• Tidak ada hasil yang ditemukan

t por 029368 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t por 029368 chapter3"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

94 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Dengan mengkaji permasalahan penelitian secara umum maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (Hyllegard, 1996: 424; Sudjana dan Ibrahim, 2001:19).

Dalam konteks penelitian ini variabel yang menjadi penyebab atau mempengaruhi (independent variable) adalah dua jenis metode mengajar (metode tradisional dan metode creative movement). Kedua metode diterapkan melalui dua jenis pendekatan mengajar yaitu pendekatan bermain dan pendekatan kompetitif. Sedangkan variabel yang dipengaruhi (dependent variable) atau yang mendapat akibat dari perlakuan variabel penyebab, adalah proses sosial yang terbagi ke dalam dua bentuk yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di bagian B.

(2)

dan perubahan proses disosiatif dengan model factorial 2 X 2 yaitu sebagai berikut:

a. Desain Faktorial Proses Asosiatif

Metode Mengajar

Pendekatan Mengajar

Pendekatan Bermain Pendekatan Kompetitif

Metode Tradisional A1B1 A1B2

Metode Creative Movement A2B1 A2B2

Keterangan:

A1B1: Proses asosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode

tradisional melalui pendekatan bermain.

A1B2: Proses asosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode

tradisional melalui pendekatan kompetitif.

A2B1: Proses asosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode creative

movement melalui pendekatan bermain.

A2B2: Proses asosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode creative

movement melalui pendekatan kompetitif.

b. Desain Faktorial Proses Disosiatif

Metode Mengajar

Pendekatan Mengajar

Pendekatan Bermain Pendekatan Kompetitif

Metode Tradisional A1B1 A1B2

Metode Creative Movement A2B1 A2B2

(3)

A1B1: Proses disosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode

tradisional melalui pendekatan bermain.

A1B2: Proses disosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode

tradisional melalui pendekatan kompetitif.

A2B1: Proses disosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode creative

movement melalui pendekatan bermain.

A2B2: Proses disosiatif siswa SD sebagai dampak dari penerapan metode creative

movement melalui pendekatan kompetitif.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi).

1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas terdiri dari empat bentuk. Keempat variabel tersebut terdiri dari dua jenis metode mengajar yaitu metode mengajar tradisional dan metode mengajar creative movement, dan dua variabel penyerta yang bersifat aktif yaitu pendekatan bermain dan pendekatan kompetitif. Secara lengkap variabel yang memberikan pengaruh dalam penelitian ini terdiri dari:

(4)

sampel penelitian terbentuk menjadi empat kelompok dengan setiap kelompok memperoleh perlakuan berbeda yang sesuai dengan variabel bebas. Berikut ini adalah matrik yang menjelaskan karakteristik pokok dari setiap variabel bebas:

Variabel Bebas

Metode Mengajar Pendekatan Mengajar

Metode

2. Variabel Terikat (dependent variable)

(5)

sub-variabel ini yang menjadi indikator dari perubahan proses sosial sebagai dampak dari pemberian perlakuan (eksperimen) keempat variabel bebas. Berikut ini adalah matrik yang mendeskripsikan karakteristik pokok variabel terikat:

Variabel Terikat Proses Sosial

Proses Asosiatif Proses Disosiatif

1. Kerja sama 2. Akomodasi 3. Asimilasi

1. Persaingan (kompetisi) 2. Kontravensi

3. Pertentangan/konflik

C. Populasi dan Sampel Penelitian

(6)

kelompok dengan pertimbangan jumlahnya harus proporsional. Menempatkan siswa mana yang harus berada di kelompok mana dilakukan dengan cara undian. Tabel 3.1 memperlihatkan penyebaran siswa untuk setiap kelompok sampel penelitian:

Tabel 3.1

Penyebaran Jumlah Siswa untuk Kelompok Sampel Penelitian Kelompok

Penelitian

Kelas Jumlah

IV V VI

L P L P L P

Kelompok A 3 2 2 4 2 3 16

Kelompok B 3 2 3 3 2 3 16

Kelompok C 3 2 3 2 2 3 16

Kelompok D 3 2 2 3 3 3 16

Setelah kelompok sampel penelitian terbentuk, kepada setiap kelompok kemudian dilakukan pra-tes dan post-tes menggunakan angket yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya.

Pemilihan populasi dan sampel didasarkan pada pertimbangan beberapa faktor seperti tujuan penelitian, serta data empirik di lapangan pada saat ditemukannya masalah penelitian ini. Adapun yang menjadi pertimbangan pemilihan sampel diantaranya adalah sebagai berikut:

(7)

kepercayaan tinggi (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991:101) di lingkungan sebayanya. Kelompok anak besar mulai belajar bergaul dengan teman sebayanya dan belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria dan wanita (Makmun, 2004:113).

2) Sampel yang dipilih adalah siswa kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 di SDN Bendungan I Kecamatan Sumedang Utara yang berusia antara 9-12 tahun. Secara geografis siswanya berasal dari beberapa dusun/kampung yang tersebar dan terpisah relatif jauh antara dusun yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas dan guru penjas, ternyata ada hal menarik untuk diteliti berkenaan dengan sulitnya siswa untuk disatukan dalam kelompok kerjasama yang berasal dari setiap dusun yang berbeda. Mayoritas hanya menginginkan teman sekelompok yang berasal dari dusun yang sama. Terlihat pula adanya fenomena sulitnya siswa bergaul dengan siswa lain yang bukan berasal dari dusun tempat tinggal yang sama.

D. Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen

(8)

Sebagai instrumen penelitian (alat pengumpul data) ini keuntungan menggunakan angket adalah sebagai berikut:

a) Dibagikan secara serentak kepada semua responden dan dijawab responden menurut kecepatan menjawabnya masing-masing.

b) Angket dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu dalam menjawabnya.

c) Angket bersifat praktis, hemat waktu, tenaga, dan biaya.

Beberapa kelemahan di dalam penggunaannya adalah kemungkinan jawaban sering tidak objektif apalagi jika pertanyaan atau pernyataan dalam angket kurang tajam, yang memungkinkan responden berpura-pura.

Jenis angket yang digunakan adalah angket skala Likert. Mengenai skala Likert ini, Sudjana dan Ibrahim (2001:107) mengemukakan sebagai berikut sebagai berikut:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan alternatif jawaban pada angket skala Likert, ditetapkan kategori penyekorannya sebagai berikut:

(9)

b) Untuk pernyataan negatif, Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak Punya Pilihan atau Ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 5.

Untuk memperoleh angket yang valid dan reliabel diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang sistematis dalam menyusunnya. Langkah-langkah penyusunan yang telah ditetapkan adalah: menyusun lay out angket, membuat kerangka pertanyaan/pernyataan, menyusun urutan pertanyaan/pernyataan, membuat format angket, membuat petunjuk pengisian, percobaan (try out) angket, revisi, dan memperbanyak angket dan membagikannya.

Hal-hal umum yang diperhatikan pada proses membuat pernyataan dalam angket adalah sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi angket berdasarkan masalah penelitian .

2) Menentukan indikator-indikator dari masalah penelitian yang pokok.

3) Melengkapi angket dengan petunjuk jawaban dari soal pertanyaan sehingga responden tidak menemukan kesulitan dalam memberikan jawabannya.

Perlu diketahui pula bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban, maka pernyataan-pernyataan yang disusun harus memiliki kriteria seperti yang telah dikemukakan oleh Surakhmad (1998:184), yakni sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan yang tidak menimbulkan kesan negatif 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain

(10)

Berikut ini adalah kisi-kisis angket yang memuat variabel penelitian, sub variabel, indikator, nomor dan keterangan. Indikator pada angket merupakan penjelasan atau rincian dari setiap sub variabel berdasarkan kajian teoritik (seperti sudah dijelaskan di Bab II).

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket

Variabel Sub-variabel Indikator Nomor Keterangan

Proses sosial

1. Proses Asosiatif

a. Kerja sama Menyadari mempunyai kepentingan yang sama Mempunyai perasaan yang sama

Bekerja atas dasar tujuan bersama

Kebersamaan sebagai dasar bekerja

Motif menolong orang lain Saling membutuhkan Kewajiban

situasional/terpaksa dilakukan Memperoleh hasil yang lebih besar

(11)

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Variabel Sub-variabel Indikator Nomor Keterangan

b. Akomodasi Keseimbangan dalam interaksi sosial c. Asimilasi Upaya mengurangi

perbedaan

(12)

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Variabel Sub-variabel Indikator Nomor Keterangan

2. Proses

Alat pembagian kerja yang efektif b. Kontravensi Ketidakpastian diri

Perasaan tidak suka yang disembunyikan

Benci/ragu pada kepribadian seseorang

Menolak, enggan, melawan Protes dan

menghalang-pembuktian pada pihak lain Mencaci, mencerca, dan c. Pertentangan Menentang pihak lawan

(13)

2. Uji Coba Instrumen

Setelah rancangan instrumen penelitian dibuat, proses berikutnya adalah melaksanakan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Proses ini dilakukan melalui empat tahapan yang terdiri dari tiga kali pra uji coba dan sekali uji coba.

a. Pra uji coba pertama

Pra uji coba pertama dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2006 pukul 16.00 WIB di Sumedang. Responden yang terpilih adalah 8 orang siswa sekolah dasar yang terdiri dari 2 orang siswa kelas IV, 4 orang siswa kelas V, dan 2 orang siswa kelas VI (3 putri dan 5 putra). Kesemua siswa bersekolah di SDN Bendungan I. Tujuan pra uji coba ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap pernyataan dari setiap butir soal angket. Hasilnya adalah hampir 90 % dari 54 butir soal tidak dimengerti (dipahami) oleh responden. Penyebabnya adalah bahasa yang dipergunakan dalam setiap butir soal tidak sesuai dengan tingkat pemahaman responden. Bahasa dalam angket lebih cocok untuk siswa SMU atau mahasiswa.

b. Pra uji coba ke dua

(14)

3 orang siswa kelas V, dan 3 orang siswa kelas VI. Responden berasal dari SDN Bendungan I dan Madrasah Aliyah Desa Margamukti Kecamatan Sumedang Utara. Tujuan pra uji coba ke dua adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap setiap pernyataan yang menjadi butir soal angket yang telah direvisi. Hasilnya sebanyak 24 butir dari 54 butir soal belum dipahami oleh responden. Peneliti kemudian melakukan revisi dan bimbingan dengan para pembimbing.

c. Pra uji coba ke tiga

Hasil revisi dan bimbingan kemudian di pra ujicobakan kembali pada hari Rabu 26 April 2006 jam 15.30. Responden yang terpilih sebanyak 15 orang siswa (7 putri dan 8 putra) yang terdiri dari 5 orang siswa kelas IV, 5 orang siswa kelas V, dan 5 orang siswa kelas VI. Sebanyak 6 orang siswa (2 orang kelas IV, 1 orang kelas V, dan 3 orang kelas VI) berasal dari SDN Kasokandel II Kabupaten Majalengka, sedangkan 4 orang siswa berasal dari SDN Bendungan II (1 orang kelas IV, 2 orang kelas V, dan 1 orang kelas VI), dan 5 orang siswa berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) Desa margamukti (2 orang kelas IV, 1 orang kelas V, dan 2 orang kelas VI). Tujuan pra uji coba ke tiga adalah untuk mengetahui validitas angket. Hasilnya sebanyak 19 butir soal dari 54 butir dinyatakan tidak valid. Uji validitas ini menggunakan uji Liliefors.

d. Uji coba.

(15)

SDN Bendungan II. Responden yang terpilih sebanyak 28 orang siswa (14 putri dan 14 putra) yang terdiri dari 10 siswa kelas IV, 10 siswa kelas V, dan 8 siswa kelas VI. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket yang nantinya dijadikan instrumen penelitian. Hasil uji coba dapat dilihat pada pembahasan analisis instrumen.

3. Analisis Instrumen a) Uji validitas instrumen

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses pengolahan data untuk menentukan validitas angket (Sugiono, 2002:272) dengan menggunakan pendekatan rumus Cronbach dengan daya pembeda sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil ujicoba, kemudian memisahkan dan mengelompokkan skor yang tinggi dengan skor yang rendah.

2) Menetapkan 27% responden yang memperoleh skor tertinggi sebagai kelompok atas dan 27% responden yang memperoleh skor terendah sebagai kelompok bawah.

3) Mencari nilai rata-rata (X ) setiap butir pernyataan dari kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus

n xi

=

4) Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dari kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus:

( )

(

1

)

2 2

− −

=

n n

xi x

(16)

5) Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus:

2

6) Mencari nilai t hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus:

2

Penentuan valid tidaknya sebuah butir tes dilakukan melalui pendekatan signifikansi. Jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel maka pernyataan atau butir tes tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel maka pernyataan atau butir tes tersebut dinyatakan tidak valid.

b) Uji reliabilitas instrumen

Langkah-langkah untuk mengetahui tingkat reliabilitas keseluruhan butir tes menurut Arikunto (2003:158) adalah sebagai berikut:

1) Membagi butir-butir pernyatan yang valid menjadi dua bagian yaitu butir yang bernomor ganjil dan bernomor genap.

2) Skor nomor ganjil dijadikan variabel X sedangkan skor butir nomor genap dijadikan variabel Y.

(17)

( )( )

4) Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir pernyataan dengan menggunakan rumus Sperman Brown (rii) dengan rumus:

rxy

5) Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh

Sudjana dengan rumus:

E. Hasil Uji Coba Instrumen 1. Hasil Uji Validitas Angket

Setelah dilakukan uji coba angket, hasilnya kemudian dianalisis melalui

uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil uji validitas seperti pada Table 3.3.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Angket

No. Butir Soal t-hitung Keterangan No. butir soal t-hitung Keterangan

(18)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

No. Butir Soal t-hitung Keterangan No. butir soal t-hitung Keterangan

10 2,2 37 3,6

11 1,8 38 2,0

12 2,9 39 1,5 Tidak valid

13 3,4 40 1,9

14 2,3 41 2,1

15 3,3 42 2,0

16 2,3 43 2,6

17 2,6 44 2,0

18 2,1 45 2,1

19 1,9 46 2,0

20 2,6 47 2,2

21 2,7 48 1,9

22 2,0 49 2,3

23 1,9 50 2,0

24 1,4 Tidak valid 51 3,1

25 2,2 52 3,1

26 2,7 53 3,2

27 1,7 Tidak valid 54 1,2 Tidak valid

Dari hasil penghitungan data diketahui bahwa t-tabel adalah 1,8. Dengan demikian butir soal yang memiliki t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid untuk dijadikan pernyataan pada instrumen penelitian. Dari 54 butir soal terdapat 6 butir soal yang tidak valid yaitu no 7, 24, 27, 30, 39, dan 54. Butir-butir soal yang valid kemudian diurut kembali berdasarkan nomor urut (seperti pada lampiran) pada angket untuk kemudian dijadikan instrumen penelitian.

2. Hasil Uji Reliabilitas Angket

(19)

Ini berarti bahwa r-hitung (0,505) lebih besar dari r-tabel (0,423) yang artinya bahwa angket atau instrumen adalah reliabel. Sedangkan pada hasil uji signifikansi korelasi diketahui bahwa t-hitung = 4,176 sedangkan pada t-tabel dengan taraf nyata 0.05 dan dk (22) = 2,074. Ini berarti bahwa t-hitung (4,176) lebih besar dari t-tabel (2,074) sehingga korelasi instrumen mempunyai reliabilitas yang signifikan.

F. Langkah-langkah Penelitian

Setelah diperoleh angket (instrumen penelitian) yang valid dan reliabel, proses penelitian mulai mengarah pada pelaksanaan eksperimen atau pemberian perlakuan pada setiap kelompok sampel. Penelitian ini dibantu oleh seorang guru penjas SDN Bendungan I dengan fungsi untuk membantu peneliti dalam kegiatan pembelajaran penjas. Sebelum terjun langsung ke lapangan penelitian, guru mendapatkan pengarahan dari peneliti tentang berbagai hal yang berkaitan khusus dengan eksperimen dan proses penelitian pada umumnya. Maksudnya adalah agar proses penelitian berjalan lancar dan proses penelitian tidak menjadi bias sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Selain itu peneliti juga memperoleh informasi berkenaan dengan karakter siswa, sarana dan prasarana pembelajaran penjas, dan model pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran di SDN Bendungan I.

(20)

jangkit, dan lompat tinggi. Latihan senam sebagai materi aktivitas pengembangan meliputi latihan keseimbangan.

Sebelum melakukan eksperimen langkah awal penelitian adalah melakukan observasi dan membuat rencana kegiatan eksperimen.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan awal dilakukan di sekolah yang siswanya akan dijadikan sampel penelitian. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran penjas, mengetahui karakterisitik siswa dari hasil wawancara dengan guru penjas, dan mengurus izin penelitian dengan pihak sekolah.

2. Perencanaan

Tahap ini dimulai dengan penyusunan instrumen atau alat ukur penelitian berupa angket, pemilihan sampel, pembuatan rencana atau program perlakuan (eksperimen) metode mengajar tradisional dan metode mengajar creative movement melalui pendekatan bermain dan dengan pendekatan kompetitif

dalam pembelajaran penjas, penyediaan sarana dan prasaran pembelajaran, penentuan waktu tes awal dan tes akhir, dan pengarahan atau pembekalan kepada guru penjas berkenaan dengan konsep metode mengajar dan pendekatan mengajar sebagai rekan kerja selama eksperimen, termasuk juga dengan materi dan skenario kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya program perlakuan eksperimen dapat dilihat pada lampiran.

(21)

1. Tes awal

Tes awal dilakukan serempak pada hari senin tanggal 8 Mei 2006 jam 08.00 WIB sampai selesai dengan menggunakan angket yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Tes awal dilaksanakan pada seluruh sampel penelitian (siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 SDN Bendungan I). Ada hambatan kecil pada tahap ini yaitu sejumlah kecil siswa kelas 4 kurang memahami beberapa istilah pada pernyataan di angket sehingga harus dijelaskan dengan Bahasa Sunda. Penjelasan yang diberikan bukan untuk mempengaruhi siswa untuk memilih suatu jawaban tertentu.

2. Pembagian kelompok eksperimen

Pembagian kelompok eksperimen dilakukan pada hari yang sama yaitu setelah selesai tes awal dilaksanakan. Setiap kelompok terdiri dari siswa dan siswi kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 dengan perimbangan jumlah yang proporsional, dan dapat dilihat di Tabel 3.1.

3. Pelaksanaan eksperimen

Eksperimen penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2006 sampai hari Senin tanggal 5 Juli 2006. Kegiatan eksperimen dilaksanakan tiga kali dalam seminggu dengan diselingi satu hari istirahat setelah setiap kali eksperimen dilaksanakan. Adapun jadwal perlakuan yang diberikan pada setiap kelompok penelitian adalah sebagai berikut:

Kelompok A: 1. Hari Senin jam 15.00-16.00 2. Hari Rabu/Jumat jam 14.00-15.00 3. Hari Sabtu jam 7.00-8.30

(22)

2. Hari Rabu/Jumat jam 14.00-15.00 3. Hari Sabtu jam 7.00-8.30

Kelompok C: 1. Hari Selasa pada jam 15.00-16.00 2. Hari Kamis/Jumat pada jam 15.00-16.00 3. Hari Sabtu pada jam 8.30-10.00

Kelompok D: 1. Hari Selasa pada jam 15.00-16.00 2. Hari Kamis/Jumat pada jam 15.00-16.00 3. Hari Sabtu pada jam 8.30-10.00

Kendala (hambatan) yang dihadapi selama pelaksanaan eksperimen diantaranya adalah:

(23)

ketidakhadiran peneliti dapat ditanggulangi oleh guru penjas yang sudah memiliki kesepahaman kegiatan eksperimen dengan peneliti berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan selama eksperimen dilaksanakan. Minimnya sarana pendukung kegiatan pembelajaran sehingga peneliti dan guru terkadang lebih banyak melakukan modifikasi alat bantu pembelajaran. Ini menyebabkan beberapa kali kegiatan eksperimen kurang sesuai dengan tujuan penelitian. Kendala ini dapat ditanggulangi karena peneliti dengan guru berusaha untuk selalu saling mengingatkan agar kegiatan pembelajaran tetap fokus pada agenda penelitian dan tujuan penelitian.

Pada setiap kali kegiatan eksperimen dilaksanakan, selain selalu mengamati perubahan perilaku siswa pada aspek-aspek asosiatif dan disosiatif, peneliti dan guru penjas juga selalu berupaya melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan lebih banyak dalam bentuk koreksi terhadap kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh setiap siswa dan koreksi terhadap program kegiatan. Inti dari koreksi ini adalah sebagai umpan balik (feedback) bagi siswa dan peneliti, dengan maksud agar setiap kekurangan dari program pembelajaran dapat segera diperbaiki, sehingga arah penelitian tetap terjaga dan kegiatan pembelajaran tetap bermakna positif.

4. Tes Akhir

(24)

G. Agenda Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dengan waktu eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2006 sampai hari Senin tanggal 5 Juli 2006. Eksperimen dilaksanakan tiga kali dalam seminggu pada setiap kelompok sample. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 2 (Rancangan Kegiatan Penelitian)

H. Teknik Analisis Data

Setelah informasi atau data terkumpul tahap berikutnya adalah melakukan proses pengolahan dan analisis data. Sebelum data diolah, dilakukan dulu verifikasi data kuesioner yang terkumpul untuk kepentingan keabsahan. Data yang sudah diverifikasi dapat dilihat di lampiran 5.

Teknik analisis statistik yang digunakan adalah uji-t dan analisis varians (Sugiono, 2002). Langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk melihat sifat data. Tujuannya adalah untuk melihat penyebaran skor, apakah data berdistribusi normal atau tidak normal. Teknik yang dipakai dalam pengujian normalitas adalah dengan Uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Data dijadikan angka baku (z) dengan menggunakan rumus

s x x

z i

(25)

b. Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku dan dihitung peluang F (zi) = P(z ≤ zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, …, zn yang lebih kecil atau sama dengan

zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka: banyaknya z1,z2,...zn yang ≤ zi

S(zi) =

n

d. Hitung selisih F(zi) – S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga terbesar disebut Lo atau L hitung.

2. Uji Homogenitas

Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui tingkat homogen varians dari kedua kelompok. Rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varians atau uji F yaitu varians terbesar dibagi dengan varians terkecil dengan rumus:

2 2 2 1

S S F =

Kriteria yang diajukan adalah terima hipotesis jika F (1-0.5α)(n1-1,n2-1) <F<

0.5α(n1-1,n2-1) untuk taraf signifikansi yang dipilih, dan dalam hal lainnya ditolak.

Nilai atau harga F-hitung selanjutnya dibandingkan dengan F-tabel maka akan diketahui apakah data homogen atau tidak.

3. Analisis Data

(26)

a) Menganalisa jawaban responden tiap butir soal pada instrumen konsep diri yang positif siswa hasil tes akhir.

b) Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari setiap responden. c) Mencari nilai rata-rata setiap kelompok eksperimen.

d) Membandingkan selisih rata-rata antara kelompok eksperimen (Gain skor). e) Menentukan signifikansi hasil tes akhir pada kelompok eksperimen untuk

melihat perbedaan kualitas hasil penerapan dari keempat kelompok eksperimen pada siswa SD dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Mencari Simpangan Baku

2. Mencari Nilai t-hitung

3. Menguji signifikansi peningkatan hasil penerapan variabel bebas (empat

kelompok eksperimen) terhadap variabel terikat (dua variabel) dengan

menggunakan uji-t. Adapun formulasinya adalah sebagai berikut:

4. Menguji signifikansi peningkatan hasil pembelajaran dan perbedaan

(27)

variansi) dengan pendekatan faktorial 2 x 2. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:155-157) langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data melalui uji ANOVA adalah sebagai berikut:

a. Menghitung kuadrat keseluruhan (jumlah kuadrat antar kelompok dan jumlah kuadrat di dalam kelompok).

b. Memecahkan jumlah kuadrat antar kelompok menjadi tiga macam jumlah kuadrat, yakni:

1) Jumlah kuadrat antar kolom (Jkk) 2) Jumlah kuadrat antar baris (Jkb)

3) Jumlah kuadrat interaksi kolom dan baris (Jki)

c. Menetapkan derajat bebas yang dikaitkan dengan tiap sumber variansi.

d. Mencari nilai kuadrat mean dengan membagi setiap jumlah kuadrat dengan derajat bebas masing-masing.

Gambar

Tabel 3.1 Penyebaran Jumlah Siswa untuk Kelompok Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket
Tabel 3.2  (Lanjutan)
Tabel 3.2  (Lanjutan)
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penentuan sewa tanah bengkok sebagai peningkatan pendapatan perangkat desa yang digunakan Desa Tawangrejo, yaitu

Menurut Prayitno layanan penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara

Peta administrasi Kecamatan Semarang Tengah serta data monografi Kecamatan Semarang Tengah digunakan sebagai masukan yang terdiri dari informasi tentang jumlah sarana

Pada tahap pendefinisian kebu- tuhan awal meliputi data yang berhu- bungan dengan perancangan sistem keha- diran dosen, tool yang digunakan untuk membuat perancangan

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai masalah wail, yaitu bagaimana Terminologi wail menurut al-Qur’an serta siapa sajakah

Dalam pembuatan alat ukur Kepuasan Kerja dan Motivasi berprestasi berdasarkan teori yang digunakan, peneliti juga melakukan diskusi dengan dosen pembimbing untuk

Parameter-parameter yang digunakan untuk analisis probabilitas dengan model sumber gempa sesar (fault) adalah latitude dan longitude, slipt-rate, fault trace, penjang dan

Percobaan metode game tree bertujuan untuk memastikan komputer dapat menentukan langkah terbaik dengan cara meneliti langkah-langkah manusia dan mencari nilai paling