JC-DIJ[4[AS
EDtolftotlr. PEt\IQ{8rInJ{xEPAna rfrs%nar4l JURII AL PE,IGABDAfi XEPADA IIISI ARAXATVOLU{IiE 07 NOtlOR0t MARET2016
PENULISAN
ARTIKEL
ILMIAH
BAGI PENDIDIK
Sunandar, Yovitha Yuliejantiningsih,dan Nurkolis
sunan_dar1 5@yahoo.com, juliejanti@gmail.com, nurkolis@gmail.com
Abstract
This
activity
,s
as
an
attempt
to
improve the
professionalism
of
educators that are teachers,principals,
and superintendents whofollowed
by 67participants
in SubDistrict
Education of Tahunan-Jepara Regency. This devotionis packaged
in
theform
of
a
scientific article writing
workshopgiven
by
3persons
for
3
days. This
worl<shopas
a
form of
continuous proffessionaldevelopment, mandated by Permen
PAN and
KB.Also
Regulations of President of Indonesia.During
workshop session,participants
were enthusiastic tofollow
this
event and hopeto
have the advancedform of
accompaniment octivities sothat
participants are
ready to produce ready-scientific
article
submittedto
ascientific
journal.
Keywords:
Developmentof
SustainableKeprofesian,
Scientific
Papers,
andScientific Journals.
Abstrak
Pengabdian
kepada
masyarakat
ini
adalah
sebagai
upaya
untukmeningkatkan profesionalisme para
pendidik baik
itu
guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolahyang
dikuti
oleh 67
pesertadi
lingkunganUPT
PendidikanKecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Pengabdian
ini
dikemas dalam bentukworkshop penulisan artikel ilmiah yang diberikan oleh 3 orang pengabdi selama 3
hari.
Workshop
ini
sebagaibentuk
pengembangan keprofesian berkelanjutanseperti yang
diamanatkandalam
Permenpandan
Reformasi
Birokrasi
dan Peraturan PresidenRI.
Selama peiatihan dan workshop berlangsung, para peserta antusias untuk mengikuti kegiatanini
dan berharap ada kegiatan lanjutan berupapendampingan sehingga peserta
siap
menghasilkanartikel imliah yang
siapdikirimkan
kejurnal
ilmiah.Kata
Kunci:
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,Karya
Tulisllmiah,
danJurnal
llmiah.
A.
PENDAHULUAN
Pelatihan penulisan
artikel
ilmiah
yang diselenggarakan oleh para pengabdi
ini
ini
bertujuan
agar peserta mampu menulisilmiah
berdasarkan hasil penelitian tindakankelas
atau
penelitian tindakan
sekolah.Sernentara
itu
target luaran kegiatan ini
siap
dikirimkan
untuk
dipulikasikan
dijurnal ilmiah.
Universitas
PGRI
Semarang sebagaiinstitusi
awal para pengabdi mampumemberikan pelatihan
ini
karena
memikidosen
Pascasarjanayang kompeten
danberpengalaman
menulis
karya
tulis
ilmiah
termasuk menulis di
jurnal
ilmiah.Kegiatan
ini
dilaksanakan
denganmenggunakan
motode
workshop
danpendampingan
atas
hasil
penelitian
danproduk berupa draft
jumal
ilmiah.
Draft
jurnal ilmiah
tersebut akan didampingi lagisehingga menjadi produk artikel imliah yang
siap
dipublikasikan.
Daft artikel ilmiah ini
bersumber
dari
hasil
penelitian
tindakankelas
yang
dilakukan
oleh
gffi,
ataupenelitian tindakan sekolah yang dilakukan
oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
Peserta pengabdian
ini
terdiri
daripara guru,
kepala
sekolah,dan
pengawassekolah
baik
dari jenjang
SD-MI,
SMP-MTs,
dan
SMA-MA
yang
jumlahnya
67orang.
Kegiatan
ini
dilaksanakan
padatanggal 26-29 Agustus 2015
bertempat diUPTD
Pendidikan Kecamatan
TahunanKabupaten Jepara. Namun demikian peserta
berasal
dari
berbagai
kecamatan
di lingkungan Kabupaten Jepara.Para peserta berasal
dari
lingkunganDinas
Pendidikan Pemudadan Olah
RagaKabupaten Jepara serta Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Jepara.
Diikuti
oleh priadan wanita dengan tingkat pendidikan antara
Sl
dan
52.
Peserta
dari
sekolah
ataumadrasah
negeri
maupun sekolah
ataumadrasah swasta.
Pengabdian
masyarakat
ini
dimaksudkan
untuk
meningkatkankemampuan para guru, kepala sekolah, dan
pengawas
sekolah
untuk
menulis
artikelilmiah.
Diharapkan
artikel
ilmiah
yangdihasilkan dari pelatihan
ini
akandikirimkan
ke
jurnal
ilmiah
baik
yang
berada
dilingkungan Universitas
PGRI
Semarang atau di lingkungan universitas lain.B.
PELAKSANAAN
DAN
METODE
KEGIATAN
Workshop penulisan
artikel
ilmiah
ini
diperuntukkan
bagi
pendidik
di
Unit
Pelaksana Teknis Pendidikan
di
KecamatanTahunan Kabupaten Jepara.
Walaupundalam kenyataannya
juga
ada peserta yang berasaldari
madrasahdi
bawah pembinaanKantor
Kementerian
Agama
Kabupaten Jepara.Mitra
kegiatanini
termasuk satuanpendidikan
sekolah
dasar
dan
menengah dengan pesertamemiliki
latar pendidikanSl
dandikuti
oleh dua kelompok yangmasing-masing
kelompok
terdiri dari
maksimal
35orang.
Status sosial
mitra
adalah
parapendidik
dan para
pelaksanapelatihan
ini
adalah paraahli
pendidikan yang berjumlah3
orang
dan
semua
berkualifikasiakamdemik
doctor (S3). Lokasi
kegiatanberjarak sekitar 80
kilo
meter sehingga parapengabdi menggunakan
mobil pribadi
atau sewamobil
dan perusahaan persewaan.Selama
kegiatan
berlangsung, parupeserta
aktif
mengikuti
kegiatan
pelatihanpenulisan
artikel ilmiah.
Keaktivan
pesertaj,rga
didukung
oleh dana
untukpenyelenggaraan
dan alat tulis
sertakeperluan
lainnya.
Pada tahap sebelumnya,peserta aktif
menetapkan
teknispelaksanaan,
obyek
kegiatan,
dan
subyek kegiatan.Aktivitas
kegiatan
ini
selain workshopjuga
berupa pendampingan dalammenulis artikel, sehingga urutan kegiatan
ini
akan
selesai
dalam
waktu
dua
bulan.Berdasarkan
evaluasi
sementara, kegiatanini
berhasil
dilaksanakanjika
dilihat
dariindikator
kegiatan seperti: kegiatan
sesuaijadwal,
peserta mampu memahami materi,dan
pesertamampu menulis
artikel
karyailmiah.
Karena dirasa
berhasil,
makakegiatan
semacam
ini
direkomendasikanuntuk dilanjutkan.
Secara
rinci,
keberhasilan indikatorkinerja
dalam
pengabdian masyarakatini
adalah
sebagai
berikut.
Pertama,
impactfactor
yaitu
keberlanjutan
kegiatan
ataukepastian
solusi
adalah peserta melakukanpenelitian tindakan kelas atau
penelitian tindakan sekolah. Kedua, produktivitas yaitujumlah
artikellkegiatan adalah
setiap
3-4orang bisa menghasilkan 1 artikel ilmiah.
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Guru
menempati
posisi
pentingdalam
prosespendidikan, karena
gurulahyang
menentukan
jalannya
prosespembelajaran.
Oleh
karena
itu
guru
yangprofesional akan
memiliki
dampak
positif
terhadap peningkatan
kualitas
pendidikan,demikian
sebaliknya
jika
guru
tidak profesional makakualitas
pendidikan tidakakan dapat meningkat dengan baik.
Tidaklah
berlebihanjika
dikatakanbahwa
guru
adalah
ujung
tombakpelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah. Semua pihak menyadari pentingnya
peran
guru
dalam
pelaksanaantugas
dankewajibannya.
Kompetensi
guru
sangatmenentukan
kualitas dan kuantitas
produk pendidikan,yaitu hasil
belajar atau prestasisiswa. Kompetensi
guru
itu
pula yang ikut
Profesionalisme
guru
akan terwujuddalam
layananpendidikan
yang
diberikankepada siswa.
Dalam
kerjanya
sebagaitenaga
profesional,
gufr
menggunakansejumlah
teknik
serta prosedur
mengajaryang dilandasi sejumlah bidang
ilmu.
Gurumemiliki
pendidikan dankualifikasi
tertentuuntuk
dinyatakan kompeten dan berwenangmengajar.
Kenyataannya saat
ini
banyak
guruyang belum
profesional, walaupun
sudahmendapatkan tunjangan
sertifikasi
dan pengalaman kerjanya sudah puluhan tahun.Hal
ini
disebabkanbelum
adanya programpengembangan
keprofesian
secaraberkelanjutan.
Dampak
lain
dari
tidakadanya
pengembangan
keprofesianberkelanjutan tersebut maka
karir
gurujuga
terhambat.Permen PAN RB
No.
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya
menyatakan
bahwa
terdapatberbagai kegiatan yang dapat
dinilai
angkakreditnya yaitu
pendidikan,
pembelajaran,pengembangan
keprofesian
berkelanjutan,dan
penunjang tugasguru.
Ketika
seorangguru sudah bertugas (in-service), maka yang
seharusnya
terus
dilakukan
adalahpengembangan
keprofesian
berkelanjutanuntuk
mendapatkan
angka
laedit
secaraterus-menerus.
Demikian
pula
untuk
pengawassekolah,
dalam
rangka mengawal
mutupendidikan, pemerintah
memberlakukanperaturan-peraturan
terkait
peningkatanmutu pendidikan. Penegasan pemberlakukan
Permenag
PAN RB
No.
2l
Tahun
2010tentang
Jabatan
Fungsional
PengawasSekolah
dan
Angka
Kreditnya
telahmembuat banyak pengawas sekolah merasa
cemas
(Masrum,
Juni
2015). Karena
bagipengawas
yang
dalamjangka
waktu
sejakmendukuki jenjang jabatan/pangkat terakhir
tidak
dapat
mengumpulkan
angka
kredityang
ditentukan
untuk
kenaikan
pangkatsetingkat
lebih tinggi
terancam dibebaskan sementara dari j abatannya.Kendala utama dalam pengumpulan
angka
kredit
tersebut
adalah
unsurpengembangan
profesi yang
mengharuskanpengawas
sekolah membuat
karya
tulisilmiah dan atau karya
inovatif.
Parapengawas kesulitan
untuk
memenuhi unsurtersebut karena
sebelumnyatidak
terlatihatau belum
pernah membuat
karya
tulisilmiah
serta karya inovatif.Pada
hakikatnya menjadi
pengawassekolah adalah
bagian
dari jenjang
karir
guru. Guru yang telah
memenuhiJE-.DI]T{TAS
,DUC(AO,{. lEttrASDLtY XEPnrt rr.{Sv,{&lK{? )uR,NAL PEN6AqDIAN KEPADA i4ASYAR{
$I
VOLUME 07 IIOMOROl MARET2O16
persyaratan
dapat meingkatkan
karimyadengan menjadi kepala sekolah. Selanjutnya
kepala
sekolah
yang
telah
memenuhipersyaratan
dapat
meningkatkan
karirnyamenjadi
pengawas sekolah.Namun
tanpamelalui jenjang menjadi kepala
sekolah, guru yang memenuhi persyaratan dapat pulalangsung
diangkat
menjadi
pengawassekolah.
Pengembangan keprofesian
berlanjutan
(PKB)
terdiri dari tiga
unsuryaitu:
(a)
pengembangan
diri
melaluikegiatan
diklat
fungsional
dan
kegiatankolektif
guru,
(b)
publikasi
ilmiah
melaluipublikasi
atashasil
penelitian atau gagasaninovatif
pada bidang pendidikanformal
danpublikasi
buku teks
pelajaran,
bukupengayaan,
dan
pedoman
guru, dan
(c)karya
inovatif
berupa menemukan teknologitepat guna,
menemukanatau
menciptakankarya
seni, memuat ataumemodifikasi
atalpelajaran atau peraga atau
praktikum,
danmengikuti
pengembangan
penyusunantandar, pedoman, soal, dan sejenisnya.
Khusus
terkait
dengan karya ilmiah,Permen
PAN RB
No.
16
Tahun
2009 mempersyaratkan bahwa seorang guru harusmempublikasikan
karya
tulis
ilmiah
untukbisa naik pangkat dari golongan
IIIb
keIIIc.
Peraturan tersebut
menjadi
kendala
bagibanyak
guru,
terutamabagi guru SD
danpara
guru senior
dalam
rangka
kenaikanpangkat.
Kesulitan guru untuk
menyusunkarya
tulis ilmiah
dapatdimaklumi
karenahingga
saat
ini
belum
semua
guru
lulussarjana
dan belum terlatih
serta
belum pernah menyusun karyatulis
ilmiah.
Untukmenanggulangi kendala yang dihadapi para
guru
di
atas makaperlu
diberikan pelatihan penulisan artikel ilmiah.Salah satu penyebab guru terhambat
meningkat
jenjang karirnya
adalah karenaguru
tidak
bisa membuat karyatulis
ilmiah
yang bisa dipublikasikan
di
berkala ilmiah. Oleh karenaitu
guruperlu diberi
pelatihan tentang karyatulis
ilmiah,
tata cara menulisilmiah, dan
cara menulis
ilmiah
di
jurnal
ilmiah. Itulah
sebabnya
perlu
diberikan pelatihan sepertiyang dilakukan oleh
para pengabdiini.
Di
Indonesia, gaung pengembangankeprofesian berkelanjutan
guru
semakinkencang
pada
era
Pemerintahan KabinetKerja.
PKB
secarategas tertuang
dalam lampiran Peraturan Presidan RI No. 2 Tahun2015
tentang
RPJMN
2015-2019.
PadaBuku
II
Agenda
Pembangunan Bidang, terutamaterkait
arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang pendidikan salah satupembangunan
tersebut
adalah"meningkatkan profesionalisme,
kualitas,dan
akuntabilitas
guru dan
tenagakependidikan".
Kegiatan-kegiatan
dalam
PKB
bisadilakukan
melalui:
(1)
pelaksanaanpengembangan
profesional
berkesinam-bungan
bagi
guru
dalam
jabatan
melaluilatihan berkala dan merata, serta penguatan
KKG/I\{GMP,
dan (2)
pelaksanaanpembinaan
karir,
peningkatan kualifikasi,
pengembangan profesi/kompetensi
bagitenaga
kependidikan
termasuk
kepala sekolah dan pengawas.Walaupun
sudah tertuangdi
dalamPermeneg
PAN
tahun
2009, namun PKB
baru
diperkenalkan secara
intensif
olehKementerian Pendidikan Nasional
melaluiDirjen PMPTK
sejak tahun
2011. Namunkenyataannya
banyak
pemerintahkabupaten/kota
yang belum
menerapkanPKB
ini
secarabaik. Banyak guru
yangbelum paham apa
itu
PKB
dan
bagimanamenjalankannya. Kenyatannya, banyak guru
yang
belum
tahu
bagaimana
caramenjalankan
PKB
ini
termasuk
kegiatan-kegiatan apa saja yang seharusnya dilakukan untuk pengembangan
diri
mereka.PKB bagi guru
dengan melibatkaninstitusi
non
pemerintah
menjadi
sangatpenting
karena kenyataannya hanya sekitar5 %
guru yang
berpelung
mengikuti pengembanganprofesi
secara
terlembagabaik melalui
kementerianpendidikan
ataudinas pendidikan. Setiap
guru
berpeluangmengikuti
pengembanganprofesi
sebanyaksatu
kali
dalam20
tahun,jika
kesempatandiberikan
secara merata(Damin, 2011:
8).Padahal
dalam
praktiknya
pengirimanpeserta
pelatihan
atau
workshop
tidakditunjuk
secara sistematis.Menurut
Seyfarth(2002:
112)PKB
adalah kesempatan
yang
diberikan
kepadaguru,
tenagaprofesional
lain,
dan personilpendukung untuk
mendapatkanpengetahuan-pengetahuan
dan
sikap-sikapbaru, yang akan membawa pada perubahan
perilaku,
sehingga meningkatkan
prestasisiswa.
Sedangkanmenurut Rebore
(2012:121)
PKB
merupakanaktivitas
atau prosesuntuk
memelihara
atau
memperbaikiketerampilan,
sikap,
pemahaman,
ataukine{a
tenaga profesional
dan
personilpendukung dalam peran masa
kini
maupun yang akan datang.Terdapat empat
skategipengembangan
profesional
guru
yangbanyak diterapkan
di
banyak negara maju.Keempatnya
adalah:
(a)
standard
of
professional
practice,
(b)
efidence informedpractice,
(c) performance management andperformance-related
poy), dan
(d)professional learning
communities
(Bussand
Bell,
2002: 108).
Kegiatan
yangdilakukan
dalam
pengabdian
kepadamasyarakat
ini
termasuk dalam
efidenceinformed
practice
dimana
para
pesertadilatih
untuk melakukan penelitian tindakankelas,
penelitian tindakan sekolah,
danmenilis artikel ilmiah.
Terkait
dengan
materi
yangdiberikan,
berikut
ini
adalah sebagian darimateri
yang
dimaksud. Khusus
terkait penulisanilmiah
berikut
ini
adalahkaidah-kaidah
penulisannya.
Pertama,
naskahdiketik
pada kertas ukuran44,
denganhuruf
Times
New
Roman,
ukuran
12
poin,sepanjang
maksimum
20
halaman, denganmargin
kiri
dan
atas4
cm,
serta
marginkanan dan bawah
3
cm,
sertajudul
diketik
dengan ukuran
huruf
14 poin.Kedua,
sistematika
artikel
hasilpenelitian
adalah
judul;
nama
penulisdisertai
instansi dan alamate-mail;
abstrakdisertai
kata kunci;
pendahuluan; metode;hasil
dan pembahasan; simpulan dan saran;serta daftar pustaka.
Ketiga,
sistematika
artikel
bukanhasil penelitian
adalahjudul;
nama penulisdisertai
instansi danalamat e-mail;
abstrakdisertai kata kunci;
pendahuluan; pembahasan; simpulan, dan daftar pustaka.Keempat,judul artikel
dalam BahasaIndonesia maksimum
terdiri dari
12-15 kata. Judul menggunakan huruf kapital, terletak di tengah-tengah,dan
menggunakan ukuranhuruf
14 poin.Kelima, nama penulis
arlikel
dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai nama dan alamat lembaga asal, diletakkan di
bawah
judul
artikel.
Penulis
juga
mencanfu mk an alamat e - m a i l.
Keenam, abstrak
dan kata
kunciditulis
dalam
dua
bahasa,Indonesia
danInggris.
Panjang
masing-masing
abstrakmaksimum 100 kata, sedangkan
jumlah
katakunci
3-5 kata atau gabungan kata. Abstrakdari artikel hasil
penelitian
minimal
berisijudul
artikel,
tujuan, metode,
dan
hasilpenelitian.
Ketujuh, bagian
pendahuluan berisilatar
belakang, konteks penelitian,
hasilkajian
pustaka,dan tujuan penelitian
yangdipaparkan secara terintegrasi.
Panjangbagian
pendahuluan 15-20%
dari
totalpanjang artikel.
Kedelapan, dagian metode penelitian berisi paparan tentang rancangan penelitian,
analisis data, dengan
panjang
l0-l5o/o
daripanjang artikel.
Kesepuluh,
bagian
hasil
penelitianberisi
paparantentang
hasil
analisis
yangberkaitan dengan masalah penelitian. Setiap
hasil
penelitian dibahas. Pembahasan berisipemaknaan hasil dan pembandingan dengan
teori
danlatat
hasil
penelitian
sejenis.Panjang paparan
hasil
dan pembahasan40-60Yo dari panj ang artikel.
Kesebelas,
bagian simpulan
berisitemuan penelitian yang berupa jawaban atas
rumusan masalah
penelitian atau
berupaintisari hasil pembahasan.
Ada
beberapa
tata cara
penulisanilmiah.
Salah
satu
diantaranya
adalahmenggunakan
empat peringkat
sebagaiberikut: pertema,
peringkat
1ditulis
denganhuruf
besar semua,bold,
dan diletakkan ditengah
(judul artikel);
kedua,peringkat
2ditulis
denganhuruf
besar semua,bold,
dandiletakkan
di
tepi
kiri;
ketiga, peringkat
3ditulis
denganhuruf
besarkecil, bold,
dandiletakkan
di
tepi
kiri;
dan
keempat,peringkat
4
ditulis
denganhuruf
besarkecil
dengan cetak
miring,
bold, dan diletakkandi
tepi
kiri.
Penulisan daftar
rujukan
diurutkansecara alfabetis
dan
kronologis.
Urutanpenulisan
mulai
dengan
nama
penulis,tahun,
judul
bulnr/artikel (dicetak miring),
tempat penerbit,
dan
nama penerbit.
Adabanyak sumber rujukan. Rujukan dari setiap
sumber disusun dengan
tata
cara
sebagaicontoh berikut:
Buku:
Yukl, G.
2006.
Leadership
inOrganization
(dhed.).
UpperSaddle River,
New
Jersey: Pearson Prentice Hall.Buku kumpulan artikel:
Bush,
Tony (Ed.)
2002.
The Principlesand
Practice
of
EducationalManagement.
London:
Paul Chapman Publishing.Artikel
dalam
buku kumpulan artikel:
Ang,
Rebecca P.2}}4."Empowering
TheTeacher:
Fundamental Issues andSkills
in
Counselling".
DalamKhine,
MyintSwedkk.
(Eds),Teaching and
ClassroomManagement-An As
ian
P erspectiveftlm. I
59- 180). Singapore: PrenticeHall.
Dokumen resmi:
Undang-undang
Republik
IndonesiaNomor 2
tentang
SistemPendidikan
Nasional.
1990.Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Buku
terjemahan:
Robbins,
S.P. 2003.
OrganizationalBehavior
(tTthed.).
Alih
Bahasa:Benyamin
Molan.
2006.
Jakarta: P.T. Indeks-Gramedia.Skripsi,
Tesis, Disertasi,Laporan
Penelitian
Arituddin
&
Sahuddin. 2009. EfektivitasPerangkapan
Ahivitas
BerbasisGender
untuk
MeningkatkanMemori
Kosakata
pada
MAHaramain
Putra dan
Putri
Narmada Lombok NTB.
Laporanpenelitian
fundamental
tidakditerbitkan. Mataram:
Lemlit
Universitas Mataram.
Artikel
dalamKoran
Pujawan,
Nyoman.
24
Agustus,
2015.Logistik
Nasional
dan
ASEAN.
Kompas,hlm.6.
Tulisan/Berita
dalamKoran
(tanpa
nama pengarang)
Kompas,
26
Agustus20l5.Guru
Daerah terpencil Kerap Mangkir,hlm.
12.Makalah
Seminar,Lokakarya,
Penataran
Yuliejantiningsih,
Y.
2015. Tata
TulisIlmiah.
Makalah disajikan
dalamWorkshop Penulisan
Artikel
Ilmiah,
Jepara,
29-30
Agustus2015.
Internet (artikel
dalamjurnal
online)
Kumaidi.
1998. PengukuranBekal Awal
Mengajar
dan
PengembanganTesnya.
Jurnal
llmu
Pendidikan.(Online), Jilids, No.
4,(http://www.malang.ac.id),
diakses20 Januari 2000.
Setelah peserta memahami
tata
caramenulis
ilmiah,
langkah selanjutnya adalahpraktik
membuat
karya
tulis
ilmiah
berdasarkan
laporan
hasil
penelitian tindakan kelas dan laporanhasil
penelitiantindakan sekolah. Terdapat perbedaan antara
laporan penelitian dengan naskah publikasi
seperti terlihat pada gambar 1.
Artikel
yang
akanditerbitkan
dalamjumal
ilmiah
harus
memenuhi
beberapakompoen agar dapat
diterima.
Komponenyang
dimaksud tersediri
dari
judul
dankepemilikan, abstrak
dan
kata-kata
kunci,latar
belakang, metode,hasil,
pembahasan,simpulan,
dan
saran, ucapanterima
kasih, dan daftar pustaka.Dari
sekian komponen tersebut, halyang
akan
dilihat
pertamakali
oleh
parapembaca adalah
judul.
Maka
judul
harusmemenuhi
beberapa
ketentuan
sepertitulisan dengan pas, memuat kata-kaca kunci,
tidak
ada singkatan,tidak
adarumus,
dantidak ada
jargon,
biasanya
tidak
mengandung
kata kerja,
tidak
ada metoforseperti
puisi
dan atau peribahasa, dan tidakada kata pengaruh atau studi.
Selain
judul,
hal
terpenting
lainyaadalah abstrak.
Berikut
ini
adalah beberapaketentuan dalam menulis abstrak
yaitu:biasanya
jumlah
kata maksimum
200 kata,agar
menghematmaka
jangan
mengulangjudul
artikel
dalam abstrak, biasanya hanyasatu
paragraph walaupun
ada
beberapaberkala
yang memiliki
ketentuan
lain,abstrak
harus
memuat keseluruhan
isi
tulisan
sehingga.
isi
abstrak
bukanlahpengantar
artikel. Hal-hal
yang
dimuatdalam
abstrak adalah
pendapat
baru,pendekatan
atau metode
yang
digunakan,hasil-hasil penting,
dan
simpulan. Abstraktidak perlu
memuat tabel, gambar, ilustrasi,dan rujukan. Singkatan harus dijelaskan, dan
jika
tidak akan digunakan lagi dalam abstrakmaka
tidak perlu
diperkenalkan
dalam abstrak.Setelah
artikel ilmiah
sudah
siap,maka
langkah
berikutnya
adalah
mencarijurnal
ilmiah
yang sesuai.Berikut
diberikanbeberapa panduan agar
artikel
ilmiah
yangdibuat dapat diterbitkan, diantaranya adalah:
mencari
jurnal
yang
sesuai dengan
isiartikel,
mencari
panduanuntuk
penulis di
jurnal
tersebut, mencari contohartikel
yangsudah
terbit
dijurnal
tersebut, memperbaikiartikel
munurut
penduan
dari
jurnal,
mengirimkan
naskah,
jika
naskah
sudahdirevieu dan dikembalikan
ke
penulis makaharus
segeradiperbaiki dan
dikirim
ulanghasil
perbaikannya,
memenuhi
ketentuanadministrasi,
memesanjurnal
yang
berisiartikel kita,
dan akhirnya
menerimajumal
yang sudah terbit.
Proposal
Penelitian
?.
Ringkasan
Renrana
3.
Perumlrsan,
Turjuan
el.F{anfaat
Fenelitian
tr-aporam
Fenelitian
?. Abstral.l
3.
Penda-huluan
4.
h{etsde
llaskah
Fuhlikasi
[.1etade
Gambar 1: Perbandingan Proposal Penelitian, Laporan Penelitian dan Naskah Publikasi
D.
PENUTUP
Setelah
pelatihan
ini
selesai,
akandilanjutkan
dengan pemantauanhasil
karyailmiah. Dari
output berupa karyatulis ilmiah
tersebut akan
diidentifikasi
kesulitan
paraguru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah
sehingga
akan
ditindaklanjuti
denganpelatihan
lanjutan. Misalnya
jika
mengindikasikan
bahwa kesulitan
merekaadalah dalam membuat penetitian tindakan
kelas (PTK) atau
penelitian
tindakansekolah (PTS), maka pelatihan
itulah
yang akan diberikan.Para
pengabdi berharap
denganadanya
pelatihan
ini
bisa
membantu para guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolahuntuk
meniti jenjang
karir
yang
lebihgemilang. Dengan pelatihan
ini
puladiharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara akademisi dengan
praktisi di
masing-masing sekolah
dan
madrasah.
Dengandemikian
terjalin
sinergi antara
kampus dengan sekolah dan madrasah.E.
DAFTAR PUSTAKA
Buss,
T
and
Bell,
L.
(editors). 2002.
ThePrinciples
and
Practice
of
Educational
Management. London: Paul Chapman Publishing)Danim,
S.
2011.
Pengembangan ProfesiGuru:
Dari
Prajabatan,
Induksi, KeProfesional
Madani.
Jakarta:Kencana.
Masrum, Bakroni. Juni 2015.
"PengawasSekolah-Riwayatmu
Kini".
DerapGuru.
Peraturan
Menteri
Pemberdayaan AparaturNegara
dan
RB
Nomor 16
Tahun2009
tentang Jabatan
FungsionalGuru dan Angka Kreditnya.
Peraturan
Menteri
Pemberdayaan AparaturNegara
dan
RB
Nomor
21
Tahun2010
tentang Jabatan
FungsionalPengawas
Sekolah
dan
Angka Kreditnya.Peraturan Presidan
Republik
Indonesia No.2
Tahun 2015
tentang
RencanaPembangunan
Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019.Rebore, Ronald
W.
2012. The Esentialsof
Human ResourcesAdministration
inE duc ation. Boston: Pearson.
Seyfarth, John