• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

(2)

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

(3)

2.1.2 Inovasi

2.1.2.1 Pengertian Inovasi

Inovasi yang berasal dari kata Latin innovare berarti “untuk membuat sesuatu yang baru”, dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang merubah kesempatan menjadi ide-ide baru dan menjadikannya dapat digunakan dalam praktek secara luas. Inovasi menurut Schumpeter memiliki arti, usaha mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi sehingga, dengan inovasi seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder dan masyarakat.

Konsep inovasi mempunyai sejarah yang panjang dan pengertian yang berbeda-beda, terutama didasarkan pada persaingan antara perusahaan – perusahaan dan strategi yang berbeda yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing. Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Suryana (2003) inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.

Inovasi menurut Kotler dan Keller (2009) adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi bukan sekedar ide-ide bagus, namun merupakan kombinasi dari ide-ide bagus, staff yang termotivasi, dan pemahaman naluriah dari apa yang diinginkan konsumen (Branson dalam Tidd, 2005). Trott (2008) mengatakan inovasi adalah manajemen dari semua aktivitas yang

(4)

berhubungan dengan proses penciptaan ide, pengembangan teknologi, manufaktur dan pemasaran suatu produk atau proses manufaktur atau peralatan baru (atau perbaikan).

Inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang – orang (Zimmere & Scarborough, 2008 : 57). Inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif (Alma, 2009 : 68). Menurut Fontana (2009) inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara–cara lama dalam mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat suatu produk (barang dan/atau jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen.

Kemudian inovasi dalam konteks lebih luas bahwa inovasi yang berhasil mengandung arti tidak saja keberhasilan ekonomi melainkan juga keberhasilan sosial. Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan lingkungan pada saat yang sama.

2.1.2.2 Prinsip Inovasi

Drucker memberikan prinsip-prinsip yang diberi label “hal-hal yang harus dikerjakan”, “hal-hal yang tidak boleh dikerjakan”, dan “kondisi” (Heller, 2003:78). “Hal-hal yang harus dikerjakan” adalah:

1. Menganalisa peluang

2. Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan 3. Sederhanakan dan fokuskan

(5)

4. Mulai cari hal yang kecil-coba melakukan suatu hal yang spesifik 5. Bertujuan meraih kepemimpinan pasar

Prinsip kelima yang berpikir secara luas tampaknya berlawanan secara tidak logis dengan prinsip yang keempat. Namun Drucker berkata , “inovasi lebih baik dimulai dari yang kecil, yang hanya memerlukan uang sedikit pada awalnya, dengan hanya beberapa orang, dan hanya melayani pasar yang kecil dan terbatas”. Bisnis yang kecil seperti itu akan memberikan lebih banyak waktu dan ruang bagi sang innovator untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak terelakkan. Namun anda harus selalu “bertujuan meraih dominasi dalam sebuah industri atau pasar”.

2.1.2.3 Dimensi Inovasi

Soleh 2008 menunjukkan bahwa memproduksi aneka pilihan manajerial yang pada umumnya memusat pada produk dan teknologi proses yang mempunyai empat jenis inovasi:

1. Inovasi produk, perubahan produk atau jasa karna suatu permintaan kepada perusahaan. Inovasi produk dan jasa terus meningkat dalam hal pembedaan untuk memenuhi kebutuhan tertentu para pemakai spesifik. Inovasi produk dan jasa juga mempengaruhi mutu produk dan jasa, tetapi juga mempunyai suatu efek yang besar pada reputasi (gambaran merek) dan nilai atau inovatif (Tidd dalam Soleh, 2008).

2. Proses inovasi terjadi dalam perjalanan dimana produk diciptakan dan dikirimkan. Inovasi proses pemimpin memimpin ke arah metode operasi baru

(6)

dengan memproduksi baru, memproduksi teknologi baru atau mengembangkan kemampuan orang–orang dalam perusahaan (Barton, 1991 dalam Soleh, 2008). Proses inovasi bertujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas di dalam aktivitas supply–chain dan demand– chain. Inovasi proses juga membantu meningkatkan mutu relatif dan jasa tersebut (Tidd dalam Soleh, 2008).

3. Inovasi paradigma atau sumber inovasi internal merupakan perubahan mendasar dari R&D internal usaha untuk menghasilkan produk dan inovasi proses.

4. Memposisikan inovasi atau Sumber Eksternal Inovasi : perubahan konteks membeli, perijinan, persetujuan, pengadaan dengan perusahaan lain, joint ventures dengan para penyalur, pelanggan dan perusahaan lain.

2.1.3 Jiwa Kewirausahaan

2.1.3.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Kewirausahaan menurut Soegoto (2009:3) adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain. Entrepreneurship mengandung makna wiraswasta atau wirausaha yaitu cabang ilmu ekonomi yang mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri dalam memulai suatu usaha dalam rangka mencapai profit serta mengembangkan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki.

Shane & Venkataraman, (2000), kewirausahaan adalah penemuan, penciptaan, dan sebab dan akibat yang ditimbulkan peluang untuk mewujudkan

(7)

produk dan jasa yang digunakan pada masa yang akan datang. Menurut Soegoto (2009:3) wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul. Seorang wirausaha haruslah jiwa seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya (Marbun dalam Alma, 20007).

Menurut Nickels (2005:176) untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tersebut seorang pengusaha harus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu:

1. Mengarahkan diri

Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi walaupunmerupakan pemilik usaha dan penanggungjawab akan keberhasilan maupun kegagalanusaha.

2. Percaya diri

Pengusaha harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya,dan harus melengkapi antusiasme pengusaha.

3. Berorientasi pada tindakan

Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.

4. Energik

Ini bisnis anda, dan anda harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.

(8)

5. Toleran terhadap ketidakpastian

Pengusaha sukses dengan menempuh resiko–resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang–orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan. Tips bagi pengusaha yang potensial (Nickels, 2005:177):

1. Bekerja dengan orang lain, dan pelajari bagaimana mereka mendapatkan 2. Riset pasar anda, tetapi jangan dilakukan dalam jangka waktu lama

3. Mulailah usaha anda ketika anda telah memiliki pelanggan sebagai permulaan, jadikan usaha anda sebagai usaha sampingan dahulu.

4. Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan terlalu tinggi karena dalam memulai usaha, aspek yang paling tersita adalah aspek keuangan anda.

5. Rencanakan beberapa tujuan anda dalam time schedule.

6. Biasakan diri anda bergaul dengan orang yang lebih pintar, misalnya seorang akuntan atau direktur yang tertarik dengan usaha anda dan bisa memberi jawaban pertanyaan anda seputar usaha yang dilakukan.

7. Jangan takut gagal. Pengusaha baru harus siap kehabisan waktu beberapa waktu sebelum mereka berhasil.

Terdapat beberapa karakteristik dari wirausaha yang berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D dikemukakan oleh Bygrafe (Alma, 2009:58-59):

(9)

1. Dream, wirausaha mempunyai visi tentang kenginannya di masa depan dalam kehidupan pribadi dan usahanya dan berusaha untuk menggunakan kemampuannya untuk mewujudkan visi tersebut.

2. Decisivenese, wirausaha tidak bekerja lambat. Keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang cepat namun, tetap penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepannya dalam mengambil keputusan merupakan faktor utama dalam kesuksesan bisnis.

3. Doers, setelah keputusan diambil wirausaha langsung mengambil tindakan lebih lanjut. Kegiatannya di lakukan dengan cepat tanpa ditunda.

4. Determination, kegiatan yang dilakukan oleh wirausaha dilakukan dengan penuh perhatian. Ia memiliki sikap tanggung jawab dan tidak menyerah pada halangan apapun.

5. Dedication, wirausaha mendedikasikan dirinya pada bisnis yang dijalankan dengan sungguh-sungguh tidak jarang mereka mengorbankan keluarganya dan kesenagan dirinya untuk sementara waktu.

6. Devotion, wirausaha mencintai pekerjaan dan produk yang di hasilkannya. Kecintaannya pada pekerjaan membuat ia terdorong untuk mencapai hasil yang diinginkan.

7. Details, wirausaha memperhatikan segala faktor yang ada tanpa mengabaikan faktor sekecil apapun yang dapat menghambat berjalannya bisnis.

8. Destiny, wirausaha bertanggung jawab pada nasib dan tujuan yang ingin dicapai. Ia menyukai kebebasan tanpa bergantung pada orang lain.

(10)

9. Dollars, motivasi wirausaha tidak hanya untuk mendapatkan uang. Melainkan uang digunakan sebagai ukuran kesuksesan yang telah diraihnya. Ia merasa layak untuk mendapatkan keuntungan jika bisnisnya sudah dapat berjalan dengan sukses.

10. Distribute, wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya pada orang yang telah dipercaya. Orang-orang kepercayaannya merupakan orang yang memiliki semangat dan jalan pikiran yang sama.

2.1.3.2 Dimensi Jiwa Kewirausahaan

Menurut Suryana (2006:3) seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Penuh percaya diri

Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju Indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab.

2. Memiliki inisiatif

Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan

(11)

terus berupaya mencari jalan keluarnya. Indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif.

3. Memiliki motif berprestasi

Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh seorang wirausaha. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Indikatornya adalah terdiri dari orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.

4. Memiliki jiwa kepemimpinan.

Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional. Indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dikritik, dan tangguh dalam bertindak.

5. Berani mengambil risiko

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Indikatornya adalah penuh perhitungan.

2.1.4 Keberhasilan Usaha

2.1.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Wirausaha yang

(12)

meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha (Glancey dalam Priyanto 2009:73). Suryana (2011:66) bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang.

Erliah dalam Lestari (2012) mengatakan bahwa suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan. Menurut Priyanto (2009:59) seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya. Menurut Primiana (2009:49) bahwa keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi.

Algifari (2003:118) mengatakan bahwa keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis. Mudzakar dalam Andari (2011:21) berpendapat bahwa, keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya. Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.

Menurut Anaroga dalam Sazali (2011), keberhasilan usaha dapat tercapai jika memliki persiapan yang matang, yaitu dengan menyiapkan rencana usaha

(13)

(business plan). Rencana usaha menjadi acuan dalam semua aktivitas yang akan dilaksanakan usaha tersebut, apapun jenis usaha yang dijalankan. Dengan adanya rencana usaha maka hasil kinerja yang ada dapat diukur keberhasilannya. Suryana (2006:7) menggambarkan seorang yang berhasil berwirausaha sebagai orang yang mampu menggabungkan nilai, sifat utama (pola perilaku) dan sikap dengan modal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis, sehingga dapat dikatakan bahwa pedoman, pengharapan, serta nilai baik yang berasal dari diri sendiri ataupun kelompok dapat mempengaruhi pembentukan perilaku kewirausahaan.

Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain-lain. Sehingga, dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya.

Dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajer pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.

(14)

2.1.4.2 Faktor – Faktor Keberhasilan Usaha

Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha yaitu (Tanjung, 2012):

1. Faktor Produksi

Produk yang dihasilan dapat diproduksi sendiri atau dengan menjual kembali produk orang lain. Kualitas dan harga produk yang ditawarkan haruslah sesuai.

2. Faktor Pemasaran

Untuk meningkatkan penjualan wirausaha dapat melakukan promosi dengan anggaran tertentu yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Produk yang ditawarkan kepada target pasar harus mudah diperoleh atau paling tidak pelanggan mengetahui bagaimana untuk mendapatkan produk tersebut, misalnya dengan memberikan beberapa alternatif untuk melakukan pemesanan.

3. Faktor Manajemen

Untuk mengantisipasi perubahan, maka wirausaha harus selalu berusaha untuk lebih efisien dan efektif dalam mengelola usahanya. Hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya ialah dengan melakukan TQM (Total Quality Management), benchmarking dengan meniru usaha yang berhasil, performance measurement, empowerment, memiliki nilai tambah tambah dibaningkan dengan usaha lain yang sejenis (competitive advantage), strategi yang lebih unggul dan lain-lain.

(15)

4. Faktor Keuangan

Melakukan sentralisasi pengendalian keuangan dengan cara melakukan efisiensi anggaran, terutama dengan pemotongan biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, peramalan arus kas, pengelolaan modal kerja, dan mengurangi penjualan dengan cara piutang.

2.1.4.3 Dimensi Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dan penilaian keberhasilan usaha didasarkan pada 4 dimensi menurut Diti (2014) adalah sebagai berikut :

1. Jumlah tenaga kerja

Adalah banyaknya orang yang bekerja pada suatu usaha. Indikatornya adalah jumlah karyawan yang dimiliki oleh wirausahawan.

2. Volume penjualan

Adalah jumlah penjualan yang dihasilkan untuk satu tahun. Indikatornya adalah jumlah penjualan dalam satu tahun, frekuensi produksi per bulan, peningkatan penjualan, dan perkembangan hasil usaha beberapa tahun.

3. Ketahanan usaha

Adalah lama usaha yang dijalankan oleh wirausahawan. Indikatornya adalah lama atau umur usaha yang dijalankan dan usaha pernah vakum atau berhenti produksi.

4. Pendapatan

Adalah jumlah penerimaan bersih yang diterima oleh wirausahawan dari usahanya. Indikatornya adalah pendapatan usaha selama satu tahun.

(16)

Indikator keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :

1. Peningkatan modal 2. Jumlah produksi 3. Jumlah pelanggan 4. Perluasan usaha 5. Pendapatan usaha 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun) Judul Variabel Penelitian Teknik Analisis Kesimpulan 1. Balqish (2015) Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Pada

Distro yang terdaftar pada Kick di Kota Bandung) 1. Jiwa Kewirausahaan 2. Kerberhasilan Usaha Deskriptif kausal dan kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara

jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha 2. Yasin, Nawab, Bhatti, dan Nazir (2014) Relationship of Intellectual Stimulation, Innovations and Smes Performance: Transformational Leadership a Source of Competitive Advantage in Smes 1. Intellectual Stimulation 2. Innovations 3. SMEs Performance Simple Random Sampling

Hasil studi ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif

yang kuat dari inovasi terhadap

(17)

3. Al-Farisi (2014) Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap para pengusaha di Industri Rajut Binong Jati Bandung) 1. Inovasi 2. Kretivitas 3. Keberhasilan Usaha analisis regresi berganda dan koefisien korelasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas memiliki hubungan yang kuat terhadap keberhasilan usaha. 4. Arifda,Effendi, Mellita (2014) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha UKM di Kawasan Kambang Iwak di Kota Palembang Motivasi, Kreatif, Inovatif, Lokasi, dan faktor Modal

Analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif Peneliti menarik kesimpuan bahwa Faktor Motivasi, faktor kreatif, faktor inovatif, faktor lokasi dan

faktor modal mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan usaha, khususnya dalam bidang kuliner yang terdapat di daerah Kambang Iwak (KI) 5. Lestari (2012) Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Sentra

Industri Rajutan Binong Jati Bandung. 1. Jiwa Kewirausahaan 2. Kreativitas 3. Keberhasilan Usaha analisis deskriptif dan analisis vertificative, dan beberapa linier analisis. Success of knitting industrial central business in Binong Jati, Bandung, in general, is in sufficient category. Both entrepreneurship spirit and creativity have effects on the success of business. 6. Hadiyati (2011) Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil 1. Kreativitas 2. Inovasi 3. Keberhasilan Usaha Teknik anilisis data yang digunakan analisis berganda. Variabel mempengaruhi kreativitas dan inovasi secara simultan terhadap kewirausahaan. variabel inovasi memiliki pengaruh paling besar terhadap

(18)

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam buku Suryana (2010:62) ada 7 watak yang harus dimiliki seorang wirausaha salah satunya yaitu mempunyai watak keinovasian dalam membangun keberhasilan usaha. Inovasi bersifat sangat vital bagi keberhasilan serta ketahanan suatu usaha. Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka. Meskipun mereka tidak dapat melawan saingan mereka yang lebih besar dalam biaya, perusahaan tapi dapat saja menciptakan keunggulan kompetitif, dibandingkan dengan perusahaan besar, melalui tindakan pesaing-pesaing mereka dalam bidang penciptaan dan inovasi.

7. Islam, Khan, Obaidullah, Alam (2011) Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Bangladesh 1. Firm Characteristics 2. Entrepreneurs 3. Business Success analisis regresi berganda The characteristic of entrepreneur is found to be a significant factor for business success of SMEs in Bangladesh. 8. Hafiddiah, Nurhayati, dan Kania (2010) Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha

Produk Tekstil Di Kabupaten Bandung 1. Jiwa Kewirausahaan 2. Keberhasilan Usaha

analisis jalur Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan positif jiwa kewirausahaan menuju sukses bisnis di produk tekstil perusahaan di Kabupaten Bandung, baik secara simultan maupun parsial.

(19)

Penjelasan ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan Afrida (2014) bahwa faktor inovatif mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan usaha, khususnya dalam bidang kuliner yang terdapat di daerah Kambang Iwak (KI) Palembang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Farisi (2014) bahwa hasil penelitian menunjukkan inovasi memiliki hubungan yang kuat terhadap keberhasilan usaha.

Keberhasilan usaha atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadianya, Suryana (2006:27). Penjelasan ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Penelitian lain yang dilakukan oleh Balqish (2015) bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, maka kerangka konseptual dari penelitian ini disajikan dalam gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Inovasi (X1) Jiwa Kewirausahaan (X2) Keberhasilan Usaha (Y)

(20)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Rumusan masalah pada penelitian dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2008:93). Hipotesis dalam penelitian ini adalah inovasi dan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha (studi kasus pada pelaku UMKM Kuliner Chinatown Asia Mega Mas Medan).

Gambar

Gambar 2.1   Kerangka Konseptual Inovasi  (X1) Jiwa Kewirausahaan (X2)  Keberhasilan Usaha (Y)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

pada saat terbentuknya Persero sebagai pengganti Pertamina, badan usaha milik negara tersebut wajib mengadakan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana untuk melanjutkan

Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah Soxhlet.. yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan

Penerapan pembelajaran metode mind mapping dapat meningkat kan aktivitas belajar dengan kriteria pengamatan terdiri dari kegiatan visual meliputi siswa mengamati

Penerapan Teknik Behavior Contract untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Pribadi Siswa Kelas XI-IPS 3 dalam Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 2

Unsur “dengan sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain” adalah apabila seseorang melakukan suatu perbuatan yang mempunyai tujuan

Perubahan jangka waktu yang diperhitungkan pada penanggalan ini adalah perubahan tanggal (hari), bulan, tahun, tiga puluh tahunan, dan tahun kabisat yang jangka

masalah atau dilema moral. f) Pengenalan diri adalah kemampuan mengenali perilaku diri kita dan mengevaluasi secara kritis dan jujur.dalam pengenalan diri kemampuan