• Tidak ada hasil yang ditemukan

244716383 Pengukuran Poligon Terbuka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "244716383 Pengukuran Poligon Terbuka"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRATIKUM LAPORAN PRATIKUM ILMU UKUR TAMBANG ILMU UKUR TAMBANG

PENENTUAN KOORDINAT METODE POLIGON TERBUKA PENENTUAN KOORDINAT METODE POLIGON TERBUKA

Nama

Nama : : MonalisaMonalisa Nim Nim : : 12020501202050 FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014 2014

(2)

PENGUKURAN POLIGON TERBUKA A. Tujuan

1. Dapat melakukan pengukuran polygon terbuka dilapangan

2. Dapat melakukan pratikum atau pengukuran sesuai dengan diterangkan atau diajarkan oleh dosen dikampus.

3. Dapat menganalisa data dari kegiatan yang dilakukan.

B. Waktu pratikum

Pratikum ini dilakukan dilapangan pada ;

Tempat : Jalan sekitar gedung Rektorat-jalan sekitar kolam renang FIK,

Universitas Negeri Padang

Hari / Tanggal : Selasa, 21 Oktober 2014

Pukul : 10.50 –  13.00 WIB

C. Teori Dasar

Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan di cari koordinatnya terletak memanjang sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan daerah/lapangan. Penentuan koordinat titik dengan cara  poligon ini membutuhkan:

 Koordinat awal.  Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim

tertentu, haruslah dipilih koordinat titik yang sudah diketahui misalnya: titik triangulasi atau titik-titik tertentu yang mempunyai hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan. Bila dipakai system koordinat lokal pilih salah satu

(3)

titik, BM kemudian beri harga koordinat tertentu dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan untuk titik-titik lainya.

 Koordinat akhir.  Koordinat titik ini di butuhkan untuk memenuhi syarat

Geometri hitungan koordinat dan tentunya harus di pilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat awal.

 Azimuth awal. Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan

arah orientasi dari system koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di tempuh dengan dua cara yaitu sebagai berikut :

1. Hasil hitungan dari koordinat titik -titik yang telah diketahui dan akan dipakai sebagai tititk acuan system koordinatnya.

2. Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya dihasilkan azimuth kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut mendatar (azimuth matahari).

 Data ukuran sudut dan jarak. Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak

antara dua titik kontrol perlu diukur di lapangan.

Pengukuran Poligon

Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur) sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam di usahakan sekecil mungkin bahkan kalau bisa di tiadakan.

(4)

1. Poligon berdasarkan visualnya :

a. poligon tertutup

b. poligon terbuka

c. poligon bercabang

2. Poligon berdasarkan geometriknya : a. poligon terikat sempurna

 b. poligon terikat sebagian c. poligon tidak terikat

(5)

Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak jarak mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur di lapangan menggunakan alat pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.

Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan dicari koordinatnya terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak (poligon). Metode poligon merupakan bentuk yang paling baik di lakukan pada bangunan karena memperhitungkaan bentuk kelengkungan bumi yang pada prinsipnya cukup di tinjau dari bentuk fisik di lapangan dan geometriknya. Cara pengukuran polygon merupakan cara yang umum dilakukan untuk pengadaan kerangka dasar  pemetaan pada daerah yang tidak terlalu luas sekitar (20 km x 20 km). Berbagai  bentuk poligon mudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan berbagai bentuk

medan pemetaan dan keberadaan titik –  titik rujukan maupun pemeriksa. Tingkat

ketelitian sistem koordinat yang diinginkan dan kedaan medan lapangan  pengukuran merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam menyusun ketentuan poligon kerangka dasar.Tingkat ketelitian umum dikaitkan dengan jenis dan atau tahapan pekerjaan yang sedang dilakukan. Sistem koordinat dikaitkan dengan keperluan pengukuran pengikatan. Medan lapangan pengukuran menentukan bentuk konstruksi pilar atau patok sebagai penanda titik di lapangan dan juga berkaitan dengan jarak selang penempatan titik.

D. Alat yang Digunakan

1. Yalon 2. Bak Ukur 3. Teodolit digital 4. Kompas

5. Statip kaki tiga 6. Unting –  unting

(6)

7. Alat tulis 8. Payung 9. Meteran

E. Langkah Percobaan

1. Lakukan peminjaman alat dengan cara mengisi angket peminjaman alat yang diketahui oleh dosen pembimbing.

2. Pasang statip kaki tiga dengan baik dan teratur pas ditengah  –   tengah titik

 pengukuran atau pembidikan

3. Cari arah kutup utara dan selatan dengan menggunakan kompas.

4. Setelah arah utaranya telah didapat, pasang teodolit ditempatnya yaitu di statif kaki tiga.

5. Sebelum pembidikan atau pengukuran kita lakukan terlebih dahulu kita harus mengatur nivo kotak yang ada diteoldolit ke posisi yang stabil untuk mengetahui datar atau tidaknya teodolit yang terpasang.

6. Setelah gelembung atau mata sapi berada ditengah –  tengah , lakukan segera

 pengukuran dititik 1, dan mengukur sudut dan catat hasil pengamatan dikertas yang telah disediakan.

7. Pindahkan alat pada titik 1 yang sebelumnya telah diberi tanda pen ukur kemudian bidik bak ukur yang didirikan pada titik 2 Catat sudut vertikal Ba, Bb, dan Bt.

8. Set 0 pada alat, kemudian bidik pada titik 3, dengan memutar alat kearah tersebut, catat hasil pengukuran.

9. Lakukan langkah yang sama pada titik 4, dimana pembidikan awal pada arah

titik 3, kemudian putar kearah titik 4,catat hasil pengukuran, lakukan lngkah diatas jika pengukuran dilanjutkan pada titik selanjutnya.

(7)

F. TABEL PENGUKURAN DAN ANALISIS

TABEL PENGUKURAN DAN ANALISIS

Titik

Tinggi Sudut Sudut Jurusan Jarak d x

Sinα

d x

Cosα Elev X Y Z

Alat Derajat Menit Detik Total Sudut Derajat Menit Detik BA BT BB Jarak

1 1.5 252 23 30 252.39 0.00 100 100 10.000 252.39 252 23 29 1510 1425 1340 17 -16.203 -5.143 0.075 2 1.5 177 47 30 177.79 83.797 94.857 10.075 250.18 250 10 59 1065 950 835 23 -21.638 -7.797 0.550 3 1.5 186 6 20 186.11 62.159 87.060 9.525 256.29 256 17 19 2075 1930 1790 28.5 -27.688 -6.755 -0.430 4 1.5 118 51 10 118.85 34.471 80.305 9.955 195.14 195 8 29 1505 1380 1255 25 -6.530 -24.132 0.120 5 1.5 176 47 10 176.79 27.941 56.173 9.835 191.93 191 55 39 1070 935 800 27 -5.580 -26.417 0.565 6 1.5 178 32 20 178.54 22.360 29.756 9.270 190.47 190 27 59 1460 1350 1240 22 -3.997 -21.634 0.150 7 1.5 181 42 40 181.71 18.364 8.122 9.120 192.18 192 10 39 1385 1250 1115 27 -5.696 -26.392 0.250 8 1.5 180 14 0 180.23 12.668 -18.271 8.870 192.41 192 24 39 890 755 620 27 -5.803 -26.369 0.745 9 1.5 181 12 20 181.21 6.865 -44.640 8.125 G. SKETSA PENGUKURAN 100, 100 83.797, 94.857 62.159, 87.060 34.471, 80.305 27.941, 56.173 22.360, 29.756 18.364, 8.122 0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120 SKETSA PENGUKURAN

(8)

G. SKETSA PENGUKURAN

H. KESIMPULAN

Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan di cari koordinatnya terletak memanjang sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) ti tik-titik pengukuran.

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan yang dilakukan, maka didapatkan koordinat plainimetris masing-masing titik yaitu:

1. (100;100) 2. (83.797;94.857) 3. (62.159;87.060) 100, 100 83.797, 94.857 62.159, 87.060 34.471, 80.305 27.941, 56.173 22.360, 29.756 18.364, 8.122 12.668, -18.271 6.865, -44.640 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120 SKETSA PENGUKURAN

(9)

4. (34.471;80.305) 5. (27.941;56.173) 6. (22.360;29.756) 7. (18.364;8.122) 8. (12.668:-18.271) 9. (6.865;-44.640)

Gambar

TABEL PENGUKURAN DAN ANALISIS

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan kebijakan pertahanan terhadap pulau-pulau kecil terluar tidak akan menjadi bagian yang penting dan berhasil ‘dibumikan’ Jokowi pada masa pemerintahannya jika tidak

darah kelompok Uji I, II dan III mulai menunjukan penurunan kadar glukosa darah walaupun tidak berbeda bermakna.. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun uji

Hepatosit menyimpan beberapa trigliserida; memecah asam lemak untuk membentuk ATP; mensintesis lipoprotein, untuk transportasi asam lemak, trigliserida, dan

Kondisi ekonomi yang dihadapi secara nasional dan harus bersinggungan dengan penetapan MEA di tingkat kawasan merupakan tantangan nyata Ditjen PAUD dan Dikmas lima tahun

Kualitas sumber daya manusia dan sikap kelompok sasaran sangat menentukan keberhasilan implentasi program Pemberdayaan ini, dan implementasi program ini dirasa

Kari (1998) mengadaptasi teori Sense-Making dari Dervin dengan menambahkan dua elemen ke dalam tiga elemen dasar sebelumnya (situasi- kesenjangan/ gap – hasil), yaitu

Hasil uji morfologi bentonit alam secara kalsinasi pada menyatakan bahwa hasil bentonit secara kalsinasi, unsur yang memiliki peak terbesar adalah Oksigen dengan jumlah 47,62% Wt,

objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan 1 dalam suatu media, perlu dilakukan. identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.. Penggunaan analisi isi dapat