Kalimantan BENGKAYANG KOTA BARU TANAH BUMBU BERAU KOTA BONTANG NUNUKAN TANJUNG CANTIK NUNUKAN SEBATIK BARAT

Teks penuh

(1)Kalimantan BENGKAYANG KOTA BARU TANAH BUMBU BERAU KOTA BONTANG NUNUKAN TANJUNG CANTIK NUNUKAN SEBATIK BARAT. 382. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 383.

(2) Kata Pengantar. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Proﬁl 113 Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. PENGARAH: Sudirman Saad Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. PENANGGUNGJAWAB: Agus Dermawan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. PENYUSUN: Agus Dermawan Syamsul Bahri Lubis Suraji Nilfa Rasyid, Muschan Ashari, Tendy Kuhaja, Ahmad Soﬁullah, Muhammad Saefudin, Asri Setianingrum Kenyo Handadari, Ririn Widiastutik, Dyah Retno Wulandari. Tim Subdit Konservasi Kawasan – Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. ISBN: 978-602-7913-22-6. © 2014 DITERBITKAN OLEH:. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Gedung Mina Bahari III Lantai 10 Jakarta 10110 Telp./Fax. (021) 3522045 http://kkji.kp3k.kkp.go.id. Foto Sampul: “Boo Windows in the Misool Area is a photo site which should feature in everyone’s Raja Ampat portfolio. Here I tried to take a different angle and exploit the schooling silversides for an original take on this beautiful scene”, Alex Tattersal, wetpixel.com. P. engelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah terlepas dari fungsi konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini sebagai upaya penting yang mampu menyelamatkan potensi sumberdaya tetap tersedia dalam mewujudkan perikehidupan lestari yang menyejahterakan. Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan. Hingga tahun 2014, Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan telah membukukan luas kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia mencapai 16,45 Juta Hektar (melebihi target 15,5 juta Hektar). Capaian ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah dan pemerintah daerah bersama masyarakat dalam upaya konservasi sumberdaya ikan. Konservasi dalam pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun kedepan dipastikan menjadi agenda utama dan tetap menjadi prioritas sebagai penyeimbang kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Disamping upaya pengembangan kawasan konservasi menjadi 20 juta hektar, pengelolaan efektif merupakan sasaran utama yang hendak dicapai, diantaranya melalui penguatan kelembagaan pengelolaan efektif yang mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bersama (co-management). Melalui berbagai upaya ini, konservasi tengah mengukuhkan pilar-pilar perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat keekonomian pendorong kesejahteraan masyarakat. Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Evektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K). Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan. pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulaupulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menilai tingkat pengelolaan kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia. Sementara pada tingkat mikro, E-KKP3K dapat pula digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan sekaligus membuat perencanaan dalam rangka peningkatan kinerja. Pada pelaksanaannya, metode evaluasi ini disederhanakan menjadi tiga kategori yang terdiri dari Perunggu, Perak dan Emas. Peringkat Emas merupakan kawasan konservasi mandiri yang telah dikelola secara optimum, dimana masyarakat di sekitar kawasan sejahtera dan mempunyai pendanaan berkelanjutan. Pencapaian dan Upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan dituturkan secara runut dalam buku yang berjudul “Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Indonesia”, edisi tahun 2014. Kehadiran buku ini diharapkan mampu memberikan sajian informasi kekayaan sumberdaya hayati dan ulasan yang memadai atas upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan serta dapat dipetik pembelajaran dalam rangka pengembangan pengelolaan efektif kawasan konservasi dimasa yang akan datang. Kami mengucapkan puji syukur kepada Allah Subhanallahuwata’ala atas terselesaikannya penyusunan buku ini. Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada para pihak yang telah membantu proses penyusunan, pembahasan hingga terselesaikannya buku ini.. Semoga bermanfaat.. Agus Dermawan. Dipersilahkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi buku ini dengan menyebutkan sumber sitasi. ii. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. iii.

(3) Kalimantan BENGKAYANG KOTA BARU TANAH BUMBU BERAU KOTA BONTANG NUNUKAN TANJUNG CANTIK NUNUKAN SEBATIK BARAT. 382. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 383.

(4) Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Kabupaten Bengkayang 108°40'0"E. 108°50'0"E. 109°0'0"E. 109°10'0"E. !. PETA KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH BENGKAYANG (Pulau Randayan dan pulau sekitarnya) KABUPATEN BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1°0'0"N. 1°0'0"N. !. Indek Lokasi SAMBAS. BENGKAYANG KOTA SINGKAWANG. SINTANG. ! LANDAK. SANGGAU SEKADAU KOTA PONTIANAK PONTIANAK !. Laut Cina Selatan. KETAPANG. MELAWI. 0°50'0"N. 0°50'0"N. Legenda. P. KABUNG. ! .. !. Kota. ! . " /. Koordinat Titik Batas. Bathimetri. 0 - 500 m. Ibu Kota Kabupaten Sungai. ! .. 500 - 1000 m. Jalan !. !. Batas Administrasi. !. 1000 - 3000 m. 00. !. -1 0. Garis Kontur. 3000 - 5000 m !. !. !. !. !. !. !. P. SELUAS. Daratan. > 5000 m. !. !. !. P. LEMUKUTAN. P. PENATA KECIL. Kawasan Konservasi. P. PENATA BESAR. Luas Kawasan = 15.300,00 Ha !. Koordinat Titik Batas. ! .. 0°40'0"N. P. RANDAYAN. 0°40'0"N. ! .. 1. 2. 3. 4.. 108° 49’ 20” BT, 0° 49’ 00” LU 108° 49’ 20” BT, 0° 42’ 29” LU 108° 40’ 58” BT, 0° 42’ 29” LU 108° 40’ 49” BT, 0° 48’ 57” LU. !. 0°30'0"N. 0°30'0"N. 0 !. 55. 110. ±. 220. 330 Km. Skala 1 : 250.000 Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2009. 108°40'0"E. 108°50'0"E. 109°0'0"E. 109°10'0"E. 25. 384. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 385.

(5) Keanekaragaman Hayati : -VBTBOIVUBONBOHSPWFEJ,BCVQBUFO#FOHLBZBOHTFLJUBS IBZBOHUFSTFCBSEJNVBSB4VOHBJ%VSJ 4VOHBJ 1BOHLBMBO 4VOHBJ3BZB 4VOHBJ+BHB 4VOHBJ,FSBO 4VOHBJ 3VL 4VOHBJ1BTJSEBO4VOHBJ4PHB"EBQVOKFOJTOZB BOUBSBMBJOBQJBQJ "WJDFOOJBmarina), CPHFN "WFDFOOJB alba), QFSFQBU 4POOFSBUJBalba), CBLBV 3IJ[PQIPSBTQQ UBODBOH #SVHVJFSBgymnorhiza), EBOOZJSJI 9ZMPDBSQVT granatum). 4FEBOHLBOWFHFUBTJQBOUBJEJQVMBVQVMBVLFDJM VNVNOZBBEBMBIQBOEBO LFMBQB EBOTFNBLCFMVLBS 5FSVNCVLBSBOHCBOZBLUFSEBQBUEJTFLJUBSQVMBVQVMBV LFDJM6NVNOZBCFSVQBUFSVNCVLBSBOHQJOHHJSBOZBOH UFSEBQBUEJ1VMBV,BCVOH 1-FNVLVUBO 13BOEBZBO 1#BSV 14FMVBT 1VMBVBUBV(PTPOH#BUVSBLJU 11FOBUB ,FDJMEBO#FTBS4FEBOHLBOUFSVNCVLBSBOHQFOHIBMBOH VNVNOZBNFOZFCBSEBOUJEBLNVODVMEJQFSNVLBBO. Nama Kawasan :. -VBTUFSVNCVLBSBOHZBOHLPOEJTJOZBNBTJICBJL . Letak Geografis dan Administratif :. EJQFSLJSBLBOTFLJUBSIBEFOHBOLFBOFLBSBHBNBO ,BXBTBO,POTFSWBTJ1FSBJSBO1VMBV3BOEBZBOEBO1VMBV. 4FDBSBHFPHSBöT,,-%,BCVQBUFO#FOHLBZBOHCFSBEB. -FNVLVUBO,BCVQBUFO#FOHLBZBOH. QBEBQPTJTJww-6EBOw. ZBOHUFSHPMPOHUJOHHJ. w#5 EFOHBOMVBTXJMBZBITFLJUBSIB 4FNFOUBSBTFDBSBBENJOJTUSBUJG XJMBZBIQFTJTJSEBOMBVU. Dasar Hukum :. ,BCVQBUFO#FOHLBZBOH UFSNBTVLQVMBVQVMBVLFDJMOZB . %BTBSIVLVNQFODBEBOHBO,BXBTBO,POTFSWBTJ1FSBJSBO. CFSBEBEBMBNXJMBZBI,FDBNBUBO4VOHBJ3BZB EJNBOB. ZBLOJ4,#VQBUJ#FOHLBZBOH/PNPS/P ZBOH. TFCFMBI6UBSBCFSCBUBTBOEFOHBO,FDBNBUBO5VKVICFMBT . EJUBOEBUBOHBOJQBEBUBOHHBM%FTFNCFSUFOUBOH. ,PUB4JOHLBXBOH TFCFMBI5JNVS,FDBNBUBO4BNBMBOUBO . ,BXBTBO,POTFSWBTJEBO8JTBUB"MBNMBVU#FOHLBZBOH. ,BCVQBUFO#FOHLBZBOH TFCFMBI4FMBUBO,FDBNBUBO 4VOHBJ,VOZJU ,BCVQBUFO1POUJBOBL EBOTFCFMBI#BSBU -BVU$JOB4FMBUBO/BUVOB. Luas Kawasan : ,BXBTBO,POTFSWBTJJOJNFNJMJLJMVBT/P ZBOH EJUBOEBUBOHBOJQBEBUBOHHBM%FTFNCFS. 386. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 387.

(6) LBSBOHBUBVMPCTUFS 1BOVMJSVTTQQ EBOCJOUBOHMBVU%J. t. 5FMVL4VBL1-FNVLVUBO TFLJUBS KBN EFOHBO. TBNQJOHJUVEJQFSBJSBOBOUBSB1-FNVLVUBOEFOHBO1. KBEXBMLFCFSBOHLBUBOEBSJ5FMVL4VBLQLEBOQL. 1FOBUB#FTBSEBOTFLJUBSOZBTFSJOHEJKVNQBJJLBOMVNCB. %BSJ1-FNVLVUBOLF5FMVL4VBLCFSBOHLBUQL. MVNCB. EBO EJMBZBOJLBQBM NBTJOHNBTJOHUSJQ. P 1FOBOBNBO5FSVNCV,BSBOH3VNQPO#VBUBO P 1FOHFNCBOHBOQFSJLBOBOUBOHLBQEFOHBOTBTBSBO UFSXVKVEOZBTUFJHFSEBOLBQBMKFMBKBIUJOHHJ. QFSIBSJ . 1FOZVMBVUZBOHUFSEBQBUEJMPLBTJJOJBEBMBIQFOZVTJTJL. P #VEJEBZB*LBOLFSBQVQBEB,+". 5FMVL4VBL1,BCVOH TFLJUBS|oKBN EFOHBO. P 1FOHBEBBO"MBU1FOEVLVOH,,-%. mydas) ZBOHNBTJOHNBTJOHEJLFOBMPMFINBTZBSBLBU. KBEXBMLFCFSBOHLBUBOEBSJ5FMVL4VBLQLEBO. P 1FNCBOHVOBO1BTBS*LBO5SBEJTJPOBM. MPLBMTFCBHBJiTJTJLwEBOiQFOZPw%JQBOUBJ13BOEBZBO1. TFEBOHLBOEBSJ1,BCVOHLF5FMVL4VBLQL. 1FOBUB#FTBS 14FMVBT EBO1#BSV NFSVQBLBOUFNQBU. EBO EJMBZBOJPMFILBQBM USJQQFSIBSJ . &SFUNPDIFMZTimbricata) EBOQFOZVIJKBV $IFMPOJB. t. QFOZVCFSUFMVSIBNQJSTFQBOKBOHUBIVO EFOHBONVTJN. P 1FNCBOHVOBO+BMBO,BNQVOH 3BCBU#FUPO. QVODBLOZBTFLJUBSCVMBO%FTFNCFSo.BSFUZBOH CFSUFQBUBOEFOHBONVTJN6UBSB4FEBOHLBOEJ11FOBUB. P 1FNCBOHVOBO4UFJHFS. P #VEJEBZB3VNQVU-BVU. Status Pengelolaan. ,FDJMTFSJOHUFSUBOHLBQQFOZVNVEB EFOHBOMFCBS. 3FODBOB1FOHFMPMBBOEBO;POBTJTBBUJOJNBTJIEBMBN. LBSBQBTTFLJUBSDN. QSPTFTQFOZVTVOBO TFNFOUBSBVQBZBZBOHUFMBI. P #VEJEBZB*LBOLFSBQVQBEB,+" P 1FOBOBNBO5FSVNCV,BSBOH3VNQPO#VBUBO. EJMBLVLBOBOUBSBMBJO. Potensi Pariwisata :. P 1FOHBEBBO"MBU1FOEVLVOH,,-%. ,FHJBUBOQBSJXJTBUBCBIBSJEJQFTJTJS,FDBNBUBO4VOHBJ. P 1FNCBOHVOBO1BTBS*LBO5SBEJTJPOBM. 3BZBTBOHBUQPUFOTJBMVOUVLEJLFNCBOHLBO8JTBUB. P 1FNCBOHVOBO4UFJHFS. ZBOHEJUBXBSLBOCFSVQBsnorkeling, diving NFOZFMBN NFNBODJOHEBOSFLSFBTJQBOUBJ%BFSBIEBFSBIUFSTFCVU EJBOUBSBOZBBEBMBI. P 1FNCBOHVOBO+BMBO,BNQVOH 3BCBU#FUPO. P #VEJEBZB3VNQVU-BVU. 1PUFOTJJLBOLBSBOHZBOHBEBEJEBFSBIJOJEJEPNJOBTJPMFI JLBOLPOTVNTJZBOHSFMBUJGCFSVBZB+FOJTZBOHCJBTBOZB. 1VMBV1FOBUB 1VMBV3BOEBZBO 1VMBV4FMVBTEBO. EJUBOHLBQQBSBOFMBZBOBEBMBILFSBQV $FQIBMPQIPMJT. TFLJUBSXJMBZBI1VMBV-FNVLVUBOEFOHBOFLPTJTUFN. miniata), LFSBQVTVOV 7BSJPMBlouti), LFSBQVLBSBOH. UFSVNCVLBSBOHZBOHDVLVQJOEBIVOUVLEJOJLNBUJ. $FQIBMPQIPMJTboenack), LVXFI $BSBOYsexfasciatus),. 1VMBV3BOEBZBOEJLFOBMTFCBHBJIBCJUBUUFNQBU. QVLBQVUFI $BSBOYmelampygus), KFOBIB -VUKBOVT. CFSUFMVSOZBQFOZVUFSTFEJBQFOHJOBQBOCFSVQBWJMMB. gibbus), LBLBQUBOEBUBOEB -VUKBOVTfulviflamma), EBOCBSPOBOH 4JHBOVTTQ 4FMBJOJUVEJUFNVLBOKVHB JLBOQSFEBUPSTFQFSUJChaetodon lunula EBOChaetodon. #FCFSBQBMPLBTJTFQBOKBOHXJMBZBIQFTJTJS,FDBNBUBO 4VOHBJ3BZBEFOHBOQBOUBJCFSQBTJSOZB. trifascialis. ,FMPNQPLJLBOLBSBOHZBOHCFSQFSBOEJEBMBN SBOUBJNBLBOBOEJBOUBSBOZBBEBMBIKFOJTAmphibrion. P #VEJEBZB*LBOLFSBQVQBEB,+" P 1FOBOBNBO5FSVNCV,BSBOH3VNQPO#VBUBO 3FODBOBUJOEBLMBOKVUQFOHFMPMBBOLBXBTBOJOJBEBMBI P 1FNCFSEBZBBONBTZBSBLBUEBMBNQFOHBXBTBOEBO QFOHFOEBMJBOEFOHBOTBTBSBO#FOHLBZBOHCFCBT JMFHBM VOSFQPSUFE VOSFHVMBUFE *66 öTIJOHTFSUB LFHJBUBOZBOHNFSVTBL4%,1 P 1FOHFNCBOHBO1FSJLBOBO#VEJEBZBEFOHBOTBTBSBO. Aksesibilitas :. NFOJOHLBUBOZBQFNBOGBBUBO4%"VOUVLQFSJLBOBO. ocellaris EBOA. Frenatus, Malacanthus latovittatus, EBO Forcipige flavissimus.. %BSJLPUB1POUJBOBLLF,FDBNBUBO4VOHBJ3BZBEBQBU EJUFNQVITFLJUBSKBNNFOHHVOBLBOLFOEBSBBOSPEB. 388. P 1FOHBEBBO"MBU1FOEVLVOH,,-% P 1FNCBOHVOBO1BTBS*LBO5SBEJTJPOBM. 3VNQVUMBVUZBOHCBOZBLEJKVNQBJEJEBFSBIJOJBEBMBI. FNQBU6OUVLNFODBQBJ1VMBV-FNVLVUBOEBOTFLJUBSOZB . KFOJTEucheuma TQ EBOCaulerpa TQ+FOJTMBJOOZBBEBMBI. ZBJUVNFMBMVJEFSNBHBQFOZFCFSBOHBOEJ%VTVO. P 1FNCBOHVOBO4UFJHFS P 1FNCBOHVOBO+BMBO,BNQVOH 3BCBU#FUPO. Sargassum TQ4FEBOHLBOMBNVOBUBVsea grass TBOHBU. 5FMVL4VBL %FTB,BSJNVOUJOH EFOHBONFOHHVOBLBO. NJOJNEJKVNQBJ#JPUBMBJOZBOHEJUFNVLBOBOUBSBMBJO. LBQBMNPUPS#FSJLVUBEBMBIKBSBLUFNQVIEBOKBEXBM. UFSJQBOH )PMPUIVSJBTQ LJNB 5SJEBDOBTQ VEBOH. LFCFSBOHLBUBOLBQBMNPUPS. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. P #VEJEBZB3VNQVU-BVU. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 389.

(7) Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Kabupaten Kotabaru. 390. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 391.

(8) QFOHBNBUBO QFSTFOUBTFQFOVUVQBOCFSLJTBS ,FSVTBLBOJOJEJBLJCBULBOPMFIQFOHBSVIöTJL CFSCFOUVSBOEFOHBOQFSBIVEBOLFHJBUBOQFNCPNBO 4FDBSBVNVNKFOJTUFSVNCVLBSBOHZBOHCFSBEBEJ 1VMBV-BVU#BSBU4FMBUBOEBO1VMBV4FNCJMBOBEBMBI KFOJTUFSVNCVLBSBOHLFSBT IBSEcoral), KFOJTUFSVNCV LBSBOHMVOBL TPGUcoral) EFOHBOCFSCBHBJCFOUVLZBOH LIBTTFQFSUJNBTJG MFNCBSBO UBOEVL NFKBEBOPUBL "EBQVOKFOJToKFOJTZBOHUFSDBUBUBOUBSBMBJOLBSBOH CFSDBCBOH "DSPQPSBformosa, A. Palifera, Seriotopora caliendrum, Pocilopora damircornis), LBSBOHNFKB "DSPQPSB hyacinthus), LBSBOHKBNVS 'VOHJBcostulata EBOF. Repanda), EBOCFCFSBQBLBSBOHZBOHLIBTTFQFSUJLBSBOH BQJ .JMFQPSBdicitoma), LBSBOHCJSV )FMJPQPSBcoerelea) EBOLBSBOHNBTJGEBSJKFOJTPorites, Goniatrea, Goniopora. Letak Geografis dan Administratif :. ZBOHEJKVNQBJLPMPOJNFSBZBQ CPOHLBIBOCVOEBS FDBSBHFPHSBöT ,BCVQBUFO,PUBCBSVUFSMFUBLBOUBSB -JOUBOH4FMBUBOEBO#VKVS. CFSQPMBTFQFSUJPUBL4FEBOHLBOLBSBOHMVOBLZBOH EJKVNQBJEBSJKFOJTSinularia EBOSarchophyton.. 5JNVS4FNFOUBSBTFDBSBBENJOJTUSBUJG ,BCVQBUFO. Nama Kawasan :. ,PUBCBSVCFSCBUBTBOEFOHBO1SPWJOTJ,BMJNBOUBO5JNVSEJ. *LBOJLBOZBOHCFSBTPTJBTJEFOHBOLBSBOHZBOHNFOHIVOJ. TFCFMBI6UBSB TFCFMBI4FMBUBOEFOHBO-BVU+BXB TFCFMBI. QFSBJSBOTFLJUBS1VMBV-BVU#BSBU4FMBUBOEBO1VMBV. 5JNVSEFOHBO4FMBU.BLBTTBS EBOTFCFMBI#BSBUEFOHBO. 4FNCJMBOBOUBSBMBJOJLBOCBEVUHJSV "NQIJQSJPO. ,BCVQBUFO)VMV4VOHBJ5FOHBI ,BCVQBUFO)VMV4VOHBJ. accoelaris EBOA. Clarki), JLBOTFSTBO "CVEFGEVG. 6UBSB ,BCVQBUFO#BMBOHBOEBO,BCVQBUFO5BOBI#BNCV. bengalensis, A. Lorenzti, A. Septemfasciatus, A sexatilis EBOA. Sexfasciatus), JLBOCFUPL $ISPNJT Cinerascens, C. viridis, C. weberi), JLBOLBLBUVB 4DBSVTghobban), JLBO. ,BXBTBO,POTFSWBTJ1FSBJSBO1VMBV-BVU#BSBU4FMBUBOEBO 1VMBV4FNCJMBO,BCVQBUFO,PUBCBSV. PLQJT #PEJBOVTmesothorax), JLBOUSJOHHFS 3IJOFDIBOUVT. Keanekaragaman Hayati : )VUBONBOHSPWFUFSEBQBUEJTFQBOKBOH,FMVNQBOH. Dasar Hukum :. 5FOHBI ,FMVNQBOH6UBSB ,FMVNQBOH4FMBUBOEBO 1VMBV-BVU"EBQVOKFOJTNBOHSPWFZBOHEJUFSEBQBUEJ. %BTBSIVLVNQFODBEBOHBO,BXBTBO,POTFSWBTJZBLOJ4,. ,BCVQBUFO,PUBCBSVBOUBSBMBJOBQJBQJ BWFDJOJBTQ LBZV. #VQBUJ,PUBCBSV/PNPS111,/PWFNCFS. CBLBV SIJ[PQPSBTQ EBOLBZVUFNVL CSVHVFSBTQ . TFCBHBJ,BXBTBO-BVU%BFSBI. 5FSVNCVLBSBOHZBOHUFSEBQBUEJQVMBVQVMBV,FDBNBUBO 1VMBV-BVU#BSBU4FMBUBOEBO1VMBV4FNCJMBOVNVNOZB. Luas Kawasan :. UFSVNCVLBSBOHQJOHHJSBO GSJOHJOHreefs) ZBOHUFSTFCBS NFOHFMJMJOHJQVMBVEFOHBOLPOEJTJZBOHCFSWBSJBTJ. ,BXBTBO,POTFSWBTJJOJNFNJMJLJMVBT IB. CFSLJTBSQBEBLFEBMBNBON#FSEBTBSLBOIBTJM QFOHBNBUBOEJMBQBOHBONFOVOKVLBOCBIXBLPOEJTJ FLPTJTUFNUFSVNCVLBSBOHEJQFSBJSBO1VMBV-BVU #BSBU4FMBUBOEBO1VMBV4FNCJMBOTFDBSBVNVNCFSBEB EBMBNLPOEJTJZBOHLVSBOHCBJL1BEBCFCFSBQBUJUJL. 392. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. verrucosus), JLBOQBLPM "SPUISPOimmaculatus), JLBOFJOKFM 1PNBDBOUIVTanularis), JLBOLFQFLFQF $IBFUPEPO Adiergatos C. Baronessa, C. Octofasciatus, Cheilmon rostrarus), EBOJLBOMBZBSBO )FOJPDIVTacuminatus). 4FEBOHLBOJLBOLBSBOHLPOTVNTJZBOHCBOZBL EJKVNQBJBEBMBIKFOJTJLBOLFSBQV $IPNJMFQUFTaltivelis, Ephinephelus fuscoguttatus), JLBOLBLBQ -VUKBOVT decussatus), JLBOCBSPOBOH 4JHBOVTcoralinus, S. dolainus), JLBOFLPSLVOJOH $BFTJPkuning), JLBOUBOEBUBOEB -VUKBOVTfulvillama), JLBOQBSJCJOUJLCJSV )BMJDIPFSJT centriquadrus), JLBOHJUBSBO 3IZODIPCBUVTdjiddesis) JLBOQBSJ 3IJOPUFSBjavanica) EBOCFCFSBQBKFOJTJLBO LPOTVNTJMBJOOZB#JPUBMBVUMBJOOZBZBOHUFSEBQBUEJ1VMBV -BVU#BSBU4FMBUBOEBO1VMBV4FNCJMBOTFQFSUJmolusca, echinodermata, crutacea EBOpolichaeta. %BSJHPMPOHBO. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 393.

(9) NBTZBSBLBUTFDBSBUVSVOUFNVSVO t. 5FSVNCVLBSBOH ZBOHUFSMFUBLEJ5FMVL5BNJBOH o,FDBNBUBO1VMBV-BVU#BSBUNFSVQBLBOUFNQBU ZBOHJOEBIVOUVLEJOJLNBUJPMFIXJTBUBXBOEFOHBO NFOZFMBN EJWJOH . t. 1BOUBJ(FEBNCBBO ZBOHUFSMFUBLEJ%FTB(FEBNCBBO NFOZJNQBOLFJOEBIBOBMBNQBOUBJZBOHJOEBIVOUVL CFSXJTBUB. Aksesibilitas : ,POEJTJXJMBZBI,BCVQBUFO,PUBCBSVTFCBHJBOCFSVQB QVMBVQVMBV NBLBVOUVLNFMBZBOJUSBOTQPSUBTJMBVUEBO QFOZFCFSBOHBOEJ,BCVQBUFO,PUBCBSVUFSEBQBUCVBI EFSNBHBQFMBCVIBOBOUBSQVMBVEBOBOUBSLFDBNBUBO ZBOHEJMBZBOJPMFILBQBMLBZVEBOspeed boat, TFSUB molusca ZBOHUFSQFOUJOHBEBMBIMPMBTVTVCVOEBS 5SPDIVTniloticus) EBOLJNB 5SJEBDOBTQQ TFQFSUJLJNB CFTBS 5SJEBDOBmaxima), LJNBTJTJL 5SJEBDOBsquamosa),. UFSEBQBUQFMBCVIBOLIVTVT6OUVLNFOHIVCVOHLBO. Potensi Pariwisata :. KBMVSUSBOTQPSUBTJEBSBUBOUBSQVMBV UFSEBQBUKBMVS QFOZFCFSBOHBOZBOHNFOHIVCVOHLBO1VMBV-BVUEBO. LJNBMVCBOH 5SJEBDOBcrocea) EBOLJNBQBTJS )JQQPQVT. 1PUFOTJXJTBUBZBOHUFSEBQBUEJ,BCVQBUFO,PUBCBSV. 1VMBV,BMJNBOUBOZBJUVQFOZFCBSBOHBOGFSSZ#BUVMJDJOo. hippopus). %BSJHPMPOHBOFDIJOPEFSNBUBKFOJTKFOJT. ZBJUVXJTBUBBMBNZBOHNFMJQVUJQBOUBJ TVNCFSBJS. 5BOKVOH4FSEBOHEBO4UBHFOo5BSKVO. ZBOHEJKVNQBJBEBMBIKFOJTCVMVCBCJ %BJEFNBsetosom. QBOBT HVOVOH QFOZVCFSUFMVSEBOHPB4FNFOUBSB. EBOEchinuthrix calamaris), KFOJTUSJQBOH )PMPUIVSJB. XJTBUBCVEBZBBEBMBIMPNCBQFSBIVLBUJFS QFTUBBEBU. scabra, H. Arta EBOBohadschia argus), KFOJTCJOUBOHMBVU. NBQBOSFUBTJ NBDDFSBUBTJ EBOBDBSBBEBUbabalian dewa.. -JODLJBlaevigata, Culcita novaguineae EBOOphiotrichides. #FCFSBQBXJTBUBQBOUBJ ZBJUV. nereidina), KFOJTCJOUBOHVMBS 0QIJUSJDIPJEFTnereidina) EBOKFOJTCJOUBOHCJSV -JOFLJBlaevigata). 4FMBOKVUOZB. t. ,BSBZBBOo,FDBNBUBO1VMBV-BVU4FMBUBONFSVQBLBO. KFOJTcrustacea ZBJUVMPCTUFSVEBOHLBSBOH 1BOVMJSJVT. EBMBNQSPTFTQFOZVTVOBOTFNFOUBSBMFNCBHBQFOHFMPMB TFEBOHEBMBNQSPTFTQFNCFOUVLBO615%. laso CBIBTB.BOEBS ZBOHBSUJOZBBMBULFMBNJOMBLJ. guitatus, Ocyphode marcphitalmus) EBOLFQJUJOHDJOB. MBLJ. 4DZMJBserrata). %JTBNQJOHKFOJTEJBUBTUFSEBQBUKVHB giganteus EBOPseudedoceros TQ . 4BBUJOJSFODBOBQFOHFMPMBBOEBO[POBTJLBXBTBONBTJI. TFCVBICBUVZBOHNFOPOKPMLFBSBIMBVUNFOZFSVQBJ. TQ LFQJUJOHCBUV (SBQIVTtemichristatus EBODardamus. CFSCBHBJNBDBNDBDJOHMBVU 1PMJDIBFUB Spirobranchus. 1BOUBJ-BTP8BUV #BUV-BTP ZBOHUFSMFUBLEJ1VMBV. Status Pengelolaan. t. #BUV+PEPI ZBOHUFSMFUBLEJ1BOUBJ"SVo,FDBNBUBO 1VMBV-BVU4FMBUBONFSVQBLBOUFNQBUZBOHEJQFSDBZBJ PMFINBTZBSBLBUTFCBHBJUFNQBUUFSLBCVMOZBTFHBMB JLSBSTFQBTBOHLFLBTJI,FZBLJOBOJOJTVEBIEJQFSDBZBJ. 394. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 395.

(10) ZBOHBEBQUJGEBONFSVQBLBOLBSBOHLPOTFSWBUJG NBNQV CFSFWPMVTJ CFSUBIBOIJEVQNFMFXBUJQFSVCBIBO[BNBOEBSJ XBLUVLFXBLUV #FCFSBQBKFOJTLBSBOHTFQFSUJGoniopora, Symphyllia, Turbinaria, Montipora, Favia, Favites Diploastrea LobophylliaNBNQVCFSUBIBOUFSIBEBQQFSVCBIBOHFKPMBL LVBMJUBTBJSUFSTFCVU%FNJLJBOKVHBUFSIBEBQLFNBNQVBO IFXBOLBSBOHVOUVLCFSUBIBOEBOIJEVQLFNCBMJTFUFMBI QFSJTUJXBbleaching ZBOHEJTFCBCLBOQFNBOBTBOTVIV QFSBJSBO el nino )BMJOJNFOVOKVLBOLFNBNQVBOQVMJI LFNCBMJ recovery EBOCFCFSBQBKFOJTLBSBOHNFNQFSMJIBULBO LFUBIBOBO coral resilience UFSIBEBQQFSVCBIBOLVBMJUBTBJS EBNQBLglobal warmingBUBVQVOEBNQBLCFODBOBCBOKJSEJ QFTJTJS%BMBNLPOUFLTLFUBIBOBOFLPTJTUFNNBLBHVHVTBO HPTPOHEJ,FD"OHTBOBEBO,FD4VOHBJ-PCBOEBQBU CFSLPOUSJCVTJEBMBNNFNQFSUBIBOLBOLFBOFLBHBNBOIBZBUJ QBEBTVCTJTUFNOZBBUBVQVOCFSLPOUSJCVTJTFDBSBSFHJPOBM. Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Kabupaten Tanah Bumbu. Nama Kawasan : 5BNBO8JTBUB1FSBJSBO,BCVQBUFO5BOBI#VNCV. Dasar Hukum : 1FODBEBOHBONFMBMVJ,FQVUVTBO#VQBUJ5BOBI#VNCV/PNPS 5BIVOUFOUBOH1FOFUBQBO,BXBTBO1FSMJOEVOHBO -BVU%BFSBIEJ,BC5BOBI#VNCV. Luas Kawasan : ,BXBTBO,POTFSWBTJJOJNFNJMJLJMVBT )B. Letak Geografis dan Administratif : ,BXBTBOJOJUFSMFUBLEJ,FD"OHTBOBEBO,FD4VOHBJ-PCBO ,BXBTBOHPTPOHLBSBOH patch reef EJQFSBJSBO4VOHBJ-PCBO IJOHHB"OHTBOBNFSVQBLBOQVTBUTFCBSBOUFSVNCVLBSBOH ZBOHBEBEJ,BCVQBUFO5BOBI#VNCV. Keanekaragaman Hayati : ,FVOJLBOHPTPOHLBSBOHEJQFSBJSBO,FD"OHTBOBEBO ,FD4VOHBJ-PCBOBEBMBIUFSMFUBLQBEBKFOJTLBSBOHZBOH NBNQVCFSBEBQUBTJUFSIBEBQQFSVCBIBOLVBMJUBTBJSTFQFSUJ TBMJOJUBT LFLFSVIBOEBOTFEJNFOUBTJ%BSJHFOFSBLBSBOH ZBOHEJUFNVLBOTFCBHJBOCFTBSNFSVQBLBOKFOJTLBSBOH. 396. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 397.

(11) Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Kabupaten Berau. 398. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 399.

(12) Aksesibilitas : Untuk mencapai kawasan ini dapat dilakukan dengan transportasi udara yang selanjutnya diteruskan dengan transportasi laut. Penerbangan dari Balikpapan diteruskan dengan menggunakan pesawat udara menuju Tanjung Redep yang merupakan ibukota Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.. Keanekaragaman Hayati : ,FBOFLBSBHBNBOIBZBUJLBXBTBOJOJDVLVQCFSBHBNBOUBSB lain penyu, mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Selain itu, perairan kawasan ini mempunyai biota yang sangat endemik yaitu jenis ubur-ubur. Ubur-ubur jenis ini. Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Pulau Kakaban. IBOZBEJKVNQBJEJ*OEPOFTJB 1VMBV,BLBCBO EBOEJ'JMJQJOB Adapun jenis ubur-ubur tersebut yaitu Cassiopeia ornate, .BTUJHJBTQBQV "VSFMJBBVSJUBEBO5SJQFEBMJBDZTUPQIPSB. Luas Kawasan :. .BTUJHJBTEBO"VSFMJBBEBMBIKFOJTVCVSVCVSZBOHTVEBI. Kawasan Konservasi ini memiliki luas sekitar 187.552, Hektar.. LFDJMVLVSBOOZBJOJNBTJIEJQFSUBOZBLBOTQFTJTOZB BQBLBI. LFIJMBOHBOLFNBNQVBONFOZFOHBU6CVSVCVSZBOHQBMJOH 5SJQFEBMJBDZTUPQIPSBBUBVDMBEPOFNB. Letak Geografis dan Administratif :. 400. Kawasan ini terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan. Potensi Pariwisata :. Timur. KKPini tersebar di 4 (empat) Kecamatan yakni di :. Kabupaten Berau menunjukan 44 lokasi yang potensial untuk. t. ,FD1VMBV%FSBXBO )B. t. ,FD1VMBV.BSBUVB )B. t. ,FD#BUV1VUJI. )B. t. ,FD#JEVL#JEVL. )B. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. dijadikan obyek wisata. Jenis wisata yang paling banyak BEBMBIXJTBUBBMBNEFOHBOEBZBUBSJLQBOPSBNBCBXBI MBVU SFLSFBTJQBOUBJ EBOBV IVUBO HPBHPB EBOMBJOZBOH UFSLPOTFOUSBTJEJ,FDBNBUBO1VMBV%FSBXBOEBO#JEVLCJEVL. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 401.

(13) api (Avicenia TQ /JQBI Nypah sp) dan lain-lain. Jenis yang CBOZBLEJKVNQBJBEBMBIRhizopora dan Avicenia marina. Jenis lamun yang terdapat di Perairan Kota Bontang antara lain : Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii. +FOJTMBNVOZBOHQFOZFCBSBOOZBNFSBUBBEBMBI Enhalus sp dan Thallasia sp-PLBTJZBOHDVLVQVOJLBEBMBI,BXBTBO Kedindingan yang notabene sering ditemukan Lumba-lumba melintas karena kawasan ini merupakan alur migrasi ikan tersebut.. Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Kota Bontang. Status Pengelolaan %PLVNFO3FODBOB1FOHFMPMBBOEBO;POBTJTBBUJOJTFEBOH disempurnakan menyesuaikan dengan Permen KP Nomor 1&3.&/UFOUBOH3FODBOB1FOHFMPMBBOEBO;POBTJ ,BXBTBO,POTFSWBTJ1FSBJSBO5BIVOJOJ8BMJLPUB#POUBOH TVEBINFOHFMVBSLBO4,ZBOHNFOVOKVLQFOHFMPMBLBXBTBO LPOTFSWBTJQFSBJSBOTFUFNQBU4BBUJOJ QFNFSJOUBITFUFNQBU UFOHBINFOZJBQLBOVTVMBOQFOFUBQBOLFQBEB.FOUFSJ Kelautan dan Perikanan.. Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Kota Bontang. Dasar Hukum : 4,1FODBEBOHBO8BMJLPUB#POUBOH/PNPS5BIVO. Luas Kawasan : Kawasan Konservasi ini memiliki luas 5.121,48 Ha. Letak Geografis dan Administratif : ,BXBTBOJOJUFSMFUBLEJTFLJUBSQFSBJSBO,BSBOH4FHBKBI 1VMBV #FSBT#BTBIEBO1VMBV,FEJOEJOHBO. Keanekaragaman Hayati : -VBTUFSVNCVLBSBOHTFLJUBS)BEFOHBOKFOJTUFSVNCV LBSBOHEJEPNJOBTJPMFILBSBOHDBCBOHAcropora, Porites cylindrica dan karang foliose (Montipora foliose, M. lamellosa) 1FOVUVQBO,BSBOHUFSUJOHHJEJLBXBTBO#FSBT#BTBIEBO ,FEJOEJOHBO+FOJTKFOJTNBOHSPWFZBOHEJUFNVLBOEJXJMBZBI pesisir Kota Bontang antara lain bakau (Rhizopora sp), Bius/ tancang (Bruguiera sp), Rambai laut (Sonneratia sp), Api-. 402. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 403.

(14) Kawasan Konservasi Peraiaran Daerah. Kota Bontang. Nama Kawasan. Target Konservasi:. ,BXBTBO,POTFSWBTJ1FSBJBSBO5BNBO1FTJTJS#FSBT#BTBI,PUB Bontang. -. Dasar Hukum :. -. -. Pencadangan,&16564"/8"-*,05"#0/5"/(/0.03 5")6/ 5&/5"/(1&/$"%"/("/,"8"4"/ ,0/4&37"4*1&3"*3"/ ,05"#0/5"/(. -. Rencana Pengelolaan dan Zonasi: KEPUTUSAN 8"-*,05"#0/5"/(/0.035")6/5&/5"/( 3&/$"/"1&/(&-0-""/%"/;0/"4*,"8"4"/ ,0/4&37"4*1&3"*3"/5"."/1&4*4*3#&3"4#"4") ,05"#0/5"/(. . 6OJU0SHBOJTBTJ1FOHFMPMB1FSBUVSBO8BMJLPUB#POUBOH /PNPS5BIVO5FOUBOH5VHBT1PLPL 'VOHTJEBO 6SBJBO5VHBT+BCBUBO4USVLUVSBMQBEB%JOBT1FSJLBOBO Kelautan dan Pertanian. -. Penetapan:. . ,FUFSLBJUBOEFOHBOEBTBSIVLVNLFCJKBLBOEBFSBI 1&3%" 1&3#61 EMM. Target Sumberdaya (Bioekologis) 1FOHFNCBOHBOEBO1FOJOHLBUBO3FIBCJMJUBTJ&LPTJTUFN .BOHSPWFEBO5FSVNCV,BSBOH Target Sosial, Budaya dan Ekonomi Pelestarian dan pengembangan Kearifan local, pengembangan dan peningkatan potensi sumber daya perikanan.. Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati: &LPTJTUFN.BOHSPWF -BNVO 5FSVNCV,BSBOH +FOJTJLBO karang, dan burung.. Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi: Kearifan Lokal pesta adat : Pesta Laut. Potensi Perikanan #FSCBHBJKFOJTJLBOLBSBOH EBOJLBOZBOHLIBTUFSLFOBM dengan nama local ikan bawis.. Luas Kawasan : Potensi Pariwisata :. )B B ;POBJOUJLFEJOEJOHBOTFMVBT )B C ;POB1FNBOGBBUBO#FSBT#BTBITFMVBT )B. 8JTBUB#BXBI-BVUCFSVQBUFSVNCVLBSBOHEBO1BOUBJ1VMBV #FSBTCBTBI. D ;POB1FNBOGBBUBO,BSBOH4FHBKBITFMVBT )B E ;POB1FSJLBOBO#FSLFMBOKVUBO.FMBIJOHTFMVBT )B F ;POB1FSJLBOBO#FSLFMBOKVUBO5JIJL5JIJLTFMVBT )B. Aksesibilitas : Untuk menuju lokasi dapat melewati Tanjung limau, Bontang ,VBMB 5BOKVOH-BVU*OEBIEFOHBONFOHHVOBLBOBMBU transportasi laut. Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan: -FUBL,PUB#POUBOH ,FMVSBIBO#POUBOH-FTUBSJ TFCFMBI5JNVS #FSCBUBTBOEFOHBO4FMBU.BLBTTBS 4FCMBI6UBSB#FSCBUBTBO EFOHBO1FSBJSBO,BCVQBUFO,VUBJ5JNVS 4FCFMBIVUBSB berbatasan dengan Kabupaten. 404. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 405.

(15) Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Status Pengelolaan. Kabupaten Nunukan. 9 4PTJBMJTBTJ,,1%LF.BTZBSBLBUEBO1FNEB/VOVLBO 9 1FNCBOHVOBO4BSBOBEBO1SBTBSBOB,,1%EFOHBO%BOB "MPLBTJ,IVTVT %", EBO"1#%,BCVQBUFO/VOVLBO diantaranya :. Nama Kawasan :. t. 1BHBSNFOHFMJMJOHJLBXBTBO. t. (FEVOH1VTBU*OGPSNBTJ. t. 1JOUV(FSCBOH. t. 4IFMUFS. t. 1BQBOJOGPSNBTJ. t. 1PT+BHB. Kawasan Konservasi Sinilak-Tanjung Cantik Kabupaten Nunukan. Dasar Hukum : t. ,FQVUVTBO#VQBUJ/VOVLBONomor 43 Tahun 2007 tentang 1FOVOKVLBO(VHVTBO1VMBV4JOJMBLTFCBHBJ,BXBTBO ,POTFSWBTJ'MPSBEBO'BVOB.VBSBEJ,FDBNBUBO/VOVLBO ,BCVQBUFO/VOVLBO. t. ,FQVUVTBO#VQBUJ/VOVLBONomor 44 Tahun 2007 tentang Penunjukan Pesisir Tanjung Cantik dan Sekitarnya sebagai ,BXBTBO1FMFTUBSJBO1MBTNB/VGUBI'MPSBEBO'BVOB4FMVBT )BEJ,FDBNBUBO/VOVLBO ,BCVQBUFO/VOVLBO. Luas Kawasan : ,BXBTBO,POTFSWBTJJOJNFNJMJLJMVBTTFLJUBS)FLUBS. Letak Geografis dan Administratif : Kawasan konservasi ini terletak di sekitar Pulau Sinelak-Pesisir 5BOKVOH$BOUJL. 406. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 407.

(16) Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Kabupaten Nunukan t. Nama Kawasan :. +BMVSQFOFSCBOHBO#BMJLQBQBO,PUB5BSBLBO QQ EJMBZBOJ PMFICFCFSBQBNBTLBQBJQFOFSCBOHBOEFOHBOKFOJT. Kawasan Konservasi Sebatik Barat Kabupaten Nunukan. QFTBXBUCFSCBEBOMFCBSEFOHBOXBLUVUFNQVITFLJUBS jam.. Dasar Hukum : t. t. +BMVSQFOFSCBOHBO,PUB5BSBLBO,BCVQBUFO/VOVLBO. ,FQVUVTBO#VQBUJ/VOVLBONomor 188.45/40/II/2012 Tahun. QQ EBQBUEJUFNQVIEBMBNXBLUV KBNEFOHBO. 2012 tentang Penetapan Lokasi Pencadangan Kawasan. QFOFSCBOHBOSFHVMFS LBMJTFIBSJ . ,POTFSWBTJ1FSBJSBO%BFSBI4FMVBT)BEJ%FTB4FUBCV. 1FSKBMBOBOEBSJ,PUB5BSBLBOKVHBEBQBUEJUFNQVIEFOHBO. Kecamatan Sebatik Barat Kabupaten Nunukan.. menggunakan transportasi laut yaitu mengguna kan kapal cepat dengan jalur pelayaran dari Kota Tarakan ke Kabupaten Nunukan pulang pergi atau Kota Tarakan – Pulau Sebatik. Luas Kawasan :. QVMBOHQFSHJTFUJBQIBSJ"QBCJMBNFOHHVOBLBOLBQBMQFSJOUJT . Kawasan Konservasi ini memiliki luas sekitar 74 Hektar.. QFSKBMBOBOIBOZBTBNQBJEJ1FMBCVIBO/VOVLBO LBQBMLBQBM UFSTFCVUBEBMBI,.,FSJODJ ,.(VOVOH"XV ,.6NTJOJ ,."HPNBT ,.5FMBHB'JUNB . Letak Geografis dan Administratif :. 4BSJOEB&YQSFTTEBO#BMJLQBQBO&YQSFTT%BSJ,PUB/VOVLBO. ,BXBTBOLPOTFSWBTJJOJUFSMFUBLEJ%FTB4FUBCV ,FDBNBUBO. untuk menyeberang ke Pulau Sebatik dapat menggunakan. Sebatik Barat Kabupaten Nunukan. QFSBIVNPUPSUFNQFMBUBVspeed boat ZBOHNFNCVUVILBO XBLUVNFOJU. Keanekaragaman Hayati : ,FBOFLBSBHBNBOIBZBUJZBOHUFSEBQBUEJXJMBZBIJOJSFMBUJG sama dengan lokasi kawasan konservasi lainnya yakni kekayaan sumberdaya terumbu karang dan mangrove. Kawasan ini dicadangkan melalui SK Bupati selain karena kekayaan alam yang dimilikinya tersebut juga karena MPLBTJOZBZBOHTBOHBUTUSBUFHJTTFCBHBJXJMBZBIQFSCBUBTBO /,3*EFOHBO.BMBZTJB. Aksesibilitas :. Status Pengelolaan 9 4PTJBMJTBTJ,,1%LF.BTZBSBLBU%FTB4FUBCVEBO1FNEB Nunukan 9 1FNCBOHVOBO4BSBOBEBO1SBTBSBOB,,1%EFOHBO%BOB "MPLBTJ,IVTVT %", EBO"1#%,BCVQBUFO/VOVLBO diantaranya : t. 1BHBSNFOHFMJMJOHJLBXBTBO. t. (FEVOH1VTBU*OGPSNBTJ. t. 1JOUV(FSCBOH. t. 4IFMUFS. Akses menuju ke Pulau Sebatik dapat dilakukan. t. 1BQBOJOGPSNBTJ. menggunakan transportasi udara dan dilanjutkan melalui. t. 1PT+BHB. transportasi laut. Jalur transportasi udara melalui jalur :. 408. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 409.

(17) Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari III Lantai 10 Jalan Medan Merdeka Timur No 16 Jakarta Pusat 10110 Telp/Fax: (021) 3522045, Surel: subditkk@ymail.com Situs resmi: http://kkji.kp3k.kkp.go.id 342. 2014. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA. 343.

(18)