• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Kuliah Jembatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Kuliah Jembatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS JEMBATAN

JENIS JEMBATAN

Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali,

lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yangjalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan

melintang tidak sebidang dan lain-lain.lain-lain.

Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada

dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.konstruksi yang mutakhir. Berdasarkan

Berdasarkan fungsinyafungsinya, , jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.jembatan dapat dibedakan sebagai berikut. 1)

1) Jembatan jalan raya (Jembatan jalan raya (highway bridgehighway bridge),), 2)

2) Jembatan jalan kereta api (Jembatan jalan kereta api (railway bridgerailway bridge),), 3)

3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan ( pedestrian b pedestrian bridgeridge).). Berdasarkan

Berdasarkan lokasinyalokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut., jembatan dapat dibedakan sebagai berikut. 1)

1) Jembatan di atas sungai atau danau,Jembatan di atas sungai atau danau, 2)

2) Jembatan di atas lembah,Jembatan di atas lembah, 3)

3) Jembatan di atas jalan yang ada (Jembatan di atas jalan yang ada (fly over fly over ),), 4)

4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (Jembatan di atas saluran irigasi/drainase ( culvert culvert ),), 5)

5) Jembatan di dermaga (Jembatan di dermaga ( jetty  jetty ).). Berdasarkan

Berdasarkan bahan konstruksinyabahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

antara lain : 1)

1) Jembatan kayu (Jembatan kayu (log bridgelog bridge),), 2)

2) Jembatan beton (Jembatan beton (concrete bridgeconcrete bridge),), 3)

3) Jembatan beton prategang (Jembatan beton prategang ( prestressed co prestressed concrete bridgencrete bridge),), 4)

4) Jembatan baja (Jembatan baja (steel bridgesteel bridge),), 5)

5) Jembatan komposit (Jembatan komposit (compossite bridgecompossite bridge).). Berdasarkan

Berdasarkan tipe strukturnyatipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

antara lain : 1)

1) Jembatan plat (Jembatan plat (slab bridgeslab bridge),), 2)

2) Jembatan plat berongga (Jembatan plat berongga (voided slab bridgevoided slab bridge),), 3)

(2)

4) Jembatan rangka (truss bridge), 5) Jembatan pelengkung (arch bridge), 6) Jembatan gantung (suspension bridge), 7) Jembatan kabel (cable stayed bridge), 8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).

STRUKTUR JEMBATAN

Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur atas dan struktur bawah.

1) Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi : a) Trotoar :

oSandaran dan tiang sandaran, oPeninggian trotoar (Kerb), oSlab lantai trotoar.

b) Slab lantai kendaraan, c) Gelagar (Girder ), d) Balok diafragma,

e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang), f) Tumpuan (Bearing ).

2) Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.

(3)

a) Pangkal jembatan ( Abutment ), oDinding belakang (Back wall ), oDinding penahan (Breast wall ), oDinding sayap (Wing wall ), oOprit, plat injak ( Approach slab)

oKonsol pendek untuk jacking (Corbel ), oTumpuan (Bearing ).

b) Pilar jembatan (Pier ),

oKepala pilar (Pier Head ),

oPilar (Pier ), yg berupa dinding, kolom, atau portal, oKonsol pendek untuk jacking (Corbel ),

oTumpuan (Bearing ). 3) Fondasi

Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment   atau  pier   jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :

a) Fondasi telapak (spread footing ) b) Fondasi sumuran (caisson) c) Fondasi tiang ( pile foundation)

oTiang pancang kayu (Log Pile), oTiang pancang baja (Steel Pile),

oTiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),

oTiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun  pile,

oTiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile, oTiang pancang komposit (Compossite Pile).

(4)

KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN

1.Survei dan Investigasi

Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan survei dan investigasi yang meliputi : 1) Survei tata guna lahan,

2) Survei lalu-lintas, 3) Survei topografi, 4) Survei hidrologi, 5) Penyelidikan tanah, 6) Penyelidikan geologi,

7) Survei bahan dan tenaga kerja setempat.

Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan teknis yang menyangkut beberapa hal antara lain :

1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.

2) Ketersediaan material, anggaran dan sumberdaya manusia.

3) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.

4) Pemilihan jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi topografi, struktur tanah, geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan perilakunya.

2.Analisis Data

Sebelum membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukan analisis data hasil survei dan investigasi yang meliputi, antara lain :

1) Analisis data lalu-lintas.

 Analisis data lalu-lintas digunakan untuk menentukan klas jembatan yang erat hubungannya dengan penentuan lebar jembatan dan beban lalu-lintas yang direncanakan.

2) Analisis data hidrologi.

 Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan, kecepatan aliran, dan gerusan (scouring ) pada sungai dimana jembatan akan dibangun.

(5)

Data hasil pengujian tanah di laboratorium maupun di lapangan yang berupa pengujian sondir, SPT, boring, dsb. digunakan untuk mengetahui parameter tanah dasar hubungannya dengan pemilihan jenis konstruksi fondasi jembatan.

4) Analisis geometri.

 Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan elevasi jembatan yang erat hubungannya dengan alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat (oprit).

3.Pemilihan Lokasi Jembatan

Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk dibangun di atas jalur rintangan. Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :

1) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.

2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.

3) Pemilihan lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan masalah teknis yang menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan, juga harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi konstruksi dan pemakai jalan.

4.Bahan Konstruksi Jembatan

Dalam memilih jenis bahan konstruksi jembatan secara keseluruhan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Biaya konstruksi, 2) Biaya perawatan, 3) Ketersediaan material,

4) Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara bertahap), 5) Kemudahan pelaksanaan konstruksi,

6) Kemudahan mobilisasi peralatan.

Tabel 1. berikut menyajikan rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan bentang maksimum jembatan standar Bina Marga yang ekonomis dalam keadaan normal yang sering digunakan.

(6)

Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan

BAHAN JENIS BENTANG MAX.(M)

Beton Culvert  Slab bridge T-Girder, I-Girder  4.00 – 6.00 6.00 – 8.00 6.00 – 25.00 Beton Prategang PCI-Girder Prestressed Box Girder  15.00-35.00 40.00 – 50.00

Baja Truss bridge 60.00 – 100.00

Komposit Compossite bridge 10.00 – 40.00

Contoh jembatan non-standar yang telah dibangun di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Contoh jembatan non-standar di Indonesia

NAMA JEMBATAN JENIS JEMBATAN BENTANG (M) Jembatan Serayu

Kesugihan, Jateng

Prestressed Concrete Cantilever Box Girder 

128.00

Jembatan Tonton, Nipah Batam

Balance Cantilever Concrete Box Girder 

160.00

Jembatan Kahayan Kalteng

Steel Arch Bridge 150.00

Jembatan Rempang, Galang Batam

Concrete Arch Bridge 245.00 Jembatan Mahakam 2

Kaltim

Suspension Bridge 270.00

Jembatan Batam, Tonton Batam

Cable Stayed Bridge 350.00

Untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan dan jenis konstruksi jembatan yang akan dibangun di suatu daerah, perlu dilakukan evaluasi dengan memberi penilaian pada masing-masing bahan dan jenis konstruksi jembatan tersebut seperti contoh yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Contoh perbandingan bahan dan jenis konstruksi jembatan Perbandingan Beton Beton

prestress

Baja Komposit

Ketersediaan bhn 4 2 4 2

Fabrikasi 4 2 4 3

(7)

Tenaga kerja 4 3 4 4  Ancaman korosi 4 3 1 2 Erection 1 2 4 3 Mobilisasi 1 2 4 3 Umur konstruksi 4 4 4 4 Expandable 4 3 1 2 Perawatan 4 3 1 1 Bentang tersedia 2 3 4 3 Perancah 4 3 1 2 Bekisting lantai 2 2 2 2 Kontrol elemen 4 4 2 2 Total nilai 46 39 37 35 Keterangan nilai : 4 = sangat menguntungkan, 3 = menguntungkan, 2 = cukup menguntungkan, 1 = kurang menguntungkan.

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN

Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat teknis ditinjau dari segi keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diupayakan. Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara lain :

1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.

2) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas. 3) Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.

4) Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi medan, ketersediaan material dan sumber daya manusia yang ada.

5) Penguasaan tentang teknologi perencanaan, metode pelaksanaan, peralatan, material/ bahan mutlak dibutuhkan dalam perencanaanjembatan.

6) Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar diperoleh hasil perencanaan jembatan yang optimal.

Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam, yaitu Metode perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan Metode perencanaan tegangan ijin ( Allowable Stress Design, ASD). Perhitungan struktur atas jembatan umumnya dilakukan dengan metode ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan yang berlaku. Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja umumnya digunakan untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe jembatan simple girder,

(8)

perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel. Untuk tipe jembatan yang berupa rangka, perhitungan struktur dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element ) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban pengaruh lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur 3-D ( space-frame). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness matriks) dengan deformasi struktur kecil dan material isotropic. Program komputer yang digunakan untuk analisis adalah SAP2000. Dalam program tersebut berat sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.

Dalam blog ini diberikan beberapa contoh perhitungan struktur jembatan beton prategang mulai dari struktur atas yang terdiri dari slab lantai jembatan dan girder prategang ( prestressed concrete I girder ) sampai struktur bawah yang berupa abutment dan pier tipe dinding termasuk fondasinya. Perhitungan PCI-girder ini digunakan untuk perencanaan struktur Jembatan Srandakan II, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta dan Jembatan Tebing Rumbih, Kalsel. Selain itu diberikan juga beberapa contoh perhitungan struktur atas sebagai berikut :

Prestressed Concrete Box Girder  (Gejayan Fly Over, Yogyakarta). Concrete I – Girder  (Jembatan Ngawen, Gunung Kidul).

Concrete T – Girder  (Jembatan Brantan, Kulon Progo). Compossite Girder  (Jembatan Bonjok, Kebumen, Jateng)

Untuk jembatan beton tipe busur (Concrete Arch Bridge) diberikan contoh perhitungan yang meliputi :

Jembatan Plat Lengkung (Jembatan Wanagama, D.I. Yogyakarta) Jembatan Rangka Lengkung (Jembatan Sarjito II, Yogyakarta).

Contoh perhitungan struktur jembatan tipe plat untuk bentang pendek meliputi :

Underpass (Jombor Fly Over , Yogyakarta) Box Culvert  (Jembatan Kalibayem, Yogyakarta)

Selain perhitungan Pier tipe dinding, juga diberikan contoh perhitungan Pier tipe yang lain seperti :

Pier Tipe Kolom Tunggal (Gejayan Fly Over, Yogyakarta) Pier Tipe Portal (Jembatan Boro, Purworejo, Jateng)

(9)

MANAJEMEN DAN STRATEGI PENCAPAIAN MUTU

JEMBATAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan

ekonomi dan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang. Sesuai

dengan perkembangan daerah yang bersangkutan, jembatan merupakan salah satu

sarana prasarana transportasi yang sangat menentukan dalam upaya menunjang

kelancaran lalu lintas dan meningkatkan aktifitas perekonomian di daerah yang

mulai berkembang. Oleh pembangunan jembatan baik kualitas maupun kuantitasnya

mempunyai arti penting untuk guna menunjang tercapainya program merupakan hal

yang sangat penting jembatan.

Jembatan yang merupakan bagian dari sistem jaringan transportasi darat

mempunyai peranan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menunjang

pembangunan nasional di masa yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan,

pembangunan dan rehablillasi serta fabrikasi konstruksi jembatan perlu diupayakan

seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat mencapai

sasaran mutu jembatan yang direncanakan. Manajemen dan strategi pencapaian

mutu jembatan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya rekonstruksi yang

harus dilakukan apabila ada bagian yang tidak memenuhi stándar mutu yang

diharapkan.

Para pemerhati Jembatan Indonesia yang terdiri dari Kalangan Pemerintahan,

 Akademisi, Konsultan Perencana dan Pengawas, Kontraktor atau Pelaksana

Fabrikasi dan Supplier turut terlibat dan bertanggung jawab atas pembangunan

 jembatan yang efektif, efisien dan berdaya guna sesuai dengan tuntutan zaman dan

perkembangan teknologi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan manajemen dan strategi pencapaian mutu jembatan adalah untuk

dapat memberikan arahan dan pedoman terhadap pembangunan prasarana

transportasi yang berupa jembatan yang memenuhi stándar mutu dan berdaya guna

sehingga dapat menunjang strategi Pembangunan Wilayah di Pemerintah Daerah

Kabupaten maupun Propinsi.

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mendapatkan cara penanganan yang

efisien dan efektif dalam pencapaian mutu jembatan yang m emenuhi stándar.

C. PENGERTIAN JEMBATAN

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transportasi

melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan

adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian

 jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,

(10)

alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak

sebidang dan lain-lain.

Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan

komunikasi dan transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan

alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami

perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang

sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.

Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang

dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu

 jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.

Berikut beberapa jenis jembatan :

1.

Jembatan diatas sungai

2.

Jembatan diatas saluran irigasi/ drainase

3.

Jembatan diatas lembah

4.

Jembatan diatas jalan yang ada (fly over)

Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :

Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)

Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan,

berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang,

kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.

Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :

1.

Trotoir

2.

Sandaran dan tiang sandaran

3.

Peninggian trotoir (kerb)

4.

Konstruksi trotoir 

5.

Lantai kendaraan dan perkerasan

6.

Balok gelagar 

7.

Balok diafragma / ikatan melintang

8.

Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)

9.

Perletakan (tumpuan)

Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures)

Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas.

Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan

kemudian menyalurkan ke pondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi

disalurkan ke tanah.

Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi :

1.

Pangkal jembatan (abutment) dan pondasi

2.

Pilar jembatan (pier) dan pondasi

D. KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN

Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut

beberapa hal antara lain :

(11)

Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi

 jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.

Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.

Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.

1. Pemilihan Lokasi Jembatan

Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu

rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk dibangun di

atas jalur rintangan.

Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan

kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :

Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan

kebutuhan lahan yang besar sekali.

Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk

sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.

2. Bahan Konstruksi Jembatan

Ditinjau dari klasifikasi bangunan penyeberangan secara umum, bahan konstruksi

 jembatan dapat dikelompokkan seperti yang tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Bahan Konstruksi Jembatan

Bagian

Bahan

Jenis

Struktur atas

Beton

bertulang

Slab

Girder 

Beton

prategang

Girder 

Baja

Truss

Komposit

Girder 

Suspension

Struktur bawah

Beton

bertulang

 Abutment

Pier 

Fondasi

Beton

bertulang

Footplat

Sumuran

Tiang

pancang

Bore-pile

3. Pemilihan Konstruksi Atas Jembatan

Pemilihan konstruksi atas jembatan ditetapkan dengan mempertimbangkan

konstruksi yang kuat, aman, dan ekonomis. Hal yang perlu diperhatikan dalam

memilih jenis konstruksi atas antara lain :

(12)

2.

Biaya pelaksanaan murah

3.

Pengadaan bahan relatif mudah

4.

Biaya perawatan relatif rendah

5.

Cukup kuat dengan biaya relatif murah

6.

Bentang sungai

4. Pemilihan Konstruksi Bawah Jembatan

Pemilihan konstruksi bawah jembatan harus memperhatikan kondisi tanah setempat

dan pola aliran sungai. Konstruksi ditetapkan berdasarkan pertimbangan kekuatan,

biaya, serta kemudahan dalam pelaksanaan. Tahapan yang harus dilakukan dalam

perencanaan fondasi jembatan antara lain :

1.

Pemeriksaan rencana tahanan lateral ultimit geser maupun tahanan tekanan

pasif pada fondasi.

2.

Stabilitas terhadap geser dan guling.

3.

Kapasitas daya dukung ultimit.

(13)

Abutment dan Pier

(14)

LITERATURE

Terdapat beberapa literatur yang memuat ketentuan pembebanan dan aksi-aksi lain yang digunakan dalam perencanaan jembatan jalan raya termasuk jembatan pejalan kaki dan  bangunan sekunder yang terkait dengan jembatan. Anda dapat men-down load  literatur

sebagai berikut :

1. Standar Pembebanan Untuk Jembatan, RSNI T-02-2005, Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga, 2005

(15)

3. Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, RSNI T-03-2005, Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga, 2005

4. Standar Jembatan Bina Marga

5. Spspesifikasi pilar dan kepala jembatan sederhana bentang 5 m sampai 25 m dengan fondasi tiang pancang, SNI 2451-2008

6. Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan, SNI 3967-2008

Untuk lebih memahami tentang metode perencanaan dan konstruksi gelagar beton prategang  pracetak dengan metode segmental maupun jembatan box-girder, sebaiknya anda membaca  beberapa literatur sebagai berikut :

7. Anonim, Precast Segmental Box Girder Bridges with External Prestressing, Design and Construction

8. Anonim, Preliminary Design of Precat Prestressed Concrete Box Girder Bridges 9. Anonim, Extended Span Rauges of Precast Prestressed Concrete Girder , National Cooperative Highway Research Program (NCHRP), 2001

10. Anonim, Connection of Simple Span Precast Concrete Girder for Continuity, National Cooperative Highway Research Program (NCHRP), 2001

11. Schlaich and Scheef, Concrete Box-Girder Bridges, International Association for Bridge and Structural Engineering, 1982

Beberapa literatur yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan rigid pavement  (perkerasan beton semen) yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga, 2004, antara lain sebagai berikut :

12. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd.T-14-2003 13. Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton Semen),

14. Pelaksanaan Pelaksanaan Jalan Beton Semen, Pd.T-05-2004 B

Literatur tersebut dapat di- down load  dalam blog ini melalui tautan sebagai berikut :

PERATURAN DAN STANDAR JEMBATAN

 BMS 92 : Bridge Management System, 1992  BMS 93 : Lampiran A dan Penjelasan Bag 1 sd. 9

 BMS 93 : Panduan Pengawasan dan Pelaksanaan jembatan

 Guidelines for the Installation, Inspection, Maintenance and Repair of Structural Supports for Highway Signs, Luminaires and Traffic Signals, FHWA NHI 05-036, March 2005

 Modifikasi Jembatan Bailey dengan Cara Perkuatan Cable  Panduan Pengawasan dan Pelaksanaan Jembatan

 Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan – Persyaratan Tahan Gempa  Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan

 RSNI T-02-2005 : Standar Pembebanan Untuk Jembatan

 RSNI T-03-2005 : Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan  RSNI T-04-2005 : Perencanaan Struktur Beton Untuk J embatan

 Spesifikasi Bantalan Elastomer Tipe Polos dan Tipe Berlapis untuk Perletakan Jembatan

 Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana Bentang 5 m sampai 25 m dengan Fondasi Tiang Pancang

(16)

 Standar Jembatan Bina Marga

 Standar Pembebanan Untuk Jembatan Jalan Raya  Standar Perencanaan Gempa Untuk Jembatan  VSL-Indonesia

SLAB ON GRADE

 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen  Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton Semen)  Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen

REFERENCE

 FEMA : Federal Emergency Management Agency

 Precast Segmental Box Girder Bridges With External Prestr essing, Design and Construction

 Preliminary Design of Precat Prestressed Concrete Box Girder Bridges  Comprehensive Design Example for Prestressed Concrete (PSC) Girder

Superstructure Bridge, FHWA

 LRFD Design Example for Steel Superstructure Bridge, FHWA

 Extending Span Rougs of Precast Prestressed Concrete Girder, NHCRP  Connection of Simple Span Precast Concrete Girder for Continuity, NCHRP  Concrete Box-Girder Bridges, IABSE

BROSUR

 Tabel Konstruksi Baja

 Precast Wall-Sheet Pile Adhi Karya  Precast Slab Adhi Karya

 Precast Pile - 2 Adhi Karya  Precast Pile - 1 Adhi Karya  Precast Girder Wika

(17)

LITERATURE

 Buku Pedoman Perencanaan Struktur Baja (Structural Steel Designer's Handbook)

Model Struktur Cable Stayed Bridge dengan SAP2000

(18)

Cable Stayed Bridge

Jembatan Suramadu

(19)

Suspension Bridge

Rainbow Arc Bridge

Gambar

Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan
Tabel 1. Bahan Konstruksi Jembatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kriteria dasar perencanaan teknis dan peraturan gempa terbaru tersebut, maka perlu dilakukan analisis dan desain jembatan menggunakan tipe

Struktur bawah suatu jembatan adalah merupakan suatu pengelompokan bagian bagian jembatan yang menyangga jenis jenis beban yang sama dan.. menberikan jenis reaksi

direncanakan dengan mempertimbangkan penentuan lokasi, penentuan layout , penyelidikan lokasi jembatan yang akan dibangun, serta dasar-dasar perhitungan struktur

Pada kondisi awalnya jembatan ini didesain dengan menggunakan tipe struktur jembatan rangka baja, kemudian dalam tugas akhir ini dilakukan

Berdasarkan hasil analisis struktur yang dilakukan terhadap 4 konfigurasi tipe jembatan dasar, yaitu warren, pratt, howe, dan K-truss, diperoleh bahwa tipe K-truss

ALTERNATIF DESAIN STRUKTUR JEMBATAN MENGGUNAKAN BAJA TIPE BOWSTRING TRUSS PADA JEMBATAN NIOGA KABUPATEN PUNCAKJAYA WAMENA SKRIPSI “Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk

JEMBATAN TIPE RANGKA BAJA Jembatan rangka batang merupakan jembatan yang dibangun dengan konfigurasi komponen struktur berbentuk segitiga yang dihubungkan pada titik pertemuan elemen

Jembatan Wae Mese akan direncanakan menggunakan tipe Through Arch sebagai alternatif lain bagi konstruksi jembatan rangka baja yang sudah ada dan dari segi arsitektural jembatan tipe