• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Komparasi Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Komparasi Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin Kota Bandung."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota tidak terlepas dari pertambahan

jumlah penduduk dengan berbagai aktivitas yang beragam dan tingkat mobilitas yang

tinggi. Berbagai macam sarana dan prasaran fisik terus dibangun oleh pemerintah

untuk menunjang aktivitas penduduk, dengan tujuan meningkatkan tingkat

kesejahteraan dan kemajuan penduduk suatu kota. Bertambahnya pembangunan

sarana dan prasarana fisik, akan mengakibatkan perubahan fungsi lahan, sehingga

lahan terbuka semakin berkurang.

Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, memiliki letak geografis

yang strategis dan Jawa Barat menjadi salah satu daya dukung bagi perkembangan

dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bandung berfungsi sebagai pusat

pemerintahan, pusat pendidikan, pusat industry, pusat kebudayaan, dan pusat

transportasi.

Salah satu faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

ekonomi di Kota Bandung yaitu sektor perdagangan. Sektor perdagangan merupakan

salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran strategis dalam mendukung

pembangunan nasional sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.

Secara sederhana perdagangan merupakan suatu kegiatan peralihan barang untuk

kehidupan sehari- hari dari produsen ke konsumen. Dalam Abdurachmat dan

Maryani (1997:55) perdagangan dapat diartikan sebagai:

 Saling tukar benda atau jasa dalam ruang, dalam bentuk proses penjualan dan pembelian barang atau jasa antar wilayah di permukaan bumi.

 Pertukaran barang dan jasa antar individu, masyarakat dan negara meliputi proses pembelian dan penjualan sesuatu barang yang berlebih antar daerah atau region.

Dengan adanya aktivitas perdagangan yang semakin meningkat, maka akan

(2)

Pasar merupakan tempat berjual beli yang disediakan oleh pemerintah daerah dalam

rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan PERDA Kota Bandung Nomor.19 Tahun 2001 Pasal 1 Poin f, “Pasar adalah tempat yang disediakan dan/atau ditetapkan oleh walikota sebagai tempat berjualan umum atau sebagai tempat

memperdagangkan barang dan atau jasa yang berdiri di lahan milik/dikuasai Pemerintah Daerah”.

Sebagai fasilitas umum, pasar harus dapat diakses oleh masyarakat umum agar

keberlangsungan pasar tersebut dapat terjamin. Agar dapat di akses dengan baik,

suatu pasar harus berada pada lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh konsumen

yang ingin berbelanja kesana. Penentuan lokasi pasar ini sangat penting.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kartawidjaja (2001:9) bahawa “lokasi

merupakan konsep geografi terpenting karena dapat menunjukan lokasi suatu tempat, benda, atau gejala di permukaan bumi”.

Jika dilihat dari segi lokasi, pasar biasanya cederung mendekati lingkungan

pemukiman penduduk. Dalam penentuan lokasi pasar, diperlakukan adanya

pertimbangan terhadap beberapa faktor, yaitu jarak dari pemukiman penduduk,

transportasi, topografi, dan persebaran penduduk. Jika dalam pemilihan lokasi pasar

sudah dinilai tepat, maka akan memberikan kemudahan bagi suatu pasar dan

pasar-pasar lainnya untuk saling berinteraksi, begitu pula kemudahan bagi penduduk.

Pasar sebagai pusat perbelanjaan sehari-hari, juga harus memperhatikan

faktor-faktor daya tarik pasar terhadap konsumen. Sehingga pasar tersebut dapat

berkembang dengan baik. Sebagaimana yang dikemukakan Parnida (2006:13)

mengenai daya tarik pasar:

Merupakan daya tarik yang ditimbulkan oleh pasar itu sendiri. Semakin besar daya tarik suatu pasar maka semakin banyak pula orang yang akan berbelanja ke pasar tersebut. hal ini dikarenakan pasar tersebut mampu memberikan kepuasan secara psikologis dan ekonomis bagi konsumen.

Daya tarik pasar diantaranya adalah aksesbilitas menuju pasar, kondisi pasar,

(3)

interaksi pedagang. Jika semua pedagang memiliki aspek tersebut maka,

perkembangan dan perekonomian pasar akan terjamin. Sebaliknya, jika pasar yang

tidak memiliki daya tarik maka akan di tinggalkan oleh konsumen dan pasar tersebut

tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan pasar tersebut dapat ditutup karena

jumlah pedagang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah konsumen yang datang

ke pasar tersbut. Dalam hal ini pengelola pasar harus memberikan pelayanan yang

memadai agar dapat menarik konsumen untuk mengujungi pasar tersebut.

Diberbagai daerah baik dalam lingkup desa maupun lingkup yang lebih luas lagi

yaitu kecamatan maupun kabupaten, pasar telah menjadi bagian penting dalam

menunjang kebutuhan masyarakat. Penetuan hirarki pasar dapat melihat

keterjangkauan pelayanan yang dapat dilakukan oleh pasar untuk memenuhi

kebutuhan masyrakat yang berada di sekitar lokasi pasar.

Menurut data yang di peroleh dari PD.Pasar Kota Bandung, Kota Bandung

memiliki dua pasar Induk. Pasar induk yaitu pasar yang dalam kegiatannya

merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan pusat penyimpanan

bahan-bahan pangan untuk disalurkan ke pasar-pasar lain. Pasar Induk Gedebage dan Pasar

Induk Caringin yaitu pasar induk yang dimiliki oleh Kota Bandung. Pasar Induk

Gedebage dan Pasar Induk Caringin merupakan pasar yang memiliki karakteristik

dan fungsi yang sama.

Pasar Induk Gedebage berlokasi di sebelah timur Kota Bandung bertepatan di

Kecamatan Panyileukan Kota Bandung. Kondisi jalan menuju Pasar Induk Gedebage

kurang baik, karna Pasar Induk Gedebage termasuk daerah yang sangat rentan tekena

banjir. Pasar Induk Gedebage menyediakan 246 kios dengan luas pasar 4 Ha, tetapi

pada kenyataanya hanya 200 kios saja yang digunakan oleh pedagang di Pasar Induk

Gedebage. Para pedagang lebih memilih berjualan dengan membuat lapak baru di

tepian jalan pasar. Pasar Induk Gedebage melayani konsumen selama 24 jam sehari.

Tetapi konsumen ramai mengunjungi pasar itu pada saat menjelang subuh, karna

barang-barang dengan kualitas paling baik baru di antar oleh distributor pada saat

(4)

mayur, ikan kering atau ikan asin dan beras dalam jumlah besar. Jika melihat kondisi

kebersihan Pasar Induk Gedebage sangat kumuh.

Pasar Induk Caringin yaitu pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta.

Pedagang yang ada di Pasar Induk Caringin awal mulanya berasal dari Pasar Induk

Ciroyom yang dipindahkan karna mengganggu kelancaran laju lalulintas disekitar

Pasar Ciroyom. Pasar Induk caringin memiliki luas 12,7 Ha menyediakan 420 kios

yang dapat digunakan dalam kegaiatan jual beli. Pasar Induk Caringin menyediakan

beberapa kebutuhan konsumen seperti buah-buahan, sayur mayur, ikan basah, daging,

beras, alat tulis kantor (ATK). Pasar Induk Caringin melayani konsumen pada malam

hari terutama pedagang daging dan ikan basah. Untuk pedagang lainnya seperti

pedagang alat tulis kantor (ATK), buah-buahan dan sayur mayur melayani konsumen

hampir 24 jam, tetapi tidak seluruh pedagang melayani konsumen hanya beberapa

pedagang saja yang buka, karna konsumen yang datang ke Pasar Induk lebih sedikit

dibandingkan malam hari. Untuk kondisi kebersihan Pasar Induk Caringin cukup

terbilang baik, juga dalam pengelolaan fasilitas-fasilitas yang mendukung

kenyamanan konsumen dalam berbelanja seperti lahan parker cukup baik.

Berangkat dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “STUDI KOMPARASI PASAR INDUK GEDEBAGE DENGAN PASAR INDUK CARINGIN KOTA BANDUNG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, dirumuskan kedalam beberapa

pertanyaan dibawah ini :

1. Bagaimana kondisi fisik Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk

Caringin ?

2. Bagaimana manjemen di Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk

Caringin ?

3. Bagaimana karakteristik konsumen dan pedagang di Pasar Induk Gedebage

(5)

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan fisik di Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin.

2. Mengetahui manajemem pasar yang ada di Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin.

3. Mengetahui perbedan karakteristik konsumen dan pedagang di Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka diharapkan member nilai guna

diantaranya yaitu :

1. Sebagai suatu perbandingan untuk meningkatkan kualitas pasar agar dapat lebih

menarik konsumen yang berkunjung ke pasar induk.

2. Sebagai bahan masukan kepada pedagang sekitar agar dapat melakukan

upaya-upaya untuk meningkatkan fasilitas dan aksesbilitas yang ada di pasar induk.

3. Sebagai rekomendasi kepada pemerintah serta pihak-pihak yang terkait untuk

peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB I

Pendahuluan yaitu memaparkan latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II

Kajian Pustaka yaitu menguraikan teori-teori yang relevan berkaitan dengan

pengertian pasar, jenis-jenis pasar, daya tarik pasar, teori lokasi, teori aksesibiltas

dan teoridaya dukung

(6)

Metode Penelitian yaitu menjelaskan cara-cara yang ditempuh dalam penelitian.

Hal tersebut berisi lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian,

metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, , teknik pengumpulan

data, dan teknik analisis data.

4. BAB IV

Hasil danPembahasan yaitu mendeskripsikan mengenaihasil yang didapat dari

penelitian di lapangan disesuaikan dengan rumusan masalah pada Bab I dan

pembahasan mengenaihasil penelitian yang didapat berdasarkan teori-teori yang

terdapat pada Bab II.

5. BAB V

Kesimpulan dan Saran yaitu menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah dan

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Lokasi Absolut

Kota Bandung terletak diwilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu Kota Provinsi.

Secara astronomis Kota Bandung terletak diantara 107o36’ BT dan 6o55’ LS.

Sedangkan secara administrative, Kota Bandung berbatasan dengan daerah :

a. Di sebelah barat berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung

Barat.

b. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat (Kecamatan

Cisarua, Kecamatan Lembang, Kecamatan Cimenyan, Kecamatan

Cilengkrong).

c. Disebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung

d. Disebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Buah batu, Kecamatan

Margaasih, Kecamatan Margahayu, dan Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten

Bandung

2. Lokasi Relatif

Pasar Induk Gedebage berada di bagian timur Kota Bandung, Pasar Induk

Gedebage berlokasi di Jln. Soekarno Hatta Km 125, Bandung, untuk mencapai lokasi

tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum yaitu angkutan umum

trayek Simpang Dago – Panyileukan dengan warna pink, angkutan umum trayek

Dipatiukur – Panghegar dengan warna putih dengan strip kunin), angkutan umum

trayek Stasiun Hall – Gedebage dengan warna hijau muda, angkutan umum trayek

Majalaya – Gedebage dengan warna hijau tua strip merah dan Cicadas – Cibiru

dengan warna hijau tua strip putih.

Pasar Induk Caringin berada di bagian barat Kota Bandung, Pasar Induk

Caringin berlokasi di Jln. Soekarno Hatta Km 23, untuk mencapai lokasi tersebut

(8)

Caringin – Dago dengn warna oranye, angkutan umum trayek Sadang Serang –

Caringin berwarna biru muda dengan stirp hijau tua.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2008:17) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemdian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah pasar induk yang berada di Kota Bandung yaitu

Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:118) menjelaskan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel yang di

ambil dalam penelitian ini yaitu Pasar Induk, di Kota Bandung terdapat dua Pasar

Induk yaitu pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin. Dalam penelitian ini

untuk mengambil sampel wilayah dan sampel responden konsumen yang berada di

Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin.

a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah yang diambil adalah di Pasar Induk Gedebage dengan Pasar

Induk Caringin.

b. Sampel Responden

Sampel responden pada penelitian ini terbagi dalam dua kelompok, yaitu

responden konsumen, dan sampel responden pedagang yang berada di Pasar

Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin:

1.) Sampel Responden Konsumen

Sampel responden pada penelitian ini yaitu responden konsumen, yang

berada di Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin. Penarikan sampel

(9)

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”. Sampel konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengunjungi daerah penelitian dalam waktu yang sama dengan

peneliti. Jumlah sampel yang di ambil yaitu 40 orang atau responden di

masing-masing pasar.

2.) Sampel Responden Pedagang

Pada sampel responden pedagang diambil dengan menggunakan teknik

sampel acak sederhana (simple random sample) dimana dalam pengambilan

sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di dalampopulasi sehingga subjek

dianggap sama.

Untuk menentukan besarnya sampel, Sumatmadja (1988:113) mengatakan bahwa “untuk menentukan besarnya sampel tidak ada ketentuan yang pasti, besar angkanya dapat berkisar 10-25%. “Sejalan dengan pendapat di atas, Tika (2002:33) menjelaskan bahwa “belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel. Namun, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan

dapat mewakili distribusi normal adalah 30.” Untuk penelitian ini diambil 40

responden dari konsumen dan pedagang untuk menghindari kekurangan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini

C. Metode Penelitian

Denial (2007: 50) menjelaskan bahwa “metode pada dasarnya merupakan alat

yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam tulisan ilmiah metode adalah

kuncinya, jika metodenya keliru maka bahasan dan subtansinya tidak akan diperoleh”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif adalah metode yang mendeskripsikan atau menggambarkan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antar

fenomena yang ada di daerah penelitian. Penelitian tidak terbatas hanya sampai pada

(10)

sendiri. Menurut Tika (2005:4) tujuan dari penelitian deskriptif ini mengarah pada

“Pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan

mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis”.

Adapun ciri-ciri dari penelitian deskriptif ini yang di kemukakan oleh Narbuko

dan Achmadi (2004:44) yaitu :

1. Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bias mengajukan

hipotesis atau tidak.

2. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam datanya, penentuan

sampelnya, penentuan metode, pengumpulan datanya, melatih para tenaga

lapangan dan sebagainya

3. Mengumpulkan data

4. Menyusun laporan

D. Varibael Penelitian

Sugiyono (2008:118) ,mengemukakan bahwa “variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat, atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel tunggal, dalam variabel ini terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan penelitian ini. Yang

[image:10.612.164.478.530.699.2]

di jelaskan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

No Variabel Indikator

1 Komparasi Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Kota Bandung Fisik

a. Lokasi

b. Aksesibilitas

c. Daya Tampung

2 Manajemen

d. Sejarah

e. Tujuan dan Visi

f. Setting Keruangan

(11)

E. Definisi Operasional

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Komparasi Pasar Induk Gedebage dengan Pasar Induk Caringin Kota Bandung“. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proposal penelitian ini, maka penulis menggunakan definisi

operasional mengenai judul tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Studi Komparasi

Dalam penelitian komparasi, dijelaskan Sudjud dalam Pabundu Tika (2002:236).

Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang.. dapat juga membandingkan

kesamaan pandangan dan perubahan pandangan-pandangan orang, grup atau Negara,

terhadap kasus, terhadap orang atau terhadap ide-ide. Dalam penelitian ini akan

mengemukakan perbandingan persamaan atau perbedaan dalam segi lokasi

(aksesibilitas) maupun daya dukung yang ada di Pasar Induk Gedebage dengan Pasar

Induk Caringin.

2. Pasar Induk

Pasar yang dalam kegiatannya merupakan pusat kegiatan, pusat pelelangan, dan

pusat penyimpanan barang-barang pangan untuk disalurkan pada pasar-pasar lain.

Menurut Setiadi (2000:5) merupakan pusat penampungan barang sebelum

didistribusikan ke pasar umum atau ke pengecer. Di pasar ini akan terjadi transaksi

harga antara pedagang daerah dengan penampung/agen/pemilik kios.

3. Lokasi (Aksesibilitas)

Salah satu faktor menentukan suatu lokasi menarik atau tidak menarik untuk

dikunjungi adalah tingkat aksesibilitas. Menurut Tarigan (2008:78) “tingkat

aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya”. Menurut pendapat James J. Spillane (1997:38) “Aksesibilitas adalah: Kemampuan untuk mencapai suatu tujuan wisata tertentu dapat lebih mudah atau lebih sulit untuk menjangkaunya. Aksesibilitas ini dapat diukur

dengan beberapa parameter yaitu kondisi (keadaan jalan), kemiringan jalan, jaringan

(12)

Tingkat aksesibilitasi antara lain dipengaruhi oleh jarak tempuh, kondisi jalan,

waktu tempuh, kondisi jalan dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui

jalan tersebut (Tarigan 2008:78).

a. Jarak Tempuh

Jarak tempuh adalah jarak yang dibutuhkan untuk menjangkau atau mencapai

satu waktu dalam satuan meter (m) ataupun kilo meter (km) dari satu tempat ke

tempat lainnya.

b. Kondisi Jalan

Suatu kondisi atau keadaan jalan baik dalam keadaan rusak maupun keadaan

baik.

c. Waktu Tempuh

Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjangkau atau

mencapai satu jarak dalam satuan menit atau jam dari satu tempat ke tempat

lainnya.

d. Jenis Transportasi

Kendaraan yang digunakan konsumen untuk menjangkau lokasi Pasar Induk.

4. Daya Dukung

Menurut Catton dalam Daya Tampung Wilayah (1990:4),”Daya dukung adalah kondisi maksimum suatu daerah untuk menyokong individu suatu spesies secara terus menerus”. Kemudian daya dukung suatu wilayah atau daerah biasanya meliputi faktor pembatas seperti air, nutrisi dan sebagainya. Selain lingkungan

dimensi social dan ekonomi penting dalam menentukan daya dukung sebuah daerah.

Selain itu, Dinas Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam Daya Tampung

Wilayah (1990:3), mendefinisikan daya dukung sebagai suatu ukuran individu dari

suatu spesies yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu. Dalam penelitian ini

akan dikemukakan mengenai jumlah konsumen yang dapat didukung oleh jumlah

(13)

F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam proses pengumpulan data

dilakukan dengan alat pengumpul data yang dikenal dengan instrumen data. Dalam

penelitian ini teknik dan instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data

dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

1. Observasi lapangan

Observasi lapangan merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau

fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi lapangan ini berpedoman

pada ceklist. Adapun yang diobservasi yaitu kondisi Pasar Induk Gedebage dan

Pasar Induk Caringin termasuk didalamnya fasilitas pasar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab

yang dikerjakan dengan sitematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian

Wawancara dilakukan pada konsumen di Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk

Caringin dengan menggunakan pedoman wawancara. Sebelum membuat

pedoman wawancara terlebih dahulu di membuat kisi-kisi instrumen yang nanti

akan ditanyakan pada responden.

3. Studi Dokumentasi,

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder tetang masalah

penelitian yaitu monografi, serta untuk pengambilan bukti berupa gambar daerah

penelitian dengan menggunakan kamera.

4. Studi Literatur

Studi literature merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku ataupun dari hasil penelitian

(14)

G. Alat dan Bahan

Alat dan bahan merupakan komponen penting dalam menunjang jalannya

penelitian, baik mulai dari tahap pengumpulan data hingga dengan tahap analisis data.

Adapun beberapa Alat dan Bahan yang dibutuhkan dipaparkan berikut ini.

1. Alat yang digunakan, yaitu terdiri dari :

a. Perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah notebook jenis Aspire One

dan printer XP DESKAJET 1000, dimana hasil akhirnya adalah berupa data

visual (berupa gambar) serta hasil analisis penelitan yang dilakukan.

b. Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah MapInfo Professional 10.5

untuk membuat peta-peta dan SPSS 18.

c. Kamera digital Canoon 12 Mega Pixel, untuk mengambil gambar dari sampel

objek kajian dan daerah penelitian.

d. Alat tulis

2. Bahan yang digunakan, yaitu terdiri dari :

a. Peta Batas Administrasi dari JPEG Peta Batas Administrasi Kota Bandung.

b. Peta Sampel yaitu lokasi Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin.

c. Pedoman wawancara, adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam

melakukan wawancara pada konsumen dan pedagang di Pasar Induk Gedebage

dan Pasar Induk caringin.

d. Kuesioner (angket), adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar

pertanyaan tertulis kepada konsumen dan pedagang yang mengunjungin Pasar

Induk.

e. Bahan tambahan dari buku dan internet untuk menunjang saat proses penelitian

dan pengolahan data.

H. Teknik Analisis Data

1. Tabulasi data

Data yang terkumpul kemudian di tabulasi dengan menggunakan data yang

(15)

pedoman wawancara. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan kode dari

setiap jenis instrument pengumpul data yang selanjutnya dimasukkan kedalam

bentuk data grafik atau tabel.

2. Analisis Data

Dalam penelitian komparasi, dijelaskan Sudjud dalam Pabundu Tika

(2002:236). Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan

dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang.. dapat juga

membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan pandangan-pandangan

orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang atau terhadap ide-ide.

Sebelum menganalisi data, terlebih dahulu menganalisis persebaran

penduduk yang berada di sekitar wilayah Pasar Induk Gedebage dengan Pasar

Induk Caringin Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Christaller mengenai

Hirarki Pasar.

Setelah melihat persebaran konsumen di kedua Pasar Induk tersebut

selanjutnya menganalisis data yang di dapat dari proses wawancara. Analisis

data adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk data dalam hubungan dengan

keperluan menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Dengan

pengolahan data yang dimaksud untuk mengubah data kasar menjadi data yang

lebih halus dan bermakna.

Berdasarkan pernyataan Suwarno (1987) di atas maka dalam analisis data

yang digunakan dalam penelitian komparasi ini adalah analisis data kuatitatif,

yaitu analisis yang mengenai pengumpulan fakta yang menggambarkan

persoalana dengan menggunakan perhitungan secara statistic. Sebagaimana

dijelaskan oleh Suwarno bahwa:

Secara sederhana statistic yang sering digunakan dalam ilmu-ilmu social berkisar pada: 1) meringkas hasil observasi variabel univariate (tunggal); 2) menggambarkan hubungan relasi atau asosiasi; 3) membuat keputusan (inference).

Perhitungan analisis data yang digunkan dalam penelitian ini diantaranya

(16)

a. Perhitungan Presentase

Data yang dipergunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan

teknik berdasarkan perhitungan presentase. Presentase merupakan teknik analisi

data yang digunakan untuk penelitian yang bersifat deskripsi. Data yang

terkumpul kemudian dipresentase yang akan ditafsirkan dalam bentuk kalimat

sebagai bentuk kualitatif. Ada pun rumus yang digunakan dalam presentase

adalah :

Keterangan :

P = presentase

f = frekuensi tiap kategori jawaban n = jumlah keseluruhan responden/data

Kriteria penilaian skor yang digunakan berdasarkan pada kriteria sebagai

berikut, dapat dilihat pada Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Skor. Angka yang di

masukan ke dalam rumus presentase di atas merupakan data yang diperoleh dari

hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil perhitungan

[image:16.612.168.473.452.593.2]

tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Skor

Nilai (%) Kriteria Penafsiran

0 % Tidak ada

1-24 % Sebagian kecil

25-49 % Kurang dari setengahnya 50 % Setengahnya

51-74 % Lebih dari setengahnya 75-99 % Sebagian besar

100 % Seluruhnya

Sumber: Suharsimi Arikunto (1991:57)

b. Uji Beda T-Test

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan statistik.

Analisis yang digunakan ialah Uji Beda T-Test. “Uji Beda T-Test dengan sampel

(17)

saling independen, yaitu melalui Independent-Sampel T Test” (Pramesti, G, 2006 :

84). Uji ini untuk menguji apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki

rata-rata yang berbeda. Jadi tujuannya adalah membandingkan rata-rata-rata-rata dua Pasar Induk

yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya. Apakah kedua Pasar Induk

mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan.

Hal pertama yang perlu diketahui ialah karakteristik lokasi, konsumen dan

pedagang kedua Pasar Induk tersebut dengan mengidentifikasi dari berberapa aspek

penting seperti lokasi (aksesibilitas) dan daya dukung yang berada di pasar Induk.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan yang ada di Pasar Induk Gedebage dengan

Pasar Induk Caringin diperlukan Uji Beda T-Test. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara perhitungan yang dikemukakan oleh Sudjana, (2005 : 239 dan 241) yaitu sebagai

berikut :

1. Jika kedua simpangan baku sama, tetapi tidak diketahui, maka statistik yang digunakan adalah :

Keterangan :

t = Nilai t yang dihitung

s = Simpangan baku/standar deviasi ̅ = Nilai rata-rata data ke 1

̅ = Nilai rata-rata data ke 2 = Jumlah anggota sampel ke 1 = Jumlah anggota sampel ke 2

2. Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi kedua populasi berdistribusi normal, dan kedua-duanya tidak diketahui, maka menggunakan statistik

sebagai berikut :

̅ ̅ √

(18)

Keterangan :

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam penenempatan

sebuah lokasi perdagangan, dalam hal ini adalah penempatan lokasi pasar induk.

Pasar induk merupakan pasar berskala regional yang berfungsi melayani

pasar-pasar lokal, baik yang ada didalam kota maupun luar kota. Sehubungan dengan

fungsinya tersebut, sebuah pasar yang menjadi pusat bagi pasar-pasar lainnya

harus memiliki lokasi yang strategis dan aksesibilitas yang mudah, yang bisa

memberikan kenyamanan bagi konsumen dan pedagang dari dan menuju pasar

tersebut. Serta manjemen yang baik pun menjadi salah satu faktor pendukung

keberlangsungannya sebuah pasar dimana terlihat dari segi fasilitas yang

disediakan maupun kebersihan yang terlihat di lokasi pasar yang dapat

memberikan kenyamanan bagi pedagang dan konsumen yang berada di pasar

tersebut.

Berdasarkan hasil penelitianyang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa :

1. Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin merupakan pasar induk yang

berlokasi cukup strategis dikarenakan dekat dengan pemukiman warga dan untuk

penggunaan transportasi menuju lokasi pasar dapat dengan mudah diakses oleh

konsumen, tetapi perbedaanya Pasar Induk Caringin berlokasi dekat dengan

keramayan kota jika dibandingkan dengan Paasar Induk Gedebage yang berada di

sebelah timur Kota Bandung yang jauh dengan pusat keramain kota.

2. Pasar Induk Gedebage dan Pasar Induk Caringin memiliki keterjangkauan

pelayanan atau hirarki yang berbeda. Pasar Induk Gedebage berhirarki K=3 atau

yang dapat dikatakan hanya melayani konsumen atau wilayah 1/3 atau sekitaran

lokasi yang terdekat dengan Pasar Induk Gedebage. Konsumen yang

(20)

yang berada di Pasar Induk Gedebage seperti daerah Panghegar, Cibiru,

Ujungberung, Panyileukan, Cicaheum. Berbeda dengan Pasar Induk Caringin

yang berhirarki K=7 atau yang dapat dikatakan Pasar Induk Caringin

keterjangkauan pelayanan dapat melayani seluruh daerah di Kota Bandung

maupun luar Kota Bandung. Terlihat pada konsumen yang mengunjungi Pasar

Induk Caringin lebih banyak berasal dari luar Kota Bandung seperti daerah

Majalengka, Cirebon, Garut, Cimahi, Sukabumi,dll. Hal tersebut pun dipengaruhi

oleh lokasi Pasar Induk Caringin yang dekat dengan terminal kota yaitu Terminal

Leuwipanjang.

3. Daya tampung kedua pasar tersbut memiliki perbedaan, Pasar Induk Gedebage

hanya dapat menampung konsumen rata-rata sebanyak 162 konsumen dan Pasar

Induk Caringin dapat menampung konsumen rata-rata sebanyak 242 konsumen.

faktor tersebut dipengaruhi luas pasar dan ketersediaan kios pedagang kedua

pasar tersebut,

4. Manajeman di kedua pasar tersebut juga adanya sebuah perbedaan yang sangat

jauh jika dilihat dari jam operasional maupun zonasi berdagang. Sangat jauh

berbeda Pasar Induk Caringin lebih unggul dari segi manajemen dibandingkan

dengan Pasar Induk Gedebage yang manajemen pasarnya kurang terorganisir

dapat terlihat dari fasilitas yang di berikan dan kebersihan di lokasi pasar.

5. Kondisi di Pasar Induk Gedebage sangat berbeda jauh dengan kondisi di Pasar

Induk Caringin. Pasar Induk Gedebage dalam pengelolaannya kurang baik dilihat

dari kondisi dilingkungan pasar yang terlihat kumuh diakibatkan banyak

pedagang yang tidak memakai kios yang disediakan oleh pengelola pasar. Para

pedagang lebih memilih membuat lapak baru dibadan jalan. Pada pengelolaan

sampah dan drainasenya pun sangat buruk diperparah dengan lokasi Pasar Induk

Gedebage yang rawan banjir mengakibatkan banyak sampah yang berserakan

dimana-mana. Berbeda dengan Pasar Induk Caringin kondisi pasar lebih baik jika

dibandingkan dengan Pasar Induk Gedebage, kondisi tersebut didukung dengan

(21)

Caringinpun terlihat lebih rapih karna para pedagang yang taat pada peraturan

yang di terapkan oleh penegelola.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi

sebagai berikut:

1. Realisasi rencana Pemerintah Kota Bandung dalam upaya melakukan

pengembangan kota ke arah timur Kota Bandung, dengan wilayah Gedebage

sebagai pusat primer inti kota setelah pusat kota, yang dimaksudkan untuk

meningkatkan ekonomi disebelah timur Kota Bandung agar adanya pemerataan

tiap daerah di Kota Bandung.

2. Kerjasama pihak pemerintah dan swasta sebagai pengelola, meningkatkan srana

dan prasarana pasar, baik secara kualitas maupun kuantitas untuk mendukung

kenyamanan konsumen dan pedagang selama berada di dalam pasar,

3. Pembinaan terhadap para pedagang untuk merubah kebiasaan buruk dalam

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I. dan Mryani, E. (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan

Geografi FPIPS IKIP Bandung

Asti, N.2008. Daya Tarik Pasar dan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Mobilisan:

Studi Kasus di Pasar Kadipaten Kabupaten Majalengka : Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI : Tidak diterbitkan.

Hurriyati, R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung :

CV.ALFABETA .

Kartawidjaja dan Maryani (1996). Pengantar Geografi Regional. Bandung: Diktat

Jurusan Pendidikan Geografi – FPIPS UPI

Parnida Nurhaspak, I. (2006). Analisis Pasar Di Kecamatan Maja Kabupaten

Majalengka. Skripsi: Jurusan Pendidikan Geografi-FPIPS UPI Bandung.

Peraturan Daerah Kota Bandung No.20 Tahun 2001

Ruchyatana, D. 2010. Analisis Persebaran Cafe di Kawasan Dago Kota Bandung:

Skripsi pada Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI : Tidak diterbitkan.

Sadeli, M., Ukas, M. (2000). Pengantar Bisnis Ilmu Menjual. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Sumaatmadja. N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisisis

Keruangan.Bandung, Alumni

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Tarigan. Robinson (2008). Perencanaan Pembangunan Wilayah.Jakarta: Bumi

Aksara.

Tika, Pambudu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Skor

Referensi

Dokumen terkait

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari