• Tidak ada hasil yang ditemukan

JPTM Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 54-60

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JPTM Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 54-60"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI

LIFE SKILL EDUCATION

PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK ANTARTIKA SURABAYA

Faris Dwi Prasetyo

S1 Pendidikan Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected]

Theodorus Wiyanto Wibowo

Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup dan untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata diklat melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Obyek penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI TPM SMK Antartika Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research). Metode analisis data menggunakan diskriptif kualitatif, sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar pengamatan siswa, angket, dan soal tes. Hasil belajar siswa tercapai jika dapat mencapai ketuntatasan dalam belajar, dengan cara memberikan soal tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan hidup yang dilakukan oleh siswa untuk kecakapan sosial pada siklus I mendapatkan presentase 41,5% tergolong cukup baik ditinjau dari kerjasama yang masih rendah, kemudian siklus II mendapatkan 68,8% tergolong baik terlihat kerjasama yang mulai dilakukan siswa, dan pada siklus III terjadi peningkatan menjadi 93,5% tergolong sangat baik tercermin kerjasama dan tanggung jawab sosial antar siswa. Untuk pengelolaan pembelajaran di siklus I mendapat presentase 48 % tergolong cukup baik, di siklus ke II meningkat menjadi 65 % tergolong baik, dan di siklus ke III peningkatan mencapai 91 % tergolong sangat baik, sedangkan aktivitas siswa (perilaku kognitif dan afektif) di siklus I mendapat presentase rata-rata 39,3% tergolong cukup baik, di siklus II terjadi peningkatan dengan mendapat presentase rata 69 % tergolong baik, siklus III terjadi peningkatan dengan mendapat presentase rata-rata 92,5% tergolong sangat baik. Tanggapan siswa menunjukkan 92% tergolong sangat baik. Sedangkan hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I ada sebanyak 6 siswa (20%), siklus II siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa (50%) dan pada siklus III siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa (86%).

Kata Kunci: Pendidikan Kecakapan Hidup, Prestasi Belajar

ABSTRACK

This study aims to determine how the students respond to learning through life skills education and to increase student achievement in the eyes of training do the job with a lathe. Object of this study were 30 students of class XI TPM SMK Antartika Surabaya. This research is a classroom action research (Classroom Action Research). Methods of data analysis using descriptive qualitative, while the instrument used in this study include student observation sheet, questionnaire, and test questions. Learning outcomes achieved when students can achieve ketuntatasan in learning, by providing a test question. The results showed that the life skills conducted by students for social skills in cycle I get a percentage of 41.5% is quite good in terms of cooperation is low, then the second cycle 68.8% earn quite good looks cooperation started students, and the third cycle increased to 93.5% as very well reflected in the cooperation and social responsibility among students. For the management of learning in the cycle I got a percentage of 48% is quite good, in the second cycle to increase to 65% classified as good, and in the third cycle to increase at 91% as very good, while the activity of students (cognitive behavioral and affective) in the first cycle received an average percentage of 39.3% is quite good, there was an increase in the second cycle to get a percentage of the average 69% classified as good, with an increase in cycle III gets an average percentage of 92.5% as very good. Student responses showed 92% as very good. While the learning outcomes of students who completed the first cycle there are as many as 6 students (20%), the second cycle students who pass as many as 15 students (50%) and the third cycle students who completed by 26 students (86%). Keywords: Life Skills Education, Learning Achievement

(2)

Pendahuluan

Praktik pekerjaan dengan mesin bubut pada mata diklat pekerjaan mekanik di SMK Antartika Surabaya selama pengamatan mencerminkan kurangnya pengetahuan guru tentang pendidikan kecakapan hidup sehingga aspek dalam kecakapan hidup belum tertanamkan kepada siswa. Selain itu pendampingan yang dilakukan guru setelah pemberian tugas masih kurang padahal siswa terbiasa berpatokan pada guru karena kesadaran menggali informasi oleh siswa masih kurang, terlebih lagi komunikasi dan bekerjasama serta pengambilan keputusan ketika menggunakan alat belum diperhatikan. Jika dibiarkan praktek membubut kelihatan monoton, kurang tantangan dan belum menyenangkan sehingga siswa gampang bosan dalam belajar. Selain itu cara pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan melemahnya semangat dan keseriusan siswa dalam belajar sehingga respon siswa terhadap pembelajaran rendah.

Permasalahan lain adalah prestasi belajar siswa rendah sehingga ketuntasan siswa dalam praktek pekerjaan dengan mesin bubut belum tercapai. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan di SMK Antartika Surabaya Jurusan Teknik Pemesinan pada praktek pekerjaan dengan mesin bubut adalah 73. Berdasarkan hasil evaluasi pada praktek pekerjaan dengan mesin bubut di SMK Antartika Surabaya kelas XI semester genap tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 30 siswa hanya 2 siswa yang mempunyai nilai diatas 73, dengan rata-rata nilai keseluruhan 53,95. Apabila diprosentase maka ketuntasan belajar dalam praktek membubut hanya 6,667% padahal ketuntasan belajar dapat dicapai bila terdapat ≥ 80% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 73.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran melalui konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) atau Life Skill Education. Pelaksanaan PKH di SMK Antartika Surabaya pada mata diklat melakukan pekerjaan dengan mesin bubut khususnya praktek membubut diarahkan untuk memperkuat beberapa aspek kecakapan hidup di antaranya, kecakapan personal, kecakapan sosial dan kecakapan vokasional.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu 1) Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran pekerjaan dengan mesin bubut melalui pendidikan kecakapan hidup. 2) Bagaimanakah prestasi belajar siswa melalui penerapan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran pekerjaan dengan mesin bubut. Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup. Serta mengetahui prestasi

belajar siswa pada pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup.

Tinjauan Pustaka

Pendidikan Kecakapan Hidup

Menurut Anwar (2006:20) Kecakapan hidup (life skill) adalah “Kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya”. menyebutkan bahwa pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat. Untuk mengidentifikasi kecakapan hidup dapat menggunakan tabel dibawah ini :

Dasar Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut (sumbodo 2008:227). Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.

Pengerjaan Pada Mesin Bubut

Adapun macam pengerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut adalah:

- Membubut Rata

- Membubut memanjang (longitudinal) - Membubut tirus / membubut konus - Membubut ulir

- Membubut Alur / Memotong - Membubut Dalam

- Mengebor  Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

(3)

56 dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Tirtonegoro, 2006: 43).

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMK Antartika Surabaya. Penelitian ini berlangsung pada semester genap tahun pelajaran 2012 – 2013.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Antartika Surabaya dengan jumlah 30 siswa dalam satu kelas.  Rencana Tindakan

Model penelitian tindakan kelas beragam bentuknya, tapi secara umum terdiri dari empat tahapan antara lain merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Gambar Siklus penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008:16) - Tahap Perencanaan

Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

 Menyusun RPP pada KD membubut dasar

 Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa, antara lain lembar soal evaluasi belajar, lembar pengamatan pembelajaran siswa dan lembar pengamatan pembelajaran melalui Pendidikan kecakapan Hidup, Lembar Penilaian Kecakapan Hidup dan angket

 Menyiapkan sumber belajar yang berupa materi (buku) membubut dasar

 Mengembangkan skenario pembelajaran dengan memasukkan aspek kecakapan vokasional dan kecakapan personal

-

- Tahap pelaksanaan

 Persiapan

Sebelum penelitian ini dilakukan ada beberapa perangkat pembelajaran yang harus disiapkan seperti : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hand out, lembar observasi dan lembar tes

 Penyajian materi

Kegiatan pembelajaran membubut melalui pedidikan kecakapan hidup dimulai dengan penyajian materi pelajaran dengan tahap-tahap sebagai berikut :

o Pendahuluan

Pendahuluan menekankan pada konsep yang akan dipelajari oleh siswa dan menginformasikan mengapa hal itu penting, informasi tersebut ditujukan untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.

o Pengembangan

 Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari oleh siswa

 Pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup menekankan bahwa belajar adalah memahami makna bukan menghafal  Mengembangkan materi dengan mengaitkan kehidupan nyata  Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga terjalin keselarasan untuk mengembangkan diri

 Saling mengontrol

pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

 Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut salah atau benar. o Kegiatan Praktik

Kegiatan praktik melalui pendidikan kecakapan hidup, siswa dibagi menjadi beberapa kolompok sesuai dengan jumlah mesin bubut. Pembagian tersebut harus heterogen, setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk mempelajari jenis pekerjaan (job

(4)

dis) sehingga terbentuk lingkungan pembelajaran untuk menggali potensi diri. Tahapan selanjutnya menggali pemahaman bersama tiap kelompok sebelum melakukan pekerjaan, aspek kerjasama dan komunikasi secara tidak langsung akan terbagun pada tahapan ini.

Proses pemahaman bersama sebagai tumpuan

kelompok dalam

mengembangkan aspek vokasional dasar agar bekerja sesuai dengan jenis pekerjan dan tepat waktu.

- Tahap Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.. - Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Apabila terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya meliputi kegiatan perencanan ulang , tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

Instrumen Penelitian

Untuk membantu mempermudah pengumpulan data yang dibutuhkan peneliti menggunakan istrumen penelitian antara lain :  Lembar Penilaian PKH

Lembar penilaian PKH digunakan untuk menagetahui aspek-aspek pendidikan kecakapan hidup mana saja yang telah dilakukan

 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas guru selama proses belajar mengajar

 Angket

Angket ini digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap kegiatan

belajar mengajar siswa dengan memasukkan unsur kecakapan hidup.

Teknik Pengumpulan Data

 Angket (kuesioner)

Angket atau kuesioner yang dibuat oleh peneliti berupa pertanyaan tertutup dengan jawaban “ya” dan “tidak” yang diberikan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses belajar mengajar. Pertanyaan dalam angket seputar proses pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup.

 Observasi

Merupakan bentuk observasi terstuktur dimana observasi tersebut telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Contoh meneliti hasil belajar siswa.

Teknik Analisa Data

 Analisis Pengamatan Pembelajaran Siswa Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses belajar mengajar melalui pendidikan kecakapan hidup disajikan dalam bentuk angka 1 – 4. angka tersebut ditafsirkan dengan kalimat sebagai berikut:

Tabel Skor Skala Likert Nilai / Skor Kriteria 1 Tidak Baik 2 Cukup Baik 3 Baik 4 Sangat Baik

Kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : P = Presentase

F = Jumlah Jawaban Pengamat N = Skor Tertinggi

I = Jumlah Pertanyaan (Riduwan, 2008:13)

Kemudian rata-rata setiap aspek dari tiap putaran tersebut diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel Angka Interpretasi (Riduwan, 2008:15)

Angka Kriteria

10% - 20% Sangat Tidak Baik 21% - 40% Tidak Baik

%

100

1

x

Nx

F

P

(5)

58 41% - 60% Cukup Baik

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat baik  Analisis Pengelolaan Pembelajaran

Pada lembar pengelolaan pembelajaran, setiap aspek yang diamati dinilai dengan skala likert. Kemudian dianalis dengan rumus:

Hasil perhitungan persentase penilaian pengelolaan pembelajaran kemudian diinterprestasikan, dapat dilihat pada tabel interpretasi.

 Analisis Hasil Belajar Siswa

Penelitian ini, peneliti menggunakan ketentuan yang sudah ditetapkan sekolah yaitu siswa dikatakan tuntas bila mencapai skor ≥ 70 (ketuntasan individu) dan ketuntasan klasikal tercapai bila ≥ 80% siswa telah mencapai nilai ≥ 70.

Menurut Depdiknas, (2005:58) ketuntasan klasikal dapat diketahui dengan menggunakan rumus :

Ketuntasan klasikal dapat diketahui dari hasil tes tulis dan tes keterampilan dengan kadar 30% untuk teori dan 70% untuk praktek.  Analisa Penilaian Kecakapan Hidup

Setiap aspek yang diamati dinilai dengan skala likert. Kemudian dianalis dengan rumus:

Kemudian rata-rata setiap aspek dari tiap putaran tersebut diinterpretasikan dengan beberapa kriteria, dapat dilihat pada tabel interpretasi.

 Analisis Angket Respon Siswa

Presentase data angket yang diperoleh dapat dihutung berdasarkan skala guttman pada tabel berikut :

Tabel Skor Skala Guttman

Data angket respon siswa dianalisis dengan menggunakan persentase dengan rumus :

Hasil penghitungan presentase angket respon siswa diinterprestasikan, dapat dilihat pada tabel interpretasi.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pengelolaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi beberapa peningkatan telah terjadi dalam proses penelitian yang telah dilakukan pada tiap siklus. Secara lebih jelas pengelolaan pembelajaran pada siklus I, siklus II dan Siklus III dalam pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup pada matadiklat pekerjaan mekanik materi pokok membubut rata dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel : Hasil Penilaian Pengelolaan Pembelajaran

No. Skor Pengamatan Rat

a-Rat a Kriteria Siklus I Siklus II Siklus III 1 1 2,5 3 2,2 Cukup Baik 2 2 3 4 3 Baik 3 1,5 2,5 3,5 2,4 Cukup Baik 4 1,5 3 4 2,8 Cukup Baik 5 1,5 3 3,5 2,7 Cukup Baik 6 2,5 2,5 4 3 Baik 7 1,5 3 3,5 2,7 Cukup Baik 8 2 3 3,5 2,8 Cukup Baik 9 2 2,5 4 2,8 Cukup Baik 10 2,5 3 3,5 3 Baik 11 1,5 2,5 3,5 2,5 Cukup Baik 12 2,5 2,5 4 3 Baik Ttl. 22 33 44 32,9

Dari tabel diatas terjadi peningkatan skor keseluruhan yaitu : 32,9 / 48 X 100 % = 68,5 % tergolong baik. Peningkatan yang bagus pada siklus ketiga mengakibatkan perubahan yang bagus pada hasil dari pengelolaan proses pembelajaran. Secara lebih jelas dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Kriteria Nilai/Skor Ya (Y) 1 Tidak (T) 0 % 100 x f    % 100 x Seluruhnya Siswa Jumlah Tuntas yang Siswa Jumlah Klasikal Ketuntasan  % 100 1x Nx F P % 100 1x Nx F P

(6)

Diagram 2 : Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Semua Siklus

Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan data yang didapat dari tiap siklus, penilaian aktifitas siswa dilihat dari aspek perilaku kognitif pada siklus pertama mendapatkan presentase 39% tergolong tidak baik, kemudian pada siklus kedua mendapatkan 70% tergolong baik, dan pada siklus ketiga meningkat 91,6% tergolong sangat baik. Pada aspek perilaku afektif siswa pada siklus pertama mendapatkan presantase 39,5% tergolong tidak baik, kemudian pada siklus kedua mendapatkan 68,3% tergolong baik, dan pada siklus ketiga meningkat 93,3% tergolong sangat baik.

Untuk mempermudah melihat hasil penilaian aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup pada tiap siklus, dapat dilihat pada diagram 3 dibawah ini.

Diagram 3 : Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran

Keterangan :

Siklus I ( 1. Perilaku Kognitif 2. Perilaku Afektif )

Siklus II( 1. Perilaku Kognitif 2. Perilaku Afektif )

Siklus III(1. Perilaku Kognitif 2. Perilaku Afektif)

Kecakapan Hidup Siswa

Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi beberapa yang terjadi dalam proses penelitian yang telah dilakukan tiap siklus. Adapun pembahasan hasil penilaian kecakapan hidup tiap siklus yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data yang didapat dari tiap siklus, penilaian kecakapan hidup dilihat dari aspek sosial pada siklus pertama mendapatkan presentase 41,5% tergolong cukup baik, kemudian pada siklus kedua mendapatkan 68,8% tergolong baik, dan pada siklus ketiga meningkat 93,5% tergolong sangat baik. Untuk mempermudah melihat hasil penilaian kecakapan hidup pada tiap siklus, dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Diagram Kecakapan Hidup Siswa

Respon Siswa Tehadap Pembelajaran

Hasil angket penilaian respon siswa terhadap pembelajaran melalui kecakapan hidup menggunakan instrument angket respon siswa. Pengambilan data dilakukan pada akhir siklus ketiga. Data hasil penilaian respon peserta didik terhadap pembelajaran melalui kecakapan hidup dijabarkan sebagi berikut :

Diagram Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup

Untuk menghitung keseluruhan dari hasil respon siswa terhadap pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup pada siklus III,

Yaitu jumlah keseluruhan yang menjawab setuju sebanyak 166, kemudian di bagi dari hasil perkalian antara jumlah soal pertanyaan (6) di kalikan jumlah responden yaitu 30 = 180. Uraian diatas dapat dituliskan dengan rumus 166 / 180 X 100 % = 92 %,

(7)

60 Siswa menilai sangat baik tentang pembelajaran yang digunakan guru.

Hasil Belajar Siswa

Berikut disajikan tabel hasil tes dari tiap –tiap siklus yang sudah dilaksanakan.

Tabel Hasil Tes Tiap-Tiap Siklus

Untuk memperjelas table diatas rangkuman nilai hasil tes siswa dapat dilihat pada diagram .

Diagram Hasil Test Tiap Siklus

A.Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :  Tanggapan siswa terhadap pembelajaran

melalui pendidikan kecakapan hidup di kelas XI SMK Antartika Surabaya pada mata diklat melakukan pekerjaan dengan mesin bubut materi pokok bahasan membubut bertingkat mencapai 92% tergolong sangat baik.

 Ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI TPM di SMK Antartika Surabaya setelah penerapan pembelajaran melalui pendidikan kecakapan hidup pada mata diklat melakukan pekerjaan dengan mesin bubut pokok bahasan membubut bertingkat menunjukkan hasil belajar siswa tergolong sangat baik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 6 siswa dengan tingat presentase (20%), Siklus II siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dengan tingkat presentase (50%) dan pada siklus III siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa dengan tingkat presentase (86%). Peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tergolong sangat baik.

 Kecakapan Hidup yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran saat melakukan

praktek menunjukkan hasil baik karena terjadi peningkatan terus menerus dari siklus I, Siklus II dan Siklus III. Penilaian Kecakapan Hidup meliputi kecakapan sosial pada siklus I mendapatkan presentase 41,5% tergolong cukup baik, kemudian siklus II mendapatkan 68,8% tergolong baik, dan pada siklus III terjadi peningkatan menjadi 93,5% tergolong sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadefendy.2010.Pengertian Prestasi Belajar. (online)

http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/09/penger tian-prestasi-belajar.html

Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi

Aksara

Jurusan Pendididikan Teknik Mesin, 2008. Panduan penulisan skripsi program study S-1 Pendidikan teknik Mesin.

Lamijan dkk. 2005. Refleksi Pendidikan Masa Kini. Surabaya : BINTANG

Pusat Kurikulum Depdiknas. tanpa tahun.Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta:Balitbang Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif Dan R&D. Bandung:Alfabeta Sumbodo, Wirawan.2008. Teknik Produksi Mesin

Industri.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

TIM BBE DEPDIKNAS. 2003. Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. Surabaya : SIC

TIM Fakultas Teknik. 2004. Mempergunakan MesinBubut(Komplek).Yogyakarta:Univers itas Negeri Yogyakarta

Tirtarahardja,Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Gambar

Gambar Siklus penelitian Tindakan  Kelas (Arikunto, 2008:16)  -  Tahap Perencanaan
Tabel Skor Skala Guttman
Diagram 2 : Penilaian Pengelolaan Pembelajaran  Semua Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dari pihak Admin akun Dunia Jilbab dan sumber lainnya, sehingga dapat mengolah atau menganalisis

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola pewarisan karakter kualitatif yang berhubungan dengan pemendekan ruas, perilaku buah, dan antosianin pada warna bunga sebagai

No.. Dalam pembuatan grafik BEP diperlukan nilai-nilai seperti Ra, Va, Fa, dan Sa berdasarkan perhitungan yang sudah dihitung pada analisa ekonomi. Grafik BEP digunakan

a) Kesetaraan: Guru membimbing siswa dikelas secara merata, tidak membanding-bandingkan satu dengan yang lain. b) Prinsip Kurikulum: Guru mengaitkan kurikulum yang

Ketiga : Dengan berlakunya Kode Etik Auditor Inspektorat Jenderal Departemen Agama yang ditetapkan dalam keputusan ini, maka ketentuan kode etik auditor yang diatur

Kelompok kontrol dengan jaringan nekrosis yang tetap bertahan pada tempatnya membuat proses penyembuhan luka bakar derajat III terhambat dan tentu saja fase maturasi

Data collection techniques using descriptive analysis and t-test (test of difference). Processing the data using computer software SPSS 16.0 for Windows. From the analysis of the

Pengembangan sistem paket 1 paket Bidang Akuntansi, pertanggungjawaban Transfer dan Pembiayaan Daerah 525,090,000.00 5 Optimalisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah