• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Pembedahan Pada Metastatic Bone Disease

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aspek Pembedahan Pada Metastatic Bone Disease"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Aspek Pembedahan pada

Aspek Pembedahan pada

 M

 Me

etta

ast

sta

attiic

c B

B o

one

ne D

Diise

sea

ase

se

 ( MBD )

 ( MBD )

I Gede Eka Wiratnaya I Gede Eka Wiratnaya

Divisi Musculoskeletal Tumor Sub Bagian/ SMF

Divisi Musculoskeletal Tumor Sub Bagian/ SMF Orthopaedi,Orthopaedi, FK Universitas Udayana / RS Sanglah Denpasar

FK Universitas Udayana / RS Sanglah Denpasar

Abstrak Abstrak

MBD merupakan stadium akhir dari perjalanan tumor primer, tetapi dengan kemajuan MBD merupakan stadium akhir dari perjalanan tumor primer, tetapi dengan kemajuan terapi medikamentosa ( kemoterapi, tergeting terapi ) semakin meningkatkan harapan hidup terapi medikamentosa ( kemoterapi, tergeting terapi ) semakin meningkatkan harapan hidup  pasien

 pasien MBD. MBD. Pembedahan Pembedahan pada pada MBD MBD sangat sangat berperan berperan dalam dalam mengurangi mengurangi nyeri,nyeri, mempertahankan dan mengembalikan fungsi ekstremitas. Faktor- faktor yang perlu mempertahankan dan mengembalikan fungsi ekstremitas. Faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan

dipertimbangkan pada pada pembedahan pembedahan MBD adalah MBD adalah harapan hiduharapan hidup pasien p pasien ((  survival  survival raterate ),), kwalitas

kwalitas tulang tulang , , aktivitas aktivitas pasien, pasien, pemilihan pemilihan jenis jenis fixasi fixasi tulang, tulang, post post operative operative radiasi.radiasi. Pembedahan

Pembedahan minimally invasiveminimally invasive  menjadi pertimbangan pada pasien MBD dengan keadaan  menjadi pertimbangan pada pasien MBD dengan keadaan umum y

umum yang tidak ang tidak baik, baik, banyak kombanyak komorbiditas, dan uorbiditas, dan umur mur yang yang terlalu tua.terlalu tua.

Pendahuluan Pendahuluan

 Metastatic

 Metastatic bone diseasebone disease lebih lebih banyak banyak ditemukan ditemukan dibandingkan dibandingkan dengan dengan tumor tumor primerprimer tulang.

tulang. MBD MBD didi USAUSA terjadi terjadi 1,2 1,2 juta juta kasus kasus tumor tumor ganas ganas per per tahun tahun dan dan 300 300 .000 .000 kasuskasus mengalami metastase ke tulang. MBD

mengalami metastase ke tulang. MBD berasal dari tumor primer berasal dari tumor primer kanker payudara & kanker payudara & prostat (prostat ( 70

70 %), %), thyroid thyroid (40%), g(40%), ginjal (35 injal (35 %), %), bronchus bronchus (35 (35 %), %), rectal (10 rectal (10 %). %). Skeletal sistemSkeletal sistem merupakan

merupakan tempat tempat metastase metastase ketiga ketiga terbanyak terbanyak setelah setelah paru-paru, paru-paru, dan dan liver liver , , jika jika dilihat dilihat daridari umur

umur sering terjadi sering terjadi pada umupada umur dewasa r dewasa dan odan orang tua, rang tua, 75 75 % terjadi % terjadi pada umpada umur lebih ur lebih dari 50dari 50 tahun. Tempat metastase pada tulang adalah

tahun. Tempat metastase pada tulang adalah red marrow,red marrow, seperti vertebrae (50-70 %), costae,seperti vertebrae (50-70 %), costae, sternum, pelvis, dan proximal femur. (1,2,3 )

sternum, pelvis, dan proximal femur. (1,2,3 ) Gejala dan tanda

Gejala dan tanda klinis yang sering klinis yang sering terjadi pada pasien terjadi pada pasien MBD adalah MBD adalah nyeri, frakturnyeri, fraktur  patologis,

 patologis, hipercalcemia, hipercalcemia, dan dan keluhan keluhan neurologis neurologis terutama terutama metastase metastase di di daerah daerah tulangtulang  belakang.

 belakang. Diagnostik Diagnostik pada pada MBD MBD dikerjakan dikerjakan dengan dengan anamnesa, anamnesa, pemeriksaan pemeriksaan fisik,fisik, laboratorium dan

laboratorium dan imaging yang imaging yang baik. Bila ditemukan baik. Bila ditemukan tanda-tanda khas MBD, seperti riwayattanda-tanda khas MBD, seperti riwayat tumor primer (ka

tumor primer (karsinoma ), umur rsinoma ), umur dewasa atau tua (lebih dewasa atau tua (lebih 40 tahun), 40 tahun), lesi tulang multiple ,lesi tulang multiple , diagnosis

diagnosis dapat mudapat mudah ditegdah ditegakkan, tetapi akkan, tetapi jika jika hanya hanya ditemukan ditemukan keluhan dan keluhan dan tanda ytanda yang tidakang tidak spesifik,

spesifik, maka maka perlu perlu dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan sitologi sitologi atau atau histopatologi. histopatologi. Deferensial Deferensial diagnosisdiagnosis dari MBD

dari MBD adalah lesi adalah lesi pada tulang pada tulang seperti seperti : stress : stress fracture, fracture, metabolic disease, metabolic disease, tumor primertumor primer tulang,

(2)

tetapi tindakan pembedahan diperlukan jika gagal dengan terapi medikamentosa, terjadi impending fraktur patologi, dan penekanan pada saraf. (1,4)

Biopsi pada MBD

Biopsi pada kasus yang dicurigai MBD sangat perlu dilakukan, tindakan biopsi yang dapat dilakukan adalah FNAB ( Fine Needlle Aspiration Biopsy ), CT guided Core Biopsy, open  biopsy. Pemilihan jenis biopsi ini tergantung dari kemampuan dan pengalaman dari ahli  patologi. Panduan yang menjadi bahan pertimbangan perlu atau tidaknya kasus yang dicurigai MBD dilakukan biopsi adalah : umur lebih 40 tahun, lesi tulang single atau multiple, riwayat adanya tumor primer atau karsinoma.

Skema 1. Biopsi pada kasus suspect MBD

Biopsi dilakukan pada kasus yang dicurigai MBD apabila

 Ditemukan lesi soliter pada tulang dengan atau tanpa riwayat tumor primer  Ditemukan lesi multipel pada tulang tanpa riwayat tumor primer sebelumnya

Peluang terjadinya MBD pada single lesi tulang 500 kali lebih tinggi dari tumor primer  pada umur diatas 50 tahun, untuk itu penting melakukan work up staging  sebelum melakukan terapi. Walaupun tanda-tanda spesifik MBD sudah ditemukan, tetapi gold standard  diagnosis

Riwayat tumor primer

ya Tidak

Lesi tulang & visceral multiple Lesi tulang single Biopsy Terapi sebagai MBD Lesi tulang single/multiple

(3)

adalah pemeriksaan histopatologis, hal ini dapat dilakukan durante operasi atau frozen section. Sebelum melakukan open biopsi untuk mendapatkan sampel pemeriksaan histopatologis, perlu dilakukan work up staging , staging ini sangat berguna untuk : 1. Lesi tulang ini mungkin saja sarcoma, sehingga tempat incisi biopsi tidak salah, 2. Mencegah morbiditas, 3. Preoporative embolisasi, 4. Mencegah terjadinya biopsi yang tidak diperlukan misalnya pada multiple mieloma, 5. Untuk membantu pathologist untuk menganalisa sample biopsi, apabila  frozen  section dan operasi definitf dilakukan pada saat bersamaan. (4,5)

Terapi pada MBD

Tujuan terapi MBD adalah 1. Mengurangi nyeri, 2. Mencegah fraktur patologis, 3 mengembalikan fungsi extremitas, 4. Memperbaiki & meningkatkan mobilitas pasien 5. Memperbaiki keadaan umum pasien. Sebagian besar MBD diterapi dengan pemberian  biphosphonate dan radioterapi, jarang memerlukan pembedahan.

Pembedahan pada MBD harus mempertimbangkan beberapa hal untuk mencegah kegagalan mencapai tujuan terapi yang disebutkan diatas. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah : harapan hidup pasien ( survival rate ), kwalitas tulang , aktivitas pasien, pemilihan  jenis fixasi tulang, post operative radiasi. (1,4)

Harapan hidup pasien

Waulupun sudah ada panduan tentang harapan hidup pada pembedahan MBD, tetapi terapi ini tergantung individu. Panduan yang dipakai untuk memperkirakan harapan hidup adalah  six month survival rate  : kanker prostat (98%), kanker payudara ( 89%), kanker paru (50 %), kanker ginjal (51%). Pembedahan dengan mempertimbangkan harapan hidup pasien sangat  perlu dilakukan terutama dalam hal pemilihan jenis fixasi tulang pada fraktur patologis dan impending fracture. Pemilihan fixasi tulang pada MBD harus mempunyai durabilitas lebih  panjang dari harapan hidup pasien. (1,3,4 )

Kwalitas tulang

Ada berbagai jenis fixasi tulang pada impending fracture dan fraktur patologis yaitu: nailing ,  plate & screw, locking plate, multiple screw, prosthesis. Pemilihan ini tergantung dari kwalitas tulang ( osteolitik /osteoblastik ), lokasi dari fraktur patologisnya ( ekstremitas atas atau ekstremitas bawah ) (1,2,3,4)

(4)

Pasien yang aktif harus dilakukan tindakan pembedahan yang agresif dan memerlukan alat fixasi tulang yang lebih kuat dan mempunyai durabilitas yang lama. Walaupun memerlukan alat fixasi tulang yang lebih kuat tidak ada perbedaan resiko operasi pada pasien MBD yang aktif maupun tidak aktif. (1,4)

I mmediate stability

Pada fraktur patologis dan impending fracture alat fixasi tulang yang dihasilkan harus mendapatkan stabilitas yang segera. Pada kebanyakan MBD kwalitas tulang tidak baik dan sering terjadi defek pada tulang sehingga untuk mendapatkan immediate stability  perlu ditambahkan bahan  polymethylmethacrylate. Bahan  polymethylmethacrylate  disamping memberikan immediate stability  juga membuat rigiditas biomekanikal tulang lebih besar. Apabila mengharapkan osteointegrasi tulang, autograft atau allograft dapat dipakai sebagai  bahan pengisi defek pada tulang, tetapi proses osteointegrasi tetap tidak bisa diprediksi pada

MBD. (1,3)

Pembedahan Minimal Invasive pada MBD

Pada pasien-pasien MBD yang tidak layak dilakukan tindakan pembedahan seperti : keadaan umum yang tidak baik, banyak komorbiditas, umur terlalu tua, dapat dipertimbangkan  pembedahan minimal invasive. Jenis- jenis pembedahan minimal invasive pada MBD adalah radiofrequency ablation, percutaneus cryoplasty, radiofrequency ablation dan cementoplasty.  Radiofrequency ablation  adalah pembedahan minimal invasive technique  untuk membunuh sel-sel tumor seluas mungkin dengan menggunakan energi panas yang dihasilkan oleh probe yang mendapat aliran listrik sehingga menyebabkan nekrosis koagulative pada sel-sel tumor.  Percutaneus cryoplasty adalah pembedahan minimal invasive untuk membunuh sel-sel tumor

dengan menggunakan temperature yang sangat dingin ( Freezing temperature) sehingga menyebabkan pembekuan cairan intraseluler dan dehidrasi sekunder pada sel akibat perbedaan tekanan osmosis. Bahan  –   bahan yang dapat digunakan pada cryoplasty  ini seperti carbon dioxide, liquid nitrogen, dan gas argon. Dengan memakai cryoprobe 1,7 sampai 2,4 mm gas argon akan dialirkan ke masa tumor dan dapat menimbulkan suhu –  100 C.

Cementoplasty adalah pembedahan minimal invasive dengan injeksi  polimethylmethacrylate ke dalam lesi tulang. Cementoplasty  adalah pengembangan dari teknik vertebroplasty pada fraktur kompresi tulang belakang. Tujuan cementoplasty adalah mengurangi nyeri dan mengembalikan stabilitas tulang. Kelemahan cementoplasty ini dapat menimbulkan emboli dan fraktur. (1,3,4 )

(5)

Terapi pembedahan MBD pada extremitas atas , bawah dan tulang belakang

Tempat metastase yang paling banyak ditemukan adalah pada tulang belakang ( spine ), 40-80 % pasien kanker ditemukan spinal metastase pada saat meninggal. Indikasi  pembedahan pada pasien MBD tulang belakang adalah : 1. terjadi defisit neurologi akibat kompresi  spinal cord , 2. Nyeri yang hebat dan terus menerus, 3.impending instability, 4. mencegah atau koreksi deformitas. Tujuan pembedahan pada MBD tulang belakang adalah : mencegah atau memperbaiki defisit neurologis, untuk mengurangi nyeri jika gagal dengan radiasi, meningkatkan mobilitas pasien untuk aktivitas sehari-hari. Untuk mencapai tujuan terapi ini harus dilakukan seleksi pemilihan pasien dengan baik dengan menggunakan beberapa  panduan seperti, Tomita  score  atau Tokuhashi  score. Parameter yang digunakan pada Tokuhashi score seperti survival rate pasien, aggresivitas tumor, extensi tumor, ini dipertimbangkan semua untuk menentukan pemilihan terapi pembedahan atau radiasi dan kemoterapi berdasarkan prognosisnya.( 1,5,6,7)

Karakter Skor

Keadaan Umum Jelek (10-40% ) Sedang (50-70% ) Baik (80-100%)

Jumlah metastase tulang extraspinal ≥ 3

2 1

Jumlah metastase pada vertebral ≥ 3

2 1

Metastase pada organ dalam utama Unremovable

Removable No metastases Tumor primer

Lung, esophagus, osteosarkoma, stomach, pankreas Hati, kandung empedu, tidak teridentifikasi

Lain-lain Ginjal, uterus Rektum 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 3

(6)

Tabel 1. Revisi Tokuhashi skor untuk menentukan prognosis MBD pada tulang belakang

Total Skor :

0-8 : harapan hidup < 6 bulan 9-11 : harapan hidup ≥ 6bulan 12-15 : harapan hidup ≤ 1 tahun

Tiroid, payudara, prostat, karsinoid tumor Neurologis defisit Komplit (Frankel A , B ) Inkomplit (Frankel C, D ) Normal (Frankel E ) 4 0 1 2

(7)

Tujuan terapi pembedahan MBD pada tulang belakang adalah : 1. Mencegah atau memperbaiki defisit neurologis, 2. Mengurangi efek terapi sistemik, 3. Mendapatkan diagnosis  pasti sebelum terapi definitif, 4. Mengurangi nyeri sehingga pasien dapat kembali beraktivitas, 5. Memperbaiki kwalitas hidup dalam jangka waktu secepat mungkin. Sedangkan indikasi  pembedahan pada MBD tulang belakang adalah : 1. Terjadi defisit neurologis karena  penekanan spinal cord 2. Nyeri hebat yang tidak bisa diterapi dengan radiasi dan kemoterapi,

3. Terjadinya insatability pada tulang belakang (1,6,7,8)

Gambar 1. Algoritma terapi metastase tumor pada tulang belakang, diambil dari Clin Orthop Relat Res. 2003;415 Suppl:S165-75

(8)

MBD pada Extremitas Bawah

Pertimbangan pembedahan pada MBD ekstremitas bawah hampir sam a dengan MBD di lokasi anatomi yang lain seperti : jenis tumor primernya, komorbiditas, harapan hidup pasien, dan derajat nyerinya. Tujuan terapi pembedahan pada MBD extremitas bawah adalah 1. Mengurangi nyeri, 2. Mengembalikan fungsi extremitas bawah mendekati f ungsi sebelumnya. Bagan dibawah ini dapat dipakai untuk panduan pemilihan terapi pasien – pasien MBD pada ektremitas bawah.

Gambar 2. Manejemen terapi pembedahan pada MBD ekstremitas bawah, diambil dari JAAOS Vol 8, No1 :2000

Pertimbangan pemilihan pembedahan dan terapi radiasi tergantung dari beberapa indikator seperti tipe lesinya ( litik atau blastik ), ukuran lesinya, lokasi dan derajat nyerinya. Semua

(9)

indikator ini terdapat dalam Mirel’s score. Panduan lain yang sering dipakai sebagai indikator untuk terapi pembedahan atau non pembedahan adalah kriteria Harington’s. ( 3)

Skor 1 2 3

Lokasi Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah Peritrochanterik

 Nyeri Ringan Sedang Berat

Tipe Lesi blastik mixed Litik

Ukuran < 1/3 1/3 sd 2/3 > 2/3

Tabel 2. Mirel’s Score diambil dari JAAOS Vol 8, No1 :2000

Berdasarkan Mirel’s Skor, jika nilai skor lebih dari 8 merupakan impending   fraktur, disarankan untuk dilakukan tindakan pembedahan untuk mencegah terjadinya fraktur.

Kriteria Harington’s Daerah diafisis kerusakan kortek tulang lebih 50 %

Daerah Metafisis kerusakan kortek tulang 50-75% (> 2,5 cm) Lesi permeative pada daerah subtrochanter femur

(10)

Kesimpulan

MBD sering berasal dari tumor primer paru, payudara, thyroid, dan prostat. MBD dari thyroid dan prostat mempunyai harapan hidup yang paling tinggi (survival rate 5 tahun 40-50 %). Masalah yang sering ditemukan pada MBD adalah : nyeri, impending fracture  /fraktur  patologis, hiperkalsemia, gangguan neurologis. Terapi pada MBD dapat berupa terapi medikamentosa ( kemoterapi , hormonal, immuno terapi ), pembedahan dan radiasi. Indikasi terapi pemebadahan pada MBD adalah : harapan hidup lebih dari 3 bulan, nyeri hebat yang tidak bisa diterapi dengan kemoterapi & radiasi, nyeri atau defisit neurologis. Tujuan terapi  pembedahan pada MBD adalah : mengurangi atau menghilangkan nyeri, mempertahankan fungsi ekstremitas, memberikan konstruksi yang kuat pada tulang sehingga pasien dapat mobilisasi dengan cepat. Pada pasien dengan keadaan umum yang tidak baik, banyak komorbiditas, umur terlalu tua jika diindikasikan tindakan pembedahan dapat dipilih  pembedahan minimal invasive.

(11)

Daftar Pustaka

1. Sybil Biermann, Ginger E, Valerae O., Herbert S. Schwart, J. Yaszemski. Metastatic Bone Disease : Diagnosis, Evaluation, Treatment. J Bone Joint Surg

(Am)2009:91:1518-30

2. Kristy L. Weber, Lor Randall, Reth Grossman, Javad Parviz. Management of Lower Extremity Metastasis. J Bone Joint Surg (Am)2006:88:supp 4

3. Vaiyapuri P, Lee Jeys, Nienke L. Metastatic Tumours of Bone. Elsivier. 2011:30:80-85

4. Kristy L. Weber. Evaluation of the Adult patient with A Destruction Bone Lesion,  J Am Acad Orthop Surg 2010;18:169-179

5. Andrew P. White, Brian K. Kwon, Dieter M. Lindskog, Gary E. Friedlaender, Jonathan  N. Grauer. Metastatic Disease of the Spine. J Am Acad Orthop Surg 2006;14:587-598 6. Peter S. Rose, Jacob M. Buchowski. Metastatic Disease in Thorasic & Lumbar Spine

Diagnostic & Management. J Am Acad Orthop Surg 2011;19:37-48

7. Han Jo Kim,Jacob M. Buchowski, Charbel D. Moussallem, Peter S. Rose. Modern Techniques in theTreatment of Patients with Metastatic Spine Disease. J Bone Joint Surg Am. 2012;94:944-51

8. Eeric Truumees, Shah-Nawaz Dodwad, Chris D. Kazmierczak. Preoperative

Embolization in the Treatment of Spinal Metastasis. J Am Acad Orthop Surg 2010;18:449-453

Gambar

Tabel 1. Revisi Tokuhashi skor untuk  menentukan  prognosis MBD pada tulang belakang
Gambar 1. Algoritma terapi metastase tumor pada tulang belakang, diambil dari Clin Orthop Relat Res
Gambar 2. Manejemen terapi pembedahan pada MBD ekstremitas bawah, diambil dari  JAAOS Vol 8, No1 :2000
Tabel 2. Mirel’s Score diambil dari JAAOS  Vol 8, No1 :2000

Referensi

Dokumen terkait

1438/PER/MENKES/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran yang menyebutkan bahwa setiap rumah sakit membuat Standar Prosedur Operasional dalam bentuk Panduan

36 Buku ini berisi kumpulan kisah para nabi, salah satu kisah yang terdapat didalamnya adalah kisah kehidupan Nabi Sulaiman, perseteruan beliau dengan saudaranya

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, esensi kepemimpinan adalah “kepengikutan”, dalam arti bahwa yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah jika adanya

99 Perencanaan Pembangunan Prasarana Operasional Budidaya IBAT Mojokerto 110.000.000 Seleksi Sederhana APBD 100 Pengawasan Pembangunan Prasarana Operasional Budidaya

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Game Edukasi HOTSNAKER Berbantuan Vlog layak digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Membantu Kepala Sekolah dalam pelaksanaan tugas hubungan industri / masyarakat meliputi menyusun dan melaksanakan program kerja, mengarahkan, membina,

18-08-2005 - 25-08-2005 Program Hibah Kompetisi Sistim Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran (sp4) Universitas Hasanuddin Jurusan Sastra Asia Barat, Fakultas

Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa dari empat faktor yang ada pada parameter budaya keselamatan kerja, faktor yang dominan berpengaruh terhadap perilaku