• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Studi Kasus pada Siswa SMA dan Sederajat di Kota Banda Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Studi Kasus pada Siswa SMA dan Sederajat di Kota Banda Aceh)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh AGUSTINA MAULIDA

NIM. 441106467

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH 1437 H/ 2016 M

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat yang telah memberikan kesehatan dan keberkatan umur sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan segala keterbatasan. Selanjutnya salawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan parasahabat yang telah berjuang demi tegaknya ajaran Islam di permukaan bumi serta telah memberikan suritauladan yang melalui sunnahnya hingga membawa kesejahteraan di muka bumi ini.

Dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas Dakwah UIN Ar-raniry Jurusan PMI-Konsentrasi Kesejahteraan Sosial, menyusun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam. Untuk itu penulis memilih judul “Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Studi Kasus Pada

Siswa SMA dan Sederajat Di Kota Banda Aceh)”. Meskipun dengan banyaknya

kekurangan dan keterbatasan ilmu, akhirnya dengan izin Allah SWT segala rintangan dapat dilalui.

Rasa terimakasih dan rasa hormat penulis yang setinggi-tingginya dan tak terhingga nilainya kepada Ibunda tercinta Mardhiah dan sebagai ibu yang telah melahirkan dan membesarkan sendiri setelah Ayahanda kembali ke Rahmatullah, dan juga telah mendidik memberikan kasih sayang yang tak terhingga dan dengan sepenuh doa dan harapan agar penulis dapat menjadi anak yang saleh dan berguna bagi agama dan bangsa. Dan juga kepada Kak Arisma Mulyanti, Abang Ardha Billy, Kakak Ema Gustrielida, Teta Sesi Afrisya Rosmaya, Cut bang Zulmahijjun

(6)

ii

menyusun skripsi untuk mendapatkan gelar sarajana. Penulis tidak bisa membalas apa yang telah diberikan melainkan Allah SWT yang membalasnya, aamiin ya

Rabbal ‘alaamiin.

Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis kepada Bapak Julianto Saleh, M. Si selaku pembimbing I serta Ibu Nurul Husna, M. Si selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Penasehat Akademik (PA) Bapak Hasan Basri, M. Ag beserta seluruh dosen Fakultas Dakwah yang telah membekali penulis dengan ilmu yang bermanfaat.

Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan yang telah mendukung kesuksesan penulis, khususnya Unit 9, unit 10 dan unit 8 PMI- Konsentrasi Kesejahteraan Sosial.

Walaupun banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bukan berarti skripsi ini telah mencapai taraf kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Mahasuci Allah SWT yang telah menetapkan tulisan yang sempurna kecuali kalam-Nya dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

(7)

iii

Banda Aceh, 29 Februari, 2016

Wasalam

(8)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

ABSTRAK… . ... vii

BAB I :PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Manfaat Penelitian ... 16

E. Penjelasan Istilah Penelitian ... 16

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 18

B. Perkembangan Masa Remaja ... 20

C. Sejarah Lahirnya Alat Kontrasepsi ... 23

D. Pengertian Alat Kontrasepsi dan Jenisnya.. ... 25

E. Dampak Pengunaan Alat Kontrasepsi Bagi Remaja ... 26

F. Alat Kontrasespsi Dalam Pandangan Islam ... 31

G. Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi ... 32

BAB III: METODE PENELITIAN ... 35

A. Fokusdan Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 36

C. Informan Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

(9)

v

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

B. Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi di Kalangan Siswa SMA di Kota Banda Aceh... 44

C. Cara Siswa Memperoleh Alat Kontrasepsi ... 52

BAB V: PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh Tentang Pembimbing Skripsi.

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Lampiran 4. Pedoman Observasi Lampiran 5. Foto Sidang

Lampiran 6. Daftar Tabel

(11)

1 Apotik Andalas Jl. T. P. Polem No. 147, Banda Aceh 2 Apotik Banda Farma Jl. ST. Johansyah No. 14 lamlagang,

Banda Aceh

3 Apotik Berkat Jl. Chairil Anwar no. 33 Peunayong, Banda Aceh

4 Apotik Cempaka Farma Jl. H.M.Daud Beureueh No. 156,Banda Aceh

5 Apotik Cinta Sehat Jl. Mohd. Jam No. 1, Banda Aceh 6 Apotik Pelengkap Fakinah Jl. Jend. Sudirman No. 27-29, Banda

Aceh

7 Apotik Kimia Farma 37 Jl. Diponogoro 8, Banda Aceh 8 Apotik Kimia Farma

Lampriet

Jl. Tgk Daud Beureuh No. 167-171 Gp Bandar Baru, Banda Aceh

9 Apotik Kimia Farma No. 92 Jl. Khairil Anwar, peunayong, Banda Aceh

10 Apotik Kimia Farma No 292 Jl. Pocut Baren No 37 Gp Kuramat, Banda Aceh

11 Apotik Kokarlin Jl. Pocut baren No. 49-E, peunayong, Banda Aceh

12 Apotik Laris dua Jl. Panglima Polem no.56, Banda Aceh 13 Apotik Medika Darussalam Jl. T. Nyak Arief No. 336 Darussalam,

Banda Aceh

14 Apotik Kimia Farma 292 Jl. Pocut Baren No. 37, Banda Aceh 15 Apotik Meurasi Jl. Tgk. Daud Beureueh No.183, Banda

Aceh

16 Apotik Mutiara Jl. T. Umar No.236 Gp Setui, Banda Aceh

17 Apotik Nazar Jl. T. Iskandar No. 14 Gp Lamglumpang. Ule kareng, Banda Aceh

18 Apotik Putro Meuraxa Jl. T. Iskandar Ulee Kareng, Banda Aceh 19 Apotik Siwah Medika Center Jl. TP Polem No. 168-174 Gp

Puenayong, Banda Aceh

20 Apotik Rasi Jl. Tgk. Daud Beureeh No. 81, Banda Aceh

21 Apotik Ratu Farma Jl. Sri Ratu Syafiatuddin 66, Banda Aceh 22 Apotik Rakan Medical Jl. Tgk.H. M. Daud Beureueh No.187 Gp

(12)

26 Apotik Al-Insan Jl. Tgk chik dipinueng Raya No. 26 Gampoeng Pineung Banda Aceh 27 Apotik Amanda Jl. Tgk.H.Mohd. Daud Beureueh Lp

seulanga No.09 Gp Berueh Banda Aceh 28 Apotik Family Farma Jl. Tgk. Daud Bereueh No. 66, 67 A.67 B

Gp Beurawe, Banda Aceh 29 Apotik Kimia RS Zainal

Abidin

Jl. Tgk. Daud Beureueh, Banda Aceh 30 Apotik Aceh Aye Center Jl. Tgk Abdullah Ujong Rimba No. 6 Gp

Baru, Banda Aceh

31 Apotik Cinta Bunda Jl. T Umar No. 17 Gp Setui, Banda Aceh 32 Apotik Cempaka Lima Kuta

Raja

Jl. KHA. Dahlan No.07 Gp Merduati, Banda Aceh

33 Apotik Kanzul Arasy Jl. Wedana No. 12 Gp Lhong Raya, Banda Aceh

34 Apotik Kimia Farma No.161 Jl. T Umar No.201 Setui, Banda Aceh 35 Apotik Kita Jl. T Umar No. 111-113 Setui, Banda

Aceh

36 Apotik Laris 4 Jl. T Umar No. 225 Setui, Banda Aceh 37 Apotik Mekar Sehat Jl. T Umar No.281 Gp Geuce, Banda

Aceh

38 Apotik Meurasi Baru Jl. T Umar No.508 Setui, Banda Aceh 39 Apotik Mitra Jl. T Umar No. 65 Gp Setui, Banda Aceh 40 Apotik Rata Farma Jl. Jl. T Umar No 281 Gp Gueceu, Banda

Aceh

(13)

1 Medican Toko Jl Teuku Nyak Arief, Syiah Kuala, Banda Aceh

2 Sehat Toko Jl Jend A Yani 72, Kuta Alam, Banda Aceh

3 Putra Tanjong Toko Jl Mata Le 1, Syiah Kuala, Banda Aceh 4 Doa Restu Toko Jl Hasan Saleh 49, Baiturrahman, Banda

Aceh

5 Hidup Sehat Toko Jl Mata IE 15, Syiah Kuala, Banda Aceh 6 Sejahtera Toko Jl Jend A Yani 106, Kuta Alam, Banda

Aceh

7 Kurnia Toko Jl Teuku Umar 117, Baiturrahman, Banda Aceh

8 Anugrah Toko Jl Teuku Umar 252, Baiturrahman, Banda Aceh

9 Citra Indah Toko Jl. T. Nyak Arief No. 21 Gp Rukoh, Banda Aceh

10 Hikmah Jaya Jl. Syah kuala Simp Lambaro Skep, Banda Aceh

11 Ilham II Toko Jl. Tgk. Glee Iniem No. 10 Sp. Tungkop, Banda Aceh

12 Kasih Mama Toko Jl. Laksamana Malahayati Gp Kajhu, Banda Aceh

13 Kuta Mulia Toko Jl. Twk. Hasyim Banta Muda No.5, Bamda Aceh

14 Mancur Toko Jl. RA Kartini No. 49 Penayong Kuta Alam, Banda Aceh

15 Metro Farma Toko Jl. Sultan Iskandar Muda Gp Punge Juroeng, Banda Aceh

16 Rahayu Toko Jl. T. Iskandar No. 23 Pasar Ulee Kareng, Banda Aceh

17 Sari Toko Jl. Khairil Anwar No. 45 Gp Penayong, Banda Aceh

18 Subhan Toko Jl. Lamreung Ule Kareng, Banda Aceh 19 Sumber Hidup Toko Jl. Al-Huda No. 76 Gp Keuramat, Banda

Aceh

20 Ulka Farma Toko Jl. T. Iskandar No. 08 Gp Lamglumpang Ule Kareng, Banda Aceh

(14)

23 Bunda Farma Toko Jl. Tgk Sulaiman Daud No. 14 Pueniti, Banda Aceh

24 Farma Medika Toko Jl. Sultan Iskandar Muda No. 13 Punge Blang Cut, Banda Aceh

25 Mujarab Toko Jl. Diponegoro No. 136, Banda Aceh 26 Owend Toko Jl. Soekarno Hatta Lampeuneruet,

Banda Aceh

27 Shinta Toko Jl. Punge Blang Cut No. 117, Banda Aceh

Jumlah apotek dan toko obat yang ada di Banda Aceh1

1

United Dico Citas, Distributor Farmasi, Alamat Residen Danubroto Geuceu komplek No. 1/ 11. Sabtu, tanggal, 20, Februari, 2016.

(15)

vii

ABSTRAK

Semakin berkembangnya manusia maka akan banyak perubahan sosial, perubahan sosial antara lain: Urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi, lamanya pendidikan, demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat dan modernisasi. Perubahan sosial salah satunya adalah alat kontrasepsi yang menimbulkan masalah sosial yaitu penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual, HIV dan AIDS. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa SMA di kota Banda Aceh serta bagaimana cara siswa SMA di kota Banda Aceh memperoleh alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa SMA kota Banda Aceh, untuk mengetahui cara siswa SMA di kota Banda Aceh memperoleh alat kontrasepsi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah studi kasus dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling. Penelitian yang biasa menggunakan teknik sampling ini adalah penelitian yang populasinya adalah individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau diganggu, tidak bersedia menjadi responden karena merasa malu atau alasan lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Subjek penelitiannya adalah, 3 penjaga swalayan yang berbeda, 1 orang penjual jamu dan 3 siswa yang bersekolah di SMA kota Banda Aceh yang belum ada ikatan pernikahan berusia 16-19 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual, HIV dan AIDS dampak perilaku seks bebas di luar nikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 siswa yang bersekolah di SMA kota Banda Aceh menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan mencegah penyakit menular seksual, HIV dan AIDS dampak dari perilaku seks bebas di luar nikah tanpa berpikir dampak jangka panjang pada norma agama dan norma sosial.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sejak zaman primitif laki-laki dan perempuan telah menggunakan metode pengendalian kelahiran. Hal yang dilakukan untuk pengendalian kelahiran adalah penahan nafsu seks, aborsi dan pembunuhan bayi adalah tiga metode pengendalian kelahiran yang terkenal pada suku-suku primitif dan awal kebudayaan.1 Dari ketiga pengendalian kelahiran yang pantas dilakukan hanya pengendalian nafsu seks yang tidak berdampak negatif pada kehidupan bermasyarakat, yang lain tidak sepantasnya dilakukan seperti aborsi dan pembunuhan bayi karena setiap mahluk hidup mempunyai hak untuk hidup walaupun masi cabang bayi. Kemajuan sumber manusia dan pola pikir yang cerdas dan kemajuan tekhnologi manusia berhasil merancang alat kontrasepsi untuk tidak terjadi lagi pembunuhan bayi dan aborsi dengan mencegah kehamilan tanpa pengendalian nafsu seks.

Di Indonesia pada tahun 1991 ketika studi seksualitas masih relatif baru sebagai bidang studi ilmu sosial. Ditengah persoalan kritis negara seperti kemiskinan, perang, krisis ekonomi, politik dan pengurasan lingkungan akan menimbulkan pertanyaan apakah seksualitas penting dibicarakan, pada saat krisis sosial, perilaku seksual seringkali menjadi “ekspresif” dan mempunyai nilai simbolik besar sehingga seksualitas dapat menjadi semacam “barometer” ____________

1

Kendra Sundquist, Kontrasepsi: Apa yang Terbaik bagi Anda, (Jakarta: Arca, 1998), hal. 1.

(17)

masyarakat. Seksualitas bukan hanya biologis-fisik, tetapi selalu merupakan bentuk interaksi sosial. Karena itu, hubungan seksual adalah cermin nilai-nilai masyarakat, adat, agama, lembaga-lembaga besar seperti negara serta hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan. Seringkali kebutuhan seksual dibandingkan dengan kebutuhan makan dan minum. Persaman ini bisa berguna, tetapi bisa juga menyesatkan.2 Jika kebutuhan tersebut tidak dikontrol dengan baik dan berlebihan maka akan sangat berdampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat yang akan melangar norma sosial dan norma agama.

Pertambahan penduduk yang terus bertambah dari tahun ketahun dan jika tingkat natalitas (kelahiran) tinggi, maka jelas akan menunjukkan pertambahan jumlah penduduk akan tetapi jika angka mortalitas menurun, maka hal ini menunjukkan adanya jumlah pengangguran. Bertambah atau berkurang jumlah penduduk akan berpengaruh pada jumlah produksi sebagai kebutuhan pokok penduduk yang harus dipenuhi. Jika jumlah penduduk yang kian bertambah tanpa disertai dengan bertambahnya jumlah produksi, maka akan berakibat buruk bagi kehidupan sosial. Dampak yang paling nyata adalah patologi sosial.3 Seperti kemiskinan, busung lapar, anak terlantar, pengangguran, tindakan kriminalitas dan lain-lain. Pengendalian penduduk harus menjadi prioritas. Apalagi kesehatan dan usia harapan hidup meningkat sehingga tanpa pengendalian rawan terjadi ledakan

____________

2

Julia Suryakusuma, Agama, Seks dan Kekuasaan, (Jakarta: Komunitas bambu, 2012), hal. 159.

3

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasahan Sosial,

(18)

jumlah penduduk. Hal tersebut terbukti pada jumpa pers dalam rangka hari kontrasepsi dunia yang mengangkat tema” 50 tahun pil kontrasepsi”.4

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontrasepsi berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menunda atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.5

Kondom adalah bentuk kontrasepsi yang pertama kali ditemukan. Kondom dibuat dari banyak bahan yang tidak lazim dan pada awalnya lebih dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit menular seksual dari pada sebagai pencegah kehamilan. Kondom pertama kali digunakan oleh pria Mesir pada tahun 1350-1220 SM untuk melindungi dirinya dari penyakit infeksi kelamin. Baru pada tahun 1970, kondom juga dipakai laki-laki untuk melindungi perempuan dari kehamilan. Sejak acquired immune deficiency syndrome (AIDS) ditemukan pada tahun 1981, kondom telah diiklan dan dipromosi secara luas. Kondom terjual bebas di apotek tanpa resep, toko obat dan di swalayan. Di luar negeri bahkan

____________

4

Eko A. Meinarno dkk, Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat: Pandangan

Antropologi dan Sosiologi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), hal. 210.

5

Suratun dkk, Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, (Jakarta: Trans info media, 2008), hal. 27.

(19)

kondom juga dapat dibeli di swalayan, pompa bensin, mesin penjual, serta toilet umum.6

Peneliti mendapatkan informasi dari psikolog yang bekerja di BP3A (Badan perlindungan pemberdayaan perempuan dan anak) psikolog tersebut mendapat informasi dari manager salah satu swalayan yang membuka cabang di kota Banda Aceh bahwa remaja sering membeli salah satu alat kontrasepsi jenis kondom pada sabtu malam, manager swlayan sering memeriksa dokumen CCTV ternyata yang menjadi konsumen salah satu alat kontrasepsi adalah remaja usia antara 17-20 tahun dari pengakuan manager swalayan dipastikan remaja tersebut belum menikah dan stock penjualan salah satu alat kontrasepsi sama dengan stock penjualan odol gigi.7 Penjualan yang bebas tanpa pengawasan terhadap remaja membuat remaja bebas membeli alat kontrasepsi yang semestinya bukan remaja yang menjadi konsumen alat kontrasepsi.

Perkembangan berikutnya kondom muncul dalam berbagai warna dan tampilan. Kondom juga bahkan diproduksi dengan berbagai cita rasa. Hal ini bukan tanpa tujuan, kondom bercita rasa digunakan untuk seks oral (menggunakan mulut). Bahkan kekuatan kondom juga bervariasi, disesuaikan dengan tujuan masing-masing.8

Bebasnya penjualan kondom tanpa ada kontrol maka bebas pula individu-individu melakukan seks bebas karena pelaku seks bebas aman dari kehamilan ____________

6

Suzanne Everett, Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif, (Jakarta: Buku Kedokteran EGD, 2007), hal. 59.

7

Hasil wawancara peneliti dengan ibu Endang Setianingsih psikolog di (BP3A) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tanggal, 11, Mei, 2015.

8

(20)

dan penyakit menular seksual, di berbagai media massa membahas tentang seorang artis ternama Julia Peres, dicekal karena menyertai salah satu alat kontrasepsi yaitu kondom di dalam promosi albumnya. Belum lama sebelum peristiwa itu, bangsa Indonesia juga dihebohkan oleh berita di media adanya penyeludupan impor kondom bekas. Berharap mensosialisasikan kondom untuk mencegah penyakit infeksi kelamin malah berakibat negatif yaitu mensosialisasikan seks bebas dengan adanya kondom agar tidak hamil dan dalam penjualan kondom tidak dikontrol. Berbagai promosi kondom yang luas ini memberi dampak kontroversi. 9

Menurut Markus Steiner dan Willard Gater dari Family Health Internasional dalam buku Dwi Anton promosi kondom masih bersifat kontroversial di banyak negara termasuk Amerika Serikat. Promosi kondom dapat menimbulkan kompensasi tingkah laku seksual yang tidak sehat. Meski alat kontrasepsi sejatinya buat pasangan suami-istri, tapi sekarang ini malah ditemukan para gadis, remaja putri yang belum menikah yang menggunakan kontrasepsi ini, terutama kontrasepsi hormonal karena tidak ingin hamil dan takut terkena penyakit menular seksual atau HIV dan AIDS. Rupanya remaja putri yang menjadi akseptor KB itu adalah mereka-mereka yang menjalani model kehidupan bebas yang dicontohkan oleh barat. Biasanya mau hidup bersama tanpa nikah atau kumpul kebo atau bergaul bebas yang pacarannya kebablasan.10

____________

9

Dwi Anton, Mimilih Kontrasepsi Alami dan Halal, (Solo: Aqwamedika, 2013), hal. 179-180.

10

(21)

Salah satu faktor penyebab kebebasan seks yang sering menimbulkan beban mental pada remaja adalah kampanye keluarga berencana (KB) yang kurang memberikan sosialisasi lanjutan untuk remaja. Kampanye yang tidak ada lanjutan sosialisasi untuk remaja akan ada salah pemahaman tentang pengunaan KB tersebut, dengan adanya solusi untuk menunda kelahiran maka remaja yang melakukan seks bebas akan melakukan hal menurutnya menguntungkan bagi remaja sendiri saat itu tanpa memikirkan hal negatif yang akan timbul seperti hamil di luar nikah tertular penyakit kelamin, juga akan berdampak pada norma sosial dan norma agama. Berlakunya program KB di suatu negara khususnya dengan beredarnya alat-alat kontrasepsi akan merangsang remaja untuk melakukan hubungan seks.11 Padahal alat kontrasepsi bukan untuk remaja yang hidup bebas melakukan seks bebas akibat meniru budaya barat (Westernisasi) yang semaunya tanpa penyaringan mana yang seharusnya dilakukan sesuai norma sosial dan agama yang dianut, kebanyakan remaja terjerumus dengan masalah yang tidak sepatutnya ditiru.

Di zaman globalisasi ini, remaja harus diselamatkan dari dampak globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, sementara tidak cocok dengan kebudayaan di negara tertentu yang melanggar aturan norma yang berlaku. Terutama negara-negara yang masih menerapkan adat ketimuran termasuk negara Indonesia. Sebagai contoh kebudayaan asing yaitu seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini kebebasan bergaul remaja ____________

11

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 150.

(22)

sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis, Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya yang banyak merupakan orang tua. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.12

Hampir semua masyarakat beradap berpendapat bahwa perlu adanya regulasi atau peraturan terhadap penyelengaraan hubungan seks, dengan peraturan-peraturan tertentu. Sebab dorongan seks itu begitu besar dan dahsyat pengaruhnya terhadap manusia, seks bisa membangun kepribadian, juga bisa menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan. Hal ini dibuktikan oleh sejarah peradaban manusia sepanjang zaman. Dengan terjadinya perubahan sosial dapat mempengaruhi kebiasaan hidup manusia, sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka, pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan sosial, antara lain: Urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi, lamanya pendidikan, demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat dan modernisasi.13.

Remaja berada dalam situasi yang sangat peka terhadap pengaruh nilai baru, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya tangkap mana yang seharusnya baik untuk ditiru. Mereka cenderung lebih mudah melakukan ____________

12

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

didik, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), hal. 9.

13

(23)

penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi yang bebas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai yang datang dari luar. Kesejahteraan remaja tergantung dari pemanfaatan kesempatan untuk pengembangan pribadi serta pencegahan putus sekolah dan berperilaku sosial yang menyimpang seperti hubungan seksual yang terlalu dini, hubungan seksual pranikah, penggunaan obat-obat terlarang, minum-minuman keras dan sebagainya. Hubungan seksual pranikah membawa pengaruh buruk, baik bagi remaja maupun kelurga dan masyarakat.14 Perilaku remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan bermainnya. Remaja masih labil akan mudah dipengaruhi oleh orang lain. Remaja seringkali hanya mengikuti arus perkembangan globalisasi, tanpa memiliki filter terhadap tindakan mereka. Lingkungan pergaulan yang tidak baik akan mempengaruhi remaja pada perilaku yang tidak baik pula, seperti kriminalitas, pengunaan narkoba dan seks bebas di luar nikah.

Banyak sekali informasi melalui media cetak, elektronik yang ditayangkan secara vulgar dan bersifat tidak mendidik, tetapi lebih cenderung mempengaruhi dan mendorong perilaku seksual yang tidak bertangung jawab. Keterpaparan remaja terhadap pornografi dalam bentuk bacaan berupa buku porno, melalui film porno semakin meningkat. Konsultasi seks yang diberikan melalui media cetak dan elektronik yang disebut sebagai pendidikan seks, penayangan film tertentu di televisi dapat menyebabkan salah persepsi atau pemahaman yang kurang tepat terhadap kesehatan reproduksi. Di sisi lain bahan bacaan tentang kesehatan ____________

14

Saroha Pinem, Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, (Jakarta: Trans info media, 2009), hal. 308.

(24)

reproduksi dan penerangan melalui media yang bersifat audio visual sangat terbatas dan kalaupun ada bentuknya kurang menarik bagi remaja.15

Tidak dapat dipungkiri bahwa media massa selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, termasuk remaja, apalagi saat ini banyak terdapat jejaring sosial seperti facebook dan twitter yang memberikan ruang bagi remaja untuk bertukar informasi. Jika remaja berbagi informasi yang pasitif dan dapat memperluas wawasan serta dapat menunjang prestasi mereka, hal tersebut sangat bagus. Tapi jika remaja berbagi informasi yang keliru, maka itu akan berdampak pada perilaku mereka. Remaja akan menerima informasi begitu saja tanpa ada analisis informasi yang baik. Kekeliruan dalam penyampaian atau penerimaan informasi adalah faktor yang menyebabkan tindakan salah. Jika remaja menerima informasi yang salah mengenai kegunaan alat kontrasepsi, maka mereka tidak dapat menentukan tindakan atau perilaku mereka yang akan beresiko menggunakan alat kontrasespi yang tidak semestinya digunakan dan akan berdamapak dalam lingkungan sosial dan agama.

Perubahan sosial salah satunya adalah alat kontrasepsi yang menimbulkan masalah sosial yaitu penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa, juga dapat di katakan patologi sosial yang akan membuat pelaku seks di luar nikah akan merasa aman akan dampak dari perilaku seks bebas, perilaku ini timbul karena perubahan sosial.16 Peneliti tertarik ingin meneliti masalah sosial yang di timbulkan dari perubahan sosial yang kurang disosialisasikan pada penguna yang semestinya dan dikontrol dalam penjualannya agar tidak semua orang bebas ____________

15Ibid…, hal. 312. 16Ibid…, hal. 313

(25)

membeli dan menggunakannya dikarenakan alat kontrasepsi dirancang untuk suami istri.

Dalam Islam jelas membatasi hubungan antara laki-laki dan perempuan apalagi melakukan hubungan seks di luar nikah, perilaku tersebut sunguh perbuatan yang dilarang dalam Agama Islam dan ditolak di lingkungan sosial.

Al-Quran sebagai dasar hukum Islam jelas sangat melarang zina, di dalam ayat Al-Qur‟an telah dijelaskan tentang larangang zina yang terdapat dalam surat Al-Israa‟ ayat: 32 Allah SWT berfirman:



























Artinya: “Dan janganlah kamu dekati perbuatan zina itu, sesunguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Israa‟ ayat: 32).17

Maksud dari firman Allah SWT, Dia melarang hamba-Nya berbuat zina dan mendekatinya serta melakukan faktor-faktor dan aspek-aspek yang mengantarkan kepada perzinaan. “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu merupakan hal yang keji.” Yakni, suatu perbuatan dosa besar. “Dan suatu jalan yang buruk.” Yakni, seburuk-buruk jalan dan karakter.18

Dalam pengamatan sejumblah ulama Al-Quran, ayat-ayat yang menggunakan kata “jangan mendekati” seperti ayat di atas, biasanya merupakan larangan mendekati sesuatu yang dapat melarang jiwa atau nafsu untuk melakukannya. Dengan demikian larangan mendekati mengandung makna ____________

17

Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan. (Bandung: Jamanatul „Ali-ART, 2014), hal. 286.

18

(26)

larangan untuk tidak terjerumus dalam rayuan sesuatu yang berpotensi mengantar kepada langkah melakukannya.19

Aceh yang memiliki Qanun tentang larangan perzinaan yang terdapat dalam Qanun No. 14 tahun 2003 Tentang Khalwat atau hubungan yang tidak sah secara hukum Islam di tempat yang sepi.20 Walaupun aceh memiliki Qanun tentang larangan perzinaan atau khalwat tidak menjamin aceh bebas dari perbuatan zina tersebut. Peraturan yang jelas tidak membuat para pelaku perbuatan zina jera dan takut melakukannya lagi, tapi mencari celah agar perbuatan zinanya dapat terlaksana tanpa kena hukuman dari manusia, kadang individu lupa akan kekuasaan Maha Cipta yang Maha melihat atas apa yang telah diperbuat.

Fenomena seks bebas ibarat gunung es yang hanya terlihat sedikit, namun pada faktanya mayoritas generasi di Indonesia tak terkecuali Aceh sudah diseliputi atmosfir seks bebas pada stadium parah. Mengenai hal ini Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini Indonesia sudah masuk darurat pornografi. Hal ini terbukti dari belanja pornografi sepanjang 2014 diperkirakan mencapai lima puluh triliun rupiah. Ia juga berkata 45% di antaranya merupakan kejahatan seksual yang melibatkan anak di bawah umur, bahkan hingga anak usia dini.

Angka seks bebas yang mencengangkan sekaligus memilukan ini ternyata tiap tahun terus bertambah. Tanpa disangka-sangka Lhokseumawe meraih 70% ____________

19

M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Kserasian Al-Quran. Jilid 7,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 456.

20

Arfiansyah, Syariat Islam, Politik dan Perempuan di Aceh, (Banda Aceh: Arraniry Press,2012), hal. 96.

(27)

dan peringkat pertama seks bebas di kalangan remaja Aceh, disusul Banda Aceh dengan kuota 50%. Atmosfir seks bebas telah menggerogoti keimanan anak Aceh, hal ini terlihat dari jumlah kawula muda yang telah melakukan awal dari zina yaitu pacaran yang berlanjut pada hubungan intim. Bahkan yang sangat mengejutkan di Aceh terdapat daerah tertentu yang aktivitas jual diri sangat galak disyiarkan. Sudah beberapa kali kepergok, namun aktivitas ini terus berlanjut dan semakin meningkat peminatnya, sungguh ironis dan menyedihkan.

Sejauh ini, alasan para kawula muda melakukan seks bebas bukan karena ekonomi keluarga yang ambruk, untuk membiayai kuliah dan sekolah, melainkan karena keinginan untuk merasakan bagaimana “syurga dunia”, Namun fatalnya mereka tidak mengambil jalur yang disahkan agama dan hukum yaitu menikah. Tak jarang di momen tertentu seperti Birth day, Valentine day, tahun baru, lulus sekolah, HIV/AIDS day dan momen yang semisalnya mampu mencetakkan keuntungan bebas bagi penguasa kondom, miras, coklat, hotel, boneka, dan sebagainya. Lagi-lagi penguasa yang mengeruk keuntungan yang besar sedangkan generasi semakin rusak mental dan moral. Tentunya pemerintah Indonesia khususnya Aceh telah berupaya untuk menuntaskan “gurita seks bebas” ini. Namun solusi yang diberikan masih jauh menyentuh akar permasalahan bom seks bebas di kalangan para remaja. Pemerintah berupaya meredam seks bebas dengan cara membagikan kondom kepada pelacur yang miskin. Seiring berjalannya waktu, seks bebas bukan berkurang bahkan makin meningkat yang diiringi dengan

(28)

meningkatnya penderita HIV/AIDS baik di kalangan remaja hingga orang dewasa.21

Dari hasil wawancara peneliti pada apoteker di dua belas apotik yang ada di Banda Aceh mengaku ada beberapa remaja yang pernah dan ingin membeli alat kontrasepsi, di tujuh apotik apoteker menjualnya kepada remaja dan di lima apotik apoteker tidak menjualnya karena alat kontrasepsi dirancang untuk pasangan suami istri yang mencegah dan menunda kehamilan bukan untuk remaja yang belum menikah.22

Dari hasil observasi di dua belas apotik yang ada di Banda Aceh mejual berbagai jenis alat kontrasepsi tanpa resep dokter. Ada beberapa penjual alat kontrasepsi yang menjual alat kontrasepsi kepada remaja yang semestinya tidak diberikan. Dari permasalahan tersebut bahwa sebenarnya alat kontrasepsi bukan untuk digunakan oleh remaja. Tapi sebagian dari penjual alat kontrasepsi tidak mengubris hal tersebut karena penjual alat kontrasepsi tersebut hanya memikirkan alat kontrasepsi yang ia jual laku terjual. Begitu mudah remaja memperoleh salah satu jenis alat kontrasepsi tanpa ada kontrol dalam penjualannya maka semudah itu pula remaja akan membeli dan menggunakannya. Apaalagi remaja yang mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman dan pacaran yang kebablasan.23

____________

21

http://aceh.tribunnews.com/2015/02/28/aceh-dalam-gurita-seks-bebas, akses tanggal 1, Februari, 2016.

22

Hasil wawancara peneliti dengan apoteker di 12 apotek untuk melengkapi tugas mata kuliah dan untuk data awal proposal penelitian, nama apotek tidak diizinkan untuk di cantumkan oleh pemilik apotek, nama apotek ada pada peneliti. Tanggal, 11, Juni, 2014.

23

Hasil observasi peneliti di 12 apotek untuk melengkapi tugas mata kuliah dan untuk data awal proposal penelitian, nama apotek tidak diizinkan untuk di cantumkan oleh pemilik apotek, nama apotek ada pada peneliti. Tanggal 11 Mei 2014.

(29)

Dari hasil wawancara peneliti yang ditemukan di lapangan bahwa beberapa remaja siswa SMA kota Banda Aceh yang pernah melakukan seks bebas dengan pasangannya yang belum menikah dua siswa mengaku menggunakan alat kontrasepsi dan membelinya di salah satu apotik. Tiga siswa lain yang peneliti wawancarai, dua siswa mengetahui tentang alat kontrasepsi dan satunya lagi tidak mengetahui apa itu alat kontrasepsi mereka hanya mengetahui kondom yang digunakan laki-laki untuk mencegah keluarnya sperma dari kemaluan laki-laki, mereka mengetahuinya karena melihatnya di media massa dan cerita dari kawan yang sudah banyak mengetahuinya.24

Hasil temuan di lapangan peneliti menemukan sederetan masalah yang muncul di kalangan siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh. Peneliti berharap agar mendapatkan benang merah pencegahannya. Informasi yang kurang memadai mengenai pengunaan alat kontrasepsi yang benar dan kelengahaan penyediaan kontrasepsi yang mudah didapatkan menjadi biang utama yang menimbulkan masalah itu. Remaja yang kurang sosialisasi memadai tentang alat kontrasepsi dengan mudah dapat terjerumus dengan hal yang tidak semestinya dilakukan dikarenakan remaja tidak memikirkan dampak jangka panjang yang timbul dari apa yang telah dilakukan.

Tentunya semua kalangan mengharapkan adanya pencegahan diri dini guna tidak terjadi lagi hal yang memalukan ini yang merusak generasi bangsa khususnya Aceh yang menganut syari‟at Islam. Penelitian ini diarahkan untuk

____________

24

Hasil wawancara peneliti dengan 5 remaja yang bersekolah di salah satu SMA yang ada di kota Banda Aceh untuk melengkapi tugas mata kuliah dan untuk data awal proposal penelitian, nama tidak disebutkan demi keamanan dan kenyamanan informan, nama informan ada pada peneliti. Tanggal, 17, Mei, 2014.

(30)

melihat fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi (Studi kasus pada siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh).

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh?

2. Bagaimana cara siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh memperoleh alat kontrasepsi?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang dikerjakan memiliki tujuan tertentu sesuai permasalahannya. Dalam penelitian ini penulis merumuskan dua tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh

2. Untuk mengetahui cara siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh memperoleh alat kontrasepsi

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

Secara teoritis, untuk menambah literatur pengetahuan melalui karya ilmiah mengenai “Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Studi Kasus Pada Siswa SMA dan sederajat di Kota Banda Aceh)” dan juga sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan di masa yang akan datang.

(31)

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada keluarga agar dapat mengawasi perkembangan perilaku anak di luar rumah dan pihak pemerintah dapat mengontrol penjualan alat kontrasepsi bagi siswa agar dapat meminimalisir penyalahgunaan alat kontrasepsi bagi siswa.

E.Penjelasan Istilah Penelitian

1. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah, fakta.25 Fakta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal mengenai penyalahgunaan alat kontrasepsi di kalangan siswa yang ada di Banda Aceh yang tidak sesuai dengan sosial budaya masyarakat Aceh dan sangat dilarang dalam agama Islam.

2. Penyalahgunaan alat kontrasepsi

a. Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunaan alat kontrasepsi, penyelewengan pengunaan alat kontrasepsi.26 Penyalahgunaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbuatan menyeleweng tentang pengunaan alat kontrasepsi yang digunakan oleh siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh.

b. Alat kontrasepsi adalah cara untuk mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat atau obat pencegah kehamilan, seperti spiral, kondom, pil anti hamil).27 Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan

____________

25

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 315.

26Ibid…, hal. 983. 27Ibid…, hal. 592.

(32)

merupakan hak setiap individu sebagai mahluk sosial.28 Kontrasepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat atau obat pencegah kehamilan yang digunakan oleh siswa yang dijual belikan di Apotek dan toko obat untuk mencegah dampak dari perilaku seks bebas di kalangan Siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh.

Penyalahgunaan alat kontrasepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbuatan menyalahgunakan alat kontrasepsi yang digunakan oleh siswa yang berumur 16-19 tahun belum ada ikatan pernikahan yang bersekolah di SMA dan sederajat di kota Banda Aceh untuk mencegah kehamilan dan tertularnya penyakit menular seksual, HIV dan AIDS dampak dari perilaku seks bebas di luar nikah yang didapatkan baik di Apotek atau toko obat yang ada di Banda Aceh.

3. Siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh adalah pelajar.29 Pelajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelajar yang bersekolah di SMA dan sederajat di kota Banda Aceh yang berumur 16-19 tahun yang belum ada ikatan pernikahan yang menyalahgunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan tertularnya penyakit menular seksual, HIV da AIDS dampak dari perilaku seks bebas di luar nikah.

____________

28

Saroha Pinem, Kesehatan Reproduksi…, hal. 212.

29

(33)

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Literatur yang membahas tentang pergaulan bebas remaja diantaranya adalah skripsi berjudul “Persepsi Remaja Terhadap Hubungan Interpersonal Laki-laki Dan Perempuan (Studi di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya)”. Dalam skipsi ini membahas tentang hubungan antar manusia terutama dalam hubungan laki-laki dan perempuan mempunyai batasan atau aturan tersendiri dalam Islam, begitu juga dalam kehidupan remaja dalam melakukan hubungan sesamanya antara laki-laki dan perempuan. Namun kenyataanya hari ini banyak remaja yang bergaul bebas tidak dilandasi dengan aturan pergaulan yang diatur Islam. Penelitian ini meneliti tentang persepsi remaja terhadap hubungan laki-laki dan perempuan pada remaja yang ada di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Tujuan penelitian sebelumnya untuk mengetahui persepsi remaja di SMA dan MAS yang ada di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya terhadap hubungan interpersonal laki-laki dan perempuan. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu suatu penelitian yang beranjak pada fakta di lapangan dengan merujuk pada landasan teoritis yang ada, juga melengkapi dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan angket dan observasi, teknik pengambilan sampel secara acak.1

Literatur berikutnya membahas tentang sosialisasi bahaya HIV dan AIDS terhadap remaja efek dari seks bebas dan suntikan yaitu “optimalisasi peran komisi penanggulangan AIDS kota Banda Aceh dalam mensosialisasikan bahaya HIV dan AIDS terhadap remaja”. Dalam skripsi ini membahas tentang penyebab penularan HIV dan AIDS. Virus ini hanya bisa tertular melalui kontak langsung dengan darah, cairan sperma dan cairan vagina,

1

Hendri Saputra. Persepsi Remaja Terhadap Hubungan Interpersonal Laki-Laki Dan Perempuan

(Studi di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya), Banda Aceh,Fakultas Dakwah dan Komunikasi

(34)

narkoba sejenis suntikan akan mudah terkena HIV dan AIDS. Untuk menghindar dari masalah tersebut peneliti ini meneliti tentang peran komisi penanggulangan AIDS kota Banda Aceh dalam mensosialisasikan bahaya AIDS terhadap remaja, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung KPA Banda Aceh dalam melakukan kegiatan sosialisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Subjek penelitian berfokus pada komisi penggulangan AIDS Banda Aceh serta siswa SMA Negeri 3 Banda Aceh.2

Dari kedua penelitian yang berbeda yang diuraikan di atas, penelitian mengenai tempat, judul dan permasalahan yang tidak sama, tempat yang berbeda dan objeknya juga berbeda. Adapun fokus penelitian yang peneliti ambil adalah fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi (studi kasus pada siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh).

B.Perkembangan Masa Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin

adolescere yang artinya” tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksiamal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang perlu diketahui di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada

2

Munawar A.R, Optimalisasi Peran Komisi Penanggulangan AIDS Kota Banda Aceh Dalam

Mensosialisasikan Bahaya HIV Dan AIDS Terhadap Remaja, Banda Aceh, Fakultas Dakwah dan Komunikasi

(35)

bersekolah di SMA kota Banda Aceh yang belum menikah terlibat menyalahgunakan alat kontrasepsi untuk mencegah dampak dari perilaku seks bebas.

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu memproduksi. Menurut Konopka dalam buku Yudik Jahja, masa remaja dibagi kepada tiga tahap:

1. Remaja awal: 12-15 tahun 2. Remaja madya: 15-18 tahun 3. Remaja akhir: 19-22 tahun.

Sementara Salzman dalam buku Yudik Jahja, mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua ke arah kemandirian (independence), nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.5

Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14) sampai usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada jumlah alasan untuk ini:

1. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan perselisihan dan dapat menjauhkan ia dari keluarga.

2. Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada orang tuanya, ini berarti pengaruh orangtua pun melemah.

3

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), hal 9-10.

4

Departemen Pendidikan Nasional. . . , hal 1077.

5

(36)

4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasehat orang tua.6

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja seringkali ingin tahu segala hal, sehinga mereka mencoba hal baru dan terkadang hal baru bersifat negatif. Mereka seringkali tidak berpikir panjang ketika akan mengambil keputusan.

Menurut Stanley Hall dalam buku Agoes Dariyo, mengemukakan bahwa masa remaja dianggap masa topan-badai dan stress (strom and stres), karena remaja memiliki keinginan bebas untuk menentukan pilihan hidupnya. Mereka bertindak tanpa berpikir panjang dan akan melakukan apa saja sesuai keinginannya.7 Terkait dengan keinginan remaja yang memiliki keinginan bebas untuk menentukan pilihan hidupnya, tentu saja hal ini perlu dibatasi. Batasnya adalah norma sosial dan norma agama yang berlaku dilingkugannya. Masyarakat perlu memberikan kontrol sosial bagi remaja, mengayomi serta mendidik mereka. Masyarakat harus memberikan teladan yang baik pada remaja agar mereka terhindar dari perilaku beresiko.

Ketika remaja memasuki masa puber remaja akan mengalami perubahan fisik yang cepat salah satu dan perubahan fisik tersebut adalah kemampuan remaja untuk melakukan proses reproduksi, tetapi banyak fenomena memperlihatkan sebagian remaja belum

6

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset, 2005), hal. 102.

7

(37)

Remaja mengalami masa pertumbuhan, perubahan organ-organ reproduksi yang semakin matang dan perubahan fisik lainnya. Hal ini menyebabkan dorongan serta gairah seksual semakin kuat dalam diri mereka dan diiringi dengan rasa penasaran yang tinggi pula, mereka seringkali terjerumus dalam perilaku seks bebas (free seks). Ini merupakan salah satu perilaku beresiko yang menularkan HIV dan AIDS bahkan hamil di luar nikah. Pada era globalisasi dan kemajuan tehknologi ini, penguna media seperti internet dan alat kontrasepsi dapat memberi pengaruh buruk bagi remaja jika disalahgunakan. Televisi, koran, majalah juga menyampaikan informasi secara bebas bagi masyarakat umum, termasuk remaja yang belum mampu mengolah informasi tersebut secara benar.9

C.Sejarah Lahirnya Alat Kontrasepsi

Sejak zaman primitif laki-laki dan perempuan telah menggunakan metode pengendalian kelahiran. Hal yang dilakukan untuk pengendalian kelahiran adalah penahan nafsu seks, aborsi dan pembunuhan bayi adalah tiga metode pengendalian kelahiran yang terkenal pada suku-suku primitif dan awal kebudayaan.10 Dari ketiga pengendalian kelahiran yang pantas dilakukan hanya pengendalian nafsu seks yang tidak berdampak negatif pada kehidupan bermasyarakat, yang lain tidak sepantasnya dilakukan seperti aborsi dan pembunuhan bayi karena setiap mahluk hidup mempunyai hak untuk hidup walaupun masih cabang bayi. Dengan perkembangan zaman dan kecangihan teknologi terciptalah alat untuk

8

BKKBN, Pelatihan Pemberian Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja, ( Jakarta: Direktorat Remaja dan perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, 2008 ).

9

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja…, hal. 39. 10

(38)

Kondom adalah bentuk kontrasepsi yang pertama kali ditemukan. Kondom dibuat dari banyak bahan yang tidak lazim dan pada awalnya lebih dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit menular seksual dari pada sebagai pencegah kehamilan. Kondom pertama kali digunakan oleh pria Mesir pada tahun 1350-1220 SM untuk melindungi dirinya dari penyakit infeksi kelamin. Baru pada tahun 1970, kondom juga dipakai laki-laki untuk melindungi perempuan dari kehamilan. Sejak acquired immune deficiency syndrome (AIDS) ditemukan pada tahun 1981, kondom telah diiklan dan dipromosi secara luas. Kondom terjual bebas di apotek tanpa resep dan di swalayan. Di luar negeri bahkan kondom juga dapat dibeli di swalayan, pompa bensin, mesin penjual, serta toilet umum.11 Semudah itu cara memperoleh kondom, semudah itu pula orang akan membeli dan menggunakannya disembarang tempat. Apalagi remaja yang mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman dan pacaran yang kebablasan.

D.Pengertian Alat Kontrasepsi dan Jenisnya

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontrasepsi berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menunda atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.12

11

Suzanne Everett, Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif, (Jakarta: Buku kedokteran EGD, 2007), hal. 58.

12

Suratun dkk, Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, (Jakarta: Trans info media, 2008), hal. 27.

(39)

masyarakat kita dapat memperoleh dari: pusat kesehatan masyarakat, kader kesehtan, apotik, toko obat, rumah sakit, dan sebagainya.

2. Pil suatu tablet kecil yang harus diminum oleh si ibu setiap hari. Pil ini akan membuat tubuhnya tidak menghasilkan sel telur. Pil belum tentu baik untuk wanita. Petugas kesehatan di Klinik akan melakukan beberapa tes untuk memutuskan wanita mana yang tidak boleh meminumnya.13 Pil pertama kali diperkenalkan di Australia pada 1961, dan disambut sebagai pemecahan masalah yang sangat besar. Di sinilah untuk pertama kalinya, metode kontrasepsi yang sangat efektif secara total berada dalam kendali pihak wanita. Metode ini mangubah banyak sikap kelompok sosial dan memungkinkan kebebasan seksual yang lebih besar dari pada waktu sebelumnya, khususnya untuk wanita dan pria muda.14

3. IUD (Intra Uterine Devices) merupakan alat yang dimasukkan kedalam rahim wanita. Alat ini akan menyulitkan telur untuk tinggal dalam kandung rahim dan berkembang menjadi bayi.

4. Injeksi atau suntikan ibu diberi injeksi setiap 3 bulan sekali di pusat kesehatan masyarakat, yang akan berakibat berhentinya produksi telur.

5. Diaphragma dan spons merupakan alat dimana seorang ibu dapat belajar memasukkan dan mengambilnya sendiri. Alat ini akan menghentikan sperma bertemu dengan sel telur wanita.15

13

Adi Heru, Kader Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: Buku kedokteran EGD, 1995), hal. 23.

14Ibid…, hal. 5. 15Ibid…, hal. 23.

(40)

penundaan perkawinan menjadi sekitar 20 tahun dan kebutuhan biologis remaja yang sulit dibendung. Luasnya hubungan internasional dalam pergaulan yang menyebabkan pengaruh kebudayaan terhadap kebiasaan hidup masyarakat, meningkatnya kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga mencari pemecahan irasional dengan gugur kandungan yang akibatnya lebih gawat, serta makin meningkat penyakit hubungan seksual. Berdasarkan pertimbangan tersebut sudah waktunya untuk memikirkan pemecahan masalah yang mempunyai dampak psikologis dan klinis sehingga menguntungkan remaja.16

Ketua Asia-Pacific council on contraception (APCOC) Biran dalam buku Eko A. Meinarno dkk, mengungkapkan ber-KB memberikan keuntungan antara lain: meningkatkan kesehatan ibu dan anak, peningkatan kualitas hidup keluarga, pemberdayaan perempuan, pelestarian lingkungan, stabilitas keamanan negara, pertumbuhan ekonomi makro dan pengurangan aborsi.17 Guna mewujudkan kondisi dari keuntungan ber-KB maka setiap pasangan suami istri menggunakan bermacam ragam jenis kontrasepsi salah satunya kondom. Kondom merupakan bentuk kontrasepsi yang dirancang untuk suami istri, kondom jenis kontrasepsi sangat mudah didapatkan di apotik dan toko obat dengan harga yang terjangkau. Oleh karenanya maka banyak disalah gunakan oleh individu-individu yang belum pantas menggunakan alat tersebut misalnya saja remaja. Remaja yang terjerumus pergaulan bebas lebih dominan menggunakan alat kontrasepsi jenis kondom yang bertujuan untuk mencegah

16

Ida Ayu Chandranita Manuaba dkk, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2009), hal. 246.

17

Eko A. Meinarno dkk, Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat: Pandangan Antropologi dan

(41)

Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tidak mampu mengendalikan rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan khususnya remaja putri, tetapi juga orang tua, keluarga bahkan masyarakat. Berikut adalah akibat hubungan seks pranikah bagi remaja, bagi keluarga dan bagi masyarakat.

1. Bagi remaja:

a. Remaja laki-laki menjadi tidak perjaka, wanita menjadi tidak perawan.

b. Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat, seperti gonoroe, sifilis, herpes simpleks (genitalis), klamidia, kondiloma akuminata dan HIV/ AIDS.

c. Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian.

d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, merasa berdosa dan hilang harapan masa depan).

e. Kemungkinan hilang kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja. Melahirkan bayi yang kurang sehat/ tidak sehat.

2. Bagi keluarga:

a. Menimbulkan aib keluarga. b. Menambah beban ekonomi.

(42)

a. Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun. b. Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.

c. Meningkatkan beban ekonomi masyarakat sehingga derajat kesehatan masyarakat menurun.18

Seks dapat membahayakan kesehatan terutama bagi wanita. Hal ini dikarenakan hubungan seks dini dan sering merupakan salah satu faktor yang dihubungakan dengan kanker pada leher Rahim. Sebabnya mengapa setiap dua tahun uji saring pap smear

dianjurkan bagi semua wanita yang pernah melakukan senggama. Uji yang sederhana ini dapat melihat perubahan-perubahan awal sel-sel leher rahim, yang bisa berkembang menjadi bentuk prakanker yang lebih serius atau kanker jika dibiarkan tanpa perawatan.19

Perilaku seksual remaja yang mencemaskan hasil survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) menunjukkan bahwa umumnya remaja laki-laki lebih menyetujui dan menerima hubungan seksual pranikah dibandingkan dengan remaja perempuan. Enam dari 10 remaja laki-laki menyatakan bahwa hubungan seksual pranikah dapat diterima jika dilakukan atas dasar suka sama suka, keduanya saling mencintai atau keduanya merencakan untuk menikah. Dalam hal keperawanan hampir semua laki-laki dan perempuan (masing-masing 98%) menyatakan penting bagi seorang perempuan untuk mempertahankan

18

Intan Kumala dan Iwan Andhyantoro, Kesehatan Reproduksi, (Jakarta: Salemba Medika, 2012), hal. 19.

19

(43)

1. Dorongan seksual.

2. Keadaan kesehatan tubuh. 3. Psikis.

4. Pengetahuan seksual.

5. Pengalaman seksual sebelumnya.21

Pengetahuan seksual yang benar dapat memimpin seseorang kearah perilaku seksual yang rasional dan bertanggung jawab serta dapat membantu membuat keputusan pribadi yang penting terkait seksualitas. Sebaliknya, pengetahuan seksual yang salah dapat mengakibatkan kesalahan persepsi tentang seksualitas sehingga selanjutnya akan menimbulkan perilaku seksualitas yang salah dengan segala akibatnya. Informasi yang salah menyebabkan pengertian dan persepsi masyarakat, khususnya remaja tentang seks menjadi salah pula. Hal ini diperburuk dengan adanya berbagai mengenai seks yang berkembang di masyarakat. Akhirnya, semua ini diekpresikan dalam bentuk perilaku seksual yang buruk pula dengan segala akibat yang tidak diharapakan.22

F. Alat Kontrasepsi dalam Pandangan Islam

Mengendalikan kelahiran secara permanen (menghentikan kelahiran) dengan menggunakan obat-obatan atau dengan cara pembedahan sangat dilarang dalam Islam. Keluarga Berencana atau kontrasepsi dapat dilakukan oleh suami atau istri atau oleh keduanya dengan tujuan tidak mempunyai anak untuk sementara waktu, entah itu karena

20

Saroha Pinem, Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, (Jakarta: Trans info media, 2009), hal. 320-321.

21Ibid…, hal. 19 22Ibid…, hal. 20.

(44)

Dalam Islam tidak ada teks yang membatasi jumlah anak yang boleh dilahirkan oleh orangtua. Namun Alquran sebetulnya telah mendukung pengendalian kelahiran dengan cara lain, yaitu perintah untuk menyusui anak selama dua tahun. Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat: 233









































...



Artinya: ara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan….” (QS al-Baqarah ayat: 233.23

Perintah ini mengandung konsekuensi bahwa selama masa menyusui itu sang ibu jangan dulu punya anak lagi. Sebab jika ia punya anak lagi, atau minimal mengandung anak berikutnya, kemampuan alamiah tubuhnya dalam memproduksi air susu akan terganggu. Dan yang rugi adalah si anak, sebab masa penyusuannya tidak optimal. Setelah masa menyusui berakhir, barulah sang ibu dapat mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Jika perintah dalam Al-quran ini dipatuhi, maka jarak normal antara anak pertama dengan anak kedua adalah sekitar tiga tahun (dua tahun menyusui plus sembilan bulan kehamilan). Dalam sepuluh tahun perkawinan, sebuah keluarga muslim paling banyak hanya akan memiliki anak tiga orang (kecuali ada yang kembar). Dan jelas, tidak akan ada sebuah keluarga muslim yang

dihuni oleh sepuluh atau belasan anak karena masa

produktif seorang ibu dibatasi menopause.24

23

Departeman Agama RI, Terjemah Kitab Suci Al-Quran, (Jakarta: Intermasa, 1971), hal. 57.

24

http://www.kompasiana.com/asepso/alquran-mendukung-pengendalian-kelahiran_550d7324a333112d1c2e3bde. akses, tanggal, 21, Februari, 2015.

(45)

karena banyak faktor yang menghambatnya. Salah satunya iklim lingkungan yang tidak sehat seperti ketidak stabilan dalam kehidupan sosial, politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orangtua yang otoriter atau kurang memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai-nilai moral atau agama dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. Dengan kondisi seperti inilah banyak remaja yang meresponsnya dengan sikap dan perilaku seks bebas di luar nikah.25

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan arus informasi begitu deras masuk ke seluruh lapisan masyarakat. Informasi tersebut membawa pengaruh bagi kehidupan keluarga. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif maupun negatif, terutama pengaruh dari budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya timur yang dianut oleh bangsa Indonesia.26

Keluarga memiliki aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak salah satu aspek penting dalam keluarga adalah unsur untuk memenuhi kebutuhan biologis (seksual). Perilaku seksual (sexual behavior) di kalangan dewasa muda yang terikat dalam pernikahan dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak tabu. Kadang-kadang pada kaum remaja atau dewasa muda yang sedang berpacaran pun melakukan hubungan seksual sebalum menikah (sexual intercourse pre-marital).27

25

Sayamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2005), hal. 209 dan 211.

26

BKKBN, Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja pada Pusat Pelayanan Keluarga

Sejahtera, (Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Lansia dan Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional, 2013 ).

27

(46)

telah dilihat, terkadang remaja lupa akan dampak jangka panjang yang muncul dari perbuatannya sendiri.

Banyak sekali informasi melalui media cetak, elektronik yang ditayangkan secara vulgar dan bersifat tidak mendidik, tetapi lebih cenderung mempengaruhi dan mendorong perilaku seksual yang tidak bertangung jawab. Keterpaparan remaja terhadap pornografi dalam bentuk bacaan berupa buku porno, melalui film porno semakin meningkat. Konsultasi seks yang diberikan melalui media cetak dan elektronik yang disebut sebagai pendidikan seks, penayangan film tertentu di televisi dapat menyebabkan salah persepsi atau pemahaman yang kurang tepat terhadap kesehatan reproduksi. Disisi lain bahan bacaan tentang kesehatan reproduksi dan penerangan melalui media yang bersifat audio visual sangat terbatas dan kalaupun ada bentuknya kurang menarik bagi remaja.29 Untuk mudah dipahami dan menarik bagi remaja semestinya isi atau yang menyampaikannya harus sesuai dengan psikologi kebutuhan remaja agar mudah diterima.

28Ibid…, hal.180. 29

(47)

A. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk melihat fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi (studi kasus pada siswa SMA dan sederajat di Kota Banda Aceh) yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Ruang lingkup penelitianya adalah dua puluh apotik di kota Banda Aceh, tiga toko obat di kota Banda Aceh, tiga penjaga swalayan yang berbeda, satu orang penjual jamu dan tiga siswa yang bersekolah di SMA kota Banda Aceh yang belum ada ikatan pernikahan berusia 16-19 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual, HIV dan AIDS dampak perilaku seks bebas di luar nikah.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.1 Penelitian kualitatif perhatiannya lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substansif berdasarkan konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa “tidak tahu apa yang tidak diketahui”. Sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya.2

1

Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 81.

2

(48)

spesifik, kekhususan dan kekhasan penelitian jenis ini, ialah subjek yang di teliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu. Kasus tersebut dapat terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa ataupun satu kelompok terbatas lainnya. Dan juga terbatas dari kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dilakukan dengan cara longitudinal.3

Oleh karenanya, Penelitian ini dilakukan untuk menggali informasi agar dapat menemukan penjelasan mengenai bagaimana fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi (studi kasus pada siswa SMA di kota Banda Aceh).

C. Lokasi dan Informan Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini tidak di fokuskan pada satu tempat dikarenakan menggunakan incidental sampling ini adalah teknik yang paling diragukan akan menghasilkan informan yang mewakili untuk diteliti oleh peneliti, hal ini disebabkan oleh sifat kebetulan dalam menentukan sampel. Dalam penelitian ini lokasi wawancara pada tiga informan yang dapat ditemui di lakukan di tempat yang berbeda sesuai keinginan informan dimana tempat yang nyaman dan aman untuk di wawancarai.

Informan penelitian adalah seseorang yang akan diteliti atau orang yang akan diwawancarai dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan Istilah “subjek penelitian” subjek penelitian adalah menunjukkan pada orang, individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.4

3

Nurul zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 15

4

(49)

sampel. Penelitian yang biasa menggunakan teknik sampling ini adalah penelitian yang populasinya adalah individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau diganggu, tidak bersedia menjadi responden karena merasa malu atau alasan lainnya. Oleh karena itu, siapa saja yang ditemui dan masuk dalam kategori populasi dapat diinterviu sebagai responden.5 Dalam penenelitian ini cara menemukan informan penelitian peneliti mencari informasi dari kawan dan juga mencari informasi yang beredar di lingkungan para siswa yang masih bersekolah di SMA kota Banda Aceh mengenai perilaku siswa yang pernah melakukan hubungan seks bebas di luar nikah yang mnggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan mencegah penyakit menular seksual, HIV dan AIDS yang bersedia untuk di wawancarai. Kemudian pesneliti menemuinya informan yang dimaksud untuk diwawancarai jika bersedia.

Dalam meneliti fenomena penyalahgunaan alat kontrasepsi (studi kasus pada siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh) peneliti sukar menemukan responden yang mau diwawancarai dikarenakan malu menceritakan tentang aib yang telah diperbuatnya. Karena kesukaran ini peneliti hanya dapat menemui siswa SMA dan sederajat di kota Banda Aceh yang belum ada ikatan pernikahan setelah pulang sekolah atau yang sedang berada di luar lingkungan sekolah yang sudah pernah melakukan hubungan seks bebas dan menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular yang mau diwawancarai oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan penelitian yang dapat ditemui antara lain: dua puluh apotik kota Banda Aceh, tiga toko obat, tiga orang penjaga swalayan yang berbeda, satu penjual jamu dan tiga siswa yang bersekolah di SMA dan sederajat kota Banda Aceh

5

Gambar

Gambar di atas dapat dilihat salah satu jenis alat kontrasepsi yang mudah di jumpai di  toko obat yang ada di Banda Aceh

Referensi

Dokumen terkait

distal klem. Klem berfungsi sebagai pegangan atau tali kendali. 3) Lakukan juga penjahitan pada arah pk. 4) Tambahkan jahitan bila masih terdapat luka yang terbuka. 5) Gunting

dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 serta Pengesahan Neraca dan Laporan Laba/Rugi untuk tahun buku 2014

Menurut Deikme (2013:982) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

3.2 Melakukan penentuan mood/karakter visual yang sesuai dengan karakter/kebutuhan klien, beserta dengan penjabaran kaitan mood visual dengan kebutuhan klien 3.3 Mengidentifikasi

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Aktifitas fisik kebanyakan duduk merupakan faktor risiko kejadian hemoroid dengan besar resiko 0,37%, (2) Kurang aktifitas

1 LISTENING (Mendengarkan) Memahami makna teks lisan berupa percakapan sehari-hari dalam berbagai konteks situasi dan berbagai jenis monolog (naratif, deskriptif, dsb) serta teks

Hasil uji mutu hedonik Nata de banana skin pada tabel 4.3 dapat dilihat penilaian terhadap aroma yang diberikan oleh panelis yaitu 2,3-4,7 (berbau menyengat hingga