalu pilih UTM

(79)

Kemudian pilih Ellipsoid WGS 84

Kemudian pilih DATUM WGS 1984

(80)

Kemudian pilih Zone 49 dengan tidak mengaktifkan/tidak mencentang kolom Northern Hemisphere

Selanjutnya OK

(81)

Kemudian masuk kembali window Contour Interpolation, klik Show

Selanjutnya klik Show

5. Selanjutnya ILWIS memperlihatkan kegiatan me-DEM-kan Elevasi_kasus_mataair, kemudian pada saat akan menampilkan hasil DEM Elevasi_kasus_mataair akan masuk window Display Options_Raster Map, sebagaimana penampilan berikut.

(82)

6. Maka akan terlihat hasil rasterisasi Elevasi_kasus_mataair sebagai berikut:

► DEM Visualization (Proses untuk menampilkan data 3D)

(83)

2. Selanjutnya arahkan pointer pada Visualization

Display 3D

3. Pada window Display 3D, buatlah GeoReference khusus untuk menampilkan 3D pada DEM Elevasi_kasus_mataair dengan cara meng-klik icon

4. Pada window Create GeoReference 3D, isikan kolom GeoReference Name dengan 3D_DEM_kasus_mataair, selanjutnya isian Rows, Columns ikuti default yang ada, pada DTM, arahkan pada file Elevasi_kasus_mataair

(84)

5. Kembali kembali pada window Display 3D, klik OK

6. Kemudian anda akan masuk window Display Options - 3D Grid untuk menampilkan pewarnaan penampilan 3D. Klik OK.

7. Hasil akhir penampilan 3D grid dari DEM Elevasi_kasus_mataair akan tampak sebagai berikut:

(85)

8. Untuk melihat perbandingan 3D Grid dan DEM dari Elevasi_kasus_mataair, anda dapat mengarahkan pointer pada menu bar Edit

GeoReference…

(86)

► Fill Sinks

Penggunaan fill sinks dalam tahapan analisis hidrologi adalah untuk menghilangkan gangguan seperti kondisi elevasi yang mencolok dengan cakupan yang kecil dimana dapat mempengaruhi delineasi DAS nantinya.

Tahapan yang dilakukan meliputi:

1. Pada Main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree

2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing

Flow Determination

Remove Local Depressions from DEM

3. Pada window Fill Sink, isikan kolom Input DEM dengan file Elevasi_kasus_mataair, selanjutnya pada pada kolom Output Raster Map diisikan dengan nama DEM_kasus_mataair_fillsink.

(87)

4. Setelah proses fillsink selesei, maka akan muncul penampilan sebagai berikut:

Klik OK

5. Penampilan akhir fillsink layer DEM_kasus_mataair_fillsink akan tampak sebagai berikut:

(88)

► Flow Directions

Penggunaan flow directions adalah untuk memperoleh gambaran arah aliran air pada lereng pegunungan dengan tampilan akhir berupa informasi dalam bentuk pixelate.

1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree

2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing

Flow Determination Flow Direction

(89)

3. Pada window Flow Direction, berikan isian kolom Input DEM dengan DEM_kasus_mataair_fillsink, kolom method dipilih Steepest Slope, selanjutnya pada kolom Output Raster Map, diisikan dengan nama kasus_mataair_flowdir.

Selanjutnya klik Show

4. Setelah proses selesei, Ilwis akan menampilkan data spasial hasil flow direction dengan pertanyaan sama pada window Display Options-Raster Map

(90)

5. Hasil akhir dari flow direction file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai berikut:

► Flow Accumulation

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis jumlah akumulasi aliran air yang terdapat pada suatu cakupan wilayah tertentu.

1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree

2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing

Flow Determination Flow Accumulation

(91)

3. Pada window Flow Accumulation, isikan kolom Flow Direction Map dengan file kasus_mataair_flowdir, Pada Output Raster Map, berikan nama dengan kasus_mataair_flowaccum:

Selanjutnya klik Show

4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil flow accumulation dengan pertanyaan sama pada window Display Options-Raster Map:

(92)

5. Hasil akhir dari flow accumulation file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai berikut:

(93)

► Drainage Network Extraction

Fungsi ini adalah untuk analisis jaringan sungai yang terdapat pada suatu cakupan wilayah tertentu.

1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree

2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing

Network and Catchment Extraction

(94)

3. Pada saat memasuki window Drainage Network Extraction, isikan kolom Flow Accumulation Map dengan file kasus_mataair_flowaacum, selanjutnya pada kolom Stream Threshold (Nr. Of Pixels) dengan angka 1000. Untuk kolom Output Raster Map diisikan dengan nama kasus_mataair_stream_1000.

Selanjutnya klik Show

4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil Drainage Network Extraction dengan pertanyaan sama pada window Display Options-Raster Map:

(95)

5. Hasil akhir dari flow accumulation file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai berikut:

(96)

► Drainage Network Ordering

Fungsi ini digunakan untuk analisis ordo/tingkatan dalam jaringan sungai. 1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree

2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing

Network and Catchment Extraction

(97)

3. Pada window Drainage Network Ordering, isikan kolom2X yang ada sebagai berikut:

Klik Show

4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil Drainage Network Extraction dengan pertanyaan sama pada window Display Options-Raster Map:

(98)

5. Hasil akhir dari flow accumulation file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai berikut:

(99)

► Catchment Extraction

Fungsi ini merupakan kegiatan terpenting dalam analisis delineasi batas DAS. 1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree:

2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing

Network and Catchment Extraction Catchment Extraction

(100)

3. Pada window Drainage Network Ordering, isikan kolom2X yang ada sebagai berikut:

Kemudian klik Define

4. Pada main window Ilwis akan tampil file baru sebagai berikut:

5. Selanjutnya, untuk melihat hasil delineasi batas DAS yang ada, dapat anda klik 2X layer DAS_kasus_mataair.

(101)

6. Penampilan akhir hasil eksekusi Batas delineasi DAS sebagai berikut:

7. Selanjutnya peserta dapat menambah layer mata air sumberawan dengan cara mengklik icon lalu memilih layer Lokasi sumber

(102)

8. Pada window Display Options-Point Map, klik icon Symbol

9. Pada window Symbol, pilih Symbol Type dengan Symbol, selanjutnya pilih gambar waru, berikan Size 20 dan Color Biru, sebagaimana penampilan berikut:

Selanjutnya klik OK

(103)

11. Penampilan akhir batas delineasi DAS dengan lokasi mata air Sumberawan sebagai berikut:

(104)

BAB 6. Analisis Remote Sensing di

ILWIS 3.6

Pada bahasan ini, peserta akan melakukan tahapan lanjutan dari dasar-dasar aplikasi GIS di ILWIS berupa analisis Remote Sensing dari citra satelit Landsat ETM 7 pada daerah studi kasus mata air sumber awan.

Analisis Remote Sensing disini mencakup kegiatan berupa: i. Pembuatan komposit citra satelit

Berupa kegiatan menampilkan data citra satelit di Ilwis dari band citra satelit. ii. Klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode klasifikasi tidak terbimbing

(Unsupervised Classification)

Klasifikasi tutupan lahan dari citra satelit merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan dalam kegiatan Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Kegiatan klasifikasi merupakan usaha untuk interpretasi obyek yang pada citra berupa pixelate serta pemberian label didalamnya.

Secara umum, kegiatan klasifikasi terbagi atas 2, yaitu:

1. Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification)

Merupakan kegiatan interpretasi suatu obyek di citra yang dilakukan tanpa adanya sample tutupan lahan

2. Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification).

Usaha interpretasi suatu obyek di citra satelit dengan terlebih dahulu dibuatkan sample tutupan lahan terlebih dahulu.

Pada latihan kali ini peserta hanya diminta untuk melakukan kegiatan klasifikasi tutupan lahan dengan metode klasifikasi tidak terbimbing.

► Pembuatan Komposit Citra Satelit

1. Masuk main window ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada menu bar: File

(105)

2. Setelah meng-klik Import, maka akan muncul penampilan window import sebagai berikut:

3. Selanjutnya expand Geospatial Data Abstraction Library (GDAL) dengan cara mengklik lalu expand kembali Raster dengan cara mengklik

(106)

4. Selanjutnya pilih GeoTIFF untuk mengimport band citra yang ada sebagai berikut:

5. Selanjutnya pada kolom input, cari file tiff berupa band satelit yang ada di drive D:\\ESP USaid\landsat_studiarea\new_subset_landsat02_band1. Pada kolom output, rubah nama file menjadi band1.mpr, sebagai berikut:

(107)

6. Hasil import data GeoTIFF band1 dari citra landsat wilayah studi kasus, akan tampil file baru sebagai berikut:

7. Lakukan hal yang sama untuk band 2,3,4,5 dan 7 seperti kegiatan diatas. Berikut hasil akhir dari band 1,2,3,4,5 dan 7 citra satelit yang telah terimport ke dalam ILWIS.

(108)

8. Selanjutnya, arahkan pointer pada menu bar File

Create

Map List…

9. Pada window Map List, ketik pada kolom Map List dengan nama Landsat_kasus. Kolom Description, kosongkan saja. Kemudian drag band 1, 2,3,4,5,7.

(109)

10. Selanjutnya klik icon , maka terlihat penampilan sebagai berikut:

Setelah itu klik OK

11. Hasil penggabungan band citra satelit tersebut akan menampilkan file baru pada main window ILWIS sebagai berikut:

12. Untuk menampikan data citra yang telah terkomposit dapat dilihat kembali pada halaman 22.

(110)

► Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification) Kegiatan klasifikasi tidak terbimbing di Ilwis dikenal dengan nama clustering. 1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree:

2. Selanjutnya arahkan pointer pada Image Processing Cluster

(111)

3. Di window Cluster, pada kolom Number of input maps, pilih yang ke-4, (maksudnya: adalah memasukkan 4 band yang ada dalam citra satelit), selanjutnya masukkan pilihan band yang ada dengan band 3, 4, 5, 7 di drive d:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Ilwis\landsat_studiarea. Kemudian buat cluster menjadi 10 (maksudnya adalah, hasilnya nanti akan keluar 10 kelas tutupan lahan dari klasifikasi citra). Isikan kolom Output Raster Map dengan Cluster_3457 dan Output Table dengan nama yang sama, yaitu Cluster_3457 sebagaimana penampilan berikut:

Selanjutnya Klik Define

(112)

5. Selanjutnya klik 2X file Cluster_3457, kemudian jika masuk window Display Options-Raster Map, klik OK

(113)

BAB 7. Layouting Peta di ILWIS 3.6

Pada bahasan ini, peserta akan melakukan tahapan akhir dari dasar-dasar aplikasi FOSS GIS di ILWIS berupa layouting peta, yaitu kegiatan untuk membuat frame obyek GIS menjadi output berupa peta.

1. Masuk pada main window ILWIS dengan posisi table of contents pada Navigator

2. Klik 2Xfile , jika ada pertanyaan di Display Options- Raster Map, klik OK, selanjutnya akan tampil sebagai berikut:

(114)

3. Selanjutnya klik icon untuk menambah layer kemudian tambahkan layer mlg_sungai_kasus dan lokasi Sumber sehingga akan terlihat penampilan sebagai berikut:

4. Selanjutnya Zoom in wilayah sekitar mata air sekitar Sumber Awan dengan penampilan kurang lebih sebagai berikut:

(115)

5. Selanjutnya tampilkan label dari mata air sumber awan dengan cara klik kanan layer lokasi sumber pada table of contents, kemudian pilih Display Options

6. Selanjutnya pada window Display Options, centang attribute dan text. Pada kolom attribute pindahkan pilihan pada keterangan.

(116)

7. Penampilan window kerja setelah pemberian label mata air akan terlihat sebagai berikut:

8. Selanjutnya pada menu bar, pilih File

Create Layout

(117)

10. Setelah ter-klik OK, kemudian akan masuk window set scale, isikan dengan skala 1:20000

Klik OK

11. Selanjutnya akan masuk window kerja untuk layout peta.

(118)

12. Pada window layout atur besar obyek yang diinginkan, sehingga akan tampak penampilan kurang lebih sebagai berikut:

13. Selanjutnya klik icon untuk pemberian judul peta dengan isian pada window text sebagai berikut:

(119)

14. Kemudian klik icon map border untuk pengaturan koordinat bumi pada layout, lalu isikan pada tab Grid sebagai berikut:

(120)

15. Selanjutnya pada tab Corners, ikuti isian sebagai berikut:

Kemudian klik OK

16. Penampilan sementara dari obyek yang telah diberi koordinat bumi akan terlihat sebagai berikut:

(121)

17. Selanjutnya klik icon untuk menambah skala. Pada window Edit Scale Bar, ikuti isian sebagai berikut:

Selanjutnya OK

18. Selanjutnya klik icon untuk membuat legenda yang ada.

19. Selanjutnya klik icon untuk menambah inzet peta. Dimana pada window Inzet peta ikuti isian sebagai berikut:

(122)

20. Pada window Set Scale, isikan dengan skala 1:50000

Klik OK

21. Selanjutnya atur letak inzet peta dan buatkan box obyek yang diperbesar. 22. Selanjutnya klik icon untuk membuat batas/border layout peta.

23. Selanjutnya klik icon untuk membuat tanda panah dengan isian sebagai berikut:

(123)

24. Hasil akhir layout peta kurang lebih sebagai berikut:

25. Selanjutnya arahkan pointer pada menu bar File

Save 26. Pada window Save, berikan nama layout peta, lalu OK

27. Selanjutnya anda dapat mengeprint layout peta dengan mengarahkan pointer pada menu bar File

(124)

28. Kemudian arahkan pilihan printer pada AdobePDF

Klik Print

29. Selanjutnya hasil print Adobe PDF arahkan ke D:\\ESP USaid, beri nama Mata air Sumber Awan

(125)
(126)

Gambar

Gambar 1. TItik, Garis, Area dalam vektor  ƒ  Data Raster
Gambar 3. Skema Main Window
Gambar 5. Table Window
Gambar 6. Pixel info window
+3

Referensi

Dokumen terkait