• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh suhu pada proses thawing terhadap kualitas spermatozoa sapi PO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh suhu pada proses thawing terhadap kualitas spermatozoa sapi PO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.2 No.1 Tahun 2019. Musamus Journal of Livestock Science 28

Pengaruh suhu pada proses

thawing

terhadap kualitas spermatozoa sapi PO

Euhebius Ghopa1, Dirwan Muchlis2, Dance Fangindae3

1

Mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus, Indonesia 2

Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus, Indonesia 3

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Merauke, Indonesia e-mail: Ghophapet@gmail.com

ABSTRAK

Potensi sapi PO di merauke cukup tinggi, hal ini menjadi dasar dibagi pemerintah untuk menetapkan merauke sebagai salah satu wilayah di indonesia bagain timur sebagai sentra bibit ternak potong. upaya untuk meningkatkan populasi dilakukan dengan memanfaatkan teknologi reproduksi berupa inseminasi buatan (IB). Kegagalan IB dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya rendahnya kualitas semen, inseminator yang belum terampil dan deteksi birahi yang tidak akurat. Faktor rendahnya kualitas semen beku dapat disebabkan oleh proses post thawing yang berdampak pada motilitas dan viabilitas. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengethui pengaruh suhu yang berbeda di lapangan terhadap kualitas semen post thawing. Metode yang digunakan berupa uji kualitas semen secara makroskopis meliputi Motilitas, viabilitas dan abnormatlitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses thawing dengan suhu 38oC selama 30 detik merupakan waktu terbaik dan

presentase motilitas dan viabilitas spermatozoa mencapai 65.2%± 0.5 dan 72.2%±0.4. Kesimpulan dari penelitian ini adalah suhu yang terbaik dalam proses post thawing semen beku sapi PO adalah 38oC selama 30

detik, dan hasil ini dalam keadaan normal sesuai dengan standar nasional indonesia untuk semen beku.

Kata Kunci :Semen Beku, Post thawing, PO

ABSTRAC

The potential of PO cattle in Merauke is quite high, this is the basis for the government to establish Merauke as one of the regions in eastern Indonesia as a center for beef cattle breeding. Efforts to increase population are carried out by utilizing reproductive technology in the form of artificial insemination (IB). IB failure can be caused by a number of factors including low quality of semen, unskilled inseminators and inaccurate detection of lust. The low quality factor of frozen semen can be caused by the post thawing process which affects the motility and viability. Therefore this study aims to determine the effect of different temperatures in the field on the quality of post thawing semen. The method used in the form of macroscopic test of semen quality includes Motility, viability and abnormality The results showed that the thawing process with a temperature of 38oC for 30 seconds was the best time and the percentage of spermatozoa

motility and viability reached 65.2% ± 0.5 and 72.2% ± 0.4. The conclusion of this study is that the best temperature in the post thawing process for PO frozen semen is 38oC for 30 seconds, and this result is normal in accordance with

Indonesian national standards for frozen semen.

(2)

Vol.2 No.1 Tahun 2019. Musamus Journal of Livestock Science 29 1. PENDAHULUAN

Ternak sapi sangat berperan penting akan pemenuhan daging sebagai sumber protein asal hewan bagi manusia. Selain itu, ternak sapi juga merupakan sebagai aset budaya, pendapatan, tabungan hidup, dan keagamaan. masyarakat Papua Selatan terutama di Kabupaten Merauke banyak memelihara ternak sapi peranakan ongole (PO). Populasi ternak sapi di Merauke mencapai 33.037 ekor (Disnak Kabupaten Merauke 2015) namun demikian tingkat populasi terus menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan populasi diduga berkaitan dengan tingginya jumlah pemotongan ternak produktif dan rendahnya produktifitas ternak. Peningkatan populasi sapi potong (PO) perlu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Bidang peternakan memiliki teknologi inseminasi buatan (IB) yang berperan dalam mempercepat peningkatan produktifitas dan populasi ternak sapi. Namun demikian teknologi IB akan berhasil dengan baik jika para peternak memiliki pengetahuan yang baik terhadap fase birahi, sehingga proses IB tepat pada waktu ternak sapi sedang estrus. Nurcholis et al.,(2019) bahwa rata-rata nilai S/C sapi di merauke yang di IB adalah 1,70. hal ini menunjukkan bahwa membutuhkan lebih dari satu kali IB untuk menghasilkan ternak bunting.

Kegagalan kebuntingan yang di akibatkan oleh IB (Inseminasi Buatan) dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas semen, inseminator yang belum terampil dan deteksi birahi yang tidak akurat. Faktor kualitas semen yang rendah dapat disebabkan oleh post thawing yang berdampak pada motilitas dan viabilitas. Post thawing yang tidak sesuai dengan standar dapat menyebabkan penurunan kualitas semen salah satu penyebabnya adalah suhu air yang tidak stabil. Proses thawing pada semen beku sapi dengan suhu 37ᴼC selama 60 detik dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa jaringan spermatozoa Rodrigues et al.,(2005). Sedangkan Ansari et al.,(2010) melaporkan bahwa motilitas dan viabilitas tertinggi yaitu

thawing dengan suhu air 37ᴼC selama 30 detik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pada proses post thawing terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa.

2. METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan semen beku sapi PO sebanyak 20 straw yang di bagi menjadi beberapa perlakukan suhu yaitu: P1 thawing pada air bersuhu 32ᴼC selama 30 detik, P2

thawing pada air bersuhu 35ᴼC selama 30 detik, P3 thawing pada air bersuhu 38ᴼC selama 30 detik dan P4 thawing pada air bersuhu 41ᴼC selama 30 detik. Masing-masing perlakuan menggunakan straw sebanyak 5 buah. Peubah yang diamati diantaranya adalah motilitas, viabilitas dan abnormalitas. Proses pengamatan dilakukan memnggunakan mikroskopik dengan pembesaran 100x mengacu pada (Susilowati et al., 2010). Data penelitian ini dianalsisi menggunakan statistik non parametrik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Thawing merupakan proses pencairan kembali semen beku ketika akan dipergunakan IB.

Pada saat thawing suhu dan waktu sangat mempengaruhi kualitas semen. Suhu dan lama

thawing yang baik dapat mencegah kerusakan sel membran spermatozoa, sehingga sel spermatozoa tetap memiliki energi untuk membuahi ovum. Beberapa hal pemeriksaan post thawing meliputi motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa.

(3)

Vol.2 No.1 Tahun 2019. Musamus Journal of Livestock Science 30

3.1. Motilitas Spermatozoa Semen Beku Setelah thawing

Kualitas semen yang baik adalah memiliki motilitas yang aktif, hal ini menjadi indikator kualitas spermatozoa, spermatozoa yang baik memiliki daya gerak yang progresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata motilitas semen post thawing antara 36%-65%.

Tabel 1. Rataan Motilitas Semen Beku Post Thawing Sapi Pernakan Ongole (PO) Motilitas Spermatozoa % Perlakuan Ulangan Rata-Rata/SD Suhu Thawing Lama Thawing U1 U2 U3 U4 U5 32ᴼC 30 detik 38 39 38 38 38 38.2±0.5 35ᴼC 30 detik 42 40 40 41 41 40.8±1.0 38ᴼC 30 detik 65 66 65 65 65 65.2±0.5 41ᴼC 30 detik 36 36 36 37 36 36.2±0.5

Hasil dari tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata motilitas tertinggi pada suhu 38ᴼC selama 30 detik yaitu 65.2%± 0.5, Standar Nasional Indonesia (SNI) menyatakan bahwa standar minimal motilitas untuk IB adalah 40% (BSN, 2005). Hasil pada perlakuan dengan suhu 38ᴼC dan lama thawing 30 detik ini menunjukan bahwa motilitas spermatozoa memiliki kualitas semen yang sangat baik. hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 19/ permentan/OT.140/3/2012 semen beku sapi (persyaratan) semen beku sesudah dicairkan kembali (post thawing) pada suhu antara 37ᴼC dan 38ᴼC selama 15 detik sampai 30 detik harus menunjukan motilitas spermatozoa minimal 40%. motilitas tertinggi ke dua pada suhu 35ᴼC selama 30 detik yaitu 40.8%± 1.0, suhu 32ᴼC selama 30 detik yaitu 38.2%±0.5 dan suhu 41ᴼC selama 30 detik yaitu 36.2%±0.1, Ansari et al (2010) suhu thawing yang rendah akan memperoleh hasil motilitas yang lebih rendah. Menurut Zelpina et al, (2012). dalam media

thawing pada suhu yang tinggi dapat mengakibatkan proses metabolisme spermatozoa meningkat sehingga membutuhkan energi yang tinggi pula. Persentase motilitas pada suhu 38ᴼC selama 30 detik dan 35ᴼC selama 30 detik menunjukan bahwa spermatozoa tersebut layak untuk gunakan dalam IB karena telah memenuhi ketentuan.

3.2. Viabilitas Spermatozoa Semen Beku Setelah thawing

Hasil pengamatan viabilitas spermatozoa sapi peranakan ongole (PO) secara mikroskopis menunjukan bahwa pada perlakuan dengan suhu thawing 38ᴼC selama 30 detik yaitu 72.20%±0.33 menghasilkan persentase viabilitas tertinggi.

Tabel 2. Rataan Viabilitas Spermatozoa Semen Beku Postthawing Sapi Peranakan Ongole (PO) Viabilitas Spermatozoa %

Perlakuan Ulangan

Rata-Rata/SD Suhu Thawing Lama Thawing U1 U2 U3 U4 U5 32ᴼc 30 detik 66 65 66 67 69 66.6±1.5 35ᴼc 30 detik 69 68 69 68 69 68.6±0.5 38ᴼc 30 detik 72 72 72 72 73 72.2±0.4 41ᴼc 30 detik 48 49 48 47 47 47.8±0.8

(4)

Vol.2 No.1 Tahun 2019. Musamus Journal of Livestock Science 31 Suhu 35ᴼC selama 30 detik memiliki nilai presentasi yaitu 68.82%±1.45 dan yang suhu 32ᴼC selama 30 detik yaitu 67.02%±0.74. Persentase spermatozoa hasil penelitian, menunjukan bahwa suhu 41ᴼC dengan lama thawing 30 detik tidak layak digunakan untuk proses thawing

IB, hal ini dikarenakan persentase viabilitasnya tidak lebih dari 50%, sedangkan menurut Garner and Hafez (2000) viabilitas semen beku minimal 60% sampai 75%. Persentase hidup spermatozoa ditentukan oleh membran plasma yang utuh, membran plasma spermatozoa berfungsi untuk melindungi organel spermatozoa dan transport elektrolik untuk metabolis spermatozoa. Metabolisme spermatozoa dapat mempengaruhi daya hidup spermatozoa karena pada spermatozoa yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi menghasilkan asam laktat yang tinggi yang dapat membunuh spermatozoa (Varasofiari dkk.,2013). Membran plasma yang utuh mempunyai korelasi dengan motilitas spermatozoa, semakin banyak membran plasma spermatozoa yang utuh maka semakin banyak spermatozoa yang motil (Azzahra dkk., 2016). Menurut Nurcholis et al., (2016) untuk mempertahankan membran plasma dibutuhkan bahan suplemen baik dalam proses pengenceran yang mengandung antioksidan dan asam lemak tak jenuh untuk mempertahankan fosfolipid bilayer.

3.3.Abnormalitas Spermatozoa Semen Beku Setelah thawing

Hasil penelitian abnormalitas post thawing spermatozoa semen beku pada suhu yang berbeda tidak berpengaruh terhadap persentase abnormalitas spermatozoa,karena dari kelima perlakuan memperoleh angka persentase abnormalitas semen beku dibawah 10% sesuai dengan SNI semen beku nasional (2005) yang merekomendasikan abnormalitas dibawah 20%, masih layak digunakan untuk IB.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Rataan Abnormalitas Spermatozoa Semen Beku Post Thawing Sapi Peranakan Ongole (PO).

Abnormalitas Spermatozoa % Perlakuan Ulangan Rata-Rata/SD Suhu Thawing Lama Thawing U1 U2 U3 U4 U5 32ᴼc 30 detik 5.4 5.4 6.5 2.7 3.7 4.74±1.5 35ᴼc 30 detik 2.7 5 3.5 2.9 4.6 3.74±1.0 38ᴼc 30 detik 2.6 2.4 2.1 2.2 2.2 2.3±0.2 41ᴼc 30 detik 3.3 4.4 2.2 2.3 5.4 3.52±1.4

Tabel 3 diatas menunjukan bahwa rata-rata terkecil hasil penelitian pada suhu 38ᴼC selama 30 detik yang mempunyai abnormalitas spermatozoa yang lebih baik yaitu sebesar 2.3%±0.2, suhu 41ᴼC dengan lama waktu 30 detik yaitu 3.52%±1.4, suhu 35ᴼC dengan lama waktu 30 detik yaitu 3.74%±1.0 dan suhu 32ᴼC dengan lama waktu 30 detik yaitu 4.74%±1.5. hal ini menunjukan bahwa perlakuan pada suhu 32ᴼC,35ᴼC, 38ᴼC dan 41ᴼC dengan lama waktu 30 detik memiliki persentase abnormalitas yang masih layak untuk digunakan dalam IB.

Hasil pengamatan abnormalitas primer spermatozoa yang ditemukan kepala bercabang dua dan macrocephalus, abnormalitas sekunder terjadi akibat prosesing preparat seperti patahan ekor, kepala leher tanpa ekor menyebabkan sperma tidak dapat bergerak progresif kedepan hanya bergerak melingkar ditempat (Putranti, 2016) sperma yang bergerak ditempat tentu saja tidak dapat membuahi oosit, karena pembuahan dapat terjadi bila sperma utuh bergerak

(5)

Vol.2 No.1 Tahun 2019. Musamus Journal of Livestock Science 32 progresif sehingga mampu membuahi oosit. Sperma yang terputus kepala dan ekor tentu saja tidak dapat membuahi karena tidak ada ekor yang menggerakan untuk menuju sel telur.

4. KESIMPULAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu thawing yang berbeda berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa semen beku. Suhu dan waktu thawing yang paling baik terdapat pada suhu 38ᴼC dengan waktu 30 detik.

DAFTAR PUSTAKA

Ansari M, Towhidil A, Moradi SM .2010. Effect Of Straw Size And Thawing Time On Quality Of Cryopreserved Buffalo Semen. Reproductive Biology.11(1)49-54.

Azzahra,F.Y.,E.T. Setiatini dan D. Samsudewa. 2016. Evaluasi motilitas dan persentase hidup semen segar sapi PO kebumen pejantan muda. Universitas diponegoro. Semarang. Jurnal sains peternakan Indonesia,(2): 99-107.

Garner,D. L. and E. E. Hafez.2000.Spermatozoa and seminal plasma. In reproduction in farm animals.Edited by e. s. e. hafez.7th edition. Lippincott wiliams and wilkins. Maryland.

Nurcholis dan Salamony S M. 2019. Performa reproduksi sapi lokal yang toleran terhadap iklim di merauke. Jurnal Peternakan Indonesia. 21 (1) : 10 – 17.

Nurcholis, Arifiantini R I, Yamin M. 2016. Kriopreservasi semen domba garut menggunakan tris kuning telur yang disuplementasi omega-3 minyak ikan salmon. Jurnal Veteriner. 17 (2) : 309-315.

Putranti, O. D. 2016. Disertasi. Pengaruh Penambahan Kafein Pada Sperma Kauda Epididimis Sapi Bali Pasca Thawing Terhadap Fertilitas Secara Fertilisasi In Vitro. Universitas Padjadjaran.

Rodrigues. 2005. Heprin Level Effect Of Sperm Capacitation Of Freshan Frozen- Thawed Bovine Semen. Proceedings Vol. 56. Westerm Section. American Society Of Animal Science Mexyco City.

Susilowati,S., Hardijanto.,T.W.Suprayogi T. Sardjito, dan T. Hermawati. 2010. Penuntun Praktikum Inseminasi Buatan. Fakultas Kedokteran Hewan. Airlangga University Press.

Varasofiari, L. N., Setiatin, E. T., Sutopo 2013 Evaluasi Semen Segar Sapi Jawa Brebes Berdasarkan Lama Waktu Penyimpanan. Animal Agriculture Journal, 2(1), 201-208.

Zelpina, E., B. Rosadi dan T. Sumarsono. 2012. Kualitas Spermatozoa Post Thawing Dari Semen Beku Sapi Perah.Jurnal Ilmu - Ilmu Peternakan 15 (2): 98 – 100.

Gambar

Tabel 1. Rataan Motilitas Semen Beku Post Thawing Sapi Pernakan Ongole (PO)
Tabel 3. Hasil Pengamatan Rataan Abnormalitas Spermatozoa Semen Beku Post  Thawing Sapi

Referensi

Dokumen terkait

Intervensi keperawatan yang disusun adalah dengan manajemen energi dimana dalam NIC : Energy management : Energy Management : kaji aktivitas pasien sehari- hari,

Evaluasi merupakan salah satu langkah dalam proses keperawatan yang memungkinkan untuk menentukan apakah intervensi berhasil meningkatkan kondisi klien. Evaluasi

Biomassa merupakan total berat dari suatu populasi. Total biomassa dipengaruhi berat rata-rata individu dan jumlah populasinya. Sehingga pertumbuhan biomassa

Sistematika penulisan artikel "Hasil Penelitian Empiris" terdiri dari: Judul; Nama Penulis; Alamat; Abstrak; Kata kunci; Pendahuluan; Metode Penelitian; Hasil

Untuk miniatur pembangkit tenaga listrik mikrohidro (PLTMH) yang penulis tertarik akan cara kerja pembangkit listrik sederhana yang langsung dapat dipergunakan dan

Kaitannya skripsi yang diatas dengan skripsi yang saya teliti yaitu terkait tentang pengelolaan manajemen sumber daya manusia dan peran seorang kepala sekolah di MTs Negeri

Sebenarnya guru dapat mengembangkan sikap spiritual dalam kegiatan awal lebih dari sekedar salam dan doa saja,guru dapat mengembangkan sikap spiritual islami pada siswa

Tutkimukseen osallistujaa tulee informoida hyvin tutkimuksesta, mutta lisäksi tulee taata, että tutkittavan anonymiteetti säilyy koko tutkimuksen ajan (Leino-Kilpi