OPTIMALISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DAERAH DALAM UPAYA PERCEPATAN PENINGKATAN
PELAYANAN AIR MINUM DAN PEMENUHAN SPM
1
1
PERAN DITJEN BINA BANGDA
DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL PERAN DITJEN BINA BANGDA
DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL
2
2
INSTRUMEN PEMBINAAN PEMBANGUNAN DAERAH INSTRUMEN PEMBINAAN PEMBANGUNAN DAERAH
3
3
TARGET NASIONAL BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI
TARGET NASIONAL BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI
TARGET NASIONAL BIDANG AIR
MINUM DAN SANITASI
Indikator Target
Kepemilikan akte lahir 77.4
Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan
70
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan
63
Angka pemakaian kontrasepsi pada
perempuan usia 15-49 thn
65
Persentase SD/MI
berakreditasi minimal B 84.2
Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B
81
Persentase SMA/MA
berakreditasi minimal B 84.6
Rasio Elektrifikasi 100
Akses air minum layak 100 Akses sanitasi layak 100
Rumah tangga
berpendapayan rendah yang dapat mengakses hunian layak
18.6 juta rumah tangga
Penyediaan
akses
air
minum dan sanitasi layak
merupakan bagian dari
target pelayanan dasar
dalam RPJMN 2015 -2019.
Di
tahun
2019,
dotargetkan
seluruh
masyarakat
Indonesia
sudah mendapatkan akses
air minum dan sanitasi
layak.
TARGET PELAYANAN DASAR DALAM RPJMN
TARGET PELAYANAN DASAR DALAM RPJMN
TARGET YANDAS
PROGRAM
PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN
Penyediaan Askes Air Minum dan Sanitasi
Peningkatan Demand Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terkait Air Minum dan Sanitasi
35.000 desa sudah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Turbinwas bidang sanitasi untuk 507 kab/kota.
5.000 desa mengikuti Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Penyediaan Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi Terintegrasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpusat skala regional di 2 kab/kota, skala kab/kota di 6 kab/kota, skala kawasan di 33 kab/ kota, dan skala komunal di 108 kab/kota.
Instalasi Pengolahan Air Lumpur Tinja (IPLT) dan pendampingan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) di 53 kota/kab.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) skala regional di 3 kab/kota, dan skala kab/kota di 49 kab/kota.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R skala komunal di 95 kab/kota.
281.800 Sambungan Rumah (SR) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perkotaan.
491.520 SR SPAM Perdesaan.
125.260 SR SPAM Kawasan khusus.
158 Kawasan MBR terfasilitasi SPAM Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
22 Kawasan MBR terfasilitasi SPAM non PDAM. 350 L/det atau 35.000 SR SPAM regional.
Manajemen Layanan Air Minum dan Sanitasi
507 kab/kota menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM).
144 kab/kota memutakhirkan Strategi Sanitasi Kab/kota (SSK). 26 kab/kota menyusun SSK.
514 SPK Pembinaan dan Pemantauan SPAM Fasilitasi 165 SPAM PDAM.
SASARAN SEKTOR AIR MINUM DAN SANITASI DALAM RKP
2018
DUKUNGAN PEMDA TERHADAP PENCAPAIAN
TARGET NASIONAL
DUKUNGAN PEMDA TERHADAP PENCAPAIAN
TARGET NASIONAL
Target
nasional
Kontribu
si
provinsi
Kontribu
si kab/
kota
Kontribu
si kab/
kota
Kontribu
si
provinsi
Kontribu
si kab/
kota
Pencapaian target nasional
ditentukan oleh dukungan
dan kontribusi pemerintah
daerah
terhadap
target
tersebut. Untuk itu perlu
dilakukan
sinkronisasi
pembangunan
antara
PERAN DITJEN BINA BANGDA DALAM
PENCAPAIAN TARGET
PEMBANGUNAN NASIONAL
PERAN DITJEN BINA BANGDA DALAM
PENCAPAIAN TARGET
LINGKUP TUGAS DITJEN BINA
BANGDA
LINGKUP TUGAS DITJEN BINA
BANGDA
Pembinaan pembanguna n daerah Pembinaan pembanguna n daerah Pembinaan penyelengara an urusan pemerintaha n daerah Pembinaan penyelengara an urusan pemerintaha n daerahD
IT
JE
N
B
IN
A
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
D
A
E
R
A
H
Koordinasi SPM dan NSPK
Pemetaan Urusan Pemerintahan Penyelesaian perselisihan penyelenggaraan urusan pemerintahan
a
a
b
b
cc
Pasal 24 Pasal 370 Pasal 19 Perpres 11/2015 Pembinaan percepatanpembangunan provinsi berciri kepulauan
Sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan pusat dan daerah, antar wilayah dan antar daerah
Perencanaan pembangunan daerah
Pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
a
a
d
d
b
b
cc
Pasal 29Pasal 258 dan 259
Pasal 260-274
Pasal 275
Pembinaan Pemda dalam mendorong partisipasi masyarakat
Binwas umum pembangunan daerah
Pembinaan pemda dalam penguatan informasi daerah
Evaluasi perda tata ruang daerah
h
h
g
g
ff
e
e
Pasal 400 Pasal 354 Pasal 374 Pasal 391-394 Pasal 18 Perpres 11/2015Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
Pasal 258 UU 23/2014
MEKANISME KERJA DITJEN BINA
BANGDA
DITJEN
BINA
BANGD
A
PEMDA
K/L
TERKAI
T
1. Koordinasi
dalam
penetapan
prioritas
kebijakan
yang
akan
diterapkan daerah
2. Sinkronisasi
kebijakan
pembangunan antara pusat
dan daerah
Internalisasi
target
pembangunan
nasional ke
dalam dokumen perencanaan
daerah
TINGKAT PUSAT
INSTRUMEN PEMBINAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
INSTRUMEN PEMBINAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
Nomenklatur Urusan Pemerintahan Daerah
Nomenklatur Urusan Pemerintahan Daerah
Indikator Layanan Urusan Pemerintahan Daerah
Indikator Layanan Urusan Pemerintahan Daerah
Aplikasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Aplikasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Koordinasi Teknis Pembangunan
Koordinasi Teknis Pembangunan
Verifikasi Usulan DAK
Verifikasi Usulan DAK
Pembinaan SPM
Kegiatan
Strategis
Bangda
2017
Nomenklat ur Indikator Aplikasi Dokren Sekber SPM Kortek Verifikasi DAK OUTPUT• Permendagri tentang nomenklatur program/ kegiatan urusan pemerintahan daerah.
OUTPUT
• Indikator Program/ Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah
OUTPUT
• Aplikasi Dokren Daerah jangka menengah
(RPJMD);
• Aplikasi Dokren Daerah Tahunan (RKPD);
OUTPUT
• Pedoman Verifikasi usulan kegiatan DAK
OUTPUT
• Pedoman penerapan kortek pembangunan daerah
OUTPUT
• Panduan pelaksanaan Sekber SPM;
• Panduan integrasi SPM ke dalam dokren
1
2
3
4
5
6
6 KEGIATAN STRATEGIS dan
OUTPUTNYA
1
2
3
4
5
6
1) Memberikan panduan daerah dalam menyusun program dan kegiatan sesuai dengan nomenklatur yang ditetapkan; 2) Memudahkan sinkronisasi perencanaan pusat dan daerah
Output dari kegiatan strategis ini adalah Permendagri tentang nomenklatur program/kegiatan urusan
pemerintahan daerah
untuk memberikan panduan bagi daerah dalam menyusun indikator layanan pemerintahan yang
menjadi acuan bagi daerah dalam menyusun dokumen perencanaan daerah.
1) Memberikan dukungan pada daerah dalam menyusun,
mengendalikan dan mengevaluasi dokumen
perencanaan daerah;
2) Mendukung proses evaluasi dan fasilitasi;
3) Memperkuat database rencana pembangunan daerah; 4) Mendukung implementasi Permendagri Nomor 86
Tahun 2017
untuk memperkuat koordinasi pembinaan penerapan dan pemenuhan SPM di daerah untuk memandu proses Rakortek sebagai
bentuk sinkronisasi pembangunan pusat dan daerah untuk memandu Proses verifikasi rancangan usulan kegiatan DAK dan memastikan dukungan kegiatan DAK terhadap pemenuhan SPM, prioritas nasional dan prioritas daerah
MANFAAT 6 KEGIATAN
STRATEGIS
MANFAAT 6 KEGIATAN
STRATEGIS
Verifikasi DAK
Verifikasi DAK
Pedoman Kortek
Pedoman Kortek
Sekber SPM
Sekber SPM
Pedoman Nomenklatur
Pedoman Nomenklatur
Pedoman Indikator
Pedoman Indikator
Aplikasi Dokren Daerah
Permendagri
tentang
nomenklatur
program/kegiatan
urusan
pemerintahan
daerah.
1. penyusunan nomenklatur program dan kegiatan dalam rangka
pelaksanaan sesuai urusan yang menjadi kewenangan daerah
(pembagian urusan pada lampiran UU 23 Tahun 2014 dan amanat RPP);
2. nomenklatur program dan kegiatan diklasifikasi berdasarkan urusan
yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota;
3. struktur nomenklatur meliputi urusan, pelayanan, program dan
kegiatan. Tidak termasuk komponen input. Komponen input bisa
menjadi kegiatan.
4. Program dan kegiatan merupakan pelaksanaan dari pelayanan urusan
pemerintahan konkuren. Program dan kegiatan dapat diubah dan
ditambah;
5. waktu penerapan nomenklatur program dan kegiatan pada RPJMD
dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2018 dan atau
periodisasi RPJMD berakhir; dan
6. nomenklatur program dan kegiatan jika akan diatur dalam Permendagri
tersendiri perlu mandat sebagai dasar penyusunan dan diusulkan
melalui RPP PUPK.
POIN-POIN KESEPAKATAN DALAM NOMENKLATUR
POIN-POIN KESEPAKATAN DALAM NOMENKLATUR
OUTPUT
OUTPUT
Nomenklatur Urusan Pemerintahan Daerah
1. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. 2. Urusan pemerintahan wajib yang
tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.
3. Urusan pilihan
4. Penunjang urusan dan pendukung urusan
5. Program dan kegiatan untuk seluruh skpd (rutin)
1. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
2. Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.
3. Urusan pilihan
4. Penunjang urusan dan pendukung urusan
5. Program dan kegiatan untuk seluruh skpd (rutin)
PROVINSI
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
KLASIFIKASI
NOMENKLATUR
KLASIFIKASI
NOMENKLATUR
STRUKTUR NOMENKLATUR
OUTPUT
OUTPUT
Struktur Indikator layanan
Urusan Pemerintahan
Daerah
Indikator layanan kewenangan yang disusun oleh tim
indikator perencanaan adalah indikator-indikator pada level layanan. Indikator tersebut terbagi ke dalam 32 (tiga puluh dua) urusan dan terbagi lagi ke dalam indikator yang menjadi kewenangan Provinsi serta kewenangan Kabupaten/Kota.
Pola penajaman indikator pada level layanan mengacu kepada kesepakatan beberapa aturan di atasnya, antara lain revisi Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang pedoman evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
rancangan peraturan pemerintah tentang pelaksanaan urusan konkuren serta Undang Undang nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Dipilihnya perumusan indikator pada level layanan tak lain merupakan perwujudan dari upaya Kementerian Dalam Negeri c.q. Ditjen Bina Pembangunan Daerah dalam rangka memberikan keotonomian yang seluas luasnya kepada Daerah. Dengan begitu, daerah diharapkan dapat menjawab isu-isu strategis yang aktual dan kontekstual, serta dapat
mengakomodir Visi dan Misi Daerah baik yang berskala jangka panjang maupun jangka menengah.
Indikator Layanan Urusan Pemerintahan Daerah
Indikator Layanan Urusan Pemerintahan Daerah
POIN-POIN KESEPAKATAN DALAM INDIKATOR
• Aplikasi RPJMD dan RKPD mengikuti runutan tahapan
penyusunan dalam Permendagri No. 86 Tahun 2017.
• Aplikasi RPJMD menjadi alat
bantu Bangda dalam melakukan evaluasi RPJMD.
• Aplikasi RKPD menjadi alat utama fasilitasi Bangda dalam penyusunan dokren daerah tahunan (RKPD).
• Aplikasi RPJMD dan RKPD menjadi alat monitoring
pencapaian prioritas dan proyek strategis nasional di daerah.
FUNGSI APLIKASI
FUNGSI APLIKASI
Aplikasi perencanaan pembangunan
daerah, meliputi RPJMD dan RKPD
OUTPUT
OUTPUT
Aplikasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Aplikasi Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Visi adalah keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. (terukur)
2. Misi adalah upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi (terukur)
3. Rumusan Masalah adalah deskripsi kondisi dan permasalahan daerah pada masing-masing urusan yang bersumber dari data/ informasi (e-DATABASE)
4. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan karena dampaknya yang signifikan bagi daerah
dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, dan mendesak yang dirumuskan dari permasalahan.
5. Tujuan, merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari isu strategis 6. Sasaran sesuatu hasil yang diharapkan dari tujuan tertentu dengan
target yang telah ditentukan (mengandung indikator dan target terukur).
7. Strategi, langkah-langkah untuk mewujudkan visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai.
8. Arah Kebijakan diartikan sebagai keputusan yang diambil dalam rangka penetapan prioritas pelaksanaan strategi. terkait tahun pelaksanaan program
9. Program diartikan sebagai cara untuk mewujudkan visi dan misi serta mencapai sasaran yang didasarkan pada Strategi
Pembangunan/Rumusan Permasalahan
10. Kegiatan diartikan aktivitas dalam rangka pencapaian Program yang disusun berdasarkan penyebab masalah.
1. Visi adalah keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. (terukur)
2. Misi adalah upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi (terukur)
3. Rumusan Masalah adalah deskripsi kondisi dan permasalahan daerah pada masing-masing urusan yang bersumber dari data/ informasi (e-DATABASE)
4. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan karena dampaknya yang signifikan bagi daerah
dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, dan mendesak yang dirumuskan dari permasalahan.
5. Tujuan, merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari isu strategis
6. Sasaran sesuatu hasil yang diharapkan dari tujuan tertentu dengan target yang telah ditentukan (mengandung indikator dan target terukur).
7. Strategi, langkah-langkah untuk mewujudkan visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai.
8. Arah Kebijakan diartikan sebagai keputusan yang diambil dalam rangka penetapan prioritas pelaksanaan strategi. terkait tahun pelaksanaan program
9. Program diartikan sebagai cara untuk mewujudkan visi dan misi serta mencapai sasaran yang didasarkan pada Strategi
Pembangunan/Rumusan Permasalahan
10. Kegiatan diartikan aktivitas dalam rangka pencapaian Program yang disusun berdasarkan penyebab masalah.
POLA PIKIR APLIKASI
1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Kondisi daerah 3. Analisis Isu2 Stategis
4. Visi dan Misi Daerah 5. Arah Kebijakan 6. Kaidah Pelaksanaan
I (5) II (10) III (15) IV 20)
BERPEDOMAN PADA RPJPD 1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Kondisi Daerah 3. Gambaran Keuangan Daerah.
4. Permasalahan dan Isu-isu Strategis Daerah 5. Visi,Misi, Tujuan dan Sasaran
6. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pemb Daerah 7. Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Perangkat Daerah
8. Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 9. Penutup
I II III IV V
1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Kondisi Daerah
3. Kerangkan Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah.
4. Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah 5. Arah Kebijakan Pembangunan Kab/Kota 6. Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah 7. Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah 8. Penutup
1 2 3 .. 12
1. Pendahuluan
2. Gambaran Pelayanan SKPD 3. Isu2 Strgis Berdasarkan TUPOKSI 4. Tujuan dan Sasaran, Indikator, Kinerja ,
Lokasi, dan Pendanaan Indikatif
5. Indikator Kinerja SKPD yg mengacu tujuan
dan sasaran RPJMD
I II III IV V
1. Pendahuluan
2. Ev Pelaksana Renja SKPD Thn lalu 3. Tujuan dan sasaran
4. Program/kegiatan, Indikator kinerja,
Lokasi, target, dan pagu indikatif
5. Penutupan
1 2 3 . . 12
KONSISTENSI dan KESELARASAN MUATAN MATERI ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
KONSISTENSI dan KESELARASAN MUATAN MATERI ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
RPJPD (20 Thn)
RPJMD (5 Th),
RKPD (1 Th)
Renstra SKPD
Renja SKPD berpedoman
TAMPILAN APLIKASI
PEMBANGU NAN NASIONAL PRIORITAS NASIONAL (PN) PRIORITAS DAERAH NON PRIORITAS (PRIORITAS LAINNYA) PRIORITAS DAERAH PENDUKUNG PN BAPPENAS; KEMENDAGRI K/L; DAERAH
BAPPENAS & K/L
KEMENDAGRI Dan DAERAH
BAPPENAS; KEMENDAGRI K/L; DAERAH
Dikoordinasi oleh Diitjen Bina Bangda
Kemendagri bersama KemenPPN / Bappenas.
1. melakukan konfirmasi terhadap program
prioritas nasional, lokasi dan target
program prioritas, serta kesiapan daerah.
2. menggali dan memetakan dukungan daerah
dalam usaha mencapai target prioritas
nasional.
3. menggali dan memetakan program prioritas
daerah.
4. menggali dan memetakan program daerah
lainnya di luar program yang merupakan
dukungan terhadap pencapaian prioritas
nasional
PELAKSANAAN KORTEK
PELAKSANAAN KORTEK
FUNGSI KORTEK
FUNGSI KORTEK
Koordinasi Teknis Pembangunan
Koordinasi Teknis Pembangunan
OUTPUT
OUTPUT
Permendagri tentang
1. kesepatakan tentang informasi kesenjangan
antara target nasional dengan kemampuan
daerah dalam mencapai target tersebut, sebagai
bahan untuk menyusun dokumen perencanaan
dan penganggaran;
2. kesepakatan peran masing-masing pihak (pemda
dan K/L) dalam mencapai target nasional sesuai
dengan kewenangan; dan
3. intervensi kebijakan yang perlu dilakukan oleh
Pemerintah Pusat (pembinaan terhadap
penyusunan dokumen perencanaan daerah).
HASIL PELAKSANAAN KORTEK
HASIL PELAKSANAAN KORTEK
Koordinasi Teknis Pembangunan
PROGRESS
PROGRESS
Permendagri
Nomor 117 tahun
2017 tentang tata
cara pengusulan
dan verifikasi
program dan
kegiatan
pembangunan
daerah melalui
dana alokasi
khusus
OUTPUT
OUTPUT
Pedoman verifikasi
rancangan usulan
kegiatan DAK
ALUR VERIFIKASI
ALUR VERIFIKASI
Verifikasi Usulan DAK