• Tidak ada hasil yang ditemukan

pvb standard pjj sub kampus revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pvb standard pjj sub kampus revisi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Cover (Akan di-desain kemudian)

Standar Pendidikan Jarak Jauh

SEAMOLEC

Untuk SMK/SMA Sebagai Sub Kampus

Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan (PVB)

(2)

Daftar Isi

Bab I

Pendidikan Jarak Jauh

Bab II

SEAMOLEC sebagai Pusat PJJ Asia Tenggara

Bab III

Standar PJJ SEAMOLEC

Bab IV

Pendidikan Vokasi Berkelanjutan

Bab V

(3)

Kata Pengantar

Pada tahun 2011 ini, SEAMOLEC bekerjasama dengan DIKTI dan PSMK meluncurkan program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan (PVB) yang merupakan program pendidikan Diploma-1 bagi lulusan SMK/SMA.

PVB yang merupakan pendidikan kompetensi keahlian/produktif dilaksanakan dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Untuk itu SEAMOLEC sebagai salah satu SEAMEO Centre yang diberi mandat untuk melakukan pengembangan kemampuan institusi pendidikan di Asia Tenggara dalam hal PJJ berbasis TIK, telah mengembangkan standar yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program PVB.

Buku ini adalah Standar PJJ SEAMOLEC yang diperuntukkan bagi Kampus Utama dalam pelaksanaan program PVB, yang berisikan informasi mengenai:

1. Sistem dan penyelenggaraan PJJ 2. SEAMOLEC sebagai Pusat PJJ 3. Standar PJJ SEAMOLEC 4. Program PVB

5. Standar PJJ bagi Kampus Utama

Kritik dan saran akan sangat kami hargai untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan jarak jauh di Indonesia.

Terima kasih.

SEAMEO SEAMOLEC Direktur,

(4)

BAB I

PENDIDIKAN JARAK JAUH

A. Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)

1. Latar Belakang

Perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung secara cepat dan terus menerus, yang dianggap sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan masyarakat di berbagai aspek kehidupan, belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh sistem pendidikan di Indonesia, untuk secara terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu mengembangkan diri mereka menjadi masyarakat yang berbudaya, dengan cara menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan proses pembelajaran yang kreatif yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan. Namun untuk mencapai hal tersebut berbagai kendala dihadapi terutama kendala waktu dan tempat. Kendala waktu dan tempat ini masih merupakan salah satu kendala yang sangat nyata, yang dapat diatasi melalui metode pembelajaran dengan sistem PJJ. Dalam sistem PJJ peserta didik dapat meningkatkan kemampuan melalui suatu pendidikan formal maupun non formal, sambil tetap menjalankan tugas mereka sehari-hari.

Visi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menekankan pada terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif. Untuk mencapai visi ini maka Kemdiknas menetapkan misi yaitu ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian jaminan. Seluruh misi ini dapat dijangkau dengan pemanfaatan PJJ sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan kepada masyarakat.

(5)

2. Definisi PJJ

Salah satu bentuk pendidikan atau pelatihan yang paling tua adalah proses magang (apprenticeship), yaitu seorang pemula belajar dengan bekerja pada pakar/ahli untuk dapat menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pada era komputer dan jejaring, maka batasan atau kendala tempat dan waktu untuk mendapatkan akses pada program dan proses pembelajaran dapat dihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin. Komputer memungkinkan presentasi yang bersifat digital dari pengetahuan untuk pembelajaran, dan meningkatkan kecepatan untuk mendapatkan dan memproses informasi. TIK memungkinkan penyimpanan, transfer, dan berbagi informasi antar institusi yang tersebar di wilayah yang sangat luas dan berbeda zona waktu.

TIK ini membuka peluang untuk berbagai alternatif dalam penyampaian pendidikan dan pelatihan. Secara khusus, perkembangn TIK membawa kepada perkembangan peralatan pembelajaran yang berbasis TIK, yang memungkinkan penyampaian materi dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian pada awal abad 21 ini kita menyaksikan pertumbuhan yang pesat dari jumlah institusi, baik milik pemerintah maupun swasta yang menawarkan program pendidikan dan pelatihan secara jarak jauh.

Untuk negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia, maka sistem PJJ ini menjadi menarik untuk menawarkan program pembelajaran kepada sejumlah besar peserta yang berada pada wilayah yang tersebar di seluruh wilayah negara yang luas, tanpa harus membangun fasilitas baru. Beberapa alasan yang menyebabkan sistem PJJ menjadi menarik sebagai alternatif memecahkan masalah keterbatasan ruang, waktu, dan sumber daya adalah sebagai berikut.

a. Daya tampung sistem pendidikan tatap muka selalu terbatas sesuai dengan kemampuan ruang kelas, jumlah peralatan yang digunakan, dan ketersediaan serta kemampuan tenaga akademik dan administratif.

b. Sistem PJJ ini menarik bagi orang dewasa yang karena satu dan lain hal harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan, tetapi karena satu dan lain hal tidak dapat berpartisipasi pada sistem tatap muka. Mereka ini tersebar di seluruh wilayah negara.

Dengan demikian PJJ dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. Karena sistem PJJ didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan pendidiknya dalam ruang dan waktu, maka:

a. kurikulum dan paket bahan belajar dirancang dan diproduksi secara sistematis; b. dilengkapi kemungkinan pertemuan tenaga pendidik dan peserta didik yang tidak

terus menerus (non-contiguous);

c. penyediaan sarana interaksi antar peserta didik, tutor, organisasi pendidikan melalui beragam media; dan

(6)

Secara implisit dalam pengertian tersebut menggambarkan perlunya kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan beragam pelayanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitarnya.

3. Tujuan dan Karakteristik PJJ

PJJ bertujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. PJJ mempunyai karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan TIK pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi pendidikan lainnya.

Karakteristik PJJ adalah:

a. Keterpisahan antara dosen/tutor dan mahasiswa.

b. Suatu proses yang terorganisasi yang melibatkan institusi pendidikan.

c. Interaksi dilaksanakan lewat berbagai media pembelajaran (cetak, audio, video, computer, multimedia, dan berbasis web) untuk memfasilitasi interaksi pembelajaran antar dosen/tutor dan mahasiswa.

d. Tersedianya sarana komunikasi dua arah, sehingga siswa dapat berdialog untuk tujuan pembelajaran dan tujuan lainnya.

e. Kemungkinan disediakannya kesempatan untuk bertemu secara tatap muka untuk tujuan pembelajaran atau interaksi sosial.

f. Proses pendidikan seperti proses dalam industri, yaitu ada pembagian peran yang jelas, antar yang melakukan proses manajemen, pembelajaran, ujian, dan produksi bahan ajar.

(7)

4. Penyelenggaraan PJJ

PJJ dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yaitu: a. jalur pendidikan formal dan nonformal;

b. jenjang pendidikan anak usia dini; pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi; dan

c. jenis pendidikan akademik, vokasi dan profesi.

Penyelenggaraan PJJ dilaksanakan sesuai Standar Nasional Pendidikan dengan ketentuan:

a. tersedianya kurikulum dan bahan ajar mandiri berbasis TIK yang terancang dan terproduksi secara sistematis seuai dengan kaidah yang berlaku;

b. menggunakan moda pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya terpisah;

c. menekankan prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing dengan menggunakan berbagai sumber belajar;

d. menjadikan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang lebih dominan daripada pendidik; dan

e. menggantikan pembelajaran tatap muka dengan interaksi pembelajaran berbasis TIK, meskipun tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Pendidikan jarak jauh memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan:

a. penyusunan bahan ajar;

b. penggandaan dan distribusi bahan ajar;

c. proses pembelajaran melalui kegiatan tutorial, praktik, praktikum, ujian; dan d. administrasi serta registrasi.

PJJ yang memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan tanpa mengesampingkan pelayanan tatap muka.

B. Pengorganisasian PJJ

Pengorganisasian PJJ dapat diselenggarakan dalam modus tunggal, ganda, atau konsorsium. Satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan PJJ harus memiliki akses kepada sistem berikut:

 Manajemen administrasi untuk melakukan analisis kebutuhan, alokasi dan administrasi sumberdaya, rekrutmen dan pelatihan personel, monitoring dan evaluasi administrasi dan akademik, serta penetapan kebijakan.

(8)

 Sumber belajar mandiri: cetak dan berbasik TIK.

 Tempat-tempat tutorial tatap muka dan praktikum yang memiliki peralatan yang dibutuhkan dan komputer yang terhubung dengan internet.

 Penyampaian bahan ajar.

 Bantuan layanan belajar yang terekam untuk peserta didik dimana peserta didik harus mengakses sumber belajar paling sedikit satu kali satu minggu untuk satu mata pelajaran selama satu jam pelajaran.

1. Pengorganisasian Modus Tunggal

Pengorganisasian PJJ modus tunggal adalah penyelenggaran PJJ dalam satu satuan pendidikan formal pada berbagai jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang hanya menyelenggarakan modus PJJ saja. Pada tingkat pendidikan tinggi, pengorganisasian modus tunggal adalah seperti yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka.

Persyaratan peneylenggaraan PJJ dengan modus tunggal adalah sebagai berikut: a. Memiliki fasilitas TIK sehingga dapat melayani manajemen administrasi dan

akademik seluruh wilayah yang diliputnya.

b. Memiliki akses pada sumebrdaya yang diperlukan untuk melaksanakan program. c. Memiliki MoU dengan berbagai entitas yang terkait dengan penyelenggaraan

manajemen administrasi dan akademik. d. Memperoleh izin dari instansi terkait.

2. Pengorganisasian Modus Ganda

Pengorganisasian modus ganda adalah penyelenggaraan PJJ bersamaan dengan pendidikan tatap muka oleh satu satuan pendidikan pada berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan tatap muka tersebut terikat dengan jadwal, waktu, dan tempat seperti berlangsung pada lembaga pendidikan umumnya.

Persyaratan PJJ dengan modus ganda adalah sebagai berikut:

a. Memiliki akreditasi A untuk program studi tatap muka yang akan ditawarkan menjadi modus ganda.

b. Memiliki MoU dengan berbagai entitas yang terkait dengan penyelenggaraan manajemen administrasi dan akademik.

c. Memperoleh izin dari instansi terkait.

3. Pengorganisasian Modus Konsorsium

(9)

Persyaratan pengorganisasian modus konsorsium adalah sebagai berikut: a. Untuk Perguruan Tinggi:

1) Kurikulum untuk kompetensi utama harus sama untuk program studi tertentu. 2) Jumlah anggota konsorsium tidak terbatas.

3) Bahan ajar dan bahan ujian untuk kompetensi utama dikembangkan bersama. 4) Setiap anggota konsorsium boleh mengembangkan bahan ajar dan bahan ujian

untuk kompetensi pendukung dan lain-lain sebagai warna dari institusi terse-but.

b. Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah:

1) Kurikulum berdasarkan Standar Pendidikan Nasional.

2) Sepakat untuk mengembangkan kompetensi untuk bidang studi tertentu.

C. Lingkup PJJ

PJJ dapat diselenggarakan dengan lingkup mata pelajaran atau mata kuliah, program studi, atau satuan pendidikan.

1. Lingkup Mata Pelajaran atau Mata Kuliah

PJJ dengan lingkup mata pelajaran/mata kuliah adalah suatu satuan pendidikan yang menyelenggarakan PJJ hanya untuk satu mata pelajaran atau lebih mata pelajaran/mata kuliah, misalnya SMA menyelenggarakan PJJ untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika tingkat lanjut untuk program akselerasi. Untuk lingkup mata pelajaran/matakuliah/matadiklat ini, memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. Mata pelajaran/mata kuliah yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan (karena keterbatasan guru/dosen yang diperlukan atau untuk mata pelajaran/mata kuliah program akselerasi).

b. Mata pelajaran/mata kuliah dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan bersama.

c. Harus ada satuan pendidikan induk yang membina sejumlah tempat kegiatan belajar.

d. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. e. Diizinkan oleh instansi terkait.

2. Lingkup Program Studi

(10)

a. Memiliki akreditasi A untuk program studi yang ditawarkan dengan PJJ.

b. Memiliki MoU dengan berbagai entitas yang terkait dengan penyelenggaraan manajemen administrasi dan akademik.

c. Memperoleh izin dari instansi terkait.

D. Sistem Pengelolaan dan Sistem Pembelajaran Berbasis TIK

Penyelenggara satuan PJJ wajib mengembangkan sistem pengelolaan dan sistem pembelajaran berbasis TIK

1. Basis TIK pada Sistem Pengelolaan

a. Basis TIK pada Sistem Pengelolaan mencakup: 1) Perencanaan program dan anggaran;

2) Administrasi keuangan; 3) Administasi akademik;

4) Administrasi peserta didik; dan 5) Administrasi personalia.

b. Basis TIK pada Sistem PJJ Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup: 1) Sarana pembelajaran;

2) Kompetensi pendidik; 3) Sumber belajar;

4) Proses pembelajaran; dan 5) Evaluasi hasil belajar.

c. Basis TIK pada Sistem PJJ Pendidikan Tinggi mencakup: 1) Sarana pembelajaran;

2) Kompetensi dosen;

3) Kompetensi tenaga kependidikan; 4) Kompetensi mahasiswa;

5) Sumber belajar; 6) Proses pembelajaran; 7) Proses penelitian;

(11)

E. Penjaminan Mutu PJJ

PJJ dapat diselenggarakan dengan lingkup mata pelajaran atau mata kuliah, program studi, atau satuan pendidikan.

1. Pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Penjaminan mutu PJJ pada satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana diatur dalam PP No.17/Tahun 2010, Pasal 123, dilakukan dengan berpedoman pada: a. Standar Nasional Pendidikan.

b. Ketentuan tentang Ujian Nasional. c. Ketentuan tentang Akreditasi. d. Sistem Pembelajaran berbasis TIK.

2. Pada Satuan Pendidikan Tinggi

Penjaminan mutu PJJ pada satuan Pendidikan Tinggi sebagaimana diatur dalam PP No.17/Tahun 2010, Pasal 124, dilakukan dengan berpedoman pada:

a. Penjaminan mutu sebagaimana diatur dalam PP No.17/Tahun 2010, Pasal 96. b. Penjaminan mutu untuk memastikan bahwa pembelajaran berbasis teknologi

informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam PP No.17/Tahun 2010, Pasal 122 ayat (4) dipenuhi.

c. Untuk program berijazah/sertifikat harus ada bukti peserta didik berinteraksi dengan dosen/tutor/guru paling sedikit satu kali dalam satu minggu untuk satu mata kuliah selama satu jam pelajaran.

(12)

BAB II

SEAMOLEC dan Program PJJ

SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) merupakan salah satu pusat yang didirikan oleh SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization) pada tanggal 27 Februari 1997. Tugas utama SEAMOLEC adalah membantu berbagai institusi dan negara, terutama di Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ terutama yang berbasis TIK. Kegiatan SEAMOLEC meliputi pemberdayaan institusi pendidikan dalam pengembangan PJJ yang berbasis TIK melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, konsultasi, dan penyediaan jaringan tenaga ahli di bidang PJJ yang berbasis TIK.

Visi dari SEAMOLEC adalah menjadi pusat keahlian dalam bidang PJJ berbasis TIK. Sedangkan misi SEAMOLEC adalah membantu berbagai institusi dan negara, terutama di Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ. Sebagai pusat yang bertugas mengembangkan kemampuan pelaksanaan PJJ di Asia Tenggara, maka seluruh program SEAMOLEC ditujukan untuk menjalankan beragam program responsif dan relevan terhadap berbagai tantangan nasional maupun regional dalam bidang PJJ.

Untuk mencapai tujuan tersebut, program yang dijalankan SEAMOLEC berfungsi untuk: 1. Mendiseminasi informasi tentang PJJ serta pemanfaatan teknologi dalam PJJ.

2. Mengembangkan kerjasama dengan institusi nasional dan regional dan dengan pusat-pusat lain di bawah SEAMEO.

3. Menyediakan beragam pelatihan dalam bidang PJJ yang berbasis TIK.

4. Melakukan analisis kebutuhan, penelitian dan pengembangan, serta evaluasi dalam bi-dang PJJ yang berbasis TIK.

5. Memfasilitasi pengembangan dan adopsi sistem pembelajaran PJJ berbasis TIK di In-donesia dan di Asia Tenggara.

6. Memfasilitasi kerjasama antar ahli bidang PJJ berbasis TIK.

Salah satu program SEAMOLEC yang memanfaatkan TIK dalam sistem PJJ untuk Asia Tenggara adalah SEA EduNet (Southeast Asian Education Network), yang merupakan pengembangan network, konten pembelajaran dan mekanisme pelaksanaan program-program PJJ berbasis TIK dan berwawasan nasional dan regional (Asia Tenggara). SEA EduNet terdiri dari tiga komponen sebagai berikut.

1. Jejaring Institusi

(13)

Program kemitraan jejaring institusi dengan SEAMOLEC diantaranya: a. Program 500K yaitu pelatihan TIK bagi guru SD, SMP, SMA dan SMK.

b. Program SMS (SEAMOLEC Multi Studio), yang merupakan pelatihan pengembangan materi dan studio pembelajaran.

c. Program SEA Cyberclass yang merupakan latihan ujian nasional berbasis web.

d. Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan (PVB) yang merupakan program Diploma 1 bagi Siswa SMK/SMA untuk berbagai kompetensi keahlian.

e. Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Alih Jenjang D3 ke D4 model PJJ. f. Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Gametechnology model PJJ.

g. Konsorsium perguruan tinggi di Asia Tenggara yang berminat menawarkan program-program pembelajaran model PJJ ke Asia Tenggra.

2. Konten Pembelajaran

Konten pembelajaran dapat merupakan program-program pembelajaran yang menunjang berbagai program PJJ, seperti:

a. Program-program pelatihan dari berbagai lembaga.

b. Program-program pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan profesionalisme guru, dosen atau masyarakat umum yang berminat.

Saat ini sudah ada berbagai konten pembelajaran untuk program pertanian, perikanan, perkebunan, pengembangan permainan edukatif elektronik (game) untuk pembelajaran matematika, IPA, dan bahasa Inggris untuk berbagai jenjang pendidikan.

3. Mekanisme Pelaksanaan

a. Mekanisme perencanaan dan pengembangan materi program-program pembelajaran/pelatihan.

b Mekanisme proses pelaksanaan program-program pembelajaran/pelatihan secara Hybrid, dengan kombinasi, tatap muka dan jarak jauh secara online dengan menerapkan sistem multicast, live streaming, web-based, mobile/desktop game. c. Mekanisme evaluasi hasil dan proses.

d. Monitoring dan evaluasi program.

(14)

BAB 3

Standar PJJ SEAMOLEC

Untuk setiap program PJJ yang ditawarkan diharapkan telah melalui tahap pengembangan program sesuai dengan model pengembangan program pembelajaran/pelatihan yang baku untuk setiap institusi, yaitu melalui tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, evaluasi and revisi. Program PJJ yang ditawarkan dapat menerapkan model hybrid, yaitu gabungan antara tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK, atau 100 % jarak jauh berbasis TIK.

Dalam model Hybrid, pemanfaatan bahan ajar berbasis TIK akan mencapai 30–79 %. Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik akan lebih banyak belajar mandiri. Pembelajaran hybrid ini terdiri dari:

1. Pembelajaran tatap muka (residensial dan tutor kunjung/tutor jaga).

2. Pembelajaran menggunakan media cetak/modul elektronik (bila diperlukan). 3. Pembelajaran menggunakan audio-video.

4. Pembelajaran berbasis web.

Standar program PJJ yang dikembangkan berdasarkan standard PJJ SEAMOLEC harus melalui tahapan berikut:

1. Perancangan 2. Pengembangan 3. Implementasi 4. Evaluasi

5. Monev/Revisi berkelanjutan

A. Perancangan

Beberapa langkah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran pada suatu program pendidikan atau pelatihan antara lain:

1. Pemilihan program berdasarkan kebutuhan.

2. Pengemasan program pembelajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik dan benar.

3. Pengaturan waktu belajar, waktu tes, dan lain lain.

4. Pemanfaatan secara efisien dan efektif berbagai bantuan belajar yang tersedia seperti, tutorial, pembimbingan akademik, dan konseling.

(15)

Untuk mendapatkan program pembelajaran yang efisien dan efektif, maka harus dimulai dengan membuat perancangan/desain program. Hal ini berlaku pula untuk program PJJ. Hasil perancangan ini adalah kompetensi lulusan, kurikulum program studi, peta kompetensi program studi/program diklat/mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat, standar kelulusan, dan silabus silabus untuk setiap mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat.

Tahapan dalam perancangan/desain program adalah sebagai berikut.

1. Perancangan dimulai dengan melakukan analisis terhadap peserta didik, konteks dan konten pembelajaran/perkuliahan/pelatihan. Hasil analisis kebutuhan instruksional ini adalah kompetensi utama dari lulusan program studi/program diklat atau lulusan satu mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat.

2. Kompetensi utama ini di analisis menjadi berbagai kompetensi yang akan dikuasai peserta didik setelah melalui partisipasi sejumlah mata kuliah/pelajaran/diklat wajib dan pilihan dari suatu program studi atau pelatihan.

3. Setelah didapat kompetensi utama suatu mata kuliah maka dilakukan analisis instruksional untuk memetakan susunan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh satu program studi atau pelatihan. Setiap kompetensi dijabarkan menjadi satu atau lebih mata kuliah/diklat. Hasil dari kegiatan penjabaran kompetensi program studi dan mata kuliah adalah gambaran program studi dan silabus untuk setiap mata kuliah.

4. Setelah mendapatkan silabus mata kuliah dapat mulai dikembangkan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk pertemuan tatap muka pada residensial atau video teleconference atau tutor kunjung, dan bahan ajar untuk untuk setiap matakuliah. Standar perancangan/desain program SEAMOLEC adalah:

1. Berdasarkan analisis kebutuhan.

2. Dilaksanakan berdasarkan tahap pengembangan sistem

pembelajaran/pelatihan.

3. Untuk perancangan pembelajaran berbasis web, melibatkan tiga komponen dasar yaitu:

a. pemetaan program (program mapping),

b. pengumpulan dan penyusunan objek belajar atau learning object materials, dan c. rancangan proses belajar atau proses interaksi (learning path design).

Pemetaan program adalah proses pemetaan komponen-komponen dalam bahan ajar berbasis web dan strategi/prosedur yang akan digunakan bersama bahan tersebut untuk mencapai kompetensi belajar yang diharapkan. Hasilnya adalah peta program yang menjelaskan serangkaian objek belajar yang sudah tertata dan terorganisasi secara berurutan sesuai dengan urutan belajar yang dirancang serta strategi belajar/interaksi antar objek belajar tersebut, antar objek belajar dengan peserta didik yang belajar, dan antara objek belajar, peserta didik, dan sumber belajar lainnya.

(16)
(17)

4. Untuk perancangan pembelajaran pembelajaran berbasis audio visual

Bahan ajar audio-visual atau non-cetak digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang spesifik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Dalam hal ini pemilihan materi yang akan disampaikan melalui bahan ajar non-cetak perlu disesuaikan dengan karakteristik setiap bahan ajar.

a. Bahan ajar audio digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang terkait dengan unsur bunyi.

b. Bahan ajar video digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran melalui unsur visual untuk hal yang bersifiat prosedural dan membangun etika dan kompetensi dan memotivasi peserta didik untuk melakukan tindakan (action) yang spesifik.

Secara detil kegiatan pengembangan bahan ajar non–cetak perlu dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

l. Peoduksi terbatas untuk uji coba m. Revisi dan produksi massal n. Implementasi

(18)

GBPM merupakan outline atau kerangka program yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menulis naskah bahan ajar non-cetak baik audio, video, maupun CAI.

5. Untuk pembelajaran berbasis bahan ajar cetak/modul elektronik (berbasis .pdf).

Bahan ajar cetak/modul elektronik untuk program PJJ yang baik harus memuat beberapa hal berikut:

a. Tinjauan mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat yang mendeskripsikan keutuhan isi pembelajaran yang terdiri atas standar kompetensi & kompetensi dasar, peta kompetensi, silabus, penjelasan penyajian materi, manfaat mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat, dan cara mempelajari.

b. Pedoman pembelajaran yang memuat cara mempelajari bahan pembelajaran tersebut dan kelengkapan pedoman: indeks, senarai/istilah/glosarium, daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar.

c. Kandungan konsep yang benar dan sesuai dengan silabus. Di samping itu konsep tersebut mencakup semua kompetensi yang dirumuskan dan mendukung pencapaian kompetensi tersebut.

d. Materi harus disajikan secara sistematik dengan contoh yang variatif dan relevan untuk kompetensi yang akan dicapai.

e. Bantuan Belajar yang memuat tanda-tanda (sign), petunjuk (clues), penegasan (highlight), simbol, rumus (formula) secara proporsional dan konsisten.

f. Tampilan terutamabentuk dan ukuran font tepat, ukuran ilustrasi proporsional dan konsisten, serta tata letak baik.

g. Bahasa yang digunakan harus komunikatif dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Penggunaan kalimat sederhana sangat disarankan.

h. Ilustrasi yang mendukung penjelasan konsep, jumlahnya proporsional, letaknya tepat, dan dilengkapi keterangan (caption).

i. Latihan, tes formatif dan umpan balik di setiap akhir bahasan yang dapat mengukur semua kompetensi, disusun dari yang mudah ke yang sukar, dilengkapi dengan petunjuk mengerjakan yang jelas, dan kunci jawaban yang dapat memberikan umpan balik.

j. Rujukan relevan, mutakhir, dan penulisan rujukan yang konsisten.

Bahan ajar cetak/modul elektronik yang telah selesai ditulis/prototipe perlu dievaluasi sebelum diterbitkan dan diedarkan ke peserta didik. Evaluasi ini bertujuan mengumpulkan data dan informasi dalam upaya pengembangan bahan ajar tersebut. Pendekatan yang dapat digunakan sebagai evaluasi formatif adalah:

a. Evaluasi oleh para pakar. Membantu memperoleh masukan tentang kualitas bahan ajar dalam mengkomunikasikan pesan dan informasi dan keabsahan materi.

(19)

cerdas) secara individual sehingga diperoleh informasi yang rinci mengenai dampak interaksi peserta didik dengan bahan ajar yang dikembangkan. Informasi ini digunakan untuk penyempurnaan bahan ajar yang dikembangkan.

c. Tahap kedua, bahan ajar yang telah direvisi selanjutnya diuji cobakan ke sekelompok kecil peserta didik, informasi yang diperoleh digunakan sebagai bahan acuan revisi dalam format yang mendekati final.

d. Tahap ketiga, bahan ajar yang telah direvisi pada tahap kedua diuji di lapangan pada kondisi sebenarnya. Setelah dilakukan revisi pada tahap ketiga ini maka bahan ajar tersebut siap untuk digunakan secara massal.

6. Semua mata kuliah/pelajaran/diklat tersedia lengkap saat peserta didik memerlukan.

7. Ada pelatihan/pengarahan bagi tim pengembang sesuai dengan tahapan pengembangan tersebut.

8. Penjadwalan yang jelas, menggunakan platform yang sama (untuk mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat online), konsistensi dalam format mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat, penjadwalan mata kuliah/mata pelajaran/mata diklat dalam beberapa semester ke depan untuk membantu peserta didik dalam merancang pemelajaran mereka.

9. Kualifikasi anggota tim pengembang (sesuai peran dan keterampilan PJJ dan cara mendapatkan mereka).

10. Kerja sama lokal, nasional, regional dan international (kesepakatan transfer kredit yang telah ditempuh, antar institusi yang terlibat).

B. Pengembangan Program

Setelah dibuat perancangan program selanjutnya harus melakukan pengembangan bahan penunjang program, seperti:

1. Pengembangan Naskah Akademik (kurikulum dan mata kuliah) 2. Pengembangan Panduan Operasional

3. Pengembangan Bahan Ajar 4. Pengembangan Bahan Ujian

1. Pengembangan Naskah Akademik

Naskah Akademik adalah rencana akademik program yang di dalamnya termasuk penyusunan kurikulum dan mata kuliah. Naskah akademik tersebut akan menggambarkan hal-hal berikut, yang merupakan indikator pemenuhan persyaratan SK Mendiknas 107/2001 dan SK Dirjen Dikti 108/2001:

a. Pendahuluan

(20)

2) Persepsi PJJ dalam membantu penanganan masalah peserta didik di wilayah/propinsi tersebut.

3) Posisi PJJ di dalam institusi (dukungan internal).

4) Keberadaan PJJ dalam peningkatan layanan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan oleh institusi.

5) Institusi dapat menghindarkan terjadinya persaingan tidak sehat antar institusi di wilayah/propinsi atau antar program studi/pelatihan yang sama di beberapa institusi di wilayah/propinsi tersebut.

6) Gambaran keberlanjutan program (proyeksi pangsa pasar, sumber masukan/pendapatan).

b. Kurikulum program studi/pelatihan

1) Kompetensi lulusan yang diharapkan.

2) Kurikulum (sequence, continuity, organization, and integration). 3) Rujukan program yang digunakan.

2) Sumberdaya dan mekanisme pemutakhiran bahan ajar. 3) Sumberdaya penyelenggaraan interaksi dengan peserta didik:

a) Tutorial tatap muka b) Telekonferensi

c) Surat menyurat elektronik

d) Interaksi jarak jauh (sinkronus dan asinkronus)

4) Sumberdaya bidang keahlian manajemen PJJ dan pembelajaran jarak jauh. 5) Tenaga administrasi dan penunjang akademik.

6) Fasilitas, sumberdaya, dan akses peserta didik untuk praktikum: a) Sarana dan prasarana umum

b) Sarana dan prasarana praktikum

c) Sarana dan prasarana praktek pengalaman lapangan

d) Sarana dan prasarana sumberdaya, dan sistem untuk evaluasi hasil belajar secara terprogram minimal dua kali per-semester

d. Proses pembelajaran

(21)

5) Media pembelajaran (ragam, strategi) 6) Evaluasi hasil belajar (ragam, strategi)

7) Evaluasi hasil belajar harus mencerminkan tingkat kematangan dan kemampuan peserta didik melalui mekanisme ujian komprehensif secara tatap muka atau secara jarak jauh dengan pengawasan langsung

8) Layanan bantuan belajar (ragam, strategi)

e. Kelulusan dan sertifikasi

f. Organisasi unit sumber belajar untuk layanan teknis dan layanan akademis

g. Pendanaan program studi:

i. Kerjasama dengan institusi lain yang mempunyai ijin penyelenggaraan program studi/pelatihan yang sama untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan program dan bahan ajar, pemberian bantuan belajar, layanan perpustakaan dan pelaksanaan praktikum dan pemantapan pengalaman lapangan, serta penyelenggaraan evaluasi hasil belajar secara jarak jauh.

j. Kurikulum:

1) Mutu kurikulum yang melibatkan kerja lab dan bagaimana pelaksanaannya. 2) Perjanjian dengan tenaga pengawas dari institusi lain.

3) Perjanjian dengan institusi lain yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran.

k. Struktur mata kuliah/pelajaran/diklat:

1) Kontrak perkuliahan/pelatihan (menggambarkan populasi sasaran program, tujuan, tenggat waktu, dan jadwal yang disarankan).

2) Susunan materi matakuliah/pelajaran/diklat merupakan hasil analisis instruksional.

3) Tugas-tugas (harus dapat menggambarkan usaha program untuk membantu peserta mengembangkan kemampuannya).

4) Ada usaha untuk mencegah dropout dan mahasiswa yang tidak aktif berinteraksi untuk pemelajarannya sendiri.

(22)

a) untuk pelatihan setiap selesai satu kali pelatihan, b) untuk D1 setiap tahun sekali

c) untuk D-3 setiap tiga tahun sekali, d) untuk S1 setiap empat tahun sekali, e) untuk S2 setiap dua tahun sekali

7) Mekanisme login setiap minggu sekali bagi mahasiswa untuk setiap Mata Kuliah/mata pelajaran/Mata Diklat untuk melakukan kegiatan diskusi, menjawab latihan, asesmen, dan pembimbingan dan pembuatan jurnal online mingguan (perenungan terhadap apa yang sudah dilakukan) oleh peserta didik.

2. Pengembangan Panduan Operasional

Panduan operasional merupakan panduan pengelolaan yang wajib dikembangkan oleh setiap penyelenggara program PJJ. Panduan operasional ini mencakup hak dan kewajiban penyelenggara dan mahasiswa. Adapun panduan operasional yang harus dikembangkan adalah:

a. Panduan Penyelenggaraan (untuk kampus utama, sub kampus dan industri tempat magang)

b. Panduan Peserta Didik

c. Panduan Tutorial dan Tutorial Online d. Panduan Praktek

e. Praktikum f. Ujian

3. Panduan Pengembangan Bahan Ajar

Seperti halnya dunia pendidikan pada umumnya, dalam proses pembelajaran diperlukan bahan ajar untuk menujang kegiatan tersebut. Adapun bahan ajar yang harus dikembangkan dalam program PJJ ini adalah:

a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Cetak/modul Elektronik b. Panduan Pengembangan Bahan Audio-Visual

c. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web

C. Implementasi

Model pembelajaran PJJ yang dikembangkan oleh SEAMOLEC ini adalah model Hybrid, di mana dalam proses pembelajarannya dilakukan secara tatap muka dan online (mandiri terbimbing), dan mandiri bebas.

Implementasi dari model hybrid ini adalah sebagai berikut.

(23)

2. Residensial; 1 bulan pertama setiap semester di kampus/perguruan tinggi. Untuk semester 2, 3, dst., digabungkan dengan pelaksanaan ujian semester sebelumnya. Dalam masa residensial ini mahasiswa belajar secara tatap muka atau melakukan praktikum di kampus.

3. Belajar mandiri secara online: 4-5 bulan berikutnya, mahasiswa pulang ke tempat masing-masing, membaca bahan ajar cetak/modul elektronik dan belajar melalui web. 4. Interaksi dengan tutor dilakukan secara tatap muka (tutor kunjung) sebanyak 2 kali

dalam satu semester, dan melalui interaksi online (synchronous melalui videoconference, discussion forum, atau asynchronous melalui email/discussion forum).

5. Ujian dilaksanakan secara tatap muka di kampus atau online di subkampus atau Mitra 500 dengan pengawasan untuk menghindari joki atau kegiatan menyontek.

D. Evaluasi

Pelaksananan evaluasi dalam program PJJ ini dibagi ke dalam 2 tahap, yakni: 1. Evaluasi terhadap hasil perkuliahan/pelajaran/pelatihan:

a. Prosedur pengembangan soal ujian akhir perkuliahan/pelajaran pelatihan. b. Prosedur administrasi ujian (offline/onsite/on campuss dan online). c. Instrumen penilaian yang digunakan:

1) Untuk keterampilan kognitif: tes tertulis seperti quizz, esai, pilihan ganda. 2) Untuk keterampilan psikomotor/praktek, test kinerja (performance test). 3) Untuk keterampilan affektif, daftar observasi dan studi kasus.

2. Evaluasi terhadap proses perkuliahan/pelatihan:

a. Evaluasi oleh peserta didik terhadap mata kuliah/pelajaran/diklat, proses interaksi pembelajaran, teknik penyampaian, kinerja dosen/guru/pelatih/tutor, dukungan pembelajaran dan administrasi yang tersedia.

b. Evaluasi oleh komite dosen, asisten dosen/tutor, staf IT dan staf pendukung lainnya.

(24)

BAB 4

Pendidikan Vokasi Berkelanjutan

A. Latar Belakang dan Tujuan

Sesuai dengan instruksi Presiden 01/2010 dalam rangka peningkatan APK Perguruan Tinggi dan mengurangi pengangguran, SEAMOLEC memfasilitasi PSMK dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) menyelenggarakan Program Pendidikan Diploma I (D1) yang diberi nama Pendidikan Vokasi Berkelanjutan (PVB) yang berfokus kepada peningkatan keterampilan lulusan SMK/SMA.

Tujuan dari PVB adalah pengurangan pengangguran, peningkatan devisa untuk tenaga kerja terdidik, asas pemanfaatan dan sinergi infrastruktur, serta peningkatan APK Perguruan Tinggi

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang No. 14 tahun 2003 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Permendiknas No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan; 5. Renstra Departemen Pendidikan Nasional (2010-2014);

6. Sstándar PJJ SEAMOLEC.

C. Model PVB

1. PVB Model 1 (Umum):

(25)

2. PVB: Model 2

(26)

Bab V

STANDAR PJJ SEAMOLEC UNTUK SUB KAMPUS

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI BERKELANJUTAN

A. Standar Umum

Sekolah akan menjadi bagian dari institusi penyelenggara program PVB sebagai sub kampus. Oleh sebab itu, standarisasi PJJ terhadap sekolah sebagai sub kampus program PVB harus dilakukan. Ini juga sebagai bagian penilaian kesiapan dan keseriusan sekolah dalam melaksanakan program PJJ.

Sekolah sebagai sub kampus program PVB harus memenuhi standar PJJ SEAMOLEC secara kelembagaan dalam penyelenggaraan program PJJ:

1. Memiliki ijin penyelenggaraan kegiatan atau program di dalam wilayah Republik Indonesia.

2. Memiliki izin operasional (ditunjukkan dengan Surat Izin Operasional yang masih berlaku).

3. Memiliki MoU/MoA dengan SEAMOLEC untuk penyelenggaraan PJJ. 4. Memiliki sertifikat Standar PJJ SEAMOLEC untuk penyelenggaraan PJJ;

5. Kepala sekolah telah mengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai manajemen PJJ yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC;

6. Memiliki tim pengembang dan pengelola PJJ.

7. Memiliki tim pengajar yang telah mengikuti pendidikan atau pelatihan mengenai manajemen PJJ serta pendidikan atau pelatihan pemanfaatan bahan ajar cetak, bahan ajar non cetak (audio, vdeo, CAI), dan berbasis web.

8. Memiliki website yang aktif diperbarui serta dapat menjadi sumber informasi penyelenggaraan program.

9. Memiliki alamat email yang aktif dan dapat menjadi sarana komunikasi penyelenggaraan program.

10. Pernyataan kesediaan untuk menyelenggarakan program PJJ dengan kerjasama yang merupakan sinergi dengan Universitas/Politeknik sebagai kampus utama, Dinas Pendidikan (Propinsi, Kota, Kabupaten), dan industri.

(27)

B Standar Khusus

1. Program studi

a. Mengikuti program studi yang ditawarkan oleh kampus utama. b. Mengikuti semua kurikulum yang telah ditetapkan kampus utama.

c. Mentaati seluruh sistem dan jadwal perkuliahan yang berlaku di kampus utama.

2. Proses Pembelajaran

a. Mahasiswa wajib belajar mandiri pada sebagian besar waktu belajar. b. Mahasiswa dan dosen wajib hadir secara online.

c. Waktu menjawab email mahasiswa paling lama 1 minggu

d. Mahasiswa mengikuti masa residensial di kampus utama selama 2 minggu sampai 1 bulan setiap semester untuk program D3 sampai D4/S1. Program residensial se-lama 2 minggu/1 bulan pada awal semester ganjil untuk program D1.

e. Mahasiswa mengikuti kegiatan prakter dan tutorial yang dilaksanakan secara tatap mula di sekolah sebagai sub kampus.

f. Pertemuan tatap muka dilakukan maksimum 8 kali pertemuan.

g. Mahasiswa mengikuti pembelajaran online yang telah ditetapkan oleh kampus utama, khususnya untuk mata kuliah yang tidak memerlukan praktik dan prak-tikum yang dilaksanakan di sekolah (sub kampus).

3. Infrastruktur: Prasarana dan Sarana

Penyelenggaraan PJJ berbasis TIK sangat bergantung kepada sarana dan prasarana yang mencukupi, agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Untuk dapat memenuhi tersedianya infrasturktur yang disyaratkan dalam penyelenggaraan program PVB maka sekolah sebagai sub kampus diharuskan melakukan rencana pengembangan infrastruktur yang dilakukan setiap 6 bulan.

Sarana dan prasarana dalam penyelenggara program PVB bagi sub kampus adalah sebagai berikut.

a. Prasarana

1) Akses ke lab praktik dan praktikum sesuai kebutuhan 2) Koneksi Internet

3) Hotspot area

4) Memiliki akses ke ruang dan sarana praktek sesuai dengan program studi yang ditawarkan.

(28)

6) Ruang praktek yang digunakan oleh mahasiswa untuk kompetensi keahlian dengan peralatan yang lengkap dan kondisi ruangan yang nyaman.

7) Ruang kelas atau ruang belajar yang sesuai dengan program PJJ untuk diskusi atau tutorial.

Prasarana ini mutlak diperlukan agar mahasiswa dapat mengikuti seluruh kegiatan dengan nyaman. Khusus untuk ruangan, agar disusun jadwal pemakaian yang tetap serta tidak berubah-ubah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal

b. Sarana

Sarana ruang studio yang harus dimiliki sekolah sebagai sub kampus adalah sebagai berikut:

1) Ruangan Kelas: 3x8 meter derngan kapasitas kurang lebih 25 orang. 2) Akses Internet: minimal 256 kbps dedicated.

3) Kompuer atau PC: Core2 Duo E7500, Intel G41 Chipset, 2GB DDR3-1333, 500GB HDD SATA, DVDRW, VGA Intel GMA-X4500 224MB (shared), Au-dio.

4) LCD Projector : SVGA (800 x 600), Lumens 2600

4. Sistem Penyampaian Pembelajaran

a. Memiliki akses ke Learning Management System (LMS) yang dikembangka olhe kampus utama.

b. Memiliki tim pengajar yang membantu dosen dalam kegiatan online dan forum.

5. Evaluasi

a. Penyelenggaraan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) diawasi dan dilakukan di sub kampus.

b. Untuk jurusan tertentu, UTS dan UAS dapat dilakukan di tempat magang oleh tenaga ahli industri tersebut, yaitu oleh assessor yang telah mendapatkan penun-jukan resmi dari kampus utama.

c. Mahasiswa harus melewati evaluasi hasil belajar yang terdiri dari hasil praktek, tutorial, latihan, UTS, UAS, Tugas Akhir program atau Skripsi sesuai yang dite-tapkan oleh kampus utama.

6. Syarat Mahasiswa

a. Mahasiswa memiliki ijazah untuk jenjang di bawah jenjang program yang diikuti. b. Bersedia mengembangkan kemampuan belajar mandiri.

(29)

e. Tidak ada batasan usia, gender, dan lokasi.

f. Memenuhi persyaratan tertentu untuk program studi tertentu (contoh: tidak buta warna untuk jurusan Kimia, Penerbangan dan lain-lain)

g. Bersedia melaksanakan magang di tempat yang sesuai dengan program studi. h. Memiliki Blog.

7. Registrasi

a. Jika swadana, mahasiswa menunjukkan bukti pembayaran.

1) Pembayaran dapat dilakukan melalui sms banking, internet banking, informasi ke sms gateway universitas.

2) Untuk daerah terpencil disarankan pergi ke bank terdekat seperti BRI/ Mandiri.

b. Jika mendapatkan beasiswa, dapat langsung registrasi dengan melampirkan doku-men beasiswa.

c. Melampirkan persyaratan mahasiswa.

d. Registrasi awal melalui sub kampus/kampus utama sesuai dengan kesepakatan. e. Registrasi ulang melalui online atau langsung mendatangi kampus utama atau sub

kampus sesuai kesepakatan.

8. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM di dalam program PJJ adalah sumber daya utama, karena disinilah proses pembelajaran itu bertumpu. Walaupun sistem yang digunakan menggunakan TIK, namun seluruh proses di belakangnya tetap dikendalikan oleh manusia. Apabila pengendali tidak memiliki keahlian yang memadai, maka dapat dipastikan proses juga akan mengalami kekacauan.

Secara umum, standar SDM untuk program ini adalah:

a. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan materi yang diberikan.

b. Memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

c. Memiliki keterampilan dalam bidang PJJ sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

d. Mampu mengoperasikan komputer dan perangkat penunjang PJJ lain untuk mengelola informasi.

e. Telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan dalam bidang PJJ yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC.

(30)

Khusus untuk SDM tertentu, untuk tim pengembang dan tim pengajar di sekolah maka standar yang digunakan adalah:

a. Memiliki kemampuan untuk menerapkan PJJ pada mata kuliah yang diajarkan. b. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan perangkat TIK

di luar waktu perkuliahan.

c. Pernah mengikuti pelatihan Pekerti/AA atau pelatihan sejenis atau lulusan dari jurusan yang relevan.

d. Mampu merancang pemelajaran berbasis PJJ.

e. Memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1). f. Memiliki sertifikat KKPI.

g. Memiliki sertifikat kompetensi yang sesuai dengan mata kuliah yang diberikan.

9. Ijazah dan Sertifikasi

Dikeluarkan oleh kampus utama.

10. Promosi dan Rekruitment.

Promosi dilakukan lewat media promosi seperti leaflet dan surat kabar bekerja sama dengan kampus utama, Dinas Pendidikan (Propinsi, Kabupaten, Kota), industri terkait serta institusi lain.

11. Evaluasi dan Monitoring dan Rekruitment

a. Sub Kampus melaporkan hasil evaluasi dan monitoring pelaksanaan program PVB secara online melalui BLOG pada sekolah atau BLOG SEAMOLEC.

b. Laporan online melalui BLOG dilakukan setiap 6 bulan.

Referensi

Dokumen terkait

❖ Guru mengajak siswa untuk melakukkan (PSE : Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab) Menanyakan pendapat dan opini murid tentang Konsep berfikir Sinkronik

Penjaminan mutu PJJ tetap dapat dilakukan selama pandemi COVID-19 dengan melakukan penyesuaian aplikasi pembelajaran yang mengacu pada standar operasional prosedur pelaksanaan PJJ

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS TIMOR TENTANG PENETAPAN UANG KULIAH TUNGGAL SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021 BAGI MAHASISWA BARU LULUSAN SELEKSI BERSAMA

Hal ini menunjukkan secara umum tingkat kesiapan mahasiswa penerima beasiswa dalam melaksanakan kuliah di UT cukup tinggi; (4) Nilai mean motivasi belajar

(2) Sesuai dengan perkembangan, kebutuhan dan potensi yang ada pada organisasi perangkat daerah, ternyata terdapat urusan yang potensial untuk ditangani, namun

PJJ Peringgan I mengadakan PJJ Online dengan menggunakan aplikasi ZOOM pada hari Senin tanggal 21 Februari 2022 jam 19.00 wibd. PJJ Peringgan II mengadakan PJJ Online

Strategi Food and Beverage Sales Executive Dalam Meningkatkan Revenue di Sheraton Bandung Hotel&Towers Departemen Food and Beverage merupakan departemen yang

 Mengerjakan soal latihan online (dalam bentuk dokumen, slide, spreadshtet, gambar, formulir) yang dikirm guru melalui Google Classroom?.