• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS

PADA PABRIK GULA

Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Vinta Rosari

NIM : 082214079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

M

MOTTO & PERSEMBAHAN

“JANGAN PERNAH MENUNDA APA YANG

BISA KAMU KERJAKAN

KARENA WAKTU TIDAK AKAN PERNAH

KEMBALI UNTUK MENGULANG”

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :

Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat

(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang

dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktun dan pikiranya untuk

membimbing dan membantu penulis sampai penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan sepenuh hati.

4. Ibu M T Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang telah

banyak mengarahkan dan membimbing penulis untuk membuat skripsi ini

(8)

5. Bagian Personalia dan Pabrikasi PT.Madubaru yang memberikan ijin untuk

melakukan penelitian. Segenap karyawan PT.Madubaru yang telah banyak

membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

6. Patrick Vivid Adinata, S.E., M.Si., yang telah membantu dan memberi

masukan dalam penulisan skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis berada di bangku

perkuliahan.

8. Seluruh karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

yang telah banyak memberikan bantuan administrasi selama penulis berada di

bangku kuliah.

9. Ibu, eyang ku tercinta dan juga bapak atas kasih sayang, doa, dukungan,

nasehat dan pengorbanannya.

10. Mateus Kurniawan Priharyanto, S.E., yang dengan setulus hati membantu dan

memberikan motivasi selama mengerjakan skripsi. Terimakasih sayang buat

semuanya.

11. Martinus Tarra Wijaya, S.E., yang membantu dan menemani saat proses

penelitian.

12. Fransisca Arin Setyaningtyas, S.E., yang sudah dengan sabar serta tulus

membantu dan menemani penulis untuk mengerjakan skripsi.

13. Sahabat sahabatku Leo Danar, Filipus, Mario, Andreas, Alvin, Vian, Elia,

Ira, Hezy, Mbak Sesil, Brian Bayu, Vivi, Anton yang selalu memberikan

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

A. Rumusan Masalah ... 5

B. Batasan Masalah ... 5

C. Manfaat Penelitian ... 6

D. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

(10)

2. Fungsi Produksi ... 9

3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 14

4. Elastisitas Output ... 17

5. Skala Output (Return to Scale) ... 19

B. Penelitian Sebelumnya ... 20

C. Kerangka Konseptual ... 21

D. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23

D. Jenis Data ... 24

E. Variabel Penelitian ... 24

F. Definisi Operasional ... 25

G. Teknik Pengumpulan Data ... 26

H. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35

A. Sejarah Perusahaan ... 35

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 37

C. Struktur Organisasi ... 37

D. Sumber daya Manusia ... 41

E. Proses Produksi ... 43

(11)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

B. Analisis Data ... 49

C. Uji Asumsi Klasik ... 51

D. Pengujian Hipotesis ... 56

E. Pembahasan ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

C. Keterbatasan Penelitian ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel III Definisi Operasional ... 24

Tabel V Data Produksi ... 49

Tabel V.1 Hasil Logaritma Natural ... 50

Tabel V.2 Uji One Sample Kolomogorov-Smirnov ... 51

Tabel V.3 Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel V.4 Uji Autokorelasi ... 55

Tabel V.5 Uji F ... 57

Tabel V.6 Uji t ... 58

Tabel V.7 Uji Adjusted R square ... 60

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV Struktur Organisasi ... 38

Gambar IV.1 Tahap Pengolahan Gula ... 45

Gambar V Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized residual ... 52

(14)

ABSTRAK

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Vinta Rosari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input dan return to scale yang terjadi di perusahaan, pada periode 2008 2012. Jenis penelitian adalah studi kasus di Pabrk Gula Madukismo. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan Cobb Douglas dengan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan input berpengaruh terhadap output. Besarnya elastisitas input terhadap output bersifat inelastis. Besar elastisitas tebu terhadap gula pasir sebesar 0,699, elastisitas tenaga kerja terhadap gula pasir sebesar - 0,744, dan besarnya elastisitas mesin terhadap gula pasir sebesar 0,855. Return to scale (skala hasil) yang terjadi selama periode 2008 2012 adalah sebesar 0,811 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi skala hasil yang menurun.

(15)

ABSTRACT

Analysis Production Function Cobb Douglas At Sugar Company

Cases Study at PT. Madubaru, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Vinta Rosari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this research was to observe the influence of input (sugar cane, labor, and machine) to the output, elasticity input to the output and return to scale in the company on the range of 2008 to 2012. This research is a case study at Madukismo Sugar Company. Data are obtained through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used were the Cobb Douglas Function Production and Regression Analysis. The data analysis and discussion shows that the input influence to the output. The elasticity of input to the ouput is inelastic. The elasticity sugar cane to the sugar is 0,699. The elasticity of labor to the sugar is 0,744. The elasticity of machine to the sugar is 0,855. The return to scale during 2008 to 2012 is 0,811. It shows that the company is in decreasing return to scale condition.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agroindustri merupakan salah satu aspek yang menunjang

pembangunan ekonomi Indonesia. Pemanfaatan sumber daya hayati yang

ada di Indonesia dapat menunjang pembangunan ekonomi apabila diolah

dengan tepat dan maksimal. Agroindustri merupakan kegiatan yang

mengubah bahan baku hasil pertanian menjadi sesuatu yang memberikan

nilai tambah. Sebagai contoh adalah industri gula yang menggunakan tebu

sebagai bahan bakunya.

Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus

meningkat. Hal ini disebabkan peningkatan jumlah penduduk dan semakin

maraknya industri yang menggunakan bahan baku gula. Meningkatnya

konsumsi masyarakat akan gula hendaknya disertai dengan meningkatnya

produksi gula.Saat ini gula sebagai salah satu bahan pokok masih diimpor

dari negara lain sebab produksi dalam negeri masih belum mampu

memenuhi dan mengimbangi permintaan dari masyarakat. Cara ini

bukanlah suatu pemecahan yang tepat untuk mengatasi kurangnya

pemenuhan kebutuhan masyarakat akan gula. Cara yang terbaik adalah

memantapkan produksi gula dalam negeri, selain dapat menghemat devisa

dalam negeri akibat berkurangnya impor gula, penjualan gula di dalam

(17)

Sebagai salah satu bahan pangan pokok, produksi dan

pendistribusian gula mendapat pengaturan dan perlindungan dari

pemerintah, sehingga pemenuhan kebutuhan bahan pangan pokok bagi

masyarakat menjadi salah satu program pemerintah untuk meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya peningkatan

produksi gula nasional, maka pemerintah berupaya memperluas area

perkebunan tebu, meningkatkan kualitas tebu, dan merehabilitasi pabrik

gula yang ada di pulau Jawa. Salah satu pabrik gula yang terletak di pulau

Jawa adalah pabrik gula Madukismo yang berada di Yogyakarta. Pabrik

gula Madukismo merupakan satu – satunya pabrik gula yang terletak di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula Madukismo memiliki tujuan

untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula

pasir.

Proses produksi yang tepat guna dengan manajemen yang

baik merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi dari segi

bahan baku, mesin dan tenaga kerja maka perlu dipahami setiap bagian

dan proses produksi yang terjadi, mulai dari bahan baku sampai menjadi

gula.

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan

output tertentu, dimana output yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh

input yang digunakan dalam proses produksi. Setiap proses produksi

(18)

menggunakan fungsi produksi kita dapat menentukan tingkat output

maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau

menentukan jumlah input minimum untuk menghasilkan tingkat output

tertentu.

Menurut Masyhuri (2007: 131), ada beberapa model fungsi

produksi seperti fungsi produksi linier sederhana, fungsi produksi

kuadratik, fungsi produksi polinominal akar pangkat dua, dan fungsi

produksi Cobb Douglas. Salah satu fungsi produksi yang paling sering

digunakan dalam memecahkan masalah dalam bidang ekonomi adalah

model fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas

adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih

variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang

dimaksud adalah input dari proses produksi (tenaga kerja, bahan baku,

mesin), dan variabel dependen yang dimaksud adalah output dari proses

produksi yang berupa barang.

Pada model fungsi produksi Cobb Douglas, nilai parameter

penduga sekaligus menunjukkan besaran elastisitas masing-masing faktor

input terhadap output. Secara keseluruhan besaran elastisitas yang

ditunjukkan tersebut, sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to

scale (Soekartawi, 1990 : 173).

Fungsi produksi ini lebih mudah dipahami dan dioperasikan karena

fungsi produksi ini dapat dilinierkan dengan cara melogaritmakannya,

(19)

linier berganda. Besaran elastisitas dapat dilihat dari koefisien pangkat

(nilai parameter penduga) dalam fungsi produksi, sedangkan return to

scale dapat dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat tersebut.

Dengan mengetahui besaran elastisitas dan bagaimana return to

scale yang terjadi, maka sebuah perusahaan dapat merencanakan

penggunaan variabel input untuk menghasilkan variabel output tertentu,

serta dapat mengevaluasi sistem produksi yang ada di dalam perusahaan

akan berada pada tingkat return to scale yang mana, apakah meningkat,

konstan ataupun menurun.

Peneliti tertarik untuk meneliti fungsi produksi menggunakan

metode Cobb-Douglas karena peneliti ingin mengetahui besaran elastisitas

dan return to scale yang terjadi pada perusahaan, sehingga metode

Douglas ini lebih relevan digunakan dalam penelitian. Metode

Cobb-Douglas ini relatif lebih sederhana dan mudah dipahami, karena besaran

koefisien pangkat dari fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung

dapat menunjukkan besaran elastisitas dan penjumlahan dari koefisisen

pangkat tersebut menunjukkan return to scale. Oleh karena itu, peneliti

mengambil judul ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS

(20)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas input berpengaruh

terhadap output?

2. Berapa elastisitas input terhadap output berdasarkan fungsi produksi

Cobb-Douglas?

3. Bagaimana kondisi return to scale berdasarkan analisis fungsi

produksi Cobb-Douglas?

C. Batasan Masalah

1. Penelitian hanya fokus terhadap fungsi produksi dengan metode Cobb

- Douglas.

2. Variabel output yang digunakan dalam penelitian adalah gula pasir

yang dihasilkan. Variabel input yang digunakan adalah tebu, jam

tenaga kerja, dan jam mesin yang dibutuhkan selama proses produksi.

3. Penelitian hanya digunakan untuk mengukur elastisitas dan return to

scale.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh input terhadap output berdasarkan fungsi

produksi Cobb-Douglas.

2. Untuk mengetahui elastisitas input terhadap output berdasarkan fungsi

produksi Cobb-Douglas.

3. Untuk mengetahui kondisi return to scale berdasarkan fungsi produksi

(21)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada perusahaan terkait dengan elastisitas dan return to scale,

sehingga dapat menjadi referensi atau bahan acuan bagi perusahaan

untuk perencanaan penggunaan input dan mengevaluasi sistem

produksi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan

bagi Universitas Sanata Dharma dan menjadi referensi untuk

penelitian sejenis yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penerapan ilmu

manajerial yang diperoleh secara teori di bangku kuliah serta

memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi peneliti.

(22)

F. Sistematika Penulisan

Bab 1: Pendahuluan

Berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Berisi uraian tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam

penelitian ini.

Bab 3: Metode Penelitian

Berisi uraian tentang objek penelitian, metode dan desain

penelitian, teknik pengambilan data, variabel penelitian, dan teknik

analisis data.

Bab 4: Gambaran Umum Perusahaan

Berisi uraian tentang sejarah, profil perusahaan, dan hal-hal lain

yang berkaitan dengan perusahaan.

Bab 5: Pembahasan

Berisi uraian tentang analisis pada data yang diperoleh dari

perusahaan dengan menggunakan metode dan teknik yang telah

diuraikan dalam metodologi penelitian.

Bab 6: Kesimpulan

Berisi uraian tentang kesimpulan yang dapat diambil dan

memberikan saran yang sekiranya dapat berguna bagi perusahaan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan keterkaitan antara satu komponen

(input) dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut proses

terjadinya interaksi satu komponen dengan komponen lainnya untuk

mencapai satu tujuan. Komponen dalam sistem produksi adalah input,

proses dan output (Masyhuri, 2007 : 123).

Menurut Gasperz (1996 : 168), sistem produksi merupakan sistem

integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Komponen

atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan

(material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi,

tanah, dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri

atas: supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan

kepemimpinan, yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan

organisasi. Di dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses

transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat

dijual dengan harga kompetitif di pasar. Sistem produksi memiliki

beberapa karakteristik berikut (Gasperz, 1996 : 169) :

a. Mempunyai komponen – komponen atau elemen – elemen yang saling

(24)

ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem

produksi itu.

b. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, menghasilkan

produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga

kompetitif di pasar.

c. Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai tambah input

menjadi output secara efektif dan efisien.

d. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya,

berupa optimisasi pengalokasian sumber daya.

2. Fungsi Produksi

Menurut Soekartawi (1990 : 15), fungsi produksi adalah hubungan

fisik antara variabel output dan input, atau hubungan antara variabel yang

dijelaskan (variabel dependen) dengan variabel yang menjelaskan

(variabel independen). Variabel yang dijelaskan adalah output (hasil

produksi) dan variabel yang menjelaskan adalah input (faktor produksi).

Menurut Masyhuri (2007 : 130), dalam ekonomi produksi bahasan

yang paling penting adalah fungsi produksi. Hal ini disebabkan karena

beberapa alasan :

a. Dengan fungsi produksi, maka seorang produsen atau peneliti dapat

mengetahui seberapa besar kontribusi dari masing – masing input

terhadap output, baik secara bersamaan (simultan) maupun secara

(25)

b. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat

mengetahui alokasi penggunaan input dalam memproduksi suatu

output secara optimal.

c. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat

mengetahui hubungan antara faktor produksi dan produksi secara

langsung sehingga hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

d. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat

mengetahui hubungan antara variabel tak bebas dan variabel bebas

serta hubungan antar variabel bebas.

Fungsi produksi secara matematis dapat diformulasikan dalam

bentuk model umum dan model khusus atau spesifik. Model umum

fungsi produksi adalah

Y = f(X1,X2,X3, …, Xn)

Interpretasi dari model umum dapat dinyatakan bahwa output

(Y) besar kecilnya tergantung dari sejumlah input (X1…n) yang

digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut Soekartawi

(1990 : 15), berbagai macam fungsi produksi telah dikenal dan

dipergunakan oleh berbagai peneliti, tetapi yang umum digunakan dan

sering dipakai adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Produksi Linier

(26)

berganda. Perbedaan kedua fungsi ini terletak pada jumlah variabel

X (input) yang dipakai dalam model. Formulasi model linier

sederhana variabel input yang dipakai dalam model hanya satu.

Berikut ini adalah model fungsi produksi linier sederhana :

Y = a + bX

Keterangan :

Y= output produksi

X= input produksi

a = nilai konstanta

b = nilai parameter yang diduga

Berbeda dengan fungsi produksi linier sederhana, pada

fungsi produksi linier berganda ini variabel X (input) yang

digunakan lebih dari satu. Berikut ini adalah model fungsi produksi

linier berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +... + bnXn

Keterangan:

Y = output produksi

X1,X2,...,Xn = input produksi

a = nilai konstanta

(27)

2) Fungsi Produksi Kuadratik

Model fungsi produksi kuadratik secara spesifik dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Y = b0 + b1X + b2X2

Keterangan :

Y = output produksi

X = input produksi

b0,b1,b2 = Nilai parameter yang diduga

Kelebihan yang dimiliki kuadratik ini adalah mempunyai

nilai maksimum, akan tercapai dengan cara turunan pertama dari

fungsi spesifik tersebut sama dengan nol.

3) Fungsi Produksi Polinominal Akar Pangkat Dua

Bentuk spesifik dari fungsi produksi polinominal akar

pangkat dua ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = b0 + b1X1/2 + b2X2

Keterangan :

Y = output produksi

X = input produksi

(28)

Kelebihan yang dimiliki fungsi ini adalah mempunyai nilai

maksimum, akan tercapai dengan cara turunan pertama dari fungsi

spesifik tersebut sama dengan nol.

4) Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi ini sering disebut sebagai fungsi produksi

eksponensial atau fungsi pangkat. Bentuk spesifik dari fungsi

produksi ini adalah

Y = aXb

Keterangan :

X = variabel independen

Y = variabel dependen

a = nilai konstanta

b = tingkat elastisitas produksi dari input

Kelebihan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah koefisien

pangkat dari variabel independen menunjukkan tingkat elastisitas

produksi. Sedangkan kelemahannya adalah data perlu dilinierkan

dengan proses logaritma (log Y = log a + b log X ) terlebih dahulu

(29)

3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Menurut Soekartawi (1990 : 159), fungsi produksi Cobb-Douglas

adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan variabel dependen dan

dua atau lebih variabel independen. Bentuk Umum dari fungsi Cobb-Douglas

adalah sebagai berikut:

Y = aX1bX2c

Keterangan:

Y = Output

X1,X2 = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji

a = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output

b,c = elastisitas produksi dari input yang digunakan

Agar data yang diperoleh dapat dianalisis menggunakan fungsi

produksi Cobb – Douglas, maka data tersebut harus ditransformasikan

terlebih dahulu ke dalam bentuk linier dengan cara menggunakan logaritma

natural (ln) yang selanjutnya dapat diolah lebih lanjut menggunakan analisis

regresi linier berganda. Sehingga persamaanya menjadi :

Ln Y = Ln a + b LnX1 + c LnX2

Dengan mengubah persamaan ke dalam logaritma natural maka

(30)

Menurut Arsyad (2008 : 245-246), fungsi produksi Cobb-Douglas

mempunyai beberapa sifat yang sangat bermanfaat bagi penelitian empiris,

antara lain fungsi produksi tersebut bisa dilinierkan dengan cara

melogaritmakannya sehingga mudah untuk dianalisis dengan menggunakan

analisis regresi linier. Sehingga bentuk umum dari persamaan fungsi produksi

tersebut berubah menjadi log Y = log a + b log X . Fungsi ini mempermudah

dalam estimasi return to scale karena return to scale dapat dengan mudah

dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat dari fungsi tersebut.

Menurut Sunaryo (2001 : 69-73), fungsi produksi Cobb-Douglas

adalah tampilan elegan antara input dan output. Dengan fungsi ini,

karakteristik-karakteristik fungsi produksi yang esensial seperti marginal rate

of technical substitution dan constant/increasing/decreasing return to scale

bisa ditampilkan dengan mudah. Parameter dari masing - masing input fungsi

produksi Cobb-Douglas merupakan elastisitas masing – masing input. Nilai

elastisitas fungsi ini adalah konstan (constant elasticity production function).

Pemahaman fungsi produksi adalah salah satu faktor penting dalam

melakukan perencanaan yang optimal.

Isu empiris fungsi Cobb-Douglas adalah bagaimana mendapatkan

elastisitas masing – masing inputnya. Sebagai contoh faktor produksi yang

digunakan adalah modal (K) dan tenaga kerja (L). Elastisitas faktor produksi

K dan L dalam fungsi ini adalah tetap, masing – masing α dan β. Sifat ini

(31)

asumsi teknik regresi yaitu mengasumsikan koefisien – koefisien dari

variabel – variabel bebasnya adalah konstan. Artinya, jika input K dan L

bertambah satu persen maka output akan bertambah sebesar α dan β persen.

Fungsi Cobb – Douglas sangat praktis digunakan sebagai model

empiris. Dengan melakukan transformasi data Q, K, dan L, yaitu

memasukkan data – data tersebut ke dalam bentuk logaritma natural , maka

fungsi Cobb – Douglas berubah menjadi :

Ln Q = Ln A + α ln K + β ln L

Hasil estimasi fungsi ini menghasilkan koefisien α dan β yang

merupakan angka – angka elastisitas dari masing – masing input K dan L.

Menurut Soekartawi (1990 : 173), ada tiga alasan pokok mengapa

fungsi produksi Cobb Douglas banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu :

1. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan

dengan fungsi lain, misalnya lebih mudah ditransfer ke dalam bentuk

linear.

2. Hasil pendugaan melalui fungsi produksi Cobb Douglas akan

menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran

elastisitas.

3. Jumlah dari besaran elastisitas pada masing – masing variabel independen

(32)

4. Elastisitas Output

Menurut Sunaryo (2001:110–111), elastisitas adalah konsep

kuantitatif yang sangat penting untuk mengidentifikasi secara kuantitatif

respon sebuah variabel karena perubahan variabel lainnya. Derajat market

power produsen dalam struktur pasar bisa dipresentasikan dengan elastisitas

produknya. Produsen menjual produk yang mempunyai elastisitas tak

terhingga di pasar persaingan sempurna, sedangkan monopoli cenderung

menjual produk yang inelastis. Mengukur secara kuantitatif merupakan ciri

utama suatu ilmu, dan salah satu konsep kuantitatif dalam ekonomi adalah

elastisitas. Secara umum, elastisitas mengukur respon dari sebuah variabel

karena perubahan variabel lainnya dalam bentuk persentase.

Menurut Joesron dan Fathorazzi (2012 : 116, 122), elastisitas produksi

menggambarkan persentase perubahan output sebagai akibat persentase

perubahan input. Perbandingan elastisitas produksi antar input akan

menjelaskan input mana yang lebih elastis dibandingkan input lainnya.

Parameter ini sangat penting terutama dalam usaha mengadakan perbaikan

proses produksi dan melihat dampak perubahan dari faktor – faktor input.

Didalam fungsi produksi Cobb Douglas elastisitas produksi relatif lebih

mudah untuk diperoleh, karena elastisitas produksi dapat diketahui dengan

(33)

Menurut Soekartawi (1990:138), elastisitas output (EQ) menunjukkan

persentase perubahan output sebagai akibat dari persentase perubahan input.

Secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :

% perubahan output EQ =

% perubahan input

Menurut Arsyad (2008 : 242), elastisitas output (eQ) adalah

persentase perubahan output yang disebabkan oleh perubahan semua input

sebesar satu persen. Jika X merupakan semua input yang digunakan, maka :

Persentase perubahan output (Q) eQ =

Persentase perubahan semua input (X)

Menurut Nicholson (1994 : 161), sifat – sifat dari elastisitas input

produksi adalah sebagai berikut :

1. Jika ε < 1, maka sifatnya inelastis

2. Jika ε > 1, maka sifatnya elastis

Jika input naik sebesar 1% maka jumlah output akan naik sebesar

(34)

5. Skala Hasil (Return to Scale)

Fungsi produksi menggambarkan proses produktif yang nyata dan

dapat diukur. Didalam fungsi produksi kita ingin mengetahui seberapa besar

output yang dihasilkan apabila jumlah input ditambah dengan proporsi yang

sama, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi return to scale yang dihasilkan.

Return to scale adalah proporsi perubahan seluruh total input terhadap total

output. Return to scale memiliki tiga kemungkinan keadaan (Arsyad, 2008):

1. Hasil Skala Meningkat (Increasing Return To Scale)

α + β > 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan

menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.

2. Hasil Skala Konstan (Constant Return To Scale)

α + β = 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan

menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sama besar.

3. Hasil Skala Menurun (Decreasing Return To Scale)

α + β < 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan

menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih kecil.

Menurut Nicholson (1994 :190), skala hasil (return to scale)

digunakan untuk melihat bagaimana output bereaksi terhadap penambahan

seluruh input secara bersama. Sebuah fungsi produksi menunjukkan skala

dengan hasil konstan (constant return to scale) jika penggandaan seluruh

(35)

Jika penggandaan seluruh input menghasilkan penggandaan output

lebih kecil, maka fungsi produksi itu dikatakan menunjukkan skala dengan

hasil menurun (decreasing return to scale). Sebaliknya, apabila penggandaan

seluruh input menghasilkan penggandaan output lebih besar, maka fungsi

produksi menunjukkan skala dengan hasil meningkat (increasing return to

scale).

B. Review Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Syamsul Amar (1997)

Syamsul Amar pada tahun 1997 melakukan penelitian berjudul

“ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA

KEGIATAN INDUSTRI KECIL DI SUMATERA BARAT”.

Penelitian yang dilakukan pada kegiatan industri kecil di Sumatera Barat

ini bertujuan untuk melihat kondisi return to scale yang terjadi pada

kegiatan industri kecil menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian

ini berdasarkan pada data empiris, dua faktor input yaitu tenaga kerja dan

modal. Dari hasil penelitian tersebut elastisitas tenaga kerja sebesar 0,792

dan elatisitas modal sebesar 1,731 membuat kegiatan industri kecil di

Sumatera Barat berada pada kondisi increasing return to scale.

2. Yuliastuti Ramadhani (2011)

Yuliastuti Ramadhani pada tahun 2011 mengadakan penelitian berjudul

ANALISIS EFISIENSI, SKALA DAN ELASTISITAS PRODUKSI

(36)

tersebut bertujuan untuk mengukur produktivitas perusahaan dengan

melakukan perbaikan produksi. Penelitian yang dilakukan tersebut

menghasilkan kesimpulan bahwa performansi proses produksi tahun 2007

sebesar 1,031 (increasing return to scale) lebih baik dari pada proses

produksi tahun 2008 sebesar 0,793(decreasing return to scale).

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan kerangka dasar pemikiran dari suatu

penelitian dimana dalam kerangka konseptual akan ditunjukkan hubungan

atau pengaruh antara variabel – variabel yang terdapat di dalam penelitian.

Dengan kata lain kerangka konseptual harus menjelaskan hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen. Berdasarkan pada konsep di

atas maka dapat disusun kerangka konseptual sebagai berikut :

INPUT OUTPUT

Keterangan : berpengaruh simultan

berpengaruh parsial

Faktor produksi yang terdiri atas tebu, tenaga kerja dan mesin secara

bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap gula pasir. Sedangkan Tebu (X1)

Gula Pasir ( Y ) Tenaga kerja (X2)

(37)

masing – masing faktor produksi (tebu, tenaga kerja dan mesin) berpengaruh

secara parsial terhadap gula pasir.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini hanya untuk rumusan masalah pertama saja,

rumusan masalah kedua dan ketiga tidak menggunakan hipotesis karena

diolah menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb Douglas. Berikut ini

adalah hipotesis untuk rumusan masalah pertama :

Ha = input (tebu,tenaga kerja,dan mesin) secara simultan dan parsial

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, menurut Supomo

dan Indriantoro (2009:26), studi kasus adalah penelitian terhadap objek

tertentu dengan melihat karakteristik dan fakta – fakta yang ada secara lebih

mendalam. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data input dan

output produksi (tenaga kerja, bahan baku, mesin, gula pasir).

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah sekelompok orang atau indvidu yang menjadi

responden yang akan memberikan informasi terkait dengan data yang

dibutuhkan oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala bagian

pabrikasi di PT. Madu Baru.

2. Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti, dalam penelitian ini

objek penelitiannya adalah fungsi produksi perusahaan yang diukur

berdasarkan data input dan output perusahaan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian : November 2012 – Desember 2012.

2. Lokasi Penelitian : Pabrik Gula Madukismo, PT. Madu Baru, Desa

(39)

D. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah

ada. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data produksi tahun 2008 –

2012 yang diperoleh dari perusahaan.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009 : 63) variabel independen

adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.

Variabel independen pada umumnya dilambangkan dengan huruf X.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah faktor input

yang terdiri dari :

a. Tenaga kerja ( X1 )

b. Mesin ( X2 )

c. Tebu ( X3 )

Menurut Masyuhri (2007 : 125), komponen input meliputi : tanah,

modal, tenaga kerja, mesin, manajemen, energi, bahan baku, dan mesin.

Dalam penelitian ini input yang digunakan hanya tenaga kerja, mesin dan

bahan baku pokok, karena tiga input inilah yang paling berpengaruh

(40)

2. Variabel Dependen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009 : 63) variabel dependen

adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

independen. Pada umumnya variabel dependen dilambangkan dengan

huruf Y. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah faktor output yang

berupa gula pasir ( Y = gula pasir ).

F. Definisi Operasional

Tabel III : Definisi Operasional

Variabel

Penelitian Definisi Operasional Indikator

Input Faktor – faktor yang

digunakan dalam

proses produksi untuk

menghasilkan output

yang berupa barang.

a. Tenaga kerja yang dihitung

berdasarkan jam tenaga

kerja yang digunakan.

b. Mesin yang dihitung

berdasarkan jam mesin

yang digunakan.

c. Tebu yang dihitung dalam

satuan kuintal.

Output Hasil akhir dari proses

produksi yang berupa

barang.

Gula pasir yang dihitung

(41)

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan

secara langsung berhadapan dengan yang ingin diwawancarai, tetapi dapat

juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk

dijawab pada kesempatan lain. (Umar 2005 : 51). Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan secara langsung antara peneliti dengan wakil kepala

bagian pabrikasi untuk mendapatkan informasi mengenai informasi dan

profil perusahaan secara lengkap.

2. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara

langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya (Umar 2005

: 51). Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan secara

langsung pada objek yang diteliti, yaitu proses produksi yang terjadi di

perusahaan.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data

sekunder dari berbagai sumber tertentu, baik secara pribadi maupun

kelembagaan (Sanusi 2011 : 114). Pengumpulan data dilakukan dengan

cara mencatat dan mengumpulkan data historis objek penelitian yang telah

terdokumentasi, setelah itu peneliti harus mengatur agar data tersebut

(42)

jumlah penggunaan bahan baku (tebu, mesin dan tenaga kerja) dan hasil

output perusahaan (gula pasir) selama lima tahun (2008-2012).

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0.

Sebelum data diolah menggunakan regresi linier berganda, data (variabel

input dan variabel output) tersebut harus diubah ke dalam bentuk logaritma

natural agar bisa dianalisis dengan regresi linier. Dalam rumusan masalah

pertama ada tiga variabel input yaitu tenaga kerja, mesin, dan bahan baku,

serta variabel output yang berupa gula pasir. Sehingga rumusan fungsi

produksi Cobb-Douglas menjadi:

Y = a X1b X2c X3d

Keterangan:

Y= output

a = nilai konstanta

X1 = tenaga kerja

X2 = mesin

X3 = tebu

b,c,d = elastisitas output dari input yang digunakan

Setelah data dilogaritmakan, untuk menemukan persamaan

(43)

persamaan tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam persamaan ln,

sehingga persamaannya menjadi :

Ln Y = ln a + b ln X1 + c lnX2 + dln X3

Dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas di atas

kemudian diubah ke dalam bentuk asli fungsi produksi yaitu :

Y = a X1b X2c X3d

Dari fungsi produksi di atas maka elastisitas output dari input dapat

diketahui dari nilai koefisien pangkat setiap faktor input. Sedangkan,

return to scale dapat diketahui dengan menjumlahkan koefisien pangkat

yang ada pada setiap input faktor produksi.

Pada penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik karena

menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik yang

dilakukan dalam penelitian ini ada empat macam, yaitu :

1. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur

apakah data memiliki distribusi normal sehingga bisa digunakan

dalam statistik parametrik. Model regresi yang baik adalah model

dengan data berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji

normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji

(44)

probabilitas > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika

probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak ada adanya

korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif

sangat tinggi pada variabel – variabel independen yang biasanya

dilambangkan dengan X1, X2, X3,..., Xn. Jika terdapat

multikolinearitas sempurna akan berakibat koefisien regresi tidak

dapat ditentukan serta standar deviasi menjadi tak terhingga. Uji

multikolinearitas menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Diagnosis untuk mengetahui adanya multikolinearitas

adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor (VIF). Batas

tolerance value adalah > 0,10 dan VIF < 10. Jika nilai tolerance

dibawah 0,10 atau VIF di atas 10 maka terjadi korelasi antar variabel

independen sebesar minimal 10%.

3. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

pengamatan terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

(45)

SPSS. Apabila tidak ada pola tertentu dalam pola scatterplot diagram,

maka tidak ada heteroskedastisitas dari model regresi yang digunakan.

Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka dapat dikatakan homoskedastisitas yang merupakan syarat

suatu model regresi.

4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak adanya

autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan

pengamatan dari waktu ke waktu. Tujuan dari uji autokorelasi ini

adalah untuk menguji apakah dalam suatu regresi linier ada korelasi

antara residual pada periode t dengan periode t-1. Jika terjadi

autokorelasi maka dalam persamaan regresi linier tersebut terdapat

masalah, karena hasil yang baik seharusnya tidak ada indikasi

autokorelasi. Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya

menggunakan metode Durbin – Watson (DW).

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin-Watson dan tingkat signifikan (α)=5%, dengan kriteria sebagai

berikut :

< dl : Adanya autokorelasi (+)

dl s.d du : Tanpa kesimpulan

du s.d 4-du : Tidak ada autokorelasi

(46)

a. Uji Signifikansi Simultan ( uji statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji statistik F ini

dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F table dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%.

Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut :

1) Menentukan Formula Hipotesis

Ho : Tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan tidak berpengaruh

terhadap output

Ha : Tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan berpengaruh

terhadap output

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) sebesar 5%

dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

3) Menentukan Kriteria Pengujian

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel

4) Mengambil Kesimpulan

a) Jika Ho ditolak, berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara

simultan berpengaruh terhadap output.

b) Jika Ho diterima, berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara

(47)

b. Uji Signifikan Parameter Individual ( uji statistik t)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh

signifikan satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji

statistik ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t table

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar

5%. Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Menentukan Formula Hipotesis

Di dalam penelitian ini diajukan formula uji hipotesis sebagai berikut :

a) HO1 : β1 = 0, tebu secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah

gula pasir yang dihasilkan.

Ha1 : β1 ≠ 0, tebu secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula

pasir yang dihasilkan.

b) HO2 :β2 = 0, tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap

jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha2 : β2 ≠ 0, tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap

jumlah gula pasir yang dihasilkan.

c) HO3 : β3 = 0, mesin secara parsial tidak berpengaruh terhadap

jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha3 : β3 ≠ 0, mesin secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula

(48)

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) sebesar

5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

3) Menentukan kriteria pengujian

a) HO1, HO2, HO3 ditolak jika : thitung > ttabel atau –thitung < –ttabel

b) HO1, HO2, HO3 diterima jika : -ttabel≤ thitung≤ ttabel

4) Menentukan Kesimpulan

a) Jika HO1 ditolak berarti tebu secara parsial berpengaruh terhadap

jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Jika HO1 diterima berarti tebu secara parsial tidak berpengaruh

terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

b) Jika HO2 ditolak, berarti tenaga kerja secara parsial berpengaruh

terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Jika HO2 diterima berarti tenaga kerja secara parsial tidak

berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

c) Jika HO3 ditolakberarti mesin secara parsial berpengaruh terhadap

jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Jika HO3 diterima berarti mesin secara parsial tidak berpengaruh

terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Setelah data ditransfomasikan ke dalam bentuk logaritma dan

diolah menggunakan analisis regresi berganda maka dapat dilihat besarnya

elastisitas input dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas

(49)

Y = a X1b X2c X3d

Dari fungsi produksi tersebut maka besarnya elastisitas output dari

input dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien pangkat pada setiap

faktor input. Koefisien pangkat b menunjukkan besarnya elastisitas tebu,

koefisien pangkat c menunjukkan elastisitas tenaga kerja, dan koefisien

pangkat c menunjukkan elastisitas mesin.

Besarnya return to scale yang terjadi di perusahaan juga dapat

dilihat dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas yang

diubah kembali ke dalam bentuk asli fungsi produksi :

Y = a X1b X2c X3d

Dari fungsi produksi di atas maka return to scale dapat diketahui

dengan menjumlahkan koefisien pangkat yang ada pada setiap input faktor

produksi. Apabila nilai b + c + d > 1, maka perusahaan berada pada

kondisi increasing return to scale. Ini artinya proporsi penambahan

faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya

lebih besar. Jika b + c + d = 1. Maka perusahaan berada pada kondisi

constant return to scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi

akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sama besar. Jika

b + c + d < 1. Maka perusahaan berada pada kondisi decreasing return to

scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun

1955, tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine

Fabric Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya

tentara Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah

Jepang, namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepenuhnya,

sehingga perkembangan pabrik semakin merosot.

Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang

masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu

yang dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan

padi untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai

proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945.

Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang

setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan

kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX

membangun kembali pabrik-pabrik tersebut adalah:

1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan

pekerjaannya.

2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

(51)

Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang

berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan

gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan milik

pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik

Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini

kepemilikan saham sebesar 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan

35% milik Pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara

Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September

1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT.

Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni pabrik Gula Madukismo dan

Pabrik Alkohol Spiritus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984.

Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku

Buowo IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula kembali

dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT.

RNI), berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada tanggal 4

Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia

(Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Lama kontrak

manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak

manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru

diperpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret

2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah perusahaan yang mandiri yang dikelola

(52)

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

PT. Madu Baru menjadi perusahaan Agro Industri yang unggul di

Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

2. Misi

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang

ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,

memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta

mengutamakan kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan

pencapaian share holders values.

C. Struktur Organisasi PT Madu Baru

Struktur organisasi adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk

mengoperasikan perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang

diinginkan. Tujuan dari struktur organisasi yaitu agar semua kegiatan yang

dilakukan sehari-hari untuk tugas, wewenang, serta tanggung jawab dari

semua unit kerja maupun setiap orang yang melaksanakan tugas-tugas tertentu

(53)

Rajawali Nusantara Indonesia struktur organisasi PT. Madu Baru dapat dilihat

dibawah ini:

Gambar IV : Struktur Organisasi PT. Madu Baru

Sumber : PT. Madu Baru

Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan

tanggung jawab dari berbagai tingkat manajerial PT. Madu Baru :

1. Dewan Komisaris

a. Membawahi langsung direktur, kepala bagian dan staf-stafnya.

Dewan Komisaris Penasehat

(54)

b. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang ada dalam perusahaan.

2. Penasehat

a. Sebagai penasehat Dewan Komisaris

b. Mendampingi langsung Dewan Komisaris terutama memberikan

masukan-masukan yang diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk

kemajuan perusahaan.

3. Direktur Utama

a. Berfungsi mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk

melaksanakan kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

c. Merumuskan tujuan perusahaan, menetapkan strategi untuk

mencapai tujuan perusahaan dan menyusun rencana jangka panjang.

d. Berwenang mengangkat dan memberhentikan karyawan dan staff

perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan dan

efektivitas strategi yang ditetapkan.

4. Kepala Bagian Tanaman

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana areal tanaman untuk tahun

yang akan datang.

c. Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam

dan jenis sehingga penyediaan bahan baku giling yang telah

(55)

5. Kepala Bagian Instalasi

a. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi.

b. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan

proses produksi.

6. Kepala Bagian Pabrikan

a. Berfungsi melaksanakan kebijaksanaan direksi dan ketentuan

administratur dalam pabrik gula dan spiritus, pemeliharaan,

reparasi, perluasan instalasi pabrik gula dan spiritus.

b. Membawahi langsung: Bagian instalasi pabrik gula dan Pabrik

Spiritus, bagian Pabrikasi Gula dan Seksi Pabrikasi Spiritus.

c. Bertugas menjalankan kebijaksanaan direksi dan ketentuan

administrasi dalam bidang produksi gula dan spiritus serta

menyusun rencana anggaran divisinya.

d. Berwenang menetapkan rancangan anggaran bagian pabrik serta

menetapkan daftar bagi hasil gula petani yang dibuat oleh bagian

pabrikasi gula.

e. Bertanggung jawab atas proses produksi pemeliharaan, alat-alat

produksi, rehabilitasi peralatan pabrik.

7. Kepala Bagian Personalia

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelola tenaga kerja dan

kesehatan karyawan.

(56)

8. Kepala Pengawasan (SPI)

a. Berfungsi malaksanakan kebijaksanaan direksi dalam bidang

pengawasan terhadap pengendalian intern perusahaan.

b. Bertanggung jawab kepada direksi.

c. Bertugas melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas

pengendalian intern akuntansi dan membuat rancangan anggaran

bagiannya untuk diajukan kepada Direksi.

d. Berwenang untuk meminta informasi yang dibutuhkan dalam

rangka tugas pemeriksaan dari administratur , semua kepala divisi,

kepala bagian, kepala seksi, dan seluruh karyawan perusahaan, serta

berwenang menentukan bagiannya yang akan diusulkan.

e. Bertanggung jawab atas ketepatan laporan hasil pemeriksaan

kepada Direksi.

D. Sumber Daya Manusia

1. Tenaga Kerja Pabrik

Berdasarkan peraturan pemerintahan yaitu surat keputusan kepala

kantor wilayah Departemen Tenaga Kerja Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Nomor 075/ WK/ Tahun 1986 tentang Tenaga Kerja, maka

Tenaga Kerja di Pabrik Gula Madukismo dibedakan menjadi:

a. Tenaga kerja tetap

Tenaga kerja tetap yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh

(57)

dua status yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Sistem

pengupahan diatur tersendiri antara Serikat Pekerja dan Direksi.

b. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan yang bekerja pada

waktu tertentu, biasanya pada musim giling berlangsung (saat proses

produksi) dan sistem pengupahan mengacu pada upah minimum

Propinsi yang berlaku, tenaga kerja ini dibedakan menjadi:

1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu/ KKWT atau tenaga kerja

kampanye.

Karyawan ini bekerja saat masa produksi saja. Jangka

waktu hubungan kerja adalah selama musim giling dari pabrik gula

dan spiritus.

2) Karyawan Musiman

Karyawan ini bekerja disekitar emplacement akan tetapi

tidak berhubungan dengan proses produksi. Jangka hubungan kerja

adalah selama musim giling pabrik gula dan pabrik spiritus.

3) Karyawan Borongan

Karyawan ini bekerja bila ada pekerjaan borongan, dan

(58)

2. Jam Kerja dan Hari Kerja

Jam kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo yaitu:

a. Regu kerja umum

1) Hari Senin sampai dengan Kamis

Jam Kerja : 06.30-15.00

Istirahat : 11.30-12.30

2) Hari Jumat dan Sabtu

Jam kerja : 06.30-11.30

Istirahat : Tidak ada

b. Regu kerja khusus ( hanya dalam masa giling )

1) Shift I : 06.00-14.00

2) Shift II : 14.00-22.00

3) Shift III : 22.00-06.00

E. Proses Produksi

1. Produk yang dihasilkan

Pabrik Gula Madukismo memproduksi gula pasir dengan kualitas

SHS IA (Superior Head Sugar) atau sering disebut GKP (Gula Kristal

Putih). Kualitas gula Pabrik Madukismo termasuk klasifikasi dengan

standar.

2. Bahan Baku Utama

Bahan baku yang dipergunakan atau diolah dalam proses produksi

pada Pabrik Gula Madukismo adalah tebu. Tebu yang ditanam memiliki

(59)

didapat berkualitas tinggi. Bahan baku tersebut tersebut akan menjadi hasil

olahan yang baik apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Syarat-syarat tersebut misalnya kadar zat, penggunaan ukuran, umur atau tingkat

kemasakan, tingkat rendemen (kadar gula) dan kemurnian, sehingga

penebangan tebu dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada waktu tanaman

tebu sudah mencapai optimal kemasakannya, dan tebu dengan kualitas

baik bisa ditebang sebanyak 6 kali tebangan. Oleh karena itu sebelum

penebangan, dilakukan analisis kemasakan tebu atau analisis pendahuluan.

3. Bahan Tambahan

Bahan pembantu proses produksi gula pasir adalah batu gamping

sebesar 3 ku per 1000 ku tebu, belerang sebesar 70 kg per 1000 ku tebu,

minyak bakar (FO) sebesar 300 liter per 1000 ku tebu, soda api (Na OH)

sebesar 3 kg / 1000 ku tebu, bahan tambahan lain seperti Flokulant

sebesar 0,25 kg per 1000 ku tebu. Flokulant adalah bahan pembantu

untuk mempercepat pengumpulan bahan-bahan terlarut dan kotoran halus

agar proses pengendapan dapat berjalan dengan cepat.

4. Proses Produksi

Proses pembuatan gula adalah sebagai berikut: tebu digiling,

diperas sampai keluar nira, kemudian dilakukan pemurnian, selanjutnya

diendapkan, diuapkan, dimasak (kristalkan), hingga akhirnya menjadi gula

(SHS) yang berwarna putih. Proses pengolahan gula di Pabrik Gula

Madukismo secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang

(60)

Gambar IV.1 : Tahap Pengolahan Gula

Sumber : PT. Madu Baru

Proses pembuatan gula sebagai berikut:

1. Penggilingan Tebu

Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk

dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang

mengandung gula (Nira mentah) melalui alat-alat berupa Unigrator Mark

IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan. Pemerahan Nira

Pemurnian Nira

Penguapan Nira

Penyelesaian Kristalisasi

Penggilingan Tebu

(61)

2. Pemerahan Nira

Setelah digiling hasil nira mentah akan dikirim ke bagian

pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula

karena bakteri dilakukan sanitasi di Stasiun Gilingan.

3. Pemurnian Nira

PG. Madukismo menggunakan sistem Sulfitasi . Nira mentah lalu

ditimbang, dipanaskan 70– 75°C, direaksikan dengan susu kapur dalam

Defekator dan diberi gas SO2 dalam peti Sulfitasi sampai PH 7,00

kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100°– 105°C. Kotoran yang

dihasilkan diendapkan dalam peti pengendap (Dorr Clarifier) dan disaring

menggunakan alat penapis hama (Rotary Vacum Filter). Endapan

padatnya digunakan sebagai pupuk organik. Nira jernihnya dikirim ke

stasiun penguapan.

4. Penguapan Nira

Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem

multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan

secara bergantian. Nila encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan

menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap dikristalkan di stasiun

kristalisasi. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2, sebagai

bleaching/pemucatan, dan siap untuk dikristalkan.

5. Kristalisasi

Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan

(62)

dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D

dipakai sebagai bibit, serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Hasil

masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan. Sebelum

dipisahkan di stasiun puteran, gula terlebih dahulu didinginkan di dalam

palung pendingin.

6. Penyelesaian

Dalam tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya. Agar gula

lebih putih maka pemutaran gula dilakukan dua kali, sedangkan filtratnya

(sisa larutannya) terakhir yang sudah tidak bisa dikristalkan lagi disebut

tetes, dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan alkohol dan spiritus.

Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara

gula halus, gula kasar, dan gula normal kemudian dikirim ke gudang gula

dan dikemas dalam karung plastik, kapasitas 50 kg netto.

F. Bagian Pemasaran

Sebelum pertengahan tahun 1997, semua hasil produksi dari pabrik

gula Madukismo dibeli semua secara monopoli oleh pemerintah melalui

Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga yang ditentukan oleh

pemerintah. Namun pada saat Indonesia mengalami krisis moneter, ini

membawa dampak positif terhadap sistem penjualan gula yang dilakukan

oleh perusahaan. Sistem pendistribusian gula tidak lagi dimonopoli oleh

Bulog, sehingga perusahaan dapat menjual langsung ke pasaran. Dengan

demikian harga gula ditentukan oleh tingkat keseimbangan antara permintaan

(63)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui besarnya pengaruh elastisitas dan return to scale pada

bagian produksi yang terjadi di PT. Madu Baru maka perlu dilakukan tiga tahap

analisis. Tahap pertama adalah melakukan pengubahan variabel independen dan

dependen ke dalam bentuk logaritma natural, agar data tersebut dapat dianalisis

menggunakan analisis regresi, kemudian melakukan uji asumsi klasik, uji F dan

uji t untuk melihat hubungan antar variabel. Tahap kedua adalah melihat seberapa

besar elastisitas yang terjadi dengan melihat besar koefisien pangkat pada

persamaan yang telah diolah. Tahap ketiga adalah menghitung seberapa besar

return to scale yang terjadi dengan menjumlahkan koefisien pangkat pada masing

– masing variabel yang ada dalam persamaan.

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi perusahaan

PT. Madu Baru yang terdiri atas :

1. Bahan Baku Tebu dalam satuan kuintal yang digunakan tahun 2008 –

2012 dalam masa giling. Dalam satu tahun masa giling berjalan selama 6

bulan.

2. Tenaga Kerja tahun 2008 – 2012 yang dihitung berdasarkan jam tenaga

kerja.

3. Mesin tahun 2008 – 2012 yang dihitung berdasarkan jam mesin.

(64)

Tabel V Data Produksi tahun 2008 – 2012

Bulan/Tahun Tebu (kuintal) Tenaker (jam) Mesin (jam) Gula Pasir (kuintal)

May-08 864682 189228 34034 60361

Jun-08 1039425 187824 38630 66911

Jul-08 755475 194232 39083 57327

Aug-08 667324 188784 38156 49572

Sep-08 704173 124224 28441 57683

Oct-08 554655 188976 36303 52554

May-09 894930 188736 36864 57031

Jun-09 887734 188352 38649 57033

Jul-09 865733 195192 39341 51900

Aug-09 855957 194928 39959 60459

Sep-09 696556 124536 24569 47134

Oct-09 579166 188016 36587 47464

May-10 711641 182760 33090 38845

Jun-10 940176 188592 37737 53834

Jul-10 1036759 187944 39806 60181

Aug-10 1172185 194328 39237 65830

Sep-10 625277 123720 24579 34139

Oct-10 748099 187728 30789 42371

May-11 687415 176016 36022 45052

Jun-11 913906 187656 38712 56055

Jul-11 856594 187872 40024 57945

Aug-11 605306 162672 35718 40970

Sep-11 590769 168648 35954 45209

Oct-11 498401 187968 39404 33534

May-12 813832 189480 34088 65577

Jun-12 822434 188520 38569 60952

Jul-12 943925 189240 39142 63229

Aug-12 920716 137448 27022 68391

Sep-12 980105 188424 38688 68252

Oct-12 683417 188832 38691 55416

Sumber Tebu dan Gula : Data Sekunder PT.Madubaru Sumber Jam Mesin dan Jam Tenaga Kerja : Data Diolah

B. Analisis Data

Data produksi yang diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk

(65)

natural dari tabel V untuk masing – masing variabel yang digunakan tahun

2008 – 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel V.1 Hasil Logaritma Natural Data Produksi

Bulan/Tahun

May-08 13.67012 12.15071 10.43512 11.00810

Jun-08 13.85418 12.14326 10.56178 11.11112

Jul-08 13.53510 12.17681 10.57344 10.95653

Aug-08 13.41103 12.14836 10.54944 10.81118

Sep-08 13.46478 11.72984 10.25559 10.96272

Oct-08 13.22610 12.14938 10.49966 10.86960

May-09 13.70450 12.14810 10.51499 10.95135

Jun-09 13.69643 12.14607 10.56228 10.95139

Jul-09 13.67133 12.18174 10.58002 10.85707

Aug-09 13.65998 12.18039 10.59561 11.00972

Sep-09 13.45390 11.73235 10.10924 10.76075

Oct-09 13.26934 12.14428 10.50745 10.76773

May-10 13.47533 12.11593 10.40699 10.56733

Jun-10 13.75382 12.14734 10.53840 10.89366

Jul-10 13.85161 12.14390 10.59177 11.00511

Aug-10 13.97438 12.17730 10.57738 11.09483

Sep-10 13.34595 11.72578 10.10965 10.43820

Oct-10 13.52529 12.14275 10.33491 10.65422

May-11 13.44069 12.07833 10.49189 10.71557

Jun-11 13.72548 12.14237 10.56390 10.93409

Jul-11 13.66072 12.14352 10.59723 10.96725

Aug-11 13.31349 11.99949 10.48341 10.62060

Sep-11 13.28918 12.03557 10.49000 10.71905

Oct-11 13.11916 12.14403 10.58162 10.42032

May-12 13.60951 12.15204 10.43670 11.09098

Jun-12 13.62002 12.14696 10.56020 11.01784

Jul-12 13.75780 12.15077 10.57495 11.05452

Aug-12 13.73291 11.83100 10.20441 11.13300

Sep-12 13.79541 12.14645 10.56328 11.13096

Oct-12 13.43486 12.14861 10.56336 10.92262

(66)

C. Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi berganda, maka terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan agar dalam analisis regresi tidak terjadi

estimasi yang bias. Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan

uji Kolmugorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for windows versi 17.0.

Dasar pengambilan keputusan normalitas data adalah dengan melihat

angka probabilitas. jika probabilitas > 0,05 maka data tersebut

berdistribusi normal dan jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal.

Tabel V.2 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .94686415

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .052

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .858

c. Test distribution is Normal. d. Calculated from data

Sumber : Data Diolah

Uji normalitas menggunakan standardized residual yang berarti

data dari hasil selisih antara nilai variabel dependen dan independen yang

Gambar

Gambar IV.1 Tahap Pengolahan Gula ....................................................................................
Tabel III : Definisi Operasional
Gambar IV : Struktur Organisasi PT. Madu Baru
Gambar IV.1 : Tahap Pengolahan Gula
+7

Referensi

Dokumen terkait

tingkat rendemen dalam tebu maka akan semakin tinggi pula jumlah gula yang. dihasilkan dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi BUMN setelah dilaksanakannya privatisasi dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu bagaimana pengaruh aset dan

Metode analisis data yang digunakan adalah ( 1) RIC ratio, untuk mengetahui perkcmbangan tingkat efisiehsi biaya produksi gula di Pabrik Gula Jatiroto; (2) Uji

Berdasarkan hasil analisis, diluar variabel independen yang berpengaruh terhadap output, masih terdapat faktor – faktor lain (modal, kondisi lingkungan kerja, dan iklim) yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku tebu dalam pembuatan gula pasir di Pabrik Gula Bone Arasoe dikategorikan pengendalian baik

Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas seperti yang ditunjukkan dalam persamaan fungsi produksi, terlihat bahwa nilai

Variabel dependen yang di gunakan dalam analisis trend masing- masing adalah produksi tebu, produktivitas tebu, produksi gula, produktivitas gula, rendemen tebu, luas panen,

Analisis produktivitas dengan menggunakan fungsi produksiCobb Douglas dilakukan dengan menggunakan data kuantitas produksi alkohol sebagai outputnya dan jumlah bahan