• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PRINSIP ESTETIKA PADA FASAD BANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PRINSIP ESTETIKA PADA FASAD BANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

159

PENERAPAN PRINSIP ESTETIKA PADA

FASAD BANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA

THE IMPLEMENTATION OF AESTHETIC PRINCIPLES

ON THE FACADE OF PASSENGER TERMINAL AIRPORT

Thariq Azis Muttaqien

1

, Dedes Nur Gandarum

2

, Endang Marlina

3 1Mahasiswa, Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta

2,3Dosen, Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta

*e-mail: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected],

ABSTRAK

Terminal penumpang bandar udara merupakan suatu wadah pertukaran transportasi, pintu gerbang perekonomian dan sebagai pembuka isolasi bagi suatu daerah. pada bangunan terminal penumpang, fasad merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu perancangan, dikarenakan fasad merupakan tampilan yang pertama kali dilihat oleh para pengunjung. Penelitian ini akan berfokus pada penerapan prinsip estetika pada elemen-elemen fasad. Teori atau prinsip yang akan digunakan adalah elemen fasad (Krier, 1992) dan prinsip-prinsip estetika pada bangunan (Ching, 2007). Beberapa bangunan terminal penumpang bandar udara yang akan dijadikan penelitian adalah terminal penumpang bandar udara Vadodara di India, Bandar Udara Suvarnabhumi dan Koh Samui di Thailand.

Berdasar pada dua prinsip yang digabungkan, yang akan dibahas pada penelitian ini adalah pintu masuk, gang beratap, lantai dasar, jendela, dan atap. Masing-masing elemen akan membahas mengenai kesatuan, keseimbangan, irama, skala, dan proporsi. Berdasarkan penelitian, penerapan prinsip estetika tidak dapat dilepaskan dari elemen perancangan bangunan, dalam hal ini fasad. Ini didasari untuk mendapatkan pencapaian estetika yang maksimal bagi bangunan terminal penumpang bandar udara. Kata kunci : Bandara, Fasad, Estetika

ABSTRACT

The airport passenger terminal is a transportation exchange platform, an economic gateway and as an isolation opening for an area. in the passenger terminal building, the facade is one of the most important parts of a design, because it is the first appearance seen by visitors. This study will focus on the application of aesthetic principles to facade elements. The theories or principles that will be used are facade elements (Krier, 1992) and aesthetic principles in buildings (Ching, 2007). Several airport passenger terminal buildings that will be used as research are the passenger terminal at Vadodara Airport in India, Suvarnabhumi Airport and Koh Samui in Thailand.

Based on two combined principles, which will be discussed in this study are the entrance, arcade, ground floor, windows and roof. each element will discuss unity, balance, rhythm, scale, and proportion. Based on research, the application of aesthetic principles cannot be separated from the elements of building design, in this case the facade. This is based on obtaining the maximum aesthetic achievement for the airport passenger terminal building.

Keywords : Airport, Facade, Aesthetic.

A. PENDAHULUAN

Menurut peraturan menteri pemerintah Republik Indonesia No.29 Tahun 2019, salah satu fugnsi dari bandar udara antara lain sebagai pintu gerbang perekonomian dan pembuka isolasi suatu daerah. Ini mengartikan bahwa

bandar udara menjadi tempat pertama dan terakhir yang didatangi oleh para pendatang.

Fasad suatu bangunan memiliki nilai

tersendiri bagi siapapun yang melihatnya, dan fasad juga tidak terlepas dari penerpan prinsip estetika di dalam perancangannya.

(2)

160

Fasad (Facade) berakar dari bahasa latin

Facies yang memiliki arti muka atau

penampilan. Fasad merupakan suatu komposisi yang terdiri antara lain (a) Pintu Masuk/ Portal; yang merupakan sebuah transisi dari ruang luar menuju bagian dalam bangunan, (b) Gang Beratap (Arcades); dapat menjadikan ruang tambahan tersendiri dan memiliki peran bagi bangunan, (c) Lantai Dasar; merupakan transisi antara tanah dan bangunan, (d) Jendela; merupakan zona pembatas menuju ruang luar, dan yang terakhir (e) Atap; sebagai bentuk mahkota bagi bangunan (Krier, 1992). Steen Eiler Rasmussen pada bukunya Experiencing

Architecture menerangkan bahwa, para arsitek

dalam menerapkan suatu estetika pada

arsitektur, mereka menggunakan kolom, portals (gerbang/ untuk memasuki ruangan) (Zucker & Rasmussen, 1961), dan pada cetakan D.K. Ching dalam buku Architecture Form, Space

and Order mengutip penuturan Andrea Palladio

yaitu, suatu kecantikan akan nampak melalui bentuk dan hubungan yang menyeluruh, dengan memperhatikan bagian yang berhubungan satu dan yang lainnya, dengan demikian strukturnya

akan tampak menyuluruh untuk

mengkomposisikan sesuatu yang ingin kita bentuk(Ching, 2007)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip estetika terhadap elemen fasad terminal penumpang bandar udara. Dalam pengujian prinsip ini, yang akan menjadi bahan penelitian adalah terminal

penumpang Vadodara di India dan

Suvarnabhumi serta Koh Samui di Thailand.

B. STUDI PUSTAKA

Elemen fasad yang akan dikaji adalah (a) Pintu Masuk/ Portal, (b) Gang Beratap

(Arcades), (c) Lantai Dasar, (d) Jendela, dan (e)

Atap (Krier, 1992). Prinsip estetika yang akan diterapkan pada bangunan terminal penumpang ini antara lain prinsip (a) kesatuan, (b) keseimbangan, (c) irama, (d) skala, dan (e) proporsi (Ching, 2007)

C. METODE

Metode yang digunakan adalah deduktif koherensi, meneliti beberapa objek dengan memadukan dua teori atau prinsip yang koheren, antara lain elemen fasad dengan prinsip estetika.

D. HASIL STUDI/PEMBAHASAN

Menurut Ching dalam bukunya, Elemen estetika membahas mengenai (a) Kesatuan; merupakan sebuah penyatuan atap, dinding, kolom, dan kaca sehingga dapat menyatu, (b) Keseimbangan; yaitu daya tarik kedua sisi bangunan dari titik pusat sumbu tengah bangunan, (c) Irama; konstalasi antar elemen berupa repetisi/ transformasi, (d) Skala; merupakan ukuran bagi manusia, bisa bersifat heroik, natural, atau intim, (e) Proporsi; yaitu merupakan pembanding keberadaan bagian tertentu antara yang kecil dan semuanya. (Ching, 2007)

Hal ini dapat diterapkan pada elemen-elemen fasad pada bangunan, terlepas dari pendekatan yang diterapkan pada bangunan prinsip estetika pada elemen fasad selalu berkaitan. Berikut adalah pembahasan mengenai penerapan prinsip estetika pada elemen fasad;

D.1 PINTU MASUK

Pintu masuk memberikan peran pada bagunan sebagai protal transisi dari ruang luar menuju bagian dalam bangunan.

Gambar 1. Tampak Terminal Bandara Vadodara, India (Sumber: Archdaily.com)

Pada terminal penumpang Vadodara di India, Areal pintu masuk dibingkai dengan atap yang tercipta dari lantai diatasnya, pintu masuk juga dibuat sejajar dan simetris dari sumbu tengah bangunan. Pintu masuk dirancang dengan irama A-B-A-B-A, dengan skala natural, pintu pada fasad bangunan terlihat kecil

disandingkan dengan dominasi kaca

(3)

161 Gambar 3. Pintu Masuk Terminal Bandara

Suvarnabhumi, Thailand (Sumber: Google.com)

Areal pintu masuk dibingkai dengan dari kolom dan atap, dirancang sejajar dan simetris dari sumbu tengah bangunan, dengan irama A-A-A-A-A, namun dengan pengelompokkan akses A-B-A. Pintu masuk dirancang dengan skala natural, sehingga pada fasad bangunan, pintu terlihat kecil disandingkan dengan dominasi kaca disepanjang fasad bangunan.

Gambar 3. Pintu Masuk Terminal Bandara Koh Samui, Thailand (Sumber: Google.com)

Areal pintu dibingkai oleh kolom dan atap, dirancang sejajar dan simetris dari sumbu tengah bangunan, kolom-kolom bangunan menciptakan irama A-B-B-A, Pintu masuk dirancang dengan skala natural, sehingga terasa ideal dengan proporsi skala yang senada dengan elemen lainnya.

D.2 GANG BERATAP (ARCADES)

Dapat menjadikan ruang tambahan

tersendiri dan memiliki peran bagi bangunan

Gambar 4. Sisi Kerb Terminal Bandara Vadodara, India (Sumber: Archdaily.com)

Bingkai tercipta dari garis pembatas antara lantai dasar dan lantai satu, sisi kerb ditempatkan disepanjang bangunan. Skala heroic pada sisi kerb terminal bandara menggambarkan bangunan yang megah, namun sisi kerb pada fasad bangunan terlihat kecil disandingkan dengan dominasi kaca disepanjang fasad bangunan.

Gambar 5. Sisi Kerb Terminal Bandara Suvarnabhumi, Thailand (Sumber: Google.com)

Bingkai tercipta dari atap dan kolom yang besar, sisi kerb ditempatkan disepanjang bangunan. Terdapat kolom struktur bangunan yang membuat irama A-A-A, dengan skala heroic pada sisi kerb terminal bandara, dapat menciptakan bangunan yang megah, dan sisi kerb pada fasad bangunan terlihat besar menyatu hingga atap

dengan dominasi kaca disepanjang fasad

bangunan.

Gambar 6. Sisi Kerb Terminal Bandara Koh Samui, Thailand (Sumber: Google.com)

Bingkai tercipta dari atap dan kolom yang tidak besar, sisi kerb ditempatkan disepanjang bangunan. Terdapat kolom struktur bangunan yang membuat irama A-B-A, dengan skala natural pada sisi kerb terminal bandara, dapat menciptakan bangunan yang tidak megah namun tidak juga intim, dan sisi kerb pada fasad bangunan tidak dibatasi oleh kaca, sehingga bangunan memberi kesan terbuka bagi pengunjung.

(4)

162

D.3 LANTAI DASAR besar jika disandingkan dengan jendela lantai

merupakan transisi antara tanah dan dasar yang dirancang dengan skala natural.

bangunan

Gambar 7. (atas) Sisi Kerb Terminal Bandara Vadodara, India (Sumber: Archdaily.com) Gambar 8. (tengah) Sisi Kerb Terminal Bandara Suvarnabhumi, Thailand (Sumber: Google.com) Gambar 9. (bawah) Sisi Kerb Terminal Bandara

Koh Samui, Thailand (Sumber: Google.com)

Pada ketiganya, sisi kerb dirancang dengan ketinggian yang berbeda dengan muka jalan, menciptakan transisi dan perbedaan fungsi dari kerb dan jalan transportasi

D.4 JENDELA

Merupakan zona pembatas menuju ruang luar, dan dapat memberikan kesan tersendiri.

Gambar 10. (atas) Sisi Kerb Terminal Bandara Vadodara, India (Sumber: Archdaily.com)

Dominasi jendela pada fasad bangunan dirancang menyatu dengan atap dan dinding bangunan terminal, yang berada pada sepanjang bangunan. Jika ditarik dari garis tengah bangunan, akan menciptakan bangunan yang simetris, dan jendela pada lantai satu dibuat menyatu dengan lantai diatasnya, sehingga memberikan kesan heroik, sehingga skala lebih

Gambar 11. Sisi Kerb Terminal Bandara Suvarnabhumi, Thailand (Sumber: Google.com)

Jendela mendominasi sebagai pembungkus bangunan terminal dengan atap dan kolom sebagai bingkainya, jendela dipasang pada sepanjang bangunan, dan jika ditarik dari garis tengah bangunan, akan menciptakan bangunan yang simetris, Jendela dibuat menerus hingga atap, sehingga memberikan skala yang heroik.

Gambar 12. Sisi Kerb Terminal Bandara Koh Samui, Thailand (Sumber: Google.com)

Pada fasad bangunan tidak terdapat jendela sebagai sekat antara ruang luar sisi darat dan ruang dalam bangunan terminal.

(5)

163

D.5 ATAP

Sebagai pemisah bagi langit dan bumi dari bangunan, dan juga dapat menjadi mahkota bagi bangunan itu sendiri.

Gambar 13. Atap Terminal Bandara Vadodara, India (Sumber: Archdaily.com)

Pada bagian atap tercipta kesatuan dari kaca yang dibingkai oleh dinding di kedua sisi bangunan, atap yang dirancang melengkung juga simetris antara kanan dan kiri bangunan. Dirancang dengan skala yang heroik menjadikan bangunan terlihat megah, Atap yang melengkung dan besar menciptakan proporsi atap sebagai mahkota pada bangunan itu sendiri.

Gambar 14. Atap Terminal Bandara Suvarnabhumi, Thailand (Sumber: Google.com)

Atap yang besar ditopang oleh kolom struktur yang besar serta pendominasian kaca pada fasad bangunan, sehingga tercipta suatu kesatuan. Atap dibuat simetris antara kanan dan kiri bangunan, dengan skala yang heroic menjadikan bangunan terlihat megah, dan menciptakan proporsi atap sebagai mahkota pada bangunan itu sendiri.

Gambar 15. Atap Terminal Bandara Koh Samui, Thailand (Sumber: Google.com)

Kesatuan atap tercipta dari kolom dan dinding bangunan, atap juga dibuat simetris antara kanan dan kiri bangunan, dengan skala yang natural menjadikan bangunan terlihat seperti bangunan disekitar kawasan bandar udara. Walaupun atapnya menggunakan skala yang natural, proporsi atap tetap menjadi mahkota pada bangunan

dikarenakan pada bagian badan bangunan

didominasi oleh kolom pilotis.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, fasad pada bangunan terdiri dari lima elemen Pintu, Gang Beratap (Arcades), Lantai Dasar, Jendela, dan

Atap dan kelima elemen tersebut harus

menerapkan prinsip-prinsip estetika antara lain Kesatuan, Keseimbangan, Irama, Skala, dan Proporsi.

Pintu masuk harus memperhatikan kesatuan terhadap bangunan, keseimbangan agar posisi pintu masuk tidak timpang, permainan irama pada pintu masuk untuk menghilangkan kesan monoton pada fasad, skala untuk memberikan kesan

pertama bagi pengunjung atau pengguna

bangunan, serta proporsi pintu masuk dengan bangunan keseluruhan.

Gang beratap (Arcades) harus memperhatikan kesatuan terhadap elemen bangunan yang lainnya, keseimbangan, permainan irama pada sisi kerb dapat diciptakan dari penempatan kolom, skala, serta proporsi.

(6)

164

Lantai dasar harus memperhatikan

ketinggiannya, ini bertujuan untuk memberi perbedaan fungsi terhadap level muka jalan transportasi.

Jendela, harus memperhatikan kesatuan

terhadap bangunan agar walaupun

mendominasi, tapi tetap terbingkai dengan elemen yang lainnya, keseimbangan, permainan irama pada jendela dapat diciptakan dari kolom, atap ataupun sun shading apa bila diperlukan, skala pada jendela juga dapat memberikan kesan pertama bagi pengunjung atau pengguna bangunan, serta proporsi jendela yang harus diperhatikan agar tidak terkesan monoton.

Kemudian terakhir pada elemen atap, harus memperhatikan kesatuan terhadap bangunan agar atap tidak terlihat terlalu besar atau kecil, keseimbangan agar posisi atap tidak terlalu timpang, permainan irama pada atap juga bisa bervariasi untuk menambah estetika pada fasad, skala, serta proporsi atap dengan elemen bangunan keseluruhan.

Hal ini didasari agar pencapaian nilai estetika yang ingin dihadirkan atau diciptakan dari fasad bangunan terminal penumpang dapat

tercapai secara maksimal, agar dapat

menjadi suatu bangunan yang baik secara estetika bagi para pengunjung yang baru datang atau yang akan pergi dari tempat tersebut.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih saya haturkan ke hadirat Tuhan YME. yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam penulisan karya ilmiah ini, dan terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Dedes Nur Gandarum dan Ibu Endang Marlina

yang senantiasa membimbing saya selama

proses pencarian dan penulisan sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

REFERENSI

Architectural artistry of Vadodara Airport -

AirportsIndia | Magazine. (n.d.).

Retrieved August 18, 2020, from http://www.airportsindia.online/archite c

tural-artistry-of-vadodara-airport/

Ching, F. D. K. (2007). Form , space , and order (Third). John Wiley & Sons, Inc. Krier, R. (1992). Element of Architecture. Passenger Terminal Complex Suvarnabhumi

Airport / Jahn | ArchDaily. (n.d.). Retrieved August 18, 2020, from https://www.archdaily.com/772509/pas senger-terminal-complex-

suvarnabhumi-airport-jahn

Pollio, M. V. (1874). De Architectura (F. R. A. S. JOSEPH G WILT, F.S.A. (Ed.); New Editio). Capio Lumen.

Project on the Koh Samui Airport in Thailand - Airport Technology. (n.d.). Retrieved

August 18, 2020, from

https://www.airport-

technology.com/projects/koh-samui/ Vadodara Airport Architects. (n.d.). Retrieved

August 18, 2020, from

http://www.creativegroup.co.in/vadodar a-airport-prj.htm

Zucker, P., & Rasmussen, S. E. (1961). Experiencing Architecture. In The Journal of Aesthetics and Art Criticism

(Vol. 19, Issue 3).

(7)

Gambar

Gambar 4. Sisi Kerb Terminal Bandara Vadodara,  India (Sumber: Archdaily.com)
Gambar 7. (atas) Sisi Kerb Terminal Bandara  Vadodara, India (Sumber: Archdaily.com)  Gambar  8
Gambar 13. Atap Terminal Bandara Vadodara,  India (Sumber: Archdaily.com)

Referensi

Dokumen terkait