• Tidak ada hasil yang ditemukan

WHATSAPP MESSENGER SEBAGAI MEDIA DAKWAH PADA MAHASISWA KPI IAIN SALATIGA TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "WHATSAPP MESSENGER SEBAGAI MEDIA DAKWAH PADA MAHASISWA KPI IAIN SALATIGA TAHUN 2018"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

WHATSAPP MESSENGER SEBAGAI MEDIA DAKWAH

PADA MAHASISWA KPI IAIN SALATIGA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Gelar

Sarjana Sosial

Oleh:

DIRA NOERMALA

117-14-002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

(2)
(3)
(4)
(5)

Motto

Saat keinginan menunda muncul, ganti segera dengan sikap tegas untuk menyelesaikan pekerjaan. Dan jika jenuh datang, usir dengan tindak nyata

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

 Allah SWT, tuhan semesta alam

 Kedua orang, Bapak Setiyo Abadi, Ibu Jumini yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir dan batin. Dan juga telah mensuport, membimbing, dan selalu mendoakanku hingga dapat menyelesaikan sarjana.

 Nenek Saminah yang telah merawat, membesarkan, sekaligus mendoakanku sampai saat ini.

 Mas Heri Purwoko yang selalu menyemangati dalam pembuatan penelitianku

 Prada Yuni Dwi Rusmiyanto yang telah mendoakan, memberi motivasi, membantu dalam administrasi, memberikan kebahagiaan serta menemaniku dari awal semester hingga saat ini.

 Ibu Sri Suparwi M.A, selaku pembimbing skripsi sekaligus pemberi motivasi, dukungan serta pengarahan sampai selesainya penulisan skrispsi ini.

 Teman teman seperjuangan keluarga besar Bidikmisi Angkatan 2014 yang telah menemani.

 Teman terbaikku dirumah

 Teman – teman jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2014 yang selau memberikan pembelajaran baru.

 Staff Starnet yang selalu membantu dan menyuport.

 Teman Teman Posko 14 KKN IAIN Salatiga

 Seluruh straff IAIN Salatiga yang membantu dalam administrasi maupun yang lainnya.

 Keluarga besar Progdi Komunikasi Penyiaran Islam.

(7)

KATA PENGANTAR

مىحرلا نمح رلا الله مسب

Alhamdulilahirabil ‘ alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia Nya sehingga penulis dapat melewati proses dalam penyusunan skripsi, dan berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018” guna memenuhi tugas untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Agung Nabing Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman Jahiliyah hingga sekarang ini serta membimbing ke jalan yang lurus, yakni agama Islam.

Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku pembimbing skripsi.

3. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen KPI IAIN Salatiga yang telah bersedia memberikan ilmu, membimbing dan terus memotivasi.

4. Seluruh staff IAIN Salatiga yang membantu dalam melancarkan urusan administrasi maupun yang lainnya.

Kepada semuanya, kupersembahkan terimakasih yang tiada terhingga. Besar harapan penulis semoga semua perbuatan baik diterima dan diridhoi Allah SWT. Akhir kata, Wassalamualaikum Wr.Wb.

Salatiga, 07 Maret 2018 Penulis

(8)

ABSTRAK

Noermala, Dira, 2018. WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga Tahun 2018. Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Sri Suparwi, M.A.

Kata Kunci: WhatsApp Messenger, Media Dakwah Islam.

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018. 2) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018. 3) Untuk mengetahui efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif pendekatan fenomenologis dengan teori User and Gratification atau teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data serta validitas data meliputi Uji Validitas, Uji Keteralihan dan Uji Ketergantungan kemudian penulis menarik kesimpulan dari hasil informasi yang relevan.

(9)

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Berfikir ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI ... 9

A. KAJIAN PUSTAKA ... 9

B. LANDASAN TEORI ... 11

(10)

a. Pengertian WhatsApp Messenger ... 11

b. Sejarah WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 12

c. Fitur - Fitur WhatsApp Messenger ... 13

d. WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah ... 19

2.Ruang Lingkup Dakwah ... 21

a. Pengertian Dakwah ... 21

b. Dasar Hukum Dakwah ... 23

c. Metode Dakwah ... 23

c. Media Dakwah ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan ... 27

B. Lokasi Penelitian ... 28

C. Sumber dan Jenis Data ... 30

1. Data Primer ... 30

2. Data Sekunder ... 30

D. Fokus Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Validitas Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. HASIL ... 35

1. Gambaran Umum Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 35

2. Visi dan Misi Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 35

(11)

4. Jajaran Pimpinan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga ... 36

5. Sarana dan Prasarana Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 37

6. Mahasiswa Progdi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ... 37

7. Temuan Penelitian ... 40

a. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 40

b. Kekurangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 43

c. Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 45

c. Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 46

B. Pembahasan ... 48

1. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 48

2. Kekurangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 53

3. Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 57

3. Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ... 62

BAB V Penutup ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 68

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018

(13)

Daftar Lampiran

1. Foto Pesan Dakwah melalui WhatsApp Messenger 2. Daftar Nilai SKK.

3. Riwayat Hidup Penulis 4. Persetujuan Pembimbing

5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 6. Lembar Konsultasi

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada

Nabi Muhammad SAW untuk membina umat manusia agar berpegang teguh kepada ajaran yang benar dan diridhaiNya. Islam juga merupakan agama rahamatan lilalamin artinya Islam membawa rahmat dan

kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Alam semesta yang dimaksud adalah semua perbedaan yang terdapat di alam semesta. Dengan

demikian watak ajaran Islam bukan hanya mengakui perbedaan, tapi bahkan menghormatinya (Amin S, 2009: 16).

Keberadaan Islam tidak lepas dari aktivitas dakwah. Tanpa

dakwah, Islam tidak akan terealisir nilai – nilai ajaranNya kepada masyarakat sebagai rahmatan lilalamin. Dakwah dan Islam saling

berkaitan, dimana dakwah merupakan usaha membujuk, mengajak, menyeru dan mempengaruhi umat Islam melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya agar memperoleh kebahagiaan serta

kemuliaan di dunia dan akhirat atau dalam pengertian lain adalah usaha usaha yang dilakukan guna mempengaruhi manusia agar taat oleh ajaran

(15)

Hal ini berdasarkan Hadits:

َلاَو اْوُرِّشَبَو ،اْوُرِّسَعُت َلاَو اوُّرُسَي( :سانلا ثعبي وهو ملسو هلآ ىلعو هيلع الله ىلص يبنلا لاقو )ملسم هاور( ) َنْيِرِّسَعَم اْوُثَعْبُت ْمَلَو َنْيِرِّسَيُم ْمُتْثِعُب اَمَّنِإَف ،اْوُرِّفَنُت)

Artinya: “Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.” (HR. Muslim).

Menghadapai era globalisasi dan perkembangan teknologi akhir – akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya arus informasi. Hal ini

menyebabkan terbentuknya pola pikir manusia untuk dapat menggunakan teknologi komunikasi modern untuk memperoleh informasi secara cepat, akurat, dan dapat dipercaya.

Semarak dakwah dan aktivitas-aktivitas keagamaan Islam menurut Pudiyono (2008:247) merupakan hal yang sangat strategis. Oleh

karena itu, aktivitas-aktivitas tersebut tidak luput dari hasil perkembangan teknologi dan liputan media massa, baik cetak maupun eletronik, baik offline maupun online (Bahroni 2016: 117)

Internet sebagai salah satu media teknologi informasi dan komunikasi memberi berbagai dampak bagi masyarakat, diantaranya

memberi kemudahan dalam memperoleh informasi, memperdekat jarak serta menambah relasi sosial (Kadir A, 2003: 444).

Perkembangan teknologi internet sangat pesat sehingga

(16)

WhatsApp Messenger merupakan salah satu aplikasi internet dalam bentuk perpesanan instan yang dapat digunakan untuk mengirim

file, tulisan, gambar, video dan obrolan online. WhatsApp Messenger dapat difungsikan dimanapun dan kapanpun dengan orang yang juga

mempunyai aplikasi tersebut serta selama handpone tersambung dengan jaringan data internet.

Logo WhatsApp Messenger

Dewasa ini, WhatsApp Messenger juga kerap dimanfaatkan berbagai kalangan sebagai media komunikasi dakwah. Diantaranya

dengan memberi kemudahan penyampaian kajian Islam dengan memberikan ruang pembaca untuk berkomentar sehingga komunikasi dakwah Islam berjalan baik dan efektif.

Mahasiwa merupakan generasi penerus yang diharapkan selalu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi secara positif

(17)

sebagai sarana komunikasi, penyebar informasi positif juga sebagai media komunikasi dakwah.

Jurusan KPI pada IAIN Salatiga diselenggarakan sebagai upaya untuk merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin meningkat di era revolusi global, sehingga kehidupan manusia di masa depan akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang semakin canggih (Ali, 2016: 205).

WhatsApp Messenger merupakan salah satu media sosial yang tepat digunakan oleh mahasiswa untuk menginformasikan informasi

positif dan bermanfaat. Namun faktanya, sebagian mahasiswa hanya menggunakan WhatsApp Messenger sebagai gaya hidup sehari hari. Sudah selayaknya mahasiswa yang memanfaatkan WhatsApp Messenger

dengan bijaksana yakni sebagai media dakwah Islam.

Pemanfaatan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah untuk

menambah wawasan dan pengetahuan kajian Islam. Namun pada kenyataannya, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga rasanya belum mengetahui lebih banyak tentang manfaat

WhatsApp Messenger.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul “WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa

(18)

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah

pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga?

2. Apa saja kekurangan dan kelebihan WhatsApp Messenger sebagai

media dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga?

3. Bagaimana efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga.

2. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan WhatsApp

Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN

Salatiga.

3. Untuk mengetahui efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu :

1. Secara teoristis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

(19)

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan

peneliti tentang ilmu dakwah dan pemanfaatan teknologi informasi WhatsApp Messenger sebagai media dakwah serta bermanfaat bagi

pembaca dan pengguna WhatsApp Messenger agar memanfaatkannya sebagai penyebar kebaikan dakwah Islam.

E.Kerangka Berfikir

Internet merupakan salah satu media teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat. Perkembangan internet

menciptakan berbagai fenomena publik yang menyebabkan terbentuknya pola pikir manusia untuk memperoleh informasi secara cepat, akurat dan dapat dipercaya.

Hal ini mengakibatkan dakwah Islam juga dipengaruhi perubahan sosial dan problematika secara komplek baik dibidang teknologi,

ekonomi, pendidikan dan keagamaan.

WhatsApp Messenger adalah salah satu aplikasi internet dalam

bentuk perpesanan instan yang dapat digunakan untuk mengirim file,

tulisan, gambar, video, obrolan online menggunakan jaringan data internet. WhatsApp Messenger berfungsi memberi kemudahan

penyampaian pesan dan informasi berbagai kalagan karna sifatnya menyeluruh.

WhatsApp Messenger jug dimanfaatkan berbagai kalangan sebagai

(20)

dakwah melalui aplikasi ini bisa berupa artikel keagamaan, cerita kajian Islam dan informasi terbaru tentang Islam.

Mahasiswa khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam sudah selayaknya memanfaatkan perkembangan teknologi yang seperti

WhatsApp Messenger untuk hal yang positif dan bijaksana. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mencari informasi dari mahasiswa KPI IAIN Salatiga tentang “WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah”.

Disini peneliti menggunakan teori User and Gratification atau teori tentang penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam teori ini

(21)
(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka

Sebelum diadakan penelitian tentang “Efektifitas WhatsApp

Messenger Sebagai Media Dakwah pada Mahasiswa Komunikasi dan

Penyiaran Islam Tahun 2018”. Beberapa penelusuran dan telaah terhadap

berbagai hasil kajian yang terkait dengan hal yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Hanik Malihatin (UIN Walisongo Semarang, 2012) yang berjudul “Persepsi Fakultas Dakwah UIN Walisongo tentang Blog Sebagai Media Dakwah”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis dengan spesifikasi penelitian deskriptif. Hasil penelitian tentang 15 informan

yang berpendapat blog sebagai suatu kebutuhan bahkan gaya hidup hanya bagi orang-orang mengerti tentang blog. Blog sebagai media dakwah merupakan inovasi baru untuk memajukan dakwah Islamiah

dan Sebagian besar mahasiswa menganggap blog sebagai media dakwah kurang efektif digunakan karena hanya kalangan tertentu yang

mempunyai blog. Blog dakwah yang dianggap ideal adalah blog yang di dalamnya tetap berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits.

(23)

Abdullah Gymnastiar (Studi Teori Efektifitas oleh Stewart . L Tubbs

dan Silvia Moss)”. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif yaitu dengan prosedur penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian yaitu halaman facebook K.H

Abdullah Gymnastiar dengan teori efektifitas yang ditulis oleh Stewart L Tubbs dan Silvia Moss. Hasil penelitian ini adalah dakwah melalui facebook dapat memperoleh kesenangan, mempengaruhi sikap

komunikan, dan menimbulkan hubungan baik antara komunikan dan komunikator.

3. Penelitian Anditiyas Pranowo (UIN Walisongo Semarang, 2006) yang berjudul “Internet Sebagai Media Dakwah (Studi Analisis Format dan Materi Dakwah Situs www.aldakwah.org Tahun 2003-12004)”.

Penelitian ini menggunakan menggunakan jenis dan pendekatan kualitatif yaitu berusaha memahami dan menemukan gagasan,

tanggapan dan studi analisis format pada dakwah serta materi dakwah situs www.aldakwah.org. Hasil penelitian ini adalah pertama, Situs www.aldakwah.org sebagai bagian dari media dakwah lewat internet,

memakai format program kompleks dan berisi 3 aspek materi dakwah, yakni aspek akidah, dan syariah, kedua Diantara materi yang terdapat

dalam Situs www.aldakwah.org adalah materi akidah, materi syari’ah, beberapa materi yang di publikasi menampilkan aplikasi dari ibadah

(24)

dan meliputi segmen dakwah yang banyak dalam waktu relatif cepat, dengan memanfaatkan jalur telekomunikasi, internet dapat

menjangkau semua kalangan, tidak tergantung waktu dan tempat, cakupan yang luas, pendistribusian yang cepat dan keragaman cara

penyampaiaan. Adapun kekurangan internet sebagai media dakwah adalah mad'u tidak bisa bertatap muka dengan narasumber, sepanjang perangkat komputer tersebut tidak dilengkapi dengan web cam.

Berdasarkan penelitian diatas, pada dasarnya peneliti sama meneliti tentang pendapat mahasiswa tentang media sosial sebagai media dakwah perbedaanya peneliti disini mengkaji tengtang “WhatsApp Messenger

sebagai media dakwah pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga Tahun 2018”, dengan menggunakan teori User and

Gratification dalam membuktikanya.

B.Landasan Teori

A.WhatsApp Messenger

a. Pengertian WhatsApp Messenger

WhatsApp Messenger merupakan salah aplikasi instant

messanging yang memiliki fitur gallery, contact, camera, audio, location, file, document bahkan video. Aplikasi ini mempermudah

interaksi sosial dengan orang terdekat yang diinginkan dan menjadi sarana bertukar pengetahuan serta wawasan antar pengguna

(25)

b. Sejarah Perkembangan WhatsAapp Messenger sebagai Media Dakwah

WhatsApp Messenger didirikan pada tahun 2009 oleh dua

orang pria bernama Brian Acton dan Jan Koum. Keduanya merupakan mantan karyawan di Yahoo yang sudah bekerja kurang

lebih 20 tahun.

Awalnya Jan Koum adalah orang pertama yang memiliki ide

dalam menciptakan aplikasi yang bisa broadcasting status ketika seseorang tidak dapat dihubungi karena suatu alasan. Kemudian Jan Koum mengajak Brian Acton untuk bekerja sama dalam

menciptakan perusahaan start up teknologi bernama WhatsApp.Inc yang berlokasi di Santa Clara, California atau sekarang dikenal

dengan WhatsApp Messenger.

Perkembangan WhatsApp Messenger sangat pesat sehingga menimbulkan pemanfaatan yang beragam. Berawal hanya untuk

perpesanan menjadi penyebaran dakwah Islam.

Penyampaian dakwah Islam disebar pertama kali oleh

seorang pemuda Muslim Kashmir yang tinggal di wilayah utama sub benua India. Beberapa pemuda Kashmir memanfaatkan waktu

(26)

paginya. Cara ini dilakukan guna mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.

Para pemuda Kashmir rutin menyebarkan dakwah Islam hingga sekitar ada lima puluh sunnah setiap hari untuk saudara

saudara muslim lain yang dikirim dari ponsel masing – masing. Selain pemuda, aplikasi WhatsApp Messenger juga membantu gadis ikut berperan dalam penyebaran dakwah Islam.

Cara penyebaran dakwah di Kashmir dengan rutin berbagai satu hadits dan khutbah setiap hari untuk menambah ilmu agama

serta menyebarkan syariat Islam agar muslim tetap dijalan Allah Swt.

Dari uraian diatas, dapat ditarik disimpulkan bahwa sejarah

perkembangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah melalui berbagai tahapan. Dimulai dari penemu WhatsApp incc

yang awalnya hanya untuk media broadcasting atau memberitahu keadaan terus berkembang menjadi media perpesanan kemudian dimanfaatkan sebagai media komunikasi dakwah Islam di

berbagai kalangan masyarakat.

c. Fitur – Fitur WhatsApp Messenger

Fitur – fitur yang ada pada WhatsApp Messenger antara lain:

1. Kirim Foto Langsung dari Kamera

(27)

gallery kepada penerima yang dituju oleh pengirim WhatsApp Messenger.

2. Kirim Kontak dan Nomor Telefon

Fitur Contact pada WhatsApp Messenger digunakan untuk mengirimkan kontak dan nomer telefon secara cepat kepada sesama pengguna WhatsApp Messenger.

3. Kirim Video dari Gallery

Fitur gallery digunakan untuk mengirim video dan foto dalam gallery atau langsung direkam.

(28)

Fitur Video pada WhatsApp Messenger digunakan untuk mengirim vidieo langsung kepada penerima pesan. Video yang

dikirim bisa video yang direkam, lalu mengeditnya kembali untuk memilih durasi waktu yang ingin ditentukan.

5. Kirim Lokasi GPS

Kirim lokasi GPS dapat dilakukan untuk mengirim lokasi keberasaan pengirim untuk penerima.

6. Update Status

Fitur “Status” pada WhatsApp Messenger digunakan untuk

menginformasikan keadaannya saat ini tanpa harus

(29)

7. Profile

Fitur profile pada WhatsApp Messenger digunakan untuk

mengganti nama, foto profil dan setting tentang pengguna aplikasi ini.

8. Blokir Kontak

WhatsApp Messenger memiliki fitur untuk memblokir

nomor kontak yang mengganggu dan setelah di blokir pengguna tidak bisa mengirim pesan maupun menelepon melalui fitur WhatsApp Messenger dengan kontak yang di blokir hingga

kontak tersebut dibuka blokiran.

9. Kirim File Music

WhatsApp Messenger tersedia fitur yang dapat mengirim

(30)

10.Atur Privasi

WhatsApp Messenger terdapat fitur privasi yang berfungsi

mengatur privasi status yang dibuat, dimana fitur ini dapat

menyembunyikan status dari orang orang yang tidak ingin dapat melihat status dalam WhatsApp Messenger.

11. Membuat Group Chat

WhatsApp Messenger tersedia fitur group chat yang

berfungi mempermudah komunikasi dengan banyak orang .

12. Info Group chat

Info group chat digunakan untuk mengetahui dan mengenali siapa saja yang ada dalam grup chat WhatsApp

(31)

13. File Media pada Group Chat

File media pada group chat digunakan mengirim file gambar atau foto untuk banyak orang dalam group chat pada

WhatsApp Messenger.

14. Obrolan Online dengan WhatsApp Messenger.

WhatsApp Messenger menyediakan obrolan online dengan

sesama pengguna menggunakan jaringan data internet.

15. Mengirim Broadcast Ucapan atau Undangan

WhatsApp Messenger tersedia fitur new broadchasting

guna memberikan informasi seluruh kontak telefon yang ada

(32)

d. WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

WhatsApp Messenger dimanfaatkan pengguna untuk media

komunikasi, kepentingan pribadi karena efesien, efektif, memperkuat eksistensi informasi, bersifat persuasi, menghibur,

kontrol sosial serta sebagai media komunikasi dakwah

Media dakwah merupakan sebuah alat yang digunakan

individu untuk menyampaikan pesan dakwah dengan tujuan dan maksud tertentu. Pesan dakwah disini berupa ajakan kepada seluruh umat muslim agar menjalankan perintah Allah Swt dan

menjahui laranganNya (Ilaihi W 2010 : 26). WhatsApp Messenger sebagai media dakwah dapat memperoleh berbagai pencapaian,

diantaranya:

1. Pendidikan (to Educate)

Dakwah Islam melalui WhatsApp Messeger sebagai sarana

pendidikan, karena penyampaianya memuat informasi – informasi positif tentang ajaran Islam.

2. Menghibur (to Entertain)

(33)

diimbangi dengan intermezo atau kajian simple tentang Islam membuat penerima dakwah tidak bosan untuk membacanya.

3. Menyiarkan Informasi (to Information)

WhatsApp Messenger digunakan untuk menyiarkan

informasi melalui broadchast atau group chat tentang ajaran ajaran Islam, sehingga pembaca sedikit demi sedikit mengetahui

pengetahuan tentang Islam.

4. Mempengaruhi Massa (to influence)

Dakwah melalui WhatsApp Messenger dapat lebih cepat

mempengaruhi massa, karena penyebaran pesan bersifat cepat dan menyeluruh kepada semua kalangan.

Adapun bentuk dakwah Islam dapat dilakukan melalui WhatsApp Messenger antara lain sebagai berikut:

1.Artikel seputar keagamaan Islam.

Artikel merupakan karangan prosa yang membahas sesuatu pokok secara lugas dan menyeluruh. Penyampaian dakwah melalui artikel membuat seorang da’I dapat menggunakan kalimat yang

tepat dalam membuat rangkaian informasi dengan topik tertentu.

2.Tanya jawab tentang Islam

(34)

Islam kemudian akan dibalas personal yang akan menimbulkan tanya jawab antar da’i dan mad’u secara intens.

3.Memberikan Cerita yang Bernafaskan Islam

Penyampaian dakwah dapat berupa cerita – cerita yang bernafaskan Islam dan mempunyai nilai – nilai keislaman didalamya (Amin S 2009: 260).

WhatsApp Messenger sebagai media dakwah dapat memberi

informasi pengetahuan tentang kajian – kajian Islam,

mempengaruhi penerima dakwah agar teladan dalam kebijaksanaan, melakukan ma’ruf sesuai ajaran Islam menjahui

mungkar serta dapat menjadi pendidikan penerima dakwah dimana yang sebelumnya belum tau menjadi tau akan syariat Islam.

B.Ruang Lingkup Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Berdasarkan makna secara bahasa tersebut, dakwah berarti

upaya memanggil, menyeru, dan mengajak manusia menuju Allah. Sedangkan yang dimaksud ajakan kepada Allah berarti ajakan

kepada agama-Nya, yaitu al-Islam (M. Rozikan 2017: 80).

Dakwah secara istilah merupakan suatu aktivitas yang bersifat menyeru, mengajak, mengundang, memanggil orang lain

agar melaksanakan perintah Allah Swt, menjahui laranganNya serta untuk mengamalkan ajaran Islam dan proses penyampaianpun

(35)

Dakwah juga Berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum muslimin menuju kondisi yang lebih baik dan lebih

dekat dengan Islam agar bahagia dunia dan akhirat (Ali Abdul HM 2007 : 12-14).

Secara terminologi, para ahli dakwah mengemukakan beberapa definisi dakwah dalam bahasa yang berbeda-beda, namun intinya sama, sebagai berikut:

1. Ali Mahfudz, dakwah ialah mempengaruhi manusia melakukan kebaikan atau berbuat ma’ruf dan melarang melakukan

kelejekan atau munkar agar mad’u mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Budiharjo 2007: 1).

2. Drs. H. M. Masyur Amin, dakwah adalah aktvitas yang

membujuk manusia untuk memeluk Islam melalui cara yang bijak melalui materi Islam agar penerima mendapatkan

kesejahteraan di dunia dan akhirat (Fathul Bahri 2008: 21). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan usaha atau aktivitas mendorong manusia untuk

melakukan kebajikan, melaksanakan makruf menjauhi mungkar dan mengubah situasi lebih baik yang dilakukan dengan bijaksana

(36)

b. Dasar Hukum Dakwah

Dakwah merupakan suatu proses motifasi agar manusia

melakukan kebaikan dan melarang manusia berbuat kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat masyarakat

Makkah memelihara kedudukan tata nilai yang tinggi dan istimewa, karena hal semacam itu memberikan kehidupan yang makmur (Hayati, 2017: 179). Dasar hukum dakwah berdasarkan

hadits:

ُفَعْضَأ َكِلَذ َو ِه ِبْلَقِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنِإَف ِهِناَسِلِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنِإَف ِهِدَيِب ُهْرِّيَغُيْلَف اًرَكْنُم ْمُكْنِم ىَأَر ْنَم ملسم حيحص هارو .ِناَميِ ْلْا

“Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat

kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum

bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa,

cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati

adalah pertanda selemah-lemah iman” (HR. Shahih Muslim).

c. Metode Dakwah

Metode dakwah merupakan cara cara tertentu yang dilakukan seorang Da’I kepada Mad’u untuk mengajak manusia mengerjakan

kebaikan dan mengikuti petunjuk Allah SWT atas dasar hikmah dan kasih sayang (Harjani, dkk 2003: 07).

(37)

dakwah yang akurat. Kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat tersebut adalah:

1. Al - Hikmah

Al - Hikmah merupakan metode dengan perkataan lembut, memberi semangat, sabar, ramah, dan lapang dada, serta tidak melebihi ukuran atau menempatkan sesuatu pada tempatnya

(Samsul Munir A, 2009: 98)

2. Al Mau’idzatil Hasanah

Maui’zah hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya

adalah memberikan nasihat kepada orang lain secara baik dengan mengarahkan petunjuk petunjuk kebaikan dengan

bahasa yang baik, santun, dapat diterima serta tidak menyebut kesalahan mad’u.

3. Al Mujadalah

Mujadalah adalah cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah, apabila kedua cara terakhir yang digunakan untuk

orang orang yang taraf berfikirnya maju dan kritis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal keagamaan dari para

utusan sebelumnya (Samsul Munir A, 2009: 100).

d. Media Dakwah

(38)

perantara. Secara spesifik, yang dimaksud media adalah alat – alat fisik yang digunakan untuk menjelaskan pesan dalam pengajaran,

seperti buku, film, video, slide, dan lain sebagainya.

Media dakwah, adalah peralatan yang digunakan untuk

berkomunikasi atau menyampaikan pesan dan materi dakwah dari subjek dakwah (da’i) dan objek dakwah (mad’u). Media yang digunakan pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televisi,

internet, sosial media (Bbm, WhatsApp Messenger, Facebook, Instagram, Blog, Path, Snapchat, Twiter), video, rekaman, majalan,

radio, dan surat kabar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa WhatsApp Messenger sebagai media dakwah adalah suatu

pemberian kontribusi (usaha) lebih untuk mencapai tujuan dalam menyebarkan informasi Islam berupa artikel, bacaan – bacaan

pendek, cerita pendek serta problematika Islam saat ini dengan menggunakan media WhatsApp Messenger sebagai pelengkap dalam mempermudah penyampainya. Disini peneliti menggunakan

teori User and Gratification guna membuktikan permasalahan kedalam realita yang ada.

1. Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan)

(39)

memberi kekusaan pada khalayak untuk menentukan media mana yang dipilih dan dikonsumsi. Disini khalayak berperan

aktif dalam melaksanakan intepretasi dan mengintegrasikan media ke dalam kehidupanya. Pada teori User and Gratification

ini khalayak bertanggung jawab untuk memilih media sebagai pemenuhan kehidupan.

Menurut Elihu Katz, Michael Gurevitch, dan Haddassah

Hass (1973) mengembangkan 35 macam kebutuhan yang diperoleh dari fungsi sosial dan psikologis media massa

kemudian megelompokkannya menjadi 5 kategori, yakni:

a. Kognitif (Cognitive) yang meliputi informasi atau pengetahuan.

b. Afektif (Affective) yang meliputi perasaan, emosi dan kesenangan.

c. Integrasi Pribadi (Personal Integrative) meliputi kredibilitas atau peningkatan status.

d. Integrasi Sosial (Social Integrative), misalnya integrasi antar

keluarga dan teman.

e. Melepaskan Tegangan (Tension release), misal pelarian.

Dari teori diatas, peneliti mengkaji tentang penggunaan media WhatsApp Messenger sebagai pemenuhan kebutuhan hidup

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Demi mendapatkan penelitian yang valid, peneliti menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan pengolahan data serta subjek yang

akan dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu :

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yakni pendekatan yang menghasilkan data – data berupa kalimat maupun lisan

dari perilaku orang – orang yang diamati sesuai dengan fakta yang ada serta bertujuan untuk menggambarkan fenomena dari data – data obyek penelitian (J.Moleong, 2002: 3).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian fenomenologi, dimana peneliti mencoba menjabarkan makna fenomena pengalaman

berdasarkan kesadaran yang terjadi pada individu.

Johan Heinrich Lambert berpendapat istilah fenomologi dalam bahasa Jerman dengan nama Phanomenologia pada abad 18,

fenomenologi yang dimaksud sebagai teori dasar penampakan guna mengkaji secara empiris mengenai pengetahuan penampakan sensori.

Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berdasarkan filsafat postpositivisme, digunakan meneliti kondisi obyek

(41)

bersifat induktif/kualitatif, kemudian hasil penelitian kualitatif menekankan makna (Sugiyono, 2006: 9-10).

Dari uraian diatas, maka peneliti akan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif melalui pendekatan fenomenologis untuk meneliti

secara langsung mahasiswa KPI IAIN Salatiga dari semester 2, 4, 6 dan 8 agar memperoleh data – data yang lengkap dan akurat mengenahi

pendapat mereka tentang “WhatsApp Messenger Sebagai Media

Dakwah”.

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Dakwah program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga karena di bidang studi ini mahasiswa dituntut untuk selalu menyebarkan informasi berisi

tentang kajian kajian Islam dengan memanfaatkan teknologi informasi tanpa meninggalkan tradisi lama.

C.Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang dimaksud adalah semua informasi baik yang berupa benda nyata, sesuatu abstrak, peristiwa / gejala baik, yang nantinya disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”.

(Sukandarrumidi 2002: 44-45). Data dalam penelitian ini sumber data

yang diperoleh, diantaranya melalui: a. Data Primer

(42)

Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan,

dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah mahasiwa KPI IAIN Salatiga yang masih aktif

dalam perkuliahan. b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal,

internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan,

dan informasi mengenai penelitian pada pendapat mahasiswa KPI IAIN Salatiga tentang WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah. Catatan dan arsip yang dimaksud adalah semua yang berkaitan ruang

lingkup dakwah. Dalam skripsi Bahrin (IAIN Salatiga 2015: 24)

D.Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga. Guna mendalami fokus tersebut, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif

dengan pendekatan fenomenologis.

Penelitian ini menggunakan pengamatan yang terbuka, berhadapan

dengan fenomena realitas dan kedekatan emosional antara peneliti dan informan didapatkan secara mendalam dan relevan.

(43)

diterapkan sebagai media komunikasi dasar serta konteks yang dikaji peneliti berupa landasan teori tentang WhatsApp Messenger dan media

dakwah.

E.Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang dianggap relevan yaitu meliputi:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi melibatkan

dua komponen yaitu perlaku observasi atau observer dan obyek observasi atau observe (Sukandarrumidi 2002: 69).

Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mencari data

tentang pendapat mahasiswa KPI IAIN Salatiga mengenai WhatsApp Messenger sebagai media dakwah guna memperoleh data yang

berhubungan dengan gambaran yang relevan. b. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 1988: 186).

Wawancara disini digunakan untuk mencari data informan

(44)

pada catatan kemudian dokumen-dokumen yang digunakan untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian.

Dokumen bisa berupa foto dan hasil wawancara yang didapat dari informan. Dokumentasi digunakan untuk bukti bahwa peneliti

terjun langsung kepada mahasiswa KPI IAIN Salatiga untuk melangsungkan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi terdiri dari beberapa hal diantaranya dokumentasi dari tulisan pribadi seperti buku harian, surat – surat dan dokumen

resmi yang ada (Nasution, 2003: 85). d. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, memilih data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikan, mencari dan memutuskan

apa yang dapat dikelola (Bogdan & Biklen 1982).

Menurut Miles dan Huberman analisis data kualitatif yang dilakukan oleh peneliti melakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal penting,

(45)

2. Display Data (Penyajian Data)

Setelah direduksi, peneliti menyajikan data yang dengan

menggunakan tabel. Ini digunakan untuk memudahkan memahami yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang

telah dialami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah tahap penyajian data selesai, selanjutnya adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dimana peneliti mencari makna dalam data yang dikumpulkan, kemudian disimpulkan untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

F.Validitas Data

Validitas merupakan derajat derajat ketetapan antara data yang

sedang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 117).

Validitas data penting dilakukan agar memperoleh data yang akurat dan memperoleh keabsahan data hasil penelitian. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif didasarkan oleh empat kriteria yaitu uji

validitas (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfrimability).

1. Uji Validitas (Credibility)

Uji validitas dilakukan dengan triangulasi data hasil penelitian

(46)

(Sugiyono, 2008: 274). Uji validitas data penelitian kulitatif ini dapat digambarkan pada diagram berikut.

2. Uji Kebergantungan (dependability)

Uji Kebergantungan merupakan kegiatan audit terhadap prosess yang dilakukan dalam penelitian kualitatif. Prosess ini dimulai dari

menentukan masalah atau fokus penelitian, tahap lapangan, analisis data, uji keabsahan data, kemudian membuat kesimpulan yang dapat

dibuktikan oleh peneliti (Sugiyono, 2008: 277). 3. Uji Kepastian (Comfrimability).

Uji kepastian atau comfrimability berhubungan daengan

penegasan dan pengesahan data yang diperoleh dari para informan dalam penelitian, dimana data penelitian kualitatif dikatakan obyektif

apabila data hasil penelitian telah ditegaskan dan disahkan oleh beberapa pihak. Uji kepastian ini sangat penting karena menjadi dasar penelitian yang disertai oleh kebenaran informasi informan.

Validasi data melalui expert jugment, diharapkan instrumen penelitian mampu memperoleh data yang tepat. Proses triangulasi yang

(47)

penelitian, proses ke lapangan, proses pengumpulan data, proses analisis data, dan perumusan kesimpulan (Sugiyono, 2008:273).

Dengan demikian, melalui proses triangulasi yang diperoleh dari fokus penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan credibality dan

(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam IAIN Salatiga

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) sebagai institusi yang baru dibuka pada tahun 2013 telah memiliki sejumlah mahasiswa baru berjumlah 27 orang pada tahun yang sama.

Penyelenggaraan Jurusan KPI IAIN Salatiga dapat mempercepat pengadaan tenaga-tenaga ahli guna meningkatkan kualitas

pembangunan sumber daya manusia terlebih dengan adanya penerapan otonomi daerah (Mukti Ali 2006:204).

2. Visi dan Misi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran IAIN

Salatiga

Progdi KPI IAIN Salatiga memiliki visi: Unggul dalam

pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu komunikasi dan penyiaran yang berparadigma Islam.

(49)

untuk membentuk sarjana yang berkualitas, profesional dan berakhlak mulia; Kedua, Mengembangkan penelitian di bidang komunikasi dan

penyiaran Islam; Ketiga, Meningkatkan peran serta pada pengabdian masyarakat dalam aktivitas dakwah; Keempat, Memperluas jaringan

kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan Tri dharma Perguruan Tinggi; Kelima, Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dan meningkatkan kemampuan tenaga dakwah untuk

mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi kehidupan masyarakat baik di bidang dakwah, maupun bidang-bidang kehidupan

sosial secara umum (Mukti Ali, 2016: 205).

3. Tujuan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN

Salatiga

Tujuan progdi KPI berupa; Pertama. Menguasai, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu KPI dijiwai oleh nilai-nilai

Islam yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa; Kedua, melahirkan sarjana yang profesional dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam; Ketiga, melahirkan sarjana yang memiliki wawasan

dan keterampilan dalam bidang pers, penyiaran, dan retorika; Keempat, Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk

(50)

4. Jajaran pimpinan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga Tahun

(51)

5. Sarana dan Prasarana Serta Sistem Informasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga

Saran dan prasarana yang dimiliki program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam adalah gedung perkuliahan, kantor program studi, satu unit perpustakaan, studio (kerjasama dengan radio dan TV) dan

gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa. Di samping gedung perkantoran serta perkuliahan, terdapat sarana penunjang lainnya, lapangan olah

raga, areal parkir, dan prasarana pendukung lainya.

Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki sistem informasi yang modern, seperti telephone, faximile, dan internet.

Semua ini dalam rangka memperlancar dan mempermudah komunikasi dengan pihak lain. Di samping itu, Program Studi juga

menggunakan sistem informasi melalui brosur dan iklan dalam rangka perekrutan mahasiswa baru.

Untuk keperluan akademik, telah memiliki SIA (Sistem

Informasi Akademik) dengan sistem LAN (Local Area Network). Dan untuk pelayanan perpustakaan digunakan SIMPUS (Sistem

manajemen perpustakaan) yang berbasis IT.

5. Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(52)

Mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam diajarkan tentang berbagai dasar ilmu keislaman, komunikasi dan

kebahasaan guna menciptakan suasana akademis.

Mahasiwa, dosen dan karyawan disediakan fasilitas internet

(area WiFi) di seluruh ruangan perkuliahan kampus. yang digunakan untuk berbagai kepentingan di setiap harinya. Seperti, untuk mencari tugas, email, website, facebook, blog, Instagram, WhatsApp

Messenger, BBM, dan sebagainya.

Survey Jumiatmono menunjukkan, 90% mahasiswa maupun

dosen menggunakan aplikasi WhatsApp Messenger dalam kehidupan seharihari. maupun dalam kegiatan perkuliahan (Jumiatmoko 2016: 52).

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam merupakan mahasiswa yang memilik kemampuan dalam berbagai bidang,

diantaranya bidang penyiaran Islam, teknologi informasi dan komunikasi, broadchasting dan hubungan masyarakat.

Adapun jumlah mahasiswa KPI IAIN Salatiga sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018

(53)

Sumber: Dokumen Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018

Mahasiswa Angkatan 2015

Mahasiswa Public Relations

Mahasiswa Broadcasting Mahasiswa Jurnalis

34 Mahasiswa 19 Mahasiswa 12 Mahasiswa

Sumber: Dokumen Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi seperti WhatsApp Messenger sudah menjadi tugas mahasiswa Komunikasi

dan Penyiaran Islam sebagai calon da’I untuk terus menyebarkan Kajian Islam.

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam yang hampir

seluruhnya memiliki aplikasi WhatsApp Messenger, namun mahasiswa cenderung hanya menggunakan aplikasi ini untuk rutinitas

chathingan biasa. Masih jarang yang memanfaatkan dengan menyebarkan ajaran ajaran Islam kepada teman teman atau kerabat. Seharusnya mahasiswa yang basiknya pada ilmu dakwah terus

mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dengan memanfaatkannya untuk hal yang positif seperti sebagai media

(54)

6. Temuan Penelitian

a. Penerapan WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah pada

Mahasiswa KPI IAIN Salatiga.

Begitu banyaknya penggunaan WhatsApp Messenger di

kalangan mahasiswa, maka penulis mencoba menggali informasi dengan strategi penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis melalui teori User and Gratification atau teori

penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Lokasi penelitian ini berada di fakultas dakwah program studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam IAIN Salatiga.

Penulis mencari data dimulai dengan Uji validitas, uji keteralihan lanjut uji kebergantungan. Penulis menerapkan uji

validitas dengan mencari data pada perwakilan mahasiswa KPI semester 2, 4, 6, dan 8 yang berjumlah 20 informan kemudian

dicek kebenaranya lagi dengan metode berbeda yakni melalui chat personal menggunakan WhatsApp Messenger.

Penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah oleh

beberapa uraian 20 informan mahasiswa KPI IAIN Salatiga, 6 informan berpendapat bahwa WhatsApp Messenger lebih baik

diterapkan sebagai media dakwah secara personal agar pesan lebih intens, 8 informan berpendapat WhatsApp Messenger akan lebih

(55)

cuplikan video – video, 1 informan berpendapat jika WhatsApp Messenger tidak efektif sama sekali untuk berdakwah karena

dakwah akan mudah dipahami jika dengan contoh atau tindakan langsung kepada mad’u, 2 informan berpendapat penyampaian

dakwah melalui WhatsApp Messenger bisa secara personal ataupun grub, 1 informan berpendapat bahwa penerapan dakwah melalui WhatsApp Messenger lebih baik melalui broadcast , dan yang

terakhir 1 informan berpendapat bahwa penerapan WhatsApp Messenger lebih baik jika rutin menulis kajian Islam melalui status

WhatsApp Messenger.

Mahasiswa KPI menggunakan WhatsApp Messenger sebagai media komunikasi dakwah secara personal mengemas pesan

dakwah dengan kalimat – kalimat menarik, bacaan tidak terlalu panjang dan disesuaikan dengan penerima.

Sebagian mahasiswa lain cenderung lebih memilih penerapkan WhatsApp Messenger sebagai media komunikasi dakwah melalui grub chat karena penyampaian pesan dakwah

melalui grub chat lebih efektif , efisien waktu dan biaya.

Keterangan lain tentang oleh mahasiswa KPI tentang

penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah ialah mengemas penyampaian pesan dakwah Islam dengan cuplikan –

(56)

Sebagian lagi mahasiswa menerapkan WhatsApp Messenger sebagai media komunikasi dakwah dengan rutin melalui

menuliskan status pada WhatsApp Messenger tentang kajian – kajian pendek tentang Islam. Namun juga ada mahasiswa yang

beranggapan bahwa dakwah lewat WhatsApp Messenger sangat tidak efektif karna hanya melalui media saja, seharunya dakwah harus disertai dengan tindakan langsung.

Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasasiswa semester 6 NR mengungkap bahwa:

“Bagi saya, aplikasi WhatsApp merupakan kebutuhan yang

bersifat tidak permanen, karena aplikasi merupakan komunikasi

penguhubung yang mana mampu memberikan kemudahan dalam

berkomunikasi jarak jauh. Aplikasi ini bisa juga digunakan buat

dakwah karena aplikasi ini bisa mempermudah alur dalam

penyampaian dakwahnya. Penerapan WhatsApp Messenger untuk

dakwa bisa melalui grub dan ditambah dengan pencantuman

sumber yang jelas dan pembahasanya harus sesuai dengan

kalangan yang menerima pesan” (01-1-2018).

Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa KPI IAIN Salatiga

banyak yang menerapkan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah melalui grub chat karena tidak tergantung tempat dan

(57)

terbatas kalangan – kalangan tertentu serta informasi bersifat universal. Ungkapan lain diungkapkan:

“Menurut saya aplikasi ini juga bisa digunakan buat

dakwah melalui personal atau grub dengan teks yang tidak

panjang – panjang karena penerima bosan membacanya termasuk

saya. Harusnya dakwah lewat tulisan singkat, tidak berbelit tapi

memberi isi didalamnya” (YF, Semester 8).

b. Kekurangan dan Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai

Media Dakwah.

1. Kekurangan WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah

Kekurangan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga adalah sebagai berikut:

a) Dakwah Melalui WhatsApp Messenger Tidak Bisa Face to

Face.

Kekurangan dakwah menggunakan media sosial seperti WhatsApp Messenger yaitu, dakwah melalui aplikasi ini tidak

bisa tatap muka atau face to face.

Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasiswa semester 8 NJ menyatakan bahwa:

“Kekurangannya dakwah lewat WhatsApp Messenger tidak

bisa face to face untuk melakukan komunikasi secara

langsung, tidak bisa secara kongkrit untuk memahami pesan

(58)

dipertanggungjawabkan secara langsung kepada penerima,

kurangnya konsisten dalam memahami pesan dakwah

melalui media.”

b) Malas membaca pesan broadcast

Rasa malas merupakan kekurangan atau hambatan dalam membaca dakwah melalui WhatsApp Messenger karena pesan yang terlalu panjang dan bertele – tele sehingga mad’u malas untuk membacanya. Hal yang seperti dirasakan

oleh mahasiswa semester 8 KPI IAIN Salatiga yaitu DW: “Sebenarnya banyak kekurangan ketimbang kelebihan,

seperti orang yang menangkap pesan itu akan malas

membaca karena pesan terlalu baca, pesan kurang jeli

berbeda dengan face to face. Contoh berita Palestina, itu kan

ada yang hanya menyampaikan keadaannya saja tidak

menuliskan bagaimana doa untuk Palestina sendiri”

(01-1-2018).

c) Sumber yang belum pasti kejelasanya.

Pesan dakwah yang disampaikan melalui WhatsApp Messenger baik melalui personal atau grub chat terkadang

isinya hoax atau palsu dan belum pasti kejelasanya.

Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh mahasiswa

(59)

“Kekurangannya tentang penerimaan audience seperti pesan

bertele – tele, tidak langsung ke intinya, menyebar kabar

bohongan atau hoax serta tidak jelas dari segi sanad, matan,

dan keaslianya” (27-12-2017).

2. Kelebihan WhatsApp Messenger Sebagai Media Dakwah

Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah antara lain sebagai berikut:

a. Mendapat informasi Baru tentang kajian Islam

Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger

seorang mad’u dapat memperoleh informasi baru tentang kajian kajian dan informasi Islam. Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasiswa semester 6 DR :

“Kelebihannya dakwah melalui WhatsApp

Messenger dari situ saya bisa tau informasi baru, bisa komen

kalau tidak sesuai dengan pemikiran dan bisa juga sharing –

sharing dengan pengirimnya” ( 24-12-2017).

b. Menghemat waktu, biaya, dan mempermudah

penyampaian dakwah kepada banyak orang.

Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger

relatif cepat dan dan mengjangkau banyak orang sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan mempermudah berbagi

(60)

“Kalau kelebihanya tentu efektif, efisien kan hemat pulsa

maupun kota dan juga tentunya penyampaian pesan cepat”

(01-1-2018).

c. Dapat dibaca lagi dikemudian hari

Penerimaan pesan dakwah melalui WhatsApp Messenger dapat di review atau baca lagi kemudian hari jika lupa tentang bacaan tersebut sehingga bisa dipahami ulang

oleh masing – masing individu dan kemudian bisa diterapkan dalam tindakan atau kehidupan nyata.

Seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa semester 6 IF: “Kalau dari segi kelebihannya, dakwah lewat aplikasi ini

bisa dibaca ulang dan dipahami kemudan hari” (02-1-2018).

d. Dapat sharing sharing atau Tanya Jawab dengan

Pengirim Pesan Dakwah

Media sosial semacam Whatsapp Messenger dapat dimanfaatkan sebagai media sharing atau tanya jawab antara da’i dengan mad’u.

3. Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

Efektivitas WhatsApp Messenger sebagai media dakwah

(61)

a. WhatsApp Messenger Efektif Digunakan karena Mengikuti

Zaman yang Sudah Canggih.

Sekarang ini, WhatsApp Messenger merupakan aplikasi instant messenging yang banyak digunakan dari berbagai

kalangan. Penggunaan WhatsApp Messenger sebagai dakwah Islam bisa melalui status, broadcast, dan grub chat.

Sebagaimana ungkapan dari mahasiswa semester 6 DR:

“Dakwah lewat WhatsApp Messenger efektif digunakan karena

di zaman sekarang banyak orang yang mempunyai gadget dan

bisa buat internet. Dengan internet sekarang ini kita bebas

melakukan apa saja dalam bermedsos, memposting, membaca

atau sekedar berbagi informasi antara satu dengan lainya”

(24-12-2017).

b. WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah Efektif dan

Menyeluruh

Penggunaan WhatsApp Messenger efektif digunakan sebagai media komunikasi dakwah karena sifatnya menyeluruh

kepada semua kalangan.

Sebagaimana yang diungkap oleh mahasiswa semester 6 NR: “Berdakwah lewat WhatsApp menurut saya sangat efektif, akan

tetapi akan lebih efektif lagi jika penyampaian secara japri,

agar lebih efektif dan mudah di respon, jarak waktu yang di

(62)

jam 7, ya sore setelah maghrib dan sebelum broadchast tentang

dakwah ada perlunya menambahi kata – kata sapaan dan

perijinan untuk membroadchast dakwah” (01-1-2018).

c. WhatsApp Messenger tidak efektif sama sekali digunakan

sebagai media dakwah.

Dakwah melalui WhatsApp Messenger dinilai kurang pas karena penyampaian dakwah hanya melalui media atau tidak

diimbangi dengan tindakan nyata.

Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh mahasiswa

semester 2 dan semester 4 NA, AY:

“Dakwah lewat aplikasi WhatsApp Messenger tidak efektif sama

sekali, karna pembahasan dakwah panjang dan itu – itu saja.

Seharusnya dakwah tidak hanya menggunakan aplikasi di hp,

tapi juga memberi pelajaran pelajaran kecil pada teman atau

juga lewat video pendek lucu yang didalamnya berisi informasi

–informasi tentang syariat Islam” (24-12-2017.

B.Pembahasan

1. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

Mahasiswa KPI IAIN Salatiga cenderung menggunakan

WhatsApp Messenger sebagai kebutuhan dan gaya hidup dibanding sebagai media komunikasi dakwah Islam.

(63)

Mahasiswa mengirim pesan dakwah Islam dengan berbagai cara, diantaranya mengirim pesan Islam melalui chat peronal, grub,

broadcast, dan juga status WhatsApp Messenger.

Berdasarkan hasil penelitian, penerapan WhatsApp Messenger sebagai

media komunikasi dakwah ada 6 cara yaitu:

a. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

melalui Personal chat

Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger secara personal chat dilakukan mahasiswa untuk memberi ruang mad’u

agar pecakapan lebih intens sharing tentang pesan dakwah yang diberikan. Mahasiswa mengemas pesan dakwah dengan kalimat yang menarik, tidak terlalu panjang dan tentunya kalimat sesuai

dengan kemampuan mad’u.

Beberapa informan yang menerapkan WhatsApp Messenger

sebagai media komunikasi dakwah melalui Personal Chat. Hal ini peneliti temukan dalam wawancara berikut:

“WhatsApp Messenger adalah aplikasi chating yang paling enak,

selain praktis, cepat , simple, aplikasi ini bisa digunakan sebagai

penyebaran informasi kebaikan tentang Islam atau berdakwah,

cara berdakwah lewat aplikasi ini alangkah baiknya jika tidak

melalui grub tapi personal chat di kontak yang ada. Ditambah

dengan kata kata sambutan seperti “Hallo kakak buat kamu yang

(64)

pengirim kemudian kata kata lebih menarik, tidak terlalu panjang,

bahasa kekinian biar pembaca menarik membacanya” (RS, 24

-12-2017).

b. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

melalui grub chat.

Penyampaian dakwah dengan WhatsApp Messenger melalui grub chat oleh mahasiswa KPI dilakukan untuk mempermudah

pengiriman pesan dakwah Islam kepada banyak orang atau mad’u. Seperti ungkapan informan berikut ini:

“Aplikasi WhatsApp Messenger adalah sarana komunikasi yang

cepat dan instan. Aplikasi ini bisa digunakan sebagai media

komunikasi dakwah karna melihat sekarang banyak muncul

golongan terntentu atau organisasi yang update mempunyai

informasi tentang Islam dan pasti di share groub masing – masing.

Penerapanya kalau bisa dakwah lewat aplikasi ini tidak saklek

atau memahami dari berbagai golongan kata lain tidak kaku” (IN,

27-12-2017).

c. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Komunikasi Dakwah Melalui Cuplikan Video.

Penyampaian dakwah melalui WhatsApp Messenger dengan cuplikan video diterapkan mahasiswa agar konten dakwah yang

(65)

“Aplikasi WhatsApp Messenger punya banyak fungsi, bisa buat

mengirim informasi di perkuliahan, bisnis online dan saat ini bisa

juga dimanfaatkan ke hal yang positif seperti berdakwah.

Penerapan berdakwah lewat WhatsApp Messenger seharusnya

tidak tulisan saja, karena bikin bosan. Harusnya dakwah lewat

aplikasi ini ditambah dengan cuplikan cuplikan vidieo pendek agar

penerima dakwah tidak bosan dan pasif” (DR, 24-12-2017).

d. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

Disertai Tindakan Nyata.

Mahasiswa lain beranggapan bahwa penerapan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah kurang efektif dimana dakwah akan berjalan lancar jika hanya diterapkan melalui media tetapi

juga disertai dengan tindakan nyata.

Seperti yang diungkap informan berikut ini:

“Sebenarnya saya punya WhatsApp Messenger cuma pajangan di

hp saja karna tuntutan kuliah di Jawa tapi walaupun demikian,

WhatsApp sebagai wadah sosial di zaman modern saat ini atau

memberikan tawaran sosialisasi antar individu yang tidak dapat

didapatkan di dunia nyata. Akan lebih baik kalau WhatsApp

dimanfaatkan sebagai hal yang positif seperti berdakwah.

Berdakwah lewat sosial media WhatsApp tidak akan efektif seperti

(66)

melalui media sosial melainkan diimbangi dakwah di tindakan

langsung kepada individu –individu” (AY, 27-12-2017).

e. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

Melalui Personal Chat dan Groub Chat

Sebagian mahasiswa KPI juga menggunakan WhatsApp Messenger sebagai media dakwah melalui personal chat dan groub chat agar pesan dakwah lebih intens dan mudah dipahami oleh

mad’u.

Berikut ungkapan informan:

“Kalau aku, WhatsApp Messenger itu kebutuhan sehari hari dan

bukan hanya lifestyle saja. Aplikasi ini juga bisa sarana dakwah

soalnya contohnya broadcast seperti “Jangan lupa makan sebelum

berdoa” dll. Aplikasi ini praktis dan hemat karena ga pakai pulsa.

Penerapan aplikasi ini buat sarana dakwah ya lewat lewat video,

ilustrasi gambar agar isi dakwah bisa gampang dipahami dan

menyerap yang dikirim personal bisa juga grub” (DRY, O1

-01-2018).

f. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Dakwah

Melalui Broadcast dan Status

Mahasiswa KPI juga rutin menggunakan fitur broadcast dan status untuk menyebarkan dakwah dengan aplikasi ini.

(67)

disertai dengan pengiriman pesan dakwah atau kajian Islam melalui broadcast untuk semua kontak yang ada di WhatsApp Messengger.

1. Pembahasan

a. Penerapan WhatsApp Messenger sebagai Media Komunikasi

Dakwah pada Mahasiswa KPI IAIN Salatiga. BI (Semester 2)

“Kalau aku, WhatsApp Messenger itu kebutuhan sehari hari

dan bukan hanya lifestyle saja. Aplikasi ini juga bisa sarana

dakwah soalnya contohnya broadcast seperti “Jangan lupa

makan sebelum berdoa” dll. Aplikasi ini praktis dan hemat

karena ga pakai pulsa. Penerapan aplikasi ini buat sarana

dakwah ya lewat lewat video, ilustrasi gambar agar isi dakwah

bisa gampang dipahami dan menyerap yang dikirim personal

bisa juga grub” (02-01-2018).

Dari hasil wawancara diatas dan hasil pengamatan lapangan penulis dapat disimpulkan, bahwa terdapat 6 penyampaian dakwah pada mahasiswa KPI. Diantaranya penerapan WhatsApp Messenger

melalui personal chat, groub chat, personal dan groub chat, broadcast, status WhatsApp Messenger, video cuplikan dan dakwah

media yang diimbangi dengan tindakan langsung di dunia nyataa.

b. Kekurangan dan Kelebihan WhatsApp Messenger sebagai

Gambar

gambar atau foto untuk banyak orang dalam group chat pada
Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018
Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2018
gambar agar isi dakwah bisa gampang

Referensi

Dokumen terkait

Ibu Retno Susilowati, M.Pd selaku Ketua Prodi PGMI IAIN Kudus dan sekaligus dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

Ag, selaku Wakil Rektor I IAIN Kudus serta sebagai dosen pembimbing skripsi 1 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Ag, selaku Dekan

Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. Ahidul Asror, M.Ag,. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Jember. Bapak Muhammad Muhib Alwy,

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, khususnya pada bagian Unit Pelayanan Perempuan dan

1. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Siti Mujibatun, M.Ag., yang telah memberikan ijin kepada penulis

1. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Walisongo Semarang. Bapak Nur Fatoni,

Melalui kombinasi teknik pembelajaran secara Blended Learning (WAG Kelas, WAG Kelompok Siswa, Google Class Room, dan model pembelajaran Projeck Based Learning, peserta didik dapat

Prof Nazruddin, drg., C.Ort, Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat