WHATSAPP MESSENGER SEBAGAI MEDIA DAKWAH
PADA MAHASISWA KPI IAIN SALATIGA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Gelar
Sarjana Sosial
Oleh:
DIRA NOERMALA
117-14-002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
Motto
Saat keinginan menunda muncul, ganti segera dengan sikap tegas untuk menyelesaikan pekerjaan. Dan jika jenuh datang, usir dengan tindak nyata
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Allah SWT, tuhan semesta alam
Kedua orang, Bapak Setiyo Abadi, Ibu Jumini yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir dan batin. Dan juga telah mensuport, membimbing, dan selalu mendoakanku hingga dapat menyelesaikan sarjana.
Nenek Saminah yang telah merawat, membesarkan, sekaligus mendoakanku sampai saat ini.
Mas Heri Purwoko yang selalu menyemangati dalam pembuatan penelitianku
Prada Yuni Dwi Rusmiyanto yang telah mendoakan, memberi motivasi, membantu dalam administrasi, memberikan kebahagiaan serta menemaniku dari awal semester hingga saat ini.
Ibu Sri Suparwi M.A, selaku pembimbing skripsi sekaligus pemberi motivasi, dukungan serta pengarahan sampai selesainya penulisan skrispsi ini.
Teman teman seperjuangan keluarga besar Bidikmisi Angkatan 2014 yang telah menemani.
Teman terbaikku dirumah
Teman – teman jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2014 yang selau memberikan pembelajaran baru.
Staff Starnet yang selalu membantu dan menyuport.
Teman Teman Posko 14 KKN IAIN Salatiga
Seluruh straff IAIN Salatiga yang membantu dalam administrasi maupun yang lainnya.
Keluarga besar Progdi Komunikasi Penyiaran Islam.
KATA PENGANTAR
مىحرلا نمح رلا الله مسب
Alhamdulilahirabil ‘ alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia Nya sehingga penulis dapat melewati proses dalam penyusunan skripsi, dan berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018” guna memenuhi tugas untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Agung Nabing Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman Jahiliyah hingga sekarang ini serta membimbing ke jalan yang lurus, yakni agama Islam.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku pembimbing skripsi.
3. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen KPI IAIN Salatiga yang telah bersedia memberikan ilmu, membimbing dan terus memotivasi.
4. Seluruh staff IAIN Salatiga yang membantu dalam melancarkan urusan administrasi maupun yang lainnya.
Kepada semuanya, kupersembahkan terimakasih yang tiada terhingga. Besar harapan penulis semoga semua perbuatan baik diterima dan diridhoi Allah SWT. Akhir kata, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Salatiga, 07 Maret 2018 Penulis
ABSTRAK
Noermala, Dira, 2018. WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga Tahun 2018. Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Sri Suparwi, M.A.
Kata Kunci: WhatsApp Messenger, Media Dakwah Islam.
Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018. 2) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018. 3) Untuk mengetahui efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif pendekatan fenomenologis dengan teori User and Gratification atau teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data serta validitas data meliputi Uji Validitas, Uji Keteralihan dan Uji Ketergantungan kemudian penulis menarik kesimpulan dari hasil informasi yang relevan.
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Kerangka Berfikir ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI ... 9
A. KAJIAN PUSTAKA ... 9
B. LANDASAN TEORI ... 11
a. Pengertian WhatsApp Messenger ... 11
b. Sejarah WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 12
c. Fitur - Fitur WhatsApp Messenger ... 13
d. WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah ... 19
2.Ruang Lingkup Dakwah ... 21
a. Pengertian Dakwah ... 21
b. Dasar Hukum Dakwah ... 23
c. Metode Dakwah ... 23
c. Media Dakwah ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan ... 27
B. Lokasi Penelitian ... 28
C. Sumber dan Jenis Data ... 30
1. Data Primer ... 30
2. Data Sekunder ... 30
D. Fokus Penelitian ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Validitas Data ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
A. HASIL ... 35
1. Gambaran Umum Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 35
2. Visi dan Misi Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 35
4. Jajaran Pimpinan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga ... 36
5. Sarana dan Prasarana Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 37
6. Mahasiswa Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 37
7. Temuan Penelitian ... 40
a. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 40
b. Kekurangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 43
c. Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 45
c. Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 46
B. Pembahasan ... 48
1. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 48
2. Kekurangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 53
3. Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 57
3. Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 62
BAB V Penutup ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018
Daftar Lampiran
1. Foto Pesan Dakwah melalui WhatsApp Messenger 2. Daftar Nilai SKK.
3. Riwayat Hidup Penulis 4. Persetujuan Pembimbing
5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 6. Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW untuk membina umat manusia agar berpegang teguh kepada ajaran yang benar dan diridhaiNya. Islam juga merupakan agama rahamatan lilalamin artinya Islam membawa rahmat dan
kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Alam semesta yang dimaksud adalah semua perbedaan yang terdapat di alam semesta. Dengan
demikian watak ajaran Islam bukan hanya mengakui perbedaan, tapi bahkan menghormatinya (Amin S, 2009: 16).
Keberadaan Islam tidak lepas dari aktivitas dakwah. Tanpa
dakwah, Islam tidak akan terealisir nilai – nilai ajaranNya kepada masyarakat sebagai rahmatan lilalamin. Dakwah dan Islam saling
berkaitan, dimana dakwah merupakan usaha membujuk, mengajak, menyeru dan mempengaruhi umat Islam melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya agar memperoleh kebahagiaan serta
kemuliaan di dunia dan akhirat atau dalam pengertian lain adalah usaha usaha yang dilakukan guna mempengaruhi manusia agar taat oleh ajaran
Hal ini berdasarkan Hadits:
َلاَو اْوُرِّشَبَو ،اْوُرِّسَعُت َلاَو اوُّرُسَي( :سانلا ثعبي وهو ملسو هلآ ىلعو هيلع الله ىلص يبنلا لاقو )ملسم هاور( ) َنْيِرِّسَعَم اْوُثَعْبُت ْمَلَو َنْيِرِّسَيُم ْمُتْثِعُب اَمَّنِإَف ،اْوُرِّفَنُت)
Artinya: “Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.” (HR. Muslim).
Menghadapai era globalisasi dan perkembangan teknologi akhir – akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya arus informasi. Hal ini
menyebabkan terbentuknya pola pikir manusia untuk dapat menggunakan teknologi komunikasi modern untuk memperoleh informasi secara cepat, akurat, dan dapat dipercaya.
Semarak dakwah dan aktivitas-aktivitas keagamaan Islam menurut Pudiyono (2008:247) merupakan hal yang sangat strategis. Oleh
karena itu, aktivitas-aktivitas tersebut tidak luput dari hasil perkembangan teknologi dan liputan media massa, baik cetak maupun eletronik, baik offline maupun online (Bahroni 2016: 117)
Internet sebagai salah satu media teknologi informasi dan komunikasi memberi berbagai dampak bagi masyarakat, diantaranya
memberi kemudahan dalam memperoleh informasi, memperdekat jarak serta menambah relasi sosial (Kadir A, 2003: 444).
Perkembangan teknologi internet sangat pesat sehingga
WhatsApp Messenger merupakan salah satu aplikasi internet dalam bentuk perpesanan instan yang dapat digunakan untuk mengirim
file, tulisan, gambar, video dan obrolan online. WhatsApp Messenger dapat difungsikan dimanapun dan kapanpun dengan orang yang juga
mempunyai aplikasi tersebut serta selama handpone tersambung dengan jaringan data internet.
Logo WhatsApp Messenger
Dewasa ini, WhatsApp Messenger juga kerap dimanfaatkan berbagai kalangan sebagai media komunikasi dakwah. Diantaranya
dengan memberi kemudahan penyampaian kajian Islam dengan memberikan ruang pembaca untuk berkomentar sehingga komunikasi dakwah Islam berjalan baik dan efektif.
Mahasiwa merupakan generasi penerus yang diharapkan selalu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi secara positif
sebagai sarana komunikasi, penyebar informasi positif juga sebagai media komunikasi dakwah.
Jurusan KPI pada IAIN Salatiga diselenggarakan sebagai upaya untuk merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin meningkat di era revolusi global, sehingga kehidupan manusia di masa depan akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang semakin canggih (Ali, 2016: 205).
WhatsApp Messenger merupakan salah satu media sosial yang tepat digunakan oleh mahasiswa untuk menginformasikan informasi
positif dan bermanfaat. Namun faktanya, sebagian mahasiswa hanya menggunakan WhatsApp Messenger sebagai gaya hidup sehari hari. Sudah selayaknya mahasiswa yang memanfaatkan WhatsApp Messenger
dengan bijaksana yakni sebagai media dakwah Islam.
Pemanfaatan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kajian Islam. Namun pada kenyataannya, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga rasanya belum mengetahui lebih banyak tentang manfaat
WhatsApp Messenger.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul “WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah
pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga?
2. Apa saja kekurangan dan kelebihan WhatsApp Messenger sebagai
media dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga?
3. Bagaimana efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga.
2. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan WhatsApp
Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN
Salatiga.
3. Untuk mengetahui efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga.
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu :
1. Secara teoristis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan
peneliti tentang ilmu dakwah dan pemanfaatan teknologi informasi WhatsApp Messenger sebagai media dakwah serta bermanfaat bagi
pembaca dan pengguna WhatsApp Messenger agar memanfaatkannya sebagai penyebar kebaikan dakwah Islam.
E.Kerangka Berfikir
Internet merupakan salah satu media teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat. Perkembangan internet
menciptakan berbagai fenomena publik yang menyebabkan terbentuknya pola pikir manusia untuk memperoleh informasi secara cepat, akurat dan dapat dipercaya.
Hal ini mengakibatkan dakwah Islam juga dipengaruhi perubahan sosial dan problematika secara komplek baik dibidang teknologi,
ekonomi, pendidikan dan keagamaan.
WhatsApp Messenger adalah salah satu aplikasi internet dalam
bentuk perpesanan instan yang dapat digunakan untuk mengirim file,
tulisan, gambar, video, obrolan online menggunakan jaringan data internet. WhatsApp Messenger berfungsi memberi kemudahan
penyampaian pesan dan informasi berbagai kalagan karna sifatnya menyeluruh.
WhatsApp Messenger jug dimanfaatkan berbagai kalangan sebagai
dakwah melalui aplikasi ini bisa berupa artikel keagamaan, cerita kajian Islam dan informasi terbaru tentang Islam.
Mahasiswa khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam sudah selayaknya memanfaatkan perkembangan teknologi yang seperti
WhatsApp Messenger untuk hal yang positif dan bijaksana. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mencari informasi dari mahasiswa KPI IAIN Salatiga tentang “WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah”.
Disini peneliti menggunakan teori User and Gratification atau teori tentang penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam teori ini
BAB II
KAJIAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI
A.Kajian Pustaka
Sebelum diadakan penelitian tentang “Efektifitas WhatsApp
Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam Tahun 2018”. Beberapa penelusuran dan telaah terhadap
berbagai hasil kajian yang terkait dengan hal yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Hanik Malihatin (UIN Walisongo Semarang, 2012) yang berjudul “Persepsi Fakultas Dakwah UIN Walisongo tentang Blog Sebagai Media Dakwah”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis dengan spesifikasi penelitian deskriptif. Hasil penelitian tentang 15 informan
yang berpendapat blog sebagai suatu kebutuhan bahkan gaya hidup hanya bagi orang-orang mengerti tentang blog. Blog sebagai media dakwah merupakan inovasi baru untuk memajukan dakwah Islamiah
dan Sebagian besar mahasiswa menganggap blog sebagai media dakwah kurang efektif digunakan karena hanya kalangan tertentu yang
mempunyai blog. Blog dakwah yang dianggap ideal adalah blog yang di dalamnya tetap berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits.
Abdullah Gymnastiar (Studi Teori Efektifitas oleh Stewart . L Tubbs
dan Silvia Moss)”. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif yaitu dengan prosedur penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian yaitu halaman facebook K.H
Abdullah Gymnastiar dengan teori efektifitas yang ditulis oleh Stewart L Tubbs dan Silvia Moss. Hasil penelitian ini adalah dakwah melalui facebook dapat memperoleh kesenangan, mempengaruhi sikap
komunikan, dan menimbulkan hubungan baik antara komunikan dan komunikator.
3. Penelitian Anditiyas Pranowo (UIN Walisongo Semarang, 2006) yang berjudul “Internet Sebagai Media Dakwah (Studi Analisis Format dan Materi Dakwah Situs www.aldakwah.org Tahun 2003-12004)”.
Penelitian ini menggunakan menggunakan jenis dan pendekatan kualitatif yaitu berusaha memahami dan menemukan gagasan,
tanggapan dan studi analisis format pada dakwah serta materi dakwah situs www.aldakwah.org. Hasil penelitian ini adalah pertama, Situs www.aldakwah.org sebagai bagian dari media dakwah lewat internet,
memakai format program kompleks dan berisi 3 aspek materi dakwah, yakni aspek akidah, dan syariah, kedua Diantara materi yang terdapat
dalam Situs www.aldakwah.org adalah materi akidah, materi syari’ah, beberapa materi yang di publikasi menampilkan aplikasi dari ibadah
dan meliputi segmen dakwah yang banyak dalam waktu relatif cepat, dengan memanfaatkan jalur telekomunikasi, internet dapat
menjangkau semua kalangan, tidak tergantung waktu dan tempat, cakupan yang luas, pendistribusian yang cepat dan keragaman cara
penyampaiaan. Adapun kekurangan internet sebagai media dakwah adalah mad'u tidak bisa bertatap muka dengan narasumber, sepanjang perangkat komputer tersebut tidak dilengkapi dengan web cam.
Berdasarkan penelitian diatas, pada dasarnya peneliti sama meneliti tentang pendapat mahasiswa tentang media sosial sebagai media dakwah perbedaanya peneliti disini mengkaji tengtang “WhatsApp Messenger
sebagai media dakwah pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga Tahun 2018”, dengan menggunakan teori User and
Gratification dalam membuktikanya.
B.Landasan Teori
A.WhatsApp Messenger
a. Pengertian WhatsApp Messenger
WhatsApp Messenger merupakan salah aplikasi instant
messanging yang memiliki fitur gallery, contact, camera, audio, location, file, document bahkan video. Aplikasi ini mempermudah
interaksi sosial dengan orang terdekat yang diinginkan dan menjadi sarana bertukar pengetahuan serta wawasan antar pengguna
b. Sejarah Perkembangan WhatsAapp Messenger sebagai Media Dakwah
WhatsApp Messenger didirikan pada tahun 2009 oleh dua
orang pria bernama Brian Acton dan Jan Koum. Keduanya merupakan mantan karyawan di Yahoo yang sudah bekerja kurang
lebih 20 tahun.
Awalnya Jan Koum adalah orang pertama yang memiliki ide
dalam menciptakan aplikasi yang bisa broadcasting status ketika seseorang tidak dapat dihubungi karena suatu alasan. Kemudian Jan Koum mengajak Brian Acton untuk bekerja sama dalam
menciptakan perusahaan start up teknologi bernama WhatsApp.Inc yang berlokasi di Santa Clara, California atau sekarang dikenal
dengan WhatsApp Messenger.
Perkembangan WhatsApp Messenger sangat pesat sehingga menimbulkan pemanfaatan yang beragam. Berawal hanya untuk
perpesanan menjadi penyebaran dakwah Islam.
Penyampaian dakwah Islam disebar pertama kali oleh
seorang pemuda Muslim Kashmir yang tinggal di wilayah utama sub benua India. Beberapa pemuda Kashmir memanfaatkan waktu
paginya. Cara ini dilakukan guna mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.
Para pemuda Kashmir rutin menyebarkan dakwah Islam hingga sekitar ada lima puluh sunnah setiap hari untuk saudara
saudara muslim lain yang dikirim dari ponsel masing – masing. Selain pemuda, aplikasi WhatsApp Messenger juga membantu gadis ikut berperan dalam penyebaran dakwah Islam.
Cara penyebaran dakwah di Kashmir dengan rutin berbagai satu hadits dan khutbah setiap hari untuk menambah ilmu agama
serta menyebarkan syariat Islam agar muslim tetap dijalan Allah Swt.
Dari uraian diatas, dapat ditarik disimpulkan bahwa sejarah
perkembangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah melalui berbagai tahapan. Dimulai dari penemu WhatsApp incc
yang awalnya hanya untuk media broadcasting atau memberitahu keadaan terus berkembang menjadi media perpesanan kemudian dimanfaatkan sebagai media komunikasi dakwah Islam di
berbagai kalangan masyarakat.
c. Fitur – Fitur WhatsApp Messenger
Fitur – fitur yang ada pada WhatsApp Messenger antara lain:
1. Kirim Foto Langsung dari Kamera
gallery kepada penerima yang dituju oleh pengirim WhatsApp Messenger.
2. Kirim Kontak dan Nomor Telefon
Fitur Contact pada WhatsApp Messenger digunakan untuk mengirimkan kontak dan nomer telefon secara cepat kepada sesama pengguna WhatsApp Messenger.
3. Kirim Video dari Gallery
Fitur gallery digunakan untuk mengirim video dan foto dalam gallery atau langsung direkam.
Fitur Video pada WhatsApp Messenger digunakan untuk mengirim vidieo langsung kepada penerima pesan. Video yang
dikirim bisa video yang direkam, lalu mengeditnya kembali untuk memilih durasi waktu yang ingin ditentukan.
5. Kirim Lokasi GPS
Kirim lokasi GPS dapat dilakukan untuk mengirim lokasi keberasaan pengirim untuk penerima.
6. Update Status
Fitur “Status” pada WhatsApp Messenger digunakan untuk
menginformasikan keadaannya saat ini tanpa harus
7. Profile
Fitur profile pada WhatsApp Messenger digunakan untuk
mengganti nama, foto profil dan setting tentang pengguna aplikasi ini.
8. Blokir Kontak
WhatsApp Messenger memiliki fitur untuk memblokir
nomor kontak yang mengganggu dan setelah di blokir pengguna tidak bisa mengirim pesan maupun menelepon melalui fitur WhatsApp Messenger dengan kontak yang di blokir hingga
kontak tersebut dibuka blokiran.
9. Kirim File Music
WhatsApp Messenger tersedia fitur yang dapat mengirim
10.Atur Privasi
WhatsApp Messenger terdapat fitur privasi yang berfungsi
mengatur privasi status yang dibuat, dimana fitur ini dapat
menyembunyikan status dari orang orang yang tidak ingin dapat melihat status dalam WhatsApp Messenger.
11. Membuat Group Chat
WhatsApp Messenger tersedia fitur group chat yang
berfungi mempermudah komunikasi dengan banyak orang .
12. Info Group chat
Info group chat digunakan untuk mengetahui dan mengenali siapa saja yang ada dalam grup chat WhatsApp
13. File Media pada Group Chat
File media pada group chat digunakan mengirim file gambar atau foto untuk banyak orang dalam group chat pada
WhatsApp Messenger.
14. Obrolan Online dengan WhatsApp Messenger.
WhatsApp Messenger menyediakan obrolan online dengan
sesama pengguna menggunakan jaringan data internet.
15. Mengirim Broadcast Ucapan atau Undangan
WhatsApp Messenger tersedia fitur new broadchasting
guna memberikan informasi seluruh kontak telefon yang ada
d. WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
WhatsApp Messenger dimanfaatkan pengguna untuk media
komunikasi, kepentingan pribadi karena efesien, efektif, memperkuat eksistensi informasi, bersifat persuasi, menghibur,
kontrol sosial serta sebagai media komunikasi dakwah
Media dakwah merupakan sebuah alat yang digunakan
individu untuk menyampaikan pesan dakwah dengan tujuan dan maksud tertentu. Pesan dakwah disini berupa ajakan kepada seluruh umat muslim agar menjalankan perintah Allah Swt dan
menjahui laranganNya (Ilaihi W 2010 : 26). WhatsApp Messenger sebagai media dakwah dapat memperoleh berbagai pencapaian,
diantaranya:
1. Pendidikan (to Educate)
Dakwah Islam melalui WhatsApp Messeger sebagai sarana
pendidikan, karena penyampaianya memuat informasi – informasi positif tentang ajaran Islam.
2. Menghibur (to Entertain)
diimbangi dengan intermezo atau kajian simple tentang Islam membuat penerima dakwah tidak bosan untuk membacanya.
3. Menyiarkan Informasi (to Information)
WhatsApp Messenger digunakan untuk menyiarkan
informasi melalui broadchast atau group chat tentang ajaran ajaran Islam, sehingga pembaca sedikit demi sedikit mengetahui
pengetahuan tentang Islam.
4. Mempengaruhi Massa (to influence)
Dakwah melalui WhatsApp Messenger dapat lebih cepat
mempengaruhi massa, karena penyebaran pesan bersifat cepat dan menyeluruh kepada semua kalangan.
Adapun bentuk dakwah Islam dapat dilakukan melalui WhatsApp Messenger antara lain sebagai berikut:
1.Artikel seputar keagamaan Islam.
Artikel merupakan karangan prosa yang membahas sesuatu pokok secara lugas dan menyeluruh. Penyampaian dakwah melalui artikel membuat seorang da’I dapat menggunakan kalimat yang
tepat dalam membuat rangkaian informasi dengan topik tertentu.
2.Tanya jawab tentang Islam
Islam kemudian akan dibalas personal yang akan menimbulkan tanya jawab antar da’i dan mad’u secara intens.
3.Memberikan Cerita yang Bernafaskan Islam
Penyampaian dakwah dapat berupa cerita – cerita yang bernafaskan Islam dan mempunyai nilai – nilai keislaman didalamya (Amin S 2009: 260).
WhatsApp Messenger sebagai media dakwah dapat memberi
informasi pengetahuan tentang kajian – kajian Islam,
mempengaruhi penerima dakwah agar teladan dalam kebijaksanaan, melakukan ma’ruf sesuai ajaran Islam menjahui
mungkar serta dapat menjadi pendidikan penerima dakwah dimana yang sebelumnya belum tau menjadi tau akan syariat Islam.
B.Ruang Lingkup Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Berdasarkan makna secara bahasa tersebut, dakwah berarti
upaya memanggil, menyeru, dan mengajak manusia menuju Allah. Sedangkan yang dimaksud ajakan kepada Allah berarti ajakan
kepada agama-Nya, yaitu al-Islam (M. Rozikan 2017: 80).
Dakwah secara istilah merupakan suatu aktivitas yang bersifat menyeru, mengajak, mengundang, memanggil orang lain
agar melaksanakan perintah Allah Swt, menjahui laranganNya serta untuk mengamalkan ajaran Islam dan proses penyampaianpun
Dakwah juga Berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum muslimin menuju kondisi yang lebih baik dan lebih
dekat dengan Islam agar bahagia dunia dan akhirat (Ali Abdul HM 2007 : 12-14).
Secara terminologi, para ahli dakwah mengemukakan beberapa definisi dakwah dalam bahasa yang berbeda-beda, namun intinya sama, sebagai berikut:
1. Ali Mahfudz, dakwah ialah mempengaruhi manusia melakukan kebaikan atau berbuat ma’ruf dan melarang melakukan
kelejekan atau munkar agar mad’u mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Budiharjo 2007: 1).
2. Drs. H. M. Masyur Amin, dakwah adalah aktvitas yang
membujuk manusia untuk memeluk Islam melalui cara yang bijak melalui materi Islam agar penerima mendapatkan
kesejahteraan di dunia dan akhirat (Fathul Bahri 2008: 21). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan usaha atau aktivitas mendorong manusia untuk
melakukan kebajikan, melaksanakan makruf menjauhi mungkar dan mengubah situasi lebih baik yang dilakukan dengan bijaksana
b. Dasar Hukum Dakwah
Dakwah merupakan suatu proses motifasi agar manusia
melakukan kebaikan dan melarang manusia berbuat kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat masyarakat
Makkah memelihara kedudukan tata nilai yang tinggi dan istimewa, karena hal semacam itu memberikan kehidupan yang makmur (Hayati, 2017: 179). Dasar hukum dakwah berdasarkan
hadits:
ُفَعْضَأ َكِلَذ َو ِه ِبْلَقِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنِإَف ِهِناَسِلِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنِإَف ِهِدَيِب ُهْرِّيَغُيْلَف اًرَكْنُم ْمُكْنِم ىَأَر ْنَم ملسم حيحص هارو .ِناَميِ ْلْا
“Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat
kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum
bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa,
cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati
adalah pertanda selemah-lemah iman” (HR. Shahih Muslim).
c. Metode Dakwah
Metode dakwah merupakan cara cara tertentu yang dilakukan seorang Da’I kepada Mad’u untuk mengajak manusia mengerjakan
kebaikan dan mengikuti petunjuk Allah SWT atas dasar hikmah dan kasih sayang (Harjani, dkk 2003: 07).
dakwah yang akurat. Kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat tersebut adalah:
1. Al - Hikmah
Al - Hikmah merupakan metode dengan perkataan lembut, memberi semangat, sabar, ramah, dan lapang dada, serta tidak melebihi ukuran atau menempatkan sesuatu pada tempatnya
(Samsul Munir A, 2009: 98)
2. Al Mau’idzatil Hasanah
Maui’zah hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya
adalah memberikan nasihat kepada orang lain secara baik dengan mengarahkan petunjuk petunjuk kebaikan dengan
bahasa yang baik, santun, dapat diterima serta tidak menyebut kesalahan mad’u.
3. Al Mujadalah
Mujadalah adalah cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah, apabila kedua cara terakhir yang digunakan untuk
orang orang yang taraf berfikirnya maju dan kritis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal keagamaan dari para
utusan sebelumnya (Samsul Munir A, 2009: 100).
d. Media Dakwah
perantara. Secara spesifik, yang dimaksud media adalah alat – alat fisik yang digunakan untuk menjelaskan pesan dalam pengajaran,
seperti buku, film, video, slide, dan lain sebagainya.
Media dakwah, adalah peralatan yang digunakan untuk
berkomunikasi atau menyampaikan pesan dan materi dakwah dari subjek dakwah (da’i) dan objek dakwah (mad’u). Media yang digunakan pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televisi,
internet, sosial media (Bbm, WhatsApp Messenger, Facebook, Instagram, Blog, Path, Snapchat, Twiter), video, rekaman, majalan,
radio, dan surat kabar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa WhatsApp Messenger sebagai media dakwah adalah suatu
pemberian kontribusi (usaha) lebih untuk mencapai tujuan dalam menyebarkan informasi Islam berupa artikel, bacaan – bacaan
pendek, cerita pendek serta problematika Islam saat ini dengan menggunakan media WhatsApp Messenger sebagai pelengkap dalam mempermudah penyampainya. Disini peneliti menggunakan
teori User and Gratification guna membuktikan permasalahan kedalam realita yang ada.
1. Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan)
memberi kekusaan pada khalayak untuk menentukan media mana yang dipilih dan dikonsumsi. Disini khalayak berperan
aktif dalam melaksanakan intepretasi dan mengintegrasikan media ke dalam kehidupanya. Pada teori User and Gratification
ini khalayak bertanggung jawab untuk memilih media sebagai pemenuhan kehidupan.
Menurut Elihu Katz, Michael Gurevitch, dan Haddassah
Hass (1973) mengembangkan 35 macam kebutuhan yang diperoleh dari fungsi sosial dan psikologis media massa
kemudian megelompokkannya menjadi 5 kategori, yakni:
a. Kognitif (Cognitive) yang meliputi informasi atau pengetahuan.
b. Afektif (Affective) yang meliputi perasaan, emosi dan kesenangan.
c. Integrasi Pribadi (Personal Integrative) meliputi kredibilitas atau peningkatan status.
d. Integrasi Sosial (Social Integrative), misalnya integrasi antar
keluarga dan teman.
e. Melepaskan Tegangan (Tension release), misal pelarian.
Dari teori diatas, peneliti mengkaji tentang penggunaan media WhatsApp Messenger sebagai pemenuhan kebutuhan hidup
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Demi mendapatkan penelitian yang valid, peneliti menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan pengolahan data serta subjek yang
akan dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu :
A.Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yakni pendekatan yang menghasilkan data – data berupa kalimat maupun lisan
dari perilaku orang – orang yang diamati sesuai dengan fakta yang ada serta bertujuan untuk menggambarkan fenomena dari data – data obyek penelitian (J.Moleong, 2002: 3).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian fenomenologi, dimana peneliti mencoba menjabarkan makna fenomena pengalaman
berdasarkan kesadaran yang terjadi pada individu.
Johan Heinrich Lambert berpendapat istilah fenomologi dalam bahasa Jerman dengan nama Phanomenologia pada abad 18,
fenomenologi yang dimaksud sebagai teori dasar penampakan guna mengkaji secara empiris mengenai pengetahuan penampakan sensori.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berdasarkan filsafat postpositivisme, digunakan meneliti kondisi obyek
bersifat induktif/kualitatif, kemudian hasil penelitian kualitatif menekankan makna (Sugiyono, 2006: 9-10).
Dari uraian diatas, maka peneliti akan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif melalui pendekatan fenomenologis untuk meneliti
secara langsung mahasiswa KPI IAIN Salatiga dari semester 2, 4, 6 dan 8 agar memperoleh data – data yang lengkap dan akurat mengenahi
pendapat mereka tentang “WhatsApp Messenger Sebagai Media
Dakwah”.
B.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Dakwah program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga karena di bidang studi ini mahasiswa dituntut untuk selalu menyebarkan informasi berisi
tentang kajian kajian Islam dengan memanfaatkan teknologi informasi tanpa meninggalkan tradisi lama.
C.Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang dimaksud adalah semua informasi baik yang berupa benda nyata, sesuatu abstrak, peristiwa / gejala baik, yang nantinya disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”.
(Sukandarrumidi 2002: 44-45). Data dalam penelitian ini sumber data
yang diperoleh, diantaranya melalui: a. Data Primer
Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan,
dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah mahasiwa KPI IAIN Salatiga yang masih aktif
dalam perkuliahan. b. Data Sekunder
Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal,
internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan,
dan informasi mengenai penelitian pada pendapat mahasiswa KPI IAIN Salatiga tentang WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah. Catatan dan arsip yang dimaksud adalah semua yang berkaitan ruang
lingkup dakwah. Dalam skripsi Bahrin (IAIN Salatiga 2015: 24)
D.Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga. Guna mendalami fokus tersebut, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan pendekatan fenomenologis.
Penelitian ini menggunakan pengamatan yang terbuka, berhadapan
dengan fenomena realitas dan kedekatan emosional antara peneliti dan informan didapatkan secara mendalam dan relevan.
diterapkan sebagai media komunikasi dasar serta konteks yang dikaji peneliti berupa landasan teori tentang WhatsApp Messenger dan media
dakwah.
E.Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang dianggap relevan yaitu meliputi:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi melibatkan
dua komponen yaitu perlaku observasi atau observer dan obyek observasi atau observe (Sukandarrumidi 2002: 69).
Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mencari data
tentang pendapat mahasiswa KPI IAIN Salatiga mengenai WhatsApp Messenger sebagai media dakwah guna memperoleh data yang
berhubungan dengan gambaran yang relevan. b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong, 1988: 186).
Wawancara disini digunakan untuk mencari data informan
pada catatan kemudian dokumen-dokumen yang digunakan untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian.
Dokumen bisa berupa foto dan hasil wawancara yang didapat dari informan. Dokumentasi digunakan untuk bukti bahwa peneliti
terjun langsung kepada mahasiswa KPI IAIN Salatiga untuk melangsungkan penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi terdiri dari beberapa hal diantaranya dokumentasi dari tulisan pribadi seperti buku harian, surat – surat dan dokumen
resmi yang ada (Nasution, 2003: 85). d. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, memilih data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikan, mencari dan memutuskan
apa yang dapat dikelola (Bogdan & Biklen 1982).
Menurut Miles dan Huberman analisis data kualitatif yang dilakukan oleh peneliti melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal penting,
2. Display Data (Penyajian Data)
Setelah direduksi, peneliti menyajikan data yang dengan
menggunakan tabel. Ini digunakan untuk memudahkan memahami yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang
telah dialami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah tahap penyajian data selesai, selanjutnya adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dimana peneliti mencari makna dalam data yang dikumpulkan, kemudian disimpulkan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian.
F.Validitas Data
Validitas merupakan derajat derajat ketetapan antara data yang
sedang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 117).
Validitas data penting dilakukan agar memperoleh data yang akurat dan memperoleh keabsahan data hasil penelitian. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif didasarkan oleh empat kriteria yaitu uji
validitas (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfrimability).
1. Uji Validitas (Credibility)
Uji validitas dilakukan dengan triangulasi data hasil penelitian
(Sugiyono, 2008: 274). Uji validitas data penelitian kulitatif ini dapat digambarkan pada diagram berikut.
2. Uji Kebergantungan (dependability)
Uji Kebergantungan merupakan kegiatan audit terhadap prosess yang dilakukan dalam penelitian kualitatif. Prosess ini dimulai dari
menentukan masalah atau fokus penelitian, tahap lapangan, analisis data, uji keabsahan data, kemudian membuat kesimpulan yang dapat
dibuktikan oleh peneliti (Sugiyono, 2008: 277). 3. Uji Kepastian (Comfrimability).
Uji kepastian atau comfrimability berhubungan daengan
penegasan dan pengesahan data yang diperoleh dari para informan dalam penelitian, dimana data penelitian kualitatif dikatakan obyektif
apabila data hasil penelitian telah ditegaskan dan disahkan oleh beberapa pihak. Uji kepastian ini sangat penting karena menjadi dasar penelitian yang disertai oleh kebenaran informasi informan.
Validasi data melalui expert jugment, diharapkan instrumen penelitian mampu memperoleh data yang tepat. Proses triangulasi yang
penelitian, proses ke lapangan, proses pengumpulan data, proses analisis data, dan perumusan kesimpulan (Sugiyono, 2008:273).
Dengan demikian, melalui proses triangulasi yang diperoleh dari fokus penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan credibality dan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam IAIN Salatiga
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) sebagai institusi yang baru dibuka pada tahun 2013 telah memiliki sejumlah mahasiswa baru berjumlah 27 orang pada tahun yang sama.
Penyelenggaraan Jurusan KPI IAIN Salatiga dapat mempercepat pengadaan tenaga-tenaga ahli guna meningkatkan kualitas
pembangunan sumber daya manusia terlebih dengan adanya penerapan otonomi daerah (Mukti Ali 2006:204).
2. Visi dan Misi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran IAIN
Salatiga
Progdi KPI IAIN Salatiga memiliki visi: Unggul dalam
pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu komunikasi dan penyiaran yang berparadigma Islam.
untuk membentuk sarjana yang berkualitas, profesional dan berakhlak mulia; Kedua, Mengembangkan penelitian di bidang komunikasi dan
penyiaran Islam; Ketiga, Meningkatkan peran serta pada pengabdian masyarakat dalam aktivitas dakwah; Keempat, Memperluas jaringan
kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan Tri dharma Perguruan Tinggi; Kelima, Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dan meningkatkan kemampuan tenaga dakwah untuk
mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi kehidupan masyarakat baik di bidang dakwah, maupun bidang-bidang kehidupan
sosial secara umum (Mukti Ali, 2016: 205).
3. Tujuan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN
Salatiga
Tujuan progdi KPI berupa; Pertama. Menguasai, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu KPI dijiwai oleh nilai-nilai
Islam yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa; Kedua, melahirkan sarjana yang profesional dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam; Ketiga, melahirkan sarjana yang memiliki wawasan
dan keterampilan dalam bidang pers, penyiaran, dan retorika; Keempat, Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk
4. Jajaran pimpinan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga Tahun
5. Sarana dan Prasarana Serta Sistem Informasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga
Saran dan prasarana yang dimiliki program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam adalah gedung perkuliahan, kantor program studi, satu unit perpustakaan, studio (kerjasama dengan radio dan TV) dan
gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa. Di samping gedung perkantoran serta perkuliahan, terdapat sarana penunjang lainnya, lapangan olah
raga, areal parkir, dan prasarana pendukung lainya.
Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki sistem informasi yang modern, seperti telephone, faximile, dan internet.
Semua ini dalam rangka memperlancar dan mempermudah komunikasi dengan pihak lain. Di samping itu, Program Studi juga
menggunakan sistem informasi melalui brosur dan iklan dalam rangka perekrutan mahasiswa baru.
Untuk keperluan akademik, telah memiliki SIA (Sistem
Informasi Akademik) dengan sistem LAN (Local Area Network). Dan untuk pelayanan perpustakaan digunakan SIMPUS (Sistem
manajemen perpustakaan) yang berbasis IT.
5. Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam diajarkan tentang berbagai dasar ilmu keislaman, komunikasi dan
kebahasaan guna menciptakan suasana akademis.
Mahasiwa, dosen dan karyawan disediakan fasilitas internet
(area WiFi) di seluruh ruangan perkuliahan kampus. yang digunakan untuk berbagai kepentingan di setiap harinya. Seperti, untuk mencari tugas, email, website, facebook, blog, Instagram, WhatsApp
Messenger, BBM, dan sebagainya.
Survey Jumiatmono menunjukkan, 90% mahasiswa maupun
dosen menggunakan aplikasi WhatsApp Messenger dalam kehidupan seharihari. maupun dalam kegiatan perkuliahan (Jumiatmoko 2016: 52).
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam merupakan mahasiswa yang memilik kemampuan dalam berbagai bidang,
diantaranya bidang penyiaran Islam, teknologi informasi dan komunikasi, broadchasting dan hubungan masyarakat.
Adapun jumlah mahasiswa KPI IAIN Salatiga sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018
Sumber: Dokumen Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018
Mahasiswa Angkatan 2015
Mahasiswa Public Relations
Mahasiswa Broadcasting Mahasiswa Jurnalis
34 Mahasiswa 19 Mahasiswa 12 Mahasiswa
Sumber: Dokumen Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi seperti WhatsApp Messenger sudah menjadi tugas mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam sebagai calon da’I untuk terus menyebarkan Kajian Islam.
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam yang hampir
seluruhnya memiliki aplikasi WhatsApp Messenger, namun mahasiswa cenderung hanya menggunakan aplikasi ini untuk rutinitas
chathingan biasa. Masih jarang yang memanfaatkan dengan menyebarkan ajaran ajaran Islam kepada teman teman atau kerabat. Seharusnya mahasiswa yang basiknya pada ilmu dakwah terus
mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dengan memanfaatkannya untuk hal yang positif seperti sebagai media
6. Temuan Penelitian
a. Penerapan WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada
Mahasiswa KPI IAIN Salatiga.
Begitu banyaknya penggunaan WhatsApp Messenger di
kalangan mahasiswa, maka penulis mencoba menggali informasi dengan strategi penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis melalui teori User and Gratification atau teori
penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Lokasi penelitian ini berada di fakultas dakwah program studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam IAIN Salatiga.
Penulis mencari data dimulai dengan Uji validitas, uji keteralihan lanjut uji kebergantungan. Penulis menerapkan uji
validitas dengan mencari data pada perwakilan mahasiswa KPI semester 2, 4, 6, dan 8 yang berjumlah 20 informan kemudian
dicek kebenaranya lagi dengan metode berbeda yakni melalui chat personal menggunakan WhatsApp Messenger.
Penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah oleh
beberapa uraian 20 informan mahasiswa KPI IAIN Salatiga, 6 informan berpendapat bahwa WhatsApp Messenger lebih baik
diterapkan sebagai media dakwah secara personal agar pesan lebih intens, 8 informan berpendapat WhatsApp Messenger akan lebih
cuplikan video – video, 1 informan berpendapat jika WhatsApp Messenger tidak efektif sama sekali untuk berdakwah karena
dakwah akan mudah dipahami jika dengan contoh atau tindakan langsung kepada mad’u, 2 informan berpendapat penyampaian
dakwah melalui WhatsApp Messenger bisa secara personal ataupun grub, 1 informan berpendapat bahwa penerapan dakwah melalui WhatsApp Messenger lebih baik melalui broadcast , dan yang
terakhir 1 informan berpendapat bahwa penerapan WhatsApp Messenger lebih baik jika rutin menulis kajian Islam melalui status
WhatsApp Messenger.
Mahasiswa KPI menggunakan WhatsApp Messenger sebagai media komunikasi dakwah secara personal mengemas pesan
dakwah dengan kalimat – kalimat menarik, bacaan tidak terlalu panjang dan disesuaikan dengan penerima.
Sebagian mahasiswa lain cenderung lebih memilih penerapkan WhatsApp Messenger sebagai media komunikasi dakwah melalui grub chat karena penyampaian pesan dakwah
melalui grub chat lebih efektif , efisien waktu dan biaya.
Keterangan lain tentang oleh mahasiswa KPI tentang
penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ialah mengemas penyampaian pesan dakwah Islam dengan cuplikan –
Sebagian lagi mahasiswa menerapkan WhatsApp Messenger sebagai media komunikasi dakwah dengan rutin melalui
menuliskan status pada WhatsApp Messenger tentang kajian – kajian pendek tentang Islam. Namun juga ada mahasiswa yang
beranggapan bahwa dakwah lewat WhatsApp Messenger sangat tidak efektif karna hanya melalui media saja, seharunya dakwah harus disertai dengan tindakan langsung.
Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasasiswa semester 6 NR mengungkap bahwa:
“Bagi saya, aplikasi WhatsApp merupakan kebutuhan yang
bersifat tidak permanen, karena aplikasi merupakan komunikasi
penguhubung yang mana mampu memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi jarak jauh. Aplikasi ini bisa juga digunakan buat
dakwah karena aplikasi ini bisa mempermudah alur dalam
penyampaian dakwahnya. Penerapan WhatsApp Messenger untuk
dakwa bisa melalui grub dan ditambah dengan pencantuman
sumber yang jelas dan pembahasanya harus sesuai dengan
kalangan yang menerima pesan” (01-1-2018).
Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa KPI IAIN Salatiga
banyak yang menerapkan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah melalui grub chat karena tidak tergantung tempat dan
terbatas kalangan – kalangan tertentu serta informasi bersifat universal. Ungkapan lain diungkapkan:
“Menurut saya aplikasi ini juga bisa digunakan buat
dakwah melalui personal atau grub dengan teks yang tidak
panjang – panjang karena penerima bosan membacanya termasuk
saya. Harusnya dakwah lewat tulisan singkat, tidak berbelit tapi
memberi isi didalamnya” (YF, Semester 8).
b. Kekurangan dan Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai
Media Dakwah.
1. Kekurangan WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah
Kekurangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga adalah sebagai berikut:
a) Dakwah Melalui WhatsApp Messenger Tidak Bisa Face to
Face.
Kekurangan dakwah menggunakan media sosial seperti WhatsApp Messenger yaitu, dakwah melalui aplikasi ini tidak
bisa tatap muka atau face to face.
Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasiswa semester 8 NJ menyatakan bahwa:
“Kekurangannya dakwah lewat WhatsApp Messenger tidak
bisa face to face untuk melakukan komunikasi secara
langsung, tidak bisa secara kongkrit untuk memahami pesan
dipertanggungjawabkan secara langsung kepada penerima,
kurangnya konsisten dalam memahami pesan dakwah
melalui media.”
b) Malas membaca pesan broadcast
Rasa malas merupakan kekurangan atau hambatan dalam membaca dakwah melalui WhatsApp Messenger karena pesan yang terlalu panjang dan bertele – tele sehingga mad’u malas untuk membacanya. Hal yang seperti dirasakan
oleh mahasiswa semester 8 KPI IAIN Salatiga yaitu DW: “Sebenarnya banyak kekurangan ketimbang kelebihan,
seperti orang yang menangkap pesan itu akan malas
membaca karena pesan terlalu baca, pesan kurang jeli
berbeda dengan face to face. Contoh berita Palestina, itu kan
ada yang hanya menyampaikan keadaannya saja tidak
menuliskan bagaimana doa untuk Palestina sendiri”
(01-1-2018).
c) Sumber yang belum pasti kejelasanya.
Pesan dakwah yang disampaikan melalui WhatsApp Messenger baik melalui personal atau grub chat terkadang
isinya hoax atau palsu dan belum pasti kejelasanya.
Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh mahasiswa
“Kekurangannya tentang penerimaan audience seperti pesan
bertele – tele, tidak langsung ke intinya, menyebar kabar
bohongan atau hoax serta tidak jelas dari segi sanad, matan,
dan keaslianya” (27-12-2017).
2. Kelebihan WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah
Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah antara lain sebagai berikut:
a. Mendapat informasi Baru tentang kajian Islam
Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger
seorang mad’u dapat memperoleh informasi baru tentang kajian kajian dan informasi Islam. Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasiswa semester 6 DR :
“Kelebihannya dakwah melalui WhatsApp
Messenger dari situ saya bisa tau informasi baru, bisa komen
kalau tidak sesuai dengan pemikiran dan bisa juga sharing –
sharing dengan pengirimnya” ( 24-12-2017).
b. Menghemat waktu, biaya, dan mempermudah
penyampaian dakwah kepada banyak orang.
Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger
relatif cepat dan dan mengjangkau banyak orang sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan mempermudah berbagi
“Kalau kelebihanya tentu efektif, efisien kan hemat pulsa
maupun kota dan juga tentunya penyampaian pesan cepat”
(01-1-2018).
c. Dapat dibaca lagi dikemudian hari
Penerimaan pesan dakwah melalui WhatsApp Messenger dapat di review atau baca lagi kemudian hari jika lupa tentang bacaan tersebut sehingga bisa dipahami ulang
oleh masing – masing individu dan kemudian bisa diterapkan dalam tindakan atau kehidupan nyata.
Seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa semester 6 IF: “Kalau dari segi kelebihannya, dakwah lewat aplikasi ini
bisa dibaca ulang dan dipahami kemudan hari” (02-1-2018).
d. Dapat sharing – sharing atau Tanya Jawab dengan
Pengirim Pesan Dakwah
Media sosial semacam Whatsapp Messenger dapat dimanfaatkan sebagai media sharing atau tanya jawab antara da’i dengan mad’u.
3. Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah
a. WhatsApp Messenger Efektif Digunakan karena Mengikuti
Zaman yang Sudah Canggih.
Sekarang ini, WhatsApp Messenger merupakan aplikasi instant messenging yang banyak digunakan dari berbagai
kalangan. Penggunaan WhatsApp Messenger sebagai dakwah Islam bisa melalui status, broadcast, dan grub chat.
Sebagaimana ungkapan dari mahasiswa semester 6 DR:
“Dakwah lewat WhatsApp Messenger efektif digunakan karena
di zaman sekarang banyak orang yang mempunyai gadget dan
bisa buat internet. Dengan internet sekarang ini kita bebas
melakukan apa saja dalam bermedsos, memposting, membaca
atau sekedar berbagi informasi antara satu dengan lainya”
(24-12-2017).
b. WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah Efektif dan
Menyeluruh
Penggunaan WhatsApp Messenger efektif digunakan sebagai media komunikasi dakwah karena sifatnya menyeluruh
kepada semua kalangan.
Sebagaimana yang diungkap oleh mahasiswa semester 6 NR: “Berdakwah lewat WhatsApp menurut saya sangat efektif, akan
tetapi akan lebih efektif lagi jika penyampaian secara japri,
agar lebih efektif dan mudah di respon, jarak waktu yang di
jam 7, ya sore setelah maghrib dan sebelum broadchast tentang
dakwah ada perlunya menambahi kata – kata sapaan dan
perijinan untuk membroadchast dakwah” (01-1-2018).
c. WhatsApp Messenger tidak efektif sama sekali digunakan
sebagai media dakwah.
Dakwah melalui WhatsApp Messenger dinilai kurang pas karena penyampaian dakwah hanya melalui media atau tidak
diimbangi dengan tindakan nyata.
Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh mahasiswa
semester 2 dan semester 4 NA, AY:
“Dakwah lewat aplikasi WhatsApp Messenger tidak efektif sama
sekali, karna pembahasan dakwah panjang dan itu – itu saja.
Seharusnya dakwah tidak hanya menggunakan aplikasi di hp,
tapi juga memberi pelajaran pelajaran kecil pada teman atau
juga lewat video pendek lucu yang didalamnya berisi informasi
–informasi tentang syariat Islam” (24-12-2017.
B.Pembahasan
1. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
Mahasiswa KPI IAIN Salatiga cenderung menggunakan
WhatsApp Messenger sebagai kebutuhan dan gaya hidup dibanding sebagai media komunikasi dakwah Islam.
Mahasiswa mengirim pesan dakwah Islam dengan berbagai cara, diantaranya mengirim pesan Islam melalui chat peronal, grub,
broadcast, dan juga status WhatsApp Messenger.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan WhatsApp Messenger sebagai
media komunikasi dakwah ada 6 cara yaitu:
a. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
melalui Personal chat
Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger secara personal chat dilakukan mahasiswa untuk memberi ruang mad’u
agar pecakapan lebih intens sharing tentang pesan dakwah yang diberikan. Mahasiswa mengemas pesan dakwah dengan kalimat yang menarik, tidak terlalu panjang dan tentunya kalimat sesuai
dengan kemampuan mad’u.
Beberapa informan yang menerapkan WhatsApp Messenger
sebagai media komunikasi dakwah melalui Personal Chat. Hal ini peneliti temukan dalam wawancara berikut:
“WhatsApp Messenger adalah aplikasi chating yang paling enak,
selain praktis, cepat , simple, aplikasi ini bisa digunakan sebagai
penyebaran informasi kebaikan tentang Islam atau berdakwah,
cara berdakwah lewat aplikasi ini alangkah baiknya jika tidak
melalui grub tapi personal chat di kontak yang ada. Ditambah
dengan kata kata sambutan seperti “Hallo kakak buat kamu yang
pengirim kemudian kata kata lebih menarik, tidak terlalu panjang,
bahasa kekinian biar pembaca menarik membacanya” (RS, 24
-12-2017).
b. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
melalui grub chat.
Penyampaian dakwah dengan WhatsApp Messenger melalui grub chat oleh mahasiswa KPI dilakukan untuk mempermudah
pengiriman pesan dakwah Islam kepada banyak orang atau mad’u. Seperti ungkapan informan berikut ini:
“Aplikasi WhatsApp Messenger adalah sarana komunikasi yang
cepat dan instan. Aplikasi ini bisa digunakan sebagai media
komunikasi dakwah karna melihat sekarang banyak muncul
golongan terntentu atau organisasi yang update mempunyai
informasi tentang Islam dan pasti di share groub masing – masing.
Penerapanya kalau bisa dakwah lewat aplikasi ini tidak saklek
atau memahami dari berbagai golongan kata lain tidak kaku” (IN,
27-12-2017).
c. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Komunikasi Dakwah Melalui Cuplikan Video.
Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger dengan cuplikan video diterapkan mahasiswa agar konten dakwah yang
“Aplikasi WhatsApp Messenger punya banyak fungsi, bisa buat
mengirim informasi di perkuliahan, bisnis online dan saat ini bisa
juga dimanfaatkan ke hal yang positif seperti berdakwah.
Penerapan berdakwah lewat WhatsApp Messenger seharusnya
tidak tulisan saja, karena bikin bosan. Harusnya dakwah lewat
aplikasi ini ditambah dengan cuplikan cuplikan vidieo pendek agar
penerima dakwah tidak bosan dan pasif” (DR, 24-12-2017).
d. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
Disertai Tindakan Nyata.
Mahasiswa lain beranggapan bahwa penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah kurang efektif dimana dakwah akan berjalan lancar jika hanya diterapkan melalui media tetapi
juga disertai dengan tindakan nyata.
Seperti yang diungkap informan berikut ini:
“Sebenarnya saya punya WhatsApp Messenger cuma pajangan di
hp saja karna tuntutan kuliah di Jawa tapi walaupun demikian,
WhatsApp sebagai wadah sosial di zaman modern saat ini atau
memberikan tawaran sosialisasi antar individu yang tidak dapat
didapatkan di dunia nyata. Akan lebih baik kalau WhatsApp
dimanfaatkan sebagai hal yang positif seperti berdakwah.
Berdakwah lewat sosial media WhatsApp tidak akan efektif seperti
melalui media sosial melainkan diimbangi dakwah di tindakan
langsung kepada individu –individu” (AY, 27-12-2017).
e. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
Melalui Personal Chat dan Groub Chat
Sebagian mahasiswa KPI juga menggunakan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah melalui personal chat dan groub chat agar pesan dakwah lebih intens dan mudah dipahami oleh
mad’u.
Berikut ungkapan informan:
“Kalau aku, WhatsApp Messenger itu kebutuhan sehari hari dan
bukan hanya lifestyle saja. Aplikasi ini juga bisa sarana dakwah
soalnya contohnya broadcast seperti “Jangan lupa makan sebelum
berdoa” dll. Aplikasi ini praktis dan hemat karena ga pakai pulsa.
Penerapan aplikasi ini buat sarana dakwah ya lewat lewat video,
ilustrasi gambar agar isi dakwah bisa gampang dipahami dan
menyerap yang dikirim personal bisa juga grub” (DRY, O1
-01-2018).
f. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah
Melalui Broadcast dan Status
Mahasiswa KPI juga rutin menggunakan fitur broadcast dan status untuk menyebarkan dakwah dengan aplikasi ini.
disertai dengan pengiriman pesan dakwah atau kajian Islam melalui broadcast untuk semua kontak yang ada di WhatsApp Messengger.
1. Pembahasan
a. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Komunikasi
Dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga. BI (Semester 2)
“Kalau aku, WhatsApp Messenger itu kebutuhan sehari hari
dan bukan hanya lifestyle saja. Aplikasi ini juga bisa sarana
dakwah soalnya contohnya broadcast seperti “Jangan lupa
makan sebelum berdoa” dll. Aplikasi ini praktis dan hemat
karena ga pakai pulsa. Penerapan aplikasi ini buat sarana
dakwah ya lewat lewat video, ilustrasi gambar agar isi dakwah
bisa gampang dipahami dan menyerap yang dikirim personal
bisa juga grub” (02-01-2018).
Dari hasil wawancara diatas dan hasil pengamatan lapangan penulis dapat disimpulkan, bahwa terdapat 6 penyampaian dakwah pada mahasiswa KPI. Diantaranya penerapan WhatsApp Messenger
melalui personal chat, groub chat, personal dan groub chat, broadcast, status WhatsApp Messenger, video cuplikan dan dakwah
media yang diimbangi dengan tindakan langsung di dunia nyataa.
b. Kekurangan dan Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai