• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMAH SEPARUH BADAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMAH SEPARUH BADAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LEMAH SEPARUH BADAN

LEMAH SEPARUH BADAN

• ViewView •

• clicksclicks

Posted November 7th, 2008 by risandy Posted November 7th, 2008 by risandy

• KedokteranKedokteran

SKENARIO SKENARIO

Seorang gadis berumur 15 tahun menemui dokter keluarganya karena tiba-tiba Seorang gadis berumur 15 tahun menemui dokter keluarganya karena tiba-tiba merasakan lemah pada lengan dan tungkainya. Ia juga merasa nyeri pada kepala merasakan lemah pada lengan dan tungkainya. Ia juga merasa nyeri pada kepala  bagian belakang. Tidak ada riwayat cedera kepala, hanya diketahui bahwa

 bagian belakang. Tidak ada riwayat cedera kepala, hanya diketahui bahwa sebelumnya gadis remaja ini pernah ke dokter gigi karena sakit gigi.

sebelumnya gadis remaja ini pernah ke dokter gigi karena sakit gigi. KATA KUNCI

KATA KUNCI

? Perempuan 15 tahun ? Perempuan 15 tahun

? Tiba-tiba merasa lemah pada lengan dan tungkainya ? Tiba-tiba merasa lemah pada lengan dan tungkainya ? Nyeri pada kepala bagian belakang

? Nyeri pada kepala bagian belakang ? Tidak ada riwayat cedera kepala ? Tidak ada riwayat cedera kepala ? Ada riwayat sakit gigi

? Ada riwayat sakit gigi PERTANYAAN

PERTANYAAN

1. Jelaskan anatomi system yang terkait? 1. Jelaskan anatomi system yang terkait? 2. Jelaskan mekanisme lemah separuh badan! 2. Jelaskan mekanisme lemah separuh badan!

3. Bagaimana patomekanisme nyeri pada kepala bagian belakang? 3. Bagaimana patomekanisme nyeri pada kepala bagian belakang? 4. Bagaimana hubungan sakit gigi dengan keluhan

4. Bagaimana hubungan sakit gigi dengan keluhan yang dialami gadis tersebut?yang dialami gadis tersebut? 5. Bagaimana diferential diagnosis dari kasus tersebut?

5. Bagaimana diferential diagnosis dari kasus tersebut? 6. Bagaimana gejala klinis dari penyakit?

6. Bagaimana gejala klinis dari penyakit?

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan dalam kasusdigunakan dalam kasus hemiparesis?

hemiparesis?

8. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus tersebut? 8. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus tersebut? JAWABAN

JAWABAN

1. Anatomi sistem yang terkait 1. Anatomi sistem yang terkait

UPPER MOTOR NEURON (UMN) UPPER MOTOR NEURON (UMN)

Impuls motoris dari korteks motoris menuju ke LMN melalui: Impuls motoris dari korteks motoris menuju ke LMN melalui: ? Traktur pyramidalis (traktus kortiko-spinalis)

? Traktur pyramidalis (traktus kortiko-spinalis) ? Traktus ekstra-pyramidalis.

? Traktus ekstra-pyramidalis.

Kumpulan Sel-sel motoris korteks pre-sentralis (area4) dan neuraxia akson inilah Kumpulan Sel-sel motoris korteks pre-sentralis (area4) dan neuraxia akson inilah disebut traktus pyramidalis. Impuls motorik dan korteks cerebri disalurkan melalui disebut traktus pyramidalis. Impuls motorik dan korteks cerebri disalurkan melalui traktus pyramidalis ke LMN yang terdapat di batang otak dan medulla spinalis. traktus pyramidalis ke LMN yang terdapat di batang otak dan medulla spinalis. Traktus pyramidalis dalam perjalannya ke caudal melalui:

Traktus pyramidalis dalam perjalannya ke caudal melalui: • Capsula interna: 2/3 bagian depan crus posterior.

• Capsula interna: 2/3 bagian depan crus posterior.

• Diencephalon dan mesencephalon berkumpul bagian tengah dari pedunculus cerebri. • Diencephalon dan mesencephalon berkumpul bagian tengah dari pedunculus cerebri. • Pons melalui pusat dari pes pontis.

• Pons melalui pusat dari pes pontis. • Medulla oblongata berkumpul dalam

(2)
(3)

• Decussatio pyramid.

Pada batas antara medulla oblongata dan medulla spinalis, traktus pyramidalis mengadakan persilangan yang disebut Decussatio Pyramiden. Sebagian besar  menyilang garis tengah dan selanjutnya disebut traktus kortiko spinalis lateralis dan sebagian kecil tidak menyilang garis tengah dan tetap berjalan homolateral dan disebut traktus kortikos spinalis sentralis.

Medulla spinalis: Traktus kortikospinalis lateralis ke LMN tanpa menyilang garis tengah sedangkan traktus kortikospinalis ventralis ke LMN menyilang garis

tengah.Dalam batang otak traktus pyramidalis umumnya menyilang garis tengah ke sel motor neuron. Pada umumnya nuclei dari nervi cranialis mendapat impuls motorik   bilateral dari korteks cerebri, kecuali nervus VII dan nervus XII mendapat impuls

motorik secara kontralateral. Traktus pyramidalis berfungsi untuk mengatur gerak otot tangkas yakni pergerakan untuk suatu keterampilan.

Susunan ekstrapyramidal terdiri atas rangkaian neuron dan serabut saraf yang dalam keseluruhannya membentuk jalan saraf sirkuit, yang meliputi korteks, berbagai inti subkorteks dan kemudian kembali ke tingkat korteks.

Secara anatomis, susunan ekstrapyramidal terdiri atas:

• Corteks cerebri, di luar gyrus presentralis (area 4, 6, dan 8).

• Ganglia basalis: nucleus caudatus, putamen, globus pallidus, substansia nigra, corpus sub-thalamikum dan nucleus ventrolateralis, thalami.

• Nucleus ruber dan formation retikularis batang otak.

• Cerebellum berikut inti dan nucleus vestibularis lateralis batang otak.

Substansia retikularis/formation retikuler merupakan bagian dari susunan saraf pusat dan merupakan jalan saraf yang multi sinaps yang ascenderen dan descenderen. Di  batang otak substansia retikuler terdapat

 Nervus Trigeminus (N.V)

 Nervus Trigeminus merupakan nervus cranialis yang terbesar dan melayani arcus  branchialis pertama. Nervus ini mengandung serat-serat branchiomotorik dan aferen

somatik umum (yang terdiri atas komponen ekteroseptif dan komponen proprioseptif), dengan nuclei sebagai berikut:

a. Nucleus Motorius Nervi Trigemini

Dari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung ke arah ventrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius (fibrae

 pontocerebellares) dan pada akhirnya akan melayani m. Masticatores melalui rami motori nervi mandibularis dan m. Tensor Veli Palatini serta m. Mylohyoideus.  b. Nucleus Pontius, Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi Trigemini

Kedua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka dan daerah calvaria bagian ventral sampai vertex.

Di antara kedua nucleus di atas terdapat perbedaan fungsional yang penting: di dalam nucleus Pontius berakhir serat-serat aferan N. V yang relatif kasar, yang

mengantarkan impuls-impuls rasa raba, sedangkan nucleus spinalis N. V terdiri atas sel-sel neuron kecil dan menerima serat-serat N. V yang halus yang mengantarkan impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

Fisiologi Nervus Trigeminus

Fungsi nervus Trigeminus dapat dinilai melalui pemeriksaan rasa suhu, nyeri dan raba  pada daerah inervasi N. V (daerah muka dan bagian ventral calvaria), pemeriksaan

refleks kornea, dan pemeriksaan fungsi otot-otot pengunyah. Fungsi otot pengunyah dapat diperiksa, misalnya dengan menyuruh penderita menutup kedua rahangnya

(4)
(5)

dengan rapat, sehingga gigi-gigi pada rahang bawah menekan pada gigi-gigi rahang atas, sementara m. Masseter dan m. Temporalis dapat dipalpasi dengan mudah. Pada kerusakan unilateral neuron motor atas, mm. Masticatores tidak mengelami gangguan fungsi, oleh karena nucleus motorius N. V menerima fibrae

corticonucleares dari kedua belah cortex cerebri.

Sebagai tambahan terhadap fungsi cutaneus, cabang maxillaris dan mandibularis

 penting pada kedokteran gigi. Nervus maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum, dan gingiva. Cabang mandibularis memberikan persarafan

sensorik ke gigi mandibularis, lidah, dan gingiva. Variasi nervus yang memberikan  persarafan ke gigi diteruskan ke alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal

nervus alveolaris superior ke gigi maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus trigeminus. Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis nervus trigeminus.

2. Mekanisme lemah separuh badan

Hemiparesis umumnya disebabkan oleh lesi pada traktus kortikospinalis, yang menjalar turun dari kortikal neuron di lobus frontal ke motor neuron di medula spinalis dan bertanggung jawab terhadap pergerakan otot-otot badan dan tungkai. Dalam perjalanannya, traktus melewati beberapa bagian dari batang otak, yaitu mesencephalon, pons, dan medulla oblongata. Traktus menyilang ke sisi berlawanan  pada ujung medulla (membentuk struktur anatomi yang dinamakan piramid) dan terus  berjalan pada sisi berlawanan itu sampai bertemu kontralateral motor neuron.

Sehingga, satu sisi otak mengontrol pergerakan otot pada sisi berlawanan dari tubuh, serta kerusakan pada traktus kortikospinalis kanan pada batang otak atau otak akan menyebabkan hemiparesis pada sisi kiri tubuh, dan sebaliknya. Di luar itu, lesi traktus  pada medulla spinalis menyebabkan hemiparesis pada sisi yang sama dari tubuh.

Otot-otot wajah pun diatur traktus yang sama.

Traktus tersebut mengaktifkan fasial nuklei dan nervus fasial yang muncul

mengaktifkan otot-otot fasial ketika ada kontraksi. Karena fasial nuklei terletak di  pons, lesi dari traktus pada pons menyebabkan hemiparesis pada sisi tubuh yang  berlawanan dan paresis pada sisi sama pada wajah. Ini dinamakan crossed

hemiparesis. Jika wajah pasien tidak termasuk, hampir dipastikan bahwa lesi pada traktus terdapat di bagian bawah dari batang otak atau medula spinalis. Karena medula spinalis merupakan struktur yang kecil, sangat aneh jika hanya satu sisi saja yang terkena lesi dan umumnya memang kedua traktus terpengaruh. Oleh karena itu, lesi pada medula spinalis biasanya ditandai dengan paralisis pada kedua lengan dan kaki (quadriparesis) atau kedua kaki (paraparesis).

3. Patomekanisme nyeri pada kepala bagian belakang

 Nyeri kepala timbul karena perangsangan terhadap bangunan-bangunan di daerah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri.

Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka terhadap nyeri ialah kulit kepala,

 periosteum, otot¬-otot (m.frontalis, m.temporalis, m.oksipitalis), pembuluh-pembuluh darah (a.frontali, a.temporalis, a.oksipitalis), saraf-saraf (n.frontalis,

n.aurikulotemporalis, n.oksi-pitalis mayor, n.oksipitalis minor). Bangunan-bangunan intrakranial yang peka terhadap nyeri ialah: meninges (terutama sepanjang arteri-arteri meningeal yang besar dan arteri-arteri-arteri-arteri besar pada dasar otak, sekitar sinus-sinus venosus, di basis kranii, dan di tentorium serebeli), bagian proksimal atau basal arteri-arteri serebri, vena-vena otak di sekitar sinus-sinus, dan saraf-saraf (n.trigeminus, n.fasialis, n.glosofaringeus, n.vagus, radiks-radiks servikal dua, tiga dan c

(6)
(7)

abang-cabangnya). Sedangkan bangunan-bangunan yang tidak peka terhadap nyeri ialah:  parenkim otak, ependim ventrikel, pleksus koroideus, sebagian besar meninges yang

meiputi konveksitas otak dan tulang kepala.

Perangsangan bangunan-bangunan ektrakranial akan dirasakan pada umumnya sebagai nyeri pada daerah yang terangsang. Sedangkan nyeri kepala sebagai akibat  perangsangan bangunan intrakranial akan diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan

di daerah distribusi saraf yang bersangkutan.

4. Hubungan sakit gigi dengan keluhan yang dialami gadis tersebut

 Nervus Trigeminus (N.V) cranialis memiliki 3 percabangan inervasi pada wajah, yaitu nervus opthalmicus (N.V1) yang mempersarafi daerah orbicularis occuli dan daerah mata, nervus maxilaris (N.V2) yang mempersarafi daerah maxila, dan nervus

mandibularis (N.V3) yang mempersarafi daerah mandibula. Ketika terdapat suatu massa atau tumor pada otak atau batang otak, massa tersebut akan menekan nervus V, sehingga mengakibatkan efek fungsional dari percabangan N V terganggu. Pada kasus yang kami dapatkan, penderita mengalami sakit gigi, hal ini dapat disuspect sebagai hasil dari compresssi percabangan N.V3 ataupun N.V2, sehingga pada daerah maxilla atau mandibula (daerah gigi) dapat dirasakan rasa nyeri.

5. Diferential diagnosis dari kasus tersebut a. abses otak 

Abses otak adalah kumpulan nanah yang terbungkus oleh suatu kapsul dalam jaringan otak yang disebabkan karena infeksi bakteri atau jamur. Abses otak biasanya akibat komplikasi dari suatu infeksi, trauma atau tindak pembedahan. Keadaan-keadaan ini  jarang terjadi, namun demikian insidens terjadinya abses otak sangat tinggi pada  penderita yang mengalami gangguan kekebalan tubuh (seperti penderita HIV positif 

atau orang yang menerima transplantasi organ).  b. tumor otak 

Tumor otak bisa primer (50%) dan bisa sekunder (50%). Tumor primer bisa timbul dari jaringan otak, meninges, hipofisis, dan selaput mielin. Tumor sekunder bisa  berasal dari hampir semua tumor di tubuh. Yang paling sering berasal dari tumor   paru-paru pada pria dan tumor payudara pada perempuan.

c. neuralgia trigeminal

 Neuralgia trigeminus idiopatik (Tic Douloureux) merupakan neuralgia dengan nyeri yang paroksismal dan berulang, dirasakan lebih sering di daerah sensibilitas cabang mandibularis (20%), cabang maksilaris (14%), atau cabang maksilaris dan

mandibularis (36%), dan oftalmikus (36%), dan sama sekali tidak ada rasa nyeri di luar serangan.

6. Gejala klinis dari penyakit a. abses otak 

Pada permulaan terdapat gejala-gejala yang tidak khas seperti infeksi umum,

kemudian timbul tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial berupa nyeri kepala yang makin lama makin hebat, muntah-muntah, tak ada nafsu makan, demam,  penglihatan kabur, kejang umum atau fokal, dan akhirnya kesadaran menurun.

Gejala-gejala defisit neurologik bergantung pada lokasi dan luas abses, antara lain defisit nervi kraniales, hemiparesis, refleks tendon meningkat, kaku kuduk, afasia, hemianopsia, nistagmus, ataksia, dan sebagainya. Pada abses serebeli nyeri kepala terasa di daerah suboksipital dan belakang telinga.

(8)
(9)

? Kenaikan tekanan intrakranial menyebabkan sefalgia, mual, dan muntah.

? Manifestasi klinik fokal seperti hemiparesis, afasia, dan gangguan visus, bergantung  pada lokasi tumor dan edema otak di sekitarnya.

? Konvulsi lokal, umum, atau keduanya. ? Perdarahan pada tumor.

c. neuralgia trigeminal

Serangan nyeri wajah yang sifatnya tajam membakar dan menusuk-nusuk. Serangan nyeri terjadi secara tiba-tiba, singkat dan kemudian menghilang secara tiba-tiba pula, serta terjadi berulang-ulang pada distribusi satu atau lebih cabang nervus trigeminus. Tidak ada defisit motorik atau sensorik.

Serangan nyeri dapat dicetuskan oleh perangsangan ringan pada daerah picu (trigger  zone) di daerah nyeri, misalnya sewaktu mengunyah makanan, gosok gigi, menguap, menelan, mencukur kumis atau jenggot, mengusap wajah, dll.

7. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan dalam kasus hemiparesis a. Abses Otak 

Pemeriksaan fisik/neurologik perlu dikonfirmasikan dengan hasil anamnesis, dan sebaliknya:anamnesis dapat diulang berdasarkan atas temuan pada pemeriksaan ini. Pemeriksaan fisik/neurologik harus dikerjakan secara sistemik.

Pemeriksaan tambahan meliputi analisis CSS (hati-hati bila akan melakukan pungsi lumbal: perhatikan tentang kenaikan tekanan intrakranial), foto toraks dan tengkorak, dan bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan EEG, CT scan atau MRI.

 b. Tumor Otak 

1) Pungsi lumbal, arteriografi, dan pneumoensefalografi (jarang digunakan lagi karena pemeriksaan ini bersifat invasif).

2) Foto rontgen sekurang-kurang AP dan lateral. 3) CT Scan.

c. Neuralgia Trigeminus

Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti CT-scan kepala atau MRI dilakukan untuk  mencari etiologi primer di daerah posterior atau sudut serebelo-pontin.

8. Penatalaksanaan dari kasus tersebut a. Abses Otak 

Pada umumnya terapi AO meliputi pemberian antibiotik dan tindakan operatif berupa eksisi (aspirasi), drainase dan ekstirpasi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan pemberian antibiotik, sebagai berikut:

1) Bila gejala klinik belum berlangsung lama (kurang dan 1 minggu) atau kapsul  belum terbentuk.

2) Sifat-sifat abses:

a) Abses yang lokasinya jauh dalam jaringan otak merupakan kontraindikasi operasi.  b) Besar abses.

c) Soliter atau multipel; pada abses multipel dilakukan operasi.

Pemilihan antibiotik didasarkan hasil pemeriksaan bakteriologik dan sensitivitas. Sebelum ada hash pemeriksaan bakteriologik dapat diberikan antibiotik secana

 polifragmasi ampisilin/penisilin dan kloramfenikol. Bila penyebabnya kuman anaerob dapat diberikan metronidasol. Golongan sefalosporin generasi ketiga dapat pula

digunakan. Tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas.

(10)
(11)

 b. Tumor Otak 

? Untuk mengatasi edema otak : kortikosteroid, manitol ? Tindakan pembedahan

? Radioterapi ? Kemoterapi

Pemilihan jenis terapi bergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum  penderita, tersedianya alat diagnostik yang lengkap atau tidak, tingkat pengertian  penderita dan keluarganya, luasnya metastasis, dan sebagainya. Pendekatan terhadap  penderita dan keluarganya harus benar-benar baik sehingga pihak 

 penderita/keluarganya tidak merasakan dirugikan sebagai akibat dari tindakan yang akan dilakukan.

c. Neuralgia Trigeminus

Serangan nyeri sifatnya berulang dan singkat, karena itu biasanya tidak diberi obat nyeri. Obat yang diberikan adalah anti kejang, yang akan menstabilkan selaput saraf. Biasanya diberikan karbamazepin, jika tidak berhasil atau menimbulkan efek samping yang berat, diganti dengan fenitoin. Pada beberapa kasus digunakan baklofen dan obat anti depresi. Biasanya terjadi perbaikan spontan, tetapi serangan nyeri bisa kambuh setiap saat.

INFORMASI TAMBAHAN Abses Otak 

Abses otak adalah kumpulan nanah yang terbungkus oleh suatu kapsul dalam jaringan otak yang disebabkan karena infeksi bakteri atau jamur. Abses otak biasanya akibat komplikasi dari suatu infeksi, trauma atau tindak pembedahan. Keadaan-keadaan ini  jarang terjadi, namun demikian insidens terjadinya abses otak sangat tinggi pada  penderita yang mengalami gangguan kekebalan tubuh (seperti penderita HIV positif 

atau orang yang menerima transplantasi organ).

Infeksi otak awalnya berasal dari penyebaran langsung bibit penyakit dari sumber  infeksi di daerah lain yang berdekatan dengan otak (seperti infeksi pada telinga

tengah, infeksi sinus, abses pada gigi) atau melalui peredaran darah yang berasal dari sumber infeksi di seluruh tubuh. Masuknya kuman penyakit ke dalam jaringan otak  dapat terjadi secara langsung akibat trauma lesakkan (misalnya peluru yang

menembuk otak) sehingga terjadi pembentukkan abses. Abses otak juga dapat disebabkan karena tindakan pembedahan pada otak dan trauma di daerah wajah. Gejala-Gejala

Gejala yang timbul bervariasi dari seorang dengan yang lain, tergantung pada ukuran dan lokasi abses pada otak. Lebih dari 75% penderita mengeluh sakit kepala dan merupakan gejala utama yang paling sering dikeluhkan. Sakit kepala yang dirasakan terpusat pada daerah abses dan rasa sakit semakin hebat dan parah. Aspirin atau obat lainnya tidak akan menolong menyembuhkan sakit kepala tersebut. Kuranglebih separuh dari penderita mengalami demam tetapi tidak tinggi. Gejala-gejala lainnya adalah mual dan mintah, kaku kuduk, kejang, gangguan kepribadian dan kelemahan otot pada salah satu sisi bagian tubuh.

Diagnosis

Gejala awal abses otak tidak jelas karena tidak spesifik. Pada beberapa kasus,  penderita yang berobat dalam keadaan distress, terus menerus sakit kepala dan

(12)
(13)

semakin parah, kejang atau defisit neurologik (misalnya otot pada salah satu sisi  bagian tubuh melemah). Dokter harus mengumpulkan riwayat medis dan perjalanan  penyakit penderita serta keluhan-keluhan yang diderita oleh pasien. Harus diketahui

kapan keluhan pertama kali timbul, perjalanan penyakit dan apakah baru-baru ini  pernah mengalami infeksi.

Untuk mendiagnosis abses otak dilakukan pemeriksaan CT sken (computed tomography) atau MRI sken (magnetic resonance imaging) yang secara mendetil memperlihatkan gambaran potongan tiap inci jaringan otak. Abses terlihat sebagai  bercak/noktah pada jaringan otak. Kultur darah dan cairan tubuh lainnya akan

menemukan sumber infeksi tersebut. Jika diagnosis masih belum dapat ditegakkan, maka sampel dari bercak/noktah tersebut diambil dengan jarum halus yang dilakukan oleh ahli bedah saraf.

Perjalanan Penyakit

Abses otak akan memburuk dengan cepat, dan jelas terlihat sekitar 2 minggu. Jika diagnosis telah ditegakkan, maka dokter segera mengobatinya. Terapi yang cepat dan tepat merupakan kunci utama dalam mengatasi dan mengobati gejala dengan cepat. Pengobatan dan tindakan lanjut dilakukan selama 2 atau beberapa bulan.

Pencegahan

Kebanyakkan abses otak berhubungan dengan higiene mulut yang buruk, infeksi sinus yang kompleks atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, pencegahan yang terbaik adalah menjaga dan membersihkan rongga mulut dan gigi dengan baik  serta secara teratur mengunjungi dokter gigi. Infeksi sinus diobati dengan

dekongestan dan antibiotika yang tepat. Infeksi HIV dicegah dengan tidak melakukan hubungan seks yang tidak aman.

Ada 2 pendekatan yang dilakukan dalam terapi abses otak, yaitu :

? Antibiotika untuk mengobati infeksi---Jika diketahui infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri yang spesifik, maka diberikan antibiotika yang sensitif terhadap bakteri tersebut, paling tidak antibiotika berspektrum luas untuk membunuh lebih banyak  kuman penyakit. Paling sedikit antibiotika yang diberikan selama 6 hingga 8 minggu untuk menyakinkan bahwa infeksi telah terkontrol.

? Aspirasi atau pembedahan untuk mengangkat jaringan abses---Jaringan abses diangkat atau cairan nanah dialirkan keluar tergantung pada ukuran dan lokasi abses tersebut. Jika lokasi abses mudah dicapai dan kerusakkan saraf yang ditimbulkan tidak terlalu membahayakan maka abses diangkat dengan tindakan pembedahan. Pada kasus lainnya, abses dialirkan keluar baik dengan insisi (irisan) langsung atau dengan  pembedahan yaitu memasukkan jarum ke lokasi abses dan cairan nanah diaspirasi

(disedot) keluar. Jarum ditempatkan pada daerah abses oleh ahli bedah saraf dengan  bantuan neurografi stereotaktik, yaitu suatu tehnik pencitraan radiologi untuk melihat  jarum yang disuntikkan ke dalam jaringan abses melalui suatu monitor. Keberhasilan  pengobatan dilakukan dengan menggunakan MRI sken atau CT sken untuk menilai

keadaan otak dan abses tersebut. Antikonvulsan diberikan untuk mengatasi kejang dan penggunaanya dapat diteruskan hingga abses telah berhasil diobati.

Prognosis

Tanpa pengobatan yang adekuat, abses otak berakibatkan fatal. Saat ini, dengan  pemeriksaan diagnostik dan antibiotika yang canggih, banyak penderita abses otak 

terobati dengan sangat baik. Sayangnya, masalah-masalah neurologis jangka lama sering terjadi setelah abses diangkat dan infeksi telah diobati. Misalnya, gejala-gejala

(14)
(15)

sisa yang menyangkut fungsi tubuh, perubahan kepribadian atau kejang akibat  jaringan parut atau kerusakan lain yang terbentuk pada jaringan otak.

Tumor Otak  KLASIFIKASI

Terdapat bermacam-macam klasifikasi, baik atas dasar jaringan asal tumor maupun atas dasar lokasi tumor. Berdasarkan lokasi tumor, yaitu:

1. Tumor supratentorial a. Hemisfer otak:

glioma : - glioblastoma multiforme - astrostoma

- oligodendroglioma meningioma

Tumor metastasis

 b. Tumor struktur median: Adenoma hipofisis

Tumor glandula pinealis Kraniofaringioma 2. Tumor Infratentorial a. Schwannoma akustikus  b. Tumor metastasis c. Meningioma d. Mengioblastoma

3. Tumor Medula spinalis a. Ekstradural : metastasis  b. Intradural c. Ekstramedular : - meningioma - neurofibroma d. Intramedular : - ependimoma - astrositoma

Berdasarkan skenario yang kami dapatkan, penderita berusia 15 tahun, maka klasifikasi tumor otak yang akan saya bahas adalah tumor otak pada anak. Tumor Otak pada Anak 

Etiologi

Penyebab tumor masih sangat sedikit yang diketahui. Mengioma sedikit lebih banyak   pada wanita. Radiasi merupakan satu faktor untuk timbulnya tumor otak. Trauma,

infeksi dan toksin Belem dapat dibuktikan sebagai penyebab timbulnya tumor otak. Tetapi bahan industri tertentu seperti nitrosourea adalah karsinogen yang poten, setidak-tidaknya pada kelinci percobaan. Limfoma lebih sering terdapat pada mereka yang mendapat imunosupresan seperti pada transplantasi ginjal, sumsum dan pada AIDS.

Gambaran Klinik 

Gambaran klinik ditentukan oleh lokasi tumor dan peningkatan tekanan intrakranial. Tanda penting dari tumor otak ialah adanya gejala neurologik yang progresif.

(16)
(17)

sekitarnya.

1. Kenaikan tekanan intrakranial yang terdapat pada sebagian besar tumor otak  menyebabkan sefalgia, mual, dan muntah. Nyeri kepala pada orang dewasa yang timbal berulang-ulang, sedangkan sebelumnya tidak tenderita sefalgia kronis, harus dicurigai tumor otak.

2. Manifestasi klinik fokal seperti hemiparesis, afasia, dan gangguan visus,

 bergantung pada lokasi tumor dan edema otak di sekitarnya. Tumor pada silent region  bisa hanya memberi gejala edema papil atau gangguan mental

3. Konvulsi fokal, konvulsi umum atau keduanya terdapat pada sepertiga penderita tumor otak. Epilepsi dapat disebabkan oleh supratentoiral dan lebih sering pada tumor  dengan pertumbuhan lambat

4. Perdarahan pada tumor yang kaya akan pembuluh darah bisa disangka sebagai GPDO. Pada glioblastoma multiforme, metastasis dari koriokarsinoma, melanoma, dan karsinoma paru anaplastia, sering terjadi perdarahan spontan.

Pemeriksaan Penunjang

Evaluasi diagnostik pada penderita yang dicurigai tenderita tumor otak harus dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan neurologic yang telita.

Pungís lumbal, arteriografi, dan pneumoensefalografi praktis sudah tidak dilakukan lagi karena pemeriksaan ini bersifat invasif. Walaupun demikian pada keadaaan tertentu arteriografi masig diperlukan.

Foto rontgen, untuk diagnostik, sekurang-kurangnya diambil dari dua arah, ahíla antero-posterior dan lateral.Gambaran rontgen yang diperoleh

a. Pelebaran fosa hiposis dan destruksi tulang disebabkan oleh tumor hipofisis atau tumor di sekitarnya

 b. Pengapuran local, terutama pada glioma

c. Atrofi tulang local dan tumor pembuluh darah

d. Hiperostosis local, terutama endostosis, dapat timbal oleh menigioma e. Pengapuran glandula pinealis

Penatalaksanaan

1. Untuk mengatasi edema otak : kortikosteroid, manitol 2. Tindakan pembedahan

3. Radioterapi 4. Kemoterapi

Pemilihan jenis terapi bergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum  penderita, tersedianya alat diagnostik yang lengkap atau tidak, tingkat pengertian  penderita dan keluarganya, luasnya metastasis, dan sebagainya. Pendekatan terhadap  penderita dan keluarganya harus benar-benar baik sehingga pihak 

 penderita/keluarganya tidak merasakan dirugikan sebagai akibat dari tindakan yang akan dilakukan.

 Neuralgia Trigeminal

 Neuralgia Trigeminal (tic douloureux) merupakan kelainan fungsi dari saraf  trigeminal (saraf kranial V), yang membawa sensasi dari wajah ke otak. Kelainan fungsi saraf trigeminal menyebabkan serangan nyeri tajam yang hebat selama  beberapa detik sampai beberapa menit. Neuralgia trigeminal terjadi pada dewasa,

(18)
(19)

Penyebab

Mekanisme patofisiologis yang mendasari NT belum begitu pasti, walau sudah sangat  banyak penelitian dilakukan. Kesimpulan Wilkins, semua te ori tentang mekanisme

harus konsisten dengan:

1. Sifat nyeri yang paroksismal, dengan interval bebas nyeri yang lama.

2. Umumnya ada stimulus 'trigger' yang dibawa melalui aferen berdiameter besar  (bukan serabut nyeri) dan sering melalui divisi saraf kelima diluar divisi untuk nyeri. 3. Kenyataan bahwa suatu lesi kecil atau parsial pada ganglion gasserian dan/ atau akar-akar saraf sering menghilangkan nyeri.

4. Terjadinya NT pada pasien yang mempunyai kelainan demielinasi sentral (terjadi  pada 1% pasien dengan sklerosis multipel).

Kenyataan ini tampaknya memastikan bahwa etiologinya adalah sentral dibanding saraf tepi. Paroksisme nyeri analog dengan bangkitan dan yang menarik adalah sering dapat dikontrol dengan obat-obatan anti kejang (karbamazepin dan fenitoin).

Tampaknya sangat mungkin bahwa serangan nyeri mungkin menunjukkan suatu cetusan 'aberrant' dari aktivitas neuronal yang mungkin dimulai dengan memasukkan input melalui saraf kelima, berasal dari sepanjang traktus sentral saraf kelima, atau  pada tingkat sinaps sentralnya.

Berbagai keadaan patologis menunjukkan penyebab yang mungkin pada kelainan ini. Pada kebanyakan pasien yang dioperasi untuk NT ditemukan adanya kompresi atas ‘nerve root entry zone' saraf kelima pada batang otak oleh pembuluh darah (45-95%  pasien). Hal ini meningkat sesuai usia karena sekunder terhadap elongasi arteria

karena penuaan dan arteriosklerosis dan mungkin sebagai penyebab pada kebanyakan  pasien.

Otopsi menunjukkan banyak kasus dengan keadaan penekanan vaskuler serupa tidak  menunjukkan gejala saat hidupnya. Kompresi nonvaskuler saraf kelima terjadi pada  beberapa pasien. 1-8% pasien menunjukkan adanya tumor jinak sudut serebelopontin

(meningioma, sista epidermoid, neuroma akustik, AVM) dan kompresi oleh tulang (misal sekunder terhadap penyakit Paget). Tidak seperti kebanyakan pasien dengan  NT, pasien ini sering mempunyai gejala dan/atau tanda defisit saraf kranial.

Penyebab lain yang mungkin, termasuk cedera perifer saraf kelima (misal karena tindakan dental) atau sklerosis multipel, dan beberapa tanpa patologi yang jelas. Gejala

 Nyeri bisa terjadi secara spontan, tetapi lebih sering timbul karena tersentuhnya titik  tertentu (titik pemicu) atau karena aktivitas tertentu (misalnya menggosok gigi atau mengunyah). Serangan ulang dari nyeri yang luar biasa bisa dirasakan di setiap bagian  pada wajah bagian bawah.

 Nyeri paling sering dirasakan di pipi dekat hidung atau di daerah rahang. Nyeri bisa terjadi sampai 100 kali/hari dan yerinya dapat melumpuhkan.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan nyerinya yang khas. Juga dilakukan pemeriksaan untuk menemukan penyebab lain dari nyeri di wajah (misalnya kelainan pada rahang, gigi atau sinus, atau penekanan saraf trigeminal oleh tumor atau suatu aneurisma). Pengobatan

Serangan nyeri sifatnya berulang dan singkat, karena itu biasanya tidak diberi obat nyeri. Obat yang diberikan adalah anti kejang, yang akan menstabilkan selaput saraf. Biasanya diberikan karbamazepin, jika tidak berhasil atau menimbulkan efek samping

(20)
(21)

yang berat, diganti dengan fenitoin. Pada beberapa kasus digunakan baklofen dan obat anti depresi. Biasanya terjadi perbaikan spontan, tetapi serangan nyeri bisa kambuh setiap saat.

 Neuralgia trigeminal kadang disebabkan oleh penekanan arteri terhadap saraf yang terletak di dekat otak. Pada keadaan ini dilakukan pembedahan untuk memisahkan arteri dari saraf dan untuk mengurangi nyeri.

Pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat bisa

dilakukan pemeriksaan dimana alkohol disuntikkan ke dalam saraf untuk menyumbat fungsinya sementara waktu. Jika tindakan ini menyebabkan berkurangnya nyeri, maka saraf bisa dipotong atau dihancurkan dengan menyuntikkan obat ke dalammnya. Hal ini merupakan pilihan terakhir dari pengobatan karena seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman di wajah.

ANALISA DAN SINTESA

Kriteria Tumor pons Abses serebral Trigeminal Neurolgia Umur 15 tahun + + +

Lemah pada lengan dan tungkai + + +  Nyeri pada kepala bagian belakang + +

-Tidak ada riwayat cedera kepala + + + Riwayat sakit gigi + + +

Tabel 1. Diffrential Diagnosis

Dari diskusi dan informasi baru yang diperoleh, diagnosa kami mengarah pada abses otak dan tumor otak.

Pada umumnya abses otak sering terjadi pada umur di bawah 15 tahun, karena pada umur ini frekuensi penyakit-penyakit sinus nasalis maupun mastoiditis masih tinggi.  Namun perlu diperhatikan pula bahwa insiden abses otak sangat jarang terjadi, yaitu

hanya lebih kurang 2% dari semua tindakan bedah otak, dan kurang lebih 5% dari kasus-kasus penyakit jantung bawaan, terutama tetralogi Fallot memberi komplikasi abses otak.

Sedangkan tumor otak lebih sering mengenai pria daripada wanita dengan  perbandingan 55:45, kecuali meningioma yang lebih sering timbul pada wanita

daripada pria dengan perbandingan 2:1.

Oleh karena data yang diberikan mengenai kasus terbatas, kami mengalami kesulitan dalam menegakkan diagnosis utama. Untuk itu diperlukan anamnesis sistematis yang lebih akurat dan pemeriksaan penunjang.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, menjadi acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang sistem kesehatan dalam kaitannya dengan sistem penyembuhan atau

Selain itu Pemekaran daerah juga dapat diartikan sebagai pembentukan wilayah administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya, pembentukan

Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang

Tuntutan alam sekitar yang berhubungan erat dengan terapi medik dan religius yang menuntut suasana sejuk, tenang, lingkungan yang tidak bising, serta unsur alam yang tertata akan

Nilai realisasi (dari penerimaan kas berhubungan dengan account Nilai realisasi (dari penerimaan kas berhubungan dengan account ang lebih tua). ang lebih

Ruam Popok adalah peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti sekitar alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam. Ruam popok sering dialami oleh bayi

keputusan bagi manajemen rumah sakit.. Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data Penyajian Data Informasi..  Dengan Komputer terintegrasi berdiri sendiri  Manual

konvensional dilakukan oleh teknisi yang terampil menggunakan instrumen meratakan seperti roh atau tingkat elektronik Sulit untuk memantau tingkat alat mesin karena alat