• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN PENELITIAN TINGKAT MADYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN PENELITIAN TINGKAT MADYA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 NO. Registrasi………

PROPOSAL

PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN PENELITIAN TINGKAT MADYA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERFIKIR DALAM MATA KULIAH DISAIN PEMBELAJARAN

STAIN BATUSANGKAR

PENELITI:

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR 2016

(2)

2

DAFTAR ISI

DATA PENELITI DAN PROPOSAL ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Spesifikasi Produk ... 4

E. Defenisi Operasional ... 4

F. Kajian Riset ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir ... 6

2. Pengembangan Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir ... 7

3. Mata Kuliah Disain Pembelajaran ... 9

B. Bagan Kerangka Konseptual ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 11

A. Metode Penelitian ... 11

B. Prosedur Penelitian ... 11

C. Jenis Penelitian ... 11

D. Instrumen Penelitian ... 12

E. Teknik Analisis Data ... 13

BAB IV PEMBIAYAAN ... 14

(3)

3 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini menuntut berbagai elemen pendidikan untuk ikut berpartisipasi meningkatkan mutu lulusan agar dapat bersaing dikancah dunia global ,dimana Indonesia sempat menduduki rangking ke 34 jauh dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Korea yang berada pada rangking 20 an.

Salah satu sebabnya adalah lembaga pendidikan Indonesia belum dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia yang capable yang unggul, yang mampu bersaing dengan SDM bangsa-bangsa lain.

Perguruan tinggi / pendidikan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sarjana, dimana pada lembaga tersebut mempersiapkan mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional sebagaimana yang tercantum pada Permendikbud no.49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi.

Salah satu karakteristik proses perkuliahan yang mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing dengan dunia global adalah sebagaimana yang tertuang dalam

Permendikbud no. 49 tahun 2014 Pasal 11 ayat 1 yaitu interaktif, holistik,

integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

Karakteristik proses perkuliahan tersebut menjadi standar yang harus diperhatikan oleh dosen dalam perkuliahan sehingga melahirkan lulusan seperti yang tertuang dalam permendikbud tersebut.

Standar perkuliahan seperti yang tergambar pada standar nasional pendidikan tersebut dapat dilaksanakan dengan didukung oleh beberapa model perkuliahan yang berorientasi pada mahasiswa, diantaranya model

discovery learning, cooperative learning, problem based learning, dan

lain-lain. Dengan menerapkan model-model tersebut diharapkan mahasiswa mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan. berfikir kritis, dan kreatif.

Beberapa keterampilan berfikir tersebut juga diperlukan dalam mata kuliah disain pembelajaran. Mata kuliah disain pembelajaran adalah mata kuliah yang menuntut mahasiswa untuk mengembangkan keempat

(4)

4 kemampuan tersebut karena sasaran mata kuliah disain pembelajaran adalah mahasiswa dapat merancang perangkat disekolah.

Pada dasarnya proses perkuliahan yang terjadi selama ini di STAIN Batusangkar sudah berorientasi pada mahasiswa , sudah menggunakan berbagai model pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa, tetapi masih banyak mahasiswa yang belum mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kritis, dan kreatif. Ini terlihat ketika berdiskusi masih ada mahasiswa yang tidak mampu menjawab beberapa pertanyaan, tidak mampu mengkritisi , tidak mampu menganalisa pertanyaan. Hanya beberapa mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan, mengkritisi makalah temannya. Hal ini juga terlihat dari jawaban soal yang diberikan ketika ujian mid semester, banyak mahasiswa yang tidak mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya, memecahkan masalah yang diajukan dalam soal.

Untuk mengatasi permasalahan ini perlu kiranya dirancang suatu model pembelajaran yang dapat membimbing mahasiswa agar dapat memecahkan masalah, mengambil keputusan, serta berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu penelitian ini berusaha untuk mengembangkan suatu model pembelajaran yaitu dengan mengembangkan model pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan pegambilan keputusan, kemampuan berfikir kritis dan kreatif .

Keterampilan berfikir adalah model pembelajaran kognitif dimana penekanannya adalah bagaimana mengembangkan keterampilan berfikir mahasiswa . Keterampilan berfikir dengan inkuiri ( dalam Sanjaya; 223 ) berbeda, keterampilan berfikir mahasiswa dibimbing untuk memahami konsep melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman mahasiswa sebelumnya.

Ada beberapa keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan terutama untuk mahasiswa yaitu keterampilan pemecahan masalah, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berfikir kritis, serta kemampuan berfikir kreatif. Keterampilan-Keterampilan tersebut tidak terpisah melainkan terintegrasi satu dengan yang lain. Jadi pada saat bersamaan ketika mahasiswa menggunakan strategi kognitifnya untuk memecahkan masalah, dia juga menggunakan keterampilannya untuk mengambil keputusan, serta mampu berpikir kritis, dan berpikir kreatif.

(5)

5

Keterampilan pemecahan masalah (problem solving), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih penyelesaian masalah yang efektif.

Kemampuuan pengambilan keputusan (decision making), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan setiap alternatif, analisis informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alasan-alasan yang rasional.

Kemampuan berpikir kritis ( critical thinking), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menganalisis argumen dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang sahih melalui “logical reasoning” , analisis asumsi dan bias dari argumen, dan interpretasi logis.

Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru dan konstruktif, berdasarkan konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi dan intuisi individu.

B. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah pengembangan model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran

2. Bagaimanakah validitas, praktikabilitas, dan efektifitas model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran dengan sasaran:

1. Menghasilkan model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran

2. Untuk mengetahui validitas, praktikabilitas, dan efektifitas model pembelajaran keterampilan berfikir pada mata kuliah disain pembelajaran

(6)

6 D. Spesifikasi produk.

Pengembangan model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran ini menghasilkan beberapa produk yaitu:

1. Buku model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran yang meliputi tujuan, sintak, dan sistem pendukungnya.

2. Perangkat perkuliahan yaitu Rencana Perkuliahan Semester ( RPS) yang dirancang sesuai dengan model yang dikembangkan yaitu model keterampilan berfikir

3. Modul yaitu bahan ajar yang dirancang khusus untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan model yang dikembangkan yaitu model keterampilan berfikir

4. Worksheet yaitu bahan ajar yang dirancang untuk membimbing mahasiswa melakukan tugas-tugas untuk melatih keterampilan berfikir

5. Instrumen penilaian , untuk mengukur keterampilan berfikir mahasiswa yang meliputi instrumen penilaian kemampuan pegambilan keputusan, memecahkan masalah, berfikir kritis, dan berfikir kreatif.

E. Definisi Operasional

Berdasarkan istilah-istilah yang tercakup dalam judul proposal penelitian ini, maka dapat dijelaskan definisi operasional masing-masingnya sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran menurut Arends yang dikutip Trianto (2009:22) “The term

teaching model refers to particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system”.Model merupakan suatu pendekatan

pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintak, lingkungan serta sistem pengelolaannya. Model yang penulis maksud dalam proposal ini adalah pengembangan model pembelajaran keterampilan berfikir yang dirancang dan dikembangkan tujuan, sintak, lingkungan, serta system pengelolaan berdasarkan model keterampilan berfikir, serta sesuai dengan memperthatikan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa yang kuliah disain pembelajaran .

2. Keterampilan Berfikir adalah kemampuan untuk menggunakan fikiran.

Keterampilan berfikir ini meliputi kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan berfikir kritis, serta kemampuan berfikir kreatif.

(7)

7

3. Disain Pembelajaran adalah salah satu mata kuliah wajib di prodi PAI dimana sasaran perkuliahan ini adalah mahasiswa dituntut untuk merancang perangkat

pembelajaran di sekolah. Disain Pembelajaran adalah proses penyusunan

langkah-langkah pengembangan pembelajaran dalam rangka mengarahkan pembelajar mendapatkan pengalaman belajar,berdasarkan tujuan yg telah ditetapkan.

F. Kajian Riset Sebelumnya.

1. Penelitian Philip Adey yang berjudul Model for the Professional Development of

Teachers of Thinking (Thinking Skills and Creativity, v1 n1 p49-56 Apr 2006) ,

dimana riset ini mencoba mengembangkan model berfikir guru.

2. Riset lainnya adalah hasil penelitian Lynsey A. Burke dan Joanne M.Williams dengan judul Two Thinking Skills Assessment Approaches: "Assessment of Pupils'

Thinking Skills" and "Individual Thinking Skills Assessments" (Thinking Skills and

Creativity, v7 n1 p62-68 Apr 2012) yang mencoba mengembangkan istrumen penilaian keterampilan berfikir pada siswa.

(8)

8 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir a. Pengertian Model Pembelajaran

Model adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar ( Trianto; 22). Sebagai kerangka konseptual model pembelajaran menjadi dasar bagi perancang untuk merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan sasaran yang diinginkan sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Kesimpulannya model pembelajaran adalah pola yang digunakan perancang untuk pedoman yang dapat digunakan di kelas/ atau pada situasi tertentu.

b. Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir

Model keterampilan berfikir adalah pola yang digunakan perancang untuk mengembangkan proses pembelajaran agar proses pembelajaran tersebut tercapai secara efektif dan efisien, dimana yang menjadi sasaran proses pembelajaran adalah mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan berfikirnya.

Keterampilan berfikir adalah kemampuan untuk menggunakan fikiran yang meliputi, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berfikir kritis, kemampuan berfikir kreatif.

Keterampilan berfikir ini menurut Preisseisen dalam Panen;1997 meliputi empat jenis keterampilan yaitu keterampilan pemecahan masalah adalah keterampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang tepat. Kemampuan pengambilan keputusan adalah keterampilan individu dalam memggunakan proses berfikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alternative, analisis informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alasan-alasan yang rasional. Sedangkan keterampilan berfikir kritis adalah keterampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk menganalisis argument dan memberikan

(9)

9

interpretasi berdasarkan persepsi yang sahih melalui logical reasoning, analisis asumsi dan bias dari argument, dan interpretasi logis. Sedangkan keterampilan berfikir kritis adalah keterampilan individu dalam mengguakan proses berfikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik berdasarkan konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu.

2. Pengembangan Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir

Pengembangan model pembelajaran ini adalah mencoba merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang mengacu bagaimana mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya. Model yang dirancang ini meliputi tujuan, sintak, lingkungan dan system pengelolaanya dirancang berdasarkan teori kognitif. Teori kognitif adalah teori yang mendasari keterampilan berfikir.

Pengembangan model ini menghasilkan produk berupa modul, workshett, Rpp, serta instrument penilaian. Dimana produk tersebut dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir yang meliputi kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta kemampuan berfikir kritis dan kreatif.

Modul yang dikembangkan memuat fakta-fakta , prinsip, konsep, serta prosedur yang terkait dengan ruang lingkup yang ada pada mata kuliah disain pembelajaran, modul ini dirancang untuk menuntun mahasiswa agar dapat memecahkan masalah melalui fakta-fakta yang sajikan dalam modul, analisis informasi, serta dituntun juga menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan akhirnya dapat memilih pemecahan masalah yang tepat. Disamping itu modul yang dikembangkan juga untuk membimbing mahasiswa untuk dapat memilih suatu keputusan yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alternative, analisis informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alasan-alasan yang rasional. Pada akhirnya mahasiswa dapat menggunakan proses berfikirnya untuk menganalisis argument dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang sahih melalui logical reasoning, analisis asumsi dan bias dari argument, dan interpretasi logis. Serta mengguakan proses berfikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik berdasarkan konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu.

Sedangkan workshett yang dikembangkan membimbing mahasiswa untuk dapat mengembangkan keterampilan berfikir kreatifnya. Untuk mengembangkan keterampilan berfikir kreatif diperlukan latihan-latihan, untuk itu worksheet berisi

(10)

10

latihan-latihan untuk melatih keterampilan berfikir kreatif yaiu dengan memberikan tugas menganalisis dan merancang perangkat pembelajaran. Worksheet yang dikembangkan ini juga mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan mahasiswa, untuk itu disediakan tugas-tugas remedial dan enrichment.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa yang akan dikembangkan kemampuan berfikirnya.

Instrumen penilaian yang dikembangkan dirancang untuk mengukur

keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan memecahkan masalah,

keterampilan berfikir kritis, dan kreatif.

Instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan pengambilan keputusan mengacu pada indicator yaitu assessment resiko, mengidentifikasi pilihan-pilihan, menganalisis informasi, menentukan pilihan. Dimana instrument ini digunakan untuk mengukur kemampuan pengambilan keputusan mahasiswa ketika berdiskusi, serta bekerja dalam kelompok.

Instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah mengacu pada indicator penyelesaian masalah menurut J.Dewey dalam Gulo ( 2005) yaitu merumuskan masalah, menelaah masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis, pembuktian hipotesis, serta menentukan pilihan penyelesaian, untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah ketika mahasiswa berdiskusi serta bekerja merancang perangkat pemeblajaran secara berkelompok.

Istrumen penilaian yang dikembangkan dirancang untuk mengukur kemampuan berfikir kritis yang meliputi kemampuan merumuskan masalah, kemampuan memberikan argument, kemampaun melakukan deduksi. Kemampuan ini dilakukan ketika mahasiswa berdiskusi, serta bekerja dalam kelompok untuk merancang perangkat pembelajaran, serta presentasi hasil rancangan.

Instrumen penilaian yang dikembangkan dirancang untuk mengukur keterampilan berfikir kreatif dalam melakukan tugas yang diberikan dalam mata kuliah disain yang meliputi penyajian makalah, perancangan perangkat pembelajaran, presentasi hasil rancangan. Indikator instrument kemampuan kreatif sebagaimana

yang dikemukakan oleh Munandar USC (1992) meliputi yaitu keterampilan berpikir

lancar, berpikir luwes (Fleksibel), keterampilan berpikir orisinil, keterampilan

(11)

11 3. Mata Kuliah Disain Pembelajaran

a. Pengertian Mata Kuliah Disain Pembelajaran

Disain pembelajaran adalah adalah proses penyusunan langkah-langkah pengembangan pembelajaran dalam rangka mengarahkan pembelajar mendapatkan pengalaman belajar,berdasarkan tujuan yg telah ditetapkan.

Disain pembelajaran sebagai mata kuliah adalah salah satu mata kuliah keahlian dan keterampilan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa pada jurusan Tarbiyah. Mata kuliah ini juga merupakan mata kuliah prasyarat sebelum mahasiswa mengikuti mikro teaching dan praktek pengalaman lapangan ( PPL ) di sekolah. Disamping itu ada beberapa mata kuliah yang disyaratkan untuk diikuti mahasiswa terlebih dahulu sebelum mereka mengikuti mata kuliah disain pembelajaran diantara mata kuliah yang disyaratkan adalah mata kuliah pengembangan kurikulum, mata kuliah strategi dan metode pembelajaran, mata kuliah media pembelajaran, serta mata kuliah evaluasi pembelajaran.

Beberapa mata kuliah yang disyaratkan tersebut minimal sudah pernah diikuti oleh mahasiswa yang akan kuliah mata kuliah disain pembelajaran, karena tanpa ada pengetahuan awal untuk mengikuti perkuliahan disain pembelajaran ini mahasiswa kesulitan memahami materi, dan kesulitan mendisain perangkat pembelajaran.

b. Tujuan Mata Kuliah Disain Pembelajaran

Secara umum tujuan mata kuliah disain pembelajaran adalahmahasiswa dapat

memahami konsep dasar disain pembelajaran serta komponen-komponennya dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk perancangan perangkat pembelajaran di Sekolah dan Madrasah. Secara khusus sasaran pembelajaran ini adalah mahasiswa mampu mendisain perangkat pembelajaran.

Kemampuan mendisain ( merancang) adalah termasuk taksonomi kognitif, menurut kategori bloom level ini adalah level tertinggi dari kemampuan berfikir mahasiswa. Level tertinggi ini bisa dicapai oleh mahasiswa jika mahasiswa mampu menguasai kemampuan berfikir level sebelumnya yaitu kemampuan analisis, dan sintesis. Kaitan ranah kognitif dengan mata kuliah disain pembelajaran ini adalah, mahasiswa harus mampu memahami konsep dasar disain pembelajaran yang meliputi pengetahuan mahasiswa tentang komponen disain pembelajaran diantaranya tujuan, materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran dimana beberapa komponen tersebut harus dipahami mahasiswa sebagai suatu sistem yang saling berkaitan ( kemampuan analisis), serta mahasiswa harus memahami komponen disain tersebut secara terpisah

(12)

12

dan masing-masing komponen mempunyai fungsi masing-masing ( kemampuan sintesis).

c. Ruang lingkup mata kuliah disain pembelajaran.

Ruang lingkup mata kuliah disain pembelajaran secara umum meliputi konsep disain pembelajaran serta praktek merancang perangkat pembelajaran secara rinci ruang lingkup mata kuliah disain pembelajaran meliputi:

1) Pengertian, tujuan, manfaat disain pembelajaran 2) Model-model disain pembelajaran

3) Komponen-komponen disain pembelajaran

4) Langkah mendisain program tahunan dan semester 5) Langkah mendisain tujuan pembelajaran

6) Langkah mendisain materi pembelajaran 7) LAngkah mendisain strategi pembelajaran 8) LAngkah mendisain media pembelajaran 9) Langkah mendisain evaluasi pembelajaran 10) Langkah mendisain Perangkat Pembelajaran

B. Bagan Kerangka Konseptual

Fenomena dalam proses perkuliahan:

1. Mahasiswa kurang mampu menjawab pertanyaan ketika ada yang mengajukan pertanyaan

2. Mahasiswa kurang mampu memberikan argumentasi yang tepat terhadap permasalahan yang dipecahkan

3. Mahasiswa kurang mampu mengambil keputusan ketika ada satu gagasan yang perlu dikemukakan

4. Mahasiswa kurang mampu mengaitkan satu konsep denga konsep lainnya ketika membaca bahan dan menjawab pertanyaan

Kurangnya pengembangan kemampuan berfikir mahasiswa

Perlunya pengembangan Model Pembelajaran Berfikir Mahasiswa Dalam Mata kuliah Disain Pemelajaran

(13)

13 BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research

and develpoment) yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan

suatu produk berupa model pembelajaran kognitif untuk mengembangkan kemampuan berfikir mahasiswa pada mata kuliah disain pembelajaran di STAIN Batusangkar. Dimana sesuai dengan yang dikemukakan oleh Van den Akker dan Plomp ( 1999) bahwa karakteristik penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk termasuk kurikulum serta perangkat yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian pengembangan ini peneliti mengikuti langkah-langkah research and development Borg & Gall yaitu (1) Melakukan pengumpulan informasi (termasuk kajian pustaka, pengamatan terhadap perangkat yang ada, membuat kerangka kerja penelitian); (2) Melakukan perancangan (merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan dana dan waktu yang diperlukan, prosedur kerja penelitian); (3) Mengembangkan bentuk produk awal (perancangan draf awal produk); (4) Melakukan ujicoba lapangan permulaan; (5) Melakukan revisi terhadap produk utama; (6) Melakukan ujicoba lapangan utama; (7) Melakukan revisi terhadap uji lapangan utama; (8) Melakukan uji lapangan operasional; (9) Melakukan revisi terhadap produk akhir; (10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk (Borg & Gall :785:1989).

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengembangan ini sesuai dengan model pengembangan yang digunakan yaitu model pengembangan Borg dan Gall terdiri dari 10 langkah seperti tergambar pada bagan berikut:

ANALISIS PRODUK

MENGEMBANGKAN

PRODUK AWAL VALIDASI AWAL

REVISI PRODUK UJI COBA LAPANGAN

SKALA KECIL REVISI

PRODUK

UJI COBA LAPANGAN SKALA BESAR

REVISI PRODUK

PRODUK AKHIR

(14)

14

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini meliputi:

1. Analisis Produk, dimana peneliti melakukan analisis kebutuhan dan karakteristik terhadap mahasiswa yang akan mengikuti kuliah disain pembelajaran, serta melakukan observasi terhadap proses perkuliahan disain pembelajaran khususnya mengamati dan melakukan penilaian terhadap keterampilan berfikir mahasiswa dalam mata kuliah disain pembelajaran.

2. Mengembangkan produk awal, setelah diperoleh data awal tentang karakteristik, kebutuhan dan kemampuan berfikir mahasiswa maka dikembangkan model pembelajaran keterampilan berfikir dalam mata kuliah disain pembelajaran berupa produk berupa buku model, RPS, Modul, Worksheet, serta Instrumen Penilaian.

3. Validasi ahli, produk hasil pengembangan berupa buku model, RPS, Modul, worksheet, dan instrumen penilaian yang sudah dikembangkan divalidasi ke pakar disain pembelajaran, dan pakar evaluasi pembelajaran.

4. Revisi Produk , setelah produk divalidasi, maka dilakukan revisi terhadap produk 5. Uji Coba Lapangan Skala Kecil, Produk yang sudah direvisi diujikan pada kelas

terbatas untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan produk.

6. Revisi produk, revisi produk dilakukan setelah uji coba terbatas untuk penyempurnaan produk sebelum diuji cobakan pada skala yang lebih besar

7. Uji coba Lapangan Skala Besar, produk yang sudah direvisi diuji cobakan pada skala yang lebih besar yaitu pada kelas mata kuliah disain pembelajaran

8. Revisi Produk, adalah perbaikan produk yang sudah diujicobakan dalam kelas yang lebih luas untuk penyempurnaan produk akhir

9. Produk akhir, produk model pembelajaran keterampilan berfikir selesai dikembangkan

C. Jenis Data Penelitian

Data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini adalah :

1. Data untuk analisis produk yang meliputi data tentang karakteristik dan kebutuhan mahasiswa yang akan kuliah mata kuliah disain pembelajaran.

2. Data Validitas produk yang dikembangkan yang meliputi data validasi buku model, RPS, Modul, Worksheet, serta Instrumen penilaian.Lembar Observasi

D. Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu:

1. Lembar validasi untuk mengukur validitas Model pembelajaran keterampilan berfikir yang telah dikembangkan

(15)

15

2. Lembar Observasi untuk melihat praktikalitas model pembelajaran yang dikembangkan .

3. Lembar Angket untuk melihat keterpakaian model pembelajaran keterampilan berfikir yang dikembangkan

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif .

Data hasil validasi masing-masing produk yang telah dihasilkan selanjutnya ditabulasi. Hasil tabulasi dihitung dengan mengunakan rumus:

% 100  

maksimal skor item per skor P

Berdasarkan data persentase tersebut, hasil validasi diinterpretasikan dalam kategori berikut:

Tabel 1. Kategori Validitas Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir

Persentase (%) Kategori 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100 Tidak valid Kurang valid Cukup valid Valid Sangat valid

(16)

16 BAB IV

(17)

17 DAFTAR PUSTAKA

Borg and Gall, 1989. Educational Reseasrch : an Introduction, Fifth Edition, New York: Longman

Paulina Panen, dkk,1995. Mengajar di Perguruan Tinggi,Jakarta:Univ.Terbuka Permendikbud RI No.49 Tahun 2014

B.Uno, Hamzah, 2009. Model Pembelajaran ,Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang efektif dan Kreatif, Jakarta:Bumi Aksara

Trianto, 2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif,Kencana Prenada media Herawati, Susi, 2012. Disain Pembelajaran Kajian Teoritis dan Praktis, Batusangkar: STAIN

Press

Gulo,W, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo: Jakarta

Van den Akker, J. 1999. Principles and Methods of Development Research. In J. van den Akker, R. Branch, K. Gustafson, N. Niveen, & Tj. Plomp (Eds.), Design approaches

and tools in education and training (pp. 1-14). Dordrecht: Kluwer Academic

Gambar

Tabel 1. Kategori Validitas Model Pembelajaran Keterampilan Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

yang dibagi dalam tiga dimensi yaitu kemampuan melakukan pelayanan yang dijanjikan, dapat diandalkan, dan akurat, responsivenessyang dibagi dalam dua dimensi yaitu

(2) Kelompok substansi mutasi instansi vertikal dan provinsi mempunyai tugas menyiapkan bahan pemeriksaan dan pengujian persyaratan pemberian persetujuan kenaikan pangkat

Dari dahulu Nokia memakai OS Symbian dan sistem 1 Feb 2015 Tipe-tipe ponsel Nokia yang mendukung aplikasi Whatsapp dengan Nokia PHONEKY - Free WhatsApp Messenger 2.9.7211 Symbian

Dari hasil penelitian yang dilakukan dilapangan dapat terlihat bahwa rata-rata mahasiswa memiliki sikap dan perilaku disiplin yang rendah namun setelah

Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya masyarakat Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, memahami posisi dan fungsi pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) kita telah memberikan hak kepada warga negaranya untuk melapor atau mengadu apabila mereka melihat,

Ketika para anggota telah menerima pemanggilan atau akan ditahbiskan pada jabatan Imamat Harun, seorang anggota presidensi cabang hendak- nya telah mendukung mereka di

Hal ini disebabkan karena para pejalan kaki yang cenderung menyaberangi badan jalan di depan Pasar Prawirotaman untuk melakukan aktivitas pasar oleh karena itu, letak