A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Gambar 3.1 peta lokasi SMP Muhammadiyah 6 Bandung
SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung merupakan sekolah swasta
yang memiliki fasilitas cukup baik dalam menunjang proses pembelajaran.
Sekolah ini beralamatkan di jalanSukagalih Gg H. Gojali no.13.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru mata
pelajaran IPS dan siswa-siswi di SMP Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII
B. Diketahui dengan jumlah siswa 39 orang, yang terdiri dari 20 siswa
perempuan dan 19 siswa laki-laki, dimana dikelas ini masih terdapat suatu
kesenjangan antara teman sekelasnya. Tidak adanya rasa prososial diantara
teman sekelasnya yang membuat kegiatan pembelajaran secara berkelompok
B. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK
Merode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini
bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru, meningkatkan kualitas dalam
belajar mengajar serta meningkatkan aktivitas belajar suatu peserta didik, dan
diharapkan juga dapat berdampak pada peningkatan perilaku prososial siswa
dalam pemebelajaran IPS melalui kegiatan jurnalistik.
Seperti penelitiam tindakan pada umumnya, ada sejumblah tujuan yang
ingin dicapai dengan pelaksanaan PTK. Menurut Grundy dan Kemmis “ tujuan
penelitian tindakan meliputi tiga hal, yakni peningkatan praktik,
pengembangan profesional, dan peningkatan sesuai tempat praktik
berlangsung” (Sanjaya, 2011, hlm 30).
Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang
dilakukan secata kemitraan mengenai situasi sosial tertentu ( termasuk
pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan
praktek sosial untuk pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai
kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan
terlaksananya kegiatan praktek ini. Sedangkan menurut Hopkins (dalam
Komalasari, 2011, hlm. 271) merumuskan bahwa penelitian tindakan kelas
sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian prosedur
penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
prosedur penelitian dengan tindakan substansif., suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan.
Secara umum, langkah-langkah penelitian tindakan kelas meliputi : tahap
persiapan, diagnostik, perencanaan tindakan kelas untuk memecahkan masalah,
dan teurapeutik. Sedangkan prosedur penelitian tindakan kelas meliputi : 1.
Perencanaan (planning), 2. Pelaksaan tindakan kelas (action), 3. Observasi
Berdasarkan pada pemaparan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
PTK merupakan penelitian tindakan yang digunakan guru dalam mengkaji
suatu masalah dan memecahkan masalah, ataupun meningkatkan sebuah sistem
cara kerja, proses dan situasi pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan
tindaan yang terencana dan terstruktur secara berangsur-angsur sampai
menemui titik jenuh.
2. Tujuan dan Manfaat PTK
Untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentunya harus memahami
terlebih dahulu tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Adapun tujuan guru
dalam melaksanakan PTK adalah dalam rangka memperbaiki cara-cara
mengajar melalui penerapan metode baru atau tindakan baru yang dia temukan
dan diyakini karena metode baru itu telah teruji ternyata efektif meningkatkan
hasil pembelajaran seperti yang diharapkan (Ekawarna, 2013, hlm. 12).
Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan
peningkatan dalam pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil
belajar siswa, serta dapat meningkatkan kualitas guru dalam memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru dikalangan
peserta didik.
b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum tingkat kelas dan
sekolah. Dimana hasil-hasil PTK dapat digunakan sebagai sumber
masukan untuk mengembangkan kurikulum selanjutnya.
c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang
dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat,
baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sekolah, karena ditunjang
Guna mengembangkan suatu sikap prososial yang ada pada diri siswa
dalam pembelajaran IPS melalui “ Peningkatan Perilaku Prososial Siswa Melalui Kegiatan Jurnalistik Dalam Pembelajaran IPS” . Penulis melakukan
penelitian tindakan kelas dengan klasifikasi perencanaan dasar sebgai berikut.:
C. Desain Penelitian
Dari beberapa model penelitian tindakan kelas, saya mencoba
mengembangkan penelitian dengan menggunakan model kemmis dan Mc
Taggart. Menurut Kemmis dan MC Taggart penelitian tindakan dapat
dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyususunan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yangselanjutnya diikuti dengan siklus
spiral.
Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2010, hlm. 12) menjelaskan bahwa
penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inquiri reflektif yang dilakukan
secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk
meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari:
1. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka,
2. Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek
pendidikan ini, dan
3. Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Dalam pelaksanaannya peneliti bisa memulai langsung pada tahap
tindakan apabila peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tahap tindakan
berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Selain itu ada juga peneliti yang
telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan
pertamanya dengan kegiatan refleksi. Akan tetapi jika dilihat dari siklus pada
model kemmis dan mc taggart, penelitian di mulai dari fase awal untuk
melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah
penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Model design ini dilakukan pada setiap siklus untuk mengukur
sejauhmana ketercapaian keberhasilan pada pembelajaran sehingga data yang
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dan selanjutnya diikuti
oleh siklus spiral. Berikut adalah gambar design menurut Kemmis dan Taggart:
Prosedur atau alur penelitian dalam PTK, ini digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi masalah
Rumusan masalah
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Model Spiral
Kemmis Dan Mc Taggart.
1. Refleksi Awal
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan awal untuk
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa dalam meningkatkan
perilaku prososial dalam proses pembelajaran.
2. Penyusunan Perencanaan (plan)
Setelah dilakukan penyusunan perencanaan dari hasil
pengamatan awal dan menemukan kesulitan-kesulitannya, lalu Penyusunan rencana tindakan
Refleksi Observasi Pelaksanaan tindakan
Penyusunan rencana tindakan
Refleksi Pelaksanaan
tindakan Observasi
Penyusunan rencana tindakan
Refleksi Observasi Pelaksanaan tindakan
diadakan perencanaan dengan menyusun instrumen penelitian
berupa : Rencana Program Pembelajaran (RPP), membuat media
pembelajaran dengan kegiatan jurnalistik, lembar kegiatan siswa
(LKS), angket dan lembar observasi.
3. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini, rencana yang telah disusun pada tahap
perencanaan di laksanakan pada proses kegiatan belajar mengajar
di kelas dengan kegiatan jurnalistik, mulai dari tindakan 1, 2, 3 dst.
4. Observasi (pengamatan)
Kegiatan observasi dimaksudkan sebagai kegiatan
pengumpulan data tambahan bagi peneliti. Dalam kegiatan ini,
peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
5. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunaka kegiatan jurnalistik, peneliti
menemukan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama proses
belajar mengajar berlangsung, kemudian mengklasifikasikannya
kedalam tiap indikator penilaian untuk menjadi pertimbangan
dalam perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunakan kegiatan jurnalistik,
peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama
proses belajar mengajar berlangsung, kemudian
mengklasifikasikannya kedalam tiap indikator penilaian untuk
menjadi pertimbangan dalam perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya.
Pada gambar siklus pembelajaran tersebut tampak bahwa di
dalamnya terdiri atas tiga siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya,
jumlah siklus sangat tergantung pada materi dan tujuan
bisa lebih dari tiga siklus, melihat dari hasil yang telah dicapai
apakah sudah tercapai atau masih belum pada diri siswa.
D. Siklus Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Penelitian ini melakukan identifikasi masalah melalui
observasi awal terhadap kelas yang mendadi subjek penelitan. Hal
ini dilakukan peneliti ketika melaksanakan PPL dengan melakukan
pengamatan langsung. Berikutnya dikaji kembali dengan guru
mitra sehingga menghasilkan suatu identifikasi masalah penelitian.
Gagasan yang peneliti ajukan yaitu dengan menggunakan
kegiatan jurnalistik dalam pembelajaran IPS sebagai upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan perilaku prososial siswa dan
diharapkan akan mengatasi permasalahan yang ada pada kelas
VIII-B SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Adapun permasalahan
yang terdapat pada kelas VIII-B tesebut yaitu mengenai kurangnya
sikap prososial siswa dengan indikator bekerjasama, berbagi rasa
dan menolong sebagaimana yang ada pada indikator prososial
tersebut.
b. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan peneliti telah menyusun kegiatan
dan tindakan apa yang dilakukan bersama dengan guru mitra untuk
mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang
telah diketahui pada saat observasi awal.
Adapun rencana yang telah disususn untuk penelitian ini sebagai
berikut ;
1) Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu
kelas VIII-B,
2) Melakukan suatu pengamatan pra penelitian terhadap kelas
3) Menghubungi guru yang terkait pelajaran untuk meminta
kesediaannya menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian
yang akan dilaksanakan,
4) Menyusun waktu yang tepat untuk pelaksanaan penelitian,
5) Mengkaji langkah-langkah kegiatan jurnalistik yanag akan
digunakan dalam penelitian,
6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas,
7) Mencari dan mengumpulkan video media yang akan digunakan
sebagai pendukung kegiatan pembelajaran,
8) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian,
9) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan
kolaborator peneliti berdasarkan hasil pengamatan yang
berkaitan dengan perilaku prososial.
10)Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak
lanjut dari diskusi balikan yang dilakukan dengan kolaborator,
11)Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam
penelitian.
c. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini merupakan suatu kegiatan
yang praktis terencana, dimana disetiap tahapan ini rencana yang
telah dibuat dan dirancang sebelumnya diterapkan. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan pertemuan dalam pembelajaran IPS dan
mengaplikasikannya dengan kegiatan jurnalistik siswa.
2) Mengoptimalkan penerapan nilai-nilai prososial yang ada pada
saat kegiatan jurnalistik berlangsung.
3) Melakukan pengamatan secara teliti selama proses
pembelajaran pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga untuk
melihat perubahan sikap siswa dalam penilaian prososial.
4) Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai
ketika guru menggunakan kegiatan jurnalistik untuk
meningkatkan perilaku prososial siswa.
5) Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan
hasil pengamatan.
6) Melakukan revisi aksi sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi
balikan.
7) Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah
penelitian selesai dilaksanakan.
d. Observasi
Kegiatan observasi dalam PTK dapat sama dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Pada tahapan ini,
peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Observer memiliki manfaat yang
banyak di dalam penelitan, seperti memiliki orientasi prospektif,
memiliki dasar-dasar reflektif pada waktu sekarang dan masa yang
akan datang. Pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan
mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar
observasi tersebut meliputi:
1) Fokus aktivitas siswa di kelas yaitu dengan memberikan video
dan gambar-gambar terkait dengan materi pelajaran IPS untuk
meningkatkan perilaku prososial siswa,
2) Fokus aktivitas di luar kelas dengan melakukan kegiatan
jurnalistik siswa untuk meningkatkan perilaku prososial.
3) Catatan Lapangan dan wawancara dengan siswa sebelum dan
setelah tindakan
Lembar observasi tersebut berfungsi sebagai alat ukur untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas dan memberikan
solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang
dialami siswa. Adapun hasil dari tahapan ini merupakan dasar bagi
tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan tindakan
Berdasarkan hal di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan
observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan obervasi ini peneliti
melakukan:
1) Pengamatan terhadap kelas VIII-B yang diteliti,
2) Mengamati kesesuaian kegiatan jurnalistik dalam pembelajaran
IPS
3) Pengamatan terhadap perilaku siswa yang sesuai dengan
perilaku prososial yaitu bekerjasama, berbagi rasa dan
menolong.
4) Mengamati kemampuan guru dalam menyampaikan nilai-nilai
yang terkandung dalam kegiatan jurnalistik terkait perilaku
prososial.
5) Mengamati perubahan tumbuhnya perilaku bekerjasama,
berbagirasa dan menolong dalam kegiatan keseharian.
e. Refleksi
Refleksi merupakan bagian terpenting didalam PTK karena
untuk mengetahui perubahan sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan. Pada tahapan ini, peneliti mengkaji proses, masalah
persoalan, dan kendala apa yang terjadi selama proses tindakan,
serta mempertimbangkan dengan matang yang mungkin terjadi
pada tindakan selanjutnya. Adapun dalam kegiatan ini peneliti
melakukan:
1) Kegiatan diskusi kembali dengan mitra peneliti dan siswa
setelah tindakan yang sudah dilakukan.
2) Merefleksikan hasil dari diskusi balikan untuk melakukan siklus
selanjutnya.
3) Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.
Pada tahapan ini akan terlihat suatu peningkatan perilaku
prososial yang terjadi dari setiap tindakan terkait penggunaan
E. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini perlu dirumuskan beberapa penjelasan ilmiah yang
berkaitan dengan masalah pokok penelitian ini agar lebih terfokus dalam
penelitian yang dilakukan.
1. Perilaku Prososial
Perilaku prososial dalam penelitian ini secara oprasional didefinisikan
sebagai bentuk perilaku positif siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6
Kota Bandung yang dapat memberikan suatu keuntungan dan juga manfaat
baik bagi teman-temannya tanpa harus mengharapkan imbalan.
Menurut para ahli yakni seperti menurut Rydell dan Bohlin (dalam
Purba, 2012, hlm. 13) mencakup aspek-aspek : kdermawanan (generocity),
empati ( empaty ), memahami orang lain (understanding of other), penanganan
konflik (conflict hendling) dan suka menolong (help fullness), serta aspek
inisiatif sosial (social innitiative) yang terdiri dari aktif melakukan inisiatif
dalam situasi sosial’. Sedangkan aspek prososial menurut Mussen, dkk (
Nashori, 2008, hlm. 38) adalah meliputi :
1) Menolong, yaitu membantu orang lain dengan cara meringankan
beban fisik atau psikologis orang tersebut.Berbagi rasa, yaitu
kesediaan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
2) Kerjasama, yaitu melakukan pekerjaan atau kegiatan secara
bersama-sama berdasarkan kesepakatan untuk mencapai tujuan
bersama pula.
Berdasarkan pembehasan diatas , peneliti dapat mengambil indikator
dari perilaku prsosial yang disesuaikan dengan KTSP 2006 sebagai berikut
2. Kegiatan Jurnalistik
Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan
atau pelaporan sehari-hari. Jadi jurnalistik bukanlah pers, bukan media massa.
Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan,
M. Djen Amar mengemukakan jurnalistik adalah usaha memproduksi
kata-kata dan gambar-gambar yang dihubungkan dengan proses transfer idea
tau gagasan dengan bentuk suara, inilah cikal-bakal makna jurnalistik
sederhana (Syamsul, 2005, hlm. 14).
Didalam peneliian ini peneliti menggunakan kegaiatan jurnalistik yang
dimana dengan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu mnerima informasi
dan pengetahuan secarabaik dan bermakna mengenai materi pembelajaran dan
dapat meningkatkan motvasi didalam dirinya untuk meningkatkan perilaku
prososialnya.
3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada kurikulum 2006, pembelajaran IPS diarahkan pada standar
kompetnsi dasar dan Kompetensi dasar yang digunakan IPS adalah sebagai
berikut :
“Mata Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat”. Dengan begitu diharapkan para peserta didik akan
mendapatkan suatu pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai
bidang ilmu yang berkaitan”.
Karateristik mata pelajaran IPS di SMP dalam Somantri (2001,hlm. 21)
antara lain:
a. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah,
ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan
juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
b. Kompetensi dasar IPS berasal dari stuktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan olitik, sosiologi yang dikema
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
c. Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial
yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolahan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan
hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan dan jaminan keamanan.
e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara keseluruhan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian karena instrumen tersebut mencerminkan cara pelaksaannya.
Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam Penelitain Tindakan Kelas
(PTK). Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Nasution (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 306)
mengemukakan bahwa :
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya
ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang
digunakan, bahkan hasil yang diharapkan. Itu semuanya tidak dapat
ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. segala sesuatu masih
perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang
serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya
penelitian itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainya”.
Disamping itu, Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dan dalam
penelitian kualitatif ini disamping peneliti sebagai instrumen utama dalam
a. Wawancara.
Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui lebih lanjut
terhadap data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan
data lainnya. Lembar wawancara berisi pertanyaan yang akan
digunakan dalam tanya jawab terhadap responden, dalam hal ini
adalah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung.
b. Lembar pengamatan atau panduan observasi.
Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk
mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau
ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar
dikelas. Menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2012, hlm 196)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologisi.
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi
tentang kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan kegiatan
Jurnalistik siswa untuk meningkatkan perilaku prososial siswa.
d. Dokumentasi
Dokementasi merupakan suatu bukti yang diambil peneliti pada
saat penelitian berlangsung baik berupa media foto maupun media
audio visual yang dijadikan peneliti sebagai bukti atas penelitian
yang sudah dilakukan.
Keempat instrument diatas dapat dilihat dalam kisi-kisi berikut:
Rancangan rumusan, indikator dan instrumen yang akan digunakan :
Rumusan Indikator
1. Bagaimana cara
2) Guru membuat rancangan
RPP dengan baik
3) Guru menyusun indikator
pembelajaran yang relevan
4) Guru menyusun
pembelajaran yang relevan
5) Guru dapat menggunakan
media dan sumber belajar
yang relevan
6) Guru merancang
pembelajaran yang berbasis
kegiatan jurnalistik yang
baik
7) Guru melakukan evaluasi
B.Berdasarkan Standar Proses
1) Guru memberikan motivasi
tentang pentingnya memiliki
sikap prososial
2) Siswa mengkaji materi tema
berbasis kontekstual (T1)
3) Siswa melakukan kegiatan
siswa lainnya. (T3)
Guru memberikan arahan
pada siswa secara umum
tentang perilaku prososial
melalui kegiatan jurnalistik
pada pelajaran IPS dengan
baik
pelajari) materi dengan baik
berkaitan dengan isu
kontekstual.
b. Mengkaji secara tematik
c. Merancang kegiatan
jurnalistik secara tematik
dan kontekstual
C. Evaluasi
Tahap 2
a. Menentukan tema peliputan
dengan baik.
b. Menentukan tempat (objek)
dengan baik.
e. Pembagian tugas atau
tanggung jawab jurnalis
dengan baik.
Tahap 3
a. Mempresentasikan hasil
jurnalistik
b. Kajian hasil jurnalistik
c. Refleksi
d. Evaluasi + self assesment
(tugas kecil).
Siswa kesulitan dalam
menentukan tema peliputan
dengan baik.
Siswa kesulitan dalam
menentukan objek peliputan
dengan baik.
Siswa kesulitan dalam
memproses liputan dengan
baik.
Siswa kesulitan dalam
pembagian tugas/ tanggung
jawab jurnalis dengan baik.
Siswa kesulitan dalam
mempresentasikan hasil
jurnalistiknya.
B. Solusi
Sis wa diarahkan melalui pembuatan tema besar.
√
√
√
tempat dan narasumber
yang sesuai dengan tema
yang mereka pilih.
Siswa diarahkan membuat
pertanyaan dengan
terstruktur sesuai dengan
tema jurnalistiknya Siswa diarahkan tatacara
peliputan dengan baik.
Siswa diarahkan dalam
membuat sekenario
a. Melalui kegiatan jurnalistik
dalam pembelajaran IPS,
siswa dapat dengan baik
menunjukan perhatiannya
terhadap kondisi disekitar
siswa
b. Melalui kegiatan jurnalistik
dalam pembelajaran IPS,
siswa dapat dengan baik
menunjukan simpati kepada
orang lain.
c. Melalui kegiatan jurnalistik
dalam pembelajaran IPS,
siswa dapat dengan baik
menolong sesama.
d. Melalui kegiatan jurnalistik
dalam pembelajaran IPS,
siswa dapat bekerjasama
dengan orang lain.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Sumber : Dokumen Peneliti 2015
Kelas :
Hari /Tanggal :
Siklus ke- :
No Dimensi Aspek yang Diamati
Kriteria Penilaian
B C K
Σ % Σ % Σ %
1
Bekerjasa-ma
1. Siswa mampu
bekerjasama dengan
baik dalam
kelompok-nya
2. Siswa mampu menghar-
gai pendapat teman.
2. Berbagi rasa 1. Siswa dapat
memberikan tanggapan
terhadap pendapat
teman/ kelompok lain.
2. Siswa mampu
menggambarkan apa
yang mereka rasakan
Tabel 3.2 pedoman Observasi peningkatan perilaku prososial siswa
Keterangan :
B = baik
C = cukup
K = kurang
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam
suatu penelitian, karena tujuan utama penelitian yaitu untuk mendapatkan data.
Sugiyono (dalam Bone, 2008, hlm 168) mengatakan bahwa: “pemilihan teknik
pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan ciri khas data yang perlu
dikumpulkan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Untuk keperluan
trianggulasi data yang sama dapat dikumpulkan dengan teknik yang berbeda”.
Menurut Creswell (dalam Bone, 2008, hlm 170) mengemukakan bahwa
prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari empat tipe
dasar, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan audio visual. Adapun
teknik pengumpul data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah :
a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)
Observasi berperanserta merupakan pengamatan yang dilakukan
secara langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan
informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian dan peneliti
terlibat langsung didalamnya.
b. Wawancara
mewawan-carai
narasumber
3
.
Menolong 1. Siswa memiliki
keinginan untuk
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan tentang hal-hal yang
dibutuhkan. Dalam hal ini yang menjadi reponden adalah guru
mitra dan siswa kelas VIII B yang akan ditanyakan mengenai
kegiatan jurnalistik dalam pembelajaran IPS.
c. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti
untuk memperkaya data yang dimuat secara deskriptif tentang
berbagai kegiatan, suasana dan keadaan kelas, iklim sekolah dan
berbagai bentuk interaksi sosial lainnya.
H. Analisis Data 1. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
a. Kategorisasi dan Interpretasi Data
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu
dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian, kemudian peneliti
menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa
hal yang dilakukan peneliti pada tahap awal, yaitu :
1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan.
2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus.
3) Mengolah data yang telah diambil dalam tahap plaksanaan
siklus.
b. Analisis Data Kuantitatif
Pengolahan data dengan menggunakan dengan cara
kuantitatif adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang
berupa angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti
dapat mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis yang
Teknik analisis yang dilakukan memang sederhana. Komalasari
(2010, hlm, 156) memberikan cara penghitungan dalam
menganalisis data kuantitatif, yaitu:
Jumlah skor total subjek Jumlah skor maksimal Jumlah skor persen Jumlah total persen
c. Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, analisis data telah dilakukan
sejak awal penelitian dimulai, yaitu sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
terus sampai penulisan hasil penelitian, Nasution (dalam Sugiyono,
2012, hlm. 333). Menurut Moleong (dalam Bone, 2008, hlm. 110)
Analisis dan penafsiran data merupakan proses yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu penelitian. Data-data yang ada perlu
dianalisis secara deskriptif supaya dapat memberikan gambaran
yang jelas mengenai tahapan pelaksanaan penelitian, yakni
keterampilan guru dalam meningkatkan perilaku prososial siswa
melalui kegiatan jurnalistik dalam pembelajaran IPS. Dalam
penelitian kualitatif, analisis data harus dituangkan dalam bentuk
tulisan dan analisis.
Menurut Miles dan Huberman (dalam Silalahi, 2010, hlm
210) mengemukakan bahwa kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Terjadi secara
bersamaan berarti reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin
merupakan proses siklus dan interaktif pada saat sebelum, selama,
Skor Presentase = X 100%
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk
membangun wawasan umum yang disebut “analisis”.
1) Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk
uraian yang terinci. Data ini akan terus bertumpuk jika tidak
segera dianalisis sejak awal, namun data-data ini perlu
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih
mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamatan serta
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2) Penyajian Data ( Display Data)
Alur kedua yang terpenting dalam kegiatan analisis
dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data atau display
data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan, dalam hal ini tindakan untuk
melanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak. Data yang
bertumpuk akan menyulitkan peneliti untuk melihat bagaimana
keterhubungan antara data-data tersebut, oleh karena itu, untuk
dapat melihat gambaran secara keseluruhannya maka harus
diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik dan
chart. Semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi
yang ditemukan dilapangan kedalam suatu bentuk yang padu
dan mudah dimengerti atau dipahami.
3) Menarik Kesimpulan/ Verifikasi
Sejak awal peneliti berusaha mencari makna data yang
telah dikumpulkannya, maka dari itu peneliti mencari pola,
tema, hubungan persamaan hal-hal yang sering muncul dan
bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih bersifat
sementara. Jadi kesimpulan harus senantiasa di verifikasi
selama penelitian berlangsung. Ketiga macam kegiatan
tersebut diatas saling berkaitan satu sama lain selama