• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KIM 0902156 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KIM 0902156 Chapter3"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang

digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data. Penjelasan dari

masing-masing aspek tersebut mendeskripsikan secara sistematis bagaimana penelitian ini

dilaksanakan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA swasta di Kota Bandung.

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada waktu pembelajaran materi

pembuatan sistem koloid di sekolah tersebut sesuai dengan waktu penelitian

dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah 64 orang siswa kelas XI semester 2,

yang terdiri atas dua kelas yaitu 32 orang siswa kelas eksperiman dan 32 orang

siswa kelas kontrol. Pemilihan subjek penelitian siswa kelas XI semester 2

dikarenakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi

pembuatan sistem koloid pada kelas XI semester 2. Kedua kelas sampel yang

digunakan memiliki keadaan yang sama, sehingga jumlah siswa sebagai subjek

penelitian dibuat sama pada kedua kelas.

Siswa pada kelas ekperimen dikelompokkan menjadi tiga kategori

berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran kimia sebelumnya yaitu

kelompok yang memiliki kemampuan tinggi (kelompok tinggi), kelompok yang

memiliki kemampuan sedang (kelompok sedang), dan kelompok yang memiliki

kemampuan rendah (kelompok rendah). Pengelompokkan siswa dilakukan dengan

cara menghitung rata-rata nilai ulangan mata pelajaran kimia dan standar

deviasinya (Arikunto, 2008). Rumus untuk mencari rata-rata (mean) sebagai

(2)

�̅ =

∑��= ��

� (Reksoatmodjo, 2007) Keterangan : ∑Xi = Jumlah skor

n = Jumlah data

Rumus untuk mencari standar deviasi adalah :

� = √

∑��= ��−�̅

�−1 (Reksoatmodjo, 2007)

Keterangan:

S : Standar deviasi XI : Nilai data �̅ : Nilai rata-rata

: jumlah data

Siswa kelompok tinggi memiliki nilai ulangan harian > mean+SD; siswa

kelompok sedang memiliki nilai ulangan harian mean+SD > (ulangan harian) >

mean-SD; dan siswa kelompok rendah memiliki nilai ulangan harian < mean-SD

(Arikunto, 2008). Berdasarkan perhitungan tersebut, pembagian kelompok siswa

pada kelas eksperimen ini yaitu siswa kelompok tinggi sebanyak 6 orang, siswa

kelompok sedang sebanyak 19 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak 7

orang (Lampiran B.5).

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest

Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini dipilih karena

penelitian yang dilakukan akan membandingkan peningkatan hasil pembelajaran

dari dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok subjek. Berdasarkan

desain penelitian ini, dibutuhkan dua kelas subjek sebagai kelas eksperimen yang

akan diberikan perlakuan, dan kelas kontrol yang tidak akan diberikan perlakuan.

Kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara

(3)

keadaan sebenarnya (Ruseffendi, 2010). Kelas kontrol sebagai pembanding akan

memberikan informasi untuk melihat pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen.

Pada kedua kelas dilakukan pretes. Pretes diberikan untuk melihat

kemampuan awal kedua kelas. Setelah pretes, dilaksanakan pembelajaran pada

kedua kelas, untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan metode discovey-inquiry, sedangkan untuk kelas kontrol

pembelajarannya dengan menggunakan metode praktikum. Setelah pembelajaran,

diberikan postes pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar. Desain penelitian pretest-posttest nonequivalent control group design

diilustrasikan dalam Gambar 3.1.

G1 O1 X O2

G2 O1 O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Wiersma, 2009)

Keterangan:

G1 : Kelas eksperimen

G2 : Kelas kontrol

O1 : Pretes

O2 : Postes

X : Perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry

Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama

melakukan praktikum tetapi pada kelas eksperimen pratikum yang dilakukan

termasuk dalam rangkaian tahapan-tahapan metode discovery-inquiry, sedangkan

pada kelas kontrol praktikum yang dilakukan adalah praktikum yang bersifat

verifikasi (pembuktian konsep).

Pada kelas eksperimen, praktikum dilakukan dalam rangkaian tahap-tahap

pembelajaran discovery-inquiry. Tahap pertama yaitu stimulasi, pada tahap ini

siswa diberikan permasalahan berupa artikel yang memuat masalah-masalah yang

ada di lingkungan sekitar, masalah yang disajikan berkaitan dengan materi

(4)

siswa melakukan identifikasi masalah yang terdapat di dalam artikel. Masalah

tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, kemudian siswa membuat jawaban

sementara atas pertanyaan tersebut (hipotesis). Tahap ketiga yaitu pengumpulan

data, pada tahap ini siswa mengumpulkan berbagai data untuk menjawab

pertanyaan atau menguji hipotesis yang dibuat, salah satunya dengan melakukan

praktikum. Tahap keempat yairu analisis data, pada tahap ini data yang didapatkan

berdasarkan hasil praktikum kemudian dianalisis oleh siswa sampai siswa

menemukan kesimpulan dari data-data tersebut. Pengolahan data yang dilakukan

sesuai kebutuhan siswa. Pada pembelajaran siswa menganalisis data dengan

mengamati pola kecenderungan yang terjadi, serta sebab pola tersebut terjadi.

Tahap kelima yaitu verifikasi, pada tahap ini siswa mengecek hipotesis awal

apakah sesuai atau tidak dengan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil

analisis. Tahap terakhir yaitu generalisasi, pada tahap ini siswa dibimbing untuk

menarik kesimpulan umum berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan.

Akhir dari tahap ini siswa menemukan konsep yang diharapkan secara utuh.

Pada kelas kontrol, pembelajaran diawali dengan penyampaian

keseluruhan konsep pembuatan sistem koloid oleh guru, maka sebelum

melakukan praktikum siswa telah menerima konsep tersebut. Setelah itu barulah

dilakukan praktikum sebagai pembuktian konsep. Praktikum yang akan siswa

lakukan telah dirancang sebelumnya oleh guru, siswa hanya tinggal melakukan

sesuai prosedur yang disediakan. Pretes yang dilakukan sebelum pembelajaran

digunakan untuk mengukur kesamaan keadaan dari kedua kelas, karena nilai

pretes adalah variabel yang memiliki hubungan yang erat dengan variabel terikat

(5)

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Validasi instrumen penelitian Perbaikan instrumen (Metode Discovery Inquiry)

(6)

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Menganalisis standar isi SMA dan materi pelajaran pada buku-buku teks

untuk menyusun materi yang akan diajarkan. Materi yang diambil dari

hasil analisis adalah pembuatan sistem koloid.

b. Melakukan studi pendahuluan pada dua Guru kimia di salah satu SMA

swasta kota Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pembelajaran kimia diberikan oleh guru di SMA tersebut.

Serta melihat masalah apa saja yang timbul dari pembelajaran kimia.

c. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran dengan metode

discovery-inquiry.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi pembuatan

sistem koloid sesuai dengan metode discovery-inquiry.

e. Membuat materi bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan

metode discovery-inquiry.

f. Membuat dan memvalidasi instrumen penelitian.

g. Merevisi/memperbaiki instrumen penelitian.

h. Menentukan sekolah dan kelas penelitian.

i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melaksanakan pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

dengan metode discovery-inquiry untuk kelas eksperimen dan metode

eksperimen untuk kelas kontrol, sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang telah dibuat.

c. Memberikan posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Melakasanakan wawancara terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi,

sedang, rendah pada kelas eksperimen yang diteliti. Wawancara dilakukan

(7)

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari pretest, posttest, dan

dari hasil wawancara.

b. Menganalisis data hasil temuan penelitian.

c. Membuat kesimpulan penelitian yang dilakukan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Eksperimen

ini disebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni,

seolah-olah murni (Sukmadinata, 2005). Metode ini digunakan untuk meninjau

hubungan kausal antara dua variabel, yakni variabel bebas (independent variable)

dan variabel terikat (dependent variable) (Firman, 2008).

Metode kuasi eksperimen digunakan karena pada penelitian ini tidak

dilakukan pengacakan sampel, melainkan menggunakan kelas utuh sebagai subjek

penelitian. Pada kuasi eksperiman ini peneliti memberikan suatu perlakuan

terhadap sekelompok subjek. Perlakuan ditujukan untuk mengetahui pengaruh

yang muncul setelah sekelompok subjek tersebut diberi perlakuan. Perlakuan yang

diberikan adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Secara spesifik

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh

penggunaan metode discovery-inquiry terhadap penguasaan konsep siswa pada

pembelajaran pembuatan sistem koloid.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupkan penjabaran variabel dan kondisi yang

terjadi pada penelitian (Wiersma, 2009). Variabel-variabel dalam penelitian ini

menyangkut variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

(8)

adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry

yang digunakan adalah jenis modified discovery-inquiry.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

penguasaan konsep siswa. Penguasaan konsep siswa diperoleh berdasarkan

nilai siswa menjawab soal-soal pada pretes dan postes.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi

oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini

adalah tingkatan kelas siswa yang dijadikan subjek penelitian, sekolah lokasi

penelitian, guru yang mengajar, dan materi pokok yang diajarkan yaitu

pembuatan sistem koloid.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis (pretes

dan postes) dan pedoman wawancara.

1. Tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan

metode discovery-inquiry terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa pada

materi pembuatan sistem koloid. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri

dari pretes dan postes. Pretes diberikan sebelum pembelajaran untuk mengukur

kemampuan awal masing-masing siswa, sedangkan postes diberikan di akhir

pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan metode discovery-inquiry. Soal yang

digunakan untuk pretes maupun postes adalah soal yang sama berjumlah 10 soal

dan dalam bentuk pilihan berganda yang dibuat berdasarkan lima indikator

(9)

2. Pedoman Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperjelas dan memperkuat data yang

diperoleh dari hasil jawaban siswa pada tes tertulis serta untuk mengetahui minat

dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode

discovery-inquiry. Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif

dan desktiptif kuantitatif (Sukmadinata, 2009). Wawancara yang akan dilakukan

termasuk wawancara terstruktur karena pertanyaannya sudah disusun terlebih

dahulu. Sebelum melakukan wawancara, harus menyiapkan pedoman wawancara.

Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan singkat yang harus dijawab

langsung oleh siswa (Lampiran A6, hal 142). Wawancara dilakukan setelah

selesai pembelajaran/di luar pembelajaran. Hasil wawancara direkam dengan

menggunakan alat perekam dan juga dicatat bagian-bagian jawaban penting.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen yang dilakukan adalah validasi. Uji validitas

bertujuan untuk mengukur apakah instrumen yang akan dikembangkan sudah

tepat dan sesuai dengan tujuan pengumpulan data pada penelitian Dengan kata

lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya.

Instrumen yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Menurut Firman

(2000), sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validasi yang dilakukan adalah validasi isi, yaitu derajat kesesuaian isi

butir-butir soal dari suatu tes dengan karakteristik yang hendak diukur

(Reksoatmodjo, 2007). Validasi isi diukur dengan menimbang kecocokan antara

isi dan perilaku yang diukur oleh butir soal dengan isi dan perilaku yang

terkandung dalam rumusan tujuan pembelajaran (Kartadinata, 1992). Validasi isi

dilakukan dengan judgement (pertimbangan) para ahli yang berkompeten (Firman,

2008). Instrumen pada penelitian ini divalidasi oleh dua orang dosen.

Validasi instrumen dilakukan sebanyak enam kali. Bagian yang diperbaiki

(10)

indikator yang dikembangkan dengan butir soal, aplikasi tahapan metode

discovery inquiry, dan penguasaan konsep yang diinginkan; serta kesesuaian

antara soal dengan pilihan yang diberikan. Hasil dari perbaikan tersebut

menghasilkan suatu tes yang berisi 10 butir soal dengan masing-masing 5 pilihan

jawaban (Lampiran A5, hal 133).

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan secara beberapa tahap yaitu pelaksanaan

pretes, pemberian perlakuan, pelaksanaan postes, dan pelaksanaan wawancara

terhadap siswa. Wawancara dilakukan setelah postes selesai diluar jam

pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap perwakilan siswa dari kelompok

tinggi, sedang dan rendah. Pelaksanaan wawancara berada diluar jam pelajaran.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode

discovery-inquiry serta untuk memperoleh keterangan dari beberapa perwakilan

siswa atas data nilai pretes dan postes yang tidak dapat terungkap oleh soal-soal

pretes dan postes.

H. Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dari hasil tes tertulis dan wawancara. Adapun

langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Tes Tertulis

a. Penguasaan konsep siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas

eksperimen.

1) Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok tinggi, sedang, dan

rendah berdasarkan rata-rata nilai ulangan. Adapun data

(11)

Tabel 3.1 Pengelompokkan Kelas Eksperimen

Kelompok Jumlah

Tinggi 6

Sedang 19

Rendah 7

2) Menghitung nilai pretes dan postes setiap kategori siswa siswa pada

kelas eksperimen dalam bentuk persen.

= ℎ � %

3) Menghitung persentase nilai rata-rata tes per kategori siswa kelas

eksperimen.

4) Menilai tingkat penguasaan siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah

berdasarkan Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009)

Nilai (%) Kategori Kemampuan

81 – 100

61 – 80

41 – 60

21 – 40

0 – 20

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

b. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk masing-masing

indikator pembelajaran.

1) Mengelompokkan soal berdasarkan masing-masing indikator

(12)

2) Menghitung nilai pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk

siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen.

3) Menghitung persentase nilai rata-rata pretes dan postes per indikator

pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen.

4) Menilai tingkat penguasaan siswa per indikator pembelajaran

berdasarkan Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep.

c. Peningkatan penguasaan konsep seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

1) Menskor tiap lembar jawaban pretes dan postes siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kunci jawaban.

2) Menghitung nilai pretesdan postes tiap siswa di kelas eksperimen dan

kelas kontrol dalam bentuk persen.

3) Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan Tabel 3.2 Kriteria

Penguasaan Konsep.

4) Menghitung gain tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

� = � − � �

5) Menghitung nilai gain rata-rata keseluruhan siswa, pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

� − = � �

ℎ �

6) Mengolah data gain secara statistik untuk menguji signifikansi

perbedaan rata-rata gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

secara keseluruhan dengan menggunakan program SPSS versi 18.0,

dengan tahapan sebagai berikut.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting

dalam menganalisis data. Hasil uji normalitas ini berhubungan dengan

jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini

bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya suatu data. Bila data

(13)

menggunakan analisis statistik parametrik. Sedangkan bila data tidak

terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik nonparametrik.

Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk menggunakan program

SPSS versi 18.0 dengan penafsiran sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : data terdistribusi normal

H1: data terdistribusi tidak normal

Pengambilan Keputusan:

Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Jika Sig.

dengan probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

b) Uji Signifikansi

Jika uji normalitas menunjukkan data tidak terdistribusi normal,

maka dilakukan uji nonparametris yaitu uji Two Independent Sample

Test. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis adakah perbedaan

yang signifikan untuk peningkatan penguasaan konsep siswa antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji yang digunakan yaitu uji

Mann-Whitney. Uji ini untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran

dengan metode discovery-inquiry meningkatkan penguasaan konsep

siswa berbeda secara signifikan dibandingkan dengan metode

konvensional. Uji Mann-Whitney dilakukan menggunakan program

SPSS versi 18.0 dengan penafsiran sebagai berikut.

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 : terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengambilan keputusan:

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas > 0,05 maka H0

diterima.

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas < 0,05 maka H0

(14)

2. Pengolahan data hasil wawancara

a. Mengubah hasil wawancara dari lisan menjadi tulisan.

b. Menganalisis hasil wawancara.

c. Menggabungkan analisis hasil wawancara sebagai penunjang jawaban tes

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Wiersma, 2009)
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui untuk mengetahui komposisi juvenil dan spat Geloina erosa, dan (2) mengetahui rasio juveli dengan spat pada kawasan muara, aliran dan

Hasil observasi yang dilakukan di Kelas V SD Muhammadiyah 5 Malang, diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa kurang diberi kesempatan

Dengan demikian penulis bermaksud untuk menganalisa masalah dan temuan yang terjadi sehingga termuat dalam sebuah judul penelitian “Pengaruh Metode Brain Gym dalam

Dengan melihat permasalahan yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Surakarta terhadap mobil Esemka yang selama ini hangat

Tetapi, berdasarkan jarak tempuh yang digunakan pada penelitian ini penurunan kadar trigliserida juga dipengaruhi oleh intensitas olahraga yang dilakukan pelari seperti

LPP TVRI adalah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang per-televisian, dimana komunikasi suara sangat diperlukan baik dari kantor pusat ke kantor cabang maupun ke luar

berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial performance dan terdapat pengaruh tidak langsung transformational leadership terhadap financial performance melalui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan pembangunan tidak di jalankan dengan baik di Desa Namo Bintang ,, tingkat partisipasi masyarakat dalam