• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tangkehan yang beroperasi di Kotamadya Sibolga pada tahun 1999 berjumlah 26

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tangkehan yang beroperasi di Kotamadya Sibolga pada tahun 1999 berjumlah 26"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

5. KONMSl TANGKAHAN DAN PELABUHAN PERlKaNAN NUSANTARA SlBOLGd

5.1.1. F a d l b

Tangkehan yang beroperasi di Kotamadya Sibolga pada tahun 1999 berjumlah 26 unit, sedangkan yang beroperasi di Kabupaten Tapanuli Tengah berjumlah 6 unit (Lampiran 2). Hal ini berbcda dengan pendapat Anonimous (1999~) yang menyataksn bahwa jumlah tangkahan yang beroperasi di daerah tersebut (Kotamadya Sibolga den Kabupaten Tapanuli Tengah) adalah 46 unit. Perbedaan ini antara lain discbabkan oleh perbedaan waktu pengambilan data, dimana pada tahun 1999 terdapat beberapa unit tangkahan yang tttrbakar, disamping itu juga ada beberapa tangkahan yang memindahkan usahanya dari Kotamadya Sibolga ke Kabupaten Tapanuli Tengah. Oleh karena Nu kemungkinan tc: jadinya pengulangan pencatatan jumlah tangkahan yang sama dapat terjadi.

Mifitas-ektifltas pendukung kegiatan perikanan tangkap yang terdapat di tangkahantangkahan tersebut terdiri dari 4 jenis aktias, yakni: (1) pendaratan hasil tungkapan, (2) pemesaran hasl tangkapan, (3) pemenuhan kebutuhan melarut nelayen, (4)

tambat labuh dan perawafan / perbalkan kapal. Sedangkan penelitian Sinaga (1995) rvienyatakan bahwa aktiias yang ada di tangkahan-tangkahan pada tahun 1993 adalah 5 jsnis, yakni (1) melayani pemenuhan kebutuhan melaut, (2) melayani pendaratan hasil tangkapan, (3) memasarkan lkan hasil tangkapan, (4) beberapa tangkahan melaksanakan pengolahan ikan dan (5) memperbaiki dan merawat mesin dan kapal. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah jenis aktifltas tangkahan mulai dikurangi dari 5 jenis pada tahun 1995 menjadi 4 jenis pada tahun 1999. Pengurangan jumlah aktifitas tersebut antara lain disebabkan oleh rnulai dioperasikannya pabrik tepung ikan yang ada di PPNS (subbab 5.2) pada awal tahun

(2)

57

,1999, sehingga ikanikan yang tidak terjual habis di tangkahan-tangkahan dapat langsung cfiserap oleh pabrik tepung ikan tersebut. Dengan demikian tangkahan tidak perlu meiakukan aktifitas pengolahan ikan hasil tangkapan.

Untuk menjamln terlaksananya aktifitas-aktifltas dl atas, maka tangkahan dilengkapi dengan berbagal sarana atau fasilitas. Fasilitas-fasilitas yang terdapat dl tangkahan ilmumnya berukuren relatiff kecil. Hal in1 disesuaikan dengan lahan yang dimiliki yang juga relatif kecil. Untuk mengatasinya, biasanya pihak tangkahan memperluas daratan yang ada dengan melakukan reklamasi pantai ataupun dengan mendirikan bangunan yang terbuat dari kayu dan berada di atas permukaan air laut.

Fasilitas-fasilitas yang terdapal di tangkahan dapat dikelompokkan atas tiga kelompok, yakni fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasiiias tambahan (Tabel 12). Fasilitas-fasllitas pokok pentlng yang dimilikl tangkahan antara lain lahan, dermagdfetty dan kolam pelabuhan. Faslluas-fasiiitas fungsional yang dimiliki antara lain ruang peiataran dan pengepakan, bengkel, tangld air tawar, gudang BBM, gudang alat tangkap, guderng

spate

parts, gudang barang bekas,

Ice

storage dan radio SSB. Sedangkan fasilitas tambahan yang dimlliki adalah kantor. Untuk mellndungi fasllitas-fasilltas yang ada maka tangkahan tangkahan tersebut mendirikan pagar di sekeilllng lahan.

Dermaga yang dimiliki tangkahan umumnya menjorok ke arah laut dengan posisi tsgak lurus dengan garis pantal dan oleh pihak tangkahan dinamakan

m.

364ty terbuat dari kayu dan digunakan untuk tempst bertambatnya kapakkapal yang membongkar hasil tsngkapan, mengisi perbekalan melaut, pewatan ataupun untuk berlabuh. Ukuran panjang

(3)

I

I.

dermaga

1

1 0 - 2 0 m

1

10-100rn

I

Tabel 12. Fasilitas-fbsilitas yang Terdapat di Tangkahan menurut Jenis, Jumlah dan Ukurannya.

Jenis fasiiitas

1. Fasilitas pokok

1

tangki air tawar

I

4 - i o d

I

$ - t o m 3

I

2. FasiRas hmgsionaJ

gudang

BBM

gudang alat tangkap gudang spsre parts gudang barang bekas

FasiRas dirniiik

lahan

ice storsge

bengkel

b f t v

luas kolam pelabuhan

r ruang pelataranlpengepakan

I

radlo SSB

I

1 unit

I

1 unit

I

Ukuran FasiRas

I

ruang penyimpanan tong

I

12 -40

d

1

38

-

60 m2

I

Kodya. Siboiga

68

-

966

d

40

-

140 m 1.836

-

4.300 m2

32

-

180

d

Kab. Tap lengah

640

-

4 300 m2 50

-

70 rn

-

100

-

200

rd

p.

Fasilitas penunjang i I

i

t

PoS M a I ! mushola

Beberapa tangbhan yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki

kendaraan angkulan listrik 4 kantor areal pankir I I 1 I

dermaga yang sejajar dengan garis pantai dan berkonstruksi beton, yang berbatasan

0 - 4 d 0 - 4 d

langsung dengan daratan, sehingga juga berfungsi sebagai penahan tanah atau turap.

1

-

6 unit 10 KV 20

-

80 rn2 0

-

40 rn2 0 - 2 o d 0 - e m 2

Sumber : data prlmer

9 wrung

MCK

Terdapat juga peda sebagien tangkahan dl kabupaten ini, jetty yang terbuat dari kayu den

1

-

3 unit

10 KV

#

-

200 m2

60

-

120 rn2

menjorok ke arah laa.

0 -40

td

2 - 1 2 d

0

-

24 m2 5 - l o r n 2

(4)

59 Ruang pelataran di tangkahan-tengkahan biasanya benetu dengan ruang pengepakan dan tbrlindung dad cahaya matahati. Ruang pelataran yang ads di tangkahan tangkahan tenebut berupa *damtan papann yang berada entara I hingga 3 meter di atas permukaan alr. Ukuran ruang pelataranlpengepakan tersebut berkisar antara 32 hingga

200 m2.

Kantor tangkahan merupakan tsmpat penyelesaian administrasi dan transaksi; baik untuk transaksl ikan-ikan yeng diperjualbelikan maupun transaksi bahan-bahan kebutuhan melaut. Kentor tersebut berukuran antera 20 hingga 200 m2.

Tangkahan umumnya tidak mempunyai tangld khusus untuk menyimpan bahan bakar minyak (BBM) sehingga BBM disimpan dalam drum. Untuk keamanan drumdrum tersebut maka dilengkapi dengan gudang BBM. Jenis BBM yang disimpan di dalam gudang adalah solar dan minyak tanah. Bebenpa tangkahan juga menyimpan bensin pada gudang 3BM. Gudang BBM yang dimiliki tangkahan berukuran antara 12 hingga 30 m2.

"Ice stoaqp'' yang ada di tangkahan umumnya dibuat dengan care sangat sederhana.

Ice

s t o m

terbuat dad bahan kayu yang dl bagian dalamnya dilapisi plat aluminium. Ice $totage tersebut berukuran antara 4 hingga 20 m2.

Bengkel di tangkahan digunakan untuk melayani perawatan dan perbaikan mesin kapal. Mesin yang dapat diperbaikl antara lain mesin yang beaahen bakar solar, bensin hingga minyak tanah. Bengkel tenebut berukuran antara 12 hingga 120 m2.

Untuk menghubungi kapal-kapal yang berada di perairan penangkapan, setiap iangkahan dilengkapl dengan radio SSB.

Secara umum dapat dikatakan bahwa fasilitas-fasilitas tangkahan yang berada di Xabupaten Tapanuli Tengah berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan fasilitas- fasilitas tangkahan di Kotamadya Sibolga; sesuai dengan luas lahan yang mereka miliki.

(5)

Luas lahan tangkahan-tengkahan di Kabupaten Tapanuli Tengeh relatif lebih luas dibanding

ai

Kotamadya Sibolga.

Bangunan yang berada di atas daratan yang dimiliki tangkahan-tangkahan di Kabupaten Tapanuli Tengah umumnya berupa bangunan permanen, sedangkan di Kotamadya Slbolga biasanya terbuat dari papan (non permanen).

5.A.2 Aktlfltas Tangkdm

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa aMiMas-aktilitas pendukung perikanan tangkap yang terdapat di tangkahan ada 4 jenis (subbab 5.1 .I). Mititas tersebut dimulai dari pendaretan hasil tangkapan, pemasaran hasil tangkapan, pemenuhan kebutuhan melaut, tambat labuh kapal hingga perawatanlperbaikan kapal.

('t) Pendar&an

Hasll Tangkapm

Proses pendaratan ikan di tangkahan diawali dengan merapatnya kapal pada bagian sisi lambung dengan poslsi sejajar dengan jetty. Selanjutnya dilakukan pembongkaran ikan. Pembongkaran ikan dapat dikelompokkern ke dalam 2 jenis, yaitu ikan- ikan bukan tujuan ekspor dan ikan-ikan tujuan ekspor. Untuk pembongkaran ikan-ikan bukan tujuan ekspor, sekelompok pekerja yang terdiri dari 7 hingga 11 orang mulai melakukan pembongkaran ikan dari palkah kapal dengan menggunakan keranjang rotan. Kemudian lkan diletakkan di meja sortir yang terdapat di pinggiran jetty untuk diseleksi jenis dsn ukurannya.

Pada proses penyeleksian ikan, selain dilakukan oleh kelompok pekerja sering piila oleh para pedagang (pembeli ikan) lakal. lkan yang telah disortir dimasukkan ke dalam ksranjang-keranjang plastik (basket), lalu ditimbang.

(6)

Pada pembongkaran ikan yang ditujukan untuk ekspor, yang umumnya didaratkan oleh kapal pancing, keranjang yang digunakan untuk membongkar ikan bukanlah keranjang roian tetapi keranjang plastik.

Pada tahap berikutnya ikan yang telah berada di dalam keranjang dibawa oleh pekerja ke palataran menggunakan gerobak dorong guna diseleksi (tanpa meja sortir) berdasarkan jenis ikan, mutu dan ukurannya, lalu dltimbang.

Kapal yang melakukan aktMas pendaratan ikan dl tangkahan adalah kapal milik tangkahan den kapal bukan milik tangkahan. Kapal yang bukan milik tangkahan sebagian tslah terikat oleh perjanjian dengan tangkahan dan sebagian lagi tidak terikat (bebas). K'apaCkapai yang tidak terikat inilah yang dapat berpindakpindah tempat untuk melakukan ~ktifltas pendaratan.

Jumlah frskuensi pendaratan ikan di seluruh tangkahan yang ada dl Sibolga (Kotamadya Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah) pada tahun 1999 adalah 30.720 kali. Frekuensi pendaratan lkan tersebut setiap bulannya diperkirakan berkisar antara I .738,7 t~ingga 2.9973 kali dimana fiekuensi tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan terendah bulan November. Sedangkan jumlah frekuensi pendaratan rata-rata setiap bulannya 2.560 kali dengan simpangan baku 384,2 kali. Fluktuasi frekuensi pendaratan ikan di tangkahan t'srsebut terlihat pada grafik dalam Gambar 7.

Pada grafik tersebut terlihat f'icuensi pendaratan ikan selama tahun 1999 memiliki 2 puncak pendaratan tertinggi, yakni pada bulan Januari / Pebruari den Juli / Agustus dan 2 puncak pendaratan terendah pada bulan Maret dan November. Secara keseluruhan, terjadi kecenderungan penurunan relatlf frskuansi pendaratan menjelang akhlr tahun.

(7)

Oambar 7, Jumlah trmkuenrl P~ndaratan Harll T angkapan dl 81luruh Tangkahan 81bolga pada Tahun 1999

8 4

umloh

Tingginya frekuensl pendaratan pada bulan JanuarU Februari dan JulU Agustus disebabkan antara lain oleh kapakkapal motor dan motor tempel yang mengoperasikan alat iangkap pancing pada bulan-bulan tersebut melakukan operasi penangkapan dl flshhg

gmuml terdekat dari pangkalan sehingga lama

fishing

trp'p-nya menjadi pendek dan

--

Jon I Pab I Mar I I p r I Mel I Jun I Jul I Aae I Sap I Okt I l o r I Dss

2.138.1 (2.188,@12.21,# 12.511.3 (2.885.3 ( 2.184 (2.8@9,? I 2.##1 l2.512.0 I2.189.1 l1.138.8 12.261.1

mengakibatkan frekuensi pendaratanpun sernakin tlnggi. Hal inl terlihat dari relatif rendahnya rats-rate jumlah ikan yang didaratkan tiap pendaratan pada bulan Januari (I ,I3 ion)/ Pebruari (1,24 ton) dan Juli (1,07 ton)/ Agustus (I ,I8 ton) (Gambar 9). Sedangkan pada buian Maret den November nelayan-nelayan tersebut melakukan operesi penangkapan dl

fisliIng

g m n d

yang lebih jauh sehingga lame waldu

t7shIng

tdp-nya lebih panjang dan frekuensi pendaratan menjadi lebih kecil.

Jumlah ikan yang didaratkan dl seluruh tangkahan yang ada dl Slbolga pada tahun 1999 adalah 44.502,5 ton, dengan rate-rata jumlah ikan yang didaratkan setiap bulannya sebesar 3.7083 ton dan slmpangan bakunya 696,O ton. Jumlah ikan yang didaratkan tersebut setiap bulannya berldsar antara 2.764,8 hingga 5.396,3 ton dengan jumlah ikan

(8)

(Gambar 8). Besamya jumlah ikan yang didaratkan pada bulan November diduga disebabkan oleh datangnya musim ikan yang umumnya tertangkap oleh pukat cincin dan pukat ikan sehingga walaupun frokuensi pendaratan kecil pada bulan tenebut (1.739 kali) rramun rate-rate jumlah ikan yang didaratkan di setiap pendaratan relatif lebih besar (3,1 ton). Sedikitnya jumlah ikan yang didaratkan pad% bulan April diduga disebabkan oleh terjadinya musim Paceklik pendaratan" bagl nelayan. Hal ini diindikasikan dengan rendahnya rata-rata hasil tangkapan per pendaratan pada bulan tersebut (1,IO ton) (Gambar 9).

Gambar 8. Jumlah lkan rang Oldaratkan dl s.luruh Tangkahan 8lbolga pada Tahun 1999

0

1-l-

~ u m l a h

Oari gambar 9 terlihat bahwa rata-rata jumlah ikan tertinggi yang didaratkan tiap pendaratan terjadl pada bulan November, sedangkan jumlah terendah pada bulan Juli dan April. Dengan demikian diduga bahwa "musirn pendaratan ikan* terjsdi pada bulan November dan musim "paceklik pendarafann pada bulan April dan Jul. Keadaan musim inilah yang mempengaruhi jumlah ikan yang didaratkan di tangkahan.

Jan

I

Peb

I

Mar

I

Apr 1 Mei

I

Jun I Jul I Ags

I

Sep

I

O h I l o w I Der

(9)

Gambar 9. Rata-rata Jumlah lkan yang Dldaratkan Tlap Pendaratan dl TangkthanpadrTahun 1999

(2)

Pernsrsarw

Hasll Tmgkapm

lkan yang didaratkan di tangkahantangkahan dipasarkan tanpa melalui proses pelelangan, melainkan dengan proses tawar rnenawar antara toke kapal atau pengelola tongkahan dengan pembeli (pedagang dan pengolah ikan).

Proses pemasaran ikan di tangkahan telah dirnulai sejak ikan berada di keranjang keranjang glastik, setelah disortir den sebelum dliakukan penimbangan. Psda s a d

itu

pengelola tangkahan menetapkan harga dengan terlebih dulu mernbandingkan harga di beberapa tangkahan lainnya. Bila harga disetujui pembeli, maka ikan ditimbang sesuai dengan jumlah permintaan. Selanjutnya ikan-ikan tersebut diangkut menggunakan gerobak dorong ke tempat pengepakan guna dikemas ke dalam tong fiber ataupun kayu. Bila harga p n g ditetapkan tidak sesuai dengan pembeli rnaka pengelola tangkahan akan memasarkan ikan atau mengirim ke daerah pemasaran secara langsung.

(10)

lkan-ikan yang didaratkan di tangkahan sampel (NDH, Sabena Baru dan Henny) dipasarkan secara lokai, anfar daerah dan ekspor. Oaerah yang menjadl tujuan pemasaran ikan-ikan tersebut antara lain Banda Aceh, Tarutung, Padang Eiidempuan, Medan, Tanjung Balai, Pekanbaru, Dumai, Padang, Jambi, Palembang, Bengkulu, Bandar Lampung dan Jakarta. Jenis-jenis ikan yang dipasarkan secara lokal umumnya sama dengan ikan-ikan yang dipasarkan antar daerah seperti ikan kembung, tongkol, tenggirl, kerapu, layur, layang, cucut dan jenis-jenis ikan lainnya. Sedangkan negara tujuan ekspor adalah Singapura. Dari informasi yang diterima, beberapa tangkahan juga mengekspor ikannya hingga ke Malaysia den Hongkong. Jenis-jenis ikan yang diekspor antsra lain ikan kerapu, tenggiri, bawal, kakap dan ikan janang.

Rantai pemasaran ikan yang didaratkan di tangkahan umumnya sebagai berikut :

(1) Tangkahan

-

pedagang lokal

--

konsumen

(2) Tangkahan

-

pedagang antar daerah

-

pedagang luar daerah

-

konsumen

(3) Tangkahan

-

pedagang luar daerah

-

konsumen (4) Tangkahan

-

eksportir

-

ekspor

(5) Tangkahan

-

pengolah ikan

--

konsumen

(6) Tangkahan

-

pengolah ikan

-

pedagang lokal

-

konsumen

i7) Tangkahan -- pengolah ikan

-

pedagang antar daerah

-

pedagang luar daerah

----

konsumen

(8) Tangkahan

-

pengolah ikan

---

pedagang luar daerah

-

konsumen.

Skema rantai pemasaran ikan hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahantangkahan yang ada di Sibolga diringkaskan pada gambar 10.

(11)

Gambar 10. Skema Rantai Pemasaran lkan yang Didarathn di Tangkahan Keterangan :

---+

lkan dijual dengan cara sipembei mendatangi sipenjual lkan dijual dengan cara dikitim okh sipenjual ke sipembeC

a

+

Tangkahan q

Konsumen Luar Daerah

v

, Pengolah lkan

v

v

*

:

1 Eksportir di Sibolga * + Eksportir di Luar Sibolga *

--+

Konsumen Lokal w w

*

Pedagang Lokal

v

Pedagang Antar Daerah

*

*.lt

v

w

(12)

Pengelola tangkahan umumnya memiliki sarana transportasi khusus untuk memasarkan lkarrlkannya ke luar daerah, namun terkadang juga memanfaatkan perusahaan pengirlman barang (ekspedisi) untuk mengirimkan ikan-ikannya. Tangkahan memberi kebebasan kepada nelayannoke kapal yang bukan milik tangkahan, untuk memasarkan sendiri hasil tangkapannya bila didaratkan di tangkahan. Namun biasanya nelayan tersebut mempercayakan proses pemasaran kepada tangkahan dengan jalan menjual semua ikan yang tertangkap kepada tangkahan. Hal in1 disebabkan tangkahan tnernillki jaringan pernasaran yang luas sehingga iksn yang didaratkan rnernpunyai jerninen mtuk terjual habis den nelayan tidak memiliki resiko kerugian akibat ikan yang didaratkan fidak terjual semua.

Semua ikan yang didaratkan di tangkahan umumnya terjual habis pada hari itu juga, baik Hu dibeli oleh pedaganglpengolah ikan maupun dikirim langsung oleh pcngelola tangkahan ke daerah pemasaran.

Jumlah ikan yang UJud kepada pedagang ikan (pedagang dan pengolah ikan datang membeli ikan di tangkahan) dl seiuruh tangkahan Sibolger pada tahun 1999 adalah 36.052,3 ton dengan jumlah rata-rata ikan yang dijual setiap bulannya sebesar 3.004,4 ton dan simpangan bakunya 653,9 ton. Jumlah terbesar ikan yang dijual terjadi pada bulan November (4.665.8 ton) dan terkecil pada bulan April (2.192 ton) (Gambar 11). Sedangkan jumlah ikan yang dlWrlm oleh seluruh tangkahan ke pembeli dl luar tangkahan (ikan tidak rnelalui proses penjualan dl tangkahan) selama tahun 1999 berjumlah 8.182,4 ton dengan jumlah ikan rata-rata yang diklrim setiap bulan sebesar 681.9 ton den simpangan bakunya 240.1 ton. Jumlah terbesar lkan yang dlklrim terjadl pada bulan Me1 1251,2 ton dan terkecil bulan Oktober (442,6 ton).

(13)

Dari Gambar 11 terlihai bahwa jumlah ikan yang dipasarkan 1 dikirim oleh tangkahan secara langsung ke luar daerah ataupun ekspor selama tahun 1999 cenderung rnengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah pedagang yang beroperasi dl tangkahan-tangkahan khususnya pedagang antar daerah dan juga karena adanya eksportir yang beroperasi di Sibolga (Gambar 12) sehingga ierdapat kecendrungan peningkatan jumlah ikan yang dijual langsung kepada pedagang tkan di tangkahan-tangkahan. Disamping itu juga disebabkan oleh adanya kecenderungan kebijaksanaan pengelola tangkahan untuk memberikan kesempatan kepada para pedagang ikan untuk memasarkan ikan-ikan yang didaratkan sesuai dengan kemampuan pedagang- pedagang tersebut. Oleh karena Itu, penlngkatan dan panurunan jumlah ikan yang dijual kepada pedagang 01th tangkahan tergantung dari jumlah pedagang dan kemampuannya untuk memasarkan lkan hasll tangkapan tersebut.

a '

) Jan

I

Psb

I

Mar

I

Apr

I

Ploi

I

Jun Dfkirim

1

Oii.5 696.5

/

654.9

/

571.7 il251.2

/

4M.i

~llual 12214.4 12873.5 l2818.7

1

2192 13178.7 13226.7

Jul

I

Ags

1

Sop

I

Old

1

Uov

I

Dos 552.6

i

Ol6.9

1

134.9

/

i4i.4 139.5

/

iOf.1

2548.5 12711.9 13436.8 12189.3 1 1C65.11 3295

Gambar 11. Jumlah Ikan rang DUua1 dl seluruh Tangkahan dan Dlkirim ke luar Tangkahan pada Tahun 1999.

(14)

Kata-rata jumlah pedagang ikan yang beroperasi setiap bulan di satu tangkahan pada tahun 1999 adalah 33 orang dengan simpangan bakunya 3,6 orang. Rata-rata jumlah pedagang ikan terbanyak yang beroperasi di setiap tangkahan terjadi pada bulan Mei (41 orang) dan terendah pada bulan Januari (26 orang) (Gambar 12). Secara keseluruhan terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pedagang ikan selama tahun 1999. Hal ini antara lain disebabkan oleh kecenderungan menlngkatnya jumlah hasil tangkapan yang didaratkan selama tahun 1999 (Gambar 8).

"

1

Gam bar 12. Jumlah Rata-rata Pedagang y ang B e r ~ p e r a t l dl Setlap Tangkahan pada Tahun 1999

Harga ratarata ikan kembung per kilogram dl tangkahan berkisar antara Rp 3.833,3 hingga Rp 5.333,3 dimana harga terendah terjadi pada bulan Mei dan tertinggi bulan Juli. Harga ikan tongkol berkisar antara Rp 4.433,3 hingga Rp 6.466,7, dimana harga tertinggi terjadi pada bulan Januari dan terendah bulan Desember. Sedangkan harga ikan layur berkisar antara Rp 2.166,7 hingga Rp 3.133.3 dimana harga tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah bulan Pebruari (Gambar 13).

(15)

Pada Camber 13 terlihat bahwa harga ikan sepanjang tahun 1999 untuk ikan kembung cenderung tetap sedangkan harga ikan tongkol cenderung menurun dan harga ikan layur cenderung meningkat. Fluktuasi harga per kilogram ikan yang didaratkan sangat bergantung kepada jumlah, ukuran dan mutu ikan yang didaratkan pada satu saat pendaratan. Bila ikan yang didaratkan di tangkahan-tangkahan berjumlah besar, maka harga ikan perkilogramnya akan cenderung turun. Seballknya, jika lkan yang didaratkan berjumlah sedikit maka harga cenderung naik. Ukuran ikan yang didaratkan juga berpengaruh terhadap harga ikan tersebut. Bila ikan yang didaratkan rnernpunyai ukuran yang sesuai dangan permintaan pasar, maka harganya cenderung tinggi dan bile tidak berukuran sasuai permintaan pasar maka harganya relatif lebih rendah. Demikian pula bila ikan yang didaratkan mempunyai

mutu

yang baik, maka harganya iebih tinggi. Data tentang jumlah, ukuran dan mutu perjenis ikan yang didaratkan di tangkahan tersebut tidak diperoleh peneliti sehingga tidak dapat dibandingkan.

Darnbar 13. Harga Rata-rata lkan Kernbung, Tongkol dan Layur yang Dldaratkan dl Tangkahan pada Tahun 1999

(16)

Jumlah.nilai produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di seluruh tangkahan yang ada di Sibolga pada tahun 1999 adalah Rp 204.201,6 juta dengan nilai produksi rata- rata setiap bulannya Rp 17.016,8 juta dan simpangan baku Rp 3.882,5 juta. Nilai produksi tertinggi tsrjadi pada bulan Mei (Rp 22.950,4 juta) dan terendah pada bulan Desember (Rp 6.649,6 juta) (Gambar 14). Oari grafik terlihat nilai produksi ikan selama tahun 1999 cenderung menurun.

Gambar 14. Jumlah Nllal Produksl Hasll Tangkapan yang Dldaratkan dl raluruh Tangkahan Slbolga pada Tlhun 1999

I

-

+ Jumlrh

Kecenderungan rneningkatnya produksi hasil tangkapan yang didaratkan pada tahun 1999 (Gambar 8) temyata tidak disertai dengan meningkatnya nilai produksi hasil tangkapan bahkan cenderung menurun. Hal ini antara lain disebabkan oleh harga ikan-ikan yang didaratkan.

Jan f Peb

1

#or f Api

I

Mei f Jun

I

Jut

I

&as

1

Sep

I

Okt f Now f Des

(17)

ikan-ikan yang didaratkan di tangkahan secara umum dibedakan atas 2 jenis, yakni ikan ekspor dan ikan non ekspor. Jenls ikan-ikan ekspor (kerapu, tengglrl, bawal, Janang dan kakap), walaupun jumlahnya reiatlf lebih kecil (9,5% dl Kotamadya Sibolga dan I I ,3%

di Kabupaten Tapanull Tengah) dibandlngkan ikan-ikan non ekspor (subbab 4.2), namun harga ikan-ikan tersebut relatif jauh lebih tinggi (Tabel 13). Jumlah dan harga iken-ikan ekspor iniiah yang turut menentukan tinggi rendahnya nilai produksi ikan yang didaratkan di

Tabel 13. Harga beberapa Jenis lkan yang Didaretkan di Tangkahan Henny pada Bulan Oktober Tahun 1999.

-

Jenis ikan 1. Bawal 2. Janang 3. Kakap 4. Kembung 5. Kerapu 6. Layur 7. Tenggiri 8. Tongkol Harga (Rpikg) 14.300 43.000 15.000 4.200 16.000 2.500 1 1.000 4.500

Selain ha1 tersebut di atas secara umum harga rata-rata ikan yang didaratkan di tangkahan juga cenderung menurun, walaupun pada awal tahun 1999 harga rata-rata ikan tersebut cenderung maningkat (Tabel 14). Hal

ini

antara lain disebabkan oleh huhm kaseimbangan pasar (suplay-demand), dimana bila jumlah ikan yang didaratkan besar, maka fiarga rendah sedangkan bila jumlah ikan yang didaratkan sedikit make harga tinggi (Gambar 15). Dlsamping itu perkembangan nilai dolar yang cenderung menurun pada tahun 1999, juga turut menentukan kecenderungan menurunnya nilai produksi hasil tangkapan ilran yang didaratkan.

(18)

I

Gambrr 16. Kurva Kbrblmbangan Jumlrh Ikrn (ruplay) dan Harga Rata. rota lkan (demand) yang Dldaratkan dltangkahan pada Tahun 1999

Hrrgrlkan(RPlkg) 7080

-

Tabel 14. Harga Rata-rata dan Jumiah lkan y n g Oidaratkan di Selunrh Tangkahan pada Tahun 1999.

CI88

.

5000

-

4000

-

3@@8

-

Jumlrh limn didantken (ton)

6

Perbandingan persentase nilai produksi ikan yang didaratkan di tangkahan secara umum lebih besar dibandingkan persentase volume produksi setiap bulannya, kecuali Bulan September, November dan Desenber (Gambar 16). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa halitas pemasaran ikan di tangkahan selama tahun 1999 relatif baik. Hal ini antara lain riisebabkan 01th ikan-ikan yang didaratkan di tangkahan yang dipasarkan untuk tujuan ckspor relatif besar. Hal ini terlihat dari besarnya persentase armada perikanan pancing yang memanfaatkan fasilitas di tangkahan (21,4%) (Tabel 18).

Eulan !RPJk!ll iurnlah lkan dldaratkan (ton) Jan 5228.8 3085.9 Peb 5692.3 3570,l Mar 5015.1 Apr 6066,7 3465,6 2764,8 Mel 51808 4429,9 Jun 4959.1 36693 Jul 5313.8 3201 .I Ags 4789.7 3534,9 Sep 3510 4220,8 Oht 5382.7 3530,7 Nov 3342.3 Des 1778.1 5396,3 3739,7

(19)

-

Gambar #. Volume den Nllal Produkd lkan yang Dldarotkan dl Soluruh Tangkahan

slbolga pada Tahun 1999

0 J

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa armada yang melakukan aktifitas atau -+Volume ptoduksi

-+Nilaiproduksi

berdomisili di tangkahan tidak semuanya milik tangkahan (subbab 5.1.2 butir 1). Demikian pula tidak semua armada perikanan yang melakukan aktMtas di tangkahan memenuhi kebutuhan melaut darl tangkahan. Armada mllik tangkahan diwajibkan mengisi kebutuhan

Jan 8 9 7.9

tnelaut darl tangkahan. Sedangkan armada yang bukan milik tangkahan sebagian mengisi kebutuhan melaut di tangkahan den sebagian iagi di fasititas yang ads di PPNS. Bahan- bahan kebutuhan melaut yang duual di tangkahan antara lain BBM, air tawar,es, dan garam.

Proses pemenuhan kebutuhan melaut di tangkahan dilakukan dengan terlebih dulu melaporkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh toke (nelayan) kepada pengelola tangkahan. Selanjutnya pengelola tangkahan memerintahkan pekeja (buruh) untuk melakukan proses pemuatan bahanbahan yang dibutuhkan ke kapal. Bahanbahan

Peb 8 10

fersebut diambll dari gudang dan tempat penyimpanan yang tersedia. Bila stok yang Mar 7,8 8.5 Apr 62 8.2 Mei 10 11,2 Jun 8 8.9 Jul 7 2 83 Ags 7.9 8.3 Sap 9,s 7.3 Okt 7,9 9.3 Nov 2 8.8 Des 8,4 3.3

(20)

tersedia tidak cukup, maka pengelola tangkahan menghubungi pengusaha-pengusaha 3ahan kebutuhan melaut yang berada di Sibolga. Selanjutnya bahan-bahan yang diperlukan tersebu! akan datang dalam waktu yang relati singkat. Kemudian pekerja tburuh) tangkahan akan memuat bahan-bahan yang dibutuhkan. Proses pemuatan bahan kebutuhan melaut dilakukan di tempat yang sama dengan pendaratan hasil tangkapan.

Jumlah frekuensi kapal mengisi kebutuhan melaut (frekuensi kunjungan) di seluruh tangkahan pada tahun 1999 adalah 13.834.7 kali dengan rata-rat8 frekuensi kunjungan setiap bulan adalah 1152,9 kali dan simpangan bakunya 76,6 kall. Frekuensl kunjungan kapal tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Pebruari (1.269,3 kaii), sedangkan frekuensi tcrendah terjadi pada bulan Oktober dan Desember (1.066,7 kali). Dilihat secara keseluruhan frekuensi kunjungan kapal di tangkahan selama tahun tersebut cenderung menurun (Gambar 17). Hal ini antara lain disebabkan oleh kecenderungan menurunnya frekuensi pendaratan selama tahun 1999 khususnya dari bulan Januari (2.731 kali) hingga Al~ril (2.517 kali) dan periods bulan Agusfus (2.997 kali) hingga Desember (2.261 kali) (Gambar 7), sehingga frekuensi kunjungan juga cenderung menurun, khususnya dari bulan Pebruari (I .2$9,3 kali) hingga Desember (1.066.7 kali), karena sebagian kapakkapal yang melakukan pendaratan hasil tangkapan juga melakukan pengisian kebutuhan melaut di tengkahan yang sama. Hal ini terllhat dari angka persentase frekuensi kunjungan kapal dari frekuensi pendaratan hasil tangkapan. Dimana persentase frekuensi kunjungan berkisar antara 35,9 hingga 63,0 % dad frekuensi pendaratan (Gambar 18). Walaupun pada bulan Pebruari dan Juni serta Oktober dan Desernber frekuensi kunjungan menunjukkan angka yang mencolok (ekstrim), namun persentase frekuensi kunjungan pada bulan-bulan tersebut tidak pada angka yang ekstrim. Melainkan hanya berkisar pad8 angka 44,l hingga 40.8%.

(21)

-

Slbolga pada Tahun 1999

-

950

I

Gambar 18. Perrentare Frekuenrl KunJungan Kapal Terhadap Frekuenrl Pandaratan Ikan di Tangkahan pad. Tahun 1999

Jen 1 Peb 1 Mar / Apr

I

Yel

1

Jun

1

Jut j ngs I Sop 1 O M 1 Uov ( Oes

Bahan bekar yang digunakan oleh armada perikanan di Sibolga dan Tapanuli Tengah adalah solar, bensin dan minyak tanah. Solar digunakan oleh kapal motor dan bensin digunaken oleh motor tempel. Sedangkan minyak tanah digunakan sebagei bahan

j+ Jumlah 1130,7 1 1 2 0 . 3 11888,8 11184.8 11162.7 (1268.3 11112.7 )1077,3 11248,8 1 1066,7 ( 1189,3 1 1066.7

(22)

bakar mesin kapal motor, disamping bahan bakar kompor untuk memasak. Tinggi rendahnya jumlah solar dan minyak tanah yang terjual dl tangkahan sangat terganfung dari jumlah armada dan jarak flsbIng ground serta lamanya fishing

trip

armada yang memanfaatkan jasa tangkahan (subbab 4.2). Disamping ltu jugs diientukan oleh jumlah dan lamanya kapal perikanan melakukan docking untuk perawetan.

Jumlah Solar yang terjual di seluruh tangkahan yang ada di Sibolga pada tahun 2999 adalah 24.241.066,6 liter dan rata-rata jumlah soiar yang terjual setiap bulannya ?.020.088,9 liter dengan simpangan baku sebesar 136.322,5 liter. Jumlah solar tertinggi ierjual pada bulan Oktober (2.250.670 liter) dan terendah pada bulan April (1.764.270 liter). Gedangkan jumlah minyak tanah yang terjual dl seluruh tangkahan pada tahun 1999 adalah 12.278.613,4 liter dengan jumlah rata-rata yang terjual setiap bulannya sebesar 1.023.217,8 liter dan simpangan baku nya sebesar 120.742,8 liter. Jumlah minyak tanah tettinggi yang terjual tejadi pada bulan Mei (1.206.190 liter) dan terendah pada bulan Oktober (802.560 liter) (Gambar 19).

Total jumlah

BBM

(soiar dan minyak tanah) yang terjual di seluruh tangkahan pada trrhun 1999 adalah 36.519.680,l liter dengan jumlah rata-rata yang terjual setiap bulan sabesar 3.043.306,7 liter dan simpangan baku sebesar 147.801 ,I liter. Jumlah tertinggi BBM ysng terjual terjadi psda bulan Agustus (3.219.520 liter) dan terendah pada bulan Desember @.719.146,6 liter) (Garnbar 20). Tingginya jumlah

BBM

yang lerjual pada bulan Agustus arltara lain disebabkan oleh nelayan melakukan operasi penangkapan dl fishing

ground

y ~ n g terjauh sehingga memerlukan BBM yang lebih banyak. Hal ini terlihat dari rendahnya frekuensi kunjungan kapal pada bulan tersebut (1.077,3 kali) (Gambar 17). OIsamping itu juga terlihat dari tingginya rata-rata jumlah BBM yang terjual setlap hnjungan kapal di

(23)

tangkahan pada bulan Agustus (2.990 liter) (Gambar 20). Sedangkan rendahnya jumlah BBM yang terjual pada bulan Desember antara lain disebabkan oleh sedlkitnya jumlah had operas1 penangkapan pada bulan tersabut karena adanya had besar umat beragama (Idul

fitri

dan Natal).

Oambar 19. Jumlah 8 ~ 1 a r dan Mlnyak tanah yang TerJual dl Soluruh Tangkahan Slbolga pad8 Tahun 1999

3388

-

32.8

-

P Y

-

3188

-

::::

:

g

f

,a##

.

2700

-

g

268,

-

Jan

I

pea

I

mar

I

apr

1

met

I

Jun

I

lru~

1

ags

I

s a p

1

am

I

nor

1

o a t

3861.66~3119.04~ 3887.5 ~ ~ 8 ~ 2 , 7 8 ~ 3 ~ 7 ~ , 8 6 ~ 3 1 1 ~ , 3 5 ~ 3 ~ 1 2 , 5 8 ~ 3 2 1 9 , 5 ~ ~ 3 8 9 5 , @ 4 ~ 3 0 5 3 , ~ 3 ~ 3 1 7 5 , 5 7 ~ ~ 7 1 ~ , 1 4

Gambar 20. Jumlah BBM yang TorJual dl seluruh Tangkahan Slbolga prdr Tahun 1999

(24)

Jumlah air tawar yang terjual di tangkahan tergantung kepada jumlah ABK dan lamanya fishing

t#p

armada perikanan serta jumlah armada yang mengisi kebutuhan melaut. Jumlah air tawar yang terjual di seluruh tangkahan pads tahun 1999 adalah 31.921 ,I ton dengan rata-rata jumlah air tawar yang terjual setiap bulannya sebesar 2.660,l ton dan simpangan bakunya sebesar 178,7 ton. Jumlah terbesar air tawar yeng terjual terjadi pada bulan Maret (2.944 ton) dan terendah pada bulan Oktober dan Desember (2.448 ton) (Gambar 22). Besarnya jumlah air tawar yang terjual pada bulan Maret diduga antara lain disebabkan oleh adanya penambahan armada baru yang mempunyai ABK banyak (seperti pukat cincin) yang mengisi kebutuhan air tawar di tangkahan sampel, sehingga walaupun frekuensi kunjungan pada bulan tersebut rendah (1.088 kali) (Gambar 17), namun jumlah air tawar yang terjual besar. Rendahnya jumlah air tawar yang tejual pada bulan Desember antara lain disebabkan 01th sidikitnya jumlah hari operasi penangkapan pada bulan tersebut.

(25)

0

Jan 1 f o b

I

Mar / Apr I Mml / Jun I Jul / bgs / Ssp ( OM

I

Now

I

Des

1

6

~umlah 1 2 H 7 S l2833.3 1 2944 I2@74.7 I26W.7 I 2544 I 2656 127147 1 2408 1 2 U @ 1 2581.3 1 2448 Gambar 22. Jumlah Alr tawar yang Tsrjual dl Seluruh Tangkahan Slbolga

pada Tahun 1999

Tabel 15. Rata-rata Jumbh Pemakaian Air Tawar Setiap Kunjungan Kapal dl Tangkahan pada Tahun 1999

Bahan yang digunakan untuk mengawetkan ikan yang dibawa oleh armada perikanan selain es adalah garam. Es digunakan untuk mengawetkan ikan-ikan yang

Bulan

Jumlah alr tawar

(ton)

rnernpunyai nilai ekonomis lebih tinggi, sedangkan garam digunakan untuk ikan-ikan yang bernilai ekonomis rendah. Selain membawa es, garam hanya dibawa oleh armada pukat ikan. Hal ini sangat dibutuhkan karena fishing trip armada tersebut lamanya 10 hingga I S

hari dan jumlah hasil tangkapannya ,relatif lebih besar dibanding alat tangkap lainnya. Dengan demikian jumlah garam yang terjual di tangkahan adalah jumlah pemakaian garam

Jan 2,30

oleh kapal-kapal pukat ikan. , I 4 Peb 2,31 Mar 2,71 Apr 2513 Jun 2,OO Mei 2,32 Jul 2,28 OM 2,29 s 232 Sep 1,99 Nov 2,33 Des 2,29

(26)

Jumlah garam yang terjual dl seluruh tangkahan pada tahun 1999 adalah 37.824 rak dengan rata jumlah garam yang tedual setiap bulannya sebesar 3.152 zak dan simpangan baku sebesar 453,8 zak. Jumlah terbesar geram yang terjual terjadi pada bulan Oktober (3.925,3 zak) den terkecil bulan Januari (2.560 zak) (Gambar 23). Tlngginya jumlah garam yang terjual pada bulan Oktober diduga antara lain dlsebabkan oleh besarnya hasil tangkapan ikan oleh pukat ikan pada bulan tersebut sehingga membutuhkan Jumlah garam yang relatif lebih banyak. Sedangkan pada bulan Januari diduga hasil tengkapan alat tsngkap tersebut umumnya relatH sedikit sehingga membutuhkan garam dalam jumlah yang fedikit pula.

'1

Jan

I

Pab

I

M.r

I

Apr

I

I k t I WI 1 Jut

I

I a s

1

Sap

I

O Y I in ( Das

\+

~um1.h I 2568 12885.3 13125.3 12794.7 12581.3 13338.7 1 3488 1 3744 13434.7 13925.3 1 3264 127C2.7

Gambar 23. Jumlrh Garam y r n g Tsrjurl d i Ssiuruh Tangkahrn S1belgr pada Tahun 1999

Es digunakan oleh semua armada perikanan untuk mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan. Jumlah pemakaian es tergantung dari lamanya fishing trip dan jumlah ik.an yang diperkirakan akan tertangkap (tergantung pada musim ikan). Jumlah es yang terjual di seluruh tangkahan pada tahun 1999 adalah 2.230.293,3 balok dengan rata-rata

(27)

jumlah es yang terjual setiap bulannya sebanyak 185.857,8 batang den simpangan bakunya sebesar 33.803,3 balok. Jumlah terbesar es yang terjual terjadl pada bulan Junl (254.901 balok) dan jumlah terkecil pada bulan Januari (140.533 balok) (Gambar 24).

Grmbrr 24. Jumlrh E 8 yrng TsrJual dl Saluruh Trngkrhan Sibolgr p r d r Tahun 1999

Tingginya jumlah es yang terjual pada bulan Juni diduga antara lain disebabkan oleh meningkatnya aktifitas perlkanan pancing karena datangnya musim ikan. Hal Ini terllhat deri tingginycr frtkuensi hunjungan gada

bulan

tersebut (1.269,3 kali) (Gambar

In,

sehlngga j~mlah ikan yang tettangkap oleh alat tangkap pancing juga meningkat dan memerlukan jumlah es yang lebih banyak. Namun peningkatan jumiah hasil tangkapan tidak signifikan

dibandingkan hasil tangkapan semua alat (3.562,7 ton) (Gambar 8) yang masih berada di hawah rata-rata jumlah hasil tangkapan yang didaratkan (3.708,5 ton). Tingginya aktifidas perikanan pancing tersebut mengakibatkan nalknya rata-rata pemakaian es dalam tlap kunjungan kapel di tangkahan (200,8 balok) sehingga mendekati angka tertinggi pemakaian rata-rata es disetiap kunjungan (202,7 balok) yang terjadi pada bulan Mei (Tabel 16). Selain

(28)

ha1 di atas juga diduga disebabkan oleh adanya penambahan armada baru di tangkahan sampei yang berpengaruh pada meningkafnya jumlah es yang terjual.

Tabel 10. Jurnlah Es Rata-rats yang Terjual di Setiap Kunjungan Kapal di Tangkahan pada Tahun

1 OQO

(4) Tambd labuh dan perawataniperbaikan kapcd

Aktifitas tambat labuh dilakukan oleh kapabkapal yang melakukan aktifdas p~ndaratan hasil tangkapan, mengisi kebutuhan melaut serta perawatan dan perbaikan. Posisi kapal tambat di jetfy yang ada di tangkahan umurnnya sejajar terhadap jetty. Bila jumlah kapal yang tambat labuh di jetty melebihi panjang jetty, maka susunan kapal berbentuk paralel (posisi tender) hingga tiga lapis, namun posisinya tetap sejajar dengan

jetty. Bulan

Jumlah es (batang)

Jumlah rata-rata armada yang berdomisili di seluruh tangkahan di setiap bulannya pada tahun 1999 berkisar antara 416 hingga 489 unit (Gambar 26). Jumlah tertinggi terjadi pada bulan Juni (46 unit) dan jumlah terendah terjadi pada bulan Maret (39 unit). Fluktuasi jurnlah armada yang berdomisili di tangkahan disebabkan oleh adanya armada perikanan yang berpindah-pindah tempat untuk melakukan aktifias perikanan. Hal ini biasanya dilakukan oleh armada perikanan pancing. Disamping itu juga diduga disebabkan oleh adanya penambahan armada baru karena dibeli oleh pemilik tangkahan ataupun karena tldak dioperasikannya lagi armada yang telah tualrusak.

Jan 1243 Peb 143,8 Mar 153,l Mel 202.7 Apr 1423 Jun 200.0 Jul 145.5 Ags 154.9 Sep 184.8 Des 147.0 Okt 163.1 Nov 169.0

(29)

Gambar 25. Posisi Kapal terhadap Jefty dl Tangkahan

Bila jumlah armada yang melakukan aMfitas pendaratan hasil tangkapan diasumsikan sebagai jumlah semua armada yang berlabuh di tangkahan, maka ratsrata jumlah armada yang berlabuh di satu tangkahan setiap harinya adalah jumlah frekuensi pondaratan selama tahun 1999 dibagi jumlah hari operasi penangkapan. Dengan jumlah frekuensi pendaratan dl seluruh tangkahan sampel selama tahun 1999 adalah 30.720 kali dan hari operasi penangkapan 344 hari, maka rata-rata jumlah armada perikanan yang berlabuh di tiap tangkahan setiap hari adalah 2,8 unit.

Aktifitas perawatan dan perbaikan kapal di tangkahan-tangkahan hanya dilakukan terhadap mesin kapal dan bagianbagian kapal yang berada di atas geladak. Sedangkan untuk perawatan dan perbaikan lambung kapal dilakukan di slipway/dock yang berada di

(30)

sekitar tangkahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Sinaga (1995) yang menyetekan bahwa di beberapa tangkahan juga terdapat aktifitas perawatan mesin dan kapal dengan hjsilitas docWslipwey. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh pengusaha tangkahan yang pada mulanya mempunyai fasilitas doMslipway ingin mengelola tangkahannya secara terpisah dengan docWslipway agar tercapai pengelolaan yang lebih efektif bagi tangkahan rriaupun docktslipway yang dimiliklnya sehingga dapat bersaing dengan tangkahan lainnya dalam pengelolaan ikan hasil tangkapan.

480

-

T

4 C l

-

2 4 4 8 - 620

-

5

3

400

-

388

-

360

-

Jan

I

Peb 1 Mar 1 Apr 1 Wml 1 Jun 1 Jul I Ags 1 Sep 1 Oht 1 l o r 1

/m ~um1.h

1

IZ5,C

I

457,E

I

416

1

431,4

1

1 0 1 419,C

I

457,C

I

425,E

I

470,4

1

4 8 , 4 / 470,4 1 480 Gambar 26. Jumlah Armada yang Btrdom!s!!! dl Stluruh Tangkahan

Sibolga pada Tahun 1999

Dari hasil penelitian terhadap 3 tangkahan sampel dapat diestimasi bahwa jumlah nelayan (ABK) y n g beropsrasl dl tangkahan-tangkahan Kotamadaya Sibolga dan Kabupatsn Tapanuli Tsngah adalah 7.522 orang (Tabel I?). Dari jumlah tersebut jumlah nelayan terbanyak adalah ABK pukat cincin (70,996) diikuti oleh nelayan pukat ikan (17,4%), pilncing (10,88%) den bubu (0,9%). Bila dibandingkan dengan jumlah nelayan di

(31)

Kotamadya Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (17.369 orang), maka jumlah nelayan yang melakukan 4 aktifitas pendukung kegiatan perikanan tangkap yaitu kegiatan pendaratan, pemasaran, pemenuhan kebutuhan melaut, tambat labuh dan perawatanl perbaikan kapal perikanan di tangkahan adalah 43,3%. Dengan demikian 56,7% dari jumlah nelayan yang ada di Kotamadya Sibolga clan Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan kegiatan 4 aktifitas pendukung perikanan tangkap di alas di PPNS dan tempat-tempat pendaratan ikan lainnya.

Nat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan yang melakukan 4 aktifitas Sabel 17. Estimasi Jumlah Nelayan (orang) di Tangkahan menurut AIat Tangkap yang

Dioparasikannya pada Tahun 1999L2000.

pendukung perikanan tangkap di tangkahan, pada tahun 1999/2000, terdiri atas 4 jenis,

AM tangkap yang diaperasikan 1. Bubu 2. Pancing 3. Pukat cincin 4. Pukat ikan J u m l a h

yakni bubu, pancing, pukat cincin dan pukat ikan. Jumlah dugaan keseluruhan alat tangkap tersebut adaiah 897 unit (Tabel 18). Jumlah tersebut adalah 13,6% dari seluruh alat keterangan :

-

: tidak ada data

tengkap yang beroperasi di Kotamadya Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (6.594

T a n g k a h a n ,

unit) yang terdiri atas 13 jenis alat tangkap. Dengan demikian 66,4% alat tangkap lainnya Sekrruh Tangkahan 84 82 1 5355 1312 7552 NDH

-

-

221 45 266

dioperasikan oleh nelayan yang melakukan 4 aktifitas pedukung perikanan tangkap di PPNS Persentase (% ) O,9 10,Q 70,9 17,4 100,OO

dan tempat-tempat pendaratan lainnya.

Sbn.baru 6

-

219 33 258 Henny

-

77 82 45 184

(32)

87

Jumlah dugaan armada yang dioperasikan oleh nelayan di Tangkahan pada tahun 199912000 adalah 479 unit flabel 19). Jumlah kapa! tarbanyak menurut jenis dan ulturannya adalah motor tempel (139 unit) diikuti oleh kapal motor 50

-

100 GT (1 17 unit), kapal motor 30

-

50 GT (85 unit), kapal motor 0

-

10 GT (53 unit), kapal motor 10

-

20 dan kupal motor 100

-

200 GT (32 unit) serta kapal motor 20

-

30 GT (21 unit). Total grostonase kategori armada yang terbesar adalah kapal motor berukuran 50

-

100GT (47,2%) diikuti oGeh kapal motor 100

-

200 GT (25,7%). Dibandingkan dengan jumlah armada perikanan yang dioperasikan nelayan Kotamadya Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (2.851 unit) maka jumlah armada yang melakukan kegiatan 4 aktifitas pendukung perikanan tangkap melalui tangkahan 16,8%. Sedangkan jumiah grostonase kapal motor 50

-

100 GT ynng beroperasi melalui tangkahan (8.799,5 groston) adalah 84,4% dari total grostonase armada yang beroperasi dl Sibolga dan Tapanuli Tengah dengan kategori yang sama (I 0.425 groston). Dari ha1 tersebut diketahui bahwa 15,696 atau 1.625,5 groston dioperasikan oleh nelayan melalui PPNS dan tempat pendaratan fainnya.

Tubel 18. Jenis dan Jurnlah Alat Tangkap (unit) yang Dioperasikan oleh Nelayan di Tangkahan pada Tahun 1999/2000.

Jenis alat tangkap

1 Bubu 2. Pancing 3. Pukat cincin 4 Pukat ikan

-

J u m l a h -

kelerangan :

-

: tidak ada data

T a n g k a h a n Seluruh Tangkahan 427 102 171 107 807 NDH

-

-

7 3 I 10 Persentase

(YO)

47,6 21,4 1B,1 11,9 100,OO Sbn.Baru 40

..

7 3 50 , Henny

-

18 2 4 I 24

(33)

Aktiitas-aktifitas pendukung kegiatan perikanan tangkap yang ada di PPNS terdiri

Tdbel 19. Jumlah Uapal (unit) yeng Digunakan oieh Nelayan di Tangkahan menurut ukurannya pada Tahun 1999/2000.

atas 5 jenis aktifiias, yakni:

(I) Pendaratan hasil tangkapan

Persentass Grostonase 1 ,Q 1,4 2,e 3 ,O 18,3 47,2 25,7 100,OO

(2) Pemasaran hasil tangkepan keterangan :

-

: tidak ada data

Kategori Armada 1.MTO-SOT 2.KMO-10GT 3.10 -20 OT 4.20

-

30 GT 5.30

-

SO OT 0.50

-

100 GT 7.100

-

200 OT J u m l a h

13) Pengolahan hasil tangkapan

Jumbh (unit) 139 53 32 2 1 85 117 32 479

(4) Pemenuhan kebutuhan melaut nelayan

Total Grostonase 348,88 288,65 480,OO 555,25 3.413,2 8.799,75 4 .SOO,OO 18.661 $3 T a n q k a h a n

(5) Tambat labuh dan perawatadperbaikan kapal NOH

-

-

-

-

5 3 2 9

Untuk mendukung aktiitas-aWias di atas, maka PPNS dilengkapi dengan berbagai sarana atau fasilitas. Fasilitas-fasilitas tersebut terdapat di lahan seluas 12,3 ha.

Sb-Baru

.

-

-

2 2 6 1 11

Fasilitas-fasilitas yang terdapat di PPNS dikelompokkan atas 3, yakni fasilitas pokok, Henny 13 5 3

-

1 2

-

24

fasilias fungsional dan fasilitas tambahan (Tabel 20). Fasilitas pokok penting yang dimiliki PPNS antara lain dermaga,W, kkolam pelabuhan,

mmn'ng

pbonton. Dermaga terbuat dari

(34)

konstruksi beton dengan panjang 100 meter. Dermaga dimanfaatkan oleh armada perikanan untuk aMifitas pendaratan hasil tangkapan dan mengisi kebutuhan melaut. Kedalaman kolam di dermaga pada mulanya sekitar 3,7 meter, namun karena terjadi pendangkalan oleh lumpur maka saat ini kedalaman kolam di sekitar dermaga hanya 1,5 mater pada saat air surut terendah. Dengan kondisi demikian kolam pelabuhan di sekitar dermaga tidak mampu untuk menampung armada perikanan yang mempunyai drafl yang besar.

Agar armada perikanan yang mempunyai drafl yang besar dapat melakukan ahtifitas di PPNS, maka dibuatlah . M y dengan posisi tegak lurus dari garis pantai dan menjorok ke arah laut. Jefty terbuat dari kayu dan berjumlah 2 unit serta mempunyai

pnnjang masing-masing 100 meter. Kedalaman kolam di ujung jetty adalah 5 meter, sehingga dapat dimanfaatkan oleh armada yang mempunyai drafl yang lebih besar untuk melakukan aktifitasnya.

Mooring phnton terbuat dari konstruksi beton dengan posisi tegak lurus terhadap garis pantai dan menjorok ke arah laut. Panjang fasilitas ini adalah 180 meter dengan lebar

3 meter. Mooring phonton digunakan sebagai tempat pengisian BBM dan air tawar bagi kapal-kapal yang mempunyai drafl yang besar yang tidak dapat merapat di dermaga.

Fasilitas fungsional penting yang ad8 di PPNS antara lain gedung pelelangan, tangki air tawar, tangkl BBM, pabrik es dan docfccslipway. Gedung pelelangan ikan barukuran 864 m2 dan digunakan sebagai tempat penyortiran, penimbangan dan pengepakan ikan. Di gedung pelelangan juga terdapat kantor pelelangan dan kantor koperasi.

(35)

Tangki air tawar berfungsi sebagai penampung air yang disuplai dari PDARR Tirta Nsuli di Kotamadya Sibolga, sebelum disalurkan ke armada perikanan. Tangki tersebut mampunyal kapasitas 150 ma, yang dilengkapi dengan instalasi untuk menyalurkan air tawar hingga ke dermaga dan moorln~phnton Tangki BBM yang ada di PPNS terdiri atas 2 jenis, yakni tangki solar dan tangki premium. Tangki solar mempunyai kapasitas 50 m3 dan dilengkapi dengan 2 untt dispenser. Sedangkan tangki premium mempunyal kapaslas 5 m3 dan dilengkapi dengan 1 unit dispenser untuk menyalurkan BBM ke armada perikanan.

Untuk memenuhi kebutuhan es bagi nelayan yang akan melaut, di PPNS terdapat 2 unit pabrik es yang dikelola oleh swasta. Kapasitas produksi yang dilaksanakan saat ini aoalah 1700 balok es per hari.

Fasilitas dockhg yang ada dl PPNS masih sangat sederhana. DocWslipwai tersebut hanya mampu menampung kapal dengan tonase maksimum 12 groston sebanyak 2 unit sekaiigus.

Jaringan listrik yang tersedla di PPNS bersumber dari PLN dengan kapasitas terpasang sebesar 82,5 KVA. Lidrik tersebut digunakan untuk kebutuhan penerangan dan industri serta aktMtas-aktifitas yang ada dl PPNS.

Fasilitas penunjang penting yang terdapat di PPNS antara lain kantor, balai pertemuan nelayan dan kolam pengolah limbah. Kantor digunakan sebagai tempat pengelolaan administrasi kepelabuhanan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Janderal Perikanan dl Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Kantor tersebut berupa bangunan permanen dan berukuran 440 m2.

(36)

Tabel 20. ~asiliias yang Terdapat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Siboiga Menurut Jenis, Jumlah dan Ukurannya.

Sumber : PPNS No 1 2 3 Jenis fasilitas FasiMas pokok Fasilitas fungsionai Fasilitas penunjang Fasilitas dimilki Lahan Dermaga

M

Y

tunp jaian kompkks kohm pehbuhan

mooring

phonton tempat parkir pagar gedung pekiangan tangki air + instahsi tangki solar

+

instahsi tangki premium + instalasi ruang peralatan (dialih fungsi kan menjadi bengkel)

pabrik es

pabrik tepung ikan pengolalran ikan

gudang penyimpanan ikan oiah an (dlalh fungsikan jadi tempat penjualan kebutuhan melaut) kantor pemasaran

BBM

doclc/s~~pway

gedung perbaikan jaring fstrik dan indalasi

SSB

rambu suar pefabuhan

MCK umum

rn rumah staff mess operator mushola

utiliiy building

areal penjemuran jaring (dialih fungsilcn utk jemur lkan olahan) balsi pertemuan nelayn kantor adminlstrasi pelabuhan rumah mesin

kohm pengoiah lmbah pos jaga wrung Jumlah (unit) 1 bidang 1 unit 2 unit

-

o

-

-

-

o 1 unit 1 unl 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 1 unit 5 unit 1 unit 1 unit I unit 1 unit

-

1 unit 3 unil 1 unit 7 unit 1 unit 1 unit 3 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 2 unit Ukuran 12,3 Ha 140 m 100 m 210 m 740 m x 6 m tidak ditetapkan 1 8 0 m x 3 m a50 m2 888 m 864 m2 150 m3 50 m3 5 m3 240 m2 2.072 m2 15.000 m2 4.200 m2 100 m2 150 m2 100 m2 520 m2 82,5 KVA

-

-

50 m2 390 m2 100 m2 50 m2 200 m2 4.200 m2 150 m2 440 m2 50 m: 1.350 m 20 m2 230 m2

(37)

Balai pertemuan nelayan digunakan sebagai tempat diadakannya pertemuan nelayan. Di samplng itu juga digunakan sebagai tempat dilaksanakannya pelatihakpelatihan begi nelayan, Balai pertemuan tersebut berukuran 150 m2.

Untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan dari limbah sebagai aMbat aktifitas-aktifitas perikanan yang ada, maka di PPNS dilengkapi dengan kolam pengolah limbah. Kolam tersebut berukuran 1350 m2 yang terdiri dari 2 unit kolam.

Faslitas-fasilltas yang ada di PPNS sebagian besar berupa bangunan permanen (bangunan beton) namun masih ada beberapa bangunan yang berupa bangunan sementara (non permanen) seperti dan kantin. Beberapa fasilitas PPNS tidak berfungsi optimal kerena rusak seperti mootting

pfionton

dan MCK umum. Disamping itu terdapat beberapa fasilitas yang dialih fungsikan seperti ruang peralatan menjadi bengkel, gudang penyimpanan ikan olahan menjadi tempat penjualan kebutuhan melaut dan areal penjemuran jaring menjadi tempat penjemuran ikan olahan.

5,2.2 M f l t a s PPNS

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa aktifltas pendukung perikanan tangkap yang ada di PPNS terdiri dad 5 jenls. AldWa~aktlfitas tersebut antara lain pandaratan, pemasaran dan pengolahan hasil tangkapan, pemenuhan kebutuhan melaut, tambat labuh dan perawatan serta perbaikan kapal.

(4) -an k s i l w a p a n

Pendaratan ikan di PPNS dilakukan di dermaga dern jetty. Dermaga digunakan untuk kapal-kapal bagan perahu den pancing sedangkan jetty untuk kapal pukat ikan. Proses pembongkaran ikan hasil tangkapan di PPNS dilakukan oleh anak buah kapel (ABK). Bila kapal yang mendaratkan ikan hasil tangkapan adalah kapal bagan perahu, maka

(38)

keranjang yang digunakan adalah keranjang plastik ataupun rotan yang disewa dari koperasi. Seianjutnya keranjang-keranjang yang berisi ikan hasil tangkapan diangkut menggunakan kereta dorong menuju tempat penyortiran ikan (meja sodir). ikan disortir oleh pekerja sortir yang umumnya adalah perempuan. lkan-ikan yang telah disortir dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang plastik ialu ditimbang.

Biia kapai yang merapat atau mendaratkan hasil tangkapan adalah kapal pukat ikon, make proses pembongkaran ikan menggunakan keranjang rotan. lkan-ikan yang akan didaratkan tersebut sebelumnya telah disortir di kapai, sehingga dl

M y

tidak dilakukan penyortiran. Kemudian ikanikan hasil tangkapan tersebut ditimbang

.

Frekuensi pendaratan hasfl tangkapan di PPNS pada tahun 1995 berjumiah 2.432 kaii dengan rata-rata frekuensi pendaratan hasil tangkapan setiap bulannya 202,7 kali dan simpangan baku sebesar 23,5 kali. Frekuensi tertinggi terjadi pada bulan Maret dan Mei (245 kali), sedangkan frakuensi terendah terjadi pada bulan Juli (165) (Gambar 27). Tirigginya frekuensl pendaratan pada bulan Maret diduga antara ialn disebabkan oleh adanya kapal-kapal dari tangkahan yang melakukan pembongkaran ikan di PPNS. Hal ini teriihat dari rendahnya frekuensi pendaratan di tangkahan pada bulan Maret (2.240 kali) (Gambar 7). Sedangkan pada bulan Mel diduga armada penangkapan yang biasanya rneiakukan pendaratan di tempat-tempat pendaratan selain dari tangkahan dan PPNS, mtlakukan pendaratan dl PPNS. Hal ini antara laln disebabkan oleh mulai beroperasinye industri tepung fkan (Gambar 33) sehingga membutuhkan bahan baku yang relatif lebih bplnyak dibanding kebutuhan biasanya. Rendahnya frekuensi pendaratan pada bulan Juli antara lain disebabkan oieh sebaglan nelayan-nelayan yang tadlnya mendaratkan ikan dl PPNS melakukan pendaratan hasil tangkapan di tangkahan. Hal ini terlihat dari tingginya

(39)

frlskuensi pendaratan hasil tangkapan di tangkahan pada bulan tersebut (2.986,7 kali) (Gambar 7).

Gambar 27. Jumiah Frekuensi Pendaratan hasil tangkapan dl PPNS padaTahun 1999

t

a -,

Jumlah ikan hasii tangkapan yang didaratkan selama tahun 1999 di PPNS barjumlah 4.871 ton. Rata-rata jumlah ikan yang didaratkan setiap bulannya sebesar 405,9

Jan I Peb I Mar 1 Apr 1 Me1 I Jun I Jul 1 Ags

I

Sep

I

O M I l o r

I

Des

ton dengan simpangan bakunya 115,2 ton. Jumlah terbesar ikan yang didaratkan terjadl l+~umlah 285

1

281

1

245 1 214

I

245

I

191

I

165

I

198 I 179

I

192

I

285

I

192

puda bulan Agustus (602 ton) dan terkecil pada bulan Pebruari (224) (Gambar 28). Tingginya jumlah ikan yang didaratkan di PPNS pada bulan Agustus antara lain disebabkan o!eh datangnya "musim ikan". Hal ini tarlihat dari tingginya rata-rata jumlah ikan yang didaratkan setiap pendaratan pada bulan tersebut (3,04 ton) (Tabel 21). Sedangkan pada birlan Pebruari rata-rata jumlah ikan yang didaratkan dalam setiap pendaratan adalah yang terkecll(1 ,I 1 ton), sehlngga diperklrakan pada bulan Ini terjadi "musim pacekllk pendaratan" bugi nelayan di PPNS.

(40)

@

J a n ( Pob ( Y o r I A p r I Mol I Jun I Jul I A g o I Sop I O M I You I Dee

: - - ~ ~ u r n l r h ~ 320

1

224

1

493

I

2 H

I

486

1

471 1 368

1

602

I

531

I

43s

1

336

1

348

Gambar 28. Jumlah lkan rang Dldaratkan dl PPNS pada Tahun 1999

lkan-ikan yang didaratkan di PPNS sama halnya dengan di tangkahan, dipasarkan Tabel 21. Rata-rata Jumlah lkan yang Didaratkan setiap Pendaratan Hasil Tangkapan di PPNS

pada Tahun 1999.

tenpa melalui proses pelelangan, melainkan dengan proses tawar menawar antara toke Bulan

Jirmlah lkan (ton)

E

kepel dengan pembeli (pedagang den pengolah ikan). Proses pemasaran ikan di PPNS telah dimuiai sejak ikan berada di keranjangkeranjang plastik sefelah dlsortir dan sebelum ditimbang. Pada saat ini toke kapal rnenetapkan harga perjenis ikannya dengan terlebih dr~lu membandingkannya dengan harga jenis ikan yang sama di beberapa tangkahan

.

Bila harga disetujui pembeli (pedagang dan pengolah ikan) maka ikan ditimbang sesuai dengan jumlah permintaan. Kemudian ikan-ikan tersebut diangkut menggunakan gerobak dorong ke tempat pengepakan guna dikemas ke dalam tong fiber ataupun kayu.

Jan 1,56 Peb 1,11 Mar 2,Ol Apr 1,22 Mel 1,99 Jun 2,47 Jul 2,22 Ags 3,04 Sep 2,97 OM 2,29 Nov 1,64 Des 1,77

(41)

Same halnya dengan di tangkahan, lkanikan yang didaratkan di PPNS jug8 dipasarkan secara lokal, antar daerah dan ekspor. Begitu pula daerah dan negara tujuan pcmasaran. Jenis-jenis ikan ekspor yang didaratkan di PPNS antara lain ikan bawal, kierapu, janang dan kakap, sedangkan jenis-jenis ikan yang dipasarkan di dalam negri secara umum sama dengan di tangkahan. Untuk pengiriman ikan-ikan yang dipasarkan ke luar daerah, pedagang dl PPNS menggunakan Jasa perusahaan pengirlman (ekspedlsl).

Rantai pemasaran ikan yang didaratkan di PPNS umumnya sebagai berikut

:

(1) Toke kapal

---

pedageng lokal

--

konsumen

(2) Toke kapal

-

pedagang antar daerah

-

pedagang luar daerah

-

konsumen

(3) Toke kapal

-

eksportir

-

ekspor

(4) Toke kapal

-

pengolah ikan

-

konsumen

(5) Toke kapal

-

pengolah lkan

-

pedagang lokal

----

konsumen

(6) Toke kapal

-

pengolah ikan

-

pedagang antar daerah

-

pedagang luar daerah

--

konsumen

(7') Toke kapal

-

pengolah ikan

-

pedagang luar daerah

--

konsumen.

Skema rantai pemasaran lkan hasil tangkapan yang didaratkan di PPNS diringkaskan dalam Gambar 29.

lkan yang didaratkan di PPNS juga dipasarkan untuk kebutuhan bahan baku pengolahan lkan yang berada di dalam lokasi PPNS, terutama ikan yang didaratkan oleh alat tangkap pukat ikan. Dalam proses pemasaran hasil tangkapan pengelola PPNS tidak terlibat langsung, dalam ha1

ini

pengeiola PPNS hanya berfungsi sebagai fasilitator.

(42)

Gambar 29. Skema Rantai Pemasaran lkan yang Didaratkan di PPNS

.

Toke Kapal

Keterangan

-

:

lkan dijual dengan cara sipembeli mendatangi sipenjual

-

lkan dijual dengan cara sipenjual rnengirim ke sipembeli

r

Pengolah lkan

w Eksportir

::-

Pedagang Luar Daera

w

Pedagang Antar Daerah

*:

.

*

~

Pedagang Lokal

Negara Tujuan

Konsumen Luar Oaerah

L

(43)

Jumlah ikan yang di jual langsung kepada pedageng den pengolah ikan di PPNS selama tahun 1999 sama dengan jumlah ikan yang didaratkan. Hal inl disebabkan semua 'kan yang didaratkan di PPNS terjual habis pada hari yang sama sehingga tidak ada ikan yang tidak terjual.

Harga rata-rata ikan kembung per kilogram yang terjual di PPNS selama tahun

1999 adalah Rp 5.212,5 dengan simpangan baku sebesar Rp 4843. Harga terllnggi ikan kembung terjadi pada bulan Juli (Rp 5.800) dan harga terendah pada bulan Oldober dan November (Rp 4800). Harga rata-rata per kilogram ikan tongkol pada tahun tersebut adalah

Rp 4.712,5 dengan simpangan bakunya sebesar Rp 838.1. Harga tertinggi ikan tongkol terjadi pada bulan Maret (Rp 5.800 ) dan harga terendah pada bulan Jull dan Agustus (Rp 3.250). Sedangkan harga rate-rata ikan layur pada tahun yang sama adalah Rp 2.8523 dengan simpangan baku sebesar Rp 622,5. Harga tertinggi ikan layur terjadi pada bulan Agustus (Rp 3.250) dan harga terendah pada bulan Mei (Rp 1.900) (Gambar 30).

Pada Gambar 28 terlihat bahwa harga ikan kembung cenderung tetap pada tahun 1999 dan ikan fongkol cenderung menurun sadangkan harga ikan layur cenderung untuk meningkat. Telah dijeleskan sebelumnya bahwa fluktuasi harga per kilogram ikan sangat bergantung kepada jumlah, ukuran dan mutu ikan yang didaratkan, sedangkan data tentang ukuran dan mutu ikan yang didaratkan tenebut tidak diperoleh peneliti (subbab 5.1.2 butir 2)

(44)

MoI ( Jun ( Jut I Ags ( Sop 4001 1 4810 1 51I1 1 5301 1 5111 Yo.

-

4000

-

4519

-

3511

-

Gambar 30. Harga Rata-rat. lkan Kernbung, Tongkol dan Layur yang Oldaratkan dl P P N S pada Tahun 1999

Nilai produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPNS pada tahun 1999 adalah Rp 19.166,8 juta. Rata-rata nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan setiap bulannya adalah Rp 1.597,2 juta dengan simpangan baku sebesar Rp 465 juta. Nilai produksi tertinggi terjadi pada bulan Agustus (Rp 2.380,2 juta) dan nilai terendah pada bulan Pebruari (Rp 975,9 juta) ('Tabel 22). Tingginya nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan pada bulan Agustus antara lain disebabkan oleh tingginya jumlah produksi hasil tangkapan yang didaratkan pada bulan tersebut (602 ton) (Garnbar 28), sedangkan harga rata-rata per kilogram seluruh ikan yang didaratkan pada bulan tersebut relatif sedang atau tidak rendah dan tidak tinggi (Rp 3.954) (Tabel 22), sehingga nilai produksi rnenjadi tinggi. Sedangkan rendahnya nilai produksi pada bulan Pebruari antara lain disebabkan oleh rendahnya produksi yang didaratken pada bulan tersebut (224 ton), sehingga walaupun harga rata-rata per kilograrnnya relatif tinggi (Rp 4.357) narnun nilai produksi rnenjadi rendah.

(45)

Tabel 22. Volume dan Nlh1 Produksl sena Harga Rata-rata lkan y n g Dldaratkan dl PPN Slbolga

~ ~ ~ ~ a r ~ 0 - ~ ~ k ~ ) ~ ~ a o ( ~ n ( ~ ( 4 0 1 ( 3 6 1 0 ( ~ ~ 3 7 1 0 ~ ~ ~ ( 0 2 ( ( 0 6 1 1 3966I4068

Perbandingan persentase nilai produksi ikan yang didaratkan di PPNS secara umum lebih besar dibandingkan persentase volume produksi setiap bulannya, kecuali Bulan Januari, Mei, Juni dan Juli. (Gambar 31). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kualitas pemasaran ikan di PPNS selama tahun 1999 cenderung baik. Hal Ini antara lain disebabkan oleh mutu ikan yang didaratkan relatif baik karena alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di PPNS mempunyai fishing trip yang relatif sedikit sehingga mutu ikan yang tertangkap relatii dapat dipertahankan kesegarannya. Disamping itu setiap ikan yang didaratkan terjual habis pada hari yang sama, sehingga tidak terjadi penumpukan ikan.

Gambar 31. Psmntase Volume dan Mllal Produksl lkan yaw Dldaratkan dl PPWS pada Tahun 1999 0 1 -Volume produksl

-

-Nlial produke1 Jan

I

Psb 6,8

1

4,6 I$

1

5,l 10,l

I

6,4

Mar

I

Apr Me1

I

jun

1

Jul

10

1

9 3

1

7,6 Ags 11.2

1

6 2

1

9

I

9

I

7.2 12,4 Ssp 124 103 O M I Wov

I

Dw

1

9 6,s

1

7 9,s 7

1

7.2

Gambar

Tabel  12.  Fasilitas-fbsilitas  yang  Terdapat  di  Tangkahan  menurut  Jenis,  Jumlah  dan  Ukurannya
Gambar  8.  Jumlah lkan rang Oldaratkan dl s.luruh  Tangkahan  8lbolga  pada Tahun  1999
Gambar  9.  Rata-rata Jumlah lkan yang Dldaratkan Tlap Pendaratan dl  TangkthanpadrTahun  1999
Gambar  10.  Skema Rantai Pemasaran lkan yang Didarathn di Tangkahan  Keterangan :
+7

Referensi

Dokumen terkait

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm.. akan mengurangi istirahat. Keadaan lingkungan eksternal semacam itu sangat mempengaruhi kecepatan dan

Tabel Table 6.1.4 Lanjutan [Continued] Golongan Industri Group of Industry Tahun Year Barang yang dihasilkan Value of Goods Produced Tenaga Listrik yang dijual ke-

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan di RSUD Barru ditinjau dari prosedur administrasi dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-

Sebaliknya, pasien dengan afasia sensorik transkortikal dapat mengulang (repetisi) dengan baik, namun tidak memahami apa yang didengarnya atau yang diulanginya.. Bicara

Sistem pemantauan terpadu keselamatan kerja tambang bawah tanah dirancang agar dapat menyediakan informasi kondisi di dalam tambang bawah tanah secara langsung (real

Rerata trigliserida pada hewan coba kelompok III mengalami peningkatan pada akhir perlakuan yaitu 29,5 mg/dl tetapi peningkatan ini tidak sebanyak kelompok II karena selain

Hal tersebut bisa diselesaikan dengan menerapkan data mining, konsep data mining dalam pencarian dokumen menggunakan cosine similarity terdapat beberapa langkah –

Berikut ini saran yang peneliti paparkan yaitu (1) Penggunaan model active learning dengan metode ccrossword puzzle mampu menarik perhatian serta semangat siswa