• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

Triwulan

I

2018

Penyusun:

Penanggung Jawab: Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov.Lampung, Ketua Tim: Kepala Bidang PPA.II, Editor/Desain Grafis: Ahmad Fahmi, Anggota: Agus Ristanto, Eko Nugroho, Edi, Denny Jauhari, Siti Wahyuni,

(2)
(3)
(4)
(5)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………. i

Daftar isi………..……... iii

Daftar Grafik……….. v

Daftar Tabel………... vii

Daftar Gambar………... viii

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL………. 1

A.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)………

1

B. Inflasi………. 3

C. Nilai Tukar Petani……….…… 4

D. Ekspor Impor……….………….. 5

E. Indikator Kesejahteraan……….………... 5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN………... 6

A.

Pendapatan Negara……….

6

B.

Belanja Negara……….

8

C.

Prognosis Realisasi APBN………

10

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD………... 11

A.

Pendapatan Daerah……….

12

B.

Belanja Daerah……….

14

C. Prognosis dan Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun

2018

……….

15

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)………... 16

A.

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian………..

16

B.

Pendapatan Konsolidasian………...

16

C.

Belanja Konsolidasian………

17

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik

Regional……….

17

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH………... 21

A. Hutang Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung Kepada PT.

Sarana Multi Infrastruktur (PT. SMI)………...

21

(6)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung iv

B. Program Gerakan Membangun Desa Saburai Provinsi

(7)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung v

DAFTAR GRAFIK

Grafik I.1. PDRB ADHK dan ADHB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Lampung dan Nasional (yoy) 2015-2018………. 2

Grafik I.2. Share PDRB Lampung Triwulan I 2018……… 2

Grafik I.3. Inflasi Tahunan Lampung dan Nasional………... 3

Grafik I.4. Inflasi Bulanan Lampung dan Nasional……… 3

Grafik I.5. NTP Provinsi di Sumatera Triwulan I 2018……….. 4

Grafik I.6 NTP Per Subsektor Lampung………. 4

Grafik I.7. Ekspor dan Impor Lampung Triwulan I 2018………... 5

Grafik I.8. TPT Lampung 2015-2018………... 5

Grafik II.1. Perkembangan Pajak Penghasilan Triwulan I………. 6

Grafik II.2. Perkembangan Pajak Pertambahan Nilai Triwulan I………….. 7

Graik II.3 Perkembangan Pajak Penjualan Barang Mewah Triwulan I…. 7 Grafik II.4. Perkembangan Pendapatan Cukai Triwulan I………. 7

Grafik II.5. Tren Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Lampung Ta. 2018… 8 Grafik II.6. Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Lampung tahun 2018………... 9

Grafik II.7. Tingkat Kemandirian Satker BLU Provinsi Lampung…………. 9

Grafik III.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018………... 12

Grafik III.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018………... 13

Grafik III.3. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang dipisahkan lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018.. 13

Grafik III.4. Realisasi Penerimaan Dana Transfer Lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018………... 13

Grafik III.5. Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah Lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018………... 14

Grafik III.6. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018…….. 14

Grafik IV.1. Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian di Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2017………. 17

(8)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung vi

Grafik IV.2. Komposisi belanja pemerintah dan investasi pada LO LSKP

Triwulan I 2018……….

19 Grafik IV.3. Komposisi Belanja Pemerintah dan Investasi……….. 20 Grafik IV.4. Kontribusi Belanja Pemerintah dan Investasi pada PDRB

(9)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung vii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2018... 1 Tabel II.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung s.d.

Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018………. 6

Tabel II.2. Pendapatan PNBP dengan Kontribusi Terbesar Triwulan I

pada Provinsi Lampung………...

8 Tabel II.3. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung di

Triwulan IV Tahun 2018……….. 10

Tabel III.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan tahun 2018……… 11 Tabel III.2. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja

Modal Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan I Tahun 2018.. 14 Tabel III.3. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung di

Triwulan IV Tahun 2018……….. 15

Tabel IV.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah

Provinsi Lampung s.d Triwulan I 2018……….. 16

Tabel V.1. Katagori Desa/Kelurahan di Provinsi Lampung berdasarkan

Indeks Kemajuan Desa……… 24

Tabel V.2. Ruang Lingkup Kegiatan Program Gerang Desa Saburai……. 25 Tabel V.3. Perubahan Status Kemajuan Desa tahun 2014 dan 2017

(10)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah

Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018……… 18

Gambar V.1. Kebijakan Pemda Provinsi Lampung dalam Program

(11)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

1

I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

PDRB Provinsi Lampung ditargetkan tumbuh pada kisaran 5.2-5.5% (yoy) dengan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebagai penggerak utama pertumbuhan. Konsumsi LNPRT berpotensi meningkat karena Pilkada. Sementara investasi masih relatif tinggi didukung oleh pembangunan infrastruktur seperti jalan tol Trans Sumatera, realisasi pembangunan pembangkit listrik PLTA Semangka dan PLTBm Gunung Batin Baru. Pembangunan rumah bersubsidi juga masih menggeliat di tahun 2018. Pertumbuhan ekspor diharapkan tetap tinggi seiring dengan stabilnya harga dan perbaikan ekonomi negara tujuan ekspor.

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ekonomi Provinsi Lampung triwulan I-2018 tumbuh 5.16% (yoy) menguat dibandingkan triwulan I-2017 sebesar 5.13% sekaligus menempatkan Lampung di peringkat kedua pertumbuhan tertinggi di Sumatera setelah Sumatera Selatan. PDRB ADHB sebesar Rp.80.80 triliun dan PDRB ADHK mencapai Rp.56.46 triliun. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada triwulan ini didorong oleh:

1. Musim panen di beberapa kabupaten pada Februari dan Maret.

2. Produksi tanaman palawija di Lampung meningkat signifikan dibanding triwulan IV-2017 yaitu kedelai (571%), jagung (139%) dan kacang hijau (106,19%). 3. Realisasi APBN untuk belanja barang naik 22.18% (yoy)

4. Peningkatan penyaluran semen mendorong pertumbuhan sektor konstruksi

Adapun yang menekan laju pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2018 adalah:

1. Banjir di beberapa Kabupaten pada akhir Februari 2018 yang merendam lahan pertanian menyebabkan gagal panen.

2. Curah hujan tinggi pada triwulan I-2018 juga menurunkan hasil perkebunan. 3. Tingginya gelombang laut menyebabkan hasil tangkapan ikan menurun. 4. Kenaikan harga BBM jenis pertamax bulan Februari dan pertalite bulan Maret. 5. Nilai penjualan listrik PLN ke rumah tangga turun 3.42% (q-toq).

6. Jumlah penumpang ASDP, Kereta Api, dan pesawat udara menurun.

Tabel I.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro

dalam APBD Lampung 2018

No. Uraian Target

1 Pertumbuhan Ekonomi 5.2-5.5%

2 Inflasi 4±1%

3 TPT 4-4.5%

4 Pendapatan perkapita Rp.37.5 juta

5 Penduduk miskin 12-13% 6 IPM 70% 7 Indeks Gini 0.33 8 NTP 105 9 Pertumbuhan PMTB 6% 10 Pertumbuhan Ekspor 5%

Sumber: Kebijakan Umum Anggaran Prov. Lampung 2018

(12)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

2

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan komponen PK-LNPRT, PMTB, dan Konsumsi pemerintah. Konsumsi LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 19.28% karena pelaksanaan Pemilihan Gubernur Lampung dan Bupati di Kabupaten Lampung Utara dan Tanggamus yang sudah memasuki masa kampanye. Komponen PMTB juga tumbuh cukup

tinggi didorong oleh berlanjutnya pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Sementara konsumsi pemerintah tumbuh karena kenaikan realisasi belanja pemerintah pusat untuk belanja barang dan belanja bantuan sosial yang mencapai 22,18%(yoy). Jika dilihat dari sumber penciptaan pertumbuhan, komponen PK-RT menyumbang pertumbuhan tertinggi dengan 3.98% diikuti oleh PMTB sebesar 3.63%.

Secara sektoral, sektor pengadaan listrik dan gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 24.67% didorong oleh peningkatan penyaluran gas untuk industri. Kegiatan konstruksi juga tumbuh 11.07% sejalan dengan peningkatan jumlah penyaluran semen yang mencapai 21.99% (yoy). Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan, industri pengolahan berkontribusi tertinggi dengan 1.54%. Dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), perekonomian Lampung tumbuh 6.47% dididorong oleh pertumbuhan PK-RT dan PK LNPRT. PK-RT menguat karena peningkatan konsumsi bahan makanan, pendidikan, dan kesehatan. Meningkatnya pengeluaran pendidikan terutama untuk kursus dan bimbingan belajar dalam rangka persiapan ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi.

Grafik I.1 PDRB ADHK dan ADHB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional

(yoy) 2015-2018

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.2 Share PDRB Lampung Triwulan I 2018

(13)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

3

B. Inflasi

Pengendalian inflasi penting untuk menjaga stabilitas harga barang dan daya beli masyarakat. Selama triwulan I tahun 2018, inflasi di Provinsi Lampung yang terpantau di Kota Bandar Lampung dan Metro masih terkendali sesuai target, meskipun Bandar Lampung sempat mencatat angka inflasi tertinggi dari 82 kota di Indonesia pada bulan Januari 2018. Kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi tertinggi. Pada bulan Januari dan Februari 2018 subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Komoditas beras, cabai merah, cabai rawit, serta bumbu-bumbu memicu inflasi di awal 2018 karena faktor cuaca.

Pasokan beras di pasar berkurang karena belum memasuki masa panen serta pengaruh curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir dan gagal panen di beberapa daerah. memicu kenaikan harga. Kenaikan harga pertamax di bulan Februari 2018 serta pertalite di bulan Maret 2018 juga memicu terjadinya inflasi pada triwulan I 2018. Di akhir triwulan I 2018 harga ayam ras dan ayam kampung naik karena tingginya permintaan pada perayaan imlek.

Pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2018 diproyeksikan akan lebih baik dibanding triwulan I-2018 didorong oleh peningkatan PK-RT dan PK-LNPRT. Konsumsi rumah tangga meningkat pada momen ramadhan, lebaran, dan libur sekolah. Sementara PK-LNPRT meningkat karena aktivitas pilkada. Sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor diperkirakan akan tumbuh tinggi sejalan dengan menguatnya konsumsi rumah tangga pada hari raya.

Grafik I.4 Inflasi Bulanan Lampung dan Nasional

Sumber: BPS Lampung, diolah

Grafik I.3 Inflasi Tahunan Lampung dan Nasional

(14)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

4

C. Nilai Tukar Petani

Pemantauan terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Lampung penting dilakukan mengingat data statistik Agustus 2017 mencatat bahwa 45,94 persen penduduk yang bekerja di Provinsi Lampung berkecimpung di sektor pertanian. NTP Provinsi Lampung sepanjang triwulan I tahun 2018 relatif stabil dikisaran 105. Angka ini juga

melanjutkan tren NTP Lampung yang selalu berada di posisi teratas di regional Sumatera dan selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata NTP Nasional.

Apabila dilihat per subsektor, selama triwulan I-2018 subsektor padi dan palawija; subsektor peternakan; dan

subsektor perikanan tangkap selalu mengalami surplus dimana NTP>100. Namun untuk subsektor hortikultura; subsektor perkebunan rakyat; dan subsektor

Kenaikan harga pertalite masih akan memiliki andil inflasi di awal triwulan II. Namun demikian turunnya harga kelompok bahan makanan terutama beras dan cabai serta bumbu-bumbu yang meningkat pasokannya karena memasuki masa panen justru akan mendorong deflasi di bulan April. Kenaikan IHK diperkirakan terjadi di bulan Mei dan Juni saat festive season, yaitu bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Tingginya permintaan rentan membuat harga barang naik terutama untuk komditas bumbu-bumbu, daging, dan ayam. Untuk menstabilkan harga menghadapi festive season, pemerintah daerah harus menjaga pasokan barang untuk menjamin ketersediaan di pasar. Perlu juga kerjasama Tim Pengendali Inflasi Daerah dengan Kepolisian Daerah untuk memastikan distribusi barang tetap lancar. Informasi yang akurat terkait pasokan barang kebutuhan pokok selama ramadhan dan lebaran juga harus sampai ke masyarakat sehingga tidak ada aksi panic buying yang memicu kenaikan harga.

Grafik 1.5 NTP Provinsi di Sumatera Triwulan I 2018

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.6 NTP Per Subsektor Lampung

(15)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

5

perikanan budidaya mengalami defisit yang berarti kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani pada subsektor ini lebih kecil dari pengeluarannya. Bisa dikatakan mereka justru nombok sepanjang triwulan I 2018.

D. Ekspor Impor

Pada triwulan I-2018, neraca perdagangan Provinsi Lampung mencatat nilai ekspor US$890.98 juta dan impor sebesar US$ 619.99 juta sehingga terjadi surplus senilai US$270.99 juta. Golongan barang utama ekspor Lampung adalah lemak dan minyak hewan/nabati dan batu bara. Negara tujuan utama ekspor adalah India, Tiongkok, dan Iran. Adapun impor terbesar adalah kelompok migas dengan Negara utama impor Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Iran.

E. Indikator Kesejahteraan E.1 Kondisi Ketenagakerjaan

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Lampung pada periode Februari 2018 turun sebesar 0.1 poin menjadi 4.33% dibandingkan pada Februari 2017. Namun jika dihitung secara absolut, jumlah pengangguran justru bertambah 309.2 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2017. Hal ini karena jumlah TPAK Provinsi

Lampung meningkat sebagai imbas dari bonus demografi sejak 2014 serta turunnya jumlah penduduk bukan angkatan kerja.

Provinsi Lampung dapat memanfaatkan momentum depresiasi rupiah untuk meningkatkan ekspor pada triwulan II-2018. Ekspor komoditas gula, produk perikanan, dan udang serta olahan buah diperkirakan makin membaik seiring perbaikan ekonomi dan masih tingginya permintaan dari negara utama tujuan ekspor seperti Amerika.

Grafik I.8 TPT Lampung 2015-2018

3.44 5.14 4.54 4.62 4.43 4.33 4.33 0 1 2 3 4 5 6

Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb

2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Prov. Lampung

Grafik I.7 Ekspor dan Impor Lampung Triwulan I, 2018

(16)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

6

II. PERKEMBANGAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Penerimaan perpajakan pada tahun 2018 masih menjadi sumber utama pendapatan negara di Provinsi Lampung dengan kontribusi 88,86% dari total pendapatan yaitu sebesar Rp1,27 triliun. Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak hanya memberikan kontribusi 11,14% sebesar Rp158,76 miliar.

Sampai dengan triwulan I 2018, defisit APBN di lingkup Provinsi Lampung menyempit 2,19% menjadi Rp4,16 triliun dari Rp4,25 triliun pada triwulan I 2017. Menurunnya defisit tersebut didorong dari sisi pengeluaran dimana dana transfer turun 7,16% atau Rp400,41 miliar karena melorotnya DBH SDA.

A. Pendapatan Negara

Penerimaan pemerintah pusat di Provinsi Lampung pada Triwulan I 2018 mencapai Rp1,42 tirliun, meningkat tipis 6,32% dibandingkan triwulan I 2017. Hal ini disebabkan diterapkannya penegakan hukum setelah program Tax Amnesty, cukup mampu untuk menikatkan pendapatan perpajakan pada triwulan I 2018.

a). Pajak Penghasilan (PPh)

Penerimaan PPh pada triwulan I 2018 terus meningkat mencapai Rp751,47 miliar. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan pembayaran final oleh sektor lembaga keuangan (perbankan).

Ditambah lagi, pada triwulan I 2018, adanya peningkatan PPh pasal 21 dan PPh pasal 25/29 terkait SPT Tahunan. Penerimaan PPh Triwulan I 2018 (Rp751,47 miliar) merupakan penerimaan tertinggi sepanjang 4 tahun terakhir pada triwulan yang sama.

502,50 534,23 680,79 751,47 -100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 2015 2016 2017 2018 Dalam Miliar Rupiah

Grafik II.1. Perkembangan Pajak Penghasilan Triwulan I

PPh

Sumber : Data Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 7,913.14 1,339.98 10,934.14 1,424.69

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 7,913.14 1,339.98 10,934.14 1,424.69 1. Penerimaan Pajak 7,463.92 1,223.41 10,443.04 1,265.94 2. PNBP 449.22 116.56 491.10 158.76 II. HIBAH - - -

-B. BELANJA NEGARA 30,886.55 6,823.31 32,137.23 6,910.30

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 7,931.57 1,228.22 9,619.54 1,323.54

1. Belanja Pegawai 3,131.89 594.00 3,312.09 588.53 2. Belanja Barang 2,996.88 362.19 3,736.71 451.65 3. Belanja Modal 1,755.50 271.81 2,551.68 281.55 4. Belanja Bantuan Sosial 47.30 0.22 19.06 1.81 5. Belanja Lain-Lain

II. BELANJA KE DAERAH DAN DANA DESA 22,954.98 5,595.10 22,517.69 5,586.76

1. Transfer Ke Daerah 20,997.49 5,595.10 20,429.29 5,194.69 a. Dana Perimbangan 20,789.06 5,464.63 20,152.04 5,082.31 1) Dana Alokasi Umum 12,842.09 4,313.04 12,891.53 4,297.18 2) Dana Bagi Hasil 1,669.96 261.21 797.40 138.62 3) Dana Alokasi Khusus Fisik 2,565.85 - 2,565.85 4) Dana Alokasi Khusus Non Fisik 3,711.17 890.39 3,897.27 646.52 b. Dana Transfer Lainnya 208.43 130.46 277.25 112.38

2. Dana Desa 1,957.49 - 2,088.40 392.08 Surplus / Defisit (15,041.84) (4,255.12) (11,583.55) (4,162.07)

Sumber : LKPP Kanw il DJPb Prov.Lampung, Aplikasi SIMTRADA, Aplikasi MEBE Data Kanw il DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

Tabel II.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018

Tahun 2017 Tahun 2018 Uraian

(17)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 7 (10.000) (8.000) (6.000) (4.000) (2.000) -2.000 4.000 6.000 2015 2016 2017 2018 504 566 4.200 (8.763) Ju ta R u p ia h

Grafik II. 3. Perkembangan Pajak Penjualan Barang Mewah Triwulan I

PPnBM

Sumber : Data Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

Hal ini terindikasi sudah semakin baik kinerja yang dilaksanakan oleh petugas pajak, dengan memberikan himbauan penyampaian SPT Tahunan dan pengawasan pembayaran masa. Walaupun kinerja ini dapat ditingkatkan lagi, dikarenakan sampai dengan 31 Maret 2018, realiasi baru maencapai 11,04% dari target yang hendak dicapai pada tahun 2018.

b). Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan PPN sampai Triwulan I 2018, menurun 6,15% dibandingkan triwulan I 2017 menjadi Rp490,43 miliar. Penurunan di awal tahun yang terjadi pada tahun ini memberikan sinyal kurang baik bagi pencapaian target PPN. Hal ini disebabkan pembayaran di sektor perdagangan khususnya hasil bumi belum secara maksimal ditingkatkan. Masih menjadi tugas bagi pemerintah dalam menggali potensi pajak yang ada khususnya dalam potensi pedagang pengumpul.

c). Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Penerimaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di Provinsi Lampung mengalami penurunan yang sangat signifikan pada triwulan I 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2017 pada triwulan yang sama. Pada tahun 2017 mencapai Rp4,2 miliar, sedangkan pada

tahun 2018 malah mengalami minus sebesar Rp8,7 miliar. Hal ini ternyata disebabkan oleh kesalahan setoran terkait PPN oleh wajib pajak pada tahun 2017 dan telah dikoreksi sehingga angkanya minus Rp8,7 miliar.

d). Penerimaan Cukai

Pendapatan Cukai pada triwulan I 2018 sebesar Rp152 juta, lebih tinggi 12,41% dibandingkan tahun 2017 pada triwulan yang sama yang hanya mencapai Rp135 juta. Tidak

391,20 446,49 522,55 490,43 -100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 2015 2016 2017 2018 Dalam Miliar Rupiah

Grafik II.2 Perkembangan Pajak Pertambahan Nilai Triwulan I

PPN

Sumber : Data Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

-200 400 600 2015 2016 2017 2018 577 180 135 152 Jut a R upi ah

Grafik II.4. Perkembangan Pendapatan Cukai Triwulan I

Cukai

(18)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

8

terlalu berbeda dengan penerimaan cukai pada tahun-tahun sebelumnya, penerimaan cukai meliputi Penerimaan Cukai Tembakau, Penerimaan Administrasi Cukai, Cukai Ethyl Alkohol dan Penerimaan Cukai Lainnya.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Sampai dengan akhir triwulan I 2018, Pendapatan PNBP untuk Provinsi Lampung sebesar Rp158,76 miliar, meningkat 36,2% dibandingkan pada tahun 2017 di triwulan yang sama sebesar Rp116,56 miliar. Berikut adalah PNBP yang berkontribusi tertinggi atas Penerimaan PNBP lingkup Provinsi Lampung.

a. Penerimaan PNBP Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan

Pada Triwulan I Tahun 2018, Pendapatan PNBP yang memberikan kontribusi terbesar di wilayah Provinsi Lampung adalah Pendapat-an Jasa PelayPendapat-anPendapat-an Pen-didikan. Kontribusi yang

diberikan sebesar Rp34,50 miliar atau 21,73%. Pada tahun sebelumnya jasa ini menempati urutan kedua dalam memberikan kontribusi sebesar Rp21,77 miliar atau 18,5%.

b. Penerimaan PNBP Pendapatan Biaya Pendidikan

Pendapatan Biaya Pendidikan pada triwulan I 2018 menempati urutan kedua dalam memberikan kontribusinya terhadapat penerimaan PNBP sebesar Rp25,88 miliar atau 16,3%. Pendapatan ini pada tahun sebelumnya menempati urutan ketiga dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan PNBP sebesar Rp16,15 miliar atau 13,71% dan dimasukkan ke dalam pendapatan Uang Pendidikan.

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan triwulan I 2018 mencapai Rp1.32 triliun, meningkat 7,76% dibandingkan tahun 2016 (Rp1.23 triliun).

Kontribusi % Kontribusi % Jasa Pelayanan Pendidikan 424112 34,50 21,73% 21,77 18,48% Biaya Pendidikan 425412 25,88 16,30% 16,15 13,71% Jasa Kepelabuhan 425513 11,29 7,11% 22,40 19,03 Pendapatan BPKB 425265 11,03 6,95% 9,60 8,15% Pendapatan STNK 425263 10,27 6,47% 14,80 12,57

Tabel II.2. Pendapatan PNBP Dengan Kontribusi Terbesar Triwulan I pada Provinsi Lampung

Sumber : OM SPAN (data diolah) Akun Miliar Rupiah 2018 2017 Penerimaan PNBP 169 375 589 48 201 452 79 202 282 2 2 2 -100 200 300 400 500 600 700

Januari Feb Maret

M ili ar R upi ah

II.5. Tren Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Lampung Tahun 2018

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

(19)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

9

Kenaikan realisasi belanja barang (24,7%), belanja modal (3,58%) dan Belanja bantuan sosial (718%) yang menyebabkan kenaikan realisasi agregat tersebut. Namun demikian, realisasi belanja modal yang selalu diharapkan lebih baik penyerapannya, hanya menyerap 11,03% dari pagu belanja modal dan kenaikkannya hanya 3,58 dari tahun sebelumnya pada triwulan yang sama.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa hingga akhir bulan Maret 2018 di Provinsi Lampung telah terealisasi sebesar Rp5,47 triliun atau 24,51%. Tren realisasi perbulan yang terjadi terlihat bahwa Dana Insentif Daerah (DID) baru terealisasi di Maret sebesar 40,53% dan Dana Bagi Hasil (DBH) meningkat setiap bulannya sesuai dengan pendapatan real

bagi daerahnya. Begitu pula dengan DAK Non Fisik terealisasi di kisaran Rp300 miliar. DAK Fisik pada triwulan I belum dijadwalkan untuk direalisasikan, sedangkan Dana Desa sudah terealisasi 13,16%.

3. Pengelolaan BLU

Di wilayah Provinsi Lampung terdapat 5 (lima) satker BLU yaitu Universitas Lampung, Poltekes Tanjung Karang, IAIN Raden

Inten, dan Baristrand Lampung.

Dillihat dari ketersediaan dana yang bersumber dari BLU pada tahun 2018, Universitas Lampung memiliki kemandirian tertinggi sebesar 47% dibandingkan dengan satker BLU lainnya, walaupun mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya yang mencapai 53,71%. Satker BLU dengan kemandirian terendah adalah Satker Bandar Udara Radin Inten Lampung yang hanya mencapai 25,08% meningkat dibandingkan 2017 yang hanya mencapai 24.89%.

4. Manajemen Investasi Pusat.

Pemerintah Pusat menggunakan instrumen pembiayaan berupa Kredit Program dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Usaha Mikro (UMi) untuk pengembangan

Januari Februari Maret Dana Insentif Daerah 0,00% 0,00% 40,53% Transfer DBH 0,20% 7,69% 9,50% Transfer DAU 16,64% 8,36% 8,33% DAK Non Fisik 0,00% 8,55% 8,04% DAK Fisik 0,00% 0,00% 0,00% Dana Desa 0,00% 5,62% 7,54% 0,00% 0,00% 40,53% 16,64% 8,36% 8,33% 0,00% 5,62% 7,54% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%

II.6. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Lampung Tahun 2018

Sumber : Aplikasi SIMTRADA, Aplikasi MEBE (data diolah) Sumber : Aplikasi MEBE (data diolah)

22,34 6,40 26,16 45,11 271,86 67,41 8,79 57,79 111,20 234,26 35,01 6,73 24,57 53,91 210,00 104,60 10,66 69,73 141,72 236,81 24,89% 42,13% 31,16% 28,86% 53,71% 25,08% 38,70% 26,06% 27,56% 47,00% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% -50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 Bandar Udara Radin Inten Lampung Baristrand Industri Lampung Politeknik Kesehatan Tanjung Karang UIN Raden Intan Bandar Lampung Universitas Lampung M ili ar R up ia h

Grafik II.7. Tingkat Kemandirian Satker BLU Provinsi Lampung

2017 BLU 2017 RM 2018 BLU 2018 RM 2018 Kemandirian 2017 Kemandirian

(20)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

10

UMKM dan Penerusan Pinjaman (SLA). Per 31 Maret 2018, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BPD Lampung,dan Bank BRI Syariah telah menyalurkan KUR di Provinsi Lampung untuk usaha Mikro sebanyak Rp95,39 untuk 5.355 debitur, Usaha Ritel sebesar Rp215,65 miliar untuk 1.963 debitur, usaha TKI sebesar Rp6,35 miliar untuk 355 debitur. Melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank di Provinsi Lampung telah disalurkan Usaha Mikro (UMi) sebesar Rp1,52 miliar untuk 243 debitur.

Penerusan Pinjaman yang telah disalurkan untuk Pemerintah Daerah dan BUMN, masih terdapat 5 (lima) debitur yang masih diwajibkan melakukan rekonsiliasi posisi 31 Desember 2017, dengan nilai Rp36,85 miliar. Kelima Debitur itu yaitu PDAM Kab. Tanggamus, PDAM Kab. Lampung Barat dan Pemkab Lampung Tengah dengan status menunggu Surat Keputusan telah Lunas (Tagihan Rp0,-), sedangkan PDAM Lampung Tengah dengan tagihan Rp15,75 miliar dan PDAM Lampung Utara dengan tagihan Rp21,10 miliar.

C. Prognosis Realisasi APBN

Prognosis realisasi Triwulan II sampai dengan triwulan IV 2018, menggunakan tren realisasi APBN yang terjadi selama 5 tahun, mulai tahun 2012 sampai dengan 2018. Komponen yang diprognosis adalah Penerimaan Perpajakan, PNBP, Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Pegawai dan Transfer ke daerah dan Dana Desa.

Dengan melihat tren realisasi APBN dari tahun 2012 hingga 2017, perkiraan penda-patan yang terdiri dari pendapatan perpajakan dan PNBP ditetapkan oleh pemerintah masih tinggi dibandingkan

kemampuan daerah tersebut, sehingga realisasi yang dicapai pada tahun 2018 sampai dengan akhir triwulan IV kemungkinan besar hanya mencapai 84,54%. Pendapatan negara diperkirakan menurun 5,94% di dorong oleh penurunan pendapatan pajak. Dari sisi pengeluaran, belanja negara diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,30% didorong oleh tren realisasi belanja barang yang tidak mencapai 90%, kecuali di tahun 2017 yang mencapai 93,62%.

Rp % Rp % PENDAPATAN NEGARA 10,939,228,343,289 1,424,692,424,104 13.02% 9,288,961,519,774 84.91% - Penerimaan Pajak 10,443,036,961,000 1,265,935,887,300 12.12% 8,469,302,975,371 81.10% - PNBP 496,191,382,289 158,756,536,804 32.00% 819,658,544,403 165.19% BELANJA NEGARA 27,482,977,044,000 6,518,226,246,269 23.72% 25,344,054,128,632 92.22% - Belanja Pegawai 3,312,090,032,000 588,528,999,729 17.77% 3,218,357,884,094 97.17% - Belanja Barang 3,736,708,330,000 451,654,531,492 12.09% 3,344,353,955,350 89.50% - Belanja Modal 2,551,683,101,000 281,548,103,430 11.03% 2,380,465,164,923 93.29% - Belanja Bansos 19,057,300,000 1,809,000,000 9.49% 18,317,876,760 96.12% - Transfer Ke daerah

dan Dana Desa 17,863,438,281,000 5,194,685,611,618 29.08% 16,382,559,247,505 91.71% DEFISIT (17,039,940,083,000) (5,252,290,358,969) (16,874,751,153,261) Sumber : Data Kanwil PajakBengkulu Lampung, Aplikasi MEBE, Aplikasi SIMTRADA,

LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah)

Realisasi Triwulan I Tahun 2018 PAGU 2018

Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Tahun 2018 Uraian

Tabel II.3. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung di Triwulan IV Tahun 2018

(21)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 11

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELKSANAAN APBD

APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Sasaran dalam APBD harus sesuai dengan fungsi belanja, standar pelayanan yang diharapkan, dan perkiraan biaya kegiatan yang dibutuhkan.

Tabel III.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pendapatan 27.118.939.967.284 5.585.278.453.811 27.832.471.732.859 4.755.539.094.320

PAD 4.473.472.608.160 547.688.252.353 5.205.614.138.663 749.955.870.920

Pajak daerah 3.217.674.184.035 383.428.853.243 3.818.973.428.656 602.202.730.349

Retribusi daerah 163.532.804.864 13.262.362.726 131.778.160.794 16.628.804.808

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 90.867.739.801 2.758.464.851 84.346.108.195 3.906.597.785

Lain-lain PAD yang sah 1.001.397.879.461 148.238.571.532 1.170.516.441.017 127.217.737.979

Dana Perimbangan 19.212.552.061.029 4.775.342.360.846 18.675.135.819.665 3.624.314.034.183

DBH 827.794.664.730 193.599.037.416 782.861.604.615 82.459.171.400

DAU 13.081.687.970.092 3.840.492.948.000 11.941.751.562.000 3.146.803.665.160

DAK 5.303.069.426.207 741.250.375.430 5.950.522.653.050 395.051.197.623

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.432.915.298.095 262.247.840.613 3.951.721.774.531 381.269.189.217

Hibah 77.242.685.925 26.488.798.251 496.126.911.979 27.943.290.000

Dana darurat 0 0 0 0

Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 1.255.482.568.920 100.769.760.218 1.292.236.126.538 16.371.094.960 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 1.553.787.703.000 83.717.273.000 1.444.649.843.000 217.431.347.800

DID 7.500.000.000 0 0 0

Dana Desa 75.378.990.000 0 74.834.650.000 14.941.631.200

Bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 0 0 18.000.000.000 0

Lain-lain 463.523.350.250 51.272.009.144 625.874.243.014 104.581.825.257

Belanja 28.607.032.357.281 3.003.252.414.688 29.583.111.735.298 2.846.417.885.729 Belanja Tidak Langsung 15.878.540.191.771 2.182.956.173.867 16.391.088.894.819 2.089.548.035.988

Belanja Pegawai 9.733.490.562.503 1.768.343.456.296 9.875.010.235.561 1.637.981.390.022

Belanja Bunga 30.699.630.000 3.832.186.573 61.563.333.333 4.729.432.892

Belanja Subsidi 2.000.000.000 1.521.825.000 4.744.844.438 463.000.000

Belanja Hibah 2.000.942.588.872 267.153.608.500 1.940.655.874.630 416.142.047.654

Belanja Bantuan sosial 46.601.040.000 160.000.000 65.689.948.400 1.953.500.000

Belanja Bagi hasil kpd Prov/Kab/dan Pemdes 1.199.879.755.190 132.524.980.259 1.485.458.375.425 11.066.758.763 Belanja Bantuan keuangan kpd Prov/Kab/dan Pemdes 2.808.458.606.820 6.630.385.000 2.696.519.457.072 15.420.572.649

Belanja Bantuan Keuangan kpd Partai Politik 1.989.351.030 0 240.329.448.057 0

Belanja tidak terduga 54.478.657.356 2.789.732.239 21.117.377.904 1.791.334.008

Belanja Langsung 12.728.492.165.510 820.296.240.821 13.192.022.840.479 756.869.849.741

Belanja Pegawai 1.449.494.968.670 191.551.620.060 807.491.458.449 98.891.635.369

Belanja Barang dan jasa 4.924.383.002.986 375.003.767.995 5.940.398.806.549 447.942.550.254

Belanja Modal 6.354.614.193.855 253.740.852.766 6.444.132.575.481 210.035.664.118

Surplus/(Defisit) (1.488.092.389.997) 2.582.026.039.124 (1.750.640.002.440) 1.909.121.208.591 Pembiayaan Netto 967.924.929.470 312.712.920.740 1.464.972.378.063 137.319.411.448 Penerimaan Pembiayaan 1.095.877.997.374 334.435.053.204 1.652.294.378.063 152.191.192.048

SiLPA TA sebelumnya 657.927.997.374 334.435.053.204 477.783.378.063 112.258.542.748

Pencairan dana cadangan 0 0 0 0

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 0 0

Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah 437.950.000.000 0 1.164.511.000.000 39.932.649.300

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0 0 10.000.000.000 0

Pengeluaran Pembiayaan 127.953.067.904 21.722.132.464 187.322.000.000 14.871.780.600

Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0

Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 68.000.000.000 4.500.000.000 88.160.000.000 8.831.500.000

Pembayaran Pokok Utang 59.953.067.904 17.222.132.464 99.162.000.000 6.040.280.600

Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0

Pembayaran Kegiatan Lanjutan 0 0 0 0

Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 0 0 0 0

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (520.167.460.527) 2.894.738.959.864 (285.667.624.377) 2.046.440.620.040

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

Sumber : LRA TA 2018 Pemda se-Provinsi Lampung

Berdasarkan tabel tersebut realisasi pendapatan APBD sampai dengan triwulan I 2018 adalah Rp4,7 triliun meningkat dibanding dengan periode triwulan I 2017. Pendapatan Daerah terdiri dari PAD (Rp749 milyar) Dana Perimbangan (Rp3,6 triliun) dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah (Rp381 milyar). Pendapatan Pemda di Provinsi Lampung masih didominasi pendapatan transfer dari pemerintah pusat. Dapat disimpulkan bahwa ketergantungan Pemda terhadap dana transfer dari pemerintah pusat masih tinggi. Surplus APBD semester I 2018 lingkup Provinsi Lampung mengalami penurunan Rp1,90 triliun dari Rp2,58 triliun pada semester I 2017. Penurunan tersebut akibat

(22)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 12

rendahnya realisasi belanja triwulan I 2018 (Rp2,84 triliun) dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2017 (Rp3,00 triliun). Realisasi belanja modal triwulan I 2018 (Rp210,03 milyar) menurun bila dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2017 (Rp253,74 milyar). Penurunan tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemda karena bisa berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Lampung.

A. Pendapatan Daerah

Penerimaan pemerintah daerah di Provinsi Lampung pada triwulan I 2018

mencapai Rp4,75 triliun, menurun bila dibandingkan dengan penerimaan

triwulan I 2017 yang mencapai Rp5,58 triliun. Penerimaan dana transfer

turun hingga -Rp1,15 triliun akibat turunnya DBH, DAU dan DAK.

Sedangkan penerimaan Pemda diluar dana transfer mengalami kenaikan

yaitu PAD naik sebesar Rp202,26 milyar dan Lain-lain pendapatan daerah

yang sah naik sebesar Rp119,02 milyar. Pene-rimaan pajak daerah triwulan

I 2018 mengalami kenaikan yang signifikan (77,94%) dibandingkan dengan

triwulan I 2017.

1. Pendapatan Asli Daerah

a. Penerimaan Pajak Daerah

Berdasarkan grafik tersebut realisasi pajak daerah Pemprov Lampung menduduki peringkat teratas di Provinsi Lampung. Sampai dengan triwulan I 2018 realisasi pajak daerah Provinsi Lampung telah mencapai Rp602,2 milyar. Realisasi tersebut meningkat bila dibandingkan dengan periode triwulan I 2017 yang hanya Rp383,4 milyar. Pemprov Lampung menduduki urutan pertama dalam merealisasikan penerimaan pajak daerah (Rp467,8 milyar) disusul Kota Bandar Lampung (Rp79,9 milyar).

(23)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 13

Penerimaan retribusi daerah lingkup Provinsi Lampung adalah :

Pendapatan retribusi merupakan salah satu komponen PAD. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar namun realisasi yang dicapai dalam dua tahun terakhir menggambarkan progres Pemda dalam menggali potensi penerimaan daerah. Kota Bandar Lampung (Rp7,1,- milyar) merupakan salah satu pemda dengan realisasi retribusi tertinggi di Provinsi Lampung, disusul Kabupaten Lampung Selatan (Rp1,8 milyar) dan Pemprov Lampung (Rp1,3 milyar).

c. Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Realisasi penerimaan dari hasil kekayaan daerah yang dipisah-kan sampai dengan triwulan I 2018 adalah Rp3,9 milyar. Sampai dengan triwulan I 2018 baru Kota Bandar Lampung yang berhasil merealisasikan sebesar Rp3,9 milyar.

2. Pendapatan Transfer

Komposisi penerimaan dana perimbangan semester I 2018 didominasi oleh Dana Alokasi Umum (Rp3,1 triliun), Dana Alokasi Khusus (Rp395 milyar) dan Dana Bagi Hasil (Rp82,4 milyar). DAK mendapat porsi yang signifikan sejalan dengan kebijakan transfer berbasis kinerja dimana penyaluran dana disesuaikan dengan perkembangan pelaksanaannya. Realisasi penyaluran DAK semakin membaik

(24)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 14

setelah adanya perubahan mekanisme penyaluran DAK (khususnya DAK Fisik) yang penyalurannya melalui KPPN di daerah. Perubahan penyaluran DAK (khususnya DAK Fisik) berdampak pada percepatan penyaluran DAK, khususnya di Provinsi Lampung. Kontribusi dana transfer terhadap pendapatan daerah di wilayah Provinsi Lampung masih diatas 50% kecuali Pemprov Lampung (37%), hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah daerah masih sangat tergantung dengan dana transfer dalam mendanai APBD-nya.

3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Kontribusi terbesar agregat Lain-lain pendapatan yang sah berasal dari dana penyesuaian dan otono-mi khusus sebesar Rp217,4 milyar. Secara keseluruhan, realisasi lain-lain pendapatan yang sah semester I 2018 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2017.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Tabel III.2 Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan I Tahun 2018

Jenis Belanja Pagu 2018 Triwulan I 2018 Realisasi s.d s.d Triwulan Realisasi I 2018 (%) Realisasi s.d Triwulan I 2017 Realisasi (%) Belanja Pegawai 807.491.458.449 98.891.635.369 12,25% 191.551.620.060 -48,37% Belanja Barang 5.940.398.806.549 447.942.550.254 7,54% 375.003.767.995 19,45% Belanja Modal 6.444.132.575.481 210.035.664.118 3,26% 253.740.852.766 -17,22%

Sumber : LRA Pemda se-Provinsi Lampung

Realisasi belanja pegawai triwulan I 2018 menurun hingga -48,37% bila dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2017. Demikian juga belanja

(25)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 15

modal triwulan I 2018 juga menurun -17,22% di-bandingkan dengan realisasi triwulan I 2017. Penurunan tersebut akibat rendahnya penyerapan belanja modal pada triwulan I 2018. Realisasi belanja barang triwulan I 2018 naik bila dibandingkan dengan triwulan I 2017 yaitu 19,45%. Sampai dengan triwulan I 2018 pemda dengan tingkat serapan tertinggi adalah Pemkot Bandar Lampung disusul Pemprov Lampung.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

APBD wilayah Provinsi Lampung digunakan untuk membiayai empat puluh enam urusan antara lain urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, dan lain lain. Secara agregat, urusan pendidikan mendapatkan alokasi 31,32%, urusan keuangan 20,57%, urusan pemerintahan umum 13,63%, urusan kesehatan 10,00%, urusan perumahan 4,78%, urusan pekerjaan umum 3,30% dari total APBD. Sedangkan urusan pertanian hanya mendapat alokasi 1,88% dari total APBD. Dilihat dari klasifikasi urusan, kebijakan pemerintah daerah wilayah Provinsi Lampung lebih menitikberatkan pada pelayanan masyarakat, pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur untuk menunjang perekonomian di wilayah Provinsi Lampung.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun Anggaran 2018

Dalam melakukan perkiraan realisasi APBD wilayah Provinsi Lampung telah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, perkembangan indikator ekonomi makro dan kebijakan fiskal yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Perkiraan realisasi APBD sampai dengan triwulan IV 2018 adalah sebagai berikut :

Dengan memperhitungkan rata-rata persentase penam-bahan realisasi dari triwulan I hingga akhir tahun sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 pada masing-masing jenis pendapatan, realisasi pendapatan pada akhir tahun 2018 diperkirakan akan mencapai ±Rp25,86 triliun. Realisasi belanja diproyeksikan pada akhir tahun 2018 mencapai ±Rp25,95 triliun.

Rp % Rp % PENDAPATAN 27.832.471.732.859 4.755.539.094.320 17,09% 25.855.060.988.126 94,04% BELANJA 29.583.111.735.298 2.846.417.885.729 9,62% 25.948.673.263.746 87,71% DEFISIT (1.750.640.002.440) 1.909.121.208.591 (93.612.275.620)

Tabel III.3. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan IV Tahun 2018

Dalam Rupiah

(26)

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

16

IV.PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) disusun berdasarkan konsolidasi antara Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu. pada LKPK Triwulan I 2018 Tingkat Wilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung terlihta dalam tabel dibawah ini

:

Tabel IV.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian

Tingkat Wilayah Provinsi Lampung s.d. Triwulan I 2018 2017 Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi Pendapatan Negara 7,283,554,199,877 4,762,329,565,080 8,151,384,759,152 264.84% 2,234,263,540,428 Pendapatan Perpajakan 1,538,033,798,455 608,094,095,463 2,146,127,893,918 15.68% 1,855,291,017,733 Pendapatan Bukan Pajak 5,745,520,401,422 255,451,438,602 5,984,887,542,829 1597.92% 352,483,724,444 Hibah - - -100.00% 26,488,798,251 Transfer* - 3,898,784,031,015 20,369,322,405 100.00% -Belanja Negara 6,910,311,013,471 2,975,109,386,196 6,007,005,691,057 45.27% 4,135,197,417,219 Belanja Pemerintah 1,323,547,148,853 2,905,347,044,623 4,228,894,193,476 2.43% 4,128,602,267,219 Transfer* 5,586,763,864,618 69,762,341,573 1,778,111,497,581 26860.90% 6,595,150,000 Surplus/(Defisit) 373,243,186,406 1,787,220,178,884 2,144,379,068,095 -3.74% 2,227,668,390,428 Pembiayaan - 137,319,411,449 137,319,411,449 -40.55% 230,994,527,312 Penerimaan Pembiayaan Daerah - 152,191,192,049 152,191,192,049 -39.42% 251,216,659,776 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 14,871,780,600 14,871,780,600 -26.46% 20,222,132,464 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan

Anggaran 373,243,186,406 1,924,539,590,333 2,297,782,776,739 -6.54% 2,458,662,917,740

Uraian 2018

*

) Seluruh pengeluaran transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dg penerimaan transfer Pemerintah Dearah untuk 2017

Sedangkan tahun 2018 termasuka dana transfer dan dana dropping transfer. Sumber : LKPK Kanwil DPJb Provinsi Lampung

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintah Umum (General Government Revenue) atau Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi). Berdasarkan grafik IV.1., Pendapatan Konsolidasian pada triwulan I tahun 2018 mencapai Rp.8,15 triliun. Terdiri dari Pendapatan Perpajakan Rp.2,15 triliun (26,33% dari total pendapatan), Pendapatan Bukan Pajak termasuk dan dropping transfer sebesar Rp.5,98 triliun (73,42% dari total pendapatan). Pendapatan Konsolidasian Triwulan I 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp.5,92 triliun atau 264,84% dibandingkan dengan tiwulan I 2017 sebesar Rp.2,23 triliun.

(27)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

17

Dengan mengeliminasi penerimaan transfer Pemda dengan pengeluaran transfer Pemerintah Pusat, maka Penerimaan Pusat adalah Rp.3,41 trilun atau 41,77% dari penerimaan konsolidasian dan penerimaan Pemda adalah Rp.4,76 triliun atau 58,42% dari penerimaan konsolidasian.

Penerimaan perpajakan konsolidasian Triwulan I 2018 mengalami kenaikan sebesar 15.68% dibandingkan triwulan I tahun 2017 yaitu Rp.290,84 milyar (triwulan I 2017 Rp.1,86 triliun). Juga terdapat kenaikan penerimaan Non Pajak konsolidasian pada Triwulan I 2018 sebesar Rp.1,77 triliun (1.597,92%) dibandingkan triwulan I 2017 (Rp.352,48 miliar) dan adanya penghilangan pendapatan hibah konsolidasian Triwulan I 2018.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah di suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).

Secara agregat belanja konsolidasian pada Triwulan I 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,43% dibandingkan triwulan I 2017. Yang mengalami penurunan adalah komponen

belanja bunga dan belanja lain-lain sebesar 100% dan 0,31%. belanja Subsidi mengalami kenaikan sebesar 1.047,38 persen (Rp.16.685,44 milyar) dan belanja Bunga mengalami penurunan 100%. Secara keseluruhan belanja mengalami peningkatan. Peningkatan belanja konsolidasian ini menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung yang sedikit meningkat yaitu 5,26 persen pada triwulan I 2018 dari 5,21 persen di Triwulan I 2017.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL

PDRB adalah penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kalender). Nilai PDRB suatu daerah

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bunga

Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja lain-lain 2.306.253,59 933.510,07 559.090,11 - 463,00 422.839,04 4.903,84 1.834,25 2.474.587,98 874.754,96 515.040,95 3.832,19 -258.155,03 391,13 1.840,03 2018 2017 Grafik IV.1.

Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian di Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2017 (dalam juta)

(28)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

18

dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran yaitu: Y = C + I + G + (X-M)

Berikut adalah ringkasan Laporan Operasional sebagai salah satu komponen Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Lampung Triwulan III Tahun 2017:

Gambar IV.1

Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan netto

Pendapatan 12.154.348.914.847 a. Pajak 2.146.233.521.327 b. Kontribusi social 0 c. Hibah 27.966.062.684 d. Pendapatan lain 9.980.149.330.836 Beban 14.927.784.063.857 a. Kompensasi Pegawai 2.306.277.837.082

b. Penggunaan Barang dan Jasa 1.014.909.350.524

c. Konsumsi Aset Tetap 0

d. Bunga 4.863.268.269

e. Subsidi 463.000.000

f. Hibah 422.839.040.707

g. Manfaat social 3.094.838.039

h. Beban Lainnya 11.173.527.729.236

Keseimbangan operasi bruto/netto -2.773,435,149,010

Transaksi Aset Non Keuangan Netto 559.090.106.036

a. Aset tetap 559.090.106.036

b. Persediaan 0

c. Barang berharga 0

d. Aset nonproduksi 0

Net Lending/Borrowing -3.332.525.255.046

Transaksi Aset Keuangan dan

Kewajiban 137.319.411.449

a. Akuisisi Neto Aset Keuangan -103.427.042.749

- Domestik -103.427.042.749

- Luar Negeri 0

b. Keterjadian Kewajiban -33.892.368.700

- Domestik -33.892.368.700

- Luar Negeri 0

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Lampung

Berdasarkan Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Triwulan I 2018 di atas, Pendapatan mencapai Rp.12,15 triliun, yang terdiri dari Pendapatan Pajak sebesar Rp.2,15 triliun, Pendapatan Hibah sebesar Rp.27,97 milyar, dan Pendapatan Lainnya sebesar Rp.9,98 triliun. Beban mencapai Rp.14,93 triliun terdiri

(29)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

19

dari Kompensasi Pegawai Rp.2,31 triliun, Penggunaan Barang dan Jasa sebesar Rp.1,01 triliun, Bunga Rp.4,86 miliar, Subsidi Rp.463 juta, Hibah Rp.422,84 miliar, manfaat sosial sebesar Rp.4,90 miliar, dan Beban Lainnya Rp.11,17 triliun. Saldo Operasi Bruto/Neto (Gross/Net Operating Balance) sebesar minus Rp.2,77 triliun, yang setelah dikurangi dengan akuisisi aset non keuangan neto sebesar Rp.103,43 miliar. menghasilkan angka Pinjaman neto (net lending/borrowing) sebesar minus Rp.3,33 triliun. Pinjaman neto (Net lending/borrowing) tersebut ditutupi oleh akuisisi aset keuangan neto (net acquisition of financial assets) sebesar Rp.137,32 miliar.

Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB Provinsi Lampung yang berasal dari belanja Pemerintah (G) dan investasi (I) dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik IV.2.

komposisi belanja pemerintah dan investasi pada LO LSKP triwulan I

2018 2017 2016 2015 3.324,28 3.217,27 842,09 729,74 559,09 510,40 203,44 17,91

Belanja Pemerintah Investasi

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah)

Dari sisi Belanja Pemerintah, pada Triwulan I 2018 komposisi Belanja Pemerintah pada LO LSKP adalah Rp.3.324,28 miliar atau mengalami kenaikan 3,33% dari triwulan I 2017 Rp.3.217,27 miliar (y to y). Demikian pula dengan sisi Investasi yang mengalami kenaikan 9,54% dari Rp.510,40miliar pada triwulan I 2017 menjadi Rp.559,09 miliar pada Triwulan I 2018 (y to y).

Pada grafik IV.3 terlihat bahwa komposisi Belanja Pemerintah dan Investasi di Provinsi Lampung pada Triwulan I 2018 terdiri dari Kompensasi Pegawai sebesar Rp.2,31 triliun, Penggunaan Barang dan Jasa sebesar Rp.1,01 triliun, Konsumsi Aset Tetap nihil, dan Manfaat sosial Rp.3,09 miliar. Jumlah kompensasi pegawai, penggunaan barang dan jasa, dan manfaat sosial mengalami kenaikan dibandingkan triwulan I 2017, masing-masing sebesar -6,80% %, 36,73% dan 691,27%, bahkan investasi mengalami kenaikan 9,54% di Triwulan I 2018 dibandingkan triwulan I 2017.

(30)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

20 Grafik IV.3. komposisi belanja pemerintah dan Investasi

Kompensasi Pegawai Penggunaan Barang dan Jasa Konsumsi Aset Tetap Manfaat sosial investasi 2.306,28 1.014,91 -3,09 3.943,77 2.474,59 742,29 -0,34 3.530,73 2017 2018

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah)

Kontribusi belanja pemerintah dan investasi terhadap PDRB Provinsi Lampung pada Triwulan I 2018 mengalami kenaikan sejak tahun 2015, demikian juga PDRB Provinsi Lampung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada Triwulan I 2018, PDRB mencapai Rp.53.689,631 milyar dengan kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB sebesar 6,19%, mengalami kenaikan dibandingkan Triwulan I 2017 sebesar 0,64% (PDRB triwulan I 2017 Rp.57,96 milyar), dan kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB triwulan I 2016 sebesar 1,53% (Rp.55.085,74 milyar). Dari sisi investasi kontribusinya sebesar 1,04% pada Triwulan I 2018 terhadap PDRB, mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan I 2017 sebesar 0,16%.

Grafik IV.4. kontribusi belanja pemerintah dan investasi pada PDRB (triwulan II)

2018 2017 2016 2015 6,19% 5,55% 1,53% 1,39% 1,04% 0,88% 0,37% 0,03% Belanja Investasi Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah

(31)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

21

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

Berita/Isu fiskal regional terpilih pada Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I tahun 2018 kami menyajikan berita terkait adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK terhadap Bupati Lampung Tengah, dalam hal pencairan pinjaman kepada PT. SMI dan Program Gerakan membangun Desa Sang Bumi Ruwai Jurai oleh Pemda Provinsi Lampung.

A. Hutang Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung Kepada PT. Sarana

Multi Infrastruktur (PT. SMI)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Opersai Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Kabupaten Lampung Tengah, Mustafa, berita tersebut muncul pada harian Kompas.com yakni :“KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap Bupati Lampung Tengah...mereka terdiri dari anggota DPRD Lampung Tengah, pihak Pemkab Lampung Tengah dan pihak swasta. OTT ini diduga berkaitan dengan suap dari eksekutif dalam hal ini pejabat di Pemkab Lampung Tengah kepada legislatif. Suap itu diduga agar DPRD Pemkab Lampung Tengah menyetujui soal usulan pinjaman. Pemerintah Lampung Tengah mengajukan usulan pinjaman pembangunan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (PT.

SMI) senilai Rp 300 miliar”.

(http://nasional.kompas.com/read/2018/02/15/21235401/kpk-tangkap-bupati-lampung-tengah)

Lembaga Keuangan Bukan Bank PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara dibawah Kementerian Keuangan, didirikan pada 26 Februari 2009, merupakan perusahaan pembiayaan infrastruktur dengan 100% kepemilikan saham oleh Pemerintah Indonesia. PT SMI selaku BUMN dibawah Kementerian Keuangan, melakukan kegiatan dalam hal memfasilitasi pembiayaan infrastruktur, kegiatan pengembangan proyek dan melayani jasa konsultasi untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. PT SMI mengemban misi tugas mendukung agenda pembangunan infrastruktur pemerintah diseluruh Indonesia melalui kemitraan dengan lembaga-lembaga keuangan swasta atau lembaga multilateral dalam skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).

PT. SMI dapat berfungsi sebagai konsultan dalam percepatan pembangunan infrastruktur di setiap pemerintah daerah di Indonesia. Sektor yang dapat dibiayai oleh PT. SMI tidak hanya pada infrastruktur dasar tetapi meliputi infrastruktur sosial. Pendirian PT. SMI sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan tugas khusus mendukung agenda pengembangan infrastruktur Indonesia, dituangkan dalam surat Keputusan Menteri Keuangan No.396/KMK.010/2009 tentang perberian izin usaha perusahaan pembiayaan infrastruktur kepada PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

(32)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

22

Terdapat beberapa Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung yang telah melakukan pinjaman kepada PT. SMI.

persyaratan pengajuan hutang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan No.174/PMK.08/2016 tentang pemberian jaminan kepada perusahaan perseroan (persero) PT Sarana Multi Infrastruktur dalam rangka penugasan penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah, dengan persyaratan usul pinjaman Pemda harus memuat Dokumen pendukung (pasal 7 ayat 2) :

1. Persetujuan DPRD

2. salinan Berita Acara pelantikan Gubernur, Bupati atau Walikota,

3. pernyataan Kepala Daerah bahwa pemda tidak mempunyai tunggakan atas

pengembalian pinjaman dari pemerintah dan/atau pihak lain,

4. studi kelayakan proyek yang akan dibiayai, yang paling kurang memuat

antara lain : latar belakang, rencana proyek dan kebutuhan pembiayaan

infrastruktur, perhitungan rasio-rasio keuangan, rencana penarikan

pinjaman, dan manfaat proyek secara ekonomi dan sosial.

5. Laporan Keuangan yang telah diaudit,

6. Dokumen resmi Pemda mengenai RPJMD, dan

7. APBD atau RAPBD tahun berkenaan.

PT. SMI melakukan penilaian atas usulan pinjaman tersebut dengan memperhatikan aspek keuangan, aspek ekonomi, aspek sosial dan politik, dan aspek teknis/proyek (pasal 8 ayat 2). PT SMI berkoordinasi dengan Dirjen Perimbangan Keuangan terkait kapasitas fiskal daerah, kemampuan membayar kembali, batas maksimal defisit APBD, dan batas maksimal kumulatif pinjaman daerah (pasal 8 ayat 3). Atas dasar hal tersebut PT. SMI menyetujui pengajuan hutang baru Pemda Kota Bandar Lampung dimana perjanjian hutang tersebut ditandatangani per 5 Mei 2017 sebesar Rp.237,35 milyar.

Terdapat beberapa Pemda di Provinsi Lampung yang melakukan pinjaman kepada PT. SMI yakni :

1. Pemda Kota Bandar Lampung : Jalan Rp.96 milyar (2012), kemudian Jalan

237,35 milyar (2017) yang digunakan untuk pembangunan jalan,

pembangunan

Flyover

dan

underpass

di beberapa titik jalan di Kota Bandar

(33)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

23

2. Pemda Provinsi Lampung : Jalan 600 milyar, penandatanganan perjajian

pada tanggal 23 Januari 2018, untuk proyek 6 ruas jalan di Provinsi

Lampung yakni :

a. Simpang Korpri

Sukadamai (Bandar Lampung)

b. Padang cermin

Kedondong (Kab. Pesawaran)

c. Bangunrejo

Wates (Kab. Lampung Tengah)

d. Pringsewu

Pardasuka (Kab. Pringsewu)

e. Simpang Pematang

Brabasan (Kab. Lampung Selatan)

f. Brabasan

Wiralaga (Kab. Lampung Timur)

3. Pemda Kabupaten Lampung Selatan : Jalan 90,98 Milyar. Untuk

pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Lampung Selatan

(pinjaman dimulai tahun 2012)

4. Pemda Kabupaten Tulang Bawang Barat : Jalan 130,7 milyar

Untuk pembangunan jalan dan pasar di Kabupaten Tulang Bawang (2018).

Terkait pengajuan hutang Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 300 milyar, untuk masa 5 (lima) tahun dengan bunga 9% per tahun, persyaratan pertama adalah persetujuan DPRD setempat yang tenyata menjadi masalah karena terkena operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK, dengan dugaan adanya indikasi suap antara aparat Pemda Kabupaten Lampung Tengah dengan DPRD Lampung Tengah, dalam rangka mendapatkan persetujuan pinjaman oleh DPRD setempat, sebagai salah satu persyaratan usulan pinjaman kepada PT. SMI.

PT. SMI telah menghentikan proses pencairan pinjaman daerah tersebut. “PT. SMI dalam menjalankan perannya melalui fasilitas pembiayaan daerah tidak akan mentolerir segala aspek yang terindikasi melanggar norma dan integritas. PT SMI juga tidak akan memproses fasilitas pembiayaan jika terindikasi adanya potensi pelanggaran tersebut". “Komitmen kuat kami mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kami percaya bahwa dengan mengedepankan integritas dan tata kelola yang baik serta bersama pemangku kepentingan berkomitmen mendukung pemberantasan korupsi, PT SMI siap mendukung Pemerintah Daerah dalam mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur berkeadilan bagi rakyat Indonesia," kata Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini, dalam keterangan persnya.(detiknesw.com, sabtu, 17 Februari 2018, 00:18 WIB)

B. Program Gerakan Membangun Desa Saburai Provinsi Lampung

Nawacita Presiden Joko Widodo butir ke tiga, yakni “Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam Negara Kesatuan” di respon oleh Pemda Provinsi Lampung dengan melaksanakan program Gerakan

(34)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

24

MAJU BERKEMBANG KURANG BERKEMBANG

1. Lampung Barat 10 39 49 38 136 2. Tanggamus 21 88 93 100 302 3. Lamsel 36 136 75 13 260 4. Lamtim 63 153 46 2 264 5. Lamteng 83 158 62 8 311 6. Lampura 17 85 97 48 247

7. Tulang Baw ang 3 56 74 18 151

8. Way Kanan 8 93 98 28 227 9. Pesaw aran 11 67 46 20 144 10. Pringsew u 43 61 23 4 131 11. Mesuji 0 19 55 31 105 12. Tuba Barat 7 32 44 13 96 13. B.Lampung 68 48 9 1 126 14. Metro 20 2 0 0 22 15. Pesisir Barat 1 12 49 56 118 391 1.049 820 380 2.640

Sumber : Dinas PMD Provinsi Lampung Jumlah

KATEGORI DESA/KELURAHAN

TABEL V.1 KATAGORI DESA/KELURAHAN di PROVINSI LAMPUNG BERDASARKAN INDEKS KEMAJUAN DESA

KAB/KOTA

NO TERTINGGAL JUMLAH

Membangun Desa Sai Bumi Ruwai Jurai (Gerbang Desa Saburai) . Program ini dilaksanakan Pemda Provinsi Lampung secara bertahap dimulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018, dikarenakan masih terdapat 380 desa di Provinsi Lampung dengan kategori tertinggal berdasarkan hasil penilaian oleh BPS dengan menggunakan 5 Aspek dan 29 Indikator dalam Indeks Kemajuan Desa (IKD) yaitu :

1. Prasarana Dasar (Listrik, Air Minum, Jalan);

2. Sarana (Transportasi Umum, Sinyal HP, Siaran TV, Irigasi, Pasar, Pertokoan,

Fasilitas Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Posyandu, Sekolah, Kantor Desa, Akses ke kecamatan);

3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Pemukiman Kumuh, Keamanan dan

ketertiban, Fasilitas Kredit Usaha, UMKM, Fasilitas Ruang Terbuka Publik);

4. Lingkungan (MCK, Tempat Sampah, Pembuangan Limbah, Pencemaran);

5. Kelembagaan (BPD, Aparatur, Program/Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat).

Program Gerbang desa saburai merupakan suatu gerakan yang dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat di Provinsi Lampung agar secara bersama dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur desa bagi pengembangan otonomi masyarakat desa. Program ini berupa bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemda Provinsi Lampung kepada desa-desa tertinggal di Provinsi Lampung dalam rangka percepatan pembangunan, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintah desa. Program Gerbang Desa Saburai dilaksanakan dengan sinergitas program kegiatan antar SKPD terkait, Pemerintah Kab/Kota, peran serta swasta (CSR) dan masyarakat dalam rangka memajukan desa tertinggal menjadi lebih sejahtera. Program Gerbang Desa Saburai dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/087/II.02/HK/2014 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Lampung. Program Gerbang

(35)

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung

25

Pembangunan Jalan Sarana Air Bersih

Perpipaan

Sarana Air Bersih Perpipaan Jalan Rabat beton

Tumbuk Sanitasi Desa Pasar Desa

Jembatan Sederhana MCK Lumbung Desa

Irigasi Sederhana Tempat Pembuangan Sampah Sarana Produksi Pertanian

Gorong-gorong/Saluran air Posyandu Sumur Bor

Jalan Lingkungan dll Puskesmas

Pembantu dll

Koperasi/BUMDES dll

Sumber : Dinas PMD Provinsi Lampung

EKONOMI PRODUKTIF KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG FISIK/INFRASTRUKTUR

TABEL V.2 RUANG LINGKUP KEGIATAN PROGRAM GERBANG DESA SABURAI

MAJU BERKEMBANG KURANG BERKEMBANG TERTINGGAL 1. Lampung Barat 38 0 5 14 19 2. Tanggamus 100 2 22 48 28 3. Lamsel 13 0 5 5 3 4. Lamtim 2 0 0 2 0 5. Lamteng 8 0 2 3 3 6. Lampura 48 0 10 28 10

7. Tulang Baw ang 18 0 0 10 8

8. Way Kanan 28 0 4 15 9 9. Pesaw aran 20 1 5 11 3 10. Pringsew u 4 0 0 3 1 11. Mesuji 31 1 4 17 9 12. Tuba Barat 13 0 4 6 3 13. B.Lampung 1 0 1 0 0 14. Metro 0 0 0 0 0 15. Pesisir Barat 56 1 8 24 23 380 5 70 186 119

Sumber : BPS dan Dinas PMD Provinsi Lampung Jumlah

KONDISI DESA TERTINGGAL

2014

KONDISI STATUS DESA 2017 TABEL V.3 PERUBAHAN STATUS KEMAJUAN DESA TAHUN 2014 DAN 2017 MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO KAB/KOTA

Desa Saburai ini dilakukan dengan membangun berbasis desa secara menyeluruh seperti pembangunan infrastruktur, sosial, ekonomi dan budaya.

Kemajuan dan perubahan status ketertinggalan desa menjadi harapan besar pemerintah provinsi lampung. Hal ini tentu sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Lampung yaitu “Lampung Maju dan Sejahtera Tahun 2019”. Pemerintah Provinsi Lampung terus memantau lebih jauh bagaimana perkembangan desa-desa tertinggal yang telah mendapatkan bantuan dana dari Program Gerbang Desa Saburai. Dari hasil pemuktahiran terhadap 380 desa/kelurahan tertinggal oleh Dinas Pemberdayaan Pemerintah Desa yang dibantu oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, terlihat pada akhir tahun 2017 Pemda Provinsi Lampung berhasil mengangkat 261 desa tertinggal menjadi tidak tertinggal. Gambaran lengkap perubahan status desa dapat dilihat pada tabel berikut :

Program tersebut menurunkan angka kemiskinan 0,17 poin dari sebelumnya (September 2016) 13,86% menjadi 13,69% dan jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan sebanyak 8,08 ribu jiwa dari 1,140 juta jiwa (September 2016) menjadi 1,132 juta jiwa (maret 2017) (sumber : Penghitungan hasil survey sosial ekonomi nasional (Susenas) Maret 2017 pada semester 1 tahun 2017)

Tahun 2015 Bantuan 100 Juta/desa Target 30 Desa tertinggal

Gambar V.1 Kebijakan Pemda Provinsi Lampung dalam Program Gerbang Desa

Tahun 2016 Bantuan 300 Juta/desa Target 100 Desa (30 + 70 Desa tertinggal)

Tahun 2017 Bantuan 240 Juta/desa

Target 230 Desa (100 + 130 Desa tertinggal)

Tahun 2018

Alokasi dana Bantuan 60 Milyar

Target 380 Desa (230 + 150 Desa tertinggal) Sehingga tahun 2018 selesai terentaskan, hingga di tahun 2019 tidak ada lagi desa tertinggal di Lampung

Gambar

Tabel  I.1.  Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2018...    1  Tabel  II.1.  Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung s.d
Grafik I.1 PDRB ADHK dan ADHB dan Laju  Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional
Grafik I.4 Inflasi Bulanan Lampung  dan Nasional
Grafik 1.5 NTP Provinsi di Sumatera  Triwulan I 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi responden mengenai variabel stres kerja, gaya kepemimpinan transformasional, dan kinerja karyawan, serta

Aplikasi Media Pembelajaran diujicobakan kepada 32 siswa yaitu kelas E kemudian diberikan latihan soal yang berisi 30 soal pertanyaan guna mendapatkan data yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan perilaku ibu tentang masa pergantian gigi dengan persistensi pada murid di MIN Cot Gue Kecamatan Darul

Berdasarkan total indikator yang digunakan dalam perdebatan, ini menunjukkan bahwa baik tim pemenang NUDC dan WUDC menggunakan Logos sebagai yang paling banyak

Responden (sampel) yang menginginkan atau menyatakan bahwa pelatihan penyusunan laporan penelitian tepat untuk dilatihkan bagi guru dalam mengembangkan dan

[r]

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 April 2018 ditempat yang sama, yaitu dikelas VI, telah di lakukan kegiatan belajar mengajar. Pada pertemuan kedua