• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Dividen - BAB II DANANG KUSTIAWAN AKUNTANSI'14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Dividen - BAB II DANANG KUSTIAWAN AKUNTANSI'14"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Dividen

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan:2008). Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2.1.2. Saham

(2)

memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan capital again dalam jumlah besar dalam waktu singkat tetapi seiring berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Menutut jenisnya saham secara umum dibagi menjadi dua yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock)

1.Saham biasa

Pemegang saham biasa adalah merupakan pemilik yang paling pokok dalam perseroan (Yusuf:2001). Mereka memiliki hak suara, turut menentukan dalam pembagian laba, menentukan penambahan saham baru atau mungkin juga dalam hal likuidasi perseroan. Secara umum Saham biasa ( common stock) adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan

2.Saham preferen

(3)

2.1.3. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan prosentase saham yang dimiliki oleh inside shareholder dan prosentase yang dimilik oleh outside Shareholder (Maspudi:2005). Kebijakan perusahaan yang merupakan wakil dari pemegang saham dalam menjalankan operasional perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh institusi akan mendorong pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan profesional yang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

2.1.4. Set Kesempatan Investasi

Set Kesempatan Investasi / Investment Opportunity Set (IOS) adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan (Hartono:2009). Perusahaan didirikan dengan prinsip going concern, dimana diharapkan perusahaan dapat hidup dan berkembang selamanya. Untuk dapat hidup dan berkembang maka hal ini tidak lepas dari kondisi lingkungan yang ada disekitar perusahaan. Lingkungan yang kondusif yang memberikan kesempatan investasi yang tinggi, dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

(4)

2.1.5. Aliran Kas Bebas

Dalam study kelayakan rencana investasi, aliran kas merupakan unsur analisis yang sangat penting kedudukannya, karena kelayakan finansial sebuah usulan rencana investasi diukur pada nilai sekarang aliran kasnya. Secara sederhana jika nilai sekarang aliran kas masuk lebih besar dari pada nilai sekarang aliran kas keluar, maka rencana investasi itu dari aspek finansial adalah layak dilaksanakan. Begitu pula jika terjadi sebaliknya maka rencana investasi itu tidak layak dilaksanakan. Seorang investor atau pengusaha yang telah membuat keputusan untuk melaksanakan suatu usulan investasi pada saat sekarang ini, selalu mengharapkan agar aliran kas yang diterimanya pada masa- masa yang akan datang adalah lebih besar dari pada pengeluaran sekarang (Haming dan Basalam:2010)

(5)

produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan.

2.2. Kerangka pe mikiran

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya. Maka kerangka pemikiran yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Variabel Intervening

Variabel Dependen Variabel Independen

(-) (+) (-) (-) (-) (+) (+)

Pengaruh antara kebijakan pembayaran Dividen dengan harga saham serta variabel- variabel yang mempengaruhi didalamnya telah banyak diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Adapun beberapa peneliti-penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain

Kebijakan Dividen (Z)

Aliran Kas Bebas (X3)

Return Saham (Y)

Set Kesempatan Investasi (X2)

(6)

Murhadi (2008) meneliti tentang studi kebijakan dividen: anteseden dan dampaknya terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan sampel berupa perusahaan yang membagikan dividen untuk periode 1995-2005 yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitian yang dilakukannya antara lain adanya pengaruh positif kebijakan Dividen dengan harga saham, Set kesempatan investasi tidak berpengaruh langsung terhadap harga saham, aliran kas bebas memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham, struktur kepemilikan yang diwakili oleh kepemilikan institusi memiliki pengaruh negatif, tahap daur hidup perusahaan berpengaruh terhadap harga saham, struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen, tahap daur hidup perusahaan berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen, set kesempatan investasi memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, regulasi berpengaruh positif terhadap harga saham, dan aliran kas bebas tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen.

(7)

signifikan terhadap Kebijakan Dividen, Kepemilikan Institusional berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham, Set Kesempatan Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham, Aliran Kas Bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham, dan Dividen berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.

Dewi (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Sampel penelitian ini adalah menggunakan seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa efek Jakata dari tahun 2002 sampai dengan 2005. Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan dengan kepemilikan saham oleh managerial, kepemilikan oleh institusional, kebijakan hutang, dan profitabilitas yang semakin tinggi akan menurunkan kebijakan dividen.

(8)

Areska dan Gunawan (2011) melakukan penelitian tentang Pengaruh aliran kas bebas dan keputusan pendanaan terhadap nilai pemegang saham dengan set kesempatan investasi dan dividen sebagai veriabel moderasi. Sampel penelitian ini adalah menggunakan perusahaan yang masuk kategori manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan 2005-2009. Hasil dari penelitian ini adalah aliran kas bebas berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham, keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham, set kesempatan investasi dapat memoderasi pengaruh positif aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham, dividen dapat memoderasi pengaruh positif aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham, set kesempatan investasi dapat memoderasi, pengaruh positif keputusan pendanaan terhadap nilai pemegang saham, dividen bukan merupakan variabel pemoderasi yang dapat menginteraksi hubungan antara keputusan pendanaan dengan nilai pemegang saham.

2.3. Hipotesis penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.3.1. Pengaruh antara Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Dividen

Pengaruh antara struktur kepemilikan dan kebijakan dividen dapat memiliki pengaruh positif ataupun negatif.

(9)

tinggi akan mendorong subsitusi bagi kebijakan pembayaran dividen. Dengan kepemilikan institusi yang tinggi, maka fungsi dividen sebagai penanda mengenai kondisi perusahaan kurang relevan sehingga perusahaan tidak memerlukan pembayaran dividen yang tinggi. Hasil penelitian ini di dukung oleh Dewi (2008) yang menyebutkan kepemilikan oleh institusional yang semakin tinggi akan menurunkan kebijakan dividen. Semakin tinggi kepemilikan institusi maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan sehingga mengurangi kos keagenan dan perusahaan akan cenderung memberikan dividen yang rendah.

Hasil penelitian Lucyanda dan Lilyana (2012) menyebutkan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Sesuai dengan teori preferensi pajak, investor individu akan lebih menyukai perusahaan tidak membayar dividen karena tarif pajak pribadi untuk penghasilan yang diterima dalam bentuk dividen lebih besar dari pada tarif pajak penghasilan pribadi atas keuntungan modal

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti diatas, hasil penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen, dimana semakin tinggi kepemilikan oleh institusi yang dimiliki perusahaan manufaktur di BEI maka semakin tinggi dividen yang dibayarkan.

(10)

mengevalusi kinerja perusahaan (Murhadi:2008). Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Dividen.

2.3.2. Pengaruh antara Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen

Hasil penelitian penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Set Kesempatan Investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen, berarti ada atau tidaknya kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan manufaktur di Indonesia tidak berdampak pada pembayaran dividen

Hasil penelitian Murhadi (2008) menyebutkan bahwa set kesempatan investasi memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, dimana semakin tinggi kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah dividen yang dibayarkan.

Kesempatan investasi yang tinggi, mendorong perusahaan untuk meningkatkan laba ditahannya. Peningkatan laba ditahan ini berhubungan terbalik dengan pembayaran dividen. Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H2 : Set Kesempatan Investasi Berpengaruh negatif terhadap Kebijakan dividen

(11)

Hasil penelitian penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Aliran Kas Bebas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen, karena dengan ketersediaan aliran kas bebas yang tinggi yang dihasilkan badan usaha akan memiliki dampak berupa peningkatan pembayaran dividen.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lucyanda dan Lilyana (2012) menyebutkan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, karena perusahaan yang mempunyai free cash flow yang tinggi cenderung membagikan dividen yang tinggi juga.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti diatas, Hasil penelitian Murhadi (2008) menyebutkan bahwa aliran kas bebas tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen, karena perusahaan dengan aliran kas bebas yang besar akan cenderung untuk memperbesar perusahaannya dengan mengambil berbagai proyek meskipun memberikan NPV negatif.

(12)

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H3 : Aliran Kas Bebas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen

2.3.4. Pengaruh antara Struktur Kepemilikan terhadap Return Saham

Hasil penelitian Murhadi (2008) menyebutkan bahwa Struktur kepemilikan yang diwakili oleh kepemilikan institusi memiliki pengaruh negatif, dimana kepemilikan institusi yang tinggi akan memungkinkan terjadinya eksploitasi oleh pemegang saham mayoritas terhadap pemegang saham minoritas.

Hasil penelitian penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham, dimana besar kecilnya kepemilikan saham oleh institusi pada perusahaan manufaktur di BEI tidak mengakibatkan perubahan harga saham.

(13)

pemegang saham minoritas. Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap Return saham

2.3.5. Pengaruh antara Set Kesempatan Investasi terhadap Return Saham

Hasil penelitian Murhadi (2008) menyebutkan bahwa Set kesempatan investasi tidak memiliki pengaruh langsung terhadap harga saham, ada atau tidaknya kesempatan investasi yang dimiliki oleh perusahaan tidak berdampak langsung pada perubahan harga saham. Perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi, akan membatasi pembayaran dividennya. Pembatasan pembayaran dividen ini akan berdampak pada penurunan harga saham.

Berbeda dengan penelitian Murhadi (2008), hasil penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Set Kesempatan Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham, hal ini berarti ada atau tidaknya kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan manufaktur di BEI akan menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earning, sehingga kesempatan investasi yang tinggi akan berdampak langsung pada perubahan harga saham.

(14)

tinggi, akan memiliki prospek ke depan yang cerah, dan akan berpengaruh pada peningatan nilai saham perusahaan tersebut. Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H5 : Set Kesempatan Investasi berpengaruh positif terhadap Return Saham

2.3.6. Pengaruh antara Aliran Kas Bebas terhadap Return Saham

Hasil penelitian Murhadi (2008) menyebutkan bahwa Aliran kas bebas tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen. Perusahaan dengan aliran kas bebas yang besar akan cenderung untuk memperbesar perusahaan dengan mengambil berbagai proyek meskipun memberikan NPV negatif, sehingga hal ini berdampak pada penurunan kekayaan pemegang saham atau penurunan harga saham.

Hasil penelitian penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Aliran Kas Bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap perubahan Harga Saham, karena dana yang berlebih di perusahaan yang seharusnya didistribusikan kepada para pemegang saham, keputusan pendistribusiannya sangat dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

(15)

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H6 : Aliran Kas Bebas berpengaruh negatif terhadap Return Saham

2.3.7. Pengaruh antara Kebijakan Dividen terhadap Return saham

Hasil penelitian Murhadi (2008) menyebutkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham, perusahaan yang cenderung ketat regulasi akan menghadapi berbagai batasan dalam mengembangkan usahanya sehingga cenderung membagikan dividen dalam jumlah yang lebih besar dan hal ini akan berdampak terhadap peningkatan harga saham.

Berbeda dengan penelitian Murhadi (2008), hasil penelitian dari Embara, Wiagustini dan Badjra (2012) menyebutkan bahwa Kebijakan Dividen berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham, dimana naik turunnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur di BEI tidak direspon oleh pasar, sehingga tidak berpengaruh terhadap harga saham.

(16)

sebelumnya. Perusahaan dengan prospek ke depan yang cerah, akan memiliki nilai saham yang semakin tinggi (Murhadi:2008). Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Gambar

 Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Sistematika dokumen Renja Kecamatan Semanding Tahun 2021 sebagaimana mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Sebuah papan permainan yang dimulai dari petak start dan dilengkapi dengan petak-petak materi, petak masuk rumah sakit, parkir bebas, dana umum dan juga

Apabila Akun Klien mencapai saldo negatif dan telah menggunakan sembilan puluh persen (90%) Bonus, semua posisi terbuka akan otomatis dihentikan. FXTM akan

Apabila pihak regulator di suatu negara anggota telah dapat menentukan adanya bahaya dari produk pangan dan menunjukkan resiko terhadap kesehatan dan kehidupan

Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis awal terhadap Zn – tersedia tanah, dan pada penelitian ini juga dilakukan pemupukan Zn dengan dosis maksimal (10 kg/ha),

Diterapkannya prosedur mutu PM-STT-830-0601-03, Pengendalian Produk Tidak Sesuai ini, diharapkan pelaksanaan standar mutu Pengelolaan yang terkait dengan pelaksanaan Sistem

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui jenis dan komposisi substrat di ekosistem mangrove kampung nipah, rata-rata persentase jenis

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis akan meneliti pengaruh dari penerapan PSAK 24 khususnya mengenai imbalan pascakerja terhadap risiko perusahaan dan