• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Barus, H.R Perikanan Rumpon di Sulawesi Tengah. Laporan Penelitian Perikanan Laut. No. 23 Tahun 1982.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Barus, H.R Perikanan Rumpon di Sulawesi Tengah. Laporan Penelitian Perikanan Laut. No. 23 Tahun 1982."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

.

Arifin, T. 2008. Akuntablitas dan Keberlanjutan pengelolaan Kawasan Terumbu Karang di Selat Lembah, Kota Bitung. Disertasi SPS-IPB. Bogor. Barus, H.R. 1982. Perikanan Rumpon di Sulawesi Tengah. Laporan Penelitian

Perikanan Laut. No. 23 Tahun 1982.

Baskoro, M.S. 2005. Tingkah Laku Ikan Hubungan Dengan Metode Pengoperasian Alat Tangkap Ikan. Bogor.

Batubara, P. 1981. suatu Studi Tentang Prospek Perikanan Tuna di Perairan Indonesia. Fakultas Perikanan. Institut pertanian Bogor (tidak dipublikasikan). Bogor.

Biro Pusat Statistik. 1991. Metode Indikator Kesejahteraan Masyarakat. Biro Pusat Statistik Jakarta.

Bjorndal, K. A., and G. R. Zug. 1995. Growth and age of sea turtles. In K. A. Bjorndal, editor. Biology and conservation of sea turtles. Smithsonian Institution Press, Washington, D.C.

Bollen, K. A. 1989. Structural Equations with Latent Variables. John Wiley & Sons. Inc. New York.

Budiharsono, S. 2001.Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. PT. Pradnya Paramita Jakarta.

Budiono, A. 2005. Keefektifan Pengelolaan Konflik pada Perikanan Tangkap di Perairan Selatan Jawa Timur. Disertasi PPS IPB. Bogor.

Bungin, B. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Cayre,P. and Marsac, F. 1993. Modeling the Yellowfin Tuna (Thunnus albacores) vertical distribution using sonic tagging results and local environmental characteristics aquatic liv. Resource. No.6. P, 1-14

Clark, C. W. 1985. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management. John Wiley and Sons. Toronto Cenada. 291 p.

Clark,J.R., 1996. Coastal Zone Management Hand Book. Lewis Publishers. Dahuri, R. 2003. Pandangan Universitas Terhadap Misi PUSLITBANG

(2)

115 LIPI dalam Rangka Menyongsong Penelitian Kelautan Abad 21, Jakarta 2-4 April 2003. Jakarta.

Dahuri, R. 2001. Menggali Potensi Kelautan dan Perikanan Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Menuju Bangsa Indonesia yang Maju, Makmur dan Berkeadilan. Makalah Pada Acara Temu Akrab CIVA-FPIK, tanggal 25 Agustus 2001. Bogor.

Dahuri, R. 2000. The Application Of Carrying Capacity Concept For Sustainable Coastal Resources Development In Indonesia. Center For Coastal And Marine Resources Studies (Ccmrs), Bogor Agricultural University (IPB). Bogor.

Dahuri, R., J. Rais, S. Putra, and M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu (Integrated Coastal and Marine Resource Management). PT. Paradya Paramita, Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 1981. Standar Rencana Induk dan Pokok-Pokok Desain untuk Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Jakarta

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Kajian Sumberdaya Ikan (Tidak dipublikasikan). KOMNASJISKAN Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 30/MEN/2004 tentang Pemasangan dan Pemanfaatan rumpon. DKP RI. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Kajian Sumberdaya Ikan (Tidak dipublikasikan). KOMNASJISKAN Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Semiloka Optimasi Pemanfaatan Rumpon di Pansela Jawa Barat. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Statistik Kelautan dan Perikanan Tahun 2006. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Undang-undang No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008 Statistik Perikanan Tangkap. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi. 2008. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi Tahun 2007.

(3)

Djatikusumo. E W. 1977. Biologis Ikan Ekonomis Penting. Akademi Usaha Perikanan. Jakarta. 30-32 hal.

Erfiani. 2003. Pendekatan Eksploratif Dalam Kalibrasi. Departemen Statistika, FMIPA IPB. Bogor.

Fauzi, A. dan S. Anna. 2005. Studi Valuasi Ekonomi Perencanaan Kawasan Konservasi Selat Lembah, Sulawesi Utara. Mitra Pesisir Sulawesi Utara. Manado.

Food Agriculture Organization (FAO). 2005. The State of World Fisheries and Agriculture (SOFIA). FAO.

Food Agriculture Organization (FAO). 2007. Indian Ocean Tuna Comission: Report of the 10thSession of The scientific Committee. Seychelles. Food Agriculture Organization (FAO). 2008. Indian Ocean Tuna Comission:

Report of the 11thSession of The scientific Committee. Seychelles. Food Agriculture Organization (FAO). 1995. Code of Conduct for Responsible

Fisheries

Gooding, R.M. and Magnuson, J.J. 1967. Ecological significance of a drifting Object to Pelagic Fishes. Pacific Science Vol. XXI. October 1967. Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan. Diktat Kuliah. Jurusan Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan). Bogor.

Hendriwan, M. F. dan A. Sondita, J. Haluan, dan B. Wiryawan. 2008. Analisis Optimasi Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Strategi Pengembangannya di Teluk Lampung. Buletin PSP Volume XVII No.1 April 2008. Hal 44-70.

Jusuf, N. 2005. Analisis Kebijakan Pengembangan Perikanan Tangkap Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Selatan Gorontalo. Disertasi telah di publikasikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 8 hal. Jusuf, G. 1999. The Indonesian Fishery Policy. Proceedings of The 3rd JSPS

International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area. Bali Island – Indonesia, 19 – 21 August 1999.

Kavanagh. P. 2001. Rapid Appraisal Of Fisheries (Rapfish) project. Rapfish Software Description. University of british Columbia.

Kusrin, J. 1997. Matra Laut Sebagai Sektor Andalan Abad 21: Perspektif Hankam. Proseding Workshop Program Pelita VII PUSLITBANG Oseanologi LIPI dalam Rangka Menyongsong Penelitian Kelautan Abad 21, Jakarta 2-4 April 1997. Jakarta.

(4)

117 Liana, T. M, and M.F. Elmer, and P. C. Lenore, and G. C. Alan. 2001. The Bolinao Community-Based Coastal Resource Management Project. Jurnal of Community Organizer, Haribon Foundation.

Lintang, M.L. dan A. P. Anung. 1994. Studi Penggunaan Atraktan pada Rumpon Laut Dangkal. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 91. Balai Penelitian Perikanan Laut. Badan Penelitian dan Pengembanagn Pertanian, DEPTAN Jakarta. Hal 82 – 91.

Longhurst, A.R. and D.perly. 1987. Pelagic fish of Tripical Oceans In ecology of tropical Oceans. Acad. Press Inc. San Diego. Californis. P. 184-219.

Maarif, S. 2004. Analisis Hierarki Proses. Bahan Kuliah Program Studi PSL-SPS IPB. Bogor.

Manetsch, P. G. W. and Park. 1977. System Analysis and Simulation with Application to Economic and Social Science. Michigan State University. Martin V. A and L. Tony, L. R. 1996. The Ecology of The Deep Ocean and Its

Relevance to Global Waste Management. Journal of Essay Review. Southampton Oceanography Centre\ Empress Dock\ Southampton So03 2zh. United Kingdom

Mann, K. H, dan J.R.N. Lazier., 1991. Dynamics of Marine Ecosystems, Biological-Physical Interactions in the Ocean. Balckwell Scientific Publications. Boston.

Martosubroto, P. dan B.A. Malik. 1989. Potensi Sumberdaya Ikan Tuna dan Prospek Pengembangan Perikanannya. Makalah Lokakarya Perikanan Tuna. Jakarta. 5 – 6 Juni 1989, Warta Mina.

Merta, I.G.S. dan T. Suhendrata. 1991. Preferensi Makanan Ikan Cakalang, Katsuwonus pelamis di Peraiaran Sorong. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 440.

Mubiyarto. 2000. Pengembangan Wilayah Pembangunan Perdesaan dan Otonomi Daerah. Direktorat Kebijakan dan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

Muchtar, A. 1999. Kebijakaan Pengembangan Perikanan Laut di Indonesia dalam Prosiding Seminar Tentang Oseanologi dan Ilmu Lingkungan Laut. Puslitbang Oseanografi LIPI. Jakarta. Hal : 1-7

Mulyono, S. 1991. Operasi Research. Lembaga Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mumby, P.J, E. P. Green, A. J. Edwards, and C. D. Clark. 1999. The cost-effectiveness of remote sensing for tropical coastal resources assessment

(5)

and management. Journal of Environmental Management (1999) 55, 157–166.

Musick, J. A, and S. A. Berkeley, G. M. and Cailliet, M. Camhi, and G. Huntsman, M. and Nammack, and M. L. Warren. 2008. Protection of Marine Fish Stocks at Risk of Extinction. Fisheries of Jr. Maret 2008. Mustaruddin, N dan Jamil, Sulfuad. 2005. Pedoman Pemanfaatan Biota Laut

yang Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Laut. Direktorat KTNL, DKP RI. Jakarta.

Monintja, D. R. 1993. Pengelolaan Rumpon Laut Dalam. Diktat Kuliah. Departemen PSP IPB. Bogor.

Monintja, D. R. 2001. Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir dalam Bidang Perikanan Tangkap. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 156 hal.

Nahib, I. 2008. Analisis Ekonomi Dampak Keberadaan Rumpon Terhadap Kelestarian Sumberdaya Perikanan Tuna Kecil (Studi Kasus di Perairan Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi). Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan). Bogor.

Nikijuluw, V. P. H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. P3R. Jakarta.

Nontji, A. 1997, Pendirian Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Kelautan (PUSPIPTEK KELAUTAN): Implementasi Pembangunan Benua Maritim Indonesia di Bidang IPTEK. Proseding Workshop Program Pelita VII PUSLITBANG Oseanologi LIPI dalam Rangka Menyongsong Penelitian Kelautan Abad 21, Jakarta 2-4 April 1997. Jakarta.

Nyebakken. 1988. Kualitas Perairan bagi Kehidupan Berbagai Jenis Ikan dan Biota Lainnya. Di dalam Taslim Arifin (Disertasi SPS IPB, 2008). SPS-IPB. Bogor.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu. 2008. Satitistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusatara Pelabuhanratu tahun 2007.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu. 2008. Laporan Tahunan Tingkat Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu tahun 2007.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu. 2008. Rencana Induk Pengelolaan dan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu, 2007.

(6)

119 Pemerintah Kabupaten Sukabumi. 2006. Profil Kabupaten Sukabumi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sukabumi#Administratif

Presto, G. 1982. The Fijian Experimence in the Utilization of Fish Aggregating Devices. SouthPacific Comission. Fourteenth Regional Technical Meeting on Fisheries, Noumea, New Caledonia, 2-6 august 1982, SPC/Fisheries 14/WP.25, 2 Agust 1982. 61 lp.

Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Saaty, T. L. 1991. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka Binaman Pressindi. Jakarta.

Sain, B. and R.W.Knecht. 1998. Integrated Coastal and Ocean Management: Concepts and Practices. Island Press.

Soedharma, D. 1994. Studi hubungan nutrisi dengan perilaku ikan membentuk komunitas di perairan laut. Fakultas Perikanana IPB. Bogor.

Subani, W. 1958. Perikanan dengan Rumpon dan Sifat-Sifat Ikan di Sekitarnya. Berita Perikanan X, 9 – 10.

Subani. W. 1986. Telaah Penggunaan Rumpon dan Payaos dalam Perikanan Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. BPPI. Jakarta. 35:35-45. Suboko, B, 2001. Program Pengendalian Penangkapan dan Pengembangan

Budidaya dalam Industri Perikanan.

Subri, M. 2005. Ekonomi Kelautan. PT. Raja Crafindo Persada. Jakarta. Supriharyono, M.S. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di

Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Undang-undang (UU) Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Whitehead, P.J.P. 1985. FAO Species Catalogue.Vol 7 Clupied Fisheries of The World. FAO Fish. Synop. 7 (25) Pty. 1 : 303.

Yahya, Y. 2008. Rumpon Sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi Masalah BBM di PATAS. http://www.lini.or.id/article-data.php?lang=id&menu=2008-08-08+09:59:43&act=detil

Yudoyono, S.B. 2004. Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal. Disertasi (tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana institut Pertanian Bogor.

Yusfiandayani. R., Indrajaya, dan M. S. Baskoro. 2006. Penerapan Model Hilborn Dan Medley (1989) Pada Rumpon Laut Dangkal Pada Perikanan

(7)

Payang Bugis Di Perairan Pasauran. Prosiding Departemen PSP-FPIK IPB. Bogor.

(8)

121 DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Lampiran 1 Kondisi Suhu Perairan di lokasi Rumpon

Suhu Perairan (oC) No.

Pengamatan Siang Malam

1 24 22 2 25 25 3 22 22 4 24 23 5 20 21 6 21 21 7 22 23 8 21 19 9 24 23 10 24 23 Rata 22.7 22.2

(10)

123 Lampiran 2. Karakteristik lingkungan di perairan Samudera Hindia

No. Parameter Nilai Parameter

1. Kecepatan arus 0,75 m/detik

2. Tinggi gelombang 141,61 cm dengan periode 5,46 detik 3. Warna < 5 unit 4. Temperatur 22,2 -22,7oC 5. Salinitas 29,340/00 6. pH 7,6 BOD5 12,65 mg/l 7. COD 24,60 mg/l 8. Amonia 0,21 mg/l 9. TSS 13,20 – 13,48 mg/l 10. Turbidity 0,15 – 0,42 NTU

(11)

Lampiran 3. Koordinat Penempatan Rumpon di Selatan Perairan Pelabuhanratu Nama Posisi Rumpon LS BT Nusantara 8001’48,2” 106015’49,5” Yakin 8004’--,--” 106006’--,--“ Kel.PL 8010’000” 106010’000” Kel.Rani 8000’000” 105030’000” Kel.Setia Jaya 7045’000” 106000’000” Kel.Denok 7035’000” 106025’000” Kel.Marlin 7030’000” 106000’000” Sukabumi 01 7030’000” 105030’000” Sukabumi 02 7001’000” 106026’000” Sukabumi 03 6059’000” 106028’000” Sukabumi 04 7000’000” 106030’080” Sukabumi 05 7003’000” 106030’500” Sukabumi 06 7005’000” 106028’500” APBN 1 7007’200” 106026’020” APBN 2 7008’400” 106023’400” APBN 3 7011’400” 106022’000” APBN 4 7016’000” 106020’600”

(12)

125 APBN 7017’000” 106020’000” APBN 8000’000” 106000’000” APBN 8000’000” 106010’000” APBN 8000’000” 106020’000” APBN 8000’000” 106030’000”

(13)
(14)

127 Lampiran5. Komposisi Species Ikan Hasil Tangkapan rumponisasi pada Tahun

2005

No. Jenis Ikan Produksi/Jenis Persentase

Ikan (kg) (%)

1 Cakalang 109.437 55,05

2 Jangilus 97 0,05

3 Lemadang 74 0,04

4 Tuna Madidihang 88.340 44,44

5 Tuna Mata Besar 490 0,25

6 Layaran - -7 Pedang-pedang - -8 Tongkol Abu-abu - -9 Tongkol Banyar 107 0,05 10 Tongkol Lisong - -11 Cucut Aron 29 0,01 12 Cucut Monyet - -13 Cucut Lutung - -14 Ikan Lainnya 230 0,12 Jumlah 198.804 100,00

(15)

Lampiran 6. Komposisi Species Ikan Hasil Tangkapan rumponisasi pada Tahun 2006

No. Jenis Ikan Produksi/Jenis Persentase

Ikan (kg) (%)

1 Cakalang 200.410 64,79

2 Jangilus 743 0,24

3 Lemadang 2.761 0,89

4 Tuna Madidihang 97.452 31,50

5 Tuna Mata Besar 7.399 2,39

6 Layaran 33 0,01 7 Pedang-pedang 131 0,04 8 Tongkol Abu-abu 72 0,02 9 Tongkol Banyar 328 0,11 10 Tongkol Lisong - -11 Cucut Aron - -12 Cucut Monyet - -13 Cucut Lutung - -14 Ikan Lainnya - -Jumlah 309.329 100,00

(16)

129 Lampiran 7. Komposisi Species Ikan Hasil Tangkapan rumponisasi pada Tahun

2007

No. Jenis Ikan Produksi/Jenis Persentase

Ikan (kg) (%)

1 Cakalang 132.534 46,66

2 Jangilus 1.151 0,41

3 Lemadang 5.250 1,85

4 Tuna Madidihang 79.888 28,12

5 Tuna Mata Besar 53.188 18,72

6 Layaran 10.083 3,55 7 Pedang-pedang 124 0,04 8 Tongkol Abu-abu 136 0,05 9 Tongkol Banyar 449 0,16 10 Tongkol Lisong 81 0,03 11 Cucut Aron 24 0,01 12 Cucut Monyet 58 0,02 13 Cucut Lutung 17 0,01 14 Ikan Lainnya 1.085 0,38 Jumlah 284.068 100,00

(17)

Lampiran 8. Jumlah alat Tangkap Pancing Yang Beroperasi di Perairan Pelabuhanratu Tahun 2004-2006

No. Bulan Tahun

2004 2005 2006 1 Januari - 9 13 2 Pebruari - 9 14 3 Maret - 9 14 4 April - 9 20 5 Mei - 8 17 6 Juni - 8 11 7 Juli - 9 9 8 Agustus - 8 14 9 September - 4 10 10 Oktober - 3 4 11 Nopember - 8 10 12 Desember 5 8 14 Jumlah 5 92 150 Rata-rata 0 8 13 Kondisi Maksimum 5 9 20

Ket : 1 unit alat tangkap pancing terdiri dari rata-rata terdiri dari 3 paket

1 paket alat tangkap pancing rata-rata terdiri dari 20 s/d 50 mata pancing

(18)

131 Lampiran 9. Perbandingan Ketergantungan Setiap Jenis Usaha Perikanan

Terhadap Rumpon

Sumber: analasis hasil lapangan (2008)

0% 49% 1% 12% 26% 3% 9% Bagan Pancing Gillnet Payang Rawai Longline Purse Seine

(19)

Lampiran 10. Tingkat konsumsi rumah tangga nelayan (RTN) di Pelabuhanratu

Konsumsi RTN (kg beras/tahun) No.

Usaha Perikanan dari

Responden I II III Rata-rata

1 Bagan 250 285 280 271.67 2 Pancing 280 290 270 280.00 3 Gillnet 270 275 280 275.00 4 Payang 300 275 290 288.33 5 Rawai 285 310 340 311.67 6 Longline 270 250 280 266.67 7 Purse Seine 290 275 270 278.33

(20)

133 Lampiran 11. Hasil analisis ekonomi usaha perikanan di Pelabuhanratu

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

Keterangan : NPV = penerimaan bersih usaha (Rp/5 tahun), RTL = pendapatan nelayan (Rp/5 tahun)

Bagan Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 138,125,000 - 138,125,000 (138,125,000) 1 0.91954 109,125,000 110,500,000 100,344,828 101,609,195 (1,264,368) 2 0.84555 128,125,000 27,625,000 108,336,636 23,358,436 84,978,201 3 0.77752 124,000,000 55,250,000 96,412,621 42,958,043 53,454,578 4 0.71496 140,625,000 27,625,000 100,541,526 19,750,824 80,790,702 5 0.65744 138,125,000 13,812,500 90,808,387 9,080,839 81,727,549 NPV (0.0875) 161,561,661 B/C 1.72 ROI 4.63 PP 0.22 RTL 66,765,625

(21)

Pancing Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 65,354,545 - 65,354,545 (65,354,545) 1 0.91954 59,272,727 56,018,182 54,503,657 51,510,972 2,992,685 2 0.84555 59,772,727 32,677,273 50,541,083 27,630,406 22,910,676 3 0.77752 82,500,000 28,009,091 64,145,494 21,777,660 42,367,833 4 0.71496 91,636,364 18,672,727 65,516,514 13,350,290 52,166,225 5 0.65744 93,363,636 9,336,364 61,380,643 6,138,064 55,242,578 NPV (0.0875) 110,325,453 B/C 1.84 ROI 5.91 PP 0.17 RTL 44,119,318

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

(22)

135

Gillnet Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 234,052,941 - 234,052,941 (234,052,941) 1 0.91954 246,264,706 182,041,176 226,450,304 167,394,185 59,056,119 2 0.84555 248,088,235 130,029,412 209,772,058 109,946,920 99,825,138 3 0.77752 252,176,471 78,017,647 196,072,536 60,660,369 135,412,166 4 0.71496 256,794,118 52,011,765 183,598,027 37,186,433 146,411,593 5 0.65744 260,058,824 13,002,941 170,972,108 8,548,605 162,423,502 NPV (0.0875) 369,075,577 B/C 1.83 ROI 5.40 PP 0.19 RTL 95,704,412

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

(23)

Payang Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 515,340,000 - 515,340,000 (515,340,000) 1 0.91954 283,900,000 286,300,000 261,057,471 263,264,368 (2,206,897) 2 0.84555 322,650,000 229,040,000 272,818,074 193,665,742 79,152,332 3 0.77752 430,100,000 171,780,000 334,411,840 133,562,581 200,849,260 4 0.71496 511,750,000 114,520,000 365,881,785 81,877,444 284,004,341 5 0.65744 572,600,000 57,260,000 376,448,019 37,644,802 338,803,217 NPV (0.0875) 385,262,252 B/C 1.54 ROI 4.12 PP 0.24 RTL 93,345,000

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

(24)

137

Rawai Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 524,843,733 - 524,843,733 (524,843,733) 1 0.91954 328,466,667 407,306,667 302,038,314 374,534,866 (72,496,552) 2 0.84555 374,833,333 349,120,000 316,941,912 295,199,894 21,742,018 3 0.77752 477,533,333 232,746,667 371,292,259 180,965,452 190,326,807 4 0.71496 515,566,667 116,373,333 368,610,556 83,202,507 285,408,049 5 0.65744 581,866,667 58,186,667 382,540,261 38,254,026 344,286,235 NPV (0.0875) 244,422,824 B/C 1.35 ROI 4.34 PP 0.23 RTL 117,937,920

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

(25)

Longline Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 221,400,000 - 221,400,000 (221,400,000) 1 0.91954 177,833,333 172,200,000 163,524,904 158,344,828 5,180,077 2 0.84555 181,916,667 98,400,000 153,820,408 83,202,537 70,617,871 3 0.77752 250,166,667 73,800,000 194,509,871 57,381,060 137,128,811 4 0.71496 242,833,333 49,200,000 173,616,597 35,176,129 138,440,468 5 0.65744 246,000,000 24,600,000 161,729,327 16,172,933 145,556,394 NPV (0.0875) 275,523,621 B/C 1.72 ROI 4.96 PP 0.20 RTL 57,393,750

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

(26)

139

Purse Seine Akhir

Tahun PVi Bt Ct PVi*Bt PVi*Ct NPVi

0 1.00000 - 340,500,000 - 340,500,000 (340,500,000) 1 0.91954 374,285,714 243,214,286 344,170,772 223,645,320 120,525,452 2 0.84555 395,714,286 194,571,429 334,597,890 164,520,695 170,077,195 3 0.77752 446,428,571 165,385,714 347,107,650 128,590,888 218,516,761 4 0.71496 483,571,429 107,014,286 345,735,178 76,511,144 269,224,034 5 0.65744 486,428,571 97,285,714 319,795,794 63,959,159 255,836,636 NPV (0.0875) 693,680,077 B/C 1.90 ROI 6.42 PP 0.16 RTL 69,230,476

Keterangan : NPV = penerimaan bersih usaha (Rp/5 tahun), RTL = pendapatan nelayan (Rp/5 tahun)

(27)

Lampiran12. Biaya pengusahaan rumpon di perairan Pelabuhanratu

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

Biaya Pengusahaan Rumpon (Rp) No. Tipe rumpon

R I R II R III Rata-rata 1 Tipe I (pelampung diameter 100 cm, kedalaman < 200 m) 42,000,000 40,000,000 38,000,000 40,000,000 2 Tipe II (pelampung 150, kedalaman 200 -400 m) 50,000,000 55,000,000 52,000,000 52,333,333 3

Tipe III (pelampung diameter 100 cm, kedalaman > 400 m) 70,000,000 75,000,000 70,000,000 71,666,667 4 Tipe IV (pelampung diameter 150 cm, kedalaman > 200 m) 60,000,000 60,000,000 65,000,000 61,666,667 5 Tipe V (pelampung diameter 150 cm, kedalaman 200 - 400 m) 80,000,000 85,000,000 78,000,000 81,000,000 6 Tipe VI (pelampung diameter 150 cm, kedalaman > 400 m) 100,000,000 110,000,000 96,000,000 102,000,000

(28)

141 Lampiran 13. Penggunaan BBM untuk setiap trip penangkapan ikan di perairan

Pelabuhanratu Pancing

Biaya Perbekalan(Rp) No. Jenis Perbekalan

I II III Rata-rata Persentase (%) 1 Alat pendukung kapal/perahu 210,000 200,000 190,000 200,000 10.25 2 BBM 1,250,000 1,250,000 1,300,000 1,266,667 64.90 - Bensin / Solar 950,000 1,000,000 975,000 975,000 49.96 - Minyak tanah 250,000 200,000 250,000 233,333 11.96 - Oli 50,000 50,000 75,000 58,333 2.99 3 Es batu 125,000 150,000 135,000 136,667 7.00 4 Air tawar 50,000 50,000 50,000 50,000 2.56 5 Perbekalan lainnya 270,000 340,000 285,000 298,333 15.29 - Makanan 150,000 200,000 155,000 168,333 8.63 - Minuman 70,000 80,000 75,000 75,000 3.84 - Rokok 50,000 60,000 55,000 55,000 2.82 Total 1,905,000 1,990,000 1,960,000 1,951,667

(29)

Sumber:analisis hasil lapangan (2008) Rawai

Biaya Perbekalan(Rp)

No. Jenis Perbekalan I II III Rata-rata

Persentase (%) 1 Alat pendukung kapal/perahu 2,500,000 3,000,000 2,700,000 2,733,333 15.80 2 BBM 10,750,000 12,000,000 12,100,000 11,616,667 67.15 - Bensin / Solar 8,500,000 9,000,000 9,250,000 8,916,667 51.54 - Minyak tanah 1,750,000 2,500,000 2,250,000 2,166,667 12.52 - Oli 500,000 500,000 600,000 533,333 3.08 3 Es batu 1,000,000 1,250,000 1,100,000 1,116,667 6.45 4 Air tawar 250,000 300,000 275,000 275,000 1.59 5 Perbekalan lainnya 1,400,000 1,750,000 1,525,000 1,558,333 9.01 - Makanan 850,000 1,000,000 950,000 933,333 5.39 - Minuman 350,000 500,000 325,000 391,667 2.26 - Rokok 200,000 250,000 250,000 233,333 1.35 Total 15,900,000 18,300,000 17,700,000 17,300,000

(30)

143 Payang

Biaya Perbekalan(Rp)

No. Jenis

Perbekalan I II III Rata-rata

Persentase (%) 1 Alat pendukung kapal/perahu 2,000,000 2,250,000 2,200,000 2,150,000 14.58 2 BBM 9,350,000 10,000,000 9,350,000 9,566,667 64.90 - Bensin / Solar 7,500,000 6,500,000 7,750,000 7,250,000 49.18 - Minyak tanah 1,500,000 1,750,000 1,250,000 1,500,000 10.18 - Oli 350,000 400,000 350,000 366,667 2.49 3 Es batu 1,050,000 1,200,000 1,100,000 1,116,667 7.57 4 Air tawar 200,000 250,000 175,000 208,333 1.41 5 Perbekalan lainnya 1,675,000 1,900,000 1,525,000 1,700,000 11.53 - Makanan 1,200,000 1,200,000 1,000,000 1,133,333 7.69 - Minuman 300,000 500,000 325,000 375,000 2.54 - Rokok 175,000 200,000 200,000 191,667 1.30 Total 14,275,000 15,600,000 14,350,000 14,741,667 Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

(31)

Purse Seine

Biaya Perbekalan(Rp) No. Jenis Perbekalan

I II III Rata-rata Persentase (%) 1 Alat pendukung kapal/perahu 2,200,000 2,150,000 2,000,000 2,116,667 13.78 2 BBM 8,800,000 10,000,000 9,200,000 9,333,333 60.75 - Bensin / Solar 7,000,000 7,500,000 7,750,000 7,416,667 48.28 - Minyak tanah 1,500,000 1,750,000 1,100,000 1,450,000 9.44 - Oli 300,000 400,000 350,000 350,000 2.28 3 Es batu 1,000,000 1,250,000 1,100,000 1,116,667 7.27 4 Air tawar 225,000 290,000 175,000 230,000 1.50 5 Perbekalan lainnya 2,400,000 2,750,000 2,550,000 2,566,667 16.71 - Makanan 1,700,000 2,000,000 2,000,000 1,900,000 12.37 - Minuman 500,000 550,000 300,000 450,000 2.93 - Rokok 200,000 200,000 250,000 216,667 1.41 Total 14,625,000 16,440,000 15,025,000 15,363,333

(32)

145 Lampiran 14 : Jenis ikan potensi yang bisa mengumpul di sekitar rumpon

perairan Pelabuhanratu

Faktor Yang Mempengaruhi Pengumpulan Ikan

Jenis Ikan

Cara

Pengumpulan Makanan Suhu Arus Lainnya

Layur Gerombol sedang ++ ++ ++ + Cakalang Gerombol sedang +++ + ++ + Cucut Gerombol kecil ++ ++ ++ -Tongkol Gerombol besar +++ ++ +++ + Tuna Gerombol besar +++ + ++ + Teri Gerombol besar +++ +++ +++ ++ Layaran Gerombol sedang ++ ++ ++ + Kembung Gerombol sedang ++ ++ ++ + Tembang Gerombol sedang ++ ++ + + Tenggiri Gerombol sedang ++ + + + Pari Individu ++ - + +

Keterangan : +++ = sangat bergantung, ++ = bergantung, + = sekit bergantung, - = tidak bergantung

(33)

Lampiran 15. Perkembangan jumlah perahu/armada, alat tangkap, dan nilai produksi perikanan di Pelabuhanratu

a. Jumlah perahu/armada perikanan

0 100 200 300 400 500 600 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun N e la y a n (o ra n g ) Motor Tempel Kapal Motor

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

b. Alat tangkap perikanan

0 50 100 150 200 250 300 350 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun J u m la h a la t ta n g k a p (u n it ) Gillnet Bagan Longline

(34)

147 c. Nilai produksi perikanan

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun N il a i P ro d u k s i (R p x ju ta )

(35)

Lampiran 16. Tingkat Pendidikan Nelayan yang memanfaatkan rumpon perairan Pelabuhanratu 0 10 20 30 40 50 Tidak Tamat SD SD SMP SMA Diploma Sarjana J e n ja n g P e n d id ik a n Rasio (%)

(36)

149 Lampiran 17. Jenis Konflik di perairan Pelabuhanratu

Sumber:analisis hasil lapangan (2008)

No. Konflik Stakeholders

Terkait Status Penyelesaian Aksi Penyelesaian 1 Perebutan fishing ground

Antar nelayan Berulang 5 kali 2 Jalur pelayaran Nelayan, Kapal

Cargo, Dinas Perhubungan

Selesai 3 Kali

3 Penggunanaan bom ikan dan bahan berbahaya Antar nelayan, POL AIR Berulang 6 kali 4 Pencurian/pengrusakan rumpon Nelayan rumpon & non rumpon

Berulang 5 kali 5 Pungutan ilegal di laut Nelayan, Oknum

POLAIR

Berulang Belum ada 6 Intimidasi di laut oleh

oknum tertentu

Nelayan kapal besar, nelayan tradional

Berulang Belum ada

7 Harga jual Nelayan, Bakul, PEMDA Selesai 2 kali 8 Konflik wilayah pengelolaan Nelayan Sukabumi dan Cianjur, dan PEMDA-nya Selesai 1 kali

(37)

Lampiran 18 Jenis konflik dengan penggunaan bom dan bahan berbahaya di perairan Pelabuhanratu dalam lima tahun terakhir

12 kasus

3 kasus 7 kasus

6 kasus

Bom ikan

Bahan kimia berbahaya Bahan beracun

(38)

151 Lampiran 19 Struktur hierarki pengembangan kebijakan pengelolaan rumpon

yang Berkelanjutan dalam format Expert Choice

Model Name: Pengelolaan Rumpon Berkelanjutan di Pelabuhan Ratu Treeview

Goal: Pengelolaan Rumpon yang Berkelanjutan di Pelabuhan Ratu Ekologi (L: .320 G: .320) Zona pengelolaan (L: .495 G: .158) Arus (L: .310 G: .099) Suhu (L: .134 G: .043) Salinitas (L: .061 G: .020) Ekonomi (L: .146 G: .146) Pendapatan (L: .463 G: .068) Rasio usaha (L: .152 G: .022)

Pertumbuhan usaha pendukung (L: .313 G: .046) Konsumsi rumah tangga (L: .071 G: .010) Teknologi (L: .062 G: .062)

Tingkat investasi (L: .069 G: .004) Penggunaan BBM (L: .109 G: .007)

Teknologi ramah lingkungan (L: .564 G: .035) Rasio hasil tangkapan (L: .258 G: .016) Sosial (L: .472 G: .472)

Pengaruh thd ikan dilindungi (L: .153 G: .072) Potensi konflik (L: .496 G: .234)

Pengaruh terhadap habitat (L: .046 G: .022) Status bahan berbahaya (L: .236 G: .111) Pengaruh thd keanekaragaman (L: .069 G: .032)

Alternatives

Penetapan zonasi rumpon .406

Pengaturan jumlah armada .199

Penyediaan BBM .156

Perbaikan mekanisme pembiayaan .238

* Ideal mode

Page 1 of 1 8/15/2009 9:22:52 AM

Munandar

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dimana alat yang dirancang menggunakan mikropengendali Arduino Uno digunakan untuk menghidupakan buzzer sebagai alarm pintu secara otomatis dan dapat membuka dan menutup pintu,

Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) dinyatakan tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang

[r]

SKRIPSI EKSISTENSI PASAL 50 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA.. mengajukan permohonan &#34;Hak Menguji&#34; kepada Mahkamah Konstitusi atas. pasal 50 undang-undang

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah mempertegas kembali kontribusi fil- safat Islam dalam khazanah keilmuan khususnya ilmu pendidikan dan umumnya berusaha untuk

Jika misalnya salah satu sisipan ini tidak disertakan dalam usulan kenaikan pangkat/ golongan ruang yang dicreate oleh si PNS, maka operator pengelola informasi melalui

ACCIDENT WORKING