• Tidak ada hasil yang ditemukan

Watermarking Audio Dengan Skema QIM Menggunakan Transformasi Wavelet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Watermarking Audio Dengan Skema QIM Menggunakan Transformasi Wavelet"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSFORMASI WAVELET

Tetty V J Sipayung¹, Fazmah Arief Yulianto², Iwan Iwut Tirtoasmoro³

¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Abstrak

Watermarking audio adalah suatu teknik untuk menyisipkan sebuah data digital (watermark) pada audio digital. Watermarking audio dapat diimplementasikan langsung pada domain waktu sinyal audio maupun didomain frekuensi setelah data domain waktu ditransformasi kedomain frekuensi. Salah satu jenis transformasi yang umum digunakan adalah DWT .

adalah skema kuantisasi yang salah satu variannya adalah Quantization Index Modulation (QIM). Dengan QIM sebuah watermark disisipkan dengan cara mengkuantisasi host data kesebuah nilai sesuai dengan quantizer yang diacu oleh watermark tersebut, dengan batasan nilai kuantisasi tidak akan menimbulkan distorsi yang cukup besar pada audio ter-watermark. Untuk mencapai hal ini harus diusahakan jarak level kuantisasi (stepsize) yang digunakan cukup kecil untuk menghindari distorsi yang besar dan tidak tidak terlalu kecil agar robust terhadap proses pengolahan sinyal.

Pada tugas akhir ini, skema QIM akan diimplemetasikan untuk watermarking audio pada domain frekuensi menggunakan DWT. QIM dilakukan dengan cara mengkuantisasi nilai koefisien DWT sesuai dengan nilai watermark yang akan disisipkan. Berdasarkan pengujian objektif dan subjektif yang dilakukan, audio ter-watermark yang dihasilkan dengan proses kuantisasi, menunjukkan hasil watermarking yang cukup transparan untuk nilai stepsize 0.0025 dan 0.005. Adapun nilai rata-rata SNR untuk audio ter-watermark transparan berdasarkan pengujian MOS adalah 59.389dB. Sedangkan berdasarkan uji robustness yang dilakukan, ternyata watermark yang disisipkan tidak robust terhadap proses pengolahan sinyal. Hal ini menunjukkan bahwa watermarking yang dilakukan tidak cukup layak digunakan untuk tujuan copyright labeling, tapi bisa digunakan dengan tujuan tamper proofing.

Kata Kunci : DWT, Quantization Index Modulation (QIM), watermark, quantizer,

Abstract

Audio watermarking is a technique to embed the digital watermark data into an audio data. Audio watermark can be implemented both in time domain or frequency domain after the

transformation of the audio data into frequency domain. One of the commonly used transformation is DWT.

There are many watermark embedding scheme that can be used, one of them is Quantization Index Modulation (QIM), the variant of the quantization based scheme. Using QIM, the watermark is embedded by quantizing the host audio data into one value according to the quantizer that is assigned by that watermark data. It have to be maintained that the quantization process do not create a big distortion to the watermarked audio. To aim this, the level quantization distance is not to big to create the big distortion, but not too trivial so that robust to signal processing attack.

On this final project, was implemented the QIM scheme for audio watermarking, on the frequency domain with the DWT as the transformation form. The QIM is done by quantizing the DWT coefficient according to the value of the watermark. Based on the objective and subjective testing result, the watermarked audio is transparent enough for stepsize value 0.005 .The SNR average value for the watermark can be transparent is about 59.389 dB. From the robust testing output, is concluded that the embedded watermark is not robust to the signal processing attack. This indicate that this watermarking is not suitable for copyright labeling purpose, but it can be use for the tamper proofing purpose.

(2)

1

1.

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi juga harus diikuti dengan kemajuan keamanan sistem informasi yang hingga kini masih dirasa kurang. Salah satu kelemahan dari sistem keamanan informasi adalah maraknya pembajakan perangkat lunak. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi hal ini diantaranya dengan menggunakan autentikasi dan verifikasi. Salah satu cara yang terus dikembangkan hingga kini adalah penerapan teknologi watermarking.

Watermarking adalah salah satu bentuk dari steganography yakni ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain. Teknik watermarking akan menyisipkan data digital yang disebut watermark ke dalam data digital lainnya yang disebut host, tanpa menimbulkan perubahan kualitas, ukuran, bentuk dari file host yang terasa nyata oleh manusia. Watermark tersebut berupa informasi pendukung dari data digital yang digunakan sebagai host. Watermarking memanfaatkan keterbatasan indra manusia dalam mendeteksi perubahan tertentu.

Watermark yang disisipkan juga harus memiliki robustness yang tinggi terhadap gangguan yang terjadi misalnya proses pengolahan sinyal seperti kompresi, filtering, cropping dan resampling. Watermark yang disisipkan dapat berupa teks, citra, audio, video tergantung kemampuan media yang ditumpanginya.

Watermarking pada media digital dapat diterapkan dalam berbagai domain tergantung pada jenis medianya. Audio di domain waktu, sedang citra dan video didomain spasial, atau boleh juga pada domain lain setelah terlebih dulu dilakukan transformasi kedomain lain. Contoh transformasi yang dikenal dalam pemrosesan sinyal digital, antara lain : Fast Fourier Transform (FFT), Discrete Cosine Transform (DCT), Wavelet Transform (WT)

Ada banyak skema yang dapat diterapkan dalam membangun suatu sistem watermarking, salah satu diantaranya adalah skema quantization yang salah satu pengembangannya adalah quantization index modulation (QIM). Dalam tugas akhir ini, akan dibangun suatu aplikasi watermarking audio menggunakan skema QIM dengan data audio digital dengan ekstensi file .wav sebagai host. Adapun watermark yang digunakan adalah berupa bilangan biner, dimana inputan yang diberikan terhadap sistem boleh berupa file digital apapun yang memiliki nilai biner. Adapun watermarking dengan metode QIM yang dibangun dilakukan didomain frekuensi dan metode transformasi domain yang digunakan adalah transformasi wavelet.

Transformasi wavelet adalah jenis transformasi yang tangguh dalam pemrosesan sinyal dengan keperluan komputasi yang cukup sederhana. QIM diakui sebagai suatu metode yang cocok dipakai untuk mendapatkan suatu hasil watermarking yang efisien dalam arti memiliki payload yang tinggi, robustness yang tinggi dan distorsi yang timbul seminimal mungkin [1,3]. Untuk pendeteksian watermark digunakan skema blind detection dimana audio asli tidak diperlukan saat ekstraksi watermark.

(3)

1.2

Perumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini akan dianalisa dan diimplementasikan kelayakan suatu aplikasi watermarking audio dengan skema (QIM), sebagai penanda hak kepemilikan (copyright labelling). Watermarking pada media audio ini dilakukan didomain frekuensi dengan cara mengkuantisasi koefisien transformasi domain frekuensi kesuatu nilai yang diacu oleh nilai watermark yang akan disisipkan. Akan digunakan transformasi wavelet untuk mentransformasi file audio dari domain waktu ke domain frekuensi. Pada proses ekstraksi watermark, audio asli tidak diperlukan di-decoder.

Berdasarkan paparan tersebut, didapatkan masalah-masalah berikut ini : 1. Bagaimana penerapan QIM agar watermark dapat disisipkan ke sinyal audio

tanpa menimbulkan distorsi yang dapat dideteksi indera pendengaran ?

2. Bagaimana penerapan skema blind detection dalam proses ekstraksi watermark?

3. Bagaimana performansi sistem audio watermarking yang dibangun? Cara pengujian apa yang dilakukan ?

1.3

Tujuan Pembahasan

1. Membangun suatu sistem watermarking audio menggunakan metode QIM dengan performansi sistem sebaik mungkin, dimana kualitas audio ter-watermark tetap mirip sinyal asli (hidden tinggi) dan robusnesst yang tinggi saat proses otorisasi dimana watermark masih dapat dikenali setelah melalui berbagai proses pengolahan sinyal.

2. Melakukan pengujian performansi sistem audio watermarking secara objektif dan subjektif.

1. Pengujian obyektif dilakukan dengan melakukan penghitungan tingkat kesalahan pada audio terwatermark (penghitungan Mean Square Error (MSE)), penghitungan tingkat noise atas audio yang telah disisipi pesan/teks (penghitungan Signal to Noise Ratio (SNR)), perhitungan Bit Error rate (BER). Selain itu juga akan dilakukan analisis ketahanan watermark terhadap pengolahan sinyal audio seperti cropping, resampling danpenambahan noise.

2. Pengujian subyektif dilakukan dengan menghitung Mean Opinion Score (MOS) dari 20 0rang responden setelah memperdengarkan audio terwatermark

1.4

Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :

1. Metode watermarking yang digunakan adalah metode QIM pada domain frekuensi dengan penerapan transformasi wavelet .

2. Data watermark yang digunakan berupa data biner, yang dalam tugas akhir ini diperoleh dari nilai biner file teks dan image grayscale 8 bit yang digunakan sebagai sampel watermark.

3. File audio yang digunakan sebagai host media adalah file dengan ekstensi file *.wav dengan karakteristik ber-channel mono, audio sample size 16 bit, audio sample rate 44,1 kHz dengan format PCM.

(4)

3

4. Metode watermarking yang digunakan adalah metode QIM dan fungsi transformasinya adalah transformasi wavelet, dimana transformasi wavelet tidak dibahas mendalam dalam tugas akhir ini karena titik berat tugas akhir ini adalah implementasi dan uji kinerja.

1.5

Metodologi Penyelesaian Masalah

Metode penelitian yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa tahapan, yaitu:

1. Studi Pustaka

1. Pengumpulan data dan referensi tentang teori dasar pengolahan sinyal audio, watermarking khususnya audio watermarking dengan skema Quantization Index Modulation (QIM).

2. Mempelajari dan menganalisa konsep dan cara kerja audio waterarking dengan skema QIM.

2. Analisis masalah dan kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun 3. Perancangan dan Pengembangan perangkat lunak

1. Tahap perancangan perangkat lunak dengan menggunakan metoda terstruktur

2. Mengembangkan aplikasi watermarking audio dengan bahasa

pemrograman MatLab. 4. Pengujian dan Analisa Sistem.

1. Melakukan pengujian pada perangkat lunak watermarking audio dengan skema QIM yang dibangun. Pengujian dilalukan dengan dua cara yakni pengujian objektif dan subjektif. Pengujian obyektif yang dilakukan dengan menghitung Mean Square Error (MSE) untuk mengetahui tingkat kesalahan pada audio ter-watermark, menghitung Signal to Noise Ratio (SNR) untuk mengtahui tingkat noise atas audio yang telah disisipi pesan dan menghitung Bit Error Rate (BER) yang menyatakan perbandingan jumlah bit watermark yang salah diektraksi dengan bit watermark yang asli. Selain itu juga akan dilakukan analisa terhadap ketahanan watermark melalui pengolahan sinyal audio seperti cropping, resampling, dan compression. Sedang pengujian subyektif, yang akan memperdengarkan data hasil audio ter-watermark kepada 20 responden. 2. Analisis performansi sistem dengan membandingkan hasil pengujian

dengan standar watermark yang baik meliputi karakteristik unobtrusiveness dan robustness.

3. Penarikan kesimpulan.

5. Penyusunan laporan dalam bentuk tertulis sebagai laporan tugas akhir.

1.6

Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini dibagi dalam lima bab, yang terdiri atas :

(5)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan

pembahasan, batasan masalah, metodologi penyelesaian masalah dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi dasar teori tentang watermarking, audio watermarking ,QIM, transformasi wavelet, dan metode analisis yang digunakan.

BAB III ANALISA DAN DESAIN

Bab ini menguraikan analisis terhadap sistem yang akan dibangun dengan tujuan memahami dengan jelas proses yang dilakukan pada sistem tersebut. Meliputi tujuan dan analisis kebutuhan sistem, perancangan, dan proses aliran data.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan hasil implementasi dan pengujian perangkat lunak, hasil uji coba dan analisis kelebihan dan kekurangannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan akhir dan saran terhadap pengembangan dari penelitian Tugas Akhir ini selanjutnya.

(6)

39

5. Penutup

1.1

Kesimpulan

Dari pengujian dan analisis yang dilakukan melalui Tugas Akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Parameter yang mempengaruhi kualitas audio ter-watermark, yang dapat

dilihat dari nilai SNR dan MSE, adalah jumlah bit yang disisipkan dan nilai stepsize yang digunakan. Nilai stepsize yang cukup baik digunakan

adalah 0.005 untuk memperoleh audio ter-watermark yang transparan.

2. Parameter jumlah bit yang disisipkan mempengaruhi BER dari watermark

terekstraksi. Namun nilai stepsize tidak menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap perubahan BER.

3. Berdasarkan pengujian MOS, nilai rata-rata SNR yang menunjukkan audio

ter-watermark yang transparan sebesar 59.389dB. Nilai ini memenuhi

standar unobtrusiveness watermark minimal 35dB.

4. Maksimum payload dari audio ter-watermark adalah sebanyak setengah

dari jumlah sampel penyusun audio yang digunakan sebagai host.

5. Blind Detection dipenuhi dengan penggunaan nilai stepsize dan nilai key

yang sama saat proses penyisipan dan ekstraksi watermark.

6. Dari analisis ketahanan watermark terhadap proses pengolahan sinyal,

khususnya kompresi, disimpulkan bahwa watermarking audio dengan penerapan QIM menggunakan transformasi wavelet tidak cukup

memenuhi syarat untuk digunakan dengan tujuan copyright labeling.

Namun cukup memenuhi persyaratan untuk digunakan dengan tujuan

tamper proofing.

1.2

Saran

Saran yang dapat diajukan untuk pengembangan dan perbaikan Sistem yang telah dibuat

1. Tugas Akhir ini masih bisa dikembangkan untuk hal keamanan watermark

misalnya dengan penerapan proses enkripsi watermark sebelum

disisipkan. Hal ini dapat dilakukan untuk tujuan penerapan QIM dalam proses data hiding.

2. Penerapan skema QIM untuk watermarking menggunakan quantizer yang

lebih banyak, untuk menjamin kualitas audio ter-watermark yang

dihasilkan.

3. Pengembangan metode dengan rumus fungsi kuantisasi yang lebih baik lagi, untuk menjamin BER dari watermark.

4. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa watermark yang dihasilkan

sangat rentan terhadap pengolahan sinyal. Dapat dicari solusi untuk menangani masalah yang mungkin timbul saat audio ter-watermark

mangalami proses pengolahan sinyal tertentu.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(7)

Daftar Pustaka

[1] Brian Chen and Gregory W. Wornell, Quantization Index Modulation: A Class of Provably Good Methods for Digital Watermarking and

Information Embedding, IEEE Transaction On Information Theory, Vol.

47, NO. 4, May 2001

[2] Robi Polikar, Fundamental Concepts and An Overview of the Wavelet

Theory, Dept. of Electrical and Computer Engineering Rowan

University, Glassboro, NJ ,USA

[3] C. Sidney Burrus, R.A. Gopinath, and Haitao Guo, Introduction to

Wavelets and Wavelet Transformations A Primer, Prentice Hall,1996

[4] R,Ochhaj Yulid S, Implementasi Audio Watermarking Menggunakan

Discrete Cosine Transform (DTC), Tugas Akhir, Jurusan Teknik

Informatika, STTTelkom, Bandung, 2006

[5] Liu ,Yi-Wen, AUDIO WATERMARKING THROUGH PARAMETRIC

SIGNAL REPRESENTATIONS, a dissertation submitted to The

Department of Electrical Engineering and The Committee On Graduate Studies of Stanford University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy, 2006

http://ccrma.stanford.edu/~jacobliu/DWM/

[6] Shijun Xiang and Jiwu Huang, Analysis of D/A and A/D Conversions in

Quantization-based Audio Watermarking, International Journal of

Network Security, Vol 3, No 3, PP.230-238, November 2006.

[7] Chun-Shien Lu, Multimedia Security : Steganography and Digital

Watermarking Technique for Protection of Intellectual Property, IDEA

Group Publishing 2005

[8] J. J. Chae and B. S. Manjunath, A Robust Embedded Data from Wavelet

Coefficients, Department of Electrical and Computer Engineering

University of California, Santa Barbara, USA

[9] Nadeljko Cvejic ,ALGORITHMS FOR AUDIO WATERMARKING AND

STEGANOGRAPHY, Department of Electrical and Information

Engineering, Information Processing Laboratory,University of Oulu,2004

[10] Christine I. Podilchuk and Edward J. Delp, Digital Watermarking:

Algorithms and Application,IEEE Signal Processing Magazine, July 2001

[11] Aisyah, Siti. “Implementasi Audio Watermarking Menggunakan Fast

Fourier Transform (FFT)”, Bandung: Tugas Akhir. Jurusan Teknik

Informatika. STT Telkom. 2004.

[12] Supangkat, H Suhono dan Juanda Kuspiyanto. Watermarking sebagai

Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta pada Data Digital. Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung.2000

[13] Digital Signal Pocessing Laboratory. DSP Practical Module. Jurusan

Teknik Elektro STT Telkom Bandung, 2006.

[14] MATLAB, The Language of Technical Computing, The Math Works 2001 [15] Law, Averil M dan Kelton, W David. Simulation Modeling &

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien korelasi watermark hasil ekstraksi dari citra host yang disisipi watermark dan dikompresi dengan faktor kualitas (Q = 5) .... Nilai koefisien korelasi

Tabel 4.10 Nilai NC (Normalized Correlation) watermark hasil ekstraksi dari citra host yang disisipkan watermark dan dirotasi balik dengan prediksi dari Image Rotasi

Pencarian nilai MSE dihitung menggunakan Persamaan (6), dimana f(i,j) adalah nilai pixel pada citra watermark asli sebelum disisipkan ke video host , F(i,j) adalah nilai pixel

data hasil dari proses ekstraksi watermark yang disisipkan pada file host audio dengan cara menghitung jumlah persentase bit error atau salah dari hasil ekstraksi

Dengan metode ini dilakukan optimasi parameter menggunakan Algoritma Genetika diharapkan watermark yang disisipkan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap

Gambar 8: Ekstraksi dengan video MPEG1 dan citra sisipan yang berbeda Berdasarkan hasil eksperimen terlihat bahwa proses watermark pada video dengan teknik TWD memiliki hasil

Digital watermarking adalah sebuah teknik dimana sebuah informasi disisipkan kedalam sebuat set host-data (citra, video, audio) dengan cara tertentu sehingga informasi

Data watermark kemudian akan disisipkan di bagian frekuensi menengah frame citra (Dwiandiyanta, 2008), untuk menjamin bahwa citra watermark yang disisipkan akan tahan