• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT JANTAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

35 AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT

JANTAN

Sri Peni Fitrianingsih, Indri Aryanti, Fetri Lestari Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Islam Bandung

Abstrak

Daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) dan daun sirsak (Annona muricata L.) merupakan beberapa bahan alam yang secara empiris digunakan untuk penanganan Diabetes Mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antihiperglikemia ekstrak tunggal dan kombinasi daun nangka dan daun sirsak. Aktivitas antihiperglikemia diuji dengan metode toleransi glukosa pada mencit jantan galur Swiss Webster yang diinduksi glukosa 195 mg/20g BB. Penelitian terdiri dari bbrp kelompok yaitu kelompok kontrol positif, ekstrak daun nangka 7 mg/20 g BB, ekstrak daun sirsak 3,5 mg/20 g BB, kombinasi ekstrak daun nangka dan daun sirsak (1+1), dan kombinasi (½+½) serta pembanding metformin 1,3 mg/20 g BB. Kadar glukosa darah diukur setiap 30 menit selama 2 jam setelah pemberian glukosa menggunakan alat gukometer. Data kadar glukosa darah dan persen penurunannya dianalisa dengan ANAVA dan uji lanjut Tukey HSD. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak dosis 3,5 mg/20 g BB mencit memiliki aktivitas antihiperglikemia yang lebih baik dibandingkan ekstrak daun nangka dan kombinasi ekstrak daun nangka dan daun sirsak.

Kata kunci: daun nangka, Artocarpus heterophyllus Lamk., daun sirsak, Annona muricata L., aktivitas antihiperglikemia

Abstract

Jackfruit leaf (Artocarpus heterophyllus Lamk.) and soursop leaf (Annona muricata L.) are some natural materials which empirically used for the treatment of Diabetes Mellitus. This study was aimed to determine antihyperglycemic activity of single and combination extract of jackfruit leaf and soursop leaf. Antihyperglycemic activity had been examined by glucose tolerance method on Swiss Webster male mice that induced by glucose 195 mg/20g BW. This study consist of 6 groups, those are positive control group, jackfruit leaf extract 7 mg/20 g BW, soursop leaf extract 3,5 mg/20 g BW, combination jackfruit leaf and soursop leaf extracts (1+1), and combination (½+½) and metformin 1,3 mg/20 g BW. Blood glucose level was determined every 30 minutes during 2 hours using glucometer. The data were analyzed by ANOVA and Tukey HSD. The result of this study showed that soursop leaf extract at dose 3,5 mg/20 g BW had antihyperglicemic activity better than jackfruit leaf extract and combination of jackfruit and soursop leaves extract.

Keywords : jackfruit leaf, Artocarpus heterophyllus Lamk., soursop leaf, Annona muricata L., antihyperglicemic activity.

(2)

36 PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan kadar gula darah tidak normal di dalam

tubuh, sehingga menimbulkan

hiperglikemia yang dapat mempengaruhi kekentalan darah dan mempersulit aliran darah (sirkulasi darah tidak normal). Hal ini tentu sangat berbahaya bagi tubuh. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan mikrovaskuler seperti retinopathy, nephropathy dan neuropathy, kerusakan makrovaskuler seperti stroke, dan lain–lain sehingga menurunkan kualitas hidup dan menurunkan angka harapan hidup (WHO, 2006: 5).

Beberapa tanaman obat telah diketahui berguna dalam pengobatan diabetes dan telah digunakan secara empiris sebagai antidiabetik. Salah satu bahan alam yang digunakan secara empiris untuk pengobatan DM adalah daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) dan daun sirsak (Annona muricata L.).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antihiperglikemia ekstrak tunggal dan kombinasi daun nangka dan daun sirsak. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh informasi ilmiah tentang manfaat daun nangka dan daun sirsak serta kombinasinya sebagai antidiabetes.

METODOLOGI Bahan dan Hewan Uji

Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah daun nangka,

daun sirsak, metformin, glukosa, aquades. Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss Webster usia 2-3 bulan, dewasa muda, sehat, dengan bobot badan 20-30 gram.

Ekstraksi Daun Nangka Dan Daun Sirsak

Simplisia daun nangka dan daun sirsak masing-masing diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%. Ekstraksi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali pada suhu kamar. Ekstrak cair yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator sampai diperoleh ekstrak kental.

Uji Aktivitas Antihiperglikemia dengan Metode Toleransi Glukosa

Semua mencit dipuasakan dahulu ± 16 jam, kemudian masing-masing mencit diukur kadar glukosa darah puasanya dengan alat glukometer. Segera setelah dihitung kadar glukosa darah puasanya, kemudian tiap kelompok mendapat perlakuan sebagai berikut : kelompok kontrol positif diberi suspensi PGA 3%, kelompok uji 1 diberi ekstrak daun nangka dosis 7 mg/20 g BB mencit, kelompok uji 2 diberi ekstrak daun sirsak dosis 3,5 mg/20 g BB mencit, kelompok uji 3 diberi kombinasi ekstrak daun nangka dan daun sirsak pengan perbandingan 1+1 dari dosis tunggalnya (suspensi ekstrak daun nangka dosis 7 mg/20 g BB + suspensi ekstrak

(3)

37 daun sirsak dosis 3,5 mg/20 g BB),

kelompok uji 4 diberi kombinasi ekstrak daun nangka dan daun sirsak dengan perbandingan 1/2+1/2 dari dosis tunggalnya (suspensi ekstrak daun nangka dosis 3,5 mg/20 g BB + suspensi ekstrak daun sirsak dosis 1,75 mg/20 g BB), dan kelompok pembanding diberi suspensi metformin dengan dosis 1,3 mg/20g BB mencit.

Setelah 30 menit pemberian perlakuan di atas, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah awal. Segera setelah diukur kadar glukosa darahnya, masing-masing mencit diberi glukosa dosis 195 mg/20 g BB secara oral. Kemudian semua

mencit pada masing-masing kelompok diukur kadar glukosa darahnya lagi setiap 30 menit selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Kemudian dilakukan analisa data statistika menggunakan metoda ANAVA dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey HSD. Parameter yang digunakan adalah kadar glukosa darah mencit dan persen penurunannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penapisan fitokimia terhadap simplisia daun nangka dan daun sirsak dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penapisan fitokimia daun nangka dan daun sirsak.

Golongan Senyawa Hasil

Daun Nangka Daun Sirsak

Flavonoid + + Alkaloid + + Saponin + + Steroid Triterpeoid + - Tanin + + Polofenol + + Kuinon - + Monoterpen Sesquiterpen - +

Keterangan: (+) terdeteksi ; (-) tidak terdeteksi Berdasarkan Tabel 1 hasil penapisan fitokimia serbuk simplisia daun nangka dan daun sirsak menunjukkan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol dan tanin. Senyawa steroid triterpenoid terdeteksi pada daun nangka sedangkan monoterpen seskuiterpen dan kuinon terdeteksi pada daun sirsak. Dalam penelitian ini diduga flavonoid dan alkaloid yang terkandung di dalam daun uji dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Flavonoid dapat bersifat sebagai antidiabetes karena flavonoid mampu berperan sebagai senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, sehingga dapat mencegah kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin (Singab et al., 2005: 333-338).

Alkaloid dapat menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan transportasi glukosa di dalam darah, merangsang sintesis glikogen dan

(4)

38 menghambat sintesis glukosa dengan

menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa 1,6-bifosfatase, serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa fosfat dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua enzim ini akan menurunkan pembentukan glukosa dari substrat lain selain karbohidrat (Arjadi dan Susatyo, 2010: 83).

Dari hasil maserasi 500 g serbuk daun nangka, diperoleh ekstrak kental sebanyak 78 g, sehingga rendemen yang dihasilkan adalah 15,6%. Dari hasil maserasi 350 g serbuk daun sirsak, diperoleh ekstrak kental sebanyak 64 g, sehingga rendemen yang dihasilkan adalah 18,3%.

Sebelum penelitian, dilakukan uji orientasi terhadap induktor glukosa untuk melihat kenaikan kadar glukosa darah yang signifikan setelah pemberian glukosa. Uji orientasi dilakukan pada 3 mencit yang diberi glukosa dengan dosis 195 mg/20 g BB mencit. Dari hasil orientasi didapatkan data yang menunjukkan adanya kenaikan yang berbeda bermakna secara statistik (p=0,013) berdasarkan uji Student T. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian glukosa dengan dosis 195 mg/20 g BB mencit mampu menciptakan kondisi hiperglikemik dan telah terjadi absorpsi glukosa di menit ke-30 pada hewan coba. Kemudian pada menit ke-60, 90, dan 120 mulai terjadi

penurunan kadar glukosa darah. Hal ini menunjukkan telah terjadi eliminasi glukosa pada hewan coba akibat pengaruh fisiologis. Dengan demikian hal tersebut di atas dapat dijadikan sebagai dasar dalam uji pengaruh ekstrak daun nangka dan daun sirsak serta kombinasinya terhadap penurunan kadar rata-rata glukosa darah selanjutnya.

Pengujian aktivitas

antihiperglikemia pada penelitian ini dilakukan dengan metode toleransi glukosa. Metode ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kelompok uji dalam mengembalikan keadaan homeostasis tubuh setelah kadar glukosa darah meningkat. Hasil pengukuran kadar rata-rata glukosa darah dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan kadar glukosa darah 30 menit setelah pemberian sediaan uji (T0) tidak

menunjukkan kenaikan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian sediaan uji tidak menaikkan kadar glukosa darah sehingga tidak menyebabkan hasil uji selanjutnya menjadi bias.

Gambar 1. Rata-rata kadar glukosa darah mencit

(5)

39 Dalam setiap kelompok perlakuan

memperlihatkan perubahan kadar glukosa darah (onset dan durasi kerja) yang beragam mulai dari menit ke-30 sampai menit ke-120 yang menyebabkan data

memiliki standar deviasi yang cukup tinggi. Namun rata-rata perubahan kadar glukosa darah setiap kelompok perlakuan memperlihatkan pola yang mirip (Gambar 1)

Tabel 2. Rata-Rata kadar glukosa darah mencit (mg/dl) Kelompok

perlakuan

Rata-rata kadar glukosa darah mencit (mg/dl) ± SD

T-30 T0 T30 T60 T90 T120 K. Kontrol 51.33 ± 6.81 73.33 ± 20.40 540.67 ± 55.23 451.67 ± 57.01 337.33 ± 81.09 223.33 ± 57.27 K. Uji 1 56.80 ± 19.99 69.20 ± 18.93 379.80 ± 63.74 340.60 ± 103.55 245.80 ± 70.45 147.20 ± 21.88 K.Uji 2 54.00 ± 1.00 63.00 ± 3.00 289.33 ± 102.94 307.67 ± 111.63 203.67 ± 69.51 122.00 ± 32.74 K. Uji 3 55.60 ± 8.44 71.80 ± 14.36 440.60 ± 59.94 380.80 ± 105.50 248.60 ± 65.60 146.40 ± 36.83 K. Uji 4 44.25 ± 1.50 56.5 ± 5.80 438.75 ± 98.07 429.25 ± 174.74 328.25 ± 154.32 159.25 ± 73.25 K. Pembanding 63.00 ± 15.72 62.67 ± 11.93 478.67 ± 55.90 285.67 ± 27.75 118.33 ± 13.80 75.00 ± 9.85

Tabel 3. Persentase perubahan rata-rata glukosa darah terhadap menit ke-0 Kelompok

perlakuan

Persentase perubahan rata-rata glukosa darah mencit

T30 T60 T90 T120 K. Kontrol 668.35 ± 169.14 538.21 ± 122.70 363.67 ± 23.93 208.62 ± 40.29 K. Uji 1 478.56 ± 179.99 442.58 ± 251.34 282.47 ± 157.00 120.72 ± 45.31 K. Uji 2 364.66 ± 187.32 391.81 ± 193.99 223.44 ± 109.76 93.48 ± 49.62 K. Uji 3 544.74 ± 202.33 464.65 ± 232.29 267.66 ± 148.16 110.95 ± 61.38 K. Uji 4 672.19 ± 133.07 650.63 ± 290.69 472.15 ± 261.91 177.84 ± 121.13 K. Pembanding 670.62 ± 54.45 361.25 ± 45.27 90.86 ± 19.65 20.86 ± 12.99* Keterangan :

Uji 1 = Kelompok yang diberi suspensi ekstrak daun nangka 7 mg/20 g BB mencit Uji 2 = Kelompok yang diberi suspensi ekstrak daun sirsak 3,5 mg/20 g BB mencit

Uji 3 = Kelompok yang diberi kombinasi suspensi ekstrak daun nangka 7 mg/20 g BB mencit dan ekstrak daun sirsak 3,5 mg/20 g BB mencit (1+1)

Uji 4 = Kelompok yang diberi kombinasi suspensi ekstrak daun nangka 3,5 mg/20 g BB mencit dan ekstrak daun sirsak 1,75 mg/20 g BB mencit (1/2+1/2)

T-30 = kadar glukosa darah puasa (sesaat sebelum pemberian sediaan uji)

T0 = kadar glukosa darah 30 menit setelah pemberian sediaan uji (sesaat sebelum pemberian

glukosa)

T30 = kadar glukosa darah 30 menit setelah pemberian glukosa

T60 = kadar glukosa darah 60 menit setelah pemberian glukosa

T90 = kadar glukosa darah 90 menit setelah pemberian glukosa

T120 = kadar glukosa darah 120 menit setelah pemberian glukosa

(6)

40 Berdasarkan tabel di atas, pada

menit ke-30 yaitu pengukuran kadar glukosa darah 30 menit setelah semua kelompok hewan diberi glukosa terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada setiap kelompok. Peningkatan kadar glukosa tersebut tidak berbeda bermakna (p>0,05) untuk semua kelompok dibandingkan terhadap kontrol. Setelah menit ke-30 terjadi penurunan kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa ini terjadi karena pada individu normal, peningkatan kadar glukosa darah dapat memicu pelepasan insulin oleh sel β pancreas untuk menjaga homeostasis tubuh

dengan cara merubah glukosa menjadi glikogen.

Hasil data yang diperoleh pada tabel 3 menunjukkan bahwa ekstrak uji memperlihatkan efek penurunan kadar glukosa darah mencit mulai pada menit ke-60 sampai menit ke-120 walaupun tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). Perbedaan bermakna terlihat pada T120

antara kelompok kontrol dengan pembanding menunjukkan bahwa pengujian yang dilakukan adalah valid. Persentase penurunan relatif kadar glukosa darah terhadap kelompok kontrol positif dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Persentase penurunan relatif kadar glukosa darah terhadap kelompok kontrol Kelompok Perlakuan Persentase penurunan relatif kadar glukosa darah (%)

T30 T60 T90 T120

Uji 1 189,79 95,63 81,2 87,9

Uji 2 303,69 146,4 140,23 115,14

Uji 3 123,61 73,56 96,01 97,67

Uji 4 -3,82 -112,42 -108,48 30,78

Dari hasil Tabel 4 terlihat persentase penurunan relatif kadar glukosa darah terhadap kelompok kontrol terbesar terjadi pada kelompok uji 2 yaitu kelompok yang diberi ekstrak etanol daun sirsak dosis 3,5 mg/20 g BB mencit pada menit ke-120 yaitu sebesar 115,14%.

Berdasarkan persentase perubahan rata-rata glukosa darah terhadap menit ke-0, hasil analisa ANAVA dan uji Tukey HSD dapat dilihat adanya perbedaan yang bermakna (p<0,031) antara kelompok kontrol positif dengan kelompok pembanding pada T120. Sedangkan antara

kelompok kontrol positif dengan kelompok uji pada T30, T60, T90 dan T120 tidak

menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p>0,05). Namun terlihat pada T30 kadar

glukosa darah kelompok Uji II (ekstrak daun sirsak 3,5 mg/20 g bb mencit) memperlihatkan signifikansi paling kecil dari kelompok uji lain (p=0,281) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif walaupun tidak berbeda bermaksa secara statistik. Pada T120 kadar glukosa

darah kelompok Uji I, II dan III mulai menunjukan penurunan kadar glukosa darah walaupun tidak berbeda bermakna

(7)

41 secara statistik (berturut-turut p=0,490,

p=0,327, p=0,380). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun uji sudah mempunyai pengaruh terhadap penurunan rata-rata kadar glukosa darah namun tidak signifikan.

Dari keempat dosis yang digunakan, efek penurunan kadar glukosa darah pada metode toleransi kadar glukosa darah yang terbesar adalah pada ekstrak daun sirsak 3,5 mg/20 g bb mencit.

Pengaruh modifikasi dosis kombinasi ekstrak daun nangka dan sirsak terhadap penurunan kadar glukosa tidak terlihat pada menit ke- 30, 60, 90. Pengaruh kenaikan dosis ekstrak uji baru terlihat pada menit ke-120. Hal ini mungkin disebabkan oleh kenaikan dosis menyebabkan ekstrak menjadi lebih pekat sehingga lebih sulit untuk diabsorpsi yang berujung pada peningkatan onset dari ekstrak itu sendiri. Selain itu, hal ini dapat disebabkan oleh besarnya standar deviasi data atau akibat adanya perbedaan hasil ekstrak sediaan uji dengan penelitian lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak dosis 3,5 mg/20 g BB mencit memiliki aktivitas antihiperglikemia yang lebih baik dibandingkan ekstrak daun nangka dan kombinasi ekstrak daun nangka dan daun sirsak.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S., Shahin, N., Ali, M. (2012). Pharmacognostical Standardisation and Antidiabetic Activity of Artocarpus heterophyllus Leaves Lam. International Journal of Drug Depelopment and Research. Vol.4. New Delhi.

Arjadi F, Susatyo P. (2010). Regenerasi Sel Pulau Langerhans Pada Tikus Putih Rattus norvegicus) Diabetes Yang Diberi Rebusan Daging Mahkota Dewa (Phaleria macrocarp (scheff.)Boerl.). Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01, Purwokerto.

Priya, E.M., Gothandam, K.M., Karthikeyan, S. (2012). Antidiabetic Activity of Feronia

limonia and Artocarpus

heterophyllus in Streptozotocin Induced Diabetic Rats. American Journal of Food Technology 7 (1): 43-49.

Putri, N.K. (2012). Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih Galur Wistar dengan Pembebanan Glukosa [Abstrak], Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran, Semarang.

Singab, AN. et al. (2005). Hypoglycemic effect of Egyptian Morus alba root bark extract: Effect on diabetes and

(8)

42

lipid peroxidation of

streptozotocin-induced diabetic

rats. Journal of

Ethnopharmacology 100: 333–338.

World Health Organization (WHO). (2006). Definition and diagnosis of diabetes mellitus and intermediate hyperglicaemia. WHO Publishing, Geneva.

Gambar

Tabel 1. Penapisan fitokimia daun nangka dan daun sirsak.
Gambar  1.  Rata-rata  kadar  glukosa  darah  mencit
Tabel 2. Rata-Rata kadar glukosa darah mencit (mg/dl)  Kelompok
Tabel 4 Persentase penurunan relatif kadar glukosa darah terhadap kelompok kontrol   Kelompok Perlakuan  Persentase penurunan relatif kadar glukosa darah (%)

Referensi

Dokumen terkait

Pernahkah kamu mengamati sekitar kalian lalu meceritakannya kepada orang lain? Nah, kamu dapat menuliskan yang diamati tersebut sehingga orang lain dapat memahami

Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah Panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk membantu menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Sehubungan dengan pelaksanaan Pelelangan Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Empat Ruang Kelas Madrasah Tsanawiyah Negeri Panggul, Tahun Anggaran 2012 yang akan

‘If you’re expecting an easy ride on your last voyage, Mister, I’m afraid you’re not going to get it!’ The Commodore had no doubts about the trouble potential of the Time

Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Keperawatan DIII Fakultas Ilmu Kesehatan

Sebagian besar peserta pelatihan paham dengan pentingnya cuci tangan (rerata pretest 34,5 – rerata post test 82,6) dan efektivitas teknik 6 langkah cuci tangan yang benar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input

ksebijikc diioEujri qu crus naru. i ids nbyd ieLud