• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM - Politeknik Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM - Politeknik Negeri Padang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN

GPON PADA LAYANAN

TRIPLE PLAY

DI PT. TELKOM

Nurul Kholifah

1)

, Maria Ulfah, S.T.,M.T

2)

1),2)

Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan, Balikpapan

Jl. Soekarno Hatta KM.8 Balikpapan Utara, Balikpapan

email : kholifahnurul50@gmail.com

1)

,

maria.ulfah@poltekba.ac.id

2),

Abstrak

Salah satu faktor yang mendorong pengembangan layanan adalah hadirnya beberapa teknologi akses yang dapat mengoptimalkan jaringan akses untuk layanan broadband. Saat ini hadir beberapa teknologi akses yang dapat menggabungkan suara,data dan gambar dalam satu layanan, layanan tersebut yaitu layanan triple play.Untuk dapat mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu sistem baru yang dapat mendukung teknologi ini. Teknologi tersebut antara lain adalah Multi Service Access Node (MSAN) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON).

Penyedia jasa layanan telekomunikasi menggantikan kabel tembaga menjadi kabel fiber optik untuk memenuhi kepuasan pelanggan terhadap layanan tersebut. Adapun tulisan ini membahas tentang perbandingan kualitas jaringan. Sehingga diketahui hasil perhitungan parameter kualitas jaringan pada pelanggan dengan menggunakan teknologi MSAN dan GPON.

Berdasarkan data pengukuran yang dihitung diperoleh hasil parameter line rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 467.96%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream

sebesar 252.98%. Parameter attenuation diperoleh GPON mengalami penurunan kinerja terhadap MSAN sebesar 417.04%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 210.98%. Parameter

attainable rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 36.83%pada jalur upstream

sedangkan untuk jalur downstream sebesar 478.86%.

Kata kunci : kabel tembaga, kabel fiber optik, MSAN, GPON

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penggunaan kabel tembaga sebagai saluran transmisi pada jaringan telekomunikasi yang kerumah sudah mulai tergantikan. Kabel tembaga memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat memberikan bandwith dan kecepatan tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik yang dapat menerima dan mengirim data, suara, video dengan kecepatan 19 MBps - 1 GBps, membuat pelayanan akan layanan suara, data, dan gambar atau dikenal dengan triple play tidak optimal.

Untuk dapat mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu sistem baru yang dapat mendukung teknologi ini. Teknologi tersebut antara lain adalah Multi Service Access Node (MSAN) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON). Penyedia jasa layanan telekomunikasi menggantikan kabel tembaga menjadi kabel fiber optik untuk memenuhi kepuasan pelanggan terhadap layanan tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk membandingkan kinerja teknologi MSAN dan GPON serta melakukan pengukuran kualitas jaringan dengan menggunakan parameter Line Rate, Attenuation, dan

Attainable Rate untuk mengoptimalkan pelayanan telekomunikasi

(2)

1.3 Batasan Penelitian

Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka dibuat pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Hanya membahas pada jaringan akses MSAN dan GPON.

2. Hanya membahas perangkat pada jaringan akses MSAN dan GPON.

3. Parameter yang diperhitungkan hanya Line Rate, Attenuation, dan Attainable Rate

1.4 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode antara lain: studi literature, pengambilan data di PT.Telkom Balikpapan dan pengolahan data yang didapatkan serta analisa perbandingan kualitas jaringan teknologi MSAN dan GPON dengan parameter (Line Rate, Attenuation, Attainable Rate)

1.5 Manfaat penelitian

Dapat memberikan perbandingan kualitas jaringan teknologi MSAN dan GPON

2. Tinjauan Pustaka

Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini menunjukkan perubahan yang demikian cepat. Hal ini ditandai dengan semakin diminatinya layanan multiservice berbasis teknologi komunikasi data dan internet yang bersifat mobile maupun personal. Penggunaan kabel tembaga sebagai saluran transmisi pada jaringan telekomunikasi yang kerumah sudah mulai tergantikan. Kabel tembaga ini memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat memberikan bandwidth dan kecepatan tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik yang dapat menerima dan mengirim data, suara, video dengan kecepatan 19 MBps-1 GBps.

2.1 Teknologi MSAN

MSAN merupakan salah satu implementasi dari teknologi dengan memanfaatkan jaringan kabel tembaga eksisting pada segmen sekundernya.MSAN digunakan untuk memberikan layanan Triple Play yang menyalurkan layanan HSIA (High Speed Internet Access),Voice Packet dan layanan Internet Protocol Television (IPTV) secara bersamaan.

Untuk penambahan jaringan PSTN maka semua pelanggan sudah dilayani dengan perangkat MSAN, saat ini juga sedang mengimplementasikan MSAN modernisasi, yaitu upgrade jaringan pelanggan existing ke MSAN, baik yang masih merupakan jaringan cooper acces network dengan terminal pelanggan menggunakan RK maupun jaringan akses yang terminal pelanggan sudah menggunakan Optical Network Unit (ONU). Node MSAN sudah dapat menggantikan fungsi kabinet RK, ONU, dan Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM). DSLAM berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data. Selain itu jaringan sekunder dari Node pelanggan MSAN ke DP tetap menggunakan kabel tembaga begitu juga dari DP ke pelanggan tetap menggunakan DW.

Apabila dari sisi pelanggan ingin memanfaatkan fitur MSAN cukup dengan menggantikan pesawat telepon dan menggantikan terminal dengan perangkat yang berfugsi seperti modem sebagai bagian dari instalasi kabel rumah yang sudah ada.

(3)

Gambar 2.2

Konfigurasi MSAN

Struktur jaringan MSAN dapat dilihat Gambar 2.2 Pada Jaringan akses ini menggunakan kabel tembaga dan kabel fiber optik. Gambar 2.2 sudah terjadi beberapa perubahan dari jaringan sebelumnya. STO sudah berganti menjadi Sentral Softswitch. Pada sentral softswitch sudah support kabel Fiber Optik. Softswitch memiliki beberapa kelebihan dari Sentral Telepon Otomatis yaitu berbasis IP. Selain itu Softswitch memiliki standar terbuka untuk membuat jaringan terintegrasi dengan memadukan kemapuan layanan yang intelegence dalam menangani traffic data dan multimedia yang lebih efisien.

Dari softswitch menuju Metro Ethernet atau sering disebut MetroE. MetroE berfungsi sebagai jaringan komunikasi data, voice, dan vidio yang memiliki kecepatan tinggi Giga bit atau 1000Mbps.

Dari MetroE meuju ke MSAN dengan menggunakan kabel fiber optik. Dari MSAN menuju RK menggunakan kabel sekunder sampai ke DP. Dari DP ke rumah pelanggan menggunakan kabel DW (Drop Wire).

Disisi pelanggan untuk penggunaan internet dan telepon dipisahkan menggunakan spliter. Dimana darispliter menuju telepon menggunakan kabel telepon. Pada sisi pelanggan juga terdapat Modem ADSL2+ yang dihubungkan dengan spliter menggunakan kabel telepon. Untuk hubungan ke layanan IPTV digunakan

Set Top Box (STB) yang dapat mengubah sinyal digital menjadi analog agar dapat di olah oleh TV tersebut.

2.2

Teknologi GPON

GPON yaitu suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984.

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver services sampai ke pelanggan menggunakan kabel fiber optik. Jika sebelumnya pelanggan menggunakan kabel tembaga pada instalasi perkabelan di sisi pelanggan, maka sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan optik. Keunggulannya adalah bandwidth

yang ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps (downstream) sampai pelanggan tanpa ada kehilangan

bandwidth.

Pada GPON, sebuah atau beberapa OLT, interface sentral dengan jaringan fiber optik, dihubungkan dengan beberapa ONU, interface pelanggan dengan jaringan serat optik, menggunakan pasif Optical Distribution Network (ODN), seperti splitter, filter, atau perangkat pasif optik lainnya. GPON mampu memberikan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetris (upstream dan downstream) atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 Gbps untuk upstream.

GPON disyaratkan harus dapat melayani layanan jenis apapun, baik itu Ethernet maupun TDM (PSTN, ISDN, E1, dll). Jarak antar OLT dengan ONU yang dapat dijangkau adalah 10 km untuk kecepatan 2.4 Gbps, sedangkan untuk kecepatan 1.2 Gbps dapat mencapai 20 km. Untuk split ratio, ODN pada GPON dapat mencapai 1:64

.

Konfigurasi Teknologi GPON

Secara sederhana konfigurasi GPON terdiri dari tiga bagian utama yaitu OLT, ODN, dan ONT. GPON itu sendiri dapat dibuat konfigurasinya Point to Point atau Point to Multipoin ttergantung dengan bentuk implementasi di lapangan. Gambar berikut adalah gambaran sederhana dari teknologi GPON.

(4)

Gambar 2.3 Konfigurasi Sederhana GPON

Konfigurasi sistem GPON pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu :

1) Optical Line Terminal (OLT)

Optical Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat dari sistem jaringan. OLT mempunyai fungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik menjadi optik. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).

2) Optical Data Network (ODN)

ODN merupakan jaringan optik antara OLT sampai perangkat ONU/ONT. ODN menyediakan sarana transmisi optik OLT terhadap pelanggan dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODN menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONU. Peralatan transmisi optik pada ODN yaitu:

a) Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel

ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODCOptical Distribution Pack (ODP)

b) Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat.

c) Splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat.

3) Optical Network Terminal/Unit (ONT/ONU)

ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan.

4) Optical Power Meter(OPM)

Meteran listrik optik/Optical Power Meter(OPM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan dalam sinyal optik.

2.3 Layanan Triple Play

Layanan triple play adalah layanan Voice, Video dan Data yang disebar melalui jaringan broadband. 2.3.1 Layanan Video

Komunikasi yang berupa informasi video, aplikasi IPTV adalah salah satu contoh layanan komunikasi informasi video. IPTV adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengirim layanan televisi digital kepada konsumen yang terdaftar sebagai subscriber dalam sistem tersebut.

(5)

2.3.2 Layanan Data

Salah satu layanan data dalam layanan Triple Play adalah akses internet. Untuk memenuhi kebutuhan internet dengan kecepatan yang tinggi dan memuaskan jaringan Triple Play Service harus memiliki minimum bandwidth sebesar 512 Kbps untuk mengakses layanan data dengan baik.

2.3.3 Layanan Voice

Voice Over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi telepon yang menggunakan internet sebagai medianya. VoIP juga dikenal dengan istilah seperti Voice over Broadband (VoBB) dan IP Telephone.

2.4 Parameter yang Digunakan

Parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi:

Line Rate adalah kecepatan pengiriman data dari sentral menuju pengguna. Line Rate bisa diartikan sebagai hasil pengukuran yang menentukan seberapa besar kecepatan jalur koneksi pada saat melakukan

upload dan download.

Attenuation merupakan proses peredaman sinyal hingga kekuatan sinyal berkurang seiring dengan penambahan jarak yang ditempuh. Penurunan dalam hal kekuatan sinyal, sering kali terjadi bila jaraknya terlalu jauh melalui media transmisi.

Attainable Rate adalah parameter yang menentukan seberapa kesanggupan jaringan kabel menyalurkan data (bandwidth maksimal yang mampu disalurkan) yang menunjukkan kapasitas bandwidth maksimum yang dapat ditransmisikan melalui jaringan, melihat parameter ini untuk menentukan pilihan paket yang sesuai dengan kondisi jaringan.Output poweryaitu besarnya power yang dihasilkan dari suatu perangkat.

3. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode antara lain: 1. Studi Literature

Mempelajari dari buku-buku, jurnal terkait materi MSAN dan GPON 2. Pengambilan data

Untuk pengambilan data dilakukan di PT.Telkom Balikpapan 3. Pengolahan Data

Setelah didapatkan data pelanggan dari PT.Telkom, dilanjutkan dengan pengolahan data untuk analisa perbandingan kualitas jaringan MSAN dan GPON dengan parameter (Line Rate, Attenuation, Attainable Rate)

(6)

Gambar 3.1 Diagram alir Proses Penelitian

4.

Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Pengukuran MSAN dan GPON

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di PT.Telkom Balikpapan didapatkan data yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Ukur MSAN

Upstream Downstream Upstream Downstream Upstream Downstream

1 162101201920 607 6144 10.2 14.6 771 23904

2 161101200319 607 6144 8.5 12.3 1341 23264

3 162101000981 607 6144 7.8 16.1 1290 23720

4 161103000831 612 2464 5 14 1179 18332

5 162115900040 762 3069 0 3.7 1449 9276

6 162102201994 298 1224 6.6 13.3 1073 14692

7 162101207727 766 1534 12.5 31.6 1172 17376

8 162101203064 607 6144 3.6 6 1290 27668

9 162101000212 607 6144 4.1 7 1077 12716

10 162103201936 107 455 4.7 9.3 1252 24050

558 3947 6.3 12.79 1189 19500

Line Rate (Kbps) Attenuation (dB)

NO Pelanggan Attainable Rate (Kbps)

Rata-Rata

(7)

Tabel 4.2 Hasil Ukur GPON

Upstream Downstream Upstream Downstream GPON GPON 1 161103200614 768 2048 25.234 26.393 328.544 204,573.44 2 162110000183 1536 15360 17.783 19.362 355.364 26,930.69 3 161106044909 1536 15360 32.377 31.861 357.968 13,266.31 4 162103282479 512 512 23.480 24.838 472.032 262,215.19 5 162104000996 1536 15360 28.013 27.266 541.536 10,558.81 6 162101016840 10240 10240 24.191 24.814 282.464 214,116.06 7 162101002717 1024 3072 26.606 28.317 244.064 96,403.06 8 162103300599 768 2048 25.463 27.321 914.528 37,330.79 9 162101207134 2048 5120 22.852 21.891 596.304 50,138.31 10 162104000308 6144 30720 36.734 37.775 287.568 18,233.81 2611 9984 26.273 26.984 438.037 93,377

Attainable Rate (Mbps)

Rata-Rata

NO Pelanggan Line Rate (Kbps) Attenuation (dB)

4.2

Perbandingan Hasil Ukur

Pada tahap ini penulis akan membahas perbandingan antara Multi Services Access Network(MSAN) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON) setelah melakukan pengukuran menggunakan

software embassy. Yang akan ditampilkan pada tabel di bawah ini: 4.2.1 Perbandingan Hasil Ukur Parameter Line Rate

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Ukur Line Rate

Pelanggan Line Rate (Upstream) Line Rate (Downstream)

MSAN GPON MSAN GPON

Gambar 4.1 Grafik Attainable RateUpstream MSAN dan GPON.

(8)

Gambar 4.2

Grafik

Attainable RateUpstream

MSAN dan GPON.

Perhitungan peningkatan kinerja line rate GPON terhadap MSAN dengan menghitung dari nilai rata-rata tersebut:

Line rate pada upstream

Line rate pada downstream

Sehingga, diperoleh peningkatan kinerja line rate GPON terhadap MSAN sebesar 467.96%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 252.98%.

4.2.2 Perbandingan Hasil Ukur Parameter Attenuation

Tabel 4.4Perbandingan Hasil Ukur Attenuation

Pelanggan Attenuation (Upstream) Attenuation (Downstream)

MSAN GPON MSAN GPON

1 10.2 25.234 14.6 26.393

2 8.5 17.783 12.3 19.362

3 7.8 32.377 16.1 31.861

4 5 23.480 14 24.838

5 0 28.013 3.7 27.266

6 6.6 24.191 13.3 24.814

7 12.5 26.606 31.6 28.317

8 3.6 25.463 6 27.321

9 4.1 22.852 7 21.891

10 4.7 36.734 9.3 37.775

Rata-Rata 6.3 26.273 12.79 26.984

(9)

Gambar 4.3 Grafik Attenuation Upstream MSAN dan GPON.

Gambar 4.4 Grafik Attenuation Downstream MSAN dan GPON.

Sehingga, diperoleh peningkatan kinerja line rate GPON terhadap MSAN sebesar 417.04%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 210.98%

(10)

Tabel 4.5Perbandingan Hasil Ukur Attainable Rate

Pelanggan

Attainable Rate (Upstream)

Attainable Rate (Downstream) MSAN

GPON

(Mbps) MSAN GPON (Mbps)

1 771 328.544 23904 204,573.44

2 1341 355.364 23264 26,930.69

3 1290 357.968 23720 13,266.31

4 1179 472.032 18332 262,215.19

5 1449 541.536 9276 10,558.81

6 1073 282.464 14692 214,116.06

7 1172 244.064 17376 96,403.06

8 1290 914.528 27668 37,330.79

9 1077 596.304 12716 50,138.31

10 1252 287.568 24050 18,233.81

Rata-Rata 1189 438.037 19500 93,377

Gambar 4.5 Grafik Attainable RateUpstream MSAN dan GPON.

Gambar 4.6 Grafik Attainable Rate Downstream MSAN dan GPON.

Sehingga, diperoleh peningkatan kinerja attainable rate GPON terhadap MSAN sebesar 36.83% pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 478.86%.

(11)

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan parameter Line Rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 467.96%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 252.98%.

2. Berdasarkan parameter Attenuation diperoleh GPON mengalami penurunan kinerja terhadap MSAN sebesar 417.04%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 210.98%.

3. Berdasarkan parameter Attainable rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 36.83%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 478.86%.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi pelanggan yang masih menggunakan jaringan MSAN sebaiknya beralih ke jaringan GPON. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengukur kualitas jaringan sesama kabel fiber optik.

Daftar Pustaka

[1] Hantoro, Gunadi Dwi, 2015, Fiber Optic Teknologi, Material, Instalasi, dan Implementasi, Informatika, Bandung. [2] Nugraha, Andi Rahman, 2006, Serat Optik, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[3]Putra, Dwi Krisna, 2014, Perangkat Aktif MSAN, (online),http://skatel-xiv-121898.blogspot.co.id/2014/10/perangkat-aktif-msan.html (2014)

[4]Syaril, 2013, Teknisi Komputer dan Jaringan,(online), http://renzana.blogspot.co.id/2013/01/gpon.html (2013) [5] Telkom, 2010, Modul Pengenalan Kabel Tembaga PT. TELKOM.

[6]Telkom, 2015, Modul Pengenalan Fiber Optic dan Jaringan GPON.

Biodata Penulis

Maria Ulfah, S.T.,M.T memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T), Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada lulus tahun 2005. Pada tahun 2010 memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Jurusan Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Telekom (ITTelkom d/h STTTelkom Bandung. Pada saat ini aktif sebagai staff pengajar jurusan Teknik Elektronika Konsentrasi Telekomunikasi Politeknik Negeri Balikpapan

Gambar

Gambar 2.2 Konfigurasi MSAN
Gambar 2.3 Konfigurasi Sederhana GPON
Gambar 3.1 Diagram alir Proses Penelitian
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Ukur Line Rate
+4

Referensi

Dokumen terkait

Analisis cluster merupakan salah satu teknik statistik multivariat yang tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kelompok dari objek berdasarkan karakteristik

Jawapan hendaklah ditulis dengan jelas dalam ruang yang disediakan dalam kertas

Untuk itu jika di dalam system perhotelan maka dibutuhkan juga cara transaksi yang mempermudah pemilik hotel untuk mengakses pelanggannya dalam system pembayaran

Input memulai arus data melalui sebuah sistem, seperti komponen perancangan sistem lainnya, rancangan input harus direncanakan dan dilaksanakan dengan hati–hati untuk

dengan titik fokus pada permasalahan ini akan menemukan bagaimana sejarah serta perkembangan dan juga kontribusi dari pondok pesantren Al-Masthuriyah.. Penelitian

“Penerapan Knowledge Management System (KMS) Pada PT Y-Tec Autoparts Indonesia Bagian Quality Control Dengan Menggunakan Seci Model” adalah cara untuk melakukan transfer

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Turmudji adalah variable terikat pada penelitian ini yaitu perkembangan sosial anak retardasi mental, sedangkan

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih PDAM karanganyar yang mencakupi wilayah Karanganyar kota, Perumnas Palur, dan Jaten dapat dihitung dengan menggunakan