3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perairan Maluku Tenggara Kecamatan Kei Kecil Tual selama 6 bulan, dimulai dari tahap persiapan sampai dengan penulisan tesis. Penelitian di lapangan dilakukan selama 3 bulan, dari bulan Agustus 2007 sampai dengan Oktober 2007. Lokasi penelitian terletak pada 131,850-131,950BT dan 5.250 – 5.450 LS, dengan batasannya sebagai berikut: (1) Sebelah utara berbatasan dengan Papua bagian selatan, (2) Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arafura, (3) Sebelah barat berbatasan dengan Laut Banda dan bagaian utara Kepulauan Tanimbar, (4) Sebelah timur berbatasan dengan Kepulauan Aru. Peta lokasi penelitian ini disajikan pada Gambar 7.
Lokasi Rumpon
Peta Penelitian Lokasi Rumpon
Peta Penelitian Gambar 7 Peta lokasi penelitian.
3.2 Alat dan Bahan (1) Rumpon
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis rumpon, yaitu jenis rumpon rakit bambu dan rumpon drum plastik. Masing-masing jenis rumpon terdiri atas 2 unit rumpon, dan dioperasikan pada kedalaman 200 sampai 300 m. Adapun konstruksi masing – masing jenis rumpon disajikan pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8 Rumpon rakit bambu.
Gambar 4 Rumpon drum plastik.
Gambar 9 Rumpon drum plastik.
Keterangan gambar 1.Tanda pengenal 2.Rakit bambu 3.Pelepah kelapa 4.Batu pemberat pelepah 5 A t 1 2 3 4 5 6 Keterangan gambar : 1. Rakit bambu
2. Drum plastik (pelampung) 3. Rumah jaga 4. Rangka kayu 3 5 1 4 2 3 5 1 4 2
(2) Purse seine
Dalam pengambilan sampel digunakan satu unit alat tangkap purse seine
yang dikhususkan untuk menangkap ikan pelagis besar dan kecil, dan yang menjadi daerah penangkapannya adalah perairan yang sudah dipasang rumpon. Jenis purse seine yang biasa dipakai oleh nelayan Maluku Tenggara biasa dinamakan jaring bobo dengan ukuran rata 250 – 400 m dengan lebar rata-rata 40 – 60 m.
(3) Gillnet
Lima piece gillnet merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Maluku Tenggara. Bentuk alat tangkap ini empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring (mezh size) yang sama pada seluruh bagian jaring, yaitu berukuran 14,0 cm (5,5) panjang jaring 1 peace 190 m dan lebar 2-5 m. (4) Pancing tonda
Satu unit pancing tonda merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Maluku Tenggara untuk menangkap ikan pelagis, daerah operasi alat tangkap ini biasanya di sekitar rumpon.
(5) Plankton net
Alat ini digunakan untuk memperoleh sampel fitoplankton, sedangkan untuk mengidentifikasi dan menghitung fitoplankton digunakan mikroskop elektron.
(6) Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengetahui berat ikan hasil tangkapan dengan maksimum skala berat timbangan adalah 10 kg.
(7) Papan ukur ikan
Papan ukur ikan digunakan untuk mengukur panjang per-ekor ikan hasil tangkapan pada tiap rumpon yang berbeda.
(8) Alat tulis dan kamera
Alat ini digunakan untuk mencatat waktu operasi dan mengdokumentasikan proses operasi penangkapan pada rumpon maupun jenis hasil tangkapan.
3.3 Pengumpulan Data
Alat tangkap yang digunakan untuk pengumpulan data adalah purse seine,
gillnet, dan pancing tonda yang dioperasikan di sekitar rumpon. Sampel kapal
ditentukan secara purposif sampling. Jumlah unit masing-masing alat tangkap tersebut adalah sebanyak satu unit purse seine, lima piece gillnet, dan satu unit pancing tonda. Setelah sampel unit penangkapan ditentukan, selanjutnya ditentukan sampel rumpon untuk mewakili dua jenis rumpon yang beroperasi di lokasi penelitian, yaitu rumpon rakit bambu dan rumpon drum plastik dengan jumlah masing-masing 2 unit rumpon.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei, yaitu dengan mengikuti penangkapan ikan, purse seine, gillnet dan pancing tonda di lokasi perairan pemasangan rumpon (pada kedalaman 200 – 300 m) selama 14 kali trip operasi penangkapan. Pemilihan jenis alat tangkap purse seine, gillnet, pancing tonda sebagai sampel didasari oleh pemikiran bahwa ketiga alat tersebut dominan beroperasi di sekitar rumpon. Namun demikian komposisi hasil tangkapan, efektivitas diduga berbeda.
Kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan ketiga jenis alat tangkap
purse seine, gillnet dan pancing tonda dilakukan pula pada lokasi perairan yang
tidak menggunakan rumpon. Data yang dikumpulkan meliputi data hasil tangkapan. Disamping melalui kegiatan operasi penangkapan ikan, data juga dikumpulkan melalui wawancara dengan nelayan non rumpon untuk menggali informasi tentang (1) komposisi dan ukuran hasil tangkapan sebelum ada rumpon (2) berbagai dampak negatif yang mungkin dialami setelah ada rumpon. Dengan terkumpulnya data tersebut, diharapkan dapat diketahui dampak pengoperasian rumpon terhadap nelayan sekitar. Data yang dikumpulkan setiap kali trip unit penangkapan meliputi :
(1) Jenis dan skala usaha unit penangkapan ikan yang beroperasi pada rumpon yang berbeda
(2) Cara pengoperasian ketiga jenis alat tangkap sampel (3) Waktu atau periode operasi penangkapan ikan
(5) Komposisi jenis dan jumlah hasil tangkapan (kg) (6) Komposisi ukuran panjang hasil tangkapan (cm)
(7) Kondisi arah dan kecepatan arus dilokasi pemasangan rumpon (8) Desain dan konstruksi rumpon.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Komposisi hasil tangkapan
Komposisi jenis hasil tangkapan dianalisis dengan pendekatan deskriptif Pendekatan ini ditujukan untuk mengkaji hasil tangkapan per trip. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
Ukuran ikan yang diperoleh dari hasil tangkapan purse seine, gillnet dan pancing tonda dikelompokan berdasarkan posisi pemasangan rumpon (pada daerah penangkapan). Berdasarkan kisaran ukuran ikan yang paling dominan pada masing-masing rumpon. Ikan yang tertangkap pada masing-masing alat tangkap, diukur panjang total (cm) yang dibagi dalam dua kelas ukuran, yaitu kecil dan besar berdasarkan hasil tangkapan. ( Tabel 1).
Tabel 1 Distribusi frekuensi panjang ikan
No Jenis ikan Ukuran
(cm) Jumlah ikan (ekor) Keterangan sumber pustaka 1 Kecil Layang < 25 Murniyati (2004) Tongkol < 40 Murniyati (2004)
Tenggiri < 55 Pauly dan Martosubroto
2 Besar
Layang ≥ 25 Murniyati (2004)
Tongkol ≥ 40 Murniyati (2004)
Tenggiri ≥ 55 Pauly dan Martosubroto
Setelah diperoleh distribusi panjang ikan dari ketiga alat tangkap, dihitung proporsi masing-masing jenis ikan dominan tertangkap dan kelas ukuran ikan. Proporsi setiap jenis ikan, komposisi ukuran hasil tangkapan dihitung dengan rumus: % 100 N n P i i x =
Keterangan :
ni = jumlah jenis ikan tertentu pada ukuran ke –i Ni= jumlah seluruh hasil tangkapan jenis tertentu
Tabel 2 Persentase komposisi ukuran hasil tangkapan untuk jenis ikan tertentu
No Kelas Ukuran Jumlah ikan %
1 kecil
2 besar
3.4.2 Pendekatan studi
Pengembangan purse seine,gillnet dan pancing tonda di Maluku Tenggara, menghadapi berbagai masalah sebagaimana yang telah di uraikan pada rumusan masalah di depan. Guna mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengembangan perikanan tangkap di Maluku Tenggara, dalam penelitian dilakukan pendekatan studi terhadap. Karakteristik unit penangkapan ikan serta karakteristik pola operasi setiap setting pada rumpon yang berbeda. ( Tabel 3). Tabel 3 Operasi penangkapan berdasarkan setting pada rumpon dan alat tangkp
Operasi penangkapan
ikan Purse seine Gillnet Pancing tonda
Trip Setting Rumpon
bambu Rumpon drum plastik Rumpon bambu Rumpon drum plastik Rumpon bambu Rumpon drum plastik 1 3 1 0 1 0 1 0 2 4 1 1 0 1 0 1 3 3 1 0 1 0 1 0 4 3 0 1 0 1 0 1 5 3 1 0 1 0 1 0 6 3 1 0 1 0 1 0 7 3 1 0 1 0 1 0 8 3 0 1 0 1 0 1 9 4 1 0 1 1 1 0 10 4 1 0 1 1 1 0 11 4 1 0 1 1 1 0 12 4 1 0 1 1 1 0 13 4 1 0 1 1 1 0 14 3 1 0 0 1 1 0 total 48 12 3 10 9 11 3
3.4.3 Efektivitas rumpon
Untuk menganalisis efektivitas rumpon yang diujicobakan, dihitung berdasarkan rasio antara ikan yang tertangkap oleh seluruh alat tangkap pada suatu jenis rumpon terhadap total hasil tangkapan dalam seluruh rumpon yang lain. Tingkat efektivitas rumpon ini dihitung dengan rumus berikut:
100% X hij hij Ei n 1 i n 1 j n 1 j = = = = Keterangan : Ei = efektivitas rumpon i
hij = hasil tangkapan rumpon i oleh alat tangkap j
Sedangkan proporsi komposisi jenis hasil tangkapan dari rumpon dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
% 100 x N n P= i Keterangan :
P = proporsi satu jenis ikan yang tertangkap pada rumpon ni = jumlah jenis ikan ke-i
N = jumlah seluruh hasil tangkapan 3.4.4 Efektivitas alat tangkap
Menganalisis Efektivitas hasil tangkapan suatu alat tangkap, di definisikan sebagai ratio persentase alat tangkap dengan total tangkapan dari semua alat tangkap di lokasi penelitian. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 100% X hij hij Ej n 1 i n 1 j n 1 j = = = =
Keterangan :
Ej = efektivitas alat tangkap j
Hij = hasil tangkapan rumpon i oleh alat tangkap j 3.4.5 Teknologi penangkapan tepat guna
Tujuan pemilihan teknologi penangkapan ikan tepat guna adalah untuk mendapatkan jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaman (performance)
yang baik ditijau dari aspek biologi, teknis, sosial, dan ekonomi, sehingga merupakan alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan. Dalam menentukan teknologi penangkapan tepat guna untuk dioperasikan di rumpon, data hasil survei dievaluasi, melalui pendekatan Multi-Criteria Analysis (MCA), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menentukan nilai skor kriteria
Penentuan nilai skor dilakukan dengan skoring. Metode skoring ini digunakan untuk penilaian kriteria yang mempunyai satuan berbeda. Skoring diberikan pada setiap kriteria yang memiliki nilai terendah sampai nilai tetinggi. Dampak pengoperasian rumpon dikaji melalui analisis aspek ekologi, ekonomis, sosial terhadap 3 (tiga) jenis perikanan tangkap yang dianalisis yaitu purse seine,
gillnet, dan pancing tonda.
Berdasarkan masing-masing aspek tersebut ditetapkan kriteria penilaian, untuk aspek ekologi yang meliputi kecepatan arus, plankton, salinitas dan suhu. Keceptan arus mengakibatkan perpindahan horisontal massa air sehingga mempengaruhi penyebaran ikan dan juga menentukan pergeseran fishing ground. Keberadaan plankton berperan sebagai sumber makanan bagi ikan herbivora. Salinitas, faktor yang mempengaruhi secara langsung penyebaran ikan dan menentukan karakteristik perairan, sehingga keberadaan ikan pada suatu perairan dapat diprediksi. Suhu, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, aktifitas dan mobilitas gerakan, ruaya, penyebaran, kelimpahan, penggerombolan ikan pada daerah fishing ground.
Kriteria aspek ekonomis meliputi penerimaan kotor per tahun, penerimaan kotor per trip, penerimaan kotor per tenaga kerja dan penerimaan kotor per tenaga penggerak kapal. Kriteria aspek sosial meliputi penyerapan tenaga kerja per unit
penangkapan penerimaan nelayan per unit penangkapan, dan kemungkinan kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan, sistim bagi hasil antara nelayan per unit penangkapan.
Penililaian kriteria aspek ekologi dilakukan dengan melihat kecepatan arus keberadaan plankton, salinitas dan suhu pada saat operasi penangkapan purse
seine, gillnet dan pancing tonda. Skor dan kriteria penilaian yang digunakan
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Kriteria penilaian aspek ekologi
Skor Penilaian
1 Sangat mengganggu
2 Mengganggu
3 Cukup mengganggu
4 Tidak mengganggu
5 Tidak mengganggu sama sekali
Pengukuran aspek sosial penilaiannya berdasarkan pada kriteria seperti penyerapan tenaga kerja, pendapatan nelayan pertahun dan kemungkinan kepemilikan. Kriteria penilaian penyerapan tenaga kerja yang terserap tiap unit penangkapan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Kriteria penilaian aspek sosial berdasarkan tanaga kerja
Skor Jumah tenaga kerja (ABK) Penilaian
1 ≤ 3 Kurang baik
2 3 s.d 5 Sedikit baik
3 6 s.d. 8 Cukup baik
4 9 s.d. 11 Baik
5 ≥ 12 Sangat baik
Penilaian berdasarkan pada kriteria pendapan nelayan pertahun dilakukan dapat disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Kriteria penilaian aspek sosial berdasarkan pendapatan pertahun
Skor Kisaran Pendapatan (Rp)
1 ≤ 15.000.000
2 16.000.000 s.d. 20.000.000
3 21.000.000 s.d. 25.000.000
4 26.000.000 s.d. 30.000.000
Penilaian kepemilikan operasi penangkapan ikan selama satu tahun disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Kriteria penilaian aspek sosial berdasarkan kepemilikan pertahun
Skor Kisaran kepemilikan (Rp)
1 ≤ 5.000.000
2 6.000.000 s.d. 10.000.000
3 11.000.000 s.d. 15.000.000
4 16.000.000 s.d. 20.000.000
5 ≥ 21.000.000
(2) Multi-Criteria Analysis (MCA)
Untuk mengetahui tingkat ketergantungan nelayan Kei Kecil terhadap perikanan tangkap, data dianalisis dengan melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator yang mempengaruhi ketergantungan nelayan :
1. Rasio pendapatan dari sektor perikanan dibandingkan dengan pendapatan keseluruhan.
2. Rasio total hari melaut dibandingkan dengan total hari seluruh kegiatan.
3. Rasio perbandingan aset dalam perikanan dengan total keseluruhan aset yang dimiliki.
4. Rasio jumlah anggota yang bekerja di sektor perikanan dibandingkan dengan sektor lain.
Untuk mendapatkan satu kesimpulan tingkat ketergantungan nelayan, data dari masing-masing indikator kemudian dianalisis dengan menggunakan Multi
Criteria Analysis (MCA). Dengan membuat penilaian, nilai relatif dari indikator
yang digunakan diperkirakan dengan formula : = j j j a a W Keterangan :
aj = rata-rata nilai dari indikator ke-j