BAB 6. JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK - T
BAB 6. JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK - T
SUB POKOK BAHASAN :SUB POKOK BAHASAN : 6.1. Pendahuluan
6.1. Pendahuluan
6.2. Bagian – bagian jembatan balok t 6.2. Bagian – bagian jembatan balok t 6.3. Perencanaan Balok – T
6.3. Perencanaan Balok – T
6.4. Aplikasi dan perhitungan jembatan beton 6.4. Aplikasi dan perhitungan jembatan beton
1. Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Tujuan Pembelajaran Umum :
Mampu mengenal Jenisjenis jembatan dan mengidentifikasi bagianbagian struktur dari masing Mampu mengenal Jenisjenis jembatan dan mengidentifikasi bagianbagian struktur dari masing -masing Jenis Jembatan serta dapat merencanakan dan menghitung Bangunan Atas Struktur jembatan, masing Jenis Jembatan serta dapat merencanakan dan menghitung Bangunan Atas Struktur jembatan, Bangunan Bawah jembatan sesuai dengan kondisi stuktur tanah yang ada.
Bangunan Bawah jembatan sesuai dengan kondisi stuktur tanah yang ada.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus : 2. Tujuan Pembelajaran Khusus :
a.
a. Mampu Mampu menjelaskan bentuk dan menjelaskan bentuk dan kriteria perencanaan jkriteria perencanaan jembatan betonembatan beton b.
b. Mampu Mampu melakukan analisa jembatan balok – melakukan analisa jembatan balok – T (jembatan T (jembatan beton)beton)
6.1. Pendahuluan 6.1. Pendahuluan
Jembatan beton adalah bangunan jembatan yang strukturnya menggunakan material beton bertulang Jembatan beton adalah bangunan jembatan yang strukturnya menggunakan material beton bertulang khususnya pada bangunan atas (upper structure). Dalam hal ini mutu beton menjadi suatu hal yang khususnya pada bangunan atas (upper structure). Dalam hal ini mutu beton menjadi suatu hal yang sangat penting. Mutu beton dipengaruhi oleh:
sangat penting. Mutu beton dipengaruhi oleh:
ðü
ðü
M
Mu
u
tt
u
u
m
ma
e
e
r r
a
tt
ii
a
a
ll
::
p
p
a
a
s
s
ii
r r
,,
b
b
a
a
tt
u
u
p
p
e
e
c
c
a
a
h
h
,,
s
s
em
eme
e
n,
n,
a
a
ii
r r
..
ðü
ðü
M
Mu
u
tt
u
u
a
a
ll
a
a
tt
::
p
e
n
c
p
e
n
c
am
ampu
,,
pu
r r
p
e
n
g
a
p
e
n
g
a
n
n
g
g
k
k
u
u
tt
,,
p
e
p
e
m
ma
..
a
a
d
d
ta
t
ðü
ðü
M
Mu
u
tt
u
u
p
p
e
e
r r
e
e
n
n
c
c
a
n
a
a
n
a
n
a
a
n
c
c
a
m
a
mp
a
n
n
r
a
p
r
u
u
((
m
mii
x
x
d
d
e
e
s
s
ii
g
g
n
n
))
..
ðü
ðü
M
Mu
u
tt
u
u
f f
o
o
r r
mwor
mwor
..
k
k
ðü
ðü
M
Mu
u
tt
u
u
p
p
r r
o
o
s
s
e
e
s
s
p
e
n
g
e
p
e
n
g
e
c
c
o
o
r r
a
a
n
n
..
ðü
ðü
M
Mu
u
tt
u
u
pe
pe
m
me
e
ll
ii
h
h
a
a
r r
a
a
n
.a
a
n
.
J J em embbttaa a ann s s tt r r u ukk tt u u r r a a tt a a s s b b e e tt o o n n y y a ng a ng d d ii m maaannuuddkkssakk d d ii s s ii n nii a d ala d al pada pada k k e e s s e e ll u u r r u han u han a a tt a upun a upun s s e bagie bagi a a n n e ell em emettssenn r r u u k k tt u ur r p p e e m mbuukkeebnntt n nyy a a .. E Ell em ementtssen s s tt r r u ukk tt u u r r b b e e tt o o n n b b ii a a s s a ann y y a a dapaapatdt b beer r u p a u p a g g e ell a aggaa r r b b e ett o onn iiv v o o ii d d e e d d s s ll a a b b (( p p e e ll a a tt b b e e rr o o n n g g g g a a )) .. P Paa d d a a d d ii b b u u a a tt tt e e rr p p ii s s a a h h p p a a d d a a s s a a a a tt p p e e m mttaauubb a a n n n n y y a a ii n n tt e e g g rr a a ll a a g g a a rr tt e e rr j j a a d d ii k k o o m miissoopp ii n n tt e e g g rr a a ll d d a a rr ii p p e e m mttaauubb a a n n a a w wllaa n n y y a a
6.2. Bagian – bagian jembatan Balok T 6.2. Bagian – bagian jembatan Balok T
Jembatan beton juga merupakan suatu bangunan struktural yang digunakan untuk Jembatan beton juga merupakan suatu bangunan struktural yang digunakan untuk melewatkan orang atau kendaraan di atas dua daerah/ kawasan atau ruang yang terpisah melewatkan orang atau kendaraan di atas dua daerah/ kawasan atau ruang yang terpisah oleh sungai, lembah, jurang, jalan atau hambatan fisik lainnya. Secara umum struktur oleh sungai, lembah, jurang, jalan atau hambatan fisik lainnya. Secara umum struktur jembatan terbagi atas dua bagian :
jembatan terbagi atas dua bagian :
l. struktur atas jembatan (superstructure) l. struktur atas jembatan (superstructure) 2. struktur bawah jembatan (substructure) 2. struktur bawah jembatan (substructure) 3. Fondasi
3. Fondasi Adapun
Adapun yang yang dirnaksud dirnaksud dengan dengan struktur struktur atas atas jembatan jembatan adalah adalah semua semua komponenkomponen yang berada di atas perletakan jembatan. Fungsi dari struktur atas adalah sebagai elemen yang berada di atas perletakan jembatan. Fungsi dari struktur atas adalah sebagai elemen horizontal yang menahan beban-beban di atas lantai kendaraan untuk ditransferkan elemen horizontal yang menahan beban-beban di atas lantai kendaraan untuk ditransferkan elemen struktur bawah atau ke perletakan.
Sturktur atas jembatan terdiri dari ko
Sturktur atas jembatan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :mponen-komponen sebagai berikut : 1. Permukaan atas jembatan( wearing surface).
1. Permukaan atas jembatan( wearing surface).
Porsi dari potongan penampang pelat lantai jembatan yang menahan lalu-lintas kendaraan Porsi dari potongan penampang pelat lantai jembatan yang menahan lalu-lintas kendaraan secara langsung. Biasanya bagian ini terbagi menjadi beberapa lapisan yang terbuat dari secara langsung. Biasanya bagian ini terbagi menjadi beberapa lapisan yang terbuat dari bahan bituminuous.
bahan bituminuous.
2. Pelat lantai jembatan 2. Pelat lantai jembatan Pelat lantai jembatan adalah
Pelat lantai jembatan adalah komponen strukturjembatan yang menahan langsung lalu lintaskomponen strukturjembatan yang menahan langsung lalu lintas kendaraan di atas jembatan. Fungsi u
kendaraan di atas jembatan. Fungsi utama struktur pelat lantai adalah mendistribusikantama struktur pelat lantai adalah mendistribusikan beban-beban sepanjang jembatan secara longitudinal atau mendistribusikan beban secara beban-beban sepanjang jembatan secara longitudinal atau mendistribusikan beban secara tranversal.
tranversal.
3. Member Primer 3. Member Primer
Member primer fungsinya mendistribusikan beban secara longitudinal (searah lalu lintas) dan Member primer fungsinya mendistribusikan beban secara longitudinal (searah lalu lintas) dan secara prinsif biasanya direncanakan untuk menahan lenturan. Member utama tipe balok secara prinsif biasanya direncanakan untuk menahan lenturan. Member utama tipe balok seperti beton I-girder, T-girder, box-girder atau lainnya.
seperti beton I-girder, T-girder, box-girder atau lainnya.
4. Member Sekunder 4. Member Sekunder
Member sekunder adalah pengaku diafragma atau ikatan antara member primer yang Member sekunder adalah pengaku diafragma atau ikatan antara member primer yang direncanakanu ntuk menahand eformasi struktur atas dalam potongan arah melintang dan direncanakanu ntuk menahand eformasi struktur atas dalam potongan arah melintang dan membantu mendistribusikan sebagian beban vertikal di an
6.3. Perencanaan Balok - T Dal a m s i s t e m p e l a t l a n t a i s e r i n g k a l d a p a t b e k e r j a s e b a g a i s a y a p d a r i b a l o k ' T' d i a s u msi k a n melany u r k a n b e b a n s a t u a r a h y a i t Pa d a t a mpka t e r d e f l e k s i d a l a mag mbr a 4 . 9 , b a l ( p o t o n g a n A-A) d a n n e g a t i f moidmen a t a s
Pada daerah perletakan balok T pada umumnya dihar eadaner ak ,igesr e pk ola b iaga besnak uk alr pe t e k a n b e t o n a k i b a t moagenmen t i f b e r b e n t u k p e r b e n t a n g b a l o k T d a p a t d i p e r l a k u k a n d e n g a n d u a k e muik ng n a n , d a p a t ( b a l o k p e r s e g i ) a t a u b a l o k T s e b e n a r n y a . Unt u k metnen u k a n b a l o k T s e mua t a u s e b e n a r n y a p e r l u d i g u n a k t e k a n b e t o n ,kolb iggnit wlaa muisasa dnagne t e k a n b e t o n mmeto o n g f l e n s .
6.3. Aplikasi dan Perhitungan Balok - T
Data Perencanaan :
Bentang jembatan = 10 m
Muatan = Kelas I
Lebar jembatan = Lebar jalan = 8 m Lebar trotoar = 1 m
Beban lalu lintas = Peraturan Muatan no. 12 /1970 Bina Marga Lantai kendaraan = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39 (fy= 400 Mpa) Balok melintang = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39,(fy= 400 Mpa) Balok memanjang = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39, (fy= 400 Mpa)
Begel = U24
Mutu baja profil = B37
Ukuran Balok induk = 40 x 120 cm Jarak balok melintang = 3 m
BJ aspal = 2 t/m3 BJ beton = 2,4 t/m3 Tebal slab beton = 20 cm Tebal perkerasan jalan= 5 cm Beban roda = 10 ton
Harga pipa baja = Rp 12.000,00 /kg Harga besi beton = Rp 17.000,00 /kg Harga beton segar = Rp 600.000,00 /m3 Harga aspal = Rp 1.000.000,00 /ton
Harga
begesting
danschaffolding
= Rp 6.000.000,00 /m3Diminta:
1. Merencanakan jembatan jembatan dengan gambar denah, potongan dan penjelasan lengkap.
1.
Perencanaan Struktur Atas
1.1. Perencanaan L antai K endaraan
40 40 40 40 40 40 160 160 160 160 160 100 800 100 40 16 50 20 20 20 40 100 20 40 40
Gambar 1. Sistem lantai kendaraan
a. Pembebanan
Berat jenis air : 1 t/m3 Berat jenis aspal : 2 t/m3 Berat jenis beton : 2,4 t/m3
1) Beban Mati ( Dead Load )
- Berat air hujan ( 3cm ) = 0,03 . 1 . 1 = 0,03 t/m - Berat Aspal ( tebal 10 cm ) = 0,1 . 1 . 2 = 0,20 t/m - Berat slab beton (tebal 20cm ) = 0, 2 . 1 . 2,4 = 0,48 t/m
qdl1 = 0,71 t/m
Berat trotoar dan sandaran :
- Berat air hujan ( 3cm ) = 0,03 . 1 . 1 = 0,0300 t/m
- Berat sendiri plat beton = 0,2 . 1 . 2,4 – 0,1 . 0,6 . 2,4 = 0,3360 t/m - Berat tegel dan spesi (5cm) = 0,05 . 1 . 2,2 = 0,1100 t/m - Berat tiang sandaran dan besi = 0,12 . 0,16 . 2,4 + 0,0517 = 0,0978 t/m qdl2 = 0,5738 t/m
Menurut SK Menteri PU No. 378/KPTS/1987 tentang Pedoman Perencanaan Jembatan Jalan Raya pasal 4.1 maka beban lantai kendaraan adalah sebagai berikut:
qdl = qdl1 + 1/L. 2qdl2
= 0,71 + 1/8 . (2 . 0,5738) = 0,8535 t/m
2) Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup yang diperhitungkan pada lantai kendaraan adalah beban T (PPPJJR pasal 1.2.3. halaman 5). Beban T adalah beban yang merupakan kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar 10 ton. Penyebaran gaya akan menurut sudut 45o sebagai berikut:
1 0 2 0 5 0 9 0 c m 1 0 1 0 4 5 4 5 6 0 c m
Gambar 2. Penyebaran pembebanan roda
518 , 18 6 , 0 9 , 0 10
=
=
=
x
luas
gaya
P
t/m2 ql = 18,518 . 1 = 18,518 t/mb. Analisa Mekanika Lantai K endaraan
Pelat lantai merupakan plat menerus satu arah dengan koefisien momen sebagai berikut (pasal 13.2 halaman 120) 5 / 8 5 / 8 5 / 8 3 / 4 3 / 4 - 2 / 3 - 2 / 3 - 2 / 3 - 2 / 3 - 1 / 3 - 1 / 3
Gambar 3. Koefisien distribusi momen lantai kendaraan
Mo adalah momen yang timbul dengan anggapan perletakan sendi rol, besarnya Mo dicari sebagai berikut: 1) Beban Mati qdl = 0,8535 t/m Mdl = 1/8 . qdl . lx2 = 1/8 . 0,8535 . 1,62 = 0,2731 tm 2) Beban Hidup
Ditinjau dari kondisi pembebanan yang mungkin terjadi, selanjutnya dipilih momen maksimum dari kondisi pembebanan tersebut
a. Kondisi saat 1 roda berada pada plat
A
0 , 3 5 0 ,3 5 0 ,9
B
Gambar 4. Kondisi saat 1 roda berada pada plat R A. 1,6 = (q . 0,9)(0,5 . 0,9 + 0,35 )
R A. 1,6 = (18,518 . 0,9) (0,8)
M1 M2 M3 M4 M5 M6
R A = 8,333 ton
Mmax = R A . 0,8 – (q . 0,45) (0,5 . 0,45)
= 8,333 . 0,8 – (18,353 . 0,45) (0,225) = 4,8082 tm
b. Kondisi saat 2 roda berada pada plat
B
0 ,7 6 0 ,4 2
0 , 4 2 A
Gambar 5. Kondisi saat 2 roda berada pada plat
R A. 1,6 = (q . 0,42)(0,5 . 0,42) + (q. 0,42) (0,5 . 0,42 +1,18) R A. 1,6 = (18,353 . 0,42)(0,5 . 0,42) + (18,353. 0,42) (1,39) R A = 7,7083 ton Mmax = R A . 0,8 – (q . 0,42) (0,5 . 0,42 + 0,38) = 7,7083 . 0,8 – (18,353 . 0,42) (0,59) = 1,6188 tm
Diambil Mll terbesar yaitu : 4,8082 tm Mo = 1,2 Mdl + 1,6 Mll
= 1,2 . 0,2718 + 1,6 . 4,8082 = 8,0193 tm
Sehingga berdasarkan koefisien momen maka diperoleh momen sebagi berikut:
§ Momen Tumpuan
M1 = M 6 = -1/3 . 8,0193 = - 2,6731 tm
M2= M3 = M4 = M5 = -2/3 . 8,0193 = - 5,3462 tm
M23= M34 = M45 = 5/8 . 8,0193 = 5,0121 tm
c. Penulangan Lantai K endaraan
Dipakai : f’c = 25 MPa ≤ 30MPa → β = 0,85
Mutu baja tulangan U39→ fy = 400 Mpa
b = 1000 mm d = 180 mm h = 400 mm d’ = 20 mm 0035 , 0 400 4 , 1 4 , 1 min
=
=
=
fy
ρ
ρb =fy
x
fy
c
f
+
600 600 ' . . 85 , 0β
1 =
+
400 600 600 400 25 85 , 0 85 , 0x
x
= 0,0271 0,0203 0,0271 x 0,75 75 , 0 max=
=
=
x
ρ
b
ρ
a. Tulangan Tumpuan Mu = 5,3462 tm = 5,3462. 107 Nmm Mn =Mu
7Nmm
7 10 . 6828 , 6 8 , 0 10 . 3462 , 5=
=
φ
Rn = 2 2 7 2 2,06259 / 180 . 1000 10 . 6828 , 6mm
N
bd
Mn
=
=
m = 18,823 25 . 85 , 0 400 ' 85 , 0f
c
=
=
fy
0054 , 0 400 06259 , 2 . 823 , 18 . 2 1 1 823 , 18 1 . . 2 1 1 1
=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ perlu < ρmax → tulangan tunggal, dipakai ρ = 0,0056 As = ρ perlu . b . d = 0,0054 . 1000 . 180 = 978,19 mm2 Jumlah tulangan (n) = 4,8676 16 25 , 0
π
2=
As
→ 5 buah Jarak tulangan = 5 1000=
n
b
= 200 mmDipakai tulangan pokok = D16 - 200→ As = 1005,3097 mm2 Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 1005,3097 = 201,0619 mm2 Jumlah tulangan (n) = 1,515 13 25 , 0
π
2=
As
→ 2 buah Jarak tulangan = 500 2 1000=
=
n
b
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 500→ As = 265,4646 mm2
b. Tulangan Lapangan Mu = 6,0145 tm = 6,0145. 107 Nmm Mn =
Mu
7Nmm
7 10 . 518 , 7 8 , 0 10 . 0145 , 6=
=
φ
7 10 . 518 , 7Mn
m = 18,8235 25 . 85 , 0 400 ' 85 , 0
f
c
=
=
fy
0062 , 0 400 32037 , 2 . 8235 , 18 . 2 1 1 8235 , 18 1 . . 2 1 1 1=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ perlu > ρmin→ \ dipakai ρ perlu = 0,0062
As = ρmin . b . d = 0,0062 . 1000 . 180 = 1116 mm2 Jumlah tulangan (n) = 5,553 16 25 , 0
π
2=
As
→ 6 buah Jarak tulangan = 6 1000=
n
b
= 166,67→150Dipakai tulangan pokok = D16 - 150→ As = 1205,76 mm2
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90: As = 20% . 1205,76 = 241,152 mm2 Jumlah tulangan (n) = 1,818 13 25 , 0
π
2=
As
→ 3 buah Jarak tulangan = 333,33 300 3 1000→
=
=
n
b
Ø16-150 Ø16-150 Ø 1 3 - 3 0 0 Ø 1 3 - 3 0 0 10m 8m
Gambar 6. Sketsa penulangan lantai kendaraan
d. Plat K antilever
1) Pembebanan§ Beban Mati (Dead Load)
Beban Trotoar
- Berat plat = 0,2 . 1 . 2,4 – 0,1 . 0,6 . 2,4 = 0,336 t/m
- Berat tegel dan spesi = 0,05 . 1 . 2 = 0,100 t/m
qdl = 0,436 t/m
§ Beban Hidup
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.a. halaman 10 disyaratkan bahwa konstruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2
qll = 500 . 1
= 500kg/m = 0,5 t/m
qu = 1,2 qdl + 1,6 qll
= 1,2 . 0,436 + 1,6 . 0,5 = 1,3232 t/m
Beban Terpusat:
berat tiang sandaran dan besi = 0,1 . 0,16 . 2,4 . 1 + 0,051 7 . 2 = 0,1418 t
2) Penulangan
1,08
q = 1,3232 t/m P = 0,1418 t
Gambar 7. Sketsa plat kantilever
Dipakai : f’c = 25 MPa > 30MPa→ β = 0,85
Mutu baja tulangan U39→ fy = 400 Mpa
b = 1000 mm d = 180 mm h = 400 mm d’ = 20 mm 0035 , 0 400 4 , 1 4 , 1 min
=
=
=
fy
ρ
0,0271 400 600 600 400 25 85 , 0 85 , 0 600 600 ' 85 , 0=
+
=
+
=
x
x
fy
fy
c
xf
x
b
β
ρ
0,0203 0,0271 x 0,75 75 , 0 max=
=
=
x
ρ
b
ρ
Mu = ½ . qu . L2 + P . L = ½ . 1,3232 . 1,082 + 0,1418 . 1,08 = 0,9248 tm = 0,9248 . 107 NmmMn =
Mu
7Nmm
7 10 . 156 , 1 8 , 0 10 . 9248 , 0=
=
φ
Rn = 2 2 7 2 0,35679 / 180 . 1000 10 . 156 , 1mm
N
bd
Mn
=
=
m = 18,824 25 . 85 , 0 400 ' 85 , 0f
c
=
=
fy
00089 , 0 400 35679 , 0 . 824 , 18 . 2 1 1 824 , 18 1 . . 2 1 1 1=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ perlu < ρmin→ tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035
As = ρmin . b . d = 0,0035. 1000 . 180 = 630 mm2 Jumlah tulangan (n) = 3,1349 16 25 , 0
π
2=
As
→ 4 buah Jarak tulangan =mm
n
b
250 4 1000=
=
Dipakai tulangan pokok = D16 - 250→ As = 804,2477 mm2
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90: As = 20% . 804,2477 = 160,84954 mm2 Jumlah tulangan (n) = 1,2118 13 25 , 0
π
2=
As
→ 4 buah Jarak tulangan = 250 4 1000=
=
n
b
2. Desain Trotoar
10 10 20 20 60 20 5Gambar 8. Sketsa trotoar
a. Pembebanan Trotoar
1. Beban Mati
a. Berat sendiri = 0,10 x 1 x 2,4 = 0,24 t/m b. Berat spesi = 0,05 x 1 x 2,0 = 0,10 t/m c. Berat air hujan = 0,03 x 1 x 1,0 = 0,03 t/m qDL = 0,37 t/m
2. Beban hidup
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.a. halaman 10 disyaratkan bahwa konstruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2
qll = 500 . 1 = 500 kg/m = 0,50 t/m qu = 1,2 qdl + 1,6 qll
= 1,2 . 0,37 + 1,6 . 0,5 = 1,244 t/m
Menurut PBI pasal 13.1.3.a halaman 192, Bentang teoritis(lt) = 1 - 0,4 + 0,05
= 0,65 m Mu lapangan Mu = 1/8 quLt2 = 1/8.1,244.0,652 = 0,0656988 tm = 65,6988.104 Nmm Mu tumpuan
Mu = 1/3 Mu lapangan...
PBI pasal 13.1.3.a halaman 192
= 1/3. 65,6988.104 Nmm
= 21,8996.104 Nmm
b.Penulangan Trotoar
f’c = 25 MPa... ...
β
1 = 0,85 untuk f’c < 30 Mpafy = 390 MPa h = 100 mm d = 80 mm b = 1000 mm d’ = 20 mm ρmin =
fy
4 , 1 = 400 4 , 1 = 0,0035 ρb =fy
x
fy
c
f
+
600 600 ' . . 85 , 0β
1 =
+
400 600 600 400 25 85 , 0 85 , 0x
x
= 0,0271 ρmax = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0271 = 0,0203a. Tulangan L apangan
Tulangan utama Mu = 65,6988.104 Nmm Mn =φ
Mu
= 8 , 0 10 . 6988 , 65 4 = 82,1235.104 NmmRn = 2 .
d
Mn
= 2 4 80 . 1000 10 . 1235 , 82 = 0,128 N/mm2 m =c
f
fy
' 85 , 0 = 0,85.25 400 = 18,823 ρ =
−
−
fy
Rn
m
m
. . 2 1 1 1 =
−
−
400 128 , 0 . 353 , 18 . 2 1 1 353 , 18 1 = 0,00032ρ perlu < ρmin→ tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035
As = ρmin . b . d = 0,0035 . 1000 . 80 = 280 mm2 Jumlah tulangan (n) = 2,11 13 25 , 0
π
2=
As
→ 3 buah Jarak tulangan = 333,333 300 3 1000≈
=
=
n
b
Dipakai tulangan pokok =
ø
13 - 300 → As = 398,197 mm2Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 398,197 = 79,639 mm2 Jumlah tulangan (n) = 0,6 13 25 , 0
π
2=
As
→ 2 buah Jarak tulangan = 500 2 1000=
=
n
b
Dipakai tulangan pembagi =
ø
13 – 500→ As = 265,465 mm2b. Tulangan Tumpuan
Tulangan utama Mu = 21,8996.104 Nmm Mn =φ
Mu
= 8 , 0 10 . 8996 , 21 4 = 27,3745.104 NmmRn = 2 .d
Mn
= 2 4 80 . 1000 10 . 3745 , 27 = 0,0428 N/mm2 m =c
f
fy
' 85 , 0 = 0,85.25 400 = 18,8235 ρ =
−
−
fy
Rn
m
m
. . 2 1 1 1 =
−
−
400 0428 , 0 . 8235 , 18 . 2 1 1 8235 , 18 1 = 0,00011ρ perlu < ρmin→ tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035
As = ρmin . b . d = 0,0035 . 1000 . 80 = 280 mm2 Jumlah tulangan (n) = 2,11 13 25 , 0
π
2=
As
→ 3 buah Jarak tulangan = 333,333 300 3 1000≈
=
=
n
b
Dipakai tulangan pokok =
ø
13 - 300 → As = 398,197 mm2Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 398,197 = 79,639 mm2 Jumlah tulangan (n) = 0,6 13 25 , 0
π
2=
As
→ 2 buah Jarak tulangan = 500 2 1000=
=
n
b
Dipakai tulangan pembagi =
ø
13 – 500→ As = 265,465 mm23. Perencanaan Kerb
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.b halaman 10 disyaratkan kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk dapat menahan satu beban horisontal ke arah melintang jembatan sebesar 500 kg yan bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan pada
20
500 kg
20 60
20
Gambar 9. Perencanaan Kerb dan pembebanan Mu = 500 . h
= 500 . 0,2
= 100 kgm = 106 Nmm
a. Penulangan K erb
Dipakai : f’c = 25 Mpa < 30MPa→ β = 0,85
Mutu baja tulangan U39→ fy = 390 Mpa
b = 200 mm d = 180 mm h = 200 mm d’ = 20 mm 0035 , 0 400 4 , 1 4 , 1 min
=
=
=
fy
ρ
ρb =
+
fy
fy
cx
f
600 600 1 ' 85 , 0β
=
+
400 600 600 400 85 , 0 25 85 , 0x
x
= 0,0271 ρmax = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0271 = 0,0203 Mu = 106 NmmMn =
Mu
6Nmm
6 10 . 25 , 1 8 , 0 10=
=
φ
Rn = 2 2 4 2 0,193 / 80 .1 200 10 . 25 , 1mm
N
bd
Mn
=
=
m = 18,83 25 . 85 , 0 400 ' 85 , 0f
c
=
=
fy
00048 , 0 400 193 , 0 . 823 , 18 . 2 1 1 823 , 18 1 . . 2 1 1 1=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ perlu < ρmin→ tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035
As = ρmin . b . d = 0,0035 . 200 . 180 = 126 mm2 Jumlah tulangan (n) = 0,949 13 25 , 0
π
2=
As
→ 2 buah Jarak tulangan = 100 2 200=
=
n
b
4. Desain Tiang Sandaran
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.c halaman 10 disyaratkan bahwa tiang sandaran pada tepi trotoir diperhitungkan untuk dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas trotoir
Dimensi 12/16 160 120 20 20 50 40 10 16 100 kg/m
Gambar 10. Rencana tiang sandaran
Gaya horisontal (H) sebesar 100kg bekerja sepanjang 2 meter (jarak antar tiang sandaran) dengan ketinggian (L) 0,9 m di atas lantai trotoar.
Dari tabel profil Konstruksi Baja susunan Ir. Morisco halaman 46 dan 48 didapat: - Tegangan yang diijinkan = 1400 kg/m2
- Diameter = 60,5 mm
- Section Modulus (Wx) = 5,9 cm3 - Weight (q) = 3,3 kg/m q total = 3,3 + 100
= 103,3 kg/m
M pipa sandaran = 1/8 . q total . l2 = 1/8 . 103,3 . 22
= 51,65 kgm = 5165 kgcm Tegangan yang terjadi:
Fy = 875,424 / 2 9 , 5 5165 max
cm
kg
Wx
M
=
=
< 1400 kg/cm2a. Penghitungan momen pada tiang sandaran
Momen yang ditahan tiang sandaran se besar :
Mu = 1/2 . q. L2 =1/2 . 100 . 0,92 = 40,5 kgm = 40,5.104 Nmm Mn =
Mu
4Nmm
4 10 . 625 , 50 8 , 0 10 . 5 , 40=
=
φ
b. Penghitungan tulangan tarik tiang sandaran
Dipakai : f’c = 25 MPa < 30MPa→ β = 0,85
Mutu baja tulangan U24 → fy = 240 Mpa
b = 120 mm d = 140 mm h = 160 mm d’ = 20 mm
120
160
Gambar 11. Rencana dimensi tiang sandaran d = h – d’ = 160 – 20 = 140 mm 00583 , 0 240 4 , 1 4 , 1 min
=
=
=
fy
ρ
240 600 600 240 25 85 , 0 85 , 0 600 600 ' 85 , 0=
+
=
+
=
x
x
fy
fy
c
xf
x
b
β
ρ
0,041 0,054 x 0,75 75 , 0 max
=
=
=
x
ρ
b
ρ
Mn = 50,625.104 Nmm Rn = 2 2 4 2 0,2152 / 40 .1 120 10 . 625 , 50mm
N
bd
Mn
=
=
m = 11,29 25 . 85 , 0 240 ' 85 , 0f
c
=
=
fy
0009 , 0 240 2152 , 0 . 29 , 11 . 2 1 1 29 , 11 1 . . 2 1 1 1=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ perlu < ρmin→ tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,00583
As = ρmin . b . d = 0,00583 . 120 . 140 = 97,944 mm2 Jumlah tulangan (n) = 0,738 13 . . 25 , 0 944 , 97 13 . . 25 , 0
π
2=
π
2=
As
→ 2 buah Jarak tulangan = 60 2 120=
=
n
b
, dipakai s = 50mm Dipakai tulangan pokok =ø
13 - 50 → As = 265,465 mm2c. Penghitungan tulangan geser tiang sandaran
Gaya lintang nominal: Vll = 2 x H
= 2 x 100
= 200 kg = 2000 N Gaya lintang rencana:
Vu = 1,6 x Vll = 1,6 x 2000
= 3200 N Vn =
φ
Vu
= 6 , 0 3200 = 5333,3 N Vc = 1/6 .f
' . b . dc
= 1/6 . 25 . 120 . 140 = 14000 N Vn < Vc3200 < 14000 → Aman, sehingga tidak diperlukan tulangan geser.
Meski dalam hitungan tidak diperlukan tulangan, namun untuk kemudahan pelaksanaan diberi tulangan ulir
∅
8 – 200 mm. A A 1 0 0 k g / m T u l a n g a n g e s e r Ø 8 - 2 0 0 T u l a n g a n t a r ik 2 Ø 1 3 P o t o n g a n A - AGambar 12. Sketsa penulangan tiang sandaran
Checking jarak antar tulangan:
120 – (2 x 20) – (2 x 13) – (2 x 13)
≥
25...PBI 1971
28 mm
≥
25 mm → AmanS maks = ½ . d = ½ . 140 = 70 mm Av = 0,095 2 140 . 240 3200 .
d
mm
fy
Vu
=
=
Vs =s
d
fy
Av
. . = 70 140 . 240 . 095 , 0 = 45,6 NVu > ½
øVc
→ 3200 < 4200 → Aman, sehingga tidak diperlukan tulangan geser Meskidalam hitungan tidak diperlukan tulangan bagi, namun untuk kemudahan pelaksanaan diberi tulangan ulir
ø
8 – 70mm.Ø 6 0 . 5
Ø 8 - 2 0 0
d.
Perencanaan Gelagar Utama
Analisa Pembebanan
1) Beban Mati ( Dead Load )
Akibat beban sendiri Girder = 0,4 . 1,2. 2,4 = 1,152 t/m Akibat beban mati tambahan
- Berat air hujan (3cm) = 0,03 . 1,60 . 1,0 = 0,0480 t/m - Berat aspal (5cm) = 0,5 . 1,60 . 2,2 = 0,176 t/m - Berat slab beton (20cm) = 0,02 . 1,60 . 2,4 = 0,0768 t/m - Berat trotoar dan tiang sandaran = 0,5720 t/m qdl = 2,0248 t/m
P akibat balok anak (terletak per 4 m bentang , dimensi balok 30/40) Pdl = 0,3 . 0,4 . 1,6 . 2,4 = 0,4608 ton
2) Beban Hidup ( L ive L oad )
Menurut PPPJJR pasal 1.2.2.4.a halaman 6 untuk perhitungan kekuatan gelagar-gelagar harus digunakan beban “ D “. Beban D adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang per jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
Untuk memperhitungkan pengaruh getaran-getaran dan pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis P harus dikalikan dengan koefisien kejut. Sedangkan beban merata q tidak dikalikan dengan koefisien kejut.
Besarnya koefisien kejut ditentukan sesuai dengan PPPJJR pasal 1.3. hal 10: Faktor kejut (K) =
L
+
+
50 20 1 = 10 50 20 1+
+
Beban hidup per gelagar: qll = 2,2 t/m untuk L < 30 m qll = .1,6.1,333 75 , 2 2 , 2 =1,706 t/m Pll = .1,6.1,333 75 , 2 12 = 9,307 t
e. Analisa Mekanika
1) Akibat Beban Mati
PdI=0,461 t PdI=0,461t PdI=0,461t qdI=2,025t/m
10 m
PdI=0,461t PdI=0,461t
Gambar 14. Pembebanan akibat beban mati gelagar utama
2) Akibat Beban Hidup
10 m PII=9,307t
qII=1,706 t/m
3) Akibat Beban Mati & Hidup
PdI=0,461 t PdI=0,0,461t PdI=0,461t PdI=0,461t PdI=0,461t qdI=2,025 t/m
PII=9,307t
qII=1,706 t/m 10 m
Gambar 16. Pembebanan akibat beban hidup dan beban mati gelagar utama
c. Penentuan L etak Beban Hidup Bergerak
•
Alternatif 1 5 , 1 10 3 5=
=
x
RA
ton 3m 5m 5 t 10t 10t 3 m 4 m 3 m 10 mA
B
Mt Mc+
5 , 4 3 5 , 1
=
=
x
Mt
tm 5 , 10 7 5 , 1=
=
x
Mc
tm•
Alternatif 2 3m 5m 5 t 10t 10t 5 m 3 m 2m 10 mA
B
Mt Mc 9 10 5 10 8 5=
+
=
x
x
RA
ton 16 10 10 10 5 10 2 5=
+
+
=
x
x
x
RB
ton 18 2 9=
=
x Mt tm 30 3 5 5 9−
=
=
x x Mc tm•
Alternatif 3 3m 5m 5t 10t 10t 1 m 5 m 3 m 10 mA
B
1 m Mc Mt Md 5 , 11 10 1 10 6 10 9 5=
+
+
=
x
x
x
RA
ton 5 , 13 10 9 10 4 10 1 5=
+
+
=
x
x
x
RB
ton 5 , 11 1 5 , 11=
=
x
Mc
tm 31 3 5 4 5 , 11−
=
=
x
x
Mt
tm 5 , 13 1 5 , 13=
=
x
Md
tm•
Alternatif 4 3m 5m 5t 10t 10t 2 m 5 m 10 mA
B
3 m Mc Mt 14 10 2 10 7 10 10 5=
+
+
=
x
x
x
RA
ton 3 10 8 10=
+
=
x
x
27 3 5 3 14
−
=
=
x
x
Mc
tm 22 2 11=
=
x
Mt
tmJadi diperoleh momen paling maksimum pada alternatif 3 sebesar 31 tm yaitu beban roda berada pada tengah-tengah bentang.
d. Penulangan Gelagar
Dipakai: f’c = 20 MPa > 30MPa→ β = 0,85
Mutu baja U39→ fy = 400 Mpa
b = 400 mm d = 1140 mm h = 1200 mm d’ = 60 mm 0035 , 0 400 4 , 1 4 , 1 min
=
=
=
fy
ρ
0,0271 400 600 600 400 25 85 , 0 85 , 0 600 600 ' 85 , 0=
+
=
+
=
x
x
fy
fy
c
xf
x
b
β
ρ
0,0203 0,0271 x 0,75 75 , 0 max=
=
=
x
ρ
b
ρ
b = 160 0 m m
hf = 200 mm
bw = 4 00 mm h = 1200 mm
Gambar 17. Penampang Balok T
e. Penulangan L apangan
Berdasarkan hasil perhitungan SAP didapatkan : Mu = 149,27 tm = 149,27. 107 Nmm Mn =
Mu
7Nmm
7 10 . 588 , 186 8 , 0 10 . 149,27=
=
φ
Mencari b : b ≤ ¼ . L = ¼ . 10 = 2,5 m = 2500 mm b ≤ bw + 16 . hf = 400 + 16 . 200 = 3600 mm b ≤ Ln = 1,6 m = 1600 mm diambil b terkecil → b = 1600 mmCheck apakah balok T asli / palsu:
Mn = 0,85 . f’c . a .b . (d – a/ 2)
Perhitungan memakai balok persegi b = 400 mm Rn = 2 2 7 2 2,871 / 0 4 1 .1 00 4 10 . 149,27
mm
N
bd
Mn
=
=
m = 18,824 25 . 85 , 0 400 ' 85 , 0f
c
=
=
fy
0077 , 0 400 871 , 2 . 824 , 18 . 2 1 1 824 , 18 1 . . 2 1 1 1=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ min < ρ perlu < ρmax → 0,0036 < 0,0077 < 0,021 → tulangan tunggal
As = ρ perlu . b . d = 0,0077. 400 . 1140 =3511,2 mm2 Jumlah tulangan (n) = 7,156 25 25 , 0
π
2=
As
→ 8 buah As ada = 8 . 0,25 .π
.252 = 3925 mm2 > As perlu Dipakai tulangan pokok = 8ø
25f. Penulangan Tumpuan
Mu = 1/3 . Mlapangan = 1/3 . 149,27. 107 Nmm = 49,757 . 107 Nmm Mn =Mu
7Nmm
7 10 . 1957 , 62 8 , 0 10 . 49,757=
=
φ
Rn = 2 2 7 2 1,196 / 0 4 1 .1 00 4 10 . 1957 , 62mm
N
bd
Mn
=
=
m = 400 18,824 ' 85 , 0f
c
=
=
fy
00307 , 0 400 196 , 1 . 824 , 18 . 2 1 1 824 , 18 1 . . 2 1 1 1
=
−
−
=
−
−
=
fy
Rn
m
m
perlu
ρ
ρ perlu < ρ min < ρmax → 0,00307 < 0,0036 < 0,021 → tulangan tunggal
As = ρ min . b . d = 0,0036 . 400 . 1140 = 1641,6 mm2 Jumlah tulangan (n) = 3,346 25 25 , 0
π
2=
As
→ 4 buah Jarak tulangan =mm
n
b
100 4 400=
=
Dipakai tulangan pokok = 4
ø
25→ As = 1962,5 mm2penulangan daerah lapangan penulangan daerah tumpuan
2Ø22 2Ø22 2Ø22 8 Ø25 2Ø22 2Ø22 4Ø22 8 Ø25 200 200 1200 400 400 1200
g. Penulangan Geser Gelagar
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan: Vu = 55,99 ton = 55,99. 104 N 5 m 1,34m Vu = 55,99t ØVc = 22,8t Vuk =44,4t ½ b + d = ½ .400 + 1140 = 1340 mm ) 1340 6500 ( 6500
=
−
Vuk
Vu
N
Vuk
444474,46 6500 5160 . 10 . 99 , 55 4=
=
ø
Vc =ø
. 1/6 .f
' . b .dc
=ø
.1/6 . 25 .400 . 1140 = 228.000 Nø
Vs perlu = Vuk -ø
Vc = 444474,46 – 228000 = 216474,46 NVs perlu =
Vs
perlu
360790,77N
6 , 0 216474,46=
=
φ
φ
½ø
Vc = 114000 N 3ø
Vc = 684000 Nø
Vc < Vuk < 3ø
Vc perlu tulangan geser Dipakai tulangan geser denganø
13 mmAv = 2 . ¼ .
π
.132 = 265,466 mm2 S =perlu
Vs
d
fy
Av
. . = 77 , 360790 1140 . 240 . 466 , 256 = 194,486 mm 190 mmUntuk tengah bentang Vu < ½
ø
Vc ( digunakan sengkang minimum)Av min =
fy
S
b
. 3 . 2.¼ .π
.132 = 240 . 3 . 400S
S = 477,836 S = 450 mm 2,0089 m Vu > ØVc Vu = 55,991t ØV c Vuk Vu <1/2 ØVc 5 m 2.9911 mØ13-450 Ø13-190
5 m