• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Definisi Operasional Problematic Internet Use

Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam penelitian ini. Problematic internet use diukur melalui skor total atau nilai yang didapatkan dari alat tes GPIUS2.

Seseorang pada penelitian ini akan dinyatakan memiliki problematic internet use jika mengalami perubahan mood (menggunakan internet untuk memfasilitasi beberapa perubahan pada hal-hal negatif), persepsi dari keuntungan online sosial (merasakan keuntungan sosial dari penggunaan internet), penggunaan kompulsif (kurangnya kontrol seseorang untuk aktifitas online dengan perasaan gelisah akan kurangnya kontrol tersebut), penggunaan berlebihan (penggunaan yang berlebihan dari jam normal atau biasanya atau yang sudah direncanakan sebelumnya, bahkan sampai kehilangan kontrol waktu ketika menggunakan internet), pengulangan kembali (kesulitan untuk jauh dari internet), dan merasakan kontrol sosial (persepsi akan kontrol sosial yang lebih baik ketika berinteraksi dengan orang lain secara online dibandingkan dengan tatap wajah)

3.1.2 Definisi Operasional Happiness

Variabel kedua (y) yang dijadikan penelitian adalah happiness. Happiness diukur dengan melihat skor total dari positive affectivity dan negative affectivity serta skor total

(2)

keseluruhan dari alat ukur yang digunakan yaitu positve affectivity negative affectivity scale (PANAS). Seseorang akan dinyatakan tidak bahagia jika memiliki skor negative affectivity yang lebih tinggi dibandingkan dengan positive affectivity setelah dilakukan perhitungan hasil skor.

3.1.3 Hipotesis

H01 : Tidak ada hubungan antara problematic internet use dengan positive affectivity pada mahasiswa.

Ha1 : Terdapat hubungan antara problematic internet use dengan positive affectivity pada mahasiswa.

H02 : Tidak ada hubungan antara problematic internet use dengan negative affectivity pada mahasiswa.

Ha2 :Terdapat hubunga antara problematic internet use dengan negative affectivity pada mahasiswa.

H03 : Tidak ada hubungan antara problematic internet use dengan happiness pada mahasiswa.

Ha3 : Terdapat hubungan antara problematic internet use dengan happiness pada mahasiswa

3.2 Subyek Penelitian dan Teknik Sampling

3.2.1 Karakteristik Subyek penelitian

Data akan didapatkan dari partisipan dengan kategori dewasa muda yang berumur 18-40 tahun (Hurlock dalam Djamaludin., Simanjuntak., dan Rochimah, 2012). Partisipan

(3)

penelitian akan dipersempit lagi menjadi mahasiswa atau mahasiswi S1 yang berusia 18-25 tahun dan sedang menempuh perkuliahan di Jakarta.

3.2.2 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu sebuah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi agar dapat terpilih menjadi sampel (Malhotra, 1996 dalam Pujiati & Rusliah, 2007). Sedangkan jenis non-probability sampling yang digunakan adalah convenience incendental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan dengan faktor kebetulan, yang memiliki arti bahwa siapa saja yang secara kebetulan bertemu dan dapat digunakan oleh peneliti sebagai sampel bila partisipan yang secara tidak sengaja ditemui memang memiliki kecocokan untuk digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2004).

Sampel didapatkan dari beberapa Universitas antara lain Universitas Esa Unggul, Universitas Bina Nusantara, Universitas Trisakti, dan Institut Kesenian Jakarta. Bidang studi kuliah yang didapatkan pun beraneka ragam.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian pada ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua buah variabel, maka pendekatan yang digunakan adalah penelitian korelasi. Penelitian dengan jenis korelasi merupakan salah satu bentuk penelitian non-eksperimen (Arikunto, 2010).

(4)

3.4 Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti akan memakai kuesioner sebagai alat tes tes untuk menghimpun data penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur GPIUS2 dari Caplan telah diperbaharui oleh para ahli (Caplan, 2010) sebagai alat ukur problematic internet use dan positive affectiviry negative affectivitiy scale (PANAS) yang diadaptasi dari Watson (1988, dalam Carr, 2005) sebagai alat ukur happiness.

3.4.1 Alat Ukur Problematic Internet Use

Realibilitas yang disusun dari gabungan GPIUS2 adalah α= .91. GPIUS2 memiliki 15 item dengan skala likert, masing-masing konstruk mengandung tiga item di dalamnya. Skala setiap item terdapat empat poin, yaitu 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= setuju, dan 4= sangat setuju. Pemberian skor pada alat ukur ini adalah dengan menilai sesuai dengan urutan jawaban yang ada. Misalnya, jika subjek menjawab “sangat tidak setuju”, maka skor yang diberikan adalah 1, jika menjawab “setuju”, maka skor yang diberikan adalah 3.

3.4.2 Alat Ukur Happiness

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur happiness pada penelitian ini adalah Positive Affectivity Negartive Affectivity Scale (PANAS), yang diadaptasi oleh Watson. Pada alat ukur PANAS, happiness dinilai dari dua emosi yang berbeda yaitu emosi positif dan emosi negatif. Terdapat 20 item yang harus dijawab oleh responden. Masing-masing konstruk memiliki 10 buah item acak yang berisi tentang perasaan positif dan negatif.

(5)

Reliabilitas pada PANAS, diukur oleh Cronbach adalah α = .89 untuk positive affectivity (PA) dan α = . 85 untuk negative affectivity (NA) (Crawford & Henry, 2004).

Pada PANAS, dinyatakan bahwa semakin tinggi skor positive affectivity seseorang maka individu tersebut merasa lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang memiliki negative affectivity yang lebih rendah.

Tidak jauh berbeda dengan alat ukur GPIUS2, terdapat empat poin bagi setiap item yaitu 1= sangat jarang, 2= jarang, 3= sering, 4= sangat sering. Jika subjek menjawab “sering” maka skor yang didapatkan adalah 3, namun jika subjek menjawab “sangat sering” maka skor yang didapatkan adalah 4.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas alat ukur

Pengujian validitas alat ukur dengan cara melakukan validitas konten. Validitas konten yang terkait dengan isi dari alat ukur dapat menghasilkan respon yang representatif serta sesuai dengan kesuluruhan domain yang ingin diukur (Aiken & Groth-Marnat, 2006).

3.4.4 Validitas GPIUS2

Validitas dilihat dari hasil Corrected Item-Total Correlation dimana item yang baik adalah item yang memiliki nilai di atas 0,200 (Nisfiannoor, 2009). Jika melihat teori ini, item dari alat ukur GPIUS2 yang sudah diadaptasi tidak ada yang bermasalah karena memiliki nilai lebih dari 0,200. Nilai terendah yang dimiliki oleh alat tes GPIUS2 adalah 0,312 sedangkan nilai tertingginya adalah 0,852. Maka, tidak perlu ada item yang direvisi ataupun yang dibuang. Alat tes GPIUS2 siap untuk digunakan pada tes lapangan.

(6)

3.4.5 Reliabilitas GPIUS2

Alat ukur problematic internet use menggunakan alat ukur yang bernama GPIUS 2. GPIUS 2 terdiri dari 15 item dengan empat buah konstruk yaitu preference for online social interaction (POSI), mood regulation (regulasi perasaan), pengurangan self-regulation (terdapat dua subskala di`dalamnya yaitu subskala penggunaan kompulsif dan subskala keasyikan kognitif), serta negative outcomes (hasil negatif). Alat ukur berupa kuesioner yang sudah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia melalui expert judgement diberikan kepada 51 orang mahasiswa. Hasil dari data yang didapatkan, diinput dan diolah menggunakan SPSS 16.0 cronbach alpha yang didapat adalah sebesar 0,890.

3.4.6 Validitas PANAS

Berdasarkan hasil olah data yang didapatkan dari studi uji coba pada alat ukur PANAS, didapatkan validitas item menurut SPSS 16.0. Corrected item-total correlation yang terendah didapatkan adalah -0,312 dan trertinggi 0,700. Dari 20 item yang ada terdapat lima buah item yang tercatat memiliki nilai lebih rendah dari 0,200 yaitu item nomor 3, 5, 10, 17, dan 19. Hal ini menunjukan bahwa kelima item tersebut tidak memiliki validitas yang baik. Melihat hal ini, penulis segera berkonsultasi dengan expert judgment. Disebabkan oleh karena alat tes yang digunakan adalah adaptasi dari luar negeri dan menggunakan bahasa Inggris, maka hasil yang didapatkan adalah penulis melakukan revisi terhadap terjemahan bahasa dari masing-masing item tersebut.

Revisi merupakan perubahan pada petunjuk pengisian yang semula “Pilihlah salah satu jawaban yang paling mencerminkan diri anda dari rangkaian jawaban yang tersedia

(7)

degan memberikan tanda silang (X) pada kotak yang ada” menjadi “Pilihlah salah satu jawaban yang PALING MENCERMINKAN DIRI ANDA dari rangkaian jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada kotak yang ada”. Selain itu revisi juga dilakukan terhadap sebuah item nomor lima yang sebelumnya hanya kata “kuat” saja menjadi “kuat/ tak tergoyahkan”.

3.4.7 Reliabilitas PANAS

Alat ukur happiness yang digunakan oleh penulis disini adalah Positive Affectivity and Negative Affectivity Scale (PANAS). Terdapat dua konstruk yang diukur pada alat ukur ini yaitu positve affectivity (perasaan posititf) dan negative affectivity (perasaan negatif). PANAS memiliki 20 item pernyataan diri yang harus dijawab oleh responden. Kedua konstruk yang diukur masing-masing memiliki 10 item. Untuk item positvie affectivity terdapat pada nomor 1, 3, 5, 9, 10, 12, 14, 16, 17, dan 19. Sedangkan untuk item negative affectivity terdapat pada nomor 2, 4, 6, 7, 8, 11, 13, 15, 18, dan 20. Pengambilan data uji coba alat ukur PANAS dilakukan terhadap 51 orang mahasiswa semester tiga ke atas yang menjadi responden. Nilai reliabilitas yang didapatkan berdasarkan hasil olah data dengan SPSS 16.0 adalah cronbach alpha adalah 0,804.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini merupakan studi literatur dan juga penelitian sebelumnya yang terkait dengan variabel-variabel yang

(8)

akan penulis teliti, yaitu problematic internet use dengan happiness. Studi literatur dan penelitian sebelumnya banyak penulis dapatkan dari jurnal, buku dan skripsi.

Setelah teori terkait banyak terkumpul, penulis juga mencari instrumen atau alat ukur untuk mengukur variabel problematic internet use dan happiness. Alat ukur yang penulis gunakan adalah GPIUS2 dan PANAS. Kedua alat ukur yang asli menggunakan bahasa Inggris, maka penulis menerjemahkan terlebih dahulu kedua alat tes tersebut menjadi bahasa Indonesia agar dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan pengambilan data. Untuk menguji validitas konten, dilakukanlah expert judgement oleh Bapak Raymond Godwin atas alat tes GPIUS2. Sedangkan untuk alat ukur PANAS expert judgement dilakukan oleh Ibu Esther Widhi dan Ibu Pingkan Rumondor. Setelah melakukan expert judgement, penulis melakukan backward forward bahasa, yaitu dengan menerjemahkan kembali alat ukur berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan melihat apakah alat ukur masih memiliki arti yang sama atau tidak.

Setelah terbukti bahwa alat ukur sudah memiliki bahasa dan arti yang setara, penulis kemudian melakukan face validity. Face validity dilakukan kepada lima orang mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Lima orang responden ini diminta untuk mengisi kuesioner serta memberi masukan kepada penulis terhadap alat tes tersebut, mulai dari tata bahasa, instruksi serta cara pemilihan jawaban. Untuk mengetahui hal tersebut, penulis melakukan wawancara setelah responden mengisi kuesioner tersebut.

Sebelum melakukan studi lapangan (field study) penulis melakukan studi uji coba terlebih dahulu (pilot study). Studi uji coba dilakukan kepada 51 orang responden yang semuanya merupakan mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara.

(9)

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan atau pengumpulan data utama dari penelitian ini merupakan data yang langsung dihimpun oleh peneliti sendiri yang berupa hasil kuesioner yang telah diisi oleh subjek penelitian. Subjek yang dimaksud adalah mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan minimal semester tiga dan berumur mulai dari 18 sampai 25 tahun.

Penulis meminta bantuan terhadap beberapa orang yang memang memiliki hubungan dengan Universitas terkait. Penulis menitipkan 50 kuesioner pada Universitas Trisakti, 50 kuesioner kepada Universitas Esa Unggul, 40 kuesioner kepada Universitas Bina Nusantara, dan 10 kuesioner kepada Institut Kesenian Jakarta. Sebelum menyerahkan kuesioner, penulis menjelaskan terlebih dahulu bagaimana sistem pengisian, instruksi serta tujuan penelitian kepada kerabat yang penulis percaya sebagai perantara untuk menyebarkan kuesioner. Hal ini menjadikan penulis tidak terjun secara langsung ke lapangan untuk memberikan instruksi kepada subjek.

Setelah kurang lebih dua minggu, kuesioner sudah terisi dan dapat penulis ambil. Namun karena satu dengan lain hal kuesioner yang kembali hanya berjumlah 137 saja dari 150 kuesioner yang sebelumnya penulis serahkan.

3.5.3 Pengolahan Data

Tahapan selanjutnya merupakan tahapan pengolahan data. Pengolahan data terdiri dari proses editing dan tabulating (Supardi, 2007). Pada penelitian ini input data akan menggunakan program Microsoft Excel 2007, sedangkan untuk pengolahan data pencarian validitas serta reliabilitas alat ukur, program yang digunakan adalah program SPSS 16.0. Penulis menggunakan rumus Pearson Correlation untuk mengetahui hubungan yang ada di

(10)

antara dua variabel serta untuk mengetahui arah hubungan yang ada. Untuk mencari reliabilitas alat ukur, penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach yang juga dihitung dengan bantuan program SPSS 16.0

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan literasi informasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses,

KEDUDUKAN NOMBOR NAMA ATLET SEKOLAH PENCAPAIAN CATATAN EMAS 6306 M. AKRAM

Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan, maka didapatlah sebuah kesimpuan bahwa pada saat ini informasi yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa adalah tentang jadwal

Akan tetapi hasil penelitian yang berbeda (pada pengujian hipotesis 7) menunjukkan bahwa secara tidak langsung pengembangan (X2) dapat berpengaruh signifikan

Pengolahan data menggunakan Algoritma K-Medoids untuk memperoleh cluster imunisasi lanjutan pada anak usia 2 tahun sesuai dengan data skunder yang telah diperoleh pada tabel 1.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap naskah kuna BAS dengan menggunakan pendekatan intertekstualitas menunjukkan keterkaitan teks yang sangat kental dengan teks hipogram

Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang cara keterampilan gerak permainan bola voli (Passing bawah, passing atas, servis, smesh dan block) serta pengertian

Indikator self-efficacy berpikir krtiis yang muncul pada S, dan AE adalah merasa berminat, merasa optimis, merasa yakin, dapat meningkatkan upaya, memiliki