PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Semakin maju dan berkembangnya perekonomian dan teknologi yang
terjadi dewasa ini, menuntut perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya
agar tetap dapat bersaing. Dengan semakin berkembangnya perekonomian,
maka semakin banyak pula perusahaan yang berkembang. Hal ini
menyebabkan persaingan yang ketat dan setiap perusahaan berlomba untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
Secara umum tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan dengan memaksimumkan laba.
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya biasanya
ditinjau dari kinerja perusahaan. Perusahaan dengan kinerja yang baik memiliki
pertimbangan yang baik dalam melakukan pembelanjaan. Pembelanjaan
perusahaan, pengaturan struktur keuangan serta struktur modal perusahaan
memerlukan perencanaan dan analisa yang benar-benar harus dipertimbangkan
agar menghasilkan perimbangan yang optimal antara jumlah utang dan modal
sendiri. Untuk melakukan pembelanjaan, perusahaan harus mempertimbangkan
jumlah penggunaan dana yang berasal dari modal sendiri dan dana yang berasal
dari modal asing. Perbandingan penggunaan dana ini akan menunjukkan
kualitas perusahaan dalam mengelola struktur modal. Riyanto (2010:22) menyatakan bahwa “Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Perimbangan ini harus berdasarkan standar struktur modal yang baik yaitu jumlah utang jangka panjang tidak melebihi modal
sendiri. Selain itu, dalam konsep Cost of Capital dijelaskan bahwa struktur
modal yang optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya
penggunaan modal. Dalam penggunaan dana baik itu menggunakan modal
modal, yang harus dilakukan perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat
meminimumkan biaya modal tersebut. Oleh karena itu, kombinasi pemilihan
struktur modal yang optimal adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan karena akan mempengaruhi juga tingkat biaya modal yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
Struktur modal perusahaan dapat diukur dengan Debt To Equity Ratio,
rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
utang-utang kepada pihak luar. Debt To Equity Ratio menurut Sawir (2005:13) “merupakan rasio yang menggambarkan hutang dan modal dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya”.
Riyanto (2010:23) mengatakan bahwa:
Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko, maka aturan finansiil menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1 : 1.
Perbandingan modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1 : 1
artinya bahwa perbandingan tersebut tidak boleh melebihi 100%. Semakin
rendah nilai struktur modal perusahaan maka semakin baik perusahaan, artinya
perusahaan mampu menghasilkan perimbangan yang baik antara modal yang
tahan risiko yaitu modal sendiri dengan modal asing. Hal ini dapat mengurangi
ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar karena perusahaan sudah dapat
membiayai kebutuhannya dengan modal yang dihasilkannya sendiri. Salah satu
jenis perusahaan yang membutuhkan dana pinjaman yang cukup besar untuk
pengembangan usahanya ialah perusahaan manufaktur. Semakin maju
perekonomian dan persaingan di masa sekarang memacu setiap perusahaan
terus meningkatkan kualitasnya. Untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan, perusahaan memerlukan dana yang cukup besar. Permasalahannya
adalah bagaimana perusahaan dapat mengatur dan memilah darimana saja dana
Bursa Efek Indonesia. Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan
Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan yang
bergerak dalam sektor industri kimia. Terdapat 16 perusahaan Logam dan
Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut daftar struktur
modal perusahaan dilihat Debt To Equity Ratio (DER) selama tiga tahun.
Tabel 1.1
DER Perusahaan Logam dan Sejenisnya
No. Nama Perusahaan DER (%)
2011 2012 2013
1 PT. Alakasa Industrindo Tbk. 432 169 305
2 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk. 247 220 319
3 PT. Saranacentral Bajatama Tbk 187 219 384 4 PT. Betonjaya Manunggal Tbk. 29 28 27
5 PT. Citra Tubindo Tbk. 69 88 82
6 PT. Gunawan Dianjaya Steel
Tbk. 31 47 35
7 PT. Indal Aluminium Industry
Tbk. 413 374 506
8 PT. Steel Pipe Industry of
Indonesia Tbk. 386 327 127
9 PT. Jakarta Kyoei Steel Works
Tbk. -175 -169 -164
10 PT. Jaya Pari Steel Tbk. 29 15 4
11 PT. Krakatau Steel (Persero)
Tbk. 105 129 126
12 PT. Lion Metal Works Tbk. 21 17 19
13 PT. Lionmesh Prima Tbk. 71 32 28
14 PT. Pelat Timah Nusantara Tbk. 107 159 189 15 PT. Pelangi Indah Canindo Tbk. 199 199 189
16 PT. Tembaga Mulia Semanan
Tbk. 957 904 1012
Rata – rata DER 194 172 199
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Logam dan Sejenisnya dalam
www.idx.co.id periode tahun 2011 – 2013 (Data diolah)
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata DER Perusahaan Manufaktur
2012, dan 199% di tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal
relatif kurang baik. Tetapi terdapat enam perusahaan yang menunjukkan
keadaan struktur modal yang baik yaitu PT. Betonjaya Manunggal Tbk., PT.
Citra Tubindo Tbk., PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk., PT. Jaya Pari Steel
Tbk., PT. Lion Metal Works Tbk., dan PT. Lionmesh Prima Tbk. Selebihnya
menunjukkan keadaan struktur modal yang kurang optimal karena nilai DER
melebihi 100%. Dapat disimpulkan bahwa struktur modal perusahaan Logam
dan Sejenisnya yang diukur dengan DER menunjukkan keadaan yang tidak
stabil hal ini berarti struktur modal perusahaan kurang baik karena pendanaan
lebih banyak menggunakan utang.
Struktur modal yang kurang optimal akan berdampak buruk pada nilai
perusahaan dan juga mengakibatkan tingginya hutang bahkan ketergantungan
pada pihak luar. Struktur modal perusahaan menjadi penting bagi perusahaan,
karena baik buruknya struktur modal akan memiliki pengaruh langsung
terhadap struktur finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki
struktur modal yang tidak baik, yaitu utang yang sangat besar akan
memberikan beban yang berat bagi perusahaan. Perusahaan tidak dapat
membiarkan keadaan struktur modal ini karena akan merugikan perusahaan
bahkan bisa mengalami kebangkrutan, karena semakin besar DER semakin
besar resiko perusahaan. Sejalan dengan trade-off theory yang menyatakan bahwa “semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan”.
Selain itu Signaling Theory mengatakan:
Jika utang meningkat, maka kemungkinan bangkrut akan semakin meningkat. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka seorang manajer akan merasa terhukum dengan reputasinya yang buruk dan tidak mendapat kepercayaan kembali menjadi manajer.
Setiap perusahaan mengharapkan keuntungan dari setiap kegiatan yang
dijalankannya, kemudian keuntungan tersebut dapat menjadi tambahan modal
sendiri bagi perusahaan. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap
memerlukan dana yang besar untuk terus dapat meningkatkan kualitasnya. Jika
modal sendiri tidak dapat menutupi kebutuhan dana tersebut, keputusan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mencari modal asing yaitu dana
pinjaman. Akan tetapi, kreditur tidak semudah itu dapat memberikan dananya
pada perusahaan. Salah satu hal penting yang diperhatikan kreditur pada
perusahaan adalah bagaimana keadaan financial perusahaan tersebut. Tingkat
profitabilitas perusahaanlah yang bisa menjadi jaminan bagi para kreditur.
Profitabilitas berpengaruh langsung terhadap keoptimalan struktur modal.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dapat
menghasilkan laba yang maksimal. Dengan memaksimalkan laba, maka
perusahaan memiliki kesempatan yang besar untuk memperbesar jumlah modal
sendiri dan memperkecil utang. Modal sendiri yang besar dan utang yang
sedikit menunjukkan perbandingan struktur modal yang optimal. Perusahaan
dengan profitabilitas yang tinggi akan mengutamakan pembelanjaan
menggunakan dana yang berasal dari perusahaan itu sendiri dibandingkan
dengan utang, karena utang memiliki resiko yang lebih tinggi. Sebaliknya,
perusahaan dengan profitabilitas yang rendah cenderung menggunakan utang
yang besar untuk pembelanjaannya karena laba dan modal sendiri yang
dihasilkan tidak mencukupi untuk pembelanjaan perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, tinggi rendahnya tingkat profitabilitas dapat mempengaruhi keadaan
struktur modal perusahaan.
B. Identifikasi Masalah
Salah satu cara untuk mengoptimalkan struktur modal yaitu dengan
meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut Harahap (2008:304) “profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”. Profitabilitas dapat mengukur seberapa baik kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan
Semakin besar laba yang dihasilkan, maka semakin besar kemungkinan
perusahaan memiliki jumlah modal sendiri yang besar serta semakin besar pula
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban-kewajibannya. Seperti
yang dikatakan Brigham dan Houston (2001:40) “Perusahaan dengan tingkat
yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil. Laba
ditahannya yang tinggi sudah membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan”. Jika modal yang dimiliki perusahaan sudah mencukupi untuk pendanaan perusahaan, perusahaan akan mengurangi jumlah penggunaan
hutangnya.
Riyanto (2010:296) menyatakan bahwa:
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal diantaranya tingkat bunga, stabilitas dari earning, struktur aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan, profitabilitas, dan pajak.
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas, profitabilitas merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal. Struktur modal
yang baik dapat dihasilkan dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Meningkatknya profitabilitas perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
mampu memaksimalkan keseluruhan kemampuannya dalam menghasilkan
laba. Dan laba yang tinggi merupakan salah satu langkah perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu menyejahterakan dan meningkatkan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memaksimalkan
kemampuannya dari segala potensi yang dimiliki untuk dapat meningkatkan
tingkat profitabilitas perusahaan karena profitabilitas merupakan hal penting
bagi perusahaan yang kemudian akan mempengaruhi besarnya modal sendiri
perusahaan. Perusahaan yang memiliki modal sendiri yang mencukupi, dapat
mengurangi risiko untuk menutupi kewajiban pada kreditur dan mengurangi
ketergantungan dana pada pihak luar.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka judul dalam penelitian ini
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013”.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran struktur modal Perusahaan Manufaktur Subsektor
Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2013.
2. Bagaimana gambaran profitabilitas Perusahaan Manufaktur Subsektor
Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2013.
3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui gambaran struktur modal Perusahaan Manufaktur Subsektor
Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2013.
2. Mengetahui gambaran profitabilitas Perusahaan Manufaktur Subsektor
Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2013.
3. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perkembangan
ilmu manajemen keuangan, khususnya yang berkenaan dengan struktur
modal dan profitabilitas.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan pengetahuan terhadap perusahaan dalam
pengambilan keputusan pendanaan agar perusahaan dapat terus