ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS
PADA PABRIK GULA
Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Vinta Rosari
NIM : 082214079
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
M
MOTTO & PERSEMBAHAN
“JANGAN PERNAH MENUNDA APA YANG
BISA KAMU KERJAKAN
KARENA WAKTU TIDAK AKAN PERNAH
KEMBALI UNTUK MENGULANG”
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :
Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang
dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktun dan pikiranya untuk
membimbing dan membantu penulis sampai penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis dengan sepenuh hati.
4. Ibu M T Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang telah
banyak mengarahkan dan membimbing penulis untuk membuat skripsi ini
5. Bagian Personalia dan Pabrikasi PT.Madubaru yang memberikan ijin untuk
melakukan penelitian. Segenap karyawan PT.Madubaru yang telah banyak
membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
6. Patrick Vivid Adinata, S.E., M.Si., yang telah membantu dan memberi
masukan dalam penulisan skripsi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis berada di bangku
perkuliahan.
8. Seluruh karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
yang telah banyak memberikan bantuan administrasi selama penulis berada di
bangku kuliah.
9. Ibu, eyang ku tercinta dan juga bapak atas kasih sayang, doa, dukungan,
nasehat dan pengorbanannya.
10. Mateus Kurniawan Priharyanto, S.E., yang dengan setulus hati membantu dan
memberikan motivasi selama mengerjakan skripsi. Terimakasih sayang buat
semuanya.
11. Martinus Tarra Wijaya, S.E., yang membantu dan menemani saat proses
penelitian.
12. Fransisca Arin Setyaningtyas, S.E., yang sudah dengan sabar serta tulus
membantu dan menemani penulis untuk mengerjakan skripsi.
13. Sahabat – sahabatku Leo Danar, Filipus, Mario, Andreas, Alvin, Vian, Elia,
Ira, Hezy, Mbak Sesil, Brian Bayu, Vivi, Anton yang selalu memberikan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang Masalah ... 1
A. Rumusan Masalah ... 5
B. Batasan Masalah ... 5
C. Manfaat Penelitian ... 6
D. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori ... 8
2. Fungsi Produksi ... 9
3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 14
4. Elastisitas Output ... 17
5. Skala Output (Return to Scale) ... 19
B. Penelitian Sebelumnya ... 20
C. Kerangka Konseptual ... 21
D. Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 23
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23
D. Jenis Data ... 24
E. Variabel Penelitian ... 24
F. Definisi Operasional ... 25
G. Teknik Pengumpulan Data ... 26
H. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35
A. Sejarah Perusahaan ... 35
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 37
C. Struktur Organisasi ... 37
D. Sumber daya Manusia ... 41
E. Proses Produksi ... 43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data ... 48
B. Analisis Data ... 49
C. Uji Asumsi Klasik ... 51
D. Pengujian Hipotesis ... 56
E. Pembahasan ... 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
C. Keterbatasan Penelitian ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR TABEL
Tabel III Definisi Operasional ... 24
Tabel V Data Produksi ... 49
Tabel V.1 Hasil Logaritma Natural ... 50
Tabel V.2 Uji One Sample Kolomogorov-Smirnov ... 51
Tabel V.3 Uji Multikolinearitas ... 53
Tabel V.4 Uji Autokorelasi ... 55
Tabel V.5 Uji F ... 57
Tabel V.6 Uji t ... 58
Tabel V.7 Uji Adjusted R square ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV Struktur Organisasi ... 38
Gambar IV.1 Tahap Pengolahan Gula ... 45
Gambar V Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized residual ... 52
ABSTRAK
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Vinta Rosari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input dan return to scale yang terjadi di perusahaan, pada periode 2008 – 2012. Jenis penelitian adalah studi kasus di Pabrk Gula Madukismo. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan Cobb Douglas dengan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan input berpengaruh terhadap output. Besarnya elastisitas input terhadap output bersifat inelastis. Besar elastisitas tebu terhadap gula pasir sebesar 0,699, elastisitas tenaga kerja terhadap gula pasir sebesar - 0,744, dan besarnya elastisitas mesin terhadap gula pasir sebesar 0,855. Return to scale (skala hasil) yang terjadi selama periode 2008 – 2012 adalah sebesar 0,811 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi skala hasil yang menurun.
ABSTRACT
Analysis Production Function Cobb Douglas At Sugar Company
Cases Study at PT. Madubaru, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Vinta Rosari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The purpose of this research was to observe the influence of input (sugar cane, labor, and machine) to the output, elasticity input to the output and return to scale in the company on the range of 2008 to 2012. This research is a case study at Madukismo Sugar Company. Data are obtained through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used were the Cobb Douglas Function Production and Regression Analysis. The data analysis and discussion shows that the input influence to the output. The elasticity of input to the ouput is inelastic. The elasticity sugar cane to the sugar is 0,699. The elasticity of labor to the sugar is – 0,744. The elasticity of machine to the sugar is 0,855. The return to scale during 2008 to 2012 is 0,811. It shows that the company is in decreasing return to scale condition.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agroindustri merupakan salah satu aspek yang menunjang
pembangunan ekonomi Indonesia. Pemanfaatan sumber daya hayati yang
ada di Indonesia dapat menunjang pembangunan ekonomi apabila diolah
dengan tepat dan maksimal. Agroindustri merupakan kegiatan yang
mengubah bahan baku hasil pertanian menjadi sesuatu yang memberikan
nilai tambah. Sebagai contoh adalah industri gula yang menggunakan tebu
sebagai bahan bakunya.
Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus
meningkat. Hal ini disebabkan peningkatan jumlah penduduk dan semakin
maraknya industri yang menggunakan bahan baku gula. Meningkatnya
konsumsi masyarakat akan gula hendaknya disertai dengan meningkatnya
produksi gula.Saat ini gula sebagai salah satu bahan pokok masih diimpor
dari negara lain sebab produksi dalam negeri masih belum mampu
memenuhi dan mengimbangi permintaan dari masyarakat. Cara ini
bukanlah suatu pemecahan yang tepat untuk mengatasi kurangnya
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan gula. Cara yang terbaik adalah
memantapkan produksi gula dalam negeri, selain dapat menghemat devisa
dalam negeri akibat berkurangnya impor gula, penjualan gula di dalam
Sebagai salah satu bahan pangan pokok, produksi dan
pendistribusian gula mendapat pengaturan dan perlindungan dari
pemerintah, sehingga pemenuhan kebutuhan bahan pangan pokok bagi
masyarakat menjadi salah satu program pemerintah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya peningkatan
produksi gula nasional, maka pemerintah berupaya memperluas area
perkebunan tebu, meningkatkan kualitas tebu, dan merehabilitasi pabrik
gula yang ada di pulau Jawa. Salah satu pabrik gula yang terletak di pulau
Jawa adalah pabrik gula Madukismo yang berada di Yogyakarta. Pabrik
gula Madukismo merupakan satu – satunya pabrik gula yang terletak di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula Madukismo memiliki tujuan
untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula
pasir.
Proses produksi yang tepat guna dengan manajemen yang
baik merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi dari segi
bahan baku, mesin dan tenaga kerja maka perlu dipahami setiap bagian
dan proses produksi yang terjadi, mulai dari bahan baku sampai menjadi
gula.
Proses produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan
output tertentu, dimana output yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh
input yang digunakan dalam proses produksi. Setiap proses produksi
menggunakan fungsi produksi kita dapat menentukan tingkat output
maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau
menentukan jumlah input minimum untuk menghasilkan tingkat output
tertentu.
Menurut Masyhuri (2007: 131), ada beberapa model fungsi
produksi seperti fungsi produksi linier sederhana, fungsi produksi
kuadratik, fungsi produksi polinominal akar pangkat dua, dan fungsi
produksi Cobb Douglas. Salah satu fungsi produksi yang paling sering
digunakan dalam memecahkan masalah dalam bidang ekonomi adalah
model fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas
adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih
variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang
dimaksud adalah input dari proses produksi (tenaga kerja, bahan baku,
mesin), dan variabel dependen yang dimaksud adalah output dari proses
produksi yang berupa barang.
Pada model fungsi produksi Cobb Douglas, nilai parameter
penduga sekaligus menunjukkan besaran elastisitas masing-masing faktor
input terhadap output. Secara keseluruhan besaran elastisitas yang
ditunjukkan tersebut, sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to
scale (Soekartawi, 1990 : 173).
Fungsi produksi ini lebih mudah dipahami dan dioperasikan karena
fungsi produksi ini dapat dilinierkan dengan cara melogaritmakannya,
linier berganda. Besaran elastisitas dapat dilihat dari koefisien pangkat
(nilai parameter penduga) dalam fungsi produksi, sedangkan return to
scale dapat dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat tersebut.
Dengan mengetahui besaran elastisitas dan bagaimana return to
scale yang terjadi, maka sebuah perusahaan dapat merencanakan
penggunaan variabel input untuk menghasilkan variabel output tertentu,
serta dapat mengevaluasi sistem produksi yang ada di dalam perusahaan
akan berada pada tingkat return to scale yang mana, apakah meningkat,
konstan ataupun menurun.
Peneliti tertarik untuk meneliti fungsi produksi menggunakan
metode Cobb-Douglas karena peneliti ingin mengetahui besaran elastisitas
dan return to scale yang terjadi pada perusahaan, sehingga metode
Douglas ini lebih relevan digunakan dalam penelitian. Metode
Cobb-Douglas ini relatif lebih sederhana dan mudah dipahami, karena besaran
koefisien pangkat dari fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung
dapat menunjukkan besaran elastisitas dan penjumlahan dari koefisisen
pangkat tersebut menunjukkan return to scale. Oleh karena itu, peneliti
mengambil judul ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS
B. Rumusan Masalah
1. Apakah berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas input berpengaruh
terhadap output?
2. Berapa elastisitas input terhadap output berdasarkan fungsi produksi
Cobb-Douglas?
3. Bagaimana kondisi return to scale berdasarkan analisis fungsi
produksi Cobb-Douglas?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian hanya fokus terhadap fungsi produksi dengan metode Cobb
- Douglas.
2. Variabel output yang digunakan dalam penelitian adalah gula pasir
yang dihasilkan. Variabel input yang digunakan adalah tebu, jam
tenaga kerja, dan jam mesin yang dibutuhkan selama proses produksi.
3. Penelitian hanya digunakan untuk mengukur elastisitas dan return to
scale.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh input terhadap output berdasarkan fungsi
produksi Cobb-Douglas.
2. Untuk mengetahui elastisitas input terhadap output berdasarkan fungsi
produksi Cobb-Douglas.
3. Untuk mengetahui kondisi return to scale berdasarkan fungsi produksi
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada perusahaan terkait dengan elastisitas dan return to scale,
sehingga dapat menjadi referensi atau bahan acuan bagi perusahaan
untuk perencanaan penggunaan input dan mengevaluasi sistem
produksi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan
bagi Universitas Sanata Dharma dan menjadi referensi untuk
penelitian sejenis yang akan datang.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penerapan ilmu
manajerial yang diperoleh secara teori di bangku kuliah serta
memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi peneliti.
F. Sistematika Penulisan
Bab 1: Pendahuluan
Berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab 2: Landasan Teori
Berisi uraian tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam
penelitian ini.
Bab 3: Metode Penelitian
Berisi uraian tentang objek penelitian, metode dan desain
penelitian, teknik pengambilan data, variabel penelitian, dan teknik
analisis data.
Bab 4: Gambaran Umum Perusahaan
Berisi uraian tentang sejarah, profil perusahaan, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan perusahaan.
Bab 5: Pembahasan
Berisi uraian tentang analisis pada data yang diperoleh dari
perusahaan dengan menggunakan metode dan teknik yang telah
diuraikan dalam metodologi penelitian.
Bab 6: Kesimpulan
Berisi uraian tentang kesimpulan yang dapat diambil dan
memberikan saran yang sekiranya dapat berguna bagi perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan keterkaitan antara satu komponen
(input) dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut proses
terjadinya interaksi satu komponen dengan komponen lainnya untuk
mencapai satu tujuan. Komponen dalam sistem produksi adalah input,
proses dan output (Masyhuri, 2007 : 123).
Menurut Gasperz (1996 : 168), sistem produksi merupakan sistem
integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Komponen
atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan
(material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi,
tanah, dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri
atas: supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan
kepemimpinan, yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan
organisasi. Di dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses
transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat
dijual dengan harga kompetitif di pasar. Sistem produksi memiliki
beberapa karakteristik berikut (Gasperz, 1996 : 169) :
a. Mempunyai komponen – komponen atau elemen – elemen yang saling
ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem
produksi itu.
b. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, menghasilkan
produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga
kompetitif di pasar.
c. Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai tambah input
menjadi output secara efektif dan efisien.
d. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya,
berupa optimisasi pengalokasian sumber daya.
2. Fungsi Produksi
Menurut Soekartawi (1990 : 15), fungsi produksi adalah hubungan
fisik antara variabel output dan input, atau hubungan antara variabel yang
dijelaskan (variabel dependen) dengan variabel yang menjelaskan
(variabel independen). Variabel yang dijelaskan adalah output (hasil
produksi) dan variabel yang menjelaskan adalah input (faktor produksi).
Menurut Masyhuri (2007 : 130), dalam ekonomi produksi bahasan
yang paling penting adalah fungsi produksi. Hal ini disebabkan karena
beberapa alasan :
a. Dengan fungsi produksi, maka seorang produsen atau peneliti dapat
mengetahui seberapa besar kontribusi dari masing – masing input
terhadap output, baik secara bersamaan (simultan) maupun secara
b. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat
mengetahui alokasi penggunaan input dalam memproduksi suatu
output secara optimal.
c. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat
mengetahui hubungan antara faktor produksi dan produksi secara
langsung sehingga hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.
d. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat
mengetahui hubungan antara variabel tak bebas dan variabel bebas
serta hubungan antar variabel bebas.
Fungsi produksi secara matematis dapat diformulasikan dalam
bentuk model umum dan model khusus atau spesifik. Model umum
fungsi produksi adalah
Y = f(X1,X2,X3, …, Xn)
Interpretasi dari model umum dapat dinyatakan bahwa output
(Y) besar kecilnya tergantung dari sejumlah input (X1…n) yang
digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut Soekartawi
(1990 : 15), berbagai macam fungsi produksi telah dikenal dan
dipergunakan oleh berbagai peneliti, tetapi yang umum digunakan dan
sering dipakai adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Produksi Linier
berganda. Perbedaan kedua fungsi ini terletak pada jumlah variabel
X (input) yang dipakai dalam model. Formulasi model linier
sederhana variabel input yang dipakai dalam model hanya satu.
Berikut ini adalah model fungsi produksi linier sederhana :
Y = a + bX
Keterangan :
Y= output produksi
X= input produksi
a = nilai konstanta
b = nilai parameter yang diduga
Berbeda dengan fungsi produksi linier sederhana, pada
fungsi produksi linier berganda ini variabel X (input) yang
digunakan lebih dari satu. Berikut ini adalah model fungsi produksi
linier berganda :
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +... + bnXn
Keterangan:
Y = output produksi
X1,X2,...,Xn = input produksi
a = nilai konstanta
2) Fungsi Produksi Kuadratik
Model fungsi produksi kuadratik secara spesifik dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y = b0 + b1X + b2X2
Keterangan :
Y = output produksi
X = input produksi
b0,b1,b2 = Nilai parameter yang diduga
Kelebihan yang dimiliki kuadratik ini adalah mempunyai
nilai maksimum, akan tercapai dengan cara turunan pertama dari
fungsi spesifik tersebut sama dengan nol.
3) Fungsi Produksi Polinominal Akar Pangkat Dua
Bentuk spesifik dari fungsi produksi polinominal akar
pangkat dua ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1/2 + b2X2
Keterangan :
Y = output produksi
X = input produksi
Kelebihan yang dimiliki fungsi ini adalah mempunyai nilai
maksimum, akan tercapai dengan cara turunan pertama dari fungsi
spesifik tersebut sama dengan nol.
4) Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi produksi ini sering disebut sebagai fungsi produksi
eksponensial atau fungsi pangkat. Bentuk spesifik dari fungsi
produksi ini adalah
Y = aXb
Keterangan :
X = variabel independen
Y = variabel dependen
a = nilai konstanta
b = tingkat elastisitas produksi dari input
Kelebihan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah koefisien
pangkat dari variabel independen menunjukkan tingkat elastisitas
produksi. Sedangkan kelemahannya adalah data perlu dilinierkan
dengan proses logaritma (log Y = log a + b log X ) terlebih dahulu
3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Menurut Soekartawi (1990 : 159), fungsi produksi Cobb-Douglas
adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan variabel dependen dan
dua atau lebih variabel independen. Bentuk Umum dari fungsi Cobb-Douglas
adalah sebagai berikut:
Y = aX1bX2c
Keterangan:
Y = Output
X1,X2 = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji
a = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output
b,c = elastisitas produksi dari input yang digunakan
Agar data yang diperoleh dapat dianalisis menggunakan fungsi
produksi Cobb – Douglas, maka data tersebut harus ditransformasikan
terlebih dahulu ke dalam bentuk linier dengan cara menggunakan logaritma
natural (ln) yang selanjutnya dapat diolah lebih lanjut menggunakan analisis
regresi linier berganda. Sehingga persamaanya menjadi :
Ln Y = Ln a + b LnX1 + c LnX2
Dengan mengubah persamaan ke dalam logaritma natural maka
Menurut Arsyad (2008 : 245-246), fungsi produksi Cobb-Douglas
mempunyai beberapa sifat yang sangat bermanfaat bagi penelitian empiris,
antara lain fungsi produksi tersebut bisa dilinierkan dengan cara
melogaritmakannya sehingga mudah untuk dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi linier. Sehingga bentuk umum dari persamaan fungsi produksi
tersebut berubah menjadi log Y = log a + b log X . Fungsi ini mempermudah
dalam estimasi return to scale karena return to scale dapat dengan mudah
dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat dari fungsi tersebut.
Menurut Sunaryo (2001 : 69-73), fungsi produksi Cobb-Douglas
adalah tampilan elegan antara input dan output. Dengan fungsi ini,
karakteristik-karakteristik fungsi produksi yang esensial seperti marginal rate
of technical substitution dan constant/increasing/decreasing return to scale
bisa ditampilkan dengan mudah. Parameter dari masing - masing input fungsi
produksi Cobb-Douglas merupakan elastisitas masing – masing input. Nilai
elastisitas fungsi ini adalah konstan (constant elasticity production function).
Pemahaman fungsi produksi adalah salah satu faktor penting dalam
melakukan perencanaan yang optimal.
Isu empiris fungsi Cobb-Douglas adalah bagaimana mendapatkan
elastisitas masing – masing inputnya. Sebagai contoh faktor produksi yang
digunakan adalah modal (K) dan tenaga kerja (L). Elastisitas faktor produksi
K dan L dalam fungsi ini adalah tetap, masing – masing α dan β. Sifat ini
asumsi teknik regresi yaitu mengasumsikan koefisien – koefisien dari
variabel – variabel bebasnya adalah konstan. Artinya, jika input K dan L
bertambah satu persen maka output akan bertambah sebesar α dan β persen.
Fungsi Cobb – Douglas sangat praktis digunakan sebagai model
empiris. Dengan melakukan transformasi data Q, K, dan L, yaitu
memasukkan data – data tersebut ke dalam bentuk logaritma natural , maka
fungsi Cobb – Douglas berubah menjadi :
Ln Q = Ln A + α ln K + β ln L
Hasil estimasi fungsi ini menghasilkan koefisien α dan β yang
merupakan angka – angka elastisitas dari masing – masing input K dan L.
Menurut Soekartawi (1990 : 173), ada tiga alasan pokok mengapa
fungsi produksi Cobb Douglas banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu :
1. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan
dengan fungsi lain, misalnya lebih mudah ditransfer ke dalam bentuk
linear.
2. Hasil pendugaan melalui fungsi produksi Cobb Douglas akan
menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran
elastisitas.
3. Jumlah dari besaran elastisitas pada masing – masing variabel independen
4. Elastisitas Output
Menurut Sunaryo (2001:110–111), elastisitas adalah konsep
kuantitatif yang sangat penting untuk mengidentifikasi secara kuantitatif
respon sebuah variabel karena perubahan variabel lainnya. Derajat market
power produsen dalam struktur pasar bisa dipresentasikan dengan elastisitas
produknya. Produsen menjual produk yang mempunyai elastisitas tak
terhingga di pasar persaingan sempurna, sedangkan monopoli cenderung
menjual produk yang inelastis. Mengukur secara kuantitatif merupakan ciri
utama suatu ilmu, dan salah satu konsep kuantitatif dalam ekonomi adalah
elastisitas. Secara umum, elastisitas mengukur respon dari sebuah variabel
karena perubahan variabel lainnya dalam bentuk persentase.
Menurut Joesron dan Fathorazzi (2012 : 116, 122), elastisitas produksi
menggambarkan persentase perubahan output sebagai akibat persentase
perubahan input. Perbandingan elastisitas produksi antar input akan
menjelaskan input mana yang lebih elastis dibandingkan input lainnya.
Parameter ini sangat penting terutama dalam usaha mengadakan perbaikan
proses produksi dan melihat dampak perubahan dari faktor – faktor input.
Didalam fungsi produksi Cobb Douglas elastisitas produksi relatif lebih
mudah untuk diperoleh, karena elastisitas produksi dapat diketahui dengan
Menurut Soekartawi (1990:138), elastisitas output (EQ) menunjukkan
persentase perubahan output sebagai akibat dari persentase perubahan input.
Secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :
% perubahan output EQ =
% perubahan input
Menurut Arsyad (2008 : 242), elastisitas output (eQ) adalah
persentase perubahan output yang disebabkan oleh perubahan semua input
sebesar satu persen. Jika X merupakan semua input yang digunakan, maka :
Persentase perubahan output (Q) eQ =
Persentase perubahan semua input (X)
Menurut Nicholson (1994 : 161), sifat – sifat dari elastisitas input
produksi adalah sebagai berikut :
1. Jika ε < 1, maka sifatnya inelastis
2. Jika ε > 1, maka sifatnya elastis
Jika input naik sebesar 1% maka jumlah output akan naik sebesar
5. Skala Hasil (Return to Scale)
Fungsi produksi menggambarkan proses produktif yang nyata dan
dapat diukur. Didalam fungsi produksi kita ingin mengetahui seberapa besar
output yang dihasilkan apabila jumlah input ditambah dengan proporsi yang
sama, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi return to scale yang dihasilkan.
Return to scale adalah proporsi perubahan seluruh total input terhadap total
output. Return to scale memiliki tiga kemungkinan keadaan (Arsyad, 2008):
1. Hasil Skala Meningkat (Increasing Return To Scale)
α + β > 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan
menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.
2. Hasil Skala Konstan (Constant Return To Scale)
α + β = 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan
menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sama besar.
3. Hasil Skala Menurun (Decreasing Return To Scale)
α + β < 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan
menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih kecil.
Menurut Nicholson (1994 :190), skala hasil (return to scale)
digunakan untuk melihat bagaimana output bereaksi terhadap penambahan
seluruh input secara bersama. Sebuah fungsi produksi menunjukkan skala
dengan hasil konstan (constant return to scale) jika penggandaan seluruh
Jika penggandaan seluruh input menghasilkan penggandaan output
lebih kecil, maka fungsi produksi itu dikatakan menunjukkan skala dengan
hasil menurun (decreasing return to scale). Sebaliknya, apabila penggandaan
seluruh input menghasilkan penggandaan output lebih besar, maka fungsi
produksi menunjukkan skala dengan hasil meningkat (increasing return to
scale).
B. Review Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Syamsul Amar (1997)
Syamsul Amar pada tahun 1997 melakukan penelitian berjudul
“ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA
KEGIATAN INDUSTRI KECIL DI SUMATERA BARAT”.
Penelitian yang dilakukan pada kegiatan industri kecil di Sumatera Barat
ini bertujuan untuk melihat kondisi return to scale yang terjadi pada
kegiatan industri kecil menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian
ini berdasarkan pada data empiris, dua faktor input yaitu tenaga kerja dan
modal. Dari hasil penelitian tersebut elastisitas tenaga kerja sebesar 0,792
dan elatisitas modal sebesar 1,731 membuat kegiatan industri kecil di
Sumatera Barat berada pada kondisi increasing return to scale.
2. Yuliastuti Ramadhani (2011)
Yuliastuti Ramadhani pada tahun 2011 mengadakan penelitian berjudul
“ANALISIS EFISIENSI, SKALA DAN ELASTISITAS PRODUKSI
tersebut bertujuan untuk mengukur produktivitas perusahaan dengan
melakukan perbaikan produksi. Penelitian yang dilakukan tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa performansi proses produksi tahun 2007
sebesar 1,031 (increasing return to scale) lebih baik dari pada proses
produksi tahun 2008 sebesar 0,793(decreasing return to scale).
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan kerangka dasar pemikiran dari suatu
penelitian dimana dalam kerangka konseptual akan ditunjukkan hubungan
atau pengaruh antara variabel – variabel yang terdapat di dalam penelitian.
Dengan kata lain kerangka konseptual harus menjelaskan hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Berdasarkan pada konsep di
atas maka dapat disusun kerangka konseptual sebagai berikut :
INPUT OUTPUT
Keterangan : berpengaruh simultan
berpengaruh parsial
Faktor produksi yang terdiri atas tebu, tenaga kerja dan mesin secara
bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap gula pasir. Sedangkan Tebu (X1)
Gula Pasir ( Y ) Tenaga kerja (X2)
masing – masing faktor produksi (tebu, tenaga kerja dan mesin) berpengaruh
secara parsial terhadap gula pasir.
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini hanya untuk rumusan masalah pertama saja,
rumusan masalah kedua dan ketiga tidak menggunakan hipotesis karena
diolah menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb Douglas. Berikut ini
adalah hipotesis untuk rumusan masalah pertama :
Ha = input (tebu,tenaga kerja,dan mesin) secara simultan dan parsial
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, menurut Supomo
dan Indriantoro (2009:26), studi kasus adalah penelitian terhadap objek
tertentu dengan melihat karakteristik dan fakta – fakta yang ada secara lebih
mendalam. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data input dan
output produksi (tenaga kerja, bahan baku, mesin, gula pasir).
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah sekelompok orang atau indvidu yang menjadi
responden yang akan memberikan informasi terkait dengan data yang
dibutuhkan oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala bagian
pabrikasi di PT. Madu Baru.
2. Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti, dalam penelitian ini
objek penelitiannya adalah fungsi produksi perusahaan yang diukur
berdasarkan data input dan output perusahaan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian : November 2012 – Desember 2012.
2. Lokasi Penelitian : Pabrik Gula Madukismo, PT. Madu Baru, Desa
D. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah
ada. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data produksi tahun 2008 –
2012 yang diperoleh dari perusahaan.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Menurut Indriantoro dan Supomo (2009 : 63) variabel independen
adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.
Variabel independen pada umumnya dilambangkan dengan huruf X.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah faktor input
yang terdiri dari :
a. Tenaga kerja ( X1 )
b. Mesin ( X2 )
c. Tebu ( X3 )
Menurut Masyuhri (2007 : 125), komponen input meliputi : tanah,
modal, tenaga kerja, mesin, manajemen, energi, bahan baku, dan mesin.
Dalam penelitian ini input yang digunakan hanya tenaga kerja, mesin dan
bahan baku pokok, karena tiga input inilah yang paling berpengaruh
2. Variabel Dependen
Menurut Indriantoro dan Supomo (2009 : 63) variabel dependen
adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen. Pada umumnya variabel dependen dilambangkan dengan
huruf Y. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah faktor output yang
berupa gula pasir ( Y = gula pasir ).
F. Definisi Operasional
Tabel III : Definisi Operasional
Variabel
Penelitian Definisi Operasional Indikator
Input Faktor – faktor yang
digunakan dalam
proses produksi untuk
menghasilkan output
yang berupa barang.
a. Tenaga kerja yang dihitung
berdasarkan jam tenaga
kerja yang digunakan.
b. Mesin yang dihitung
berdasarkan jam mesin
yang digunakan.
c. Tebu yang dihitung dalam
satuan kuintal.
Output Hasil akhir dari proses
produksi yang berupa
barang.
Gula pasir yang dihitung
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan
secara langsung berhadapan dengan yang ingin diwawancarai, tetapi dapat
juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk
dijawab pada kesempatan lain. (Umar 2005 : 51). Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan secara langsung antara peneliti dengan wakil kepala
bagian pabrikasi untuk mendapatkan informasi mengenai informasi dan
profil perusahaan secara lengkap.
2. Observasi
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya (Umar 2005
: 51). Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan secara
langsung pada objek yang diteliti, yaitu proses produksi yang terjadi di
perusahaan.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder dari berbagai sumber tertentu, baik secara pribadi maupun
kelembagaan (Sanusi 2011 : 114). Pengumpulan data dilakukan dengan
cara mencatat dan mengumpulkan data historis objek penelitian yang telah
terdokumentasi, setelah itu peneliti harus mengatur agar data tersebut
jumlah penggunaan bahan baku (tebu, mesin dan tenaga kerja) dan hasil
output perusahaan (gula pasir) selama lima tahun (2008-2012).
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0.
Sebelum data diolah menggunakan regresi linier berganda, data (variabel
input dan variabel output) tersebut harus diubah ke dalam bentuk logaritma
natural agar bisa dianalisis dengan regresi linier. Dalam rumusan masalah
pertama ada tiga variabel input yaitu tenaga kerja, mesin, dan bahan baku,
serta variabel output yang berupa gula pasir. Sehingga rumusan fungsi
produksi Cobb-Douglas menjadi:
Y = a X1b X2c X3d
Keterangan:
Y= output
a = nilai konstanta
X1 = tenaga kerja
X2 = mesin
X3 = tebu
b,c,d = elastisitas output dari input yang digunakan
Setelah data dilogaritmakan, untuk menemukan persamaan
persamaan tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam persamaan ln,
sehingga persamaannya menjadi :
Ln Y = ln a + b ln X1 + c lnX2 + dln X3
Dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas di atas
kemudian diubah ke dalam bentuk asli fungsi produksi yaitu :
Y = a X1b X2c X3d
Dari fungsi produksi di atas maka elastisitas output dari input dapat
diketahui dari nilai koefisien pangkat setiap faktor input. Sedangkan,
return to scale dapat diketahui dengan menjumlahkan koefisien pangkat
yang ada pada setiap input faktor produksi.
Pada penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik karena
menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik yang
dilakukan dalam penelitian ini ada empat macam, yaitu :
1. Uji Asumsi Klasik Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur
apakah data memiliki distribusi normal sehingga bisa digunakan
dalam statistik parametrik. Model regresi yang baik adalah model
dengan data berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji
probabilitas > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika
probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak ada adanya
korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif
sangat tinggi pada variabel – variabel independen yang biasanya
dilambangkan dengan X1, X2, X3,..., Xn. Jika terdapat
multikolinearitas sempurna akan berakibat koefisien regresi tidak
dapat ditentukan serta standar deviasi menjadi tak terhingga. Uji
multikolinearitas menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Diagnosis untuk mengetahui adanya multikolinearitas
adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor (VIF). Batas
tolerance value adalah > 0,10 dan VIF < 10. Jika nilai tolerance
dibawah 0,10 atau VIF di atas 10 maka terjadi korelasi antar variabel
independen sebesar minimal 10%.
3. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
pengamatan terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
SPSS. Apabila tidak ada pola tertentu dalam pola scatterplot diagram,
maka tidak ada heteroskedastisitas dari model regresi yang digunakan.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka dapat dikatakan homoskedastisitas yang merupakan syarat
suatu model regresi.
4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak adanya
autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan
pengamatan dari waktu ke waktu. Tujuan dari uji autokorelasi ini
adalah untuk menguji apakah dalam suatu regresi linier ada korelasi
antara residual pada periode t dengan periode t-1. Jika terjadi
autokorelasi maka dalam persamaan regresi linier tersebut terdapat
masalah, karena hasil yang baik seharusnya tidak ada indikasi
autokorelasi. Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya
menggunakan metode Durbin – Watson (DW).
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin-Watson dan tingkat signifikan (α)=5%, dengan kriteria sebagai
berikut :
< dl : Adanya autokorelasi (+)
dl s.d du : Tanpa kesimpulan
du s.d 4-du : Tidak ada autokorelasi
a. Uji Signifikansi Simultan ( uji statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji statistik F ini
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F table dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%.
Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut :
1) Menentukan Formula Hipotesis
Ho : Tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan tidak berpengaruh
terhadap output
Ha : Tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan berpengaruh
terhadap output
2) Menentukan Level of Significance (α)
Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) sebesar 5%
dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.
3) Menentukan Kriteria Pengujian
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel
4) Mengambil Kesimpulan
a) Jika Ho ditolak, berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara
simultan berpengaruh terhadap output.
b) Jika Ho diterima, berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara
b. Uji Signifikan Parameter Individual ( uji statistik t)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh
signifikan satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji
statistik ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t table
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar
5%. Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
1) Menentukan Formula Hipotesis
Di dalam penelitian ini diajukan formula uji hipotesis sebagai berikut :
a) HO1 : β1 = 0, tebu secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah
gula pasir yang dihasilkan.
Ha1 : β1 ≠ 0, tebu secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula
pasir yang dihasilkan.
b) HO2 :β2 = 0, tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap
jumlah gula pasir yang dihasilkan.
Ha2 : β2 ≠ 0, tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap
jumlah gula pasir yang dihasilkan.
c) HO3 : β3 = 0, mesin secara parsial tidak berpengaruh terhadap
jumlah gula pasir yang dihasilkan.
Ha3 : β3 ≠ 0, mesin secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula
2) Menentukan Level of Significance (α)
Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) sebesar
5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.
3) Menentukan kriteria pengujian
a) HO1, HO2, HO3 ditolak jika : thitung > ttabel atau –thitung < –ttabel
b) HO1, HO2, HO3 diterima jika : -ttabel≤ thitung≤ ttabel
4) Menentukan Kesimpulan
a) Jika HO1 ditolak berarti tebu secara parsial berpengaruh terhadap
jumlah gula pasir yang dihasilkan.
Jika HO1 diterima berarti tebu secara parsial tidak berpengaruh
terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.
b) Jika HO2 ditolak, berarti tenaga kerja secara parsial berpengaruh
terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.
Jika HO2 diterima berarti tenaga kerja secara parsial tidak
berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.
c) Jika HO3 ditolakberarti mesin secara parsial berpengaruh terhadap
jumlah gula pasir yang dihasilkan.
Jika HO3 diterima berarti mesin secara parsial tidak berpengaruh
terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.
Setelah data ditransfomasikan ke dalam bentuk logaritma dan
diolah menggunakan analisis regresi berganda maka dapat dilihat besarnya
elastisitas input dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas
Y = a X1b X2c X3d
Dari fungsi produksi tersebut maka besarnya elastisitas output dari
input dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien pangkat pada setiap
faktor input. Koefisien pangkat b menunjukkan besarnya elastisitas tebu,
koefisien pangkat c menunjukkan elastisitas tenaga kerja, dan koefisien
pangkat c menunjukkan elastisitas mesin.
Besarnya return to scale yang terjadi di perusahaan juga dapat
dilihat dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas yang
diubah kembali ke dalam bentuk asli fungsi produksi :
Y = a X1b X2c X3d
Dari fungsi produksi di atas maka return to scale dapat diketahui
dengan menjumlahkan koefisien pangkat yang ada pada setiap input faktor
produksi. Apabila nilai b + c + d > 1, maka perusahaan berada pada
kondisi increasing return to scale. Ini artinya proporsi penambahan
faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya
lebih besar. Jika b + c + d = 1. Maka perusahaan berada pada kondisi
constant return to scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi
akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sama besar. Jika
b + c + d < 1. Maka perusahaan berada pada kondisi decreasing return to
scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun
1955, tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine
Fabric Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya
tentara Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah
Jepang, namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepenuhnya,
sehingga perkembangan pabrik semakin merosot.
Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang
masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu
yang dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan
padi untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai
proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945.
Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang
setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan
kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
membangun kembali pabrik-pabrik tersebut adalah:
1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan
pekerjaannya.
2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang
berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan
gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan milik
pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini
kepemilikan saham sebesar 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan
35% milik Pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara
Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September
1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT.
Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni pabrik Gula Madukismo dan
Pabrik Alkohol Spiritus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984.
Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku
Buowo IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula kembali
dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT.
RNI), berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada tanggal 4
Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia
(Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Lama kontrak
manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak
manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru
diperpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret
2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah perusahaan yang mandiri yang dikelola
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
PT. Madu Baru menjadi perusahaan Agro Industri yang unggul di
Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
2. Misi
a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang
ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,
memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta
mengutamakan kemitraan dengan petani.
c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaian share holders values.
C. Struktur Organisasi PT Madu Baru
Struktur organisasi adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk
mengoperasikan perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang
diinginkan. Tujuan dari struktur organisasi yaitu agar semua kegiatan yang
dilakukan sehari-hari untuk tugas, wewenang, serta tanggung jawab dari
semua unit kerja maupun setiap orang yang melaksanakan tugas-tugas tertentu
Rajawali Nusantara Indonesia struktur organisasi PT. Madu Baru dapat dilihat
dibawah ini:
Gambar IV : Struktur Organisasi PT. Madu Baru
Sumber : PT. Madu Baru
Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab dari berbagai tingkat manajerial PT. Madu Baru :
1. Dewan Komisaris
a. Membawahi langsung direktur, kepala bagian dan staf-stafnya.
Dewan Komisaris Penasehat
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang ada dalam perusahaan.
2. Penasehat
a. Sebagai penasehat Dewan Komisaris
b. Mendampingi langsung Dewan Komisaris terutama memberikan
masukan-masukan yang diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk
kemajuan perusahaan.
3. Direktur Utama
a. Berfungsi mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk
melaksanakan kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Merumuskan tujuan perusahaan, menetapkan strategi untuk
mencapai tujuan perusahaan dan menyusun rencana jangka panjang.
d. Berwenang mengangkat dan memberhentikan karyawan dan staff
perusahaan.
e. Bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan dan
efektivitas strategi yang ditetapkan.
4. Kepala Bagian Tanaman
a. Bertanggung jawab kepada direktur.
b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana areal tanaman untuk tahun
yang akan datang.
c. Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam
dan jenis sehingga penyediaan bahan baku giling yang telah
5. Kepala Bagian Instalasi
a. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi.
b. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan
proses produksi.
6. Kepala Bagian Pabrikan
a. Berfungsi melaksanakan kebijaksanaan direksi dan ketentuan
administratur dalam pabrik gula dan spiritus, pemeliharaan,
reparasi, perluasan instalasi pabrik gula dan spiritus.
b. Membawahi langsung: Bagian instalasi pabrik gula dan Pabrik
Spiritus, bagian Pabrikasi Gula dan Seksi Pabrikasi Spiritus.
c. Bertugas menjalankan kebijaksanaan direksi dan ketentuan
administrasi dalam bidang produksi gula dan spiritus serta
menyusun rencana anggaran divisinya.
d. Berwenang menetapkan rancangan anggaran bagian pabrik serta
menetapkan daftar bagi hasil gula petani yang dibuat oleh bagian
pabrikasi gula.
e. Bertanggung jawab atas proses produksi pemeliharaan, alat-alat
produksi, rehabilitasi peralatan pabrik.
7. Kepala Bagian Personalia
a. Bertanggung jawab kepada direktur.
b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelola tenaga kerja dan
kesehatan karyawan.
8. Kepala Pengawasan (SPI)
a. Berfungsi malaksanakan kebijaksanaan direksi dalam bidang
pengawasan terhadap pengendalian intern perusahaan.
b. Bertanggung jawab kepada direksi.
c. Bertugas melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas
pengendalian intern akuntansi dan membuat rancangan anggaran
bagiannya untuk diajukan kepada Direksi.
d. Berwenang untuk meminta informasi yang dibutuhkan dalam
rangka tugas pemeriksaan dari administratur , semua kepala divisi,
kepala bagian, kepala seksi, dan seluruh karyawan perusahaan, serta
berwenang menentukan bagiannya yang akan diusulkan.
e. Bertanggung jawab atas ketepatan laporan hasil pemeriksaan
kepada Direksi.
D. Sumber Daya Manusia
1. Tenaga Kerja Pabrik
Berdasarkan peraturan pemerintahan yaitu surat keputusan kepala
kantor wilayah Departemen Tenaga Kerja Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Nomor 075/ WK/ Tahun 1986 tentang Tenaga Kerja, maka
Tenaga Kerja di Pabrik Gula Madukismo dibedakan menjadi:
a. Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tetap yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh
dua status yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Sistem
pengupahan diatur tersendiri antara Serikat Pekerja dan Direksi.
b. Tenaga Kerja Tidak Tetap
Tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan yang bekerja pada
waktu tertentu, biasanya pada musim giling berlangsung (saat proses
produksi) dan sistem pengupahan mengacu pada upah minimum
Propinsi yang berlaku, tenaga kerja ini dibedakan menjadi:
1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu/ KKWT atau tenaga kerja
kampanye.
Karyawan ini bekerja saat masa produksi saja. Jangka
waktu hubungan kerja adalah selama musim giling dari pabrik gula
dan spiritus.
2) Karyawan Musiman
Karyawan ini bekerja disekitar emplacement akan tetapi
tidak berhubungan dengan proses produksi. Jangka hubungan kerja
adalah selama musim giling pabrik gula dan pabrik spiritus.
3) Karyawan Borongan
Karyawan ini bekerja bila ada pekerjaan borongan, dan
2. Jam Kerja dan Hari Kerja
Jam kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo yaitu:
a. Regu kerja umum
1) Hari Senin sampai dengan Kamis
Jam Kerja : 06.30-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
2) Hari Jumat dan Sabtu
Jam kerja : 06.30-11.30
Istirahat : Tidak ada
b. Regu kerja khusus ( hanya dalam masa giling )
1) Shift I : 06.00-14.00
2) Shift II : 14.00-22.00
3) Shift III : 22.00-06.00
E. Proses Produksi
1. Produk yang dihasilkan
Pabrik Gula Madukismo memproduksi gula pasir dengan kualitas
SHS IA (Superior Head Sugar) atau sering disebut GKP (Gula Kristal
Putih). Kualitas gula Pabrik Madukismo termasuk klasifikasi dengan
standar.
2. Bahan Baku Utama
Bahan baku yang dipergunakan atau diolah dalam proses produksi
pada Pabrik Gula Madukismo adalah tebu. Tebu yang ditanam memiliki
didapat berkualitas tinggi. Bahan baku tersebut tersebut akan menjadi hasil
olahan yang baik apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Syarat-syarat tersebut misalnya kadar zat, penggunaan ukuran, umur atau tingkat
kemasakan, tingkat rendemen (kadar gula) dan kemurnian, sehingga
penebangan tebu dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada waktu tanaman
tebu sudah mencapai optimal kemasakannya, dan tebu dengan kualitas
baik bisa ditebang sebanyak 6 kali tebangan. Oleh karena itu sebelum
penebangan, dilakukan analisis kemasakan tebu atau analisis pendahuluan.
3. Bahan Tambahan
Bahan pembantu proses produksi gula pasir adalah batu gamping
sebesar 3 ku per 1000 ku tebu, belerang sebesar 70 kg per 1000 ku tebu,
minyak bakar (FO) sebesar 300 liter per 1000 ku tebu, soda api (Na OH)
sebesar 3 kg / 1000 ku tebu, bahan tambahan lain seperti Flokulant
sebesar 0,25 kg per 1000 ku tebu. Flokulant adalah bahan pembantu
untuk mempercepat pengumpulan bahan-bahan terlarut dan kotoran halus
agar proses pengendapan dapat berjalan dengan cepat.
4. Proses Produksi
Proses pembuatan gula adalah sebagai berikut: tebu digiling,
diperas sampai keluar nira, kemudian dilakukan pemurnian, selanjutnya
diendapkan, diuapkan, dimasak (kristalkan), hingga akhirnya menjadi gula
(SHS) yang berwarna putih. Proses pengolahan gula di Pabrik Gula
Madukismo secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang
Gambar IV.1 : Tahap Pengolahan Gula
Sumber : PT. Madu Baru
Proses pembuatan gula sebagai berikut:
1. Penggilingan Tebu
Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk
dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang
mengandung gula (Nira mentah) melalui alat-alat berupa Unigrator Mark
IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan. Pemerahan Nira
Pemurnian Nira
Penguapan Nira
Penyelesaian Kristalisasi
Penggilingan Tebu
2. Pemerahan Nira
Setelah digiling hasil nira mentah akan dikirim ke bagian
pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula
karena bakteri dilakukan sanitasi di Stasiun Gilingan.
3. Pemurnian Nira
PG. Madukismo menggunakan sistem Sulfitasi . Nira mentah lalu
ditimbang, dipanaskan 70– 75°C, direaksikan dengan susu kapur dalam
Defekator dan diberi gas SO2 dalam peti Sulfitasi sampai PH 7,00
kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100°– 105°C. Kotoran yang
dihasilkan diendapkan dalam peti pengendap (Dorr Clarifier) dan disaring
menggunakan alat penapis hama (Rotary Vacum Filter). Endapan
padatnya digunakan sebagai pupuk organik. Nira jernihnya dikirim ke
stasiun penguapan.
4. Penguapan Nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem
multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan
secara bergantian. Nila encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan
menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap dikristalkan di stasiun
kristalisasi. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2, sebagai
bleaching/pemucatan, dan siap untuk dikristalkan.
5. Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan
dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D
dipakai sebagai bibit, serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Hasil
masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan. Sebelum
dipisahkan di stasiun puteran, gula terlebih dahulu didinginkan di dalam
palung pendingin.
6. Penyelesaian
Dalam tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya. Agar gula
lebih putih maka pemutaran gula dilakukan dua kali, sedangkan filtratnya
(sisa larutannya) terakhir yang sudah tidak bisa dikristalkan lagi disebut
tetes, dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan alkohol dan spiritus.
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara
gula halus, gula kasar, dan gula normal kemudian dikirim ke gudang gula
dan dikemas dalam karung plastik, kapasitas 50 kg netto.
F. Bagian Pemasaran
Sebelum pertengahan tahun 1997, semua hasil produksi dari pabrik
gula Madukismo dibeli semua secara monopoli oleh pemerintah melalui
Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga yang ditentukan oleh
pemerintah. Namun pada saat Indonesia mengalami krisis moneter, ini
membawa dampak positif terhadap sistem penjualan gula yang dilakukan
oleh perusahaan. Sistem pendistribusian gula tidak lagi dimonopoli oleh
Bulog, sehingga perusahaan dapat menjual langsung ke pasaran. Dengan
demikian harga gula ditentukan oleh tingkat keseimbangan antara permintaan
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui besarnya pengaruh elastisitas dan return to scale pada
bagian produksi yang terjadi di PT. Madu Baru maka perlu dilakukan tiga tahap
analisis. Tahap pertama adalah melakukan pengubahan variabel independen dan
dependen ke dalam bentuk logaritma natural, agar data tersebut dapat dianalisis
menggunakan analisis regresi, kemudian melakukan uji asumsi klasik, uji F dan
uji t untuk melihat hubungan antar variabel. Tahap kedua adalah melihat seberapa
besar elastisitas yang terjadi dengan melihat besar koefisien pangkat pada
persamaan yang telah diolah. Tahap ketiga adalah menghitung seberapa besar
return to scale yang terjadi dengan menjumlahkan koefisien pangkat pada masing
– masing variabel yang ada dalam persamaan.
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi perusahaan
PT. Madu Baru yang terdiri atas :
1. Bahan Baku Tebu dalam satuan kuintal yang digunakan tahun 2008 –
2012 dalam masa giling. Dalam satu tahun masa giling berjalan selama 6
bulan.
2. Tenaga Kerja tahun 2008 – 2012 yang dihitung berdasarkan jam tenaga
kerja.
3. Mesin tahun 2008 – 2012 yang dihitung berdasarkan jam mesin.
Tabel V Data Produksi tahun 2008 – 2012
Bulan/Tahun Tebu (kuintal) Tenaker (jam) Mesin (jam) Gula Pasir (kuintal)
May-08 864682 189228 34034 60361
Jun-08 1039425 187824 38630 66911
Jul-08 755475 194232 39083 57327
Aug-08 667324 188784 38156 49572
Sep-08 704173 124224 28441 57683
Oct-08 554655 188976 36303 52554
May-09 894930 188736 36864 57031
Jun-09 887734 188352 38649 57033
Jul-09 865733 195192 39341 51900
Aug-09 855957 194928 39959 60459
Sep-09 696556 124536 24569 47134
Oct-09 579166 188016 36587 47464
May-10 711641 182760 33090 38845
Jun-10 940176 188592 37737 53834
Jul-10 1036759 187944 39806 60181
Aug-10 1172185 194328 39237 65830
Sep-10 625277 123720 24579 34139
Oct-10 748099 187728 30789 42371
May-11 687415 176016 36022 45052
Jun-11 913906 187656 38712 56055
Jul-11 856594 187872 40024 57945
Aug-11 605306 162672 35718 40970
Sep-11 590769 168648 35954 45209
Oct-11 498401 187968 39404 33534
May-12 813832 189480 34088 65577
Jun-12 822434 188520 38569 60952
Jul-12 943925 189240 39142 63229
Aug-12 920716 137448 27022 68391
Sep-12 980105 188424 38688 68252
Oct-12 683417 188832 38691 55416
Sumber Tebu dan Gula : Data Sekunder PT.Madubaru Sumber Jam Mesin dan Jam Tenaga Kerja : Data Diolah
B. Analisis Data
Data produksi yang diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk
natural dari tabel V untuk masing – masing variabel yang digunakan tahun
2008 – 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel V.1 Hasil Logaritma Natural Data Produksi
Bulan/Tahun
May-08 13.67012 12.15071 10.43512 11.00810
Jun-08 13.85418 12.14326 10.56178 11.11112
Jul-08 13.53510 12.17681 10.57344 10.95653
Aug-08 13.41103 12.14836 10.54944 10.81118
Sep-08 13.46478 11.72984 10.25559 10.96272
Oct-08 13.22610 12.14938 10.49966 10.86960
May-09 13.70450 12.14810 10.51499 10.95135
Jun-09 13.69643 12.14607 10.56228 10.95139
Jul-09 13.67133 12.18174 10.58002 10.85707
Aug-09 13.65998 12.18039 10.59561 11.00972
Sep-09 13.45390 11.73235 10.10924 10.76075
Oct-09 13.26934 12.14428 10.50745 10.76773
May-10 13.47533 12.11593 10.40699 10.56733
Jun-10 13.75382 12.14734 10.53840 10.89366
Jul-10 13.85161 12.14390 10.59177 11.00511
Aug-10 13.97438 12.17730 10.57738 11.09483
Sep-10 13.34595 11.72578 10.10965 10.43820
Oct-10 13.52529 12.14275 10.33491 10.65422
May-11 13.44069 12.07833 10.49189 10.71557
Jun-11 13.72548 12.14237 10.56390 10.93409
Jul-11 13.66072 12.14352 10.59723 10.96725
Aug-11 13.31349 11.99949 10.48341 10.62060
Sep-11 13.28918 12.03557 10.49000 10.71905
Oct-11 13.11916 12.14403 10.58162 10.42032
May-12 13.60951 12.15204 10.43670 11.09098
Jun-12 13.62002 12.14696 10.56020 11.01784
Jul-12 13.75780 12.15077 10.57495 11.05452
Aug-12 13.73291 11.83100 10.20441 11.13300
Sep-12 13.79541 12.14645 10.56328 11.13096
Oct-12 13.43486 12.14861 10.56336 10.92262
C. Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi berganda, maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan agar dalam analisis regresi tidak terjadi
estimasi yang bias. Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan
uji Kolmugorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for windows versi 17.0.
Dasar pengambilan keputusan normalitas data adalah dengan melihat
angka probabilitas. jika probabilitas > 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal dan jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
Tabel V.2 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .94686415
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .052
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .604
Asymp. Sig. (2-tailed) .858
c. Test distribution is Normal. d. Calculated from data
Sumber : Data Diolah
Uji normalitas menggunakan standardized residual yang berarti
data dari hasil selisih antara nilai variabel dependen dan independen yang