• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Topik Minuman Isotonik Melalui Contextual Teaching and Learning (Ctl) Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Topik Minuman Isotonik Melalui Contextual Teaching and Learning (Ctl) Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

143

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU TOPIK MINUMAN ISOTONIK

MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII

Een Nur Robithoh

1)

, Sri Mulyaningsih

2)

, dan Erman

3)

1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA.E-mail: een.sains@gmail.com 2)

Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNESA. E-mail: mulyaningsih@gmail.com 3)

Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: unteer@yahoo.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, keterampilan berpikir kritis siswa, dan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran IPA Terpadu topik minuman isotonik melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian “one shot case study”. Subjek penelitian merupakan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 2 Trowulan tahun ajaran 2013-2014. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh bahwa pengelolaan pembelajaran IPA Terpadu topik minuman isotonik dengan pendekatan CTL yang dilakukan guru memperoleh skor rata-rata 3,68 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil pembelajaran IPA Terpadu topik Minuman Isotonik dengan pendekatan CTL menunjukkan bahwa terdapat 3% siswa dengan kategori “sangat kritis”, sebanyak 20% siswa dengan kategori “kurang kritis”, dan 77% siswa dengan kategori “kritis”. Selain itu, siswa memberikan respon yang “positif” terhadap penerapan pembelajaran IPA Terpadu topik minuman isotonik pada seluruh aspek yang ditanyakan. Dengan demikian, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran IPA Terpadu dapat dijadikan sarana untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII, namun diperlukan tahap-tahap pelatihan agar siswa menjadi terampil berpikir kritis.

Kata Kunci: IPA Terpadu, Contextual Teaching and Learning (CTL), Berpikir kritis, Minuman Isotonik

Abstract

This Research aims to describe a circumstance of learning, critical thinking skills of the student, and their response for implementation of integrated science learning in isotonic drink theme with Contextual Teaching and Learning (CTL) to practice critical thinking skills at eighth grade school. The type of research is quasi experiment with “one shot case study” design. The subject of this research is VIII-F grade students on 2013-2014 school period. The data was analized quantitative decriptively. Based on data analized, discovered that implementation science learning in isotonic drink theme with CTL by the teacher has evenly 3,68 score and included to “well” criteria. The result of this learning showed that there are 3% student with “very critical” criteria, 20% student with “less critical” criteria, and 77% student with “critical” criteria. Moreover, the students are giving “positive” response for this learning in all of aspect questioned. Thus, it can be concluded that implementation of integrated science learning in isotonic drink theme with CTL could used as a method to practiced critical thinking skills on eighth grade school, but it needs more practicing phase to be a skilled critical thinking’s student.

Keywords: integrated science, contextual teaching and learning (CTL), critical thinking, isotonic drink

PENDAHULUAN

Berdasarkan Standar Isi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006, salah satu tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains di tingkat SMP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah, serta berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Hal ini berguna bagi siswa untuk dapat mengembangkan dan menerapkan konsep yang dipelajari di sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis, pembelajaran IPA masih menekankan pada pemberian sejumlah informasi oleh guru. Selain itu, siswa tampak pasif ketika guru mencoba untuk memberikan umpan balik berupa pertanyaan yang harus dijawab. Guru bahkan harus menyediakan permen sebagai bonus untuk memotivasi siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Hasil wawancara terhadap guru IPA di SMPN 2 Trowulan Mojokerto juga menyatakan bahwa siswa cenderung mengabaikan atau tidak memperhatikan guru ketika diberikan informasi tentang materi yang bersifat abstrak dan banyak menghafal. Dengan demikian, salah satu tujuan

(2)

p 2 d d d m o k d k k b p b P d b p A p k ( m m d p p p t i m d p p b d p p H k Jurn pembelajaran 2006 untuk me dan bertindak sepenuhnya ter Salah satu dikuasai oleh sebab dengan siswa diharapk dalam menge mengkomunik orang lain. Ke kritis pada das dalam kehidup keterampilan karena hanya berpikir kritis. siswa di lingk pembelajaran salah satu ka bahwa fenom suatu kesatuan Pembelajaran dapat digunak berpikir kritis b Kenyataann pernah dilaksa Akibatnya, b penerapan p keterampilan (2011) dalam menyatakan b menunjukkan dan ketuntas pembelajaran pembelajaran pengetahuanny topik Minum informasi yan memberikan ditimbulkan ak Di sisi la penelitiannya pendekatan C berpikir kritis sedang. Meng diamati keber penyampaian pembelajaran Contextual Te suatu pendeka Hal ini dik keterampilan nal Pendidikan IPA berdasar enumbuhkan k k ilmiah, se rlaksana. u kemampuan siswa adalah n menguasai

kan dapat ber evaluasi pend kasikan penda enyataannya, m sarnya dimiliki pan sehari-hari tersebut agar a bisa dilakuk Upaya untuk kungan sekola IPA Terpadu. arakteristik da mena alam he n sesuai deng IPA Terpadu d kan sebagai

bagi siswa dala nya, pembelaj anakan di kela elum dapat pembelajaran berpikir kritis m penelitian y bahwa keteram kecenderunga san belajar IPA Terpa IPA Terpadu s ya tentang atom man Isotonik ng mereka solusi terhad kibat konsumsi ain, Jabar (20 bahwa pada CTL dapat s dari kategor gingat atom, io radaannya lan IPA Terpadu berbasis konte eaching and L atan pembelaj karenakan se berpikir k n Sains

e-Pensa

rkan amanah kemampuan ber erta berkomu n berpikir yan kemampuan kemampuan b rsikap dan be dapat pribadi, apat yang dim meski keteram i oleh setiap m i, tidaklah mu berubah menj kan melalui p melatih proses ah dapat dilak . Menurut Poe ari pembelajar endaknya dipe gan pandanga dengan demik sarana untuk am kehidupan ajaran IPA T as VIII SMPN diketahui bag IPA Terpa s siswa. Pada yang dilakuka mpilan berpiki an kenaikan y mencapai adu. Diharap siswa dapat m m, ion, dan m agar lebih k peroleh, sehi dap dampak i produk secara 011) mengemu pembelajaran meningkatkan ri rendah me on, dan molek ngsung oleh

topik minuma ekstual atau d Learning (CT aran yang dia elain dapat kritis siswa,

a

. Volume 02 Permendiknas rpikir, bersikap unikasi belum ng hendaknya berpikir kritis berpikir kritis ertindak ilmiah serta beran miliki kepada mpilan berpikir manusia, namun dah mengubah njadi kebiasaan proses latihan s berpikir kritis kukan melalu edjiadi (2007) ran ini adalah elajari sebaga an anak SMP ian diharapkan membiasakan sehari-hari. Terpadu belum N 2 Trowulan gaimana hasi adu terhadap ahal, Sundusin an sebelumnya ir kritis siswa yang signifikan 94,5% pada pkan melalu menghubungkan molekul melalu kritis terhadap ingga mampu negatif yang a berlebihan. ukakan dalam n IPA melalu n aspek-aspek enjadi kategor kul tidak dapa mata, dalam an isotonik ini dikenal dengan TL) merupakan anggap cocok meningkatkan CTL juga Nomor 01 Tah s p m a s, s, h ni a r n h n n s ui , h ai P. n n m n. l p n a a n a ui n ui p u g m ui k ri at m i, n n k. n a mengutam penerapan Oleh untuk: (1 IPA Terp CTL; (2) siswa me Isotonik mendeskr pembelaj dengan p METOD Penelitian kuantitati Shot Cas Trowulan tahun aja 4 x 2 x dengan r pembelaj melalui C pelaksana adalah s Trowulan digunakan lembar observasi berpikir pengump pembelaj setelah d analisis pembelaj berlangsu mengelol berpikir kritis sis Terpadu analisis r setelah p Minuman HASIL D Berdasark dilakukan pembelaja keterlaksa terdiri at mengguna Objek pen topik minu hun 2014, 143 makan keterka nnya dalam ke karena itu, dil ) mendeskrips padu topik Min ) mendeskrips elalui pembelaj dengan p ripsikan resp aran IPA Te endekatan CTL DE n ini termas if dengan des se study”. Pe n Mojokerto k aran 2012/2013 40 menit jam rincian 3 kal aran IPA Te CTL, dan 1 ka aan pembelajar siswa-siswi ke n Mojokerto n meliputi: (1) observasi ke i aktivitas sisw kritis; dan pulan data yaitu

aran berlangsu dilaksanakan p data dengan aran dan aktiv ung untuk men la pembelajara kritis untuk m swa setelah topik minuma respon siswa pelaksanaan p n Isotonik mela DAN PEMBAH kan proses pe n, diperoleh aran yang di anaan RPP dilak tas seorang gu akan lembar pen ngamatan adala uman isotonik m 3-148. ISSN: 22 aitan antara p ehidupan sehari lakukan peneli sikan keterlaks numan Isotonik sikan keteramp jaran IPA Terp pendekatan pon siswa te erpadu topik L. suk jenis pe sain pra-ekspe enelitian dilak kelas VIII-F p 3. Pelaksanaann m pelajaran ata li pertemuan erpadu topik ali pertemuan ran tersebut. S elas VIII-F d . Instrumen ) lembar observ eterlaksanaan wa; (2) lemba (3) angke u melalui meto ung, serta pemb penerapan pem cara: (1) ana vitas siswa pad ngetahui kema an; (2) analis mengetahui ke dilaksanakan an isotonik me untuk menge pembelajaran I alui CTL. HASAN elaksanaan pe hasil pengam ilakukan oleh akukan oleh 3 o

uru IPA dan ngamatan pelak ah guru yang m melalui pendeka 252-7710 pengetahuan d i-hari. itian yang bert sanaan pembel k dengan pende

pilan berpikir padu topik Min CTL; dan erhadap pene minuman iso enelitian desk erimental tipe kukan di SMP pada semester nya dilakukan au 4 kali perte untuk pelaks minuman iso untuk melihat asaran peneliti di SMP Neg penelitian vasi yang terdir

RPP dan le ar tes keteram et. Teknik ode observasi s berian tes dan a mbelajaran. T alisis keterlaks da saat pembel ampuan guru is tes keteram eterampilan be pembelajaran elalui CTL; da etahui respon IPA Terpadu enelitian yang matan keterlaks guru. Penga orang pengamat dua teman s ksanaan pembela mengajar IPA te atan CTL. dengan tujuan ajaran ekatan kritis numan (3) erapan otonik kriptif “One PN 2 ganjil dalam emuan sanaan otonik t hasil ian ini geri 2 yang ri atas embar mpilan dalam selama angket Teknik sanaan ajaran dalam mpilan erpikir IPA an (3) siswa topik telah sanaan amatan t yang sebaya ajaran. erpadu

(3)

d ( p g p o a m p p i m p b t p T Secara kes dilakukan oleh (3,60 pada per pada pertemua gambar 1 berik pembelajaran observer atau p Selain gur siswa selama aktivitas dilaku seorang guru I sekali menggu melatihkan ke pengamatan ad pembelajaran IP isotonik. Tuju mendeskripsika pelaksanaan pe berikut menunj telah dilakukan pertemuan III: Tabel 1. Frekue topik m No. Asp 1. Siswa atau b berkelo 2. a. Sis me pen (fo b. Me pen c. Be d. Me pen e. Me tem Gambar 1. G Ket: Pert. = Pe P 1 = Pe P 2 = Pe P 3 = Pe 3,00 3,20 3,40 3,60 3,80 4,00 seluruhan, pen h guru terlaks rtemuan I; 3,65 an III) pada t kut menunjukk pada pertemua pengamat: ru, pengamata pembelajaran ukan oleh 3 ora

IPA dan dua t unakan lembar

eterampilan be dalah seluruh si PA melalui pen uan dari pen an aktivitas si embelajaran seb ukkan hasil pen an pada pertem ensi aktivitas sis

minuman isoton pek yang diamati

mengerjakan L berdiskusi sec ompok. swa mendengark emperhatikan njelasan g okus). engemukakan ndapat atau alasa

rtanya enanggapi ndapat teman enghargai penda man Grafik penilaian pada pertemua ertemuan ke- engamat 1 engamat 2 engamat 3 Pert. I Pert ngelolaan pemb sana dengan k 5 pada pertemu tiap pertemuan kan perbanding an I, II, dan I an juga dilaku n berlangsung ang pengamat y teman sebaya s pengamatan erpikir kritis iswa kelas VII ndekatan CTL ngamatan ini iswa yang do banyak 3 pertem ngamatan aktiv muan I, perte swa pada pembe nik berpendekat i Fre Pert. I LKS cara 57,67 kan/ guru 18,25 an 0,53 0,00 0,00 apat 16,14 keterlaksanaan p an I, II, dan III. t. II Pert. III

belajaran yang kategori “baik” uan II; dan 3,80 n. Grafik pada an pengelolaan III oleh ketiga

ukan terhadap g. Pengamatan yang terdiri atas selama 3 meni

aktivitas untuk siswa. Objek II-F yang diber

topik minuman adalah untuk ominan selama muan. Tabel 1 vitas siswa yang emuan II, dan elajaran IPA tan CTL ekuensi (%) Pert. II Pert. III 38,27 29,3 35,56 34,8 0,99 3,3 0,62 0,6 0,74 0,8 14,69 24,3 pembelajaran P 1 P 2 P 3 g ” 0 a n a p n s it k k ri n k a 1. g n . 33 83 33 67 83 33 No. 3. M p 4. M p at 5. M m K Keterangan Pert. I Pert. II Pert. III Berda menonjol menangga melakuka pendapat, mengharg siswa yan sebesar 24 Denga pembahas pembelaja terhadap kritis sisw Isotonik selama tig dan terma CTL, yak melatihka pernyataan dipandan sedangka kemampu kegiatan membimb untuk be berpikir pertanyaa saja seda bertanya. menunjuk sebesar 0 salah sat pada pe heterogen menjadi p Hal ini berpikir k kritis”. Di sis baik terh Aspek yang di Menyajikan ercobaan di dep Menyimpulkan engamatan/perc tau diskusi. Melakukan aktiv menyimpang KBM. n: = Perte = Perte = Perte asarkan tabel 1 diantaranya api pendapat t an aktivitas d maupun me gai pendapat tem

ng lain yakni t 4,33%. an demikian, san di atas da aran yang dilak

aktivitas yang wa. Pembelajar dengan pende ga pertemuan m asuk dalam kat kni aktivitas ber an berpikir kritis an Sanjaya (2 g sebagai refle an menjawab uan seseorang tanya jaw bing, member erpikir secara siswa. Khus an dan berpend angkan siswa Selain itu, kkan frekuens 0,74%. Menuru tu kelemahan embentukan n, siswa deng pasif dan tidak tentu berdam kritis siswa yan si lain, melalu hadap partisipa iamati Per hasil an kelas. 1 hasil obaan 3 vitas yang dalam 2 emuan pembelaja emuan pembelaja emuan pembelaja 1. perubahan a adalah aktiv teman. Sement diskusi, bertan enanggapi pend man dilakukan tertinggi terjadi berdasarkan apat diketahui kukan oleh guru dapat melatih ran IPA Terpa ekatan CTL ya memperoleh to tegori “baik”. S rtanya, menjadi s kepada siswa. 2011) bahwa eksi keingintah b pertanyaa g dalam berp wab guru d rikan kesempa kritis, serta m sus dalam h dapat, tampak h

lain masih tam aktivitas sisw si yang tergo ut Pearce (2012 pembelajaran kelompok de gan kemampu k fokus pada tu mpak pada has ng menunjukk ui pemberian a si siswa, guru Frekuensi (% rt. I Pert. II 1,59 1,98 3,70 3,58 2,12 3,58 aran ke-I aran ke-II aran ke-III aktivitas yang vitas bertanya tara beberapa nya, mengemu dapat teman, n oleh sebagian i pada pertemu hasil analisis bahwa penge u sangat berpen kemampuan be adu topik Min ang dilakukan otal skor rata-rat Salah satu kom i kunci pokok Hal ini sesuai d “bertanya” huan setiap ind an mencerm pikir. Jadi, m dapat mendo atan kepada menilai kemam hal mengemu hanya siswa te mpak enggan wa dalam ber olong rendah 2), hal ini meru kooperatif, d engan kemam

an kategori r ugas yang dibe sil tes kemam kan kategori “k apresiasi yang dapat mempe %) Pert. III - 4,83 1,83 paling a dan siswa ukakan maka n besar uan III s dan elolaan ngaruh erpikir numan n guru ta 3,68 mponen dalam dengan dapat dividu, minkan melalui orong, siswa mpuan ukakan ertentu untuk rtanya yakni upakan imana mpuan rendah erikan. mpuan kurang lebih erbaiki

(4)

p b m d d m a “ k d m m i k k d y d k d t d t m d t b Jurn pengelolaan p sesuai dengan bahwa pembe memberikan m dan bahkan diantaranya ad mengemukaka saran dari pen atau tanda b “bintang” aga semakin berse kelas. Pada tatap dilaksanakan P mendekripsikan minuman isoton itu, diberikan pu kepada siswa kemampuan be diketahui sejau yang dimiliki ol Berdasarkan diperoleh enam sebanyak 23 siswa dengan kategori ketera disajikan dalam Diagram p tidak semua k dinilai dalam pe tersebut, dapat meskipun ket dimiliki oleh sehari-hari, ti tersebut agar bisa dilakukan Gambar 2. Ket nal Pendidikan pembelajaran d n yang dikemu erian apresiasi motivasi tersen meningkatk dalah meningka an pendapat ma gamat 3, sebai erupa kertas ar lebih berm emangat dalam muka yang Post-test yang b n hasil pelaksa nik melalui CT ula lembar angk yang bertuj erpikir kritis si uh mana tingka leh siswa. n tes keteram m siswa denga siswa dengan n kategori “ ampilan berpik m diagram pad pada gambar kemampuan be enelitian ini, dik dimaklumi se terampilan ber setiap manusi idaklah muda berubah menj n melalui prose Diagram keteram 77% 3% terampilan Ber Kurang Kritis K n Sains

e-Pensa

dengan lebih ukakan oleh H kepada peser ndiri untuk me kan produktiv atnya partisipa aupun pertanya iknya siswa dib

dalam bentu makna dan m m memberikan terakhir (tatap bertujun untuk m anaan pembelaj TL selama 3 pe ket respon siswa

uan untuk m swa. Dengan d at keterampilan mpilan berpiki an kategori “k n kategori “kr “sangat kritis kir kritis siswa da gambar 2 ber

di atas menun erpikir kritis, k kuasai oleh sisw ebab menurut J rpikir kritis p ia, namun dal ah mengubah adi kebiasaan s latihan berpik mpilan berpikir 20% %

pikir Kritis Sis Kritis Sangat Kriti

a

. Volume 02

baik. Hal in Hartono (2013)

rta didik akan empertahankan vitas belajar asi siswa dalam

aan. Salah satu berikan simbo uk “hati” atau membuat siswa n partsipasi d p muka ke-4) mengetahui dan aran IPA topik ertemuan. Selain a. Tes diberikan mendeskripsikan demikian, dapa n berpikir kritis ir kritis siswa kurang kritis” ritis” dan satu

”. Klasifikas a tersebut dapa rikut: unjukkan bahwa khususnya yang wa. Mengenai ha Johnson (2007) pada dasarnya lam kehidupan keterampilan karena hanya kir kritis. kritis siswa wa is Nomor 01 Tah ni ) n n r, m u l u a di ), n k n n n at s a ”, u i at a g al ) a n n a Tabel skor berp berpikir k Tabe Kompon Berpiki Kritis K1 K2 K3 K4 K5 K6 Berda tingkat pe masing-m siswa te persamaa posisi, ba hal mem memutus kurang k memiliki Berdasark diberikan sebagian kandunga sehingga menggan Beber proses berkelanj meningka menguasa berpikir k (2007) pentingny Hanya la suatu keb Respo setelah p minuman berikut m masing-m hun 2014, 143 l 2 berikut men pikir kritis sisw kritis. el 2. Ketercapai nen ir Kema Berpiki Mencari p dan per Kema memberik Mengap kon Mendef mas Memutusk yang akan Mempres suatu po lisan ataup asarkan tabel enguasaan kem masing indikat ergolong sang an dan perbeda aik lisan ataupu mberikan alasan kan hal-hal ya kritis dalam h ketercapaian kan analisis n siswa dala besar tidak dih an ion-ion ya menyebabk ntikan cairan tu rapa kondisi si berpikir kri jutan. Jelas b at selama pem ai sepenuhny kritis. Hal ini s

bahwa berlat ya seperti berla atihanlah yang biasaan. on siswa diketa pelaksanaan pe n isotonik mel menunjukkan p masing aspek: 3-148. ISSN: 22 nunjukkan pers wa pada masin an indikator ber mpuan kir Kritis K persamaan rbedaan. ampuan kan alasan. likasikan nsep finisikan alah. kan hal-hal dilakukan. sentasikan osisi, baik pun tulisan. 2 di atas, mampuan berpi tor. Tampak gat kritis da aan, serta mem un tulisan. Sisw n, mendefinisi ang akan dilaku al mengaplika

skor terendah hasil tes sisw am aspek p hubungkan den ang ada dala kan minuman ubuh yang hilan iswa di atas, m itis perlu bahwa meskip mbelajaran, na ya beberapa sesuai dengan tih bagi pem atih bagi pema g membuat ke ahui melalui an embelajaran I lalui CTL. Gr perbandingan 252-7710 sentase keterca ng-masing ind

rpikir kritis sisw Ketercapaian Skor (%) K 86,25 62,50 50,83 K 69,17 65,83 81,67 dapat diidenti ikir kritis siswa pada tabel b alam hal m mpresentasikan wa juga kritis d ikan masalah, ukan. Namun, asikan konsep h sebesar 50 wa, jawaban pertanyaan ter ngan konsep te am tubuh ma n isotonik ng. menunjukkan b dilatihkan s pun aktivitas amun siswa b aspek kemam pernyataan Jo mikir kritis ain tenis dan m eterampilan m ngket yang dib IPA Terpadu rafik pada gam respon siswa apaian dikator wa Kriteria Sangat Kritis Kritis Kurang Kritis Kritis Kritis Sangat Kritis ifikasi a pada bahwa encari suatu dalam serta siswa yang 0,83%. yang rsebut entang anusia cepat bahwa secara siswa belum mpuan hnson sama musisi. enjadi berikan topik mbar 3 pada

(5)

147 Gambar 3. Grafik perbandingan respon siswa

Keterangan:

1. Pembelajaran IPA dengan topik “Minuman Isotonik” menarik dan menyenangkan.

2. Kegiatan pembelajaran disampaikan dengan jelas. 3. Kegiatan pembelajaran memberikan pengetahuan baru. 4. Kegiatan pembelajaran merupakan permasalahan yang

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pembelajaran bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. 6. Hand out yang diberikan menarik untuk dipelajari. 7. LKS yang diberikan mudah dipahami.

8. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi selama pembelajaran.

9. Siswa senang dengan sistem pembelajaran IPA menggunakan topik seperti yang digunakan guru. 10. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa

mudah menerima pelajaran yang diajarkan.

Berdasarkan grafik pada gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPA terpadu topik minuman isotonik pada seluruh aspek yang ditanyakan termasuk dalam kategori “positif”. Seluruh siswa (100%) setuju bahwa pembelajaran IPA dengan topik minuman isotonik menarik dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran juga memberikan pengetahuan baru bagi siswa.

Tampak pada grafik di atas bahwa responden paling banyak menjawab “tidak” pada aspek ke-4 yaitu 23,33% siswa. Mereka berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran yang diberikan bukan merupakan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam angket, pertanyaan yang diajukan adalah: “Apakah menurut kamu kegiatan pembelajaran merupakan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari?”. Oleh karena fokus pembelajaran bukan dalam rangka untuk mengatasi suatu permasalahan, melainkan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari (kontekstual), maka seharusnya pertanyaan yang diajukan adalah: “Apakah menurut kamu materi pembelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari?”. Di sisi lain, meskipun siswa berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran yang diberikan bukan merupakan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, 100% siswa setuju bahwa pembelajaran bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpengaruh terhadap aktivitas yang dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil pembelajaran IPA Terpadu topik Minuman Isotonik dengan pendekatan CTL menunjukkan bahwa terdapat 3% siswa dengan kategori “sangat kritis”, sebanyak 20% siswa dengan kategori “kurang kritis”, dan 77% siswa dengan kategori “kritis”. Dengan demikian, penerapan pembelajaran IPA Terpadu dapat dijadikan sarana untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII, namun diperlukan tahap-tahap pelatihan agar siswa menjadi terampil berpikir kritis.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti diantaranya adalah: Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya siswa diberikan simbol atau tanda berupa kertas dalam bentuk “hati” atau “bintang” agar lebih bermakna dan membuat siswa semakin bersemangat dalam berpartisipasi. Pemberian apresiasi terbukti dapat meningkatkan partisipasi siswa dan berdampak signifikan pada aktivitas yang dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa; perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan pembelajaran IPA Terpadu topik minuman isotonik berpendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa, agar dapat diketahui dampak kemampuan berpikir kritis siswa terhadap hasil belajar, serta memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaannya sehingga lebih meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Lampiran 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SMP, MTs, dan SMPLB. Jakarta: Sekjen Depdiknas. Hartono, Rudi. (2013). Ragam Model Mengajar yang

Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: DIVA Press. Jabar, Jaja Muhamad. 2011.Penerapan Model

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Dipublikasikan. Bandung UPI.

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).

(6)

P Jurn Poedjiadi, Ann dan Aplik IMTIMA. Sanjaya, Wina Standar Pr Media. Sundusin, Mu Berdasarka Keterampil Terpadu T Mojokerto. Unesa. nal Pendidikan na. 2007. Pen kasi Pendidika a 2011. Strateg roses Pendidika uhammad. 201 an Masalah lan Berpikir Tipe Webbed Skripsi. Tidak n Sains

e-Pensa

ndidikan Sains an (No. 8). B gi Pembelajara an. Jakarta: Ke 1. Penerapan h untuk Kritis Siswa Tema Nada k dipublikasik

a

. Volume 02 s. Dalam Ilmu Bandung: PT an Berorientas encana Prenada Pembelajaran Meningkatkan a Materi IPA di SMPN 1 kan. Surabaya Nomor 01 Tah u T. i a n n A 1 a hun 2014, 1433-148. ISSN: 22252-7710

Referensi

Dokumen terkait

Variabel ini diukur melalui kuesioner yang dikembangkan oleh Hurt (2007) yang direplikasi oleh Fitri Erawati (2016) Skeptisisme profesional auditor diukur dengan 6

Manakala Responden E tidak dapat membuat jangkaan terhadap keperluan tenaga kerja masa depan. Ini adalah kerana Responden E mengatakan bahawa masa depan adalah sesuatu yang kita

Pembuatan dan Uji Aktivitas Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni (VCO/Virgin Coconut Oil) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonos aeruginosa ATCC

(2) There is a difference in student learning outcomes between students who use the media articulate storyline based presentations with students who use the media-based

Konsep Altruisme dalam Perspektif Ajaran Agama Islam (ĪṦãr).... Akan tetapi mereka bersikap sama rata dengan memeberikan apa yang dibutuhkan orang lain sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar merkuri (Hg) dalam urin pada pekerja tambang emas di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten

Struktur modal adalah perbandingan hutang dan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan. Salah satu fundamental yang mempengaruhi aktivitas suatu perusahaan

Jadwal dengan Project Buffer dan Feeding Buffer yang Digambarkan dalam Rupa Slack (Durasi Kontraktor Dianggap Durasi Pesimis).. Dengan mengasumsi τ i = 1, dan durasi dari