• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS PELAYANAN PUBLIK. STIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS PELAYANAN PUBLIK. STIE"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS

PELAYANAN PUBLIK

(2)

A. PENDAHULUAN

1. Pemerintah adalah “public servant”

2. Kesadaran tentang arti pentingnya pelayanan umum dan manajemennya di kalangan

pemerintahan masih sangat lemah. 3. Alasan-alasannya antara lain sbb :

a. Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi.

b. Lebih mengandalkan kewenangan daripada

mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen. c. Belum adanya akuntabilitas secara lengkap

pada kegiatan pemerintahan.

d. Lebih mengutamakan pandangan diri sendiri daripada pandangan konsumen yang

dilayaninya.

e. Kesadaran masyarakat sebagai konsumen

produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sebagai obyek.

f. Terbatasnya alokasi anggaran untuk kepentingan pelayanan publik ( hanya 30%)

(3)

B. Pengertian dan Hakekat

Pelayanan Publik

Pengertian

Pelayanan merupakan suatu usaha untuk mempertinggi kepuasan pelanggan.

Pelayanan Publik (Public Services) adalah:

“Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan

oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan”.

(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor

(4)

B. Hakekat Pelayanan Publik

Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun sebagai kehormatan, merupakan

dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi.

(Tjosvold, 1993 : x).

Pelayanan publik pada hakekatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat.

(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor

(5)

Hakekat Pelayanan Publik

(lanjutan)

Bagi organisasi, melayani konsumen merupakan “saat yang menentukan”

(moment of truths), peluang bagi organisasi

untuk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya.

Abad ke-21 adalah “abad pelanggan” (Carlzon, 1987).

Prinsip “ Close to the customers”

Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak masyarakatnya yang bekerja di

sektor jasa.

Pelayanan umum adalah pemberian jasa

baik yang diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta,

dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

(6)

Pelayanan publik oleh instansi pemerintah

bermotif sosial dan politik yakni untuk menjalankan visi & misi serta mencari dukungan suara.

Pelayanan publik oleh swasta dapat bermotif

sosial (volunteer), tetapi lebih banyak

bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan.

Pelayanan publik kepada masyarakat dapat

diberikan secara cuma-cuma sebagai kompensasi dari pembayaran pajak, ataupun ditarik bayaran.

Tarif pelayanan publik oleh pemerintah

ditetapkan berdasarkan harga produksi atau tarif yang paling terjangkau.

Pemberian pelayanan publik secara seragam

kepada semua warganegara sebenarnya justru tidak adil karena kebutuhan &

kepentingan masyarakat berbeda-beda.

Hakekat Pelayanan Publik

(lanjutan)

(7)

Sudah saatnya instansi pemerintah

mengubah paradigma dalam bidang pelayanan yakni:

Paradigma monopoli  paradigma

kompetisi;

Paradigma”no public choice 

paradigma “public choice”.

Tujuan Otonomi Daerah

 Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat  Meningkatkan Pelayanan Umum

 Meningkatkan Daya Saing Daerah

{UU Nomor 32 Tahun 2004, Pasal 2 Ayat (3)}

(8)

KARYAWAN CEO MANAJEMEN PELANGGAN IMPLEMENTASI PARADIGMA LAMA MANAJEMEN PELANGGAN IMPLEMENTASI KARYAWAN PARADIGMA BARU CEO

PARADIGMA PELAYANAN

(9)

KLASIFIKASI PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan Administratif yaitu pelayanan

yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik;

Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang

menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik; • Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang

menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh publik; dan

Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan

melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi

(10)

PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN

PUBLIK

Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian Waktu, Akurasi, Keamanan, Tanggungjawab,

Kelengkapan sarana dan prasarana, Kemudahan Akses,

Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Kenyamanan,

(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003,)

(11)

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

1. Prosedur pelayanan: Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian: ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan

penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan dalam hal ini biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang

ditetapkan dalam proses pemberian layanan.

4. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Sarana dan Prasarana harus disediakan secara memadai oleh penyelenggara pelayanan

publik.

6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

(12)

Karakteristik

Organisasi Pelayanan Prima

 Setiap anggota/pegawai memahami tujuan organisasi dan mengerti peranan masing-masing

dalam proses operasional organisasi;

 Menghargai keberadaan setiap orang dalam organisasi dan memberi kesempatan dan dorongan

untuk mengembangkan potensi masing-masing;  Fokus utama adalah melayani klien/masyarakat;  Kerjasama dan Kerja-Tim menjadi budaya kerja

sehari-hari;

 Para Pemimpin/Pejabat sepenuhnya terlibat dalam program dan inisiatif peningkatan kualitas

(13)

Karakteristik

Organisasi Pelayanan Prima

(Lanjutan)

 Setiap orang dalam organisasi berkonsentrasi pada pencapaian kinerja dan kualitas pelayanan;

 Berorientasi kepada perbaikan kinerja secara berkelanjutan

 Organisasi dan seluruh anggota/pegawai sangat menghargai dan mampu memahami harapan-harapan

para Stakeholder dan mengetahui bagaimana memberikan kepuasan kepada mereka; dan

 Quality and Innovation Driven

(Sumber: Innovative and Quality Services Group - Financial and Information Management Branch, Treasury Board Secretariat –

(14)

Kendala Pengembangan Pelayanan Prima

1. Kurangnya komitmen dari aparatur pelayanan 2. Kurangnya pemahaman tentang manajemen

kualitas

3. Ketidakmampuan merubah Kultur & Perilaku 4. Kurang akuratnya perencanaan kualitas

5. Kurang efektifnya program pengembangan SDM 6. Sistem dan Struktur kelembagaan tidak kondusif 7. Keterbatasan sumber-sumber

8. Lemahnya sistem insentif (terutama non finansial) 9. Penerapan sistem manajemen kualitas belum

efektif

10. Berorientasi jangka pendek

11. Sistem informasi kinerja pelayanan belum dikembangkan

12. Lemahnya integritas aparatur

(15)

LANGKAH STRATEGIS YANG DAPAT

DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN

PELAYANAN PUBLIK

1. Membangun kesadaran melayani bagi aparatur 2. Membangun kesadaran masyarakat sebagai

konsumen dengan membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat baik

langsung maupun melalui media massa untuk menyampaikan saran dan atau pengaduan mengenai pelayanan masyarakat.

3. Memberikan “reward and punishment” yang seimbang;

4. Mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yang memberikan pelayanan sejenis.

(16)

5. Melaksanakan perbaikan mutu pelayanan publik: menciptakan standar pelayanan umum; diupayakan dengan:

a. Menerbitkan pedoman pelayanan yang memuat persyaratan, prosedur,

biaya/tarif pelayanan dan batas waktu penyelesaian pelayanan,

b. Menempatkan petugas yang bertanggung jawab melakukan

pengecekan kelengkapan persyaratan permohonan untuk kepastian mengenai diterima atau ditolaknya berkas

permohonan tersebut pada saat itu juga.

c. Menyelesaikan permohonan pelayanan sesuai dengan batas waktu yang

ditetapkan

LANGKAH STRATEGIS PENINGKATAN

KAPASITAS PENYELENGGARAAN

(17)

5. Melaksanakan perbaikan mutu pelayanan

publik: menciptakan standar pelayanan umum; diupayakan dengan: (Lanjutan)

d. Melarang dan atau menghapus biaya tambahan yang dititipkan pihak lain dan meniadakan segala bentuk pungutan liar

e. Menerapkan pola pelayanan secara terpadu (satu atap atau satu pintu)

f. Melakukan penelitian kepuasan

pelanggan/masyarakat atas pelayanan yang diberikan,

g. Menata sistem dan prosedur pelayanan secara berkesinambungan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dinamika masyarakat.

LANGKAH STRATEGIS PENINGKATAN

KAPASITAS PENYELENGGARAAN

PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS

(18)

PAKET KEMASAN PELAYANAN PUBLIK

1. Fasilitas Penunjang (Supporting Facilities): adalah berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang harus sudah tersedia sebelum sesuatu

pelayanan publik tertentu dapat diselenggarakan atau ditawarkan kepada masyarakat.

2. Barang/Jasa Pelengkap (Complimentary

Products/Services): adalah barang / material / bisa juga dokumen, maupun jasa-jasa lainnya

yang harus disediakan, dibeli, dan atau digunakan oleh masyarakat calon pengguna layanan publik sebagai pelengkap atau kelengkapan sebelum / sesudah memperoleh pelayanan publik tertentu.

(James A Fitzsimmons dan Mona J. Fitzsimmons, 1994)

(19)

PAKET KEMASAN PELAYANAN PUBLIK

(Lanjutan)

3. Layanan Eksplisit (Explicit Services): adalah wujud nyata sebagai substansi atau inti manfaat dari

pelayanan publik yang diterima atau dirasakan oleh masyarakat.

4. Manfaat Tersirat (Implicit Services) : adalah

manfaat yang secara psikologis dapat dirasakan oleh masyarakat secara ekstrinsik dari suatu

layanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

(James A Fitzsimmons dan Mona J. Fitzsimmons, 1994)

(20)

PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH

DAN PEMERINTAH DAERAH

- Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga negara mempunyai hak untuk

memperoleh pelayanan setara, sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

 muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.

- Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”,

bukan biaya produksi, karena dikompensasi melalui pemungutan pajak.

(21)

 Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah

sebagai promotor pembangunan, pada

masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan

masyarakat”.

 Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahan yang memberikan pelayanan langsung

kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi

kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.

MODEL PELAYANAN UMUM

OLEH PEMERINTAH DAERAH

(22)

 Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf, unsur lini, serta unsur

penunjang. Tugas pokok unsur staf adalah melayani ke dalam dan berpikir. Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan langsung dan

bersifat operasional. Tugas pokok unsur

penunjang adalah menjalankan fungsi khusus dan bersifat koordinatif.

MODEL PELAYANAN UMUM

OLEH PEMERINTAH DAERAH

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan contoh sederhana tersebut, dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional adalah kegiatan jual beli yang dilakukan antara dua negara atau lebih untuk

Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji korelasi parsial

Budidaya kan guame masih terdapat masahh pada pakan Pefiumbuhan f,€n guame )ang lambat merqakan salah satu kondisi lang menyebabkan lamanla pemeliharaan Salah satu upaya

It was 78.9 % of the students believe that Cooperative and Collaborative method was the best way in teaching translation class, where there was a collaboration between teacher and

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada

Hal ini berarti secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar dalam pembelajaran dan hasil belajar geografi siswa antara siswa

Jadi secara umum pasien memiliki dorongan atau keinginan untuk membicarakan pengalaman buruknya kepada orang lain, hal tersebut sesuai dengan penelitian Richins (1983)

'engan harga emas yang cukup tinggi dan perkembangan teknologi untuk pengolahan emas berkadar rendah dari bijih sul&idis( pengolahan kembali spent ore menjadi