90
GAMBARAN KASUS IBU HAMIL DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RB. AJI SRI HAJI PERIODE JANUARI 2018
MENI FUZI ASTUTI TANJUNG
DOSEN STIKES SAKINAH HUSADA TANJUNGBALAI
ABSTRACT
According to WHO, 2011, urinary tract infections are the most common occurrences. About 80% of infections are linked to urinary catheters. Urinary tract infection is the most common infection during pregnancy (4-10%), although asymptomatic bacteriuria is most commonly encountered , symptomatic infections may stretch the lower tract and cause cystitis or may involve the cervix, pelvis and renal parenchyma, and cause pyelonephritis.
This study is descriptive using secondary data which aims to find out the Case of Pregnant Women With Urinary Tract Infection In RB. Aji Sri Haji period January 2018. The population in this study were all pregnant women who suffered from UTI as many as 35 people.
All samples in this study were 35 people.
From the result of the research, the majority of pregnant women with UTI at the age of 20-35 years are 26 people (74,29%), the majority of pregnant women with ISK with paremic grandemultipara as many as 16 people (45,71%) and majority of pregnant women with UTI with the mass of Trimester III gestation as much as 22 people (62.86%).
It is recommended for midwives to be able to provide counseling about urinary tract infections in pregnant women that aims to reduce morbidity and mortality rate in pregnant women.
Keywords: Illustration of Pregnant Case with Urinary Tract Infection PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang paling sering terjadi selama kehamilan (4-10 %).Meskipun bakteriuria asimptomatik paling sering di jumpai, infeksi simtomatik bisa melibatkan traktus yang lebih bawah dan menyebabkan sistitis atau bisa juga melibatkan kaliks, pelvis dan parenkim ginjal, dan menyebabkan pielonefritis (Prawirohardjo, 2011).
Menurut Loynd dan Rosh (2009), dalam artikel di Emedicine – Urinary Tract Infection in Pregnancy, di Amerika Serikat, sebanyak 2-7% dari ibu hamil terkena ISK dan sebanyak 40% daripadanya terkena bakteriuria asimptomatik. Beberapa penelitian juga dilakukan di seluruh dunia dan angka kejadian terjadinya ISK bervariasi antara penelitian satu dengan yang lain. Dari suatu penelitian yang dilakukan di Nigeria, dari 80 orang wanita hamil yang diteliti, sebanyak 47,5%
Infeksi saluran kemih merupakan kejadian yang paling sering terjadi. Sekitar 80 % infeksinya dihubungkan dengan penggunaan kateterisasi atau kateter urin. (WHO, Suprayanto 2010).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis(Prwairohardjo).
91
Beberapa perubahan fisiologis terjadi selama kehamilan yang menyebabkan wanita sehat menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih baik berupa infeksi simtomatik atau asimtomatik. Bakteriuria asimtomatik, seperti namanya, adalah sebuah kultur urin positif tanpa gejala spesifik(Feryanto 2011).
ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain. Yang berhubungan dengan gonta - ganti pasangan yang kita tidak tau juga kalau pasangan itu membawa bakteri dari pasangan lain. Terutama kalau sistem ketahanan tubuh sudah berkurang, apa saja jenis bakteri akan sangat gampang sekali masuk ke dalam tubuh. Menurut WHO (Word Health Organisation) Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia tentang ISK yaitu dengan persentase 30%. Belgia menduduki posisi pertama dengan persentase 55%, disusul oleh Amerika Serikat diposisi ke-2 dengan persentase 44%.(Suprayanto,2010).
Ibu hamil usia 20-35 tahun lebih sering mengalami infeksi saluran kemih.hal ini disebabkan oleh perubahan dan bersama dengan uretra sudah pendek sekitar( 3-4 cm) dan kesulitan dengan kebersihan karena perut buncit hamil, maka lebih mudan meningkatkan infeksi saluran kemih(Rukiyah, 2011).
Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing. infeksi saluran kemih di Indonesia insiden dan prevalensinya masih cukup tinggi, pada bumil/nifas 5-6% (Sarwono, 2011).
Dari Uraian latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Kasus Ibu Hamil dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016.
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi Saluran Kemih Pada Ibu Hamil Definisi
Infeksi saluran kemih adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. urine yang diperiksa harus bersih, segar dan diambil dari aliran tengah atau diambil dengan fungsi suprasimpisis.ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml disebut dengan istilah Bakteriuria.Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala- gejala yang disebut bakteriuria Simptomatik.
Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing(Sarwono 2009).
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK(Prawirohardjo 2011).
Escherecia coli merupakan bakteri penyebab ISK pada kehamilan yang ditemukan pada 80-90% kasus. Bakteri ini dapat berasal dari flora usus yang keluar sewaktu buang air besar, dan jika bakteri berkembang biak akan menjalar ke saluran kencing dan naik ke kandung kemih dan ginjal, inilah yang menyebabkan ISK(Harnawati 2013).
Biasanya proses ISK tanpa gejala dan tanda yang spesifik, namun apabila kandung kemih telah terinfeksi maka mulai timbul gejala seperti nyeri di bawah perut dan susah kencing atau keluar hanya sedikit. Keadan yang sangat serius apabila telah m28 minggu, ditandai dengan gejala demam, lemah, mengigil, nyeri pinggang, mual dan muntah. Selain itu, pada trimester 2 (minggu ke-24), bumil kerap mengalami keputihan karena meningkatnya hormon estrogen pada tubuh. Keputihan ini menyebabkan wilayah keperempuanan bumil menjadi lembap, ini merupakan tempat yang baik untuk bakteri dan jamur berkembang biak. Apalagi saluran
92
uretra pada perempuan itu pendek, ditambah dengan muara yang relatif terbuka serta sangat berdekatan dengan alat kelamin dan anus yang banyak mengandung kuman, menyebabkan potensi atau peluang kuman masuk ke dalam saluran kemih menjadi sangat besar. Umumnya kuman penyebab ISK adalah E. Coli (Harnawati 2013).
Sayangnya, kebanyakan ibu hamil tidak menyadari terjadinya ISK, karena prosesnya memang tanpa gejala dan tidak memiliki tanda spesifik. Ibu hamil umumnya baru menyadari kandung kemihnya terinfeksi setelah timbul gejala nyeri di bawah perut dan susah kencing atau kencingnya tidak lancar, hanya keluar sedikit-sedikit. Namun, bila Ibu hamil cermat, ada beberapa tanda yang dapat dikenali, yaitu timbul perasaan nyeri, panas, dan tidak nyaman saat buang air kecil. Bila diamati, terkadang urine terlihat bercampur dengan darah atau lender(Feryanto 2011).
Sesekali juga muncul kram pada perut bagian bawah. Tubuh menggigil, demam, dan berkeringat. Umumnya, Mama tidak mampu menahan atau malah sulit buang air kecil. Urine yang keluar hanya sedikit-sedikit, sementara frekuensi buang air kecil meningkat dari biasanya. Akibatnya, warna urine berubah menjadi lebih pekat (kuning kecokelatan) dan timbul bau busuk yang kuat. Jika semua gejala ini sudah terjadi, biasanya timbul rasa nyeri(Feryanto 2011).
Memang, gejala-gejala tersebut tidak mesti muncul dalam waktu bersamaan. Untuk itu dituntut kepekaan Ibu hamil mengenalinya dan bila menjumpai tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Penanganan dini oleh dokter akan lebih baik bagi kesehatan ibusss dan bayi di dalam kandungan. Tanpa penanganan segera, bukan tidak mungkin infeksi saluran kemih meluas ke ginjal. Infeksi ginjal ini biasanya ditandai dengan gejala demam, mual, muntah, menggigil, nyeri pinggang, dan sakit punggung yang hebat. Komplikasi lebih lanjut pada Mama yang sedang hamil adalah keguguran dan kelahiran premature(Harnawati 2011).
Komplikasi terjadi karena saat terinfeksi, umumnya tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon prostaglandin yang mendorong terjadinya mulas. Mulas inilah yang akan mendorong terjadinya persalinan prematur atau keguguran. Jadi, jangan main-main dengan dorongan berkemih. Semakin kita sering minum, memang jadinya semakin sering ingin berkemih. Namun, hal ini justru menyehatkan(Prawiroharjo 2011).
Infeksi pada ginjal merupakan komplikasi ISK pada kehamilan dan menyebabkan kelainan serius baik pada ibu maupun janin, seperti persalinan premature, anemia, hipertensi dan preeklamsi. Jika bayi lahir juga bisa membuat berat badannya rendah. Untuk itu penting bagi perempuan hamil untuk berupaya menjaga kebersihan alat kelamin luarnya, selain itu perlu segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan segera apabila dirasa sulit kencing atau nyeri di bawah perut(Esty 2010).
ISK pada perempuan umumnya karena secara anatomis uretra (saluran yang membawa air seni dari kandung kemih keluar) pada perempuan lebih pendek dibandingkan pada laki-laki. Umumnya panjang uretra pada perempuan hanyalah sekitar 3 cm dengan muara yang relatif terbuka serta sangat berdekatan dengan vagina dan anus yang banyak mengandung kuman yang akan sangat berpotensi untuk kuman masuk ke dalam saluran kemih(Esty,2010).
Infeksi juga bisa terjadi pada trauma yang kasar misalnya pada sanggama yang kasar atau pada pemasangan kateter di mana kuman bisa terdorong untuk masuk ke dalam kandung kemih. Selain juga terjadi perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis dari pada sistem saluran kemih selama masa kehamilan termasuk juga selama masa nifas. tidak semua perempuan hamil pasti akan terserang ISK (Esty,2010).
Dari penelitian didapatkan angka kejadian bakteriuria (adanya bakteri dalam urine atau air seni ) yang tanpa gejala pada orang hamil berkisar 2 – 11 % (hal ini tergantung status ekonomi, ras, usia, sudah berapa kali hamil dan lain-lain(Purwono 2009).
Perempuan hamil terutama yang sudah pernah hamil untuk kesekian kali, lebih mudah terserang penyakit ISK oleh karena terjadi perubahan alamiah (fisiologis) yang dramatis selama kehamilan, antara lain terjadi penurunan tonus (ketegangan) dan aktivitas otot-otot ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih) yang mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan pengeluaran air seni melalui sistem pengumpulan urine. Ureter bagian atas dan piala ginjal (pelvis renalis) mengalami dilatasi (rongganya menjadi bertambah besar) dan mengakibatkan terjadinya hidronefrosis fisiologis (alamiah) pada kehamilan (yaitu suatu keadaan di mana piala
93
ginjal menggembung karena saluran ginjal yang tersumbat atau tertutup sedangkan jaringan ginjal jadi mengisut sehingga ginjal itu menjadi serupa kantong berisi air) (Sarwono 2009).
Hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh hormone progesterone terhadap tonus otot dan peristaltic, dan yang lebih penting lagi adalah akibat penyumbatan mekanik oleh rahim yang membesar saat hamil. Komplikasi yang sering muncul akibat infeksi saluran kemih yang parah adalah pielonefritis (radang pada piala ginjal) , hipertensi ( tekanan darah tinggi ), abortus prematurus , hambatan pertumbuhan janin dalam kandungan, kematian janin dalam kandungan dan anemia(Pierce 2009).
Yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih adalah terutama kuman golongan basil gram negatif yang dalam keadaan normal berada di saluran pencernaan. Umumnya 90% penyebabnya adalah E.Coli, 5% adalah Klebsiella-Enterobacter,dan 5% lagi oleh proteus mirabilis, enterococcus dan staphylococcus.
Ada 3 cara terjadinya ISK yaitu :
1. Penyebaran melalui aliran darah yang berasal dari usus halus atau organ lain ke bagian saluran kemih. 2. Penyebaran melalui saluran getah bening yang berasal dari usus besar ke kandung kencing atau ginjal. 3. Terjadi migrasi kuman secara asenden (dari bawah ke atas) melalui uretra, kandung kencing (buli–buli)
dan ureter ke ginjal
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah peradangan bakteri di saluran kemih. Wanita hamil pada peningkatan risiko untuk ISK mulai pada minggu ke-6 hingga minggu 24. Infeksi saluran kemih adalah bila pada pemeriksaan urine (midstream,bersih dan segar) ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml yang disebut dengan bakteriuria. Bakteriuria mungkin tidak disertai gejala (bakteriuria asimtomatik) atau disertai dengan gejala (bakteriuria simtomatik) (Harnawati 2007).
1. Bakteriuria asimtomatik
Keadaan dimana bakteri berkembang biak dalam saluran kencing, namun tanpa gejala-gejala infeksi. Jumlah bakteri kurang dari 10.000 per ml. Dipengaruhi oleh paritas, sosioekonomi, dan ras wanita hamil tersebut.
2. Bakteriuria simtomatik
Bakteri berkembang aktif dalam saluran kencing dan disertai gejala-gejala infeksi.
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Sarwono 2010)
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Sarwono, 2011)
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang paling sering terjadi selama kehamilan (4-10 %). Meskipun bakteriuria asimptomatik paling sering di jumpai, infeksi simtomatik bisa melibatkan traktus yang lebih bawah dan menyebabkan sistitis atau bisa juga melibatkan kaliks, pelvis dan parenkim ginjal, dan menyebabkan pielonefritis (Prawirohardjo, 2011).
Infeksi saluran kemih atau (ISK) merupakan komplikasi medic utama pada wanita hamil. Sekitar 15 % wanita mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya.Infeksi saluran kemih (ISK) dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin nya. Dampak yang ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran premature dan bayi baru lahir rendah (Sarwono, 2009).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin dikandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan istilah infeksi urin. Termasuk pula berbagai infeksi disaluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih (prostatis, uretritis)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah berkembang biaknya mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Tempat yang sering mengalami infeksi saluran kemih (ISK) adalah kandung kemih (sistitis), uretra (uretritis), dan ginjal (pielonefritis) (Rustam Mochtar, 2009).
94
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktis urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala (Brunner & Suddarth, 2002invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri paling sering dijumpai pada kehamilan (Esty ,2010).
Infeksi saluran kemih adalah bila ada pemeriksaan urin, ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml.urin yang diperiksa harus bersih, segar, dan dari aliran tengah (midstream) atau diambil dari fungsi suprasimpisis (Sarwono, 2010).
Sistitis adalah istilah medis untuk peradangan pada kandung kemih. Peradangan sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi kandung kemih ini dapat menjadi masalah serius jika infeksi tersebut menyebar pada ginjal.Pada beberapa kasus sistitis, dapat dipicu sebagai reaksi penggunaan obat tertentu, terapi radiasi atau penyebab iritasi lain yang berpotensi. Sistitis juga dapat dipicu sebagai komplikasi dari penyakit lainnya (Rustam Mochtar, 2012).
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.
Ada 2 jalur utama terjadi ISK yaitu asending dan hematogen 1. Secara Asending yaitu :
Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi
2. Secara Hematogen, yaitu :
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi gunjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain itu beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses.
Epidemiologi
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra atau ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling sering menyebabkan ISK adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah.
Pertama-tama, bakteri akan menginap di urethra dan berkembang biak disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah cystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang dikenal dengan istilah pyelonephritis( Rustam Mochtar 2009).
Mikroorganisme seperti klamidia dan mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK namun infeksi yang diakibatkan hanya terbatas pada urethra dan sistem reproduksi. Tidak seperti E. coli, kedua kuman ini menginfeksi orang melalui perantara hubungan seksual ( Pierce,2007).
95
Infeksi saluran kemih merupakan jenis infeksi nasokomial yang paling sering terjadi sekitar 40 % dari seluruh infeksi di rumah sakit setiap tahunnya. Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan organisme seperti
Escherichia coli,Klebsiella, Proteus, atau Pseudomonas.ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain.
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat tserjadi karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
Selain itu dapat disebabkan oleh naiknya kuman melalui uretra, ke dalam kandung kemih dan saluran kemih yang lebih atas. Kuman ysang tersering dan terbanyak sebagai penyebab adalah Escherichia Coli (E.coli), disamping kemungkinan kuman lain seperti Enterobacter aerogenes, Klebsiella, Pseudomonas dan lain-lain. ISK yang lebih sering terjadi selama kehamilan karena perubahan pada saluran kemih. Rahim duduk langsung di atas kandung kemih. Ketika rahim tumbuh, yang meningkat berat dapat menghalangi drainase urin dari kandung kemih, menyebabkan infeksi.
Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah Eschericia coli, (80% kasus). E.Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juda dapat menyebabkan infeksi saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, Enterokokus dan Staphylokokus.s
Organisme ini berasal dari usus, kemudian masuk kedalam uretra dan naik ke vesikaurinaria (kandung kemih). Dapat juga terjadi refluks urine dari kandung kemih ke ureter (refluks vesikouretera) dan membawa bakteri dari kandung kemih ke pelvis ginjal melalui ureter. Penyebab terbanyak adalah Gram - negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih (Rukiyah, 2011).
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: a. Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated b. Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated
c. Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,
Infeksi saluran kemih (ISK) timbul terutama apabila daya tahan tubuh menurun. Dua faktor utama yang dapat mencegah infeksi saluran kemih (ISK) adalah integritas jaringan / mukosa dan suplai darah. Trauma atau robeknya mukosa yang melapisi saluran kemih dapat membuat bakteri menyerang jaringan tersebut dan dapat menyebabkan infeksi. Trauma ini dapat disebabkan erosi jaringan dari ujung kateter, iritasi karena batu. Suplai darah pada jaringan kandung kemih dapat terganggu tekanan dalam dinding kandung kemih sangat kuat, seperti adanya overdistensi kandung kemih karena obstruksi akibat hipertrofi prostat, struktur uretra, dan adanya melignansi (Baradero. M, 2009, hal 24)
Faktor resiko yang umum pada infeksi saluran kemih (ISK) adalah :
1. Ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan isinya secara sempurna. 2. Penurunan daya tahan tubuh
3. Peralatan yang dipasang pada saluran perkemih seperti kateter dan prosedur sistoskopi (Pierce, 2007). Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:
1. Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek dibandingkan pria sehingga lebih mudah
2. Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih muda.
3. Wanita hamil lebih mudah terkena oenyakit ini karena penaruh hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum kehamilan.
96
4. Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause lebih rentan terkena karena selaput mukosa yang tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai pelindung.
5. Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap kontaminasi bakteri. 6. Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan kateter dapat
mengalami peningkatan resiko infeksi.
Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu. Namun pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti :
1.
Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih2.
Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying)3.
Konstipasi4.
Operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap saluran kemih sehingga terdapat kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar.5.
Kekebalan tubuh yang rendahKlasifikasi
1. Bakteriurinaria (Uretritis)
Bakteriurinaria adalah infeksi dari uretra yaitu saluran yang membawa air kemih dari kandung kemih keluar tubuh
2. Sistitis
Sistitis adalah termasuk Infeksi saluran kemih bagian bawah, yang memiliki kemungkinan 0,3 – 2% kejadian dariseluruhan kasus ISK.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik irin dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi
fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. 3. Pielonefritis
Pielonefritis adalah Infeksi Saluran kemih yang menyerang kaliks, pelviks dan parenkim ginjal. Hasil temuan menyatakan infeksi ini merupakan penyebab utama syok septi selama kehamilan.kondisi ini merupakan masalah utama saluran kemih pada kehamilan (Morgan, 2009).
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal
Berikut beberapa kategori infeksi saluran kemih, yakni sebagai berikut:
1. Infeksi Saluran Kemih Primer : Berdasarkan gejala sistemik pada infeksi saluran kemih ini maka ISK primer dapat dibagi menjadi 2 kategori sebagai berikut :
a.
ISK lokal dapat diterapi antibiotika lokal.b.
ISK dengan beberapa gejala sistemik yang bisa diterapi secara antibiotika sistemik seperti amoksilin.2. Infeksi Saluran Kemih Sekunder : Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh penyakit lainnya. ISK berulang sendiri merupakan pertanda bahwa Infeksi saluran kemih tersebut termasuk dalam kategori sekunder karena penanganan dan pengobatan ISK sebelumnya tidak tepat. Penyebab penyakit infeksi saluran kemih sekunder adalah diakibatkan oleh obstruksi saluran kemih seperti pembesaran prostat, struktur uretra dan batu saluran kemih. Oleh karena itu, penanganan dan pengobatan penyakit infeksi saluran kemih sekunder haruslah berdasarkan penyebabnya yang perlu diketahui.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra
97
sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.
Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala pada Infeksi Saluran Kemih pada Ibu hamil yaitu: 1. Bakteriurinaria (Uretritis)
a. Mukosa memerah dan odems b. Ada ulserasi pada urethra
c. Adannya rasa gatal yang mengglitik d. Nyeri pada abdomen bagian bawah 2. Sistitis
a. Disuria (nyeri waktu berkemih) b. Peningkatan frekuensi berkemih c. Perasaan ingin berkemih
d. Adanya sel-sel darah putih dalam urin e. Nyeri punggung bawah atau suprapubic
f. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah 3. Pielonefritis
a. Demam b. Menggigil c. Nyeri Pinggang d. Disuria
e. Mual muntah (Rustam Mochtar,2012).
Tanda dan Gejala yang sering dialami ibu hamil yang mengalami ISK (Infeksi Saluran Kemih) 1. Sakit atau ketidaknyamanan ketika buang air kecil
2. Kebutuhan untuk buang air kecil lebih serisng dari biasanya Perasaan urgensi ketika buang air kecil 3. Darah atau lendir dalam urin
4. Nyeri di perut bagian bawah 5. Sakit selama hubungan seksual
6. Menggigil, demam, berkeringat, bocornya urin (inkontinensia) 7. Perubahan jumlah urin, baik lebih atau kurang
8. Urin yang tampak keruh, bau busuk atau luar biasa kuatnya 9. Sakit, tekanan, atau nyeri di daerah kandung kemih
10. Ketika bakteri menyebar ke ginjal mungkin mengalami: sakit punggung, 11. Menggigil, demam, mual, dan muntah
Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah : 1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih 2. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis 3. Hematuria
4. Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah : 1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang 4. Nyeri ketika berkemih
98
5. Malaise 6. Pusing
7. Mual dan munta
Pencegahan
Infeksi saluran kemih (ISK) atau disebut sebagai uterine track infection adalah radang pada saluran kemih (urethra) yang disebabkan oleh bakteri. ISK umum terjadi pada ibuhamil karena pada umumnya daya tahan calon ibu menurun dan frekuensi buang air kecil membuat ibu tak jarang kurang cermat saat membersihkan.
ISK ada yang muncul dengan gejala tertentu, ada yang tanpa gejala. Gejala ISK antara lain adalah rasa perih seperti terbakar ketika buang air kecil, sakit di seputar panggul atau di bawah puser, anyang-anyangan
(sering terasa mau buang air kecil tapi keluar hanya sedikit dan sakit), urin tampak keruh (kadang-kadang ada darah) dan berbau tak seperti biasanya.
Beberapa hal paling penting untuk mencegah infeksi saluran kencing, infeksi kandung kemih, dan infeksi ginjal adalah menjaga kebersihan diri, bila setelah buang air besar atau air kecil bersihkan dengan cara membersihkan dari depan kebelakang, dan mencuci kulit di sekitar dan antara rektum dan vagina setiap hari. Mencuci sebelum dan sesudah berhubungan seksual juga dapat menurunkan resiko seorang wanita dari infeksi saluran kemih (ISK).
1. Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu pengeluaran bakteri melalui sistem urine. 2. Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadi dorongan untuk buang air kecil juga bisa
membantu mengurangi risiko infeksi kandung kemih (ISK).
3. Buang air kecil sebelum dan setelah melakukan hubungan seks dapat flush setiap bakteri yang mungkin masuk ke uretra selama hubungan seksual.
4. Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya dalam sistem saluran kemih.
5. Hindari pemakaian celana dalam yang dapat membuat keadaan lembab dan berpotensi berkembang biaknya bakteri.
6. Kateterisasi perkemihan dilakukan hanya apabila sangat diperlukan dan dilepas secepat mungkin. Teknik aseptik harus diperhatikan dengan ketat (Robson, 2012).
Penanganan
Pengobatan ISK dalam kehamilan bertujuan untuk mengurangi sistitis dan pielonefritis yang telah terbukti manfaatnya (Prawiroharjo,2011).
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram fositif maupun gram negatif. Antibiotik amoksilin + Asam klavulanat dengan dosis 3 x 500 mg/hari.
Amoksilin dengan dosis 4x250 mg/hari Nitrofurantion dengan dosis 4x50 mg/hari.
2. Apabila Pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dianjurkan untuk sering minum dan Bak sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri faeces. Pengobatan infeksi saluran kemih (ISK) bertujuan untuk membebaskan saluran kemih dari bakteri dan mencegah atau mengendalikan infeksi berulang. Ada beberapa metode pengobatan infeksi saluran kemih (ISK) yang lazim dipakai, yaitu :
1) Pengobatan dosis tunggal, yaitu obat diberikan satu kali 2) Pengobatan jangka pendek, yaitu 1 – 2 minggu
3) Pengobatan jangka panjang, yaitu 3 – 4 minggu
4) Pengobatan profilaktik, yaitu 1 kali sehari dalam waktu 3 – 6 bulan .
Dalam pendekatan klinis pengobatan infeksi saluran kemih (ISK), pemilihan antibiotik adalah penting. Antibiotik yang sering digunakan adalah ampisilin, trimetoprin – sulfa metoksasol, kloramfenikol, sefotaksim,
99
amikasin (Prawirohardjo 2011).Ada 3 prinsip penatalaksanaan infeksi saluran air kemih yaitu Memberantas infeksi, Menghilangkan faktor predisposisi, Memberantas penyulit. Melakukan pemantauan dalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai gejala ISK umumnya menghilang. Bila gejala belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain sesuai dengan uji kepekaan antibiotik. Dilakukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotik sesuai hasil uji kepekaan. Bila ditemukan ada kelainan anatomik maupun fungsional yang menyebabkan obstruksi, maka setelah pengobatan fase akut selesai dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis. Antibiotik profilaksis juga diberikan pada ISK berulang, ISK pada neonatus, dan pielonefritis akut(Sarwono 2011).
Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada wanita dengan usia lanjut dapat dibedakan atas : 1. Terapi antibodika dosis tunggal
2. Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari 3. Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu 4. Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim / sulfamethoxazole ( tpm / smz,bactrim,septra),kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri ini.pyridium,suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi. Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces.
Penanganan yang sering dilakukan Pada Ibu Hamils:
1. Pengobatan dengan pemberian obat sulfonamide, ampisilin, atau nitrofurantoin.
2. Hati-hati dengan katerisasi karena dapat menyebabkan meluasnya kuman atau masuknya kuman baru. 3. Menganjurkan ibu untuk banyak minum minimal 8 gelas per hari.
4. Menganjurkan ibu untuk menyegerakan BAK ketika terasa ingin kencing
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat kelamin (membersihkan alat kelamin setelah buang air/sebelum dan sesudah berhubungan sex dari depan ke belakang, rajin mengganti pakaian dalam jika terasa lembab.
Berikut ini beberapa cara yang cukup efektif mencegah ISK :
1. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari). 2. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
3. Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
4. Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dapat segera diketahui apakah Anda terinfeksi atau tidak.
5. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
METODE PENELITIAN Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antar konsep satu dengan konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti (Notoadmojo, 2010).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah : Infeksi saluran kemih, sedangkan Variabel independent yaitu: umur, paritas, dan masa gestasi.
100 Kerangka konsep
Variabel Indepentdent Variabel Dependent
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriftif, yang bertujuan untuk mendapatkan Gambaran ibu dengan Infeksi Saluran Kemih di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018
POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu dengan infeksi saluran kemih di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016 sebanyak35 orang
Sampel penelitian
Seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 orang
Jenis dan Cara pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan metode dokumentasi dari rekam medik untuk mengetahui jumlah penderita infeksi saluran kemih di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian
Dari penelitian yang berjudul gambaran kasus ibu hamil dengan infeksi saluran kemih di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018, diperoleh sebagai berikut:
Berdasarkan Umur
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh data Ibu hamil dengan Infeksi Saluran kemih berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi ibu hamil dengan infeksi saluran kemih berdasarkan umur di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018 No Umur N % 1 < 20 tahun 2 5,71 2 20 – 35 tahun 26 74,29 3 >35 tahun 7 20 Jumlah 35 100
Sumber : Medical record RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018
Karakteristik Ibu
1. Umur
2. Paritas
3. Masa gestasi
Ibu Hamil dengan
ISK
101
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok ibu hamil dengan infeksi saluran kemih mayoritas umur 20 - 35 tahun sebayak 26 orang (74,29 %) dan minoritas pada umur <20 tahun sebanyak 2 orang (5.71 %)
Berdasarkan Paritas
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh data ibu hamil dengan infeksi saluran kemih berdasarkan paritas adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2Distribusi Ibu Hamil Dengan Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Paritas di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018 No Paritas N % 1 Prmipara 5 14,39 2 Skundipara 6 17,14 3 Multipara 8 22,86 4 Grandemultipara 16 45,71 Jumlah 35 100
Sumber : Medical record RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok ibu hamil dengan infeksi saluran kemih mayoritas paritas grandemultipara sebanyak 16 orang ( 45,71 % ) dan minoritas pada pariatas primipara sebanyak 5 orang ( 14,29 % )
Berdasarkan Masa Gestasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh data ibu hamil dengan infeksi saluran kemih bedasarkan masa gestasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Ibu Hamil Dengan Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Masa Gestasi di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018
No Masa Gestasi N %
1 Trimester I 2 5,71
2 Trimester II 11 31,43 3 Trimester III 22 62,86
102
Jumlah 35 100
Sumber : Medical record RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih berdasarkan masa gestasi mayoritas masa gestasi trimester III sebanyak 22 orang ( 62,86 % ) dan minoritas trimester I sebanyak 2 orang (5,71%)
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian terhadap 35 orang di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016 mengenai ibu hamil dengan infeksi saluran kemih maka pembahasan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan Umur
Dari hasil analisa data yang diambil di Medical Record bahwa dari 35 orang yang menderita infeksi saluran kemih mayoritas terjadi pada umur 20 -35 tahun sebanyak 26 orang (74,29%), dan minoritas pada umur < 20 tahun sebanyak 2 orang (5,71%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Suryanto (2011), ibu hamil Usia 20 -35 tahun lebih sering mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan dan bersama dengan uretra sudah pendek (sekitar 3 - 4 cm) dan kesulitan dengan kebersihan karena perut membesar, maka lebih mudah meningkatkan infeksi saluran kemih.
Dalam penelitian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil penelitian.
Menurut asumsi penulis, ibu hamil dengan ISK yang datang ke RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016 mayoritas pada umur 20 - 35 tahun disebabkan oleh perubahan hormon, selama kemahamilan meningkatnya hormon progesteron sehingga dapat meningkatkan resiko otot menurun dari ureter dan kandung kemih, yang menyebabkan kemungkinan urin mengalir kembali dari ureter menuju ginjal. Dan perut hamil semakin membesar sehingga ibu sulit untuk melakukan vulva hygen sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya ISK.
Berdasarkan Paritas
Dari hasil analisa data yang diambil di Medical Record bahwa dari 35 orang ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih mayoritas paritas grandemultipara sebanyak 16 orang (45,71%), dan minoritas primipara sebanyak 5 orang (14,29%)
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Manuaba (2008). Yang menyatakan wanita hamil terutama yang sudah pernah melahirkan > 5 kali atau grandemultipara biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan. Pada wanita grandemultipara lebih mudah terserang penyaki infeksi saluran kemih oelh karna terjadi perubahan alamiah (fisiologis) yang dramtis selama kehamilan, antara lain terjadi penurunan tonus (ketegangan) dan aktivitas otot-otot ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih) yang mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan pengeluaran air seni sistem pengumpulan urine (Harnawati, 2013).
Menurut asumsi penulis, wanita hamil dengan infeksi saluran kemih yang datang ke RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016 terbanyak dengan paritas grandemultipara atau wanita.Dalam penelitian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian.
Yang pernah melahirkan > 5 kali, pada wanita grandemultipara hal ini disebabkan karena seringnya mengalami kehamilan dan persalinan sehingga menyebabkan terjadinya peregangan otot-otot kandung kemih mengakibatkan meningkatanya terjadi ISK.
103
Dari hasil analisa data yang diambil di Medical Record bahwa dari 35 orang ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih mayoritas masa gestasi trimester III sebanyak 22 orang (62,86%), dan minoritas pada masa gestasi trimester I sebanyak 2 orang (5,71%)
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori feryanto (2010), yang menyatakan wanita hamil dengan infeksi saluran kemih sering terjadi di trimester III, disebabkan karna pada Saat ibu hamil TM III saluran kemih yang pendek dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada wanita hamil akan mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih.
Menurut asumsi penulis, ibu hamil dengan ISK yang datang ke RB. Aji Sri Haji periode Januari 2015 – Desember 2016 mayoritas masa gestasi trimester III disebabkan oleh adanya penurunan bagian terbawah janin kedalam punggul sehingga terjadi penekanan pada kandung kemih.
Pada wanita hamil perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester II dan awal trimester III, kondisi merupakan masalah utama saluran kemih pada kehamilan.Sekitar 1- 2 % wanita hamil mengalami ini.
Infeksi ini sangat berkaitan dengan stasis aliran air kemih akibat perubahan sistem saluran kemih selama kehamilan, karena saluran kemih yang pendek dan kebersihan daerah kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit di pantau pada wanita hamil akan mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih. 9 % terjadi pada Trimester I, 1,46 % terjadi pada trimester II, dan 45 % terjadi pada Trimester III. Sampai 10 % wanita hamil memiliki kadar bakteri tinggi dalam urine mereka tanpa gejala bakteri asimtomatik, bila tidak diobati 40 % wanita ini dapat mengalami infeksi saluran kemih dan 30 % wanita ini dapat mengalami Pielonefritis.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Setelah dilakukan yang berjudul ibu hamil dengan infeksi saluran kemih di RB. Aji Sri Haji periode Januari 2018, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih mayoritas berusia 20 – 35 tahun dan minioritas pad umur < 20 tahun.
2. Ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih mayoritas pada paritas grandemultipara dan minoritas pada paritas primipara.
3. Ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih mayoritas dengan masa gestasi trimester III dan minoritas dengan masa gestasi trimester I.
Saran
Dalam rangka menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu hamil akibat infeksi saluran kemih dilakukan upaya sebagai berikut :
Bagi Peneliti
Diharapakan agar lebih meningkatkan kualitas penelitian dan terus melakukan tri dharma perguruan tinggi baik penelitian atau pun pengabdian masyarakat
Bagi institusi Pendidikan
Disarankan kepada institusi Pendidikan untuk tetap dapat menjadi wadah peneliti dan tetap mendukung staf dosen yang akan melakukan kegiatan tri dharma perguruan tinggi
104
Benson, Ralph, 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta C, A. O, Collaghan, 2009. At a Glance Sistem Ginjal. Penerbit Erlangga
Elisabeth, Robson, 20012. Patologi Pada Kehamilan “Manajemen dan Asuhan Kebidanan”. EGC, Jakarta Esty Nugraheny, 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Pustaka Rihama
Geri Morgan, 2009. Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta
Harnawati,2013 ,Konsep Paritas Partus. http://harnawatiaj.wordpress.com/2013/04/28/askep-infeksi-saluran-kemih
Manuaba,IBG,2010,Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan,EGC,Jakarta Mochtar. Rustam, 2008. Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi, EGC, Jakarta
Notoatmodjo,2008.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni,Rineka Cipta,Jakarta
Prawiroharjo, S. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. Pierce a Grace, 2007 At a Glance Ilmu Bedah. Penerbit Erlangga
Rukiyah, Y. 2011. Asuhan Kebidanan IV Patologi, Trans Info Media, Jakarta Rustam Mochtar, 2011. Sinopsis Obstetri Patologi, Jakarta.
Suprayanto,2010,Konsep Paritas partus.http://drsuprayanto.blogspot.com /2010/10
Tom Lissauer, 2009.At a Glance Neonatologi. Penerbit Erlangga