• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LUAR KELAS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PASIR KULON - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LUAR KELAS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PASIR KULON - repository perpustakaan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal jika didukung oleh guru yang professional dan memiliki kompetensi yang memadahi. Guru yang berhasil adalah guru yang memiliki kemampuan dalam menumbuhkan semangat serta motivasi belajar peserta didik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dialami oleh peserta didik.

Pengaruh motivasi didasarkan pada pendapat Priansa (2014 : 132), “Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar peserta

didik, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar”. Sedangkan Eysenck (Slameto, 2010 : 170),

menjelaskan pengertian motivasi adalah

Motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya.

Motivasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kegiatan belajar peserta didik. Belajar akan timbul dalam diri peserta didik dan menjamin keberlangsungan kegiatan belajar tersebut. Motivasi belajar peserta didik akan meningkat, jika peserta didik

(2)

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian motivasi juga dijelaskan oleh Guay (Priansa, 2014:132) menyatakan bahwa :

“Motivation refers to the reasons underlying behavior. Paraphrasing Broussard, and Garrison (2004) broadly define motivation as the attribute that moves us to do or not to do

something”. (Motivasi mengacu pada alasan yang mendasari

perilaku. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gredler, Broussard, dan Garrison (2004) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan atribut yang menggerakkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu).

Motivasi akan tumbuh pada seseorang apabila ada kemauan dan kesadaran untuk melakukan perubahan atau perbaikan dalam dirinya, maka motivasi tergantung pada masing-masing diri seseorang. Vroom (Priansa, 2014 : 133), menjelaskan bahwa: ”Motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki”.

Motivasi juga dijelaskan oleh John P.Campbell (Priansa, 2014 : 133), menambahkan definisi tersebut bahwa “Motivasi mencakup di dalamnya terdapat arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon dan kegigihan tingkah laku. Selain itu, motivasi mencakup sejumlah konsep seperti dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan, tujuan, dan harapan”.

(3)

sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai.

b. Teori Motivasi

Motivasi mempunyai beberapa teori menurut Landy dan Becker (Majid ,2013 : 314) membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori, yaitu

1) Teori Motivasi Abraham Maslow

Pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok terdiri dari 5 tingkatan yang berbentuk pyramid yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri

2) Teori Motivasi Herzberg

Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.

3) Teori Motivasi Dauglas McGregor

Teori X dan Y mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan

4) Teori motivasi V-ROOM

Teori yang dikenal dengan teori harapan, menjelaskan bahwa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan

5) Achievement Theory McClelland

Teori kebutuhan untuk mencapai prestasi 6) Clayton Alderfer ERG

Teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan, hubungan, dan pertumbuhan

Teori Motivasi yang digunakan yaitu Achievement Theory McClelland motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan

(4)

kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil, dan mampu bersaing dengan yang lain.

Achievement Theory McClelland ini dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik, agar mencapai hasil yang maksimal. Misalnya guru dapat memahami peserta didik secara perorangan, memelihara suasana belajar yang baik, rasa aman dalam belajar, dan memperhatikan peserta didik belajar. Motivasi selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Ada beberapa jenis kebutuhan misalnya: kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.

Peserta didik terdapat motivasi yang rendah, maka tidak akan mempunyai rasa kepuasan dengan tugas-tugas yang sulit. Tugas guru sebagai pendidik harus bisa membawa suasana proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membandingkan antar peserta didik. c. Cara – cara Memotivasi Peserta didik

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didik. Priansa (2014 : 144), Beberapa cara tersebut antara lain:

1) Memberi Nilai.

Nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik yang diberikan sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya terdapat dalam rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran.

2) Hadiah

(5)

Kompetisi adalah persaingan yang digunakan untuk mendorong peserta didik agar semangat belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok supaya proses belajar mengajar menjadi kondusif.

Cara-cara memotivasi peserta didik sebagaimana diuraikan di atas, masih banyak lagi cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi dapat dikembangkan dan diarahkan oleh guru supaya dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan peserta didik dalam belajar.

Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar peserta didik maka guru harus mengerti kepribadian masing-masing individu agar tetap tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas dan berpendapat.

d. Strategi Memotivasi Peserta didik

Proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan peserta didik dapat termtotivasi maka guru perlu merencanakan strategi dalam proses pembelajaran. Strategi meningkatkan motivasi peserta didik dijelaskan oleh Mujid, (2013 : 321), adalah:

1. Gunakan model dan kegiatan yang beragam 2. Jadikan peserta didik peserta aktif

3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai 4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif

5. Berikan tugas secara proposional

6. Libatkan diri anda untuk membantu peserta didik mencapai hasil

7. Berikan petunjuk pada para peserta didik agar sukses dalam belajar

(6)

10. Hargai kesuksesan dan keteladanan

Penggunaan strategi untuk memotivasi peserta didik saat pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Apabila peserta didik temotivasi, kecil kemungkinan terjadi masalah pengelolaan kelas dan disiplin. Hasil akhir yang dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran yang mengalami kurang motivasi tergantung pada peserta didiknya sendiri, sebab apabila guru telah berusaha menggunakan strategi dalam proses pembelajaran secara maksimal namun peserta didik tetap pada pendiriannya berarti peserta didik belum adanya niat untuk berubah namun guru tetap dikatakan berhasil karena telah berusaha.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Peserta didik

Motivasi juga memiliki beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peserta didik dijelaskan oleh Priansa (2014 : 145) sebagai berikut: 1) Konsep Diri, 2) Pengakuan, 3) Cita-Cita, 4) Kemampuan Belajar, 5) Kondisi Keluarga dan Luar Kelas, 6)Upaya Guru Memotivasi Peserta didik, 7) Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar.

(7)

tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Prestasi belajar yang baik akan timbul dalam diri seseorang apabila ia dapat mengetahui bagaimana cara memotivasi dirinya sendiri.

f. Ciri-ciri motivasi

Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar dipelajari agar dapat berkembang dengan baik. Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang disebutkan oleh Sardiman (2007:83) sebagai berikut:

1) Tekun terhadap tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 6) Dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

(8)

2. Prestasi Belajar a. Prestasi

Pengertian prestasi berdasarkan pendapat Arifin (2011 : 12), “Kata “Prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie”.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti

“Hasil usaha” (learning outcome).

Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Prestasi sangat membantu untuk mengukur kemampuan dan sebagai tolak ukur seberapa berhasilnya kegiatan belajar yang siswa terima selama proses pembelajaran.

b. Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

(9)

mempunyai usaha dan berdasarkan pengalaman yang ada dari masing-masing individu.

Pengertian belajar “ Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Tujuan pendidikan sangat

tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik ketika di sekolah, keluarga dan luar kelas (Syah 2010 : 87).

Hintzman (1978) (Syah 2010 : 88) dalam bukunya the psychology of learning and memory berpendapat bahwa “ learning is a

change in organism due to experience which can effect the organism’s

behavior” (Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut).

Pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Dalam penjelasan selanjutnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam benyuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.

Pengertian belajar menurut pendapat Wittig (Syah 2010 : 89) dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai “ any relatively permanent change in an organism’s

(10)

ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).

Definsi belajar menurut beberapa ahli yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil penngalaman dan interaksi dengan Luar Kelas yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

c. Teori Tentang Belajar

Sardiman (2003 : 30) menjelaskan teori belajar secara global ada 3 teori tentang belajar yakni :

1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini, jiwa manusia itu terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Sebagai contoh untuk melatih daya ungat dalam belajar misalnya dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.

2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keeluruhan lebih penting dari bagian-bagian atau unsur. Kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Tokoh penting yang merumuskan penerapan dari kegiatan pengamatan ke kegiatan belajar itu adalah Koffka. 3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

(11)

Belajar pada pokok yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yakni mendapatkan respon yang tepat. Karena penemuan respon yang tepat tergantung pada kesediaan diri si subyek belajar dengan panca inderanya. Menurut teori ini memang mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah itu tergantung pada pengamatan.

Teori belajar ilmu jiwa Gestalt, juga sangat menguntungkan untuk kegiatan belajar memcahkan masalah. Hal ini nampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan juga suatu pengamatan secara cermat dan lengkap.

d. Prestasi Belajar

Prestasi belajar peserta didik selalu mendapatkan perhatian dari seluruh elemen pendidikan, baik kepala sekolah, guru, orang tua, maupun masyarakat luas. Pada dasarnya indikator prestasi belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Mengukur prestasi belajar kita harus mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diukur. Pengertian prestasi belajar juga dijelaskan oleh Surya (Priansa, 2014 : 66), bahwa :

(12)

Pengertian prestasi belajar selain dijelaskan oleh priansa juga seperti menurut Arifin, (2009 : 12), prestasi belajar adalah:

Suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar mempunyai fungsi utama yaitu sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan peserta didik.

Definisi pengertian prestasi belajar dari beberapa para ahli, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki peserta didik dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(13)

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Faktor internal tergolong menjadi 4 yaitu:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal,ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti yang telah dijelaskan bahwa belajar untuk mencapai sesuatu hasil yang baik berdasarkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu baik dari segi jasmani maupun rohani.

(14)

intelegensi, dan bakat, minat, motivasi, cara belajar) dan faktor eksternal

(keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar)”.

Definisi prestasi belajar berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal (keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik) dan faktor eksternal (kondisi Luar Kelas di sekitar peserta didik) dan faktor pendekatan belajar (approach to learning). Faktor internal peserta didik misalnya keadaan/kondisi jasmani peserta didik yang kurang sempurna dari teman yang lain namun ia lebih punya motivasi dan minat tinggi terhadap hasil belajar yang peserta didik miliki.

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik misalnya seperti kondisi Luar Kelas yang kurang mendukung pendidikan. Masalah tersebut juga dapat terjadi karena adanya luar kelas keluarga yang kurang peduli akan pendidikan. Maka dapat mempengaruhi prestasi belajar yang rendah karena kurangnya motivasi belajar luar kelas. 4. Pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial di SD

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

(15)

IPS juga dapat membantu peserta didik dalam menguasai, memahami, dan mengembangkan kemampuannya untuk membuat keputusan publik yang baik, namun untuk hal tersebut dibutuhkan tenaga pendidik yang memiliki kemampuan dan penguasaan dalam mengorganisasi materi-materi secara lengkap dengan merumuskan sepuluh standar tematik ilmu pengetahuan sosial standar guru IPS harus memilki beberapa kemampuan seperti: mengorganisasi materi-materi yang menjadi bagian dari pembelajaran IPS.

Istilah IPS berdasarkan pendapat Sapriya, (2011 : 7), “ Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975”. IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

(16)

Pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan sementara, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap dan kecakapan-kecakapan dasar peserta didik yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial peserta didik di masyarakat. Pengertian IPS dijelaskan menurut Sapriya, (2011 : 20) yaitu:

Di tingkat persekolahan memiliki perbedaan yang berbeda karena: disesuaikan dengan karekteristik dan kebutuhan peserta didik khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik.

Pengertian IPS dapat diartikan bahwa IPS mempelajari ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, ilmu-ilmu politik, hukum, antropologi, psikologi dan filosofi. Pendidikan IPS saat ini diharapkan dapt meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia, sehingga IPS dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan peserta didik.

b. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

(17)

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat”. Secara terperinci, tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:

1. Memilki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau Luar Kelasnya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan model yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

Secara khusus, tujuan pendidikan IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen, sebagaimana yang dikemukakan oleh Chaplin & Messick (1992), yaitu:

1) Memberikan kepada peserta didik pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang;

2) Menolong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah atau memproses informasi

3) Menolong peserta didik untuk mengembangkan nilai/sikap demokratis dalam kehidupan bermasyarakat; dan

4) Menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan sera dalam kehidupan sosial

(18)

c. Strategi Pembelajaran IPS

IPS selain yang sudah dijelaskan diatas juga mempunyai beberapa strategi pembelajaran menurut pendapat Trianto, (2010 : 184), yaitu:

1) Strategi urutan penyampaian suksesif 2) Strategi penyampaian konsep.

3) Strategi penyampaian fakta

4) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip 5) Strategi penyampaian prosedur

6) Strategi mengajarkan/menyampaikan materi aspek sikap (afektif)

Strategi pembealajaran dibagi menjadi 6 bagian yang masing-masing strategi mempunyai tujuan dan makna tertentu. Strategi pembelajaran ini sangat penting digunakan sebelum proes pembelajaran karena proses pembelajaran akan berhasil apabila guru menggunakan strategi yang tepat. Strategi pembelajaran IPS lebih menyampaikan materi secara fakta karena IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan waktu yang cukup panjang karena IPS materi pembelajarannya sangat luas. Strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran seperti mata pelajaran IPS tergantung pada penyampaian guru dan pemahaman guru terhadap materi yang akan diajarkan.

5. Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi 1) Pengertian Teknologi Produksi

Pengertian teknologi dijelaskan oleh Tim (2010 : 12), “

(19)

atau proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya”. Teknologi disini berarti keseluruhan sarana atau alat yang digunakan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan manusia serta untuk membantu dan mempermudah kegiatan manusia.

Produksi menurut pendapat Tim, (2010 : 14),” Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda”. Produksi berarti juga menciptakan benda baru sehingga

lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. 2) Pengertian Teknologi Komunikasi

Manusia disebut sebagai makhluk sosial sebab manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya, maka manusia selalu berhubungan dengan orang lain baik secara langsung ataupun dengan menggunakan alat. Proses berhubungan itu disebut komunikasi. Komunikasi menggunakan alat misalnya dengan alat bantu seperti handphone, telephone dan ht.

Pengertian komunikasi juga dijelaskan oleh Tim (2010 : 144) pengertian komunikasi adalah ” Suatu proses penyampaian berita atau pesan kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung”.

(20)

simbol, dan sebagainya. Alat komunikasi jaman sekarang misalnya telepon, televisi, dan radio.

3) Pengertian Teknologi Transportasi

Transportasi adalah pengangkutan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan”.

Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kendaraan atau angkutan merupakan alat transportasi. Alat tansportasi darat antara lain adalah mobil becak sepeda bus kereta api speda motor dan dokar. Alat transportasi laut adalah kapal. Sedangkan alat transportasi udara adalah pesawat terbang.

6. Model Pembelajaran Luar Kelas

a. Pengertian Pembelajaran Luar Kelas

(21)

Model pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar menurut Samatowa (Uno, 2011 : 137), mengatakan bahwa “Pembelajaran dapat dilakukan di Luar Kelas

(out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam”.

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dijelaskan menurut Depdiknas (Uno, 2011 : 137) yang mengemukakan bahwa “Belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan peserta

didik menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui proses penemuan, pemberdayaan dan lingkungan”.

Lingkungan sebagai media yang nyata juga dijelaskan oleh Winaputra (Uno, 2011 : 137), mengatakan bahwa “Pemanfaatan lingkungan didasari oleh pendapat pembelajaran yang lebih bernilai, sebab para peserta didik diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang seharusnya”. Menurut Uno (2011 : 146) “Konsep pembelajaran

dengan menggunakan lingungan merupakan sebuah konsep pembelajaran yang mengidentikan sebagai salah satu sumber belajar”. Terkait hal tersebut, luar kelas digunakan sebagai sumber inspirasi dan motivator dalam meningkatkan pemahaman peserta didik.

(22)

terlibat langsung dengan luar kelas. Pembelajaran luar kelas dapat memberikan pengalaman guru supaya dapat memberikan proses pembelajaran yang lebih inovatif.

Proses pembelajaran dilaksanakan diluar kelas namun masih juga memanfaatkan kelas sebagai tempat belajar, jadi proses pembelajaran tidak hanya memanfaatkan lingkungan sekitar namun tetap memanfaatkan kelas sebagai tempat proses pembelajaran.

b. Langkah-langkah Pembelajaran

Model yang digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar peserta didik bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan peserta didik tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.

Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran luar kelas Terdiri dari tiga langkah yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan dan tindak lanjut.

Langkah Persiapan

1) Guru dan peserta didik menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para peserta didik

2) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam

(23)

waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan bagi peserta didik dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari para peserta didik.

3) Menentukan belajar peserta didik pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau wawancara dengan petugas dan apa yang harus dipertanyakannya, melukiskan atau menggambarkan situasi

4) Peserta didik dibagi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas khusus dalam kegiatan belajarnya

5) Guru dan peserta didik melakukan perizinan bila diperlukan untuk

kegiatan belajar, missal perlengkapan belajar yang harus dibawa.

Langkah pelaksanaan

1) Melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan

2) Para peserta didik mengajukan beberapa pertanyaan melalui

kelompoknya masing-masing

3) Para peserta didik mengamati objek yang dipelajarinya

4) Para peserta didik mancatat semua informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penjelasan

5) Para peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan hasil

belajarnya

(24)

1) Tindak lanjut dari kegiatan belajar dilakukan di dalam kelas untuk belajar dan mendiskusikan hasil belajar dari Luar Kelas

2) Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama

3) Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh peserta didik dari

kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran di bidang studinya 4) Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik

dan hasil-hasilnya

5) Memberikan tugas rumah atau PR tentang materi yang telah

dipelajari

c. Kelebihan dan Kelemahan 1. Kelebihan

Kelebihan model pembelajaran juga dipaparkan oleh Barron (2009), yaitu anak-anak SD perlu belajar di ruang terbuka karena:

1) Pembelajaran di ruang terbuka memberi anak kebebasan untuk belajar menggunakan semua indera mereka.

2) Pembelajaran di ruang terbuka membantu memperbaiki kemampuan belajar, perilaku dan pemahaman anak dalam kelas 3) Pembelajaran diruang terbuka memberikan pengalaman belajar

yang kuat.

4) Pembelajaran di ruangan terbuka secara nyata berdampak positif pada rasa percaya diri, harga diri, dan pengendalian diri anak

5) Belajar di ruang terbuka sering kali melibatkan banyak pengalaman praktis dan langsung.

(25)

Konsep pembelajaran dengan menggunakan Luar Kelas memberikan peluang yang sangat besar kepada peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya, peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti proses pembelajaran karena konsep pembelajaran yang dilaksanakan terkesan monoton, dan secara umum konsep pembelajaran dengan menggunakan Luar Kelas dapat meningkatkan motivasi belajar dari peserta didik.

2. Kelemahan

Model pembelajaran Lingkungan selain terdapat kelebihan juga ada kekurangan dalam menerapkan model pembelajaran lingkungan yang dipaparkan menurut Sudjana (2007 : 209), yaitu:

1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu peserta didik dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. 2) Ada kesan guru dan peserta didik bahwa kegiatan

mempelajari Luar Kelas memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas 3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya

terjadi di dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar peserta didik dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu diantaranya dapa dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungan

(26)

pembelajaran Luar Kelas dapat berjalan sesuai dengan apa yang guru akan ajarkan.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian oleh Yuliah Siti (2012:60) tentang “Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS pada materi perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi melalui model karya wisata di kelas IV SD Negeri 2 Purwojati”.

Hasil penelitian pada siklus I ke siklus II, rata-rata motivasi siswa pada siklus I sebesar 52,6 dengan kriteria cukup termotivasi dan pada siklus II skor rata-rata motivasi siswa sebesar 64,8. Rata-rata-rata prestasi belajar siswa siklus I sebesar 69,83 dan siklus II 83.

Penelitian lain oleh Undi Suswanto (2013:80) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Peserta didik Kelas V Pada Materi Menulis Puisi Bebas Melalui Metode Outdoor Study Menggunakan Media Lingkungan Di SD Negeri 1 Karangkemiri”

(27)

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh 2 peneliti ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Luar Kelas dengan menggunakan media lingkungan telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan dan mengalami peningkatan secara bertahap serta penerapan metode pembelajaran Luar Kelas dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik Disarankan agar guru dapat menciptakan suatu variasi dalam pembelajaran dan dapat menerapkan metode pembelajaran Luar Kelas pada mata pelajaran lain yang sesuai.

C. Kerangka Berpikir

Kewajiban dari pendidik atau guru adalah mengajar. Dalam proses pembelajaran harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga pembelajaran akan lebih hidup. Menggunakan model pembelajaran dan alat peraga yang tepat akan memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

(28)

Penggunaan model pembelajaran luar kelas diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media yaitu supaya peserta didik mendapatkan pengalaman secara langsung dari objek yang dilihat. Maka model pembelajaran luar kelas diharapkan peserta didik memilki wawasan dan pengalaman yang luas tentang dunia luar, serta dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal motivasi dan prestasi belajar IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Pasir Kulon masih rendah, diperlukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model

(29)

pembelajaran luar kelas. Diharapkan setelah menerapkan model pembelajaran luar kelas dalam pembelajaran yaitu terjadi peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Pasir Kulon tahun pelajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu sebagai berikut:

1) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Luar Kelas terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS pada materi perkembangan tenologi produksi, komunikasi, dan transportasi di kelas IV Sekolah Dasar (SD).

Gambar

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa word of mouth in- group berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian dengan mediasi citra merek pada produk

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen

http://www.opengeospatial.org/standards/netcdf lists documents for OGC network Common Data Form (netCDF) standards suite. One of them

The Philippine Business for Social Progress (PBSP), having been started by socially conscious businessmen in the Philippines, is now in its third decade as a membership foundation

Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal

Hasil penelitian peningkatan kreativitas anak dengan menggunakan bahan sisa di Taman Kanak-kanak Aisyiyah 2 Duri, diperlukan pembahasan guna menjelaskan dan

Pada reaktor dengan durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam- anoksik 31,5 jam dapat dilihat bahwa nilai pH selalu mengalami kenaikan pada fase aerobik dan nilai DO